I. PREPARAT SUPRAVITAL EPHITELIUM MUKOSA MULUT
A. Tujuan1. Membuat preparat supravital epietel mukosa mulut
dengan menggunakan pewarnaan methylen blue.2. Menganalisis hasil
pembuatanpreparat sementara supravital epitel mukosa.
B. Tinjauan Pustaka1. Preparat supravitalUntuk membuat preparat
jaringan segar menggunakan metode supravital. Metode supravital
merupakan suatu metode untuk mendapatkan sediaan dari sel atau
jaringan yang hidup. Zat warna yang biasa dipakai untuk pewarnaan
supravital adalah janus green, neutral red, methylene blue, dengan
kosentrasi tertentu. Preparat supravital merupakan preparat yang
bersifat sementara sehingga harus segera diamati dengan mikroskop
setelah pembuatan preparat tersebut selesai.
2. Ephitelium mukosa mulutJaringan epitelium (epithelial tissue)
terdapat dalam wujud lapisan-lapisan sel yang terkemas dengan
rapat. Pada banyak epitelium, sel-sel tersebut dipatri menjadi satu
olehtight junction(persambungan ketat). Permukaan bebas pada
epitelium itu terpapar ke udara atau cairan, sementara sel-sel yang
berada di bagian dasar rintangan itu melekat ke suatu membran basal
(Campbell, 2004).Sel-sel epitel mukosa mulut terdiri dari empat
lapisan berturut-turut dari yang paling dalam ke permukaan yaitu
lapisan germinativum/basalis, lapisan spinosum, lapisan granulosum
dan lapisan corneum. Stratum basalis terdiri dari selapis sel
berbentuk kubus yang berbatasan dengan lamina propia dan mengandung
sel-sel induk yang secara kontinyu bermitosis dan anak selnya
dikirimkan ke lapisan yang lebih superfisial. Stratum spinosum
terdiri dari beberapa lapis sel berbentuk bulat atau oval dan
mempunyai karakteristik sel yang mulai matang. Stratum granulosum
terdiri dari beberapa lapis sel yang lebih gepeng dan lebih matang
dari stratum spinosum dan mengandung banyak granula keratohyalin
yang merupakan bakal sel keratin. Stratum corneum terdiri dari
selapis atau berlapis-lapis sel (tergantung regio) berbentuk pipih
yang tidak berstruktur dan tidak mempunyai inti sel. Mukosa mulut
dapat dikelompokkan menjadi tiga tipe yaitu mukosa pengunyahan,
mukosa penutup dan mukosa khusus. Mukosa pengunyahan terdapat di
regio rongga mulut yang menerima tekanan kunyah seperti gusi dan
palatum durum. Jaringan epitelnya parakeratinised (mempunyai
lapisan keratin tipis yang beberapa selnya ada yang masih memiliki
inti sel yang tidak sempurna). Mukosa penutup terdapat pada dasar
mulut, permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan pipi,
palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali gusi. Tipe epitelnya
nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin). Mukosa khusus
terdapat pada dorsum lidah, tipe epitelnya ortokeratinised
(memiliki lapisan keratin yang tebal yang terdiri dari sel-sel yang
sudah tidak berinti) (Puspitawati, 2003). Perbandingan antara sel
basal-parabasal, sel intermediet, dan sel superfisial disebut
indeks maturasi. Pada kondisi normal, jumlah sel pada lapisan
superfisial sesuai dengan jumlah sel pada lapisan sel basal (Naib,
1970).
C. Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum pembuatan
serta analisis preparat supravital ephitelium ukosa mulut adalah
gelas benda, gelas penutup, sendok kecil, tissue/serbet, jarum
pentul, kipas angin, botol flakon, kertas label, alat tulis,
mikroskop, dan kamera digital. Serta bahan yang digunakan adalah
alcohol 70%, zat warna supravital (methylen blue 0,25%) dalam
larutan garam fisiologis, dan epithelium mukosa mulut.
