-
PERSIAPAN PENELITIAN MIKROFOSIL Samplingpengambilan sampel
batuan di lapangan untuk dianalisis kandungan mikrofosilnyaFosil
mikro yang terdapat dalam batuan mempunyai bahan pembentuk cangkang
dan morfologi yang berbeda, namun hampir seluruh mikrofosil
mempunyai satu sifat fisik yang sama, yaitu ukurannya yang sangat
kecil dan kadang sangat mudah hancur (getas).Pekerjaan seorang ahli
mikropaleontologi diawali dengan pengamatan singkapan di lapangan,
mengukur dengan sangat teliti berbagai perubahan litologi sepanjang
lintasan, bila diperlukan dapat dilengkapi dengan foto. Kemudian
ditentukan bagaimana dan di bagian mana sampel batuan tersebut akan
disampling.
-
Usahakan pengambilan sample dilakukan pada batuan yang segar
(tidak lapuk) dan yang mungkin mengandung fosil. Mikrofosil dapat
terkandung pada sebagian besar batuan sedimen, tetapi banyak
sedikitnya, jenis dan variasinya serta kondisi pengawetannya
tergantung pada proses pengendapan, umur dan asal batuan.Bignot
membuat hubungan antara jenis batuan dan jumlah mikrofosil yang
dikandungnya (tabel 1) tanpa memperhatikan umur dan asal
pengendapan.
-
xxx=melimpah, xx=jarang, x=kadang-kadangMikrofosilBatuan
DiatomeCalplonellaChitinozoairRadiolariaCocolithOstracoda
ConodontaForaminiferaDinokistaSpora &
PolenEvaporitxxDolomitxxxxxxxxxxBatupasir &
pasirxxxxxxxxxxxxBatubaraxxxxSedimen
silikaxxxxxxxxxxxxxxxBatugampingxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxNapal &
LempungxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxBatuan metamorfxxxx
-
Masalah yang timbul pada saat pengambilan sampel batuan dari
penampang suatu urutan sedimen adalah menentukan lokasi mikrofosil.
Masalah ini timbul karena kebanyakan zone dapat diwakili oleh
ketebalan lapisan yang tebalnya hanya beberapa inci dan kadangkala
menerus sampai mencapai ketebalan yang besar seperti pada lapisan
serpih atau batupasir masif yang monoton. Untuk suatu horizon yang
tipis dapat saja sampel tidak terambil dengan sangat mudah pada
spot sampling dengan interval tertentu.
-
Beberapa Prosedur samplingSpot samplingDengan interval tertentu
merupakan metode terbaik untuk penampang yang tebal dengan jenis
litologi yang seragam, seperti pada lapisan serpih tebal,
batugamping dan batulanau. Pada metode ini dapat ditambahkan
channel sample (contoh paritan) sepanjang 30 cm pada setiap
interval 1,5 m
-
Spot sampling juga dilakukan pada lapisan serpih yang tipis atau
sisipan pada batupasir atau batugamping, juga pada serpih dengan
lensa tipis batugamping. Pengambilan sampel pada lapisan mikrofosil
sangat dianjurkan sebagai prosedur standar. Pada sistem turbidit,
pengambilan sampel dilakukan pada interval D-E yang energi
pengendapannya sudah sangat kecil sehingga mikrofosil yang terdapat
pada interval tersebut menunjukkan waktu yang sama pada saat
pengendapan sistem tersebut.
-
Channel samplingDapat dilakukan pada penampang lintasan yang
pendek (3-5 m) pada suatu litologi yang seragam, atau pada
perselingan batuan yang cepat, channel sample dilakukan pada setiap
perubahan unit litologi
-
. Pengambilan sampel permukaan (surface sample)1 14 Lokasi
pengambilan sampelSpot sampel: pengambilan sampel secara
acakInterval x m = jarak antar sampelChannel sampel: sampel
paritan
. Penampang stratigrafi dan lokasi sampel
. Contoh penampang yang mempunyai sekuen Bouma yang lengkap;
sampel mikropaleontologi dapat diambil pada interval (e), yang
energi pengendapannya semakin rendah atau yang terbaik pada lapisan
lempung diatas interval e (yang bukan turbidit)
-
Kualitas sampleBersihRepresentatif dan komplitPasti
-
Jenis sampleSurface sampleSubsurface sampleInti bor (core
sample)Sampel hancuran (ditch cutting)Sampel sisi bor (side-wall
core)
-
PreparasiSuatu proses untuk mengubah sampel batuan yang telah
dipilih pada saat sampling menjadi bahan yang siap untuk dianalisis
secara mikropaleontologi. Bertujuan memisahkan mikrofosil yang
terdapat dalam batuan dari berbagai material lempung (matriks) yang
menyelimutinya.
-
Beberapa contoh preparasi untuk foraminifera dan ostracoda serta
nannoplankton Metode ini biasanya dipergunakan pada batuan sedimen
klatik halus sedang seperti lempung, serpih, lanau, batupasir
gampingan dan sebagainya.
Ambil 100-300 gram sedimen keringApabila sedimen tersebut keras
atau agak keras, harus dipecah perlahan-lahan dengan menumbuknya
dengan mempergunakan alu besi atau porselenSetelah agak halus,
sedimen diamasukkan ke dalam mangkok dan dilarutkan dengan H2O2
(10-15%) secukupnya untuk memisahkan mikrofosil dalam batuan
tersebut dari matriks (lempung) yang melingkupinyaBiarkan selama
2-5 jam hingga tidak ada lagi reaksi yang terjadi.Setelah tidak
terjadi rekasi seluruh residu dicuci dengan air yang deras di atas
tiga saringan yang dari atas ke bawah berukuran 30 80 100
meshResidu yang tertinggal pada saringan 80 dan 100 mesh diambil
dan kemudian dikeringkan di dalam oven ( 60OC).Setelah kering
residu dikemas dalam plastik residu dan diberi label sesuai dengan
nomer sampelSampel siap dideterminasi
-
Peralatan standar yang dibutuhkan pada preparasi dan observasi
foraminifera kecil dan ostracoda (diambil dari Pringgoprawiro,
2000)saringan dengan 30-80-100 meshwadah pengamatan mikrofosiljarum
pengutilslide karton (model Jerman, 40 x 25 mm)slide karton (model
internasional 75 x 25 mm)
-
Foraminifera BesarBiasanya foraminifera, besar terdapat pada
batugamping atau batugamping pasiran yang mempunyai kekerasan
tinggi. Jadi, menganalisisnya dengan menpergunakan sayatan tipis.
Caranya sebagai berikut:Sampel batuan yang akan dianalisis disayat
terlebih dahulu dengan mesin penyayat atau gurinda. Arah sayatan
diusahakan memotong struktur tubuh foraminifera besar yang ada di
dalamnya.Setelah mendapatkan arah sayatan yang dimaksud, sampel
ditipiskan pada kedua sisinya.Kepada salah satu sisi contoh
tersebut dipoleskam bahan abrasif (karborundum) dan air.Setelah
itu, sisi tersebut ditempelkan pada gelas objek (ukuran
intemasional 43 x 30 mm) dengan mempergunakan balsam kanada.Sisi
lainnya ditipiskan kembali hingga sampel menjadi transparan dan
biasanya mempunyai ketebalan sekitar 30-50 m.Setelah ketebalan yang
dimaksud tercapai, balsam kanada diteteskan secukupnya dan kemudian
ditutup, dengan cover glass, Beri label. Sampel siap
dideteminasi.(Catatan: sayatan yang terlalu tebal akan memberikan
gambaran yang kurang detil atau buram).
-
NannoplanktonA. Quick smear-slide atau metode poles (gambar
3)Metode ini merupakan metode yang paling praktis, sederhana dan
cepat.Ambil satu keping sampel batuan segar seberat 10 gram,
bersihkan dengan sikat halus dari kotoran yang menempel.Cukil
bagian dalam sampel dengan alat pencukil dan kemudian letakkan di
atas gelas objek yang telah disediakan.Tambahkan beberapa tetes
aquades di alas gelas objek untuk melarutkan batuannya dan kemudian
ratakan.Buang kerikil batuan kasar yang tidak terlarutkan, kemudian
panaskan gelas objek di atas hot-plate hingga larutan di atasnya
kering.Setelah kering, bersihkan atau tipiskan dengan mempergunakan
sisi cover-glass supaya lebih homogen dan tipis.Teteskan balsam
kanada secukupnya, kemudian tutup dengan cover-glass sambil ditekan
sehingga tidak terdapat lagi gelembung udara di dalamnya.Biarkan
mendingin, kemudiam beri label.Sampel siap dideterminasi
-
B. Smear-slide atau metoda suspensi Caranya sebagai
berikut:Ambil satu keping sampel batuan terpilih seberat 10 - 25
gram, bersihkan dengan sikat halus. Usahakan keping ini berasal
dari bagian dalam batuan dan terbebas dari kontaminasi dengan
batuan luar yang kadang kotor.Masukkan fragmen batuan yang telah
bersih ke dalam tabung gelas, kemudian larutkan dengan aquades.
Tambahkan sedikit natrium bikarbonat (Na2CO3) untuk menghalangi
pelarutan dari cangkang nanofosil secara berlebihan.Masukkan tabung
gelas tersebut ke dalam vibrator ultrasonik selama 1 jam,
tergantung pada kerasnya fragmen batuan, Biasanya 5-10 menit sudah
cukup untuk batuan lunak.Dekantsi larutan yang mengandung fragmen
batuan yang telah halus itu melalui saringan berukuran 200 mesh,
kemudian tampung suspensi dan butiran halus dari Iarutan tersebut
dalam bejana gelas.Biarkan suspensi tersebut mengendap.Dengan
mempergunakan pipet kecil, teteskan 1-2 tetes suspensi larutan di
atas gelas objek, kemudian panaskan di atas hot-plate.Setelah
kering, teteskan balsam kanada secukupnya, panaskan sebentar hingga
lem tersebut matang. Kemudian tutup dengan cover-glass,Keluarkan
gelembung udara yang terperangkap dengan cara menekan cover glass
perlahan. Dinginkan dan beri label.Sampel siap dideterminasi
-
PolenUntuk melepaskan polen arau spora dari mineral yang
melingkupinya, dapat dilakukan beberapa tahap preparasi yang
membutuhkan ketelitian dan ditunjang oleh fasilitas laboratorium
yang cukup lengkap seperti cerobong asap, ruang asam, tabung
reaksi, alat sentrifugal, dan sebagainya (gambar 7). Caranya
sebagai berikut:Haluskan sampel batuan hingga membentuk fragmen 5
mm.Hilangkan kandungan karbonatnya dengan asam klorida (HCl)
50%Tambahkan asam florida (HF) 70% selama beberapa jam ( 10 jam)
Untuk menghancurkan silika ataupun mineral silikaan.Larutkan sisa
reaksi yang terbentuk dengan HCl 50% selama 10-30 menit.Tambahkan
KOH 10% selama 30 menit untuk mengoksidasi partikel
karbonan.Tambahkan asam nitrit (HNO3) untuk melarutkan pyrit dan
membuat butiran polen lebih jelas terlihat
-
Pada setiap prosedur yang telah dilakukan, sampel batuan dicuci
dua kali dengan air dan diputar dengan alat sentrifugal. Residu
akhir yang didapat kemudian disaring dengan saringan nilon
berukuran 55-20 m. Saringan ini hanya dipakai satu kali untuk satu
sampel. Endapan yang didapat pada saringan tersebut diawetkan dalam
cairan gliserin dan pengamatan dilakukan setelah endapan akhir
diletakkan di atas gelas objek yang kemudian ditutup dengan
cover-glass
-
3. ObservasiObservasi adalah pengamatan morfologi rincian
mikrofosil dengan mempergunakan mikroskopMikroskop yang
dipergunakan tergantung pada jenis preparasi dan analisis yang
dilakukan. Secara umum terdapat tiga jenis mikroskop yang dapat
dipergunakan (gambar 8 dan gambar 9), yaitu mikroskop binokuler,
mikroskop polarisasi, dan mikroskop scanning elektron (SEM)
-
KegiatanJenis AlatUkuran Mikrofosil minimum yang dapat
dilihatPerbesaran efisien yang dapat dilakukan
(X)PREPARASILAPANGANMata Telanjang+ 75 m1TANPA PREPARASIKaca
pembesar (lup)+ 7,5 m10 - 25LABORATORIUMSTUDI RUTINMikroskop
Binokuler+0,25 m+ 40 120Dengan cahaya pantulan: Mikrofosil yang
dipreparasi dengan cara di cuci (residu) dan pelarutan kimiaDengan
cahaya transmisi, preparasi sayatan tipisMikroskop Optik> 0,25
m+ 30015 - 3250Nannofosil dan polen yang dipreparasi pada gelas
objekSayatan tipisSTUDI DETILMikroskop scanning elektron (SEM)250
50 A3000 750015 - 50000Mikrofosil yang dicuci (residu) dan
pelarutan kimiaSayatan tipisFragmen batuan
-
4. DeterminasiDeterminasi merupakan tahap akhir dari pekerjaan
mikropaleontolog di laboratorium, tetapi juga merupakan tahap awal
dari pekerjaan penting selanjutnya, yaitu sintesis. Tujuan
determinasi adalah menentukan nama genus dan spesies mikrofosil
yang diamati, dengan mengobservasi semua sifat fisik dan kenampakan
optik mikrofosil tersebut