PRE PLANNING SOSIALISASAI DAN PENGKAJIAN A. Latar Belakang Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan proses keperawatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan pendataan/ pengkajian di lingkungan RT 01-06 RW 4 Desa Ciporeat. Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan. Tujuan dari pengkajian adalah untuk mendapatkan data-data yang ada di RW 4 terutama mengenai masalah kesehatan. Dari hasil pendataan tersebut, akan diketahui masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat sehingga bisa dilakukan intervensi yang tepat. B. Tujuan Tujuan Umum Setelah melakukan pendataan/pengkajian di RW 4 Desa Ciporeat mahasiswa dapat mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut serta mengetahui perangkat desa dan batasan wilayah di RW 04. Tujuan Khusus Setelah melakukan pendataan/ pengkajian mahasiswa dapat :
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRE PLANNING
SOSIALISASAI DAN PENGKAJIAN
A. Latar Belakang
Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. pendekatan yang digunakan adalah berdasarkan proses
keperawatan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu dilakukan pendataan/
pengkajian di lingkungan RT 01-06 RW 4 Desa Ciporeat.
Pengkajian merupakan tahap pertama dari proses keperawatan. Tujuan
dari pengkajian adalah untuk mendapatkan data-data yang ada di RW 4
terutama mengenai masalah kesehatan. Dari hasil pendataan tersebut, akan
diketahui masalah kesehatan yang dirasakan masyarakat sehingga bisa
dilakukan intervensi yang tepat.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Setelah melakukan pendataan/pengkajian di RW 4 Desa Ciporeat
mahasiswa dapat mengetahui masalah kesehatan yang ada di wilayah tersebut
serta mengetahui perangkat desa dan batasan wilayah di RW 04.
Tujuan Khusus
Setelah melakukan pendataan/ pengkajian mahasiswa dapat :
a. Membina hubungan baik dengan pengurus RW, RT, kader kesehatan,
pemuka agama, pengurus PKK dan masyarakat di RW 4 Desa Ciporeat.
b. Mengenalkan program kegiatan praktek profesi kepada masyarakat
melalui acara-acara yang dilakukan masyarakat RW 4 misalnya
pengajian, PKK dan lain-lain.
c. Menemukan masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 4 Desa
Ciporeat.
d. Membuat peta masalah kesehatan yang ada di wilayah RW 4 Desa
Ciporeat.
e. Menyajikan data hasil pengkajian ke tokoh masyarakat, tokoh agama di
wilayah RW 4 Desa Ciporeat.
C. LANGKAH PENCAPAIAN TUJUAN
1. Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Senin-Sabtu (6-11 April 2015)
Waktu : Ba’da Ashar (karena warga banyak yang bekerja)
Sasaran : Masyarakat RT 1-6 di RW 4 Desa Ciporeat
Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.
Penanggung jawab : RT 1 (Irma dan Agung)
RT 2 (Erma dan Yudi)
RT 3 (Melis dan Aswir)
RT 4 (Ferry dan Anisa)
RT 5 (Yudi dan Irma)
RT 6 (Irma, Agung,Yudi, Aswir, Ferry, Anisah,
Erma dan Melis)
2. Susunan Kegiatan
- Perkenalan dengan pengurus RW 4, ketua RT, kader
posyandu dan pengurus PKK sekaligus meminta izin untuk
melakukan pendataan di RT 1-6 RW 4 Desa Ciporeat.
- Membagikan angket ke masing-masing warga RT 1-6 dengan
metode Cluster Random Sampling (sesuai penanggung jawab
masing-masing RT) sekaligus perkenalan ke warga.
- Melakukan tabulasi data.
3. Metode
- Kumpul Bersama/ Gathering
- Ramah Tamah
4. Media
- Angket Pengkajian
D. Evaluasi
Evaluasi Struktur
Adapun rencana pendataan dilaksanakan ku dua hari
Evaluasi Proses
Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir.
Evaluasi Hasil
Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4.1.2 Laporan Kegiatan Pengkajian Warga RW V Kelurahan Pagentan
4.1.1.2 Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengkajian dilaksanakan mulai hari selasa 6 Nopember sampai
jum’at 9 Nopember 2007. Sedangkan waktu pelaksanaannya menyesuaikan
dengan waktu luang warga, yaitu sore hari dan malam hari dimana warga sudah
pulang dari tempat kerjanya.