D. Prosedur Satu tetes zat warna supravital (methylen blue
0,25%) dalam larutan garam fisiologis diteteskan di atas gelas
benda yang bebas lemak dengan jarak 1,5 cm dari sebelah kiri denagn
menggunakan pipet. Epithelium mukosa mulut diambil dengan
menggunakan sendok steril dan diletakkan diatas zat warna
supravital tersebut, kemudian ephitelium mukosa mulut yang sudah
diletakkan dengan segera diratakan dengan menggunakan 2 buah jarum
pentul/tusuk gigi. Gelas penutup pada bagian sisi kirinya
diletakkan di sebelah kiri specimen dengan sudut 45o dan ditutupkan
secara hati-hati di atas bahan dengan menggunakan jarum pentul
untuk penahan dan pengatur gelas penutup, sehingga gelas penutup
tepat pada specimen tanpa adanya gelembung udara serta gelas
penutup letaknya sesuai. Preparat diamati dengan menggunakan
mikroskop dengan perbesaran lemah lalu kuat, serta difoto dengan
kamera digital dan dianalisis hasilnya.E. Hasil Pengamatan
SitoplasmaInti selMembrane sel ephiteliumF.
PembahasanBerdasarkan hasil pengamatan praktikum pembuatan dan
analisis preparat supravital ephitelium mukosa mulut didapat hasil
seperti pada gambar hasil pengamatan. Berdasarkan hasil pengamatan
menggunakan mikroskop, epitelium mukosa mulut merupakan epitelium
pipih berbentuk bulat. Dalampengamatan preparat mukosa mulut dengan
metode supravital danmenggunakanpewarnaan methelyn blue 0,25% dalam
larutan NaCl fisiologis 0,9%dapat diketahui bahwa preparat epitel
mukosa epitel dapatdiamatidengan baikpada perbesaran 10x10 kemudian
dilihat dengan perbesaran kuat (10x40), meskipun pada beberapa
tempat ada penumpukan sel epitel.Pengamatan dibawah mikroskop
sel-sel epitel terwarna biru agak keunguan.Nukleus sel epitel
terwarna lebih kuat menjadi lebih biru karena nukleus lebih mudah
untuk menyerap warna dan nukleus bersifat asam akan terwarna oleh
pewarna basa yaitu methylene blue. Saat pengamatan sel masih dalam
bentuk asalnya,tidak terjadi plasmolisis atau krenasi karena
menggunakan zat warna dengan pelarut cairan garam fisiologis 0,9%
yaitu pada kosentrasi yang isotonis dengan kosentrasi cairan tubuh.
Didalam preparat masih terdapat kotoran hal ini diduga berasal dari
kotoran yang ada di dalam mulut yang ikut terambil saat pengambilan
epitelium mukosa menggunakan sendok serta dari lensa mikroskop
sehingga mengganggu pengelihatan saat mengamati pada mikroskop. Sel
jika di bawah mikroskop ada yang memisah sendiri dan berkelompok
serta ada yang bertumpuk. Hal ini terjadi karena saat mengoleskan
sediaan dari tusuk gigi tidak merata dan kemungkinan pemberian zat
warna yang terlalu berlebih juga mempengaruhi letak sel dalam
preparat sediaan ini. Sel epitel yang terlihat berbentuk pipih.
Sebenarnya sel epitel mukosa mulut berbentuk pipih berlapis, tetapi
pada preparat tidak terlihat. Pada preparat hanya terlihat sel
pipih saja.Pada praktikum tersebut mengambil sampel pada bagian
ephitelium mukosa mulut pada pipi (dalam mulut). Ephitelium pada
bagian pipi merupakan bagian dari mukosa penutup yang terdapat pada
dasar mulut, permukaan inferior lidah, permukaan dalam bibir dan
pipi, palatum molle dan mukosa alveolaris kecuali gusi. Tipe
epitelnya nonkeratinised (tidak memiliki lapisan keratin).
G. KesimpulanBerdasarkan hasil pembahasan dan analisis dapat
disimpulkan sebagai berikut:1. Preparat sementara
epiteliummukosamulutdapat dibuat dengan metode supravital, pewarna
methylene blue0,25% dalam larutan NaCl 0,9%.2. Pewarnaan supravital
dengan zat pewarna methylene bluedapatmewarnai sel epitel mukosa
mulut dengan kontrassehingga dapatmembedakan bagian nukleus
denganbagian sel lain seperti sitoplasma.
H. Saran1. Sebaiknya sebelum melakukan praktikum mulut harus
dalam keadaan bersih, dapat dilakukan dengan berkumur terlebih
dahulu, sehingga tidak ada kotoran yang terambil saat pengambilan
epitelium mukosa mulut.2. Pada saat meratakan epithelium mukosa
mulut pada gelas benda, hendaknya benar-benar diperhatikan proses
perataannya agar tidak dihasilkan preparat yang
bertumpuk-tumpuk.
I. Daftar PustakaCampbell Neil, et al. 2004. Biologi. Edisi
Kelima. Jilid III. Jakarta: PenerbitErlangga.Rudyatmi E
2012.BahanAjarMikroteknik.Semarang: Jurusan Biologi
FMIPAUNNES.Subowo. 2006.Histologi Umum.Jakarta : PT Bumi
Aksara.Suntoro HS. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta: Penerbit
Bhratara Karya Aksara.
II. PREPARAT APUS DARAH
A. Tujuan1. Membuat preparat apus darah manusia menggunakan zat
warna Giemsa 3%.2. Menganalisis hasil pembuatanpreparat apus darah
manusia.B. Tinjauan Pustaka1. Preparat apusanPembuatan preparat
sediaan apus darah adalah untuk menilai berbagai unsur sel darah
tepi seperti eritrosit, leukosit, trombosit dan mencari adanya
parasit seperti malaria, microfilaria dan lain sebagainya. Ciri
sediaan apus yang baik :a. Sediaan tidak melebar sampai tepi kaca
objek, panjangnya1/2 sampai 2/3 panjang kaca.b. Mempunyai bagian
yang cukup tipis untuk diperiksa, pada bagian itu eritrosit
tersebar rata berdekatan dan tidak saling bertumpukan.c. Pinggir
sediaan rata, tidak berlubang-lubang atau bergaris-garis.d.
Penyebaran leukosit yang baik tidak berkumpul pada pinggir atau
ujungsedimen.
2. Darah (manusia)Darah merupakan suatu jenis jaringa ikat yang
terdiri atas beberapa jenis sel yang tersuspensi dalam suatu
matriks cairan yang disebut plasma. Secara keseluruhan darah dapat
dianggap sebagai jaringan pengikat dalam arti luas, karena pada
dasarnya terdiri atas unsur-unsur sel dan substansi interseluler
yang berbentuk plasma. Secara fungsional darah merupakan jaringan
pengikat dalam arti menghubungkan seluruh bagian-bagian dalam tubuh
sehingga merupakan integritas (Campbell, 2004). Fungsi darah yaitu
sebagai sistem transportasi yang mengalirkan oksigen ke
seluruhjaringan tubuh dan mengirimkan nutrisi yang dibutuhkan oleh
sel serta mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
di keluarkan melalui ginjal dan kulit. Darah jugaberperansebagai
pertahanantubuhterhadapseranganpenyakitdanracundalamtubuh dengan
perantaraan leukosit dan antibodi. Selain itu, darah juga
menyebarkan panas keseluruh tubuh. Kemampuan darah dalam
mengalirkan oksigen ke seluruh bagian tubuh tidak lepas dari adanya
hemoglobin. Hemoglobin merupakan protein dalam darah,terutama sel
darah merah yang mempunyai kemampuan mengikat oksigen
(Isnaeni,2006). Jumlah darah pada tubuh orang dewasa yaitu 4-5
liter dengan komposisi 55% plasmadarah dan 45% kospuskula. Plasma
darah mengandung sekitar 90% air dan berbagai
zatterlarut/tersuspensi di dalamnya. Di dalam plasma darah terdapat
sejumlah protein yang berperan sangat penting dalam menghasilkan
tekananosmotikplasma,sepertialbumin. Selain itu, di dalam plasma
darah terdapat bahan pembeku darah, immunoglobulin, hormon, dan
berbagai jenis garam (Campbell, 2004).
KomposisiDarah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula yang
membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma
darah.Korpuskula darah terdiri dari:a. Sel darah merah atau
eritrosit (sekitar 99%).Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel
ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari segi biologi.
Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah
merah juga berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang
kekurangan eritrosit menderita penyakit anemia. Keping-keping darah
atau trombosit (0,6 - 1,0%), bertanggung jawab dalam proses
pembekuan darah.
b. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)Leukosit bertanggung
jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal
virus atau bakteri. Leukosit bersifat amuboid atau tidak memiliki
bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita penyakit
leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita
penyakit leukopenia.
c. Plasma darahPada dasarnya adalah larutan air yang mengandung
: albumin, bahan pembeku darah, immunoglobin (antibodi), hormon,
berbagai jenis protein, berbagai jenis garam. ( Wikipedia, 2009
)
C. Alat dan BahanAlat yang digunakan dalam praktikum adalah
kapas, tissue, botol flakon, pipet tetes, jarum franke, gelas
benda, rak pewarnaan, bak pewarnaan, gelas ukur, kipas angin,
spuit, kertas label, alat tulis, mikroskop, dan kamera digital.
Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah alcohol 70%, darah,
fiksatif (metil alcohol), zat warna Giemsa 3% dan aquades dingin (
yang sebelumnya dididihkan hingga bersih).
D. Prosedur a. Tahapan Pemuatan Film Darah TipisUjung jari kiri
manis atau manis disiapkan deangan cara tangan dikipa-kipaskan kea
rah kaki kemudian jari diurut kea rah ujung jari dengan menggunakan
tangan kanan. Ujungg jari yang diipilih dan jarum franke
disterilisasi dengan kappa yang telah ditetesi alcohol 70%. Ujung
jari ditusuk dengan jarum tersebut, kemudian darah dikeluarkan
dengan cara diurut dengan tangan kanan. Tetesan darah prtama diusap
dengan kapas yang telah diberi alkohol dan tetesan darah berikutnya
diteteskan pada gelas benda A yang bebas lemak pada posisi 1,5cm
dari sisi pendek/tepi kanan gelas benda A. Gelas benda B yang sisi
pendeknya rata diambil dan ditegakkan di sebelah kiri tetesan darah
dengan kemiringan gelas benda B sebesar 45o. Gelas benda B ditarik
dengan cepat kea rah tetesan darah (ke kanan) sehingga terjadi
kapilaritas dan tetesan darah merata di ujung sisi pendek gelas
benda B. Gelas benda B didorong kea rah kiri/ujung kiri gelas
benda.b. Tahapan pewarnaan dengan metode RomanowskiTahapan
persiapan dipastikan sudah sempurna dimana gelas benda dengan film
darah pada rak pewarnaan di atas bak pewarnaan benar-benar sudah
kering. Semua permukaan film darah difiksasi dengan cara meneteskan
fiksatif yaitu metil alcohol keseluruh permukaan film dengan
menggunakan pipet dan didiamkan selama 5 menit. Kemudian dikering
anginkan sampai kering menggunkan kipas angin. Selanjutnya tahapan
pewarnaan dengan mengunakan zat warna Giemsa 3% diteteskan ke
seluruh permukaan film darah dengan menggunakan pipet dan didiamkan
selama 30-40 menit. Tahapan pencucian, seluruh permukaan film darah
ditetesi dengan aquades dingin yang sebelumnya dididihkan terlebih
dahulu sampai bersih dengan menggunakan pipet hingga semua zat
warna sisa hilang. Tahapan labeling, label yang telah
ditulis/dileik sesuai dengan identitas preparat yang bersangkutan
diletakkan pada ujung kanan gelas benda A dengan posisi memanjang.
Preparat diamati dengan menggunakan mikroskop dengan perbesaran
kuat, serta difoto dengan kamera digital dan dianalisis
hasilnya.
E. Hasil PengamatanGambarKeterangan
534211 : neutrofil2 : eosinofil3 : neutrofil4 : neutrofil5 :
eritrosit
F. PembahasanBerdasarkan hasil pengamatan menggunakan mikroskop
dengan perbesaran 10x40 diperoleh hasil yang cukup bagus dan cukup
representatif untuk diamati. Sel-sel darah terlihat cukup jelas.
Sel-sel darah yang terlihatyaitu sebagai berikut:1. Eritrosit
Eritrosit pada preparat terlihat berbentuk bikonkaf berwarna merah
tanpa intidengan bagian cekung di tengah (berwarna lebih
transparan) dan jumlahnya sangatbanyak.2. LeukositLeukosit yang
tampak dalam preparat yaitu:a. EosinofilEosinofil merupakan
leukosit granular yang dalam pengamatan terlihatmempunyai 2 lobus
dan berwarna biru.b.
NeutrofilNeutrofilmerupakanleukositgranularyangdalampengamatanterlihatmempunyai
3-5 lobus dan berwarna biru.Fiksatif yang digunakan adalah metil
alcohol yang berfungsi untuk mematikan sel tanpa merusak bentuk dan
strukturnya. Pewarna yang digunakan dalam pembuatan preparat apus
darah manusia adalah zat warna Giemsa. Giemsa merupakan zat warna
yang terdiri atas eosin dan metilen azur yang memberi warna merah
muda pada sitoplasma serta metilen blue yang memberi warna birupada
leukosit. Oleh karena itudapat diperoleh kekontrasan warna,
sehinggainti dari leukosit dapat teramati dengan jelas. Leukosit
berperan dalam pertahanan tubuh. Eritrosit berperan dalam
pengangkutan oksigen dan karbondioksida dimana eritrosit mengandung
hemoglobin (Hb) yang mana hemoglobin membuat eritrosit berwarna
merah. Secara keseluruhan, sel darah merah masih tampak menumpuk.
Hal ini disebabkan karena pada waktu proses pengapusan (pembuatan
lapisan tipis) darah kurang tipis hasilnya, sehingga sel darah
merah masih tampak menumpuk-menumpuk. Ketebalan film atau kurang
tipisnya lapisan darah disebabkan karena kesalahan pada saat
melakukan pengapusan yaitu pada saat mendorong kecepatannya tidak
konstan atau karena terlalu banyak darahyang diteteskan ke objek
gelas.
G. KesimpulanBerdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di
atas, maka dapat disimpulkansebagai berikut:1. Preparat apus darah
digunakan untuk melihat struktur sel penyusun darah yaitu
eritrosit, eosinofil dan neutrofil. Sel-sel darah yang tampak yaitu
eritrosit yang berwarna merah dan leukosit intinya terwarna biru
keunguan. Preparat terlihat menumpuk pada sisi tertentu.2.
Eritrosit pada preparat terlihat berbentuk bikonkaf berwarna merah
tanpa intidengan bagian cekung di tengah (berwarna lebih
transparan) dan jumlahnya sangatbanyak. Serta leukosit yang tampak
dalam preparat yaitu eosinofil merupakan yang leukosit granular
yang dalam pengamatan terlihatmempunyai 2 lobus dan berwarna biru
dan neutrofil merupakan leukosit granular yang dalam
pengamatanterlihatmempunyai 3-5 lobus dan berwarna biru.
H. Saran1. Untuk mendapatkan apusan darah yang tipis sebaiknya
meneteskan darah dalam jumlahyang tidak terlalu banyak.2. Untuk
mendapatkan hasil apusan yang bagus sebaiknya mengapus dengan
menggunakan gelas benda yang sisi pendeknya rata dan mengapus
dengan kecepatan konstan, sehingga diperoleh hasil apusan yang
tipis danmerata.3. Dalam proses pengeringanginan setelah pewarnaan
Giemsa, sebaiknya dipastikanpreparatbenar-benar sudah kering agar
zat warna Giemsa tidak lunturolehpencucian dengan akuadest dan
preparat terwarnai dengan baik.
I. Daftar PustakaAhira, Anne. 2011. Darah.
http://www.anneahira.com/pencegahanpenyakit/darah.htm diunduh pada
tanggal 03 November 2014.Campbell Reece. 2004. Biologi. Jakarta:
Erlangga.Isnaeni Wiwi. 2006.Fisiologi Hewan. Yogyakarta:
Kanisius.Rudyatmi Ely. 2014.Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang:
Jurusan Biologi FMIPA Unnes.