Top Banner

of 23

Preparasi Vit.c

Oct 07, 2015

Download

Documents

ggh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • ACARA IV

    OKSIDI-REDUKTOMETRI

    A. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Reaksi Oksidi-Reduksi merupakan rekasi kimia yang terdiri dari

    reaksi oksidasi dan rekasi reduksi. Reaksi oksidasi merupakan hilangnya

    satu atau lebih elektron oleh suatu atom, ion, atau molekul. Sedang reaksi

    reduksi adalah memperoleh elektron. Reaksi oksidasi sering kali terjadi

    pada bahan pangan yang mudah teroksidasi seperti bahan yang

    mengandung vitamin C.

    Vitamin C merupakan asam askorbat yang dapat teroksidasi menjadi

    dehidroasam askorbat. Vitamin C banyak terkandung dalam buah-buahan.

    Buah-buahan yang mengandung di antaranya adalah buah jeruk, apel,

    anggur, strawberry, jambu dan lain sebagainya. Vitamin C memiliki

    manfaat sebagai antioksidan yang dapat digunakan sebagai penangkal

    radikal bebas yang merugikan kesehatan manusia.

    Setiap manusia membutuhkan supplay vitamin C yang cukup untuk

    tetap menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Hal ini mendorong

    manusia untuk menciptakan produk makanan ataupun minuman yang

    memiliki kandungan vitamin C yang cukup, misalnya dalam bentuk

    minuman instan dan sejenisnya. Saat ini beredar banyak minuman instan

    yang diklaim mengandung vitamin C yang cukup tinggi dengan berbagai

    variasi rasa buah, seperti produk-produk Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You

    C 1000 dan Protecal.

    Vitamin C dapat dianalisa kadarnya secara kuantitatif dengan

    menggunakan metode analisa iodimetri. Iodimetri merupakan titrasi

    redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi. I2

    merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat

    ditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa contoh zat yang

    sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+,

    As3+

    atau

  • N2H4. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod

    sebagai penitrat. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan

    dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion

    iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.

    Penetapan kadar vitamin C secara kualitatif dengan menggunakan

    metode iodimetri ini merupakan salah satu jenis analisa pangan yang

    sering dilakukan dan perlu dipahami oleh seorang teknisi pangan. Selain

    dalam penetapan kadar vitamin C metode iodimetri, reaksi redoks juga

    terjadi pada beberapa jenis analisa lain seperti analisa permanganometri.

    2. Tujuan Praktikum

    Tujuan dari Praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri di antaranya:

    a. Melakukan titrasi iodimetri secara langsung pada buah anggur, jeruk,

    Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You C 1000 dan Protecal.

    b. Menentukan kadar vitamin C secara langsung pada buah anggur,

    jeruk, Nutrisari, Ale-Ale, Frutang, You C 1000 dan Protecal.

    3. Waktu dan Tempat Praktikum

    Praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri ini dilaksanakan pada hari

    Jumat, tanggal 1 April 2011, pukul 15.00-17.00 WIB bertempat di

    Laboratorium Rekayasa Proses Pengolahan Pangan dan Hasil Pertanian,

    Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

    B. TINJAUAN PUSTAKA

    1. Tinjauan Bahan

    Anggur merupakan tanaman buah berupa perdu merambat yang

    termasuk ke dalam keluarga Vitaceae. Buah ini biasanya digunakan untuk

    membuat jus anggur, jelly, minuman anggur, minyak biji anggur dan

    kismis, atau dimakan langsung. Buah ini juga dikenal karena mengandung

    banyak senyawa polifenol dan resveratol yang berperan aktif dalam

    berbagai metabolisme tubuh, serta mampu mencegah terbentuknya sel

    kanker dan berbagai penyakit lainnya. Aktivitas ini juga terkait dengan

    adanya senyawa metabolit sekunder di dalam buah anggur yang berperan

  • sebagai senyawa antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas.

    Anggur memiliki banyak manfaat kesehatan karena mengandung berbagai

    jenis senyawa metabolit sekunder, terutama golongan flavonoid dan

    antosianin, serta resveratol. Penelitian lain mengungkapkan bahwa

    senyawa aktif di dalam anggur mampu meningkatkan kerja sel endotelial

    yang berperan dalam memperlancar aliran darah dalam arteri terkait

    dengan aktivitasnya terhadap sel-sel otot halus. Melalui mekanisme ini,

    risiko terkena serangan jantung dapat berkurang. Selain itu, anggur juga

    mengandung banyak senyawa antioksidan yang daya kerjanya lebih kuat

    daripada vitamin C dan vitamin E. Di dalam tubuh, senyawa flavonoid

    anggur dapat meningkatkan produksi lemak baik (HDL) sekaligus

    menurunkan trigliserida yang beredar di dalam darah (Anonima, 2011).

    Jeruk atau limau adalah semua tumbuhan berbunga anggota marga

    Citrus dari suku Rutaceae (suku jeruk-jerukan). Anggotanya berbentuk

    pohon dengan buah yang berdaging dengan rasa masam yang segar,

    meskipun banyak di antara anggotanya yang memiliki rasa manis. Rasa

    masam berasal dari kandungan asam sitrat yang memang menjadi

    terkandung pada semua anggotanya. Banyak anggota jeruk yang

    dimanfaatkan oleh manusia sebagai bahan pangan, wewangian, maupun

    industri. Buah jeruk adalah sumber vitamin C dan wewangian /

    parfum penting. Daunnya juga digunakan sebagai rempah-rempah

    (Anonimb, 2011).