4.1.1.2.1 Susunan Kegiatan
Tanggal 5 Nopember 2007
a. memperkenalkan diri dengan ketua RW V dan meminta ijin dari ketua
RW.
Tanggal 6-7 Nopember 2007
a. Memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud tujuan kegiatan ke ketua
posyandu RW (Bu Asmat).
b. Memperkenalkan diri dengan kader-kader posyandu di tiap-tiap RT.
c. Memperkenalkan diri dengan ketua masing-masing RT, pengurus RW
dan pengurus PKK.
d. Membagikan angket dan menjelaskan cara pengisian angket ke masing-
masing warga melalui melalui kader dan sebagian langsung ke warga
sambil perkenalan dengan warga yang dipilih secara acak di tiap-tiap RT.
Angket yang dibagikan sejumlah 90.
Tanggal 8-9 Nopember 2007
a. Mengambil angket dari rumah warga.
4.1.1.2.2 Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Kendala yang dihadapi antara lain:
a. Warga RW V Kelurahan Pagentan banyak yang bekerja sebagai pekerja
swasta dan sore hari mereka baru pulang, sehingga waktu yang tersedia
sedikit dan sulit menemui warga.
b. Ada beberapa warga yang tidak bersedia mengisi angket karena
kesibukan mereka di tempat kerja.
Masyarakat menerima kedatangan mahasiswa dengan baik dan bersikap
ramah.
2. Evaluasi Hasil
Dari seluruh angket yang dibagikan sejumlah 90, kembali semua 90
angket.
4.1.2 Musyawarah Masyarakat Rukun Warga
4.1.2.1 Rencana Kegiatan Musyawarah Masyarakat Rukun Warga (MMRW)
4.1.2.1.1 Latar Belakang
Praktek klinik keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang ditujukan pada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan melalui penerapan
askep komunitas, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan sampai evaluasi.
Setelah melalui tahap pengkajian, yang dilakukan dengan pengambilan
data di wilayah RW 05 Pagentan sejak tanggal 6 Nopember 2007, dilakukan
pengolahan data, selanjutnya dilakukan perencanaan. Perencanaan tersebut
dilakukan dengan memberdayakan masyarakat yang ada di wilayah ini. Untuk
selanjutnya dapat menentukan masalah dan rencana intervensi yang bisa
dilakukan. Salah satu wujud pemberdayaan masyarakat adalah melalui
musyawarah bersama antara warga masyarakat, pihak Puskesmas, pembimbing
institusi dan mahasiswa yang praktek.
4.1.2.1.2 Tujuan
Tujuan Umum:
Setelah melakukan musyawarah masyarakat rukun warga (MMRW),
masyarakat RW V Kelurahan Pagentan dapat mengetahui gambaran data
tentang kesehatan di wilayahnya.
Tujuan Khusus:
Setelah melakukan musyawarah rukun warga (MMRW) masyarakat dapat:
1. Menentukan masalah kesehatan yang ada di wilayahnya
2. Menentukan penyelesaian masalah kesehatan yang ada.
3. Bersedia mematuhi keputusan bersama yang telah disepakati.
4.1.2.1.3 Sasaran
Warga masyarakat RW 05 kelurahan Pagentan
4.1.2.1.4 Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal : Jumat, 22 September 2006
Waktu : Pkl. 19.00 - selesai
Tempat : Rumah Bpk. Soehermanto, ketua RW 06 kelurahan
Bumiayu (PCP blok AP-12).
4.1.2.1.5 Pelaksanaan:
4.1.2.1.5.1 Tahap Persiapan
Persiapan MMRW dilakukan dengan mempersiapkan data yang akan
disampaikan, konsultasi dengan pembimbing, persiapan undangan dan segala
keperluan lain seperti tempat, dokumentasi, konsumsi serta mempersiapkan
salah satu tokoh masyarakat untuk mempresentasikan data.
4.1.2.1.5.2 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan MMRW dengan susunan acara sebagai berikut:
a. Pembukaan dan sambutan dari mahasiswa (5 menit)
b. Sambutan dari ketua RW atau pihak yang mewakili (5 menit)
c.Presentasi data oleh masyarakat (10 menit)
d. Diskusi:
- Penentuan masalah (25 menit)
- Penentuan penyelesaian masalah (20 menit)
e. Penyelesaian dari pihak Puskesmas Singosari (10 menit)
f. Penjelasan atau penambahan dari pihak institusi (10 menit)
g. Penutup/ doa ( 5 menit).
4.1.2.1.5.3 Tahap Evaluasi
Evaluasi Proses
Kendala proses pelaksanaan kegiatan.
Evaluasi Akhir
Hasil Kesepakatan bersama.
4.1.2.2 Laporan Kegiatan MMRW
4.1.2.2.1 Waktu Pelaksanaan Kegiatan
Hari/ tanggal : Jumat, 22 September 2006
Waktu : Pkl. 19.00 - selesai
Tempat : Rumah Bpk. Soehermanto ketua RW VI kelurahan
Bumiayu (PCP blok AP-12)
4.1.2.2.2 Pelaksanaan
1. Tahap Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan, perlu dilakukan persiapan. persiapan –
persiapan yang dilakukan antara lain:
- Mempersiapkan materi/ bahan/ data yang akan dipresentasikan
- Mempersiapkan media penyampaian data
- Mempersiapkan masyarakat sebagai presenter
- Berkonsultasi dengan pembimbing baik pihak Puskesmas maupun
institusi
- Mempersiapkan dan membagikan undangan kepada ketua RT, tokoh
masyarakat, remaja, tokoh agama yang ada di wilayah RW 05 kelurahan
Pagentan
- Mempersiapkan keperluan penunjang lainnya yaitu tempat, dokumentasi
dan konsumsi.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan:
1. Pembukaan dan sambutan dari wakil mahasiswa ( Dafir) selama 4 menit
2. Sambutan dari wakil RW ( sekretaris RW yaitu Bpk. Setiawan ) selama 5
menit
3. Penyajian data oleh salah satu tokoh masyarakat ( Bu Ninik S. ) selama
10 menit)
4. Diskusi:
- Penentuan masalah kesehatan ( 30 menit)
- Penentuan penyelesaian masyarakat (25 menit)
5. Klarifikasi dari pihak Puskesmas (Bpk. Agus W.) selama 10 menit
6. Klarifikasi dari pihak institusi ( Bpk. Ahsan) selama 4 menit
7. Penutup: kesimpulan dan doa selama 3 menit
8. Dokumentasi.
3. Tahap Evaluasi
Evaluasi proses:
- Kendala-kendala yang dihadapi adalah terbatasnya waktu (deadline
pelaksanaan MMRW)
- Masyarakat merasa jenuh dengan rapat-rapat karena kesibukan
warga sendiri.
- Undangan yang dibagikan sebanyak 30 undangan tapi yang hadir
sekitar 5 orang warga ditambah 2 orang pembimbing. Hal ini
dikarenakan waktu pelaksanaan MMRW bersamaan dengan waktu
penyelenggaraan rapat RT ( RT 5) dan rapat di kelurahan untuk
pembentukan karang taruna.
- Acara berjalan lancar, meskipun acara baru dimulai pukul 20.00 WIB (
terlambat 1 jam dari jadwal), masyarakat cukup antusias terhadap
diskusi yang dilakukan.
Evaluasi akhir
Diperoleh kesimpulan dan kesepakatan bersama yaitu mengenai masalah
kesehatan dan penangangannya.
o Prioritas Masalah Kesehatan di RW V Kelurahan Pagentan:
1. Masalah kesehatan lingkungan.
Masalah ini berkaitan dengan kebersihan bak mandi/bak air,
saluran pembuangan limbah/selokan dan pemeliharaan unggas
peliharaan mendapat prioritas utama sebagai masalah yang harus
segera diatasi. Hal ini ditunjukkan dengan data hasil pengkajian
dari 88 sampel keluarga menunjukkan bahwa:
10% membersihkan bak mandi > 2 minggu, 27%
membersihkan bak mandi selama seminggu sekali
15% menggunakan SPAL terbuka untuk pembuangan air
kotor dan 37% dibuang diselokan.
29,24 % memiliki unggas dengan 19,23%nya mempunyai
kandang bersatu dengan rumah.
Masalah kesehatan lingkungan merupakan prioritas masalah
karena dirasakan warga sebagai gangguan lingkungan sekitar dan
mengancam kesehatan.
2. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Masalah kurangnya kesadaran ibu-ibu yang memiliki balita di
lingkungan RW VI untuk datang ke posyandu secara rutin dan
pemberian ASI secara eksklusif.
Data hasil pengkajian dari 88 sampel keluarga menunjukkan
bahwa 47% memiliki balita dan 58%nya tidak mengikuti
penimbangan balita di Posyandu, sedangkan 29%nya tidak
memberikan ASI secara eksklusif. Hal ini dirasakan sebagai
masalah yang perlu mendapat perhatian sebab kurangnya
partisipasi ibu-ibu dalam penimbangan dan pemberian ASI
eksklusif akan menyebabkan gangguan kesehatan serta tumbuh
kembang balita tidak dapat dipantau dengan baik.
3. Masalah remaja berkaitan dengan narkoba.
Dari data pengkajian yang telah dilakukan, didapatkan 10%
remaja dari total penduduk RW VI dengan 10%nya memiliki
riwayat pengguna Narkoba. Hal ini dirasakan warga sebagai
ancaman bagi kesehatan remaja sebagai penerus bangsa yang
idealnya sehat secara jasmani dan rohani dan bebas dari
penyalahgunaan narkotika dan obat-obat berbahaya lainnya.
o Penanggulangan Masalah Kesehatan di RW VI Puri Cempaka Putih
Kelurahan Bumiayu
Dari hasil musyawarah bersama masyarakat RW V disepakati
perlu adanya penanggulangan bersama masalah-masalah tersebut
dengan mengadakan kerjasama antara seluruh warga RW V dengan
Mahasiswa Keperawatan Universitas Brawijaya. Di bawah ini diuraikan
beberapa solusi yang dapat dilakukan antara lain:
1. Perlu adanya penyuluhan tentang kesehatan lingkungan khususnya
mengenai:
Kebersihan bak mandi/bak air untuk mencegah penularan
penyakit demam berdarah melalui nyamuk Aedes agepty.
Selokan
Perawatan hewan peliharaan (unggas), yaitu tentang kebersihan
kandang, pencegahan flu burung, dan pemeliharaan unggas liar
agar tidak mengganggu kenyamanan warga lainnya
2. Perlu adanya penyuluhan tentang pentingnya kunjungan rutin ke
Posyandu kepada ibu-ibu balita agar status kesehatan dan tumbuh
kembang balita dapat dipantau dengan baik.
3. Perlu adanya penyuluhan tentang Narkoba agar remaja di lingkungan
RW VI mengetahui dan memahami serta mengerti tentang Narkoba
dan akibat buruknya bagi kesehatan dan pembentukan pribadi remaja
sebagai generasi penerus bangsa.
4.1.3. Laporan Pelaksanaan Kegiatan/ Intervensi
4.1.3.1 Masalah Kesehatan Lingkungan
4.1.3.1.1 Preplanning Kesehatan Lingkungan RW V Kelurahan Pagentan
4.1.3.1.1.1 Latar Belakang
Lingkungan merupakan tempat individu atau masyarakat berada dan
bertempat tinggal. Lingkungan terbagi atas dua yaitu: lingkungan biotik dan
abiotik. Lingkungan biotik yaitu makhluk-makhluk hidup yang ada di sekitar
manusia misalnya hewan ternak/ peliharaan, tanaman, hewan pengerat,
serangga, bakteri dan lain-lain. Lingkungan abiotik yaitu makhluk-makhluk tak
hidup seperti perumahan, air, udara, tanah, cuaca, iklim dan lain-lain. Semuanya
dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Bila salah satunya terganggu maka
kehidupan manusia pun terganggu.
Dari hasil pendataan didapatkan bahwa lingkungan RW V memiliki
beberapa masalah kesehatan lingkungan yang harus segera diatasi. Masalah ini
berkaitan dengan kebersihan bak mandi/bak air, saluran pembuangan
limbah/selokan dan pemeliharaan unggas peliharaan. Hasil pengkajian dari 88
sampel keluarga menunjukkan bahwa: 10% membersihkan bak mandi > 2
minggu, 27% membersihkan bak mandi selama seminggu sekali, 15%
menggunakan SPAL terbuka untuk pembuangan air kotor dan 37% dibuang di
selokan sehingga menyebabkan aliran air yang tidak lancar dan beresiko
menimbulkan media yang baik untuk pertumbuhan jentik-jentik nyamuk
khususnya nyamuