Terjemahan Jurnal PREDIKSI REKURENSI GANGGUAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN ANTARA 34 DAN 37 MINGGU USIA KEHAMILAN: STUDI KOHORT RETROSPEKTIF Presentan : dr. Widodo Joko Counterpart : dr. M. Guntur Adriadi BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
32
Embed
Prediksi Rekurensi Gangguan Hipertensi Dalam Kehamilan Antara 34 Dan 37 Minggu Usia Kehamilan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Terjemahan Jurnal
PREDIKSI REKURENSI GANGGUAN HIPERTENSI
DALAM KEHAMILAN ANTARA 34 DAN 37 MINGGU
USIA KEHAMILAN: STUDI KOHORT RETROSPEKTIF
Presentan :
dr. Widodo Joko
Counterpart :
dr. M. Guntur Adriadi
BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
RSUP DOKTER KARIADI
SEMARANG
2013
PREDIKSI REKURENSI GANGGUAN HIPERTENSI DALAM
KEHAMILAN ANTARA 34 DAN 37 MINGGU USIA
KEHAMILAN: STUDI KOHORT RETROSPEKTIF
MF van Oostwaard, J Langenveld, R Bijloo, KM Wong, I Scholten, S Loix,
CWPM Hukkelhoven, Y Vergouwe, DNM Papatsonis, BWJ Mol, W Ganzevoor
Tujuan
Untuk menilai risiko rekurensi penyakit hipertensi akhir-prematur dalam
kehamilan, dan untuk menentukan apakah faktor-faktor risiko potensial bersifat
prediktif.
Desain
Studi kohort retrospektif.
Setting
Tiga rumah sakit perawatan sekunder dan tiga rumah sakit perawatan tersier di
Belanda.
Populasi
Kami mengidentifikasi wanita dengan gangguan hipertensi pada kehamilan indeks
dan melahirkan pada 34-37 minggu usia kehamilan, antara Januari 2000 dan
Desember 2002.
Metode
Data diambil dari file medis dan wanita didekati untuk mendapat informasi
tambahan tentang kehamilan berikutnya. Sebuah outcome yang merugikan
didefinisikan sebagai rekurensi gangguan hipertensi pada kehamilan berikutnya.
Pengukuran outcome utama
Risiko absolut rekurensi dan model prediksi yang mengandung faktor-faktor
demografi dan klinis prediktif untuk outcome yang merugikan.
Hasil
Kami mengidentifikasi 425 wanita yang cocok dengan kriteria, 351 diantaranya
bisa dihubungi. Dari antara wanita ini, 189 (54%) telah memiliki kehamilan
berikutnya. Gangguan hipertensi berulang pada 96 (51%, 95% CI 43-58%)
wanita, 17 diantaranya (9%, 95% CI 5-14%) melahirkan lagi sebelum 37 minggu
usia kehamilan. Hipertensi kronis dan usia ibu adalah prediktor terkuat untuk
rekurensi. Wanita yang mengalami rekurensi memiliki kesempatan sembilan kali
lipat terkena hipertensi kronis (37% banding 6%, OR 8,7, 95% CI 3,3-23).
Kesimpulan
Wanita dengan gangguan hipertensi dan persalinan akhir-prematur memiliki
kesempatan 50% rekurensi, tapi hanya 9% kesempatan rekurensi mengakibatkan
persalinan sebelum 37 minggu kehamilan. Wanita dengan hipertensi kronis rentan
untuk terjadi rekurensi, dan wanita dengan rekurensi lebih sering menderita
hipertensi kronis.
Kata kunci : sindrom HELLP, hipertensi, preeklampsia, kehamilan, rekurensi,
kecil untuk masa kehamilan.
PENDAHULUAN
Gangguan hipertensi dalam kehamilan, termasuk pre-eklampsia (PE) dan
sindrom HELLP (hemolisis, peningkatan enzim hati dan trombosit rendah)
mempengaruhi 2-7% dari kehamilan. Onset akhir-preterm (misalnya antara 34 dan
37 minggu kehamilan) mewakili 5-17% dari gangguan hipertensi. Gangguan
hipertensi berkontribusi besar untuk outcome ibu dan perinatal di seluruh dunia,
dan merupakan penyebab utama kematian ibu di Belanda.
Karena gangguan hipertensi dalam kehamilan adalah suatu kondisi yang
heterogen, memprediksi rekurensi gangguan dengan menggunakan variabel
tunggal hasilnya cukup mengecewakan. Selain itu, kualitas pelaporan studi dan
kegunaan klinis atau generalisabilitas dinilai tidak optimal, yang membuat model
prediksi kurang memuaskan sampai sekarang. Gangguan hipertensi kehamilan
mungkin memiliki dampak psikologis yang signifikan pada wanita dan
pasangannya, dan banyak orangtua menahan diri dari kehamilan berikutnya
karena pengalaman mereka sebelumnya. Oleh karena itu, konseling informasi
tentang kehamilan berikutnya sangatlah penting.
Selama bertahun-tahun, tingkat sebesar rekurensi 65% telah dicatat,
berdasarkan studi yang paling sering dikutip dari Sibai et al. Saat ini, lebih banyak
studi telah mempublikasikan tingkat rekurensi gangguan hipertensi. Kebanyakan
penelitian berkonsentrasi pada tingkat rekurensi pada wanita yang mengalami
gangguan hipertensi onset-awal yang berat atau tingkat rekurensi pada wanita
yang mengalami pre-eklampsia aterm. Belum ada penelitian yang diterbitkan
mengenai berulangnya gangguan hipertensi onset akhir-prematur. Mungkin
terdapat mekanisme yang berbeda yang mendasari patofisiologi, faktor risiko dan
risiko rekurensi yang berbeda dibandingkan dengan PE aterm atau onset-awal,
sehingga data dari salah satu dari kelompok-kelompok ini tidak boleh
diekstrapolasikan untuk usia kehamilan akhir-prematur. Untuk alasan ini kami
memutuskan untuk mengeksplorasi kelompok ini, karena kelompok ini terdiri dari
populasi yang signifikan dalam setting non-akademis. Tujuan utama kami adalah
untuk menghitung risiko absolut terulangnya gangguan hipertensi pada kehamilan
berikutnya setelah melahirkan antara 34 dan 37 minggu usia kehamilan karena
gangguan hipertensi. Tujuan sekunder kami adalah untuk mengidentifikasi faktor
risiko independen untuk rekurensi menggunakan analisis multivariat, serta
menetapkan model prediksi.
METODE
Studi populasi
Kami mengidentifikasi wanita dari database elektronik di enam rumah
sakit di Belanda secara retrospektif: tiga pusat kesehatan sekunder (Rumah Sakit
Amphia, Breda, Rumah Sakit Deventer, Deventer, dan Kennemer Gasthuis,
Haarlem) dan tiga pusat perawatan tersier (Maastricht University Medical Centre,
Maastricht; Academic Medical Centre, Amsterdam, dan Maxima Medical Centre,
Veldhoven). Kami berturut-turut memasukkan wanita yang melahirkan antara 34
dan 37 minggu kehamilan pada kehamilan indeks mereka antara Januari 2000 dan
Desember 2002, dan yang didiagnosis dengan hipertensi gestasional (GH), pre-
eklampsia (PE), sindrom HELLP dan / atau melahirkan bayi kecil untuk usia
kehamilan (SGA) bayi. Wanita yang memiliki kehamilan dengan kelainan janin
dieksklusikan, tapi hipertensi kronis bukanlah kriteria eksklusi. Praktek standar
untuk menentukan usia kehamilan adalah dengan penanggalan USG, atau bila hal
ini belum dilakukan digunakan penanggalan dengan hari pertama dari siklus
menstruasi terakhir.
Kami mengumpulkan data demografi, meliputi: usia, indeks massa tubuh,
paritas dan faktor risiko kardiovaskular, seperti merokok, hipertensi kronis yang
didiagnosis sebelum kehamilan, trombofilia dan riwayat keluarga dengan penyakit
kardiovaskular. Untuk indeks dan kehamilan selanjutnya kami mengumpulkan
data sebagai berikut: tekanan darah sistolik dan diastolik tertinggi, penggunaan
obat, jumlah hari yang dihabiskan di rumah sakit, dan outcome perinatal, melputi
usia kehamilan saat melahirkan, berat lahir dan kematian perinatal.
Data diambil dari file medis. Informasi tentang kehamilan berikutnya
diperoleh terutama melalui file medis. Sebuah kehamilan berikutnya didefinisikan
sebagai kehamilan yang berlanjut melampaui 16 minggu kehamilan. Jika
informasi tersebut tidak tersedia dalam catatan institusi, masing-masing individu
akan dihubungi. Jika pasien melaporkan bahwa dia telah memiliki kehamilan
berikutnya, dokter kandungan atau dokter keluarganya dihubungi untuk
mendapatkan data setelah informed consent tertulis. Semua sumber daya publik
yang tersedia dikonsultasikan jika wanita lolos dari follow up.
Gangguan hipertensi kehamilan meliputi PE, superimposed PE, GH,
sindrom HELLP dan / atau melahirkan anak SGA. Pre-eklampsia didefinisikan
sebagai hipertensi (tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau tekanan darah sistolik
≥ 140 mmHg pada dua kali pengukuran, 4-5 jam terpisah) dalam kombinasi
dengan proteinuria (didefinisikan sebagai 1 + [0,3 g / l] atau lebih pada tes
dipstick proteinuria, rasio protein / kreatinin sebesar 30 mg / mmol atau lebih
dalam sampel acak, atau ekskresi protein urin dari 300 mg atau lebih per 24 jam)
setelah 20 minggu kehamilan. Wanita dengan hipertensi tanpa proteinuria, atau
dengan kenaikan tekanan darah yang signifikan dengan hipertensi kronis yang
dikenal, dianggap memiliki GH. GH yang terkait dengan peningkatan tekanan
darah yang signifikan sebesar 30 mmHg atau lebih digunakan untuk menekankan
perbedaan antara hipertensi kronis dan proses patologis yang berhubungan dengan
kehamilan. Hipertensi kronis didefinisikan sebagai adanya riwayat hipertensi atau
prakonsepsi atau hipertensi yang terdeteksi pada semester pertama kehamilan.
Superimposed pre-eklampsia ditandai dengan proteinuria yang baru terdeteksi,
atau dengan peningkatan proteinuria secara mendadak jika telah ada, pada wanita
dengan hipertensi kronis. Sindrom HELLP didefinisikan oleh hemolisis