    Frutang merupakan satu dari sekian banyak minuman yang ada di

    pasaran yang mampu membuat tenggorokan kita menjadi segar disaat

    dahaga muncul. Minuman ini dikemas dalam gelas kecil dengan ukuran

    330ml. Frutang ini diproduksi oleh PT. Tang Mas. Minuman ini harganya

    murah meriah dan sangat terjangkau oleh kocek siapapun juga. Minuman

    ini sangat praktis untuk dibawa kemana mana. cocok untuk kita yang

    hendak bepergian dan membutuhkan minuman yang menyegarkan dalam

    kemasan yang praktis dan ekonomis (Nomad, 2011).

  • You C 1000 termasuk minuman kesehatan yang didalamnya

    terkandung vitamin C sebanyak 1000 mg. Dengan minum You C 1000

    dapat membantu kita dalam memenuhi kebutuhan vitamin C terutama

    disaat masa penyembuhan sakit sariawan, flu dan demam, serta untuk

    merawat kulit. Akan tetapi meski aman dikonsumsi sebaiknya jangan

    banyak-banyak diberikan pada penderita maag dan hematokromatosis

    (pewarnaan jaringan dengan pigmen darah) (Gdindin, 2011).

    NutriSari merupakan salah satu produk PT Nutrifood Indonesia.

    NutriSari berasal dari sumber alam terbaik yang diproses dan dilindungi

    dengan teknologi modern untuk memastikan agar setiap konsumen tetap

    dapat menikmati kebaikan dari alam. Warna warni alami NutriSari akan

    memberikan nutrisi bagi kesehatan (Anonimc, 2011).

    Ale-ale adalah salah satu produk minuman, Ale-Ale mempunyai

    banyak rasa, salah satunya adalah rasa jeruk, rasa ini yang paling disukai

    di Ale-Ale, karena jeruknya benar - benar terasa, Ale-Ale banyak dijual di

    toko-toko terdekat. Banyak orang yang suka membeli Ale-Ale, kebanyakan

    adalah anak - anak dan para remaja, apalagi di setiap kemasan Ale-Ale

    berhadiah, Hadiahnya adalah gratis 1 Ale-Ale, tapi jika anda beruntung,

    caranya gosok pada bagian tutup dengan menggunakan uang logam

    (Anonimd, 2011).

    2. Tinjauan Teori

    Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan

    memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini

    juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam

    askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu

    menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya

    antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.

    Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini

    (Anonime, 2011).

    Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang diperlukan oleh tubuh

    dan berfungsi untuk meningkatkan sistem imunitas tubuh. Bila dalam

  • tubuh kebutuhan vitamin dan mineral mencukupi, maka segala jenis

    penyakit dapat dicegah. Mengkonsumsi vitamin C yang juga berfungsi

    sebagai antioksidan terbukti dapat menangkal virus-virus seperti virus flu,

    sehingga bila kita cukup memenuhi kebutuhan ini, maka kita akan lebih

    jarang mengalami flu (Anonimf, 2011).

    Asam askorbat secara luas terdistribusi di buah segar dan sayur. Asam

    askorbat terdapat pada buah jeruk seperti buah, jeruk, limau besar,

    semangka, anggur, arbei, strawberry, mangga, nanas, frambus dan cerry.

    Ini ditemukan di sayuran rindang hijau, tomat, brokoli, cabe hijau dan cabe

    merah, bunga kol dan kubis (Naidu, 2003).

    Sebagai sumber primer dari vitamin C diet adalah buah dan untuk

    beberapa sayuran secara luas. Taraf plasma dari vitamin C telah

    dipertimbangkan dari vitamin C masukan oleh konsumsi buah dan sayur.

    Penggunaan dari ulasan sistematis ini adalah untuk menyelidiki hubungan

    di antara vitamin C diet masukan yang diukur oleh berbeda metode diet

    dan taraf plasma dari vitamin C (Deghan, 2007).

    Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang

    menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom

    dalam sebuah reaksi kimia. Hal ini dapat berupa proses redoks yang

    sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida,

    atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana (CH4), ataupun ia

    dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh

    manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit. Istilah redoks

    berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan

    dengan mudah sebagai berikut: Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron

    oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Reduksi menjelaskan penambahan

    elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion. Walaupun cukup tepat untuk

    digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar.

    Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi

    karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi.

    Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan

  • oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam

    prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi,

    namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks"

    walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang

    melibatkan ikatan kovalen) (Anonimg, 2011).

    Reaksi oksidasi adalah peristiwa pelepasan elektron oleh suatu spesies

    kimia berupa unsur atau molekul, sedangkan reduksi adalah sebaliknya,

    yakni penerimaan elektron. Reaksi oksidasi dan reduksi selalu terjadi

    serentak sehingga disebut reaksi redoks. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi

    di mana terjadi serah terima elektron. Pada reaksi senyawa anorganik,

    serah terima atau perpindahan elektron dapat dilihat dengan jelas.

    Oksidator adalah penerima elektron (akseptor elektron), sedangkan

    reduktor adalah pemberi elektron (donor elektron) (Silalahi, 2006).

    Oksidasi (oxidation) ialah perubahan kimia di mana suatu atom atau

    kelompok atom melepaskan elektron, dan reduksi (reduction) ialah

    perubahan kimia di mana suatu atom atau kelompok atom menerima

    elektron. Definisi ini berlaku secara sederhana dalam hal unsur-unsur atau

    ion-ion unsur. Transformasi yang mengubah atom netral menjadi ion

    positif berlangsung dengan melepaskan elektron, dan karena itu, proses itu

    merupakan suatu proses oksidasi (Rosenberg, 1996).

    Bilangan oksidasi logam dalam senyawa logam transisi dapat

    bervariasi dari rendah ke tinggi. Bilangan oksidasi ini dapat berubah

    dengan reaksi redoks. Akibat hal ini, jarak ikatan dan sudut ikatan antara

    logam dan unsur yang terkoordinasi, atau antar logam, berubah dan pada

    saat tertentu keseluruhan struktur kompleks dapat terdistorsi secara

    dramatik atau bahkan senyawanya dapat terdekomposisi. Reaksi senyawa

    logam transisi dengan berbagai bahan oksidator atau reduktor juga sangat

    penting dari sudut pandang sintesis. Khususnya, reaksi reduksi digunakan

    dalam preparasi senyawa organologam, misalnya senyawa kluster atau

    karbonil logam. Sementara itu, studi transfer elektron antar kompleks,

    khususnya reaksi redoks senyawa kompleks logam transisi telah

  • berkembang. Taube mendapat hadiah Nobel (1983) untuk studi reaksi

    transfer elektron dalam kompleks logam transisi dan mengklasifikasikan

    reaksi ini dalam dua mekanisme. Mekanisme transfer elektron dengan

    ligan jembatan digunakan bersama antara dua logam disebut dengan

    mekanisme koordinasi dalam, dan mekanisme reaksi yang melibatkan

    transfer langsung antar logam tanpa ligan jembatan disebut mekanisme

    koordinasi luar (Saito, 2011).

    Iodimetri merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2

    dengan suatu agen pereduksi. I2 merupakan oksidator yang bersifat

    moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat

    terbatas, beberapa contoh zat yang sering ditentukan secara iodimetri

    adalah H2S, ion sulfite, Sn2+

    , As3+

    atau N2H4. Akan tetapi karena sifatnya

    yang moderat ini maka titrasi dengan I2 bersifat lebih selektif

    dibandingkan dengan titrasi yang menggunakan titrant oksidator kuat.

    Pada umumnya larutan I2 distandarisasi dengan menggunakan standar

    primer As2O3, As2O3 dilarutkan dalam natrium hidroksida dan kemudian

    dinetralkan dengan penambahan asam. Disebabkan kelarutan iodine dalam

    air nilainya kecil maka larutan I2 dibuat dengan melarutkan I2 dalam

    larutan KI, dengan demikian dalam keadaan sebenarnya yang dipakai

    untuk titrasi adalah larutan I3-

    .

    I2 + I

    - -> I

    3-

    Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam

    lemah sampai basa lemah. Pada pH tinggi (basa kuat) maka iodine dapat

    mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoiodat.

    I2 + 2OH- IO

    3- + I

    - + H2O

    Sedangkan pada keadaan asam kuat maka amilum yang dipakai sebagai

    indicator akan terhidrolisis, selain itu pada keadaan ini iodide (I-) yang

    dihasilkan dapat diubah menjadi I2 dengan adanya O2 dari udara bebas,

    reaksi ini melibatkan H+ dari asam.

  • 4I- + O2 + 4H

    + -> 2I

    2 + 2H2O

    Titrasi dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator dimana

    titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang

    berwarna biru tua. Beberapa reaksi penentuan dengan iodimetri ditulis

    dalam reaksi berikut:

    H2S + I2 -> S + 2I- + 2H

    +

    SO32-

    + I2 + H2O -> SO42-

    + 2I- + 2H

    +

    Sn2+

    + I2 -> Sn4+

    + 2I-

    H2AsO3 + I2 + H2O -> HAsO42-

    + 2I- + 3H

    +

    (Anonimh, 2011).

    Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod

    sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan

    dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion

    iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru

    (Septyaningruma, 2011).

    Suatu larutan dari iod dalam larutan air iodide, berwarna kuning

    sampai coklat tua. Satu tetes larutan iod 0,1 N menimbulkan warna kuning

    pucat yang terlihat pada 100 ml air, sehingga dalam larutan-larutan yang

    tanpa iod akan tak berwarna, iod dapat berfungsi sebagai indikatornya

    sendiri. Uji ini dibuat lebih peka dengan menggunakan larutan kanji

    sebagai indikator. Kanji bereaksi dengan iod, dengan adanya iodide

    membentuk suatu kompleks yang berwarna biru tua, yang terlihat pada

    konsentrasi iod yang sangat rendah. Kepekaan reaksi warna ini adalah

    sedemikian hingga warna biru akan terlihat bila konsentrasi iod adalah 2 x

    10-5

    M dan konsentrasi iodide labih besar dari pada 4 x 10-4

    M pada 20 oC .

    Kepekaan warna berkurang dengan naiknya temperature larutan. Kanji

    tidak dapat digunakan dalam medium yang sangat asam karena akan

    terjadi hidrolisis dari kanji itu. Kebanyakan dari kekurangan-kekurangan

    kanji sebagai indikator tidak terdapat pada pati. Zat ini berbentuk bubuk

  • putih, tak higroskapis, dan mudah larut dalam air panas serta tidak

    membentuk kompleks yang tidak dapat larut dengan air dan iod. Dengan

    iod berlebih, warna larutan yang mengandung 1 ml kanji akan berwarna

    hijau, selagi konsentrasi iod berkurang, warna berubah menjadi biru,

    yang menjadi biru tua tepat sebelum titik akhir dicapai. Titik

    akhir sangatlah tajam dan tereproduksikan dan tidak hanyutan

    dalam larutan encer (Septyaningrumb, 2011).

    Warna larutan iodium 0,1 N adalah cukup kuat sehingga iodium dapat

    bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna ungu

    atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti karbon

    tetraklorida atau khloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan untuk

    mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu

    larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks

    kanji-iodium dipakai pada suatu uji sangat peka terhadap iodium.

    Kepekatan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada dalam

    larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Mekanisme yang

    tepat dari pembentukan kompleks berwarna tidak diketahui. Akan tetapi

    diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan -amilosa, sebuah

    unsur dari kanji. Unsur kanji lain, -amilosa, atau amilopektin,

    membentuk kompleks kemerah-merahan dengan iodium, yang tidak

    mudah dihilangkan warnanya. Karena itu kanji yang mengandung banyak

    amilopektin harus tidak dipakai. Zat dengan nama dagang kanji larut

    adalah terutama -amilosa (Underwood, 1981).

    Standar yang digunakan sebagai sumber iodium adalah larutan kalium

    iodat, sehingga intensitas iodium yang dihasilkan dari alat dapat

    dikonversi sebagai kalium iodat. Untuk menghindari gangguan matriks

    yang disebabkan oleh perbedaan matriks sampel dan standar maka dalam

    pengukuran dilakukan metode standar adisi yaitu penambahan unsur

    Barium (Ba) pada matriks sampel. Dari hasil penambahan unsur Barium

    ini ternyata tidak ada gangguan intensitas dari perbedaan matriks, sehingga

    perbedaan matriks ini tidak mengganggu pengukuran (Saksono, 2002).

  • C. METODOLOGI

    1. Alat

    a. Neraca Analitik

    b. Erlenmeyer

    c. Labu Takar

    d. Beaker Glass

    e. Pipet Volume

    f. Pipet Tetes

    g. Bulb

    h. Buret

    i. Mortar

    j. Gelas Ukur

    k. Pengaduk

    l. Klep dan Statip

    2. Bahan

    a. Anggur

    b. Jeruk

    c. Protecal

    d. You C 1000

    e. Ale-Ale rasa Jeruk

    f. Frutang

    g. Nutrisari

    h. Ale-Ale rasa Apel

    i. Aquades

    j. Larutan Iod (I2) 0,01 N

    k. Indikator Amilum (Kanji) 1 %

    3. Cara Kerja

    a. Penetapan Kadar Vitamin C dari Buah-Buahan

    Buah dikupas dan dicuci bersih

    Ditimbang 20 gram daging buah dan dihaluskan dengan mortar

    Dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml, ditambahkan akuades hingga tanda tera, dikocok hingga homogen

    Diambil 20 ml sampel, dimasukkan dalam erlenmeyer

    Ditambahkan 1 ml amilum

    Dititrasi dengan Iodine 0,01 N

    Dihitung kadar vitamin C -nya

  • b. Penetapan Kadar Vitamin C dari Tablet

    c. Penetapan Kadar Vitamin C dari minuman Kemasan

    Tablet dilumatkan beberapa dengan mortar

    Ditimbang 0,2 gram serbuk tablet dengan erlenmeyer 200 ml

    Ditambahkan aquades 50 ml, dikocok hingga homogen

    Diambil 10 ml sampel dengan pipet volume

    Ditambahkan 1 ml amilum

    Dititrasi dengan Iodine 0,01 N

    Dihitung kadar vitamin C -nya

    Ditimbang 30 gram sampel cair dalam beaker glass

    Dimasukkan dalam labu takar 100 ml, ditambahkan aquades hingga tanda tera

    Diambil 25 ml sampel dengan pipet volume

    Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

    Ditambahkan 2 ml amilum

    Dititrasi dengan Iodine 0,01 N

    Dihitung kadar vitamin C -nya

  • D. HASIL DAN PEMBAHASAN

    1. Hasil Percobaan

    Tabel 4.1 Penetapan Kadar Vitamin C dengan Cara Iodimetri Langsung

    No Sampel Berat

    (gr)

    Volume

    I2 (ml)

    Konsentrasi

    I2 (N)

    Perubahan

    Warna

    Kadar

    Vitamin

    C (%)

    Kadar

    Vitamin

    C rata-

    rata (%)

    1

    Anggur

    20 1,5 0,01 Pink - Biru 0,033

    0,0913

    2 20 6,8 0,01 Coklat Bening

    - Ungu 0,1496

    3

    Jeruk

    20 2,3 0,01 Orange Biru 0,0506

    0,1353

    4 20 2,5 0,01 Bening Biru

    Hitam 0,22

    5

    Protecal

    0,2 45,1 0,01 Kuning Biru 0,53

    0,57

    6 0,2 52,2 0,01 Kuning Biru

    Tua 0,61

    7 You-C

    1000

    30 8 0,01 Jernih Biru 0,94

    0,9317

    8 30 7,87 0,01 Kuning Benig

    Biru Tua 0,9234

    9 Ale-Ale

    Jeruk

    30 0,3 0,01 Kuning Biru Keunguan

    0,002904

    0,013

    10 30 2 0,01 Orange Biru

    Hitam 0,023

    11

    Frutang

    30 1,6 0,01 Kuning Ungu Tua

    0,019

    0,021

    12 30 2 0,01 Kuning Biru

    Dongker 0,023

    13 Nutrisari 30 4,5 0,01 Pink Biru 0,0528 0,0528

    14 Ale-Ale

    Apel 30 0,2 0,01 Kuning - Biru 0,0023 0,0023

    Sumber : Laporan Sementara

  • 2. Pembahasan

    Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan

    memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini

    juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam

    askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu

    menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya

    antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.

    Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini.

    Vitamin C dapat berbentuk sebagai asam L-askorbat dan asam

    Ldehidroaskorbat. Keduanya memiliki keaktifan sebagai vitamin C. Asam

    askorbat sangat mudah teroksidasi secara reversible menjadi asam L-

    dehidroaskorbat, yang secara kimia bersifat sangat labil dan dapat

    mengalami perubahan lebih lanjut menjadi asam L-diketogulonat yang

    tidak memiliki keaktifan vitamin C lagi.

    Vitamin C dapat dianalisa kadarnya secara kuantitatif dengan

    menggunakan metode analisa iodimetri. Iodimetri merupakan titrasi

    redoks yang melibatkan titrasi langsung I2 dengan suatu agen pereduksi. I2

    merupakan oksidator yang bersifat moderat, maka jumlah zat yang dapat

    ditentukan secara iodimetri sangat terbatas, beberapa contoh zat yang

    sering ditentukan secara iodimetri adalah H2S, ion sulfite, Sn2+,

    As3+

    atau

    N2H4. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod

    sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan

    dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion

    iodide. Indikator yang digunakan adalah kanji dengan titik akhir biru.

    Warna larutan iodium 0,01 N adalah cukup kuat sehingga iodium

    dapat bekerja sebagai indikatornya sendiri. Iodium juga memberi warna

    ungu atau merah lembayung yang kuat kepada pelarut-pelarut seperti

    karbon tetraklorida atau khloroform dan kadang-kadang hal ini digunakan

    untuk mengetahui titik akhir titrasi. Akan tetapi lebih umum digunakan

    suatu larutan (dispersi koloidal) kanji, karena warna biru tua dari kompleks

    kanji-iodium dipakai pada suatu uji sangat peka terhadap iodium.

  • Kepekatan lebih besar dalam larutan yang sedikit asam daripada dalam

    larutan netral dan lebih besar dengan adanya ion iodida. Mekanisme yang

    tepat dari pembentukan kompleks berwarna tidak diketahui. Akan tetapi

    diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan -amilosa, sebuah

    unsur dari kanji.

    Pada praktikum ini, dianalisa beberapa jenis sampel bahan pangan

    yang diduga mengandung vitamin C, seperti buah anggur, buah jeruk,

    Protecal, You C 1000, Ale-Ale, Frutang dan Nutrisari.

    Pada analisa dengan sampel buah anggur dan buah jeruk diawali

    dengan persiapan sampel. Pertama buah dikupas dan dicuci bersih.

    Kemudian ditimbang daging buah sebanyak 20 gram dan dihaluskan

    dengan menggunakan mortar. Penghalusan ini bertujuan untuk

    mendapatkan ekstrak buah sehingga dapat diperoleh sari buah yang dapat

    dianalisa kadar vitamin C-nya. Sebenarnya untuk mendapatkan hasil yang

    lebih maksimal sebaiknya digunakan blender untuk penghalusan ini akan

    tetapi karena keterbatasan alat maka digunakan mortar yang secara prinsip

    sama saja bertujuan untuk menghaluskan daging buah. Setelah dihaluskan,

    dipindahkan ke dalam labu takar ukuran 100 ml kemudian ditambahkan

    aquades hingga volume mencapai tanda tera kemudian dikocok hingga

    homogen. Penambahan aquades dan pengkocokan ini bertujuan agar

    vitamin C yang terkandung dalam buah-buah tersebut larut di dalam

    aquades secara merata sehingga dapat ditentukan kadarnya. Seperti kita

    ketahui bersama bahwa vitamin C merupakan salah satu vitamin yang

    mudah larut dalam air. Sampel ini yang nantinya siap untuk ditritrasi

    dengan metode iodimetri.

    Sedangkan pada sampel Protecal yang merupakan tablet vitamin C.

    Persiapannya adalah melarutkan beberapa tablet. Selanjutnya ditimbang

    0,2 gram serbuk tablet ke dalam erlenmeyer ukuran 200 ml dan

    ditambahkan aquades sebanyak 50 ml serta dikocok hingga homogen. 50

    ml larutan tablet vitamin C ini yang nantinya akan dianalisa kadar vitamin

    C-nya.

  • Pada analisa dengan menggunakan sampel minuman kemasan baik

    pada Ale-Ale, Frutang, You C 1000 maupun Nutrisari. Pertama sampel

    cair ditimbang sebanyak 30 gram ke dalam beaker glass. Sampel

    dimasukkan ke dalam labu takar ukuran 100 ml dan ditambahkan aquades

    hingga tanda tera. Ini merupakan tahapan pengenceran. Sampel inilah yang

    nantinya akan dianalisa kadar vitamin C-nya.

    Setelah masing-masing sampel siap dianalisa, ambil 20 ml sampel

    dari buah-buahan, 10 ml sampel dari tablet dan 25 ml sampel dari

    minuman kemasan, masukkan ke dalam erlenmeyer yang berbeda.

    Tambahkan indikator amilum sebanyak 2 ml ke dalam masing-masing

    sampel dan ditritrasi dengan menggunakan Iodine 0,01 N sebagai

    penitarnya.

    Pada analisa iodimetri terjadi proses oksidasi vitamin C (asam

    askorbat) menjadi dehidro asam askorbat. Vitamin C merupakan salah satu

    bahan yang sangat mudah teroksidasi. Pada tahapan ini terjadi reaksi

    sebagai berikut:

    Selanjutnya dehidro asam askorbat ini akan bereaksi dengan I2 pada

    titrasi iodimetri membentuk diodine asam askorbat. Pada tahapan ini

    terjadi reaksi sebagai berikut:

    Asam Askorbat

    + 22

    1O

    Dehidro Asam Askorbat

    + OH 2

  • I2 mereduksi dehidro asam askorbat dan menghasilkan diodine asam

    askorbat. Banyaknya iod yang mereduksi dehidro asam askorbat adalah

    sebanding dengan banyaknya asam askorbat itu sendiri, sehingga pada

    dasarnya volume iod sama dengan volume asam askorbat yang ada pada

    sampel. Pada analisa ini harus dipahami dengan benar mengenai titik akhir

    titrasinya, terbentuknya warna biru menandakan iod yang ditambahkan

    sudah berlebih sehingga iod tidak lagi bereaksi dengan asam askorbat

    melainkan bereaksi dengan indikator amilum dan membentuk kompleks

    berwarna biru.

    Pada praktikum ini diperoleh data dari beberapa kelompok. Sampel

    buah anggur memiliki kadar vitamin C sebesar 0,033 % dan 0,1496 % atau

    dengan rata-rata 0,0913 %. Berdasarkan referensi dari id.wikpedia.org,

    kadar vitamin C pada anggur adalah 18 %. Hal ini menunjukkan adanya

    perbedaan yang sangat signifikan antara hasil pengamatan dan referensi

    yang ada. Perbedaan ini bisa dimungkinkan karena adanya perbedaan

    varietas anggur yang dianalisa dengan yang ada di referensi.

    Sampel jeruk mempunyai kadar vitamin C sebesar 0,0506% dan

    0,022%, dengan rata-rata 0,1353%. Berdasarkan referensi dari

    id.wikipedia.org, kadar vitamin C pada jeruk adalah 12 %. Hal ini

    menujukkan adanya perbedaan.

    Sedangkan kadar vitamin C pada sampel lain adalah sebagai

    berikut: Protecal adalah 0,61 % dan 0,53 %, rata-rata 0,57 %, You C 1000

    Dehidro Asam Askorbat

    + I2

    Diodine Asam Askorbat

  • adalah 0,94 % dan 0,9234 %, rata-rata 0,9317 %, Ale-Ale rasa jeruk adalah

    0,002904 % dan 0,023 %, rata-rata 0,013%, Frutang adalah 0,019 % dan

    0,023 %, rata-rata 0,021 %, Nutrisari adalah 0,0528 % dan Ale-Ale rasa

    apel adalah 0,0023 %.

    Jika diamati kembali pada hasil percobaan di atas, pada satu sampel

    yang sama terdapat perbedaan hasil yang cukup signifikan. Sebagai contoh

    adalah pada analisa kadar vitamin C dengan sampel Ale-Ale rasa jeruk,

    data pertama menunjukkan kadar vitamin C-nya sebesar 0,0029 % dan

    data kedua sebesar 0,023 %. Di antara kedua data ini terdapat perbedaan

    yang signifikan padahal sampel yang diamati sama. Hal ini dimungkinkan

    karena pada percobaan kedua melebihi titik akhir titrasi, hal ini terlihat

    pada perubahan warnanya. Pada percobaan pertama perubahan warna

    terjadi dari kuningbiru keunguan, sedangkan percobaan kedua dari

    orangebiru hitam. Titik akhir titrasi pada percobaan kedua lebih gelap

    daripada percobaan pertama, hal ini dikarenakan penambahan iod terlalu

    berlebih sehingga iod yang bereaksi dengan amilum dan membentuk

    senyawa kompleks berwarna biru semakin banyak pula. Oleh karena itu,

    dalam penentuan kadar vitamin C seperti ini perlu diketahui dengan pasti

    titik akhir titrasinya agar didapatkan hasil yang sesuai dan tidak beda nyata

    antara satu pengamatan dengan pengamatan lainnya.

    E. KESIMPULAN

    Dari praktikum Acara IV Oksidi-Reduktometri dapat ditarik kesimpulan :

    1. Iodimetri merupakan titrasi redoks yang melibatkan titrasi langsung I2

    dengan suatu agen pereduksi. I2 merupakan oksidator yang bersifat

    moderat, maka jumlah zat yang dapat ditentukan secara iodimetri sangat

    terbatas.

    2. Kadar vitamin C pada bahan pangan dapat ditentukan dengan metode

    analisa iodimetri.

    3. Kadar vitamin C yang ditetapkan secara iodimetri menggunakan iod

    sebagai penitar. Vitamin C dalam contoh bersifat reduktor kuat akan

  • dioksidasikan oleh I2 dalam suasana asam dan I2 tereduksi menjadi ion

    iodide.

    4. Titrasi dilakukan dengan menggunakan amilum sebagai indikator dimana

    titik akhir titrasi diketahui dengan terjadinya kompleks amilum-I2 yang

    berwarna biru tua.

    5. Kadar vitamin C masing-masing sampel adalah sebagai berikut: Anggur

    adalah 0,033 % dan 0,1496 %, rata-rata 0,0913 %, Jeruk adalah 0,0506 %

    dan 0,22 %, rata-rata 0,1353 %, Protecal adalah 0,61 % dan 0,53 %, rata-

    rata 0,57 %, You C 1000 adalah 0,94 % dan 0,9234 %, rata-rata 0,9317 %,

    Ale-Ale rasa jeruk adalah 0,002904 % dan 0,023 %, rata-rata 0,013%,

    Frutang adalah 0,019 % dan 0,023 %, rata-rata 0,021 %, Nutrisari adalah

    0,0528 % dan Ale-Ale rasa apel adalah 0,0023 %.

    6. Kadar vitamin C terbesar terdapat pada Protecal yaitu rata-rata 0,57 %.

    7. Banyaknya vitamin C (asam askorbat) yang terkandung dalam bahan

    sebanding dengan banyaknya Iod yang diperlukan dalam titrasi.

    8. Semakin banyak Iod yang diperlukan dalam titrasi maka menunjukkan

    semakin banyak kandungan vitamin C pada produk.

    9. Pada titrasi iodimetri penting diperhatikan titik akhir titrasinya, dalam

    praktikum ini titrasi dihentikan ketika sudah terbentuk kompleks berwarna

    biru yang menandakan bahwa Iod yang ditambahkan telah berlebih dan

    bereaksi dengan amilum.

    10. Vitamin C terkandung dalam buah-buahan dan beberapa produk olahan

    seperti tablet vitamin C dan minuman kemasan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Anonima. 2011. Anggur. http://id.wikipedia.org/wiki/Anggur. Diakses pada

    tanggal 6 April 2011 pukul 15.30 WIB.

    Anonimb. 2011. Jeruk. http://id.wikipedia.org/wiki/Jeruk. Diakses pada tanggal 6

    April 2011 pukul 15.48 WIB.

    Anonimc. 2011. NutriSari. http://www.nutrifood.co.id/produk-kami/nutrisari.

    Diakses pada tanggal 11 April 2011 pukul 15.37 WIB.

    Anonimd. 2011. Awas Kena Ranjau Coba Lagi.

    http://www.indorating.com/view.php?pg=2008/12/25122008/250&judul=A

    was%20Kena%20Ranjau%20%22Coba%20Lagi%22. Diakses pada tanggal

    11 April 2011 pukul 15.37 WIB.

    Anonime. 2011. Vitamin C. http://id.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C. Diakses pada

    tanggal 6 April 2011 pukul 15.33 WIB.

    Anonimf. 2011. Kandungan Vitamin C Pada Buah.

    http://kumpulan.info/sehat/artikel-kesehatan/48-artikel-kesehatan/80-

    kandungan- vitamin-c-buah.html. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul

    15.33 WIB.

    Anonimg. 2011. Redoks. http://id.wikipedia.org/wiki/Redoks. Diakses pada

    tanggal 6 April 2011 pukul 15.47 WIB.

    Anonimh. 2011. Iodimetri. http://kimiaanalisa.web.id/iodimetri/. Diakses pada

    tanggal 6 April 2011 pukul 15.35 WIB.

    Deghan, Mashid, dkk. 2007. Is Plasma Vitamin C an Appropriate Biomaker of

    Vitamin C Intake? A Systematic Review and Meta Analysis. Nutrition

    Journal 2007, 6:41.

    Gdindin. 2011. Manfaat Minum You C 1000.

    http://www.indorating.com/view.php?pg=2011/03/14032011/11732&judul=

    Manfaat%20minum%20You%20C%201000. Diakses pada tanggal 11 April

    2011 pukul 15.37 WIB.

    Naidu, K Akhilender. 2003. Vitamin C in Human Health and Disease is Still a

    Mystery? An Overview. Nutrition Journal 2003, 2:7.

  • Nomad, Nurwidadi. 2011. Frutang Minuman yang Menyegarkan.

    http://www.indorating.com/view.php?pg=2009/08/13082009/2538&judul=F

    rutang%20minuman%20yang%20menyegarkan. Diakses pada tanggal 11

    April 2011 pukul 15.35 WIB.

    Rosenberg, Jerome L. 1996. Kimia Dasar : Teori dan Soal-Soal. Penerbit

    Erlangga. Jakarta.

    Septyaningruma, Riana. 2011. Penetapan Kadar Vitamin C Cara Iodimetri.

    http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodimetri/prin

    sip- penetapan/. Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.37 WIB.

    Septyaningrumb, Riana. 2011. Deteksi Titik Akhir. http://www.chem-is-

    try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/iodimetri/deteksi-titik-akhir/.

    Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.39 WIB.

    Silalahi, Jansen. 2006. Makanan Fungsional. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

    Saito, Taro. 2011. Reaksi Redoks. http://www.chem-is-

    try.org/materi_kimia/kimia-anorganik-universitas/kimia-logam-transisi/

    reaksi- redoks/ . Diakses pada tanggal 6 April 2011 pukul 15.45 WIB.

    Saksono, Nelson. 2002. Analisi Iodat dalam Bumbu Dapur dengan Metode

    Iodometri dan X-Ray Flourenscence. Jornal Makara, Teknologi, Vol. 6, No.

    3, Desember 2002.

    Underwood, A.L. dan R.A. Day, Jr. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif. Penerbit

    Erlangga. Jakarta.

  • LAMPIRAN

    Analisa Data :

    Rumus Perhitungan Kadar Vitamin C

    1000 x (gr) SampleBerat x 2

    100% x Vit.C BM x Iod N x Iod mol x FP(%) CVitamin Kadar

    1. Kadar Vitamin C pada Anggur

    a Hasil Pengamatan Kelompok 1

    1000 x gram 20 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 1,5 x 5(%) CVitamin Kadar

    = 0,033 %

    b Hasil Pengamatan Kelompok 8

    1000 x gram 20 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 6,8 x 5(%) CVitamin Kadar

    = 0,1496 %

    c Kadar Vitamin C rata-rata

    %0913,0 2

    % 0,1496 % 0,033(%) CVitamin Kadar rata-rata

    2. Kadar Vitamin C pada Jeruk

    a. Hasil Pengamatan Kelompok 2

    1000 x gram 20 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 2,3 x 5(%) CVitamin Kadar

    = 0,0506 %

    b. Hasil Pengamatan Kelompok 9

    1000 x gram 20 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 2,5 x 5(%) CVitamin Kadar

    = 0,22 %

    c. Kadar Vitamin C rata-rata

    %1353,0 2

    % 0,22 % 0,0506(%) CVitamin Kadar rata-rata

  • 3. Kadar Vitamin C pada Protecal

    a. Hasil Pengamatan Kelompok 3

    1000 x gram 0,2 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 45,1 x 5(%) CVitamin Kadar

    = 0,53 %

    b. Hasil Pengamatan Kelompok 10

    1000 x gram 0,2 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 52,2 x 5(%) CVitamin Kadar

    = 0,61 %

    c. Kadar Vitamin C rata-rata

    %57,0 2

    % 0,61 % 0,53(%) CVitamin Kadar rata-rata

    4. Kadar Vitamin C pada You C 1000

    a. Hasil Pengamatan Kelompok 4

    1000 x gram 30 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 8 x 4(%) CVitamin Kadar

    = 0,94 %

    b. Hasil Pengamatan Kelompok 11

    1000 x gram 30 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 7,87 x 4(%) CVitamin Kadar

    = 0,9234 %

    c. Kadar Vitamin C rata-rata

    %9317,0 2

    % 0,9234 % 0,94(%) CVitamin Kadar rata-rata

    5. Kadar Vitamin C pada Ale-Ale rasa Jeruk

    a. Hasil Pengamatan Kelompok 5

    1000 x gram 30 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 0,3 x 4(%) CVitamin Kadar

    = 0,002904 %

  • b. Hasil Pengamatan Kelompok 12

    1000 x gram 30 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 2 x 4(%) CVitamin Kadar

    = 0,023 %

    c. Kadar Vitamin C rata-rata

    %013,0 2

    % 0,023 % 0,002904(%) CVitamin Kadar rata-rata

    6. Kadar Vitamin C pada Frutang

    a. Hasil Pengamatan Kelompok 6

    1000 x gram 30 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 1,6 x 4(%) CVitamin Kadar

    = 0,019 %

    b. Hasil Pengamatan Kelompok 13

    1000 x gram 30 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 2 x 4(%) CVitamin Kadar

    = 0,023 %

    c. Kadar Vitamin C rata-rata

    %021,0 2

    % 0,023 % 0,019(%) CVitamin Kadar rata-rata

    7. Kadar Vitamin C pada Nutrisari

    Hasil Pengamatan Kelompok 7

    1000 x gram 30 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 4,5 x 4(%) CVitamin Kadar

    = 0,0528 %

    8. Kadar Vitamin C pada Ale-Ale rasa Apel

    Hasil Pengamatan Kelompok 14

    1000 x gram 30 x 2

    100% x 176 x 0,01 x 0,2 x 4(%) CVitamin Kadar

    = 0,0023 %