PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK (NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT PRAKTEK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh: LIUTA YAMANO ADEN NIM. 125080601111045 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015
83
Embed
PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK (NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari. Proses terjadinya pasang surut tidak hanya membawa massa air tetapi juga membawa sedimen. Pengendapan sedimen dalam jumlah banyak akan menyebabkan pendangkalan pada pelabuhan. Setiap pelabuhan selalu melakukan pengerukan sedimen untuk mencegah pendangkalan. Pengerukan sedimen pelabuhan mayoritas berdasarkan data beberapa titik lapangan saja sehingga pendangkalan masih sering terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunya metode pemodelan arus pasang surut untuk mengetahui transportasi sedimen sehingga pengerukan sedimen dapat dilakukan secara maksimal. Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitu menggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff pada perairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggi pasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luas dan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya 15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surut menggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10. SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat memodelkan arus pasang surut dengan hasil 2D. SMS 10 dapat memodelkan arus pasang surut di setiap detik, menit dan jam. SMS 10 juga dapat memodelkan arus pasang surut dengan output berupa video. Adanya output berupa video akan mempermudah orang untuk memahami informasi pola arus pasang surut di Perairan Natuna. Kecepatan arus pasang surut di Perairan Natuna berkisar 0-2.56 m/s. Adanya pemodelan arus pasang surut di Perairan Natuna akan mempermudah mengetahui titik-titik endapan sedimen yang meyebabkan pendangkalan. Pengolahan data pola arus pasang surut menggunakan SMS 10 dilakukan di NEOnet-Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA). Tujuan utama dari PKM adalah untuk mengetahui cara pengolahan data arus pasang surut menggunakan SMS 10 di Perairan Natuna. Pelaksanaan Praktek Kerja Magang dilaksanakan pada libur semester genap selama 30 hari terhitung pada tanggal 18 Agustus 2015 s/d 25 September 2015. Praktek Kerja Magang di NEOnet beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08:00-17:00.
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK
(NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT
PRAKTEK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN NIM. 125080601111045
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2015
PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK
(NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT
LAPORAN PRAKTEK KERJA MAGANG PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2015
i
PRAKTEK KERJA MAGANG
PREDIKSI ARUS PASANG SURUT PERAIRAN NATUNA MENGGUNAKAN
APLIKASI SMS 10 DI NUSANTARA EARTH OBSERVATION NETWORK (NEONET) PTISDA-BPPT, JAKARTA PUSAT
Oleh:
LIUTA YAMANO ADEN
NIM. 125080601111045
Telah dipertahankan didepan penguji
pada tanggal 30 November 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Menyetujui,
Dosen Pembimbing, Dosen Penguji,
(M.A Zainul Fuad, S. Kel., M.Sc) (Muliawati Handayani, S. Pi., M. Sc)
LIUTA YAMANO ADEN. Prediksi Arus Pasang Surut Perairan Natuna Menggunakan Aplikasi SMS 10 di Nusantara Earth Observation Network (NEOnet) PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat. Di bawah bimbingan M.A Zainul Fuad dan Awaluddin.
Pasang surut merupakan suatu fenomena pergerakan naik turunnya
permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik benda-benda astronomi terutama oleh bumi, bulan dan matahari. Proses terjadinya pasang surut tidak hanya membawa massa air tetapi juga membawa sedimen. Pengendapan sedimen dalam jumlah banyak akan menyebabkan pendangkalan pada pelabuhan. Setiap pelabuhan selalu melakukan pengerukan sedimen untuk mencegah pendangkalan. Pengerukan sedimen pelabuhan mayoritas berdasarkan data beberapa titik lapangan saja sehingga pendangkalan masih sering terjadi. Faktor ini yang mendasari perlunya metode pemodelan arus pasang surut untuk mengetahui transportasi sedimen sehingga pengerukan sedimen dapat dilakukan secara maksimal.
Mengetahui pasang surut dapat dilakukan dengan metode manual yaitu menggunakan tide staff. Cara pengamatannya dengan meletakan tide staff pada perairan, lalu diamati dengan berkala untuk mengetahui titik terendah dan tertinggi pasang surut. Namun, menggunakan metode manual membutuhkan waktu yang sangat lama untuk memprediksi arus pasang surut karena luasan laut sangat luas dan perhitungan menggunakan metode manual membutuhkan waktu setidaknya 15 hari. Terdapat metode baru dengan pemodelan arus pasang surut menggunakan perangkat lunak Surface Modelling System (SMS) 10.
SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat memodelkan arus pasang surut dengan hasil 2D. SMS 10 dapat memodelkan arus pasang surut di setiap detik, menit dan jam. SMS 10 juga dapat memodelkan arus pasang surut dengan output berupa video. Adanya output berupa video akan mempermudah orang untuk memahami informasi pola arus pasang surut di Perairan Natuna. Kecepatan arus pasang surut di Perairan Natuna berkisar 0-2.56 m/s. Adanya pemodelan arus pasang surut di Perairan Natuna akan mempermudah mengetahui titik-titik endapan sedimen yang meyebabkan pendangkalan.
Pengolahan data pola arus pasang surut menggunakan SMS 10 dilakukan di NEOnet-Pusat Teknologi Inventarisasi Sumberdaya Alam (PTISDA). Tujuan utama dari PKM adalah untuk mengetahui cara pengolahan data arus pasang surut menggunakan SMS 10 di Perairan Natuna. Pelaksanaan Praktek Kerja Magang dilaksanakan pada libur semester genap selama 30 hari terhitung pada tanggal 18 Agustus 2015 s/d 25 September 2015. Praktek Kerja Magang di NEOnet beroperasi pada hari Senin-Jumat pada pukul 08:00-17:00.
Kata kunci : Pasang surut, Pemodelan, SMS 10.
iii
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya yang bertanda tangan dibawah ini,
Nama : Liuta Yamano Aden
NIM : 125080601111045
Prodi : Ilmu Kelautan
Dengan ini saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa dalam
Laporan Praktek Kerja Magang ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri yang dibimbing oleh pembimbing di NEOnet PTISDA-BPPT dan dosen
pembimbing Praktek Kerja Magang. Sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya yang pernah ditulis, pendapat, atau dibentuk orang lain kecuali
yang tertulis dalam naskah ini dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan laporan ini adalah
hasil plagiasi, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Malang, 1 Desember 2015
Mahasiswa
Liuta Yamano Aden
NIM. 125080601111045
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktek Kerja
Magang yang berjudul “Prediksi Arus Pasang Surut Perairan Natuna
Menggunakan Aplikasi SMS 10 di NEOnet PTISDA-BPPT, Jakarta Pusat”. Tujuan
penyusunan Laporan ini adalah memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas
Brawijaya.
Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan Laporan ini tidak luput dari
kekurangan. Semoga Laporan ini bisa bermanfaat bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Malang, 22 Oktober 2015
Penulis
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada beberapa pihak atas
dukungan dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang, sehingga penulisan
Laporan diberi kelancaran. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.
2. Dr. Ir. Daduk Setyohadi, MP selaku ketua jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan dan Ilmu Kelautan.
3. M.A Zainul Fuad, S.Kel, M.Sc selaku dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan,
serta ilmu selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang ini.
4. Awaludin, S.Pi selaku pembimbing di NEOnet PTISDA yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan pengarahan, bimbingan,
serta ilmu selama penyusunan Laporan Praktek Kerja Magang ini.
5. Djoko Nugroho, ST., MT selaku Pimpinan NEOnet dan Staff/Pegawai
NEOnet PTISDA dalam memberikan informasi dan penjelasan yang
diperlukan dalam menyusun Laporan Praktek Kerja Magang.
6. Kedua orangtua H. Agus Mataliu, SH dan Hj. Sri Rachmawati, SE yang
telah mendoakan, memberi motivasi, dan dukungan moral selama
melakukan kegiatan Praktek Kerja Magang.
7. Rendy Vidya Wibisono, M. Abdul Ghofur Al Hakim, Irham Tovani dan
Abiyoso Purnomosakti yang telah banyak membantu dalam kegiatan
Praktek Kerja Magang.
vi
DAFTAR ISI
RINGKASAN ....................................................................................................... ii
PERNYATAAN ORISINILITAS .......................................................................... iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................... v
DAFTAR ISI ....................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................................ 3
BAB II METODOLOGI......................................................................................... 4
2.1 Lokasi Praktek Kerja Magang .................................................................... 4
2.2 Waktu Praktek Kerja Magang ..................................................................... 5
2.3 Prosedur Praktek Kerja Magang ................................................................ 5
BAB III HASIL ..................................................................................................... 7
25. Pada proses input parameter pasang surut membutuhkan waktu maka dari
itu tunggu hingga proses input parameter selesai. Poses input parameter
pasang surut berisikan data amplitudo yang diprediksi secara automatis.
26. Pada proses selanjutnya adalah run model dengan cara klik ADCIRC-run
model. Tunggu proses run model ADCIRC, ketika selesai proses run model
ADIRC klik exit. Proses run model bertujuan untuk menjalankan setting
model yang telah dibuat tadi. Proses run model membutuhkan waktu
lumayan lama tergantung dari frekuensi dan jumlah hari yang dimodelkan.
Gambar 59Tampilan hasil input parameter pasang surut
Gambar 60 Proses run model ADCIRC
44
27. Pada toolbar SMS 10 open data fort 63 dan fort 64 secara satu persatu
untuk mempermudah membuka file tersebut. Data fort 63 dan fort 64
merupakan data dari hasil run model.
28. Pada kolom sebelah kiri pada SMS 10 klik pada mesh data-klik kanan-
display option. Pada tab 2D mesh, centang pada kolom contours, vectors,
nodestrings dan mesh boundary. Proses memberikan centang pada kolom
contours, vectors, nodestrings dan mesh boundary bertujuan untuk
menyeleksi tampilan hasil modelling yang ingin di tampilkan. Pada tab
Gambar 61 Tampilan membuka file fort 63
Gambar 62 Tampilan membuka file fort 64
45
contours-contours methode ubah dengan color fill. Proses pengaturan
menjadi color fill bertujuan untuk mengubah warna pada lembar kerja.
Pada tab contours terdapat pengaturan interval kecepatan arus pasang
surut. Pada tab vectors-vector display placement and filter-display-on a grid
dan centang pada show range of mangnitudes. Proses memberikan
centang pada show range of mangnitudes bertujuan untuk mengatur nilai
minimum dan maximum.
Gambar 63 Setting mesh data Contours
Gambar 64 Setting mesh data 2D Mesh
46
29. Pada bagian map hilangkan semua centang, hal ini bertujuan untuk
mengilangkan nodes dan arc.
30. Pada bagian scatter hilangkan centang pada points. Pada tab contours-
contours method ubah dengan color fill. Proses pengaturan menjadi color
fill bertujuan untuk mengubah warna pada lembar kerja. Pada tab contours
terdapat pengaturan interval kecepatan arus pasang surut. Pada tab
vectors-vector display placement and filter-display-on grid dan centang
pada show range of mangnitudes. Proses memberikan centang pada show
Gambar 65 Setting mesh data Vectors
Gambar 66 Setting mesh data Map
47
range of mangnitudes bertujuan untuk mengatur nilai minimum dan
maximum.
Gambar 68 Setting mesh data scatter-scatter
Gambar 67 Setting mesh data contours
48
3.2.5 Hasil Modelling Arus Pasang Surut di Wilayah Perairan Natuna
Hasil modelling arus pasang surut di lembar kerja SMS 10. Pada gambar
65 merupakan hasil dari run model velocity dan pada gambar 66 merupakan hasil
run model.
Hasil pasang surut pada taggal 1 September 2015 di wilayah Perairan
Natuna di gambarkan perjamnya dibawah ini.
Gambar 69 Hasil Velocity
Gambar 70 Hasil Water Surface Elevation
49
No Gambar Keterangan
1. Tanggal 1 September Pukul 01:00 WIB
Gambar 71 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut.
Pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
2. Tanggal 1 September Pukul 02:00 WIB
Gambar 72 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.3
m/s.
3. Tanggal 1 September Pukul 03:00 WIB
50
Gambar 73 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.
4. Tanggal 1 September Pukul 04:00 WIB
Gambar 74 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan bagian timur Perairan
Natuna arus mengarah
kesamping daratan dengan
kecepatan arus 1.4 m/s.
5. Tanggal 1 September Pukul 05:00 WIB
Gambar 75 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.
6. Tanggal 1 September Pukul 06:00 WIB
51
Gambar 76 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 1 m/s.
7. Tanggal 1 September Pukul 07:00 WIB
Gambar 77 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.
8. Tanggal 1 September Pukul 08:00 WIB
Gambar 78 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.3
m/s.
9. Tanggal 1 September Pukul 09:00 WIB
52
Gambar 79 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke laut
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju kedaratan
dengan kecepatan arus 0.4
m/s.
10. Tanggal 1 September Pukul 10:00 WIB
Gambar 80 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
11. Tanggal 1 September Pukul 11:00 WIB
Gambar 81 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1 m/s.
12. Tanggal 1 September Pukul 12:00 WIB
53
Gambar 82 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
13. Tanggal 1 September Pukul 13:00 WIB
Gambar 83 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.6
m/s.
14. Tanggal 1 September Pukul 14:00 WIB
Gambar 84 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.5
m/s.
15. Tanggal 1 September Pukul 15:00 WIB
54
Gambar 85 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
16. Tanggal 1 September Pukul 16:00 WIB
Gambar 86 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.3
m/s.
17. Tanggal 1 September Pukul 17:00 WIB
Gambar 87 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.
18. Tanggal 1 September Pukul 18:00 WIB
55
Gambar 88 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.7
m/s.
19. Tanggal 1 September Pukul 19:00 WIB
Gambar 89 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 5 m/s.
20. Tanggal 1 September Pukul 20:00 WIB
Gambar 90 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 0.4
m/s.
21. Tanggal 1 September Pukul 21:00 WIB
56
Gambar 91 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.4
m/s.
22. Tanggal 1 September Pukul 22:00 WIB
Gambar 92 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 1.6
m/s.
23. Tanggal 1 September Pukul 23:00 WIB
Gambar 93 Model Arus Pasang Surut
Pada bagian barat Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dan pada bagian timur Perairan
Natuna arus menuju ke daratan
dengan kecepatan arus 2 m/s.
57
3.3 Kendala dan Saran
Selama kegiatan PKM berlangsung terdapat kendala-kendala yaitu
sebagai berikut:
Tanggal dan durasi PKM menjadi kendala yang besar bagi mahasiswa.
Pengurusan tanda tangan berkas membutuhkan waktu yang lama.
Ketidakjelasan prosedur pengurusan berkas PKM membuat mahasiswa
menjadi bingung.
Ketidakjelasan prosedur program PKM.
Proses digitasi menimbulkan nodes baru yang dapat menyebabkan error.
Proses prediksi arus pasang surut sering terjadi close program ketika ada
tahap yang salah sehingga mengulang dari awal.
Parameter leprovost tidak dapat dipilih.
Pada kegiatan PKM terdapat saran-saran yaitu sebagai berikut:
Sebaiknya jangan mengharuskan mahasiswa untuk melakukan kegiatan
PKM selama 30 hari kerja karena tidak semua instansi bersedia menerima
PKM dengan durasi tersebut.
Sebaiknya tanggal pelaksanaan PKM dapat dilakukan di semester aktif
kuliah karena mayoritas instansi pada liburan semester genap sudah
penuh.
Pengurusan berkas seharusnya ada gambar petunjuk proses pengurusan
berkas sehingga mahasiswa tidak bingung dalam menyiapkan berkas apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan PKM.
Program PKM seharusnya ada peraturan yang sudah ditentukan sebelum
membuat program baru. Adanya peraturan yang jelas dapat
mempermudah mahasiswa dalam melakukan program PKM ketika KRS.
58
Pada setiap membuat garis baru akan muncul node baru. Untuk mencegah
terjadinya error pada SMS 10 diharuskan merubah node menjadi vertices.
Setiap tahapan proses pada SMS 10 seharusnya disave setiap tahapan-
tahapan dengan folder dan nama yang berbeda sehingga ketika ada
tahapan yang salah tidak perlu mengulang dari awal.
Parameter leProvost tidak dapat dipilih dikarenakan koordinatnya tidak
sesuai dengan peta. Seharusnya pada awal input data diatur terlebih
dahulu koordinat sistemnya.
3.4 Kesimpulan
Arus pasang surut merupakan fenomena naik turun permukaan air laut
secara berkala yang membawa massa jenis air dari tempat satu ketempat
lainnya dimana diakibatkan oleh gaya tarik gravitasi bulan dan matahari.
Arus pasang surut tidak hanya membawa massa jenis air tetapi juga
membawa sedimen. Penumpukan sedimen dalam jumlah akan
menyebabkan pendangkalan di suatu perairan.
Permodelan prediksi arus pasang surut bermanfaat sebagai infrormasi
tambahan karena dapat mengetahui transport sedimen. Adanya informasi
transport sedimen tentunya mempermudah dalam memaximalkan
pengerukan pengendapan sedimen di suatu perairan pelabuhan.
Permodelan prediksi arus pasang surut diolah dengan menggunakan
perangkat lunak SMS 10. SMS 10 merupakan perangkat lunak yang dapat
memodelkan arus pasang surut dengan format 2D dan 3D. Output dari
SMS 10 dapat berformat video sehingga memudahkan orang dalam
memahami arah transport sedimen.
Pada pengolahan data permodelan arus pasang surut membutuhkan
domain yang berfungsi sebagai pemilihan daerah Perairan Natuna, data
mentah batimetri untuk pembuatan peta batimetri, dan peta batimetri
sebagai bahan dasar untuk mengolah permodelan arus pasang surut
menggunakan perangkat lunak SMS 10.
59
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta.
Jakarta. Azis, Furqon M. 2006. Gerak Air di Laut. Oseana, Volume XXXI, Nomor 4, Hal: 9-
21 Djaelani, A.R. 2013. Teknik Pengumpulan Data dalam Penelitian Kualitatif.Majalah
Ilmiah Pawiyata. 20(I): 82-92. Fachrurrozi, M., Widada, Sugeng., Helmi, Muhammad, 2013. Studi Pemetaan
Batimetri Untuk Keselamatan Pelayaran di Pulau Parang, Kepulauan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Jurnal Oseanografi Vol II (3) : 310-317
Hutabarat,S dan Evans,S,1985. Pengantar Oseanografi. Penerbit UI-Press:
Jakarta Hutabarat, Sahala dan Evans, Stewart M. 2008. Jakarta : Pengantar
Oceanografi. Uneversitas Indonesia Press. Hutabarat,S dan Evans,S, 2012. Pengantar Oseanografi. UI-Press: Jakarta Musrifin, 2011. Analisis Pasang Surut Perairan Muara Sungai Mesjid Dumai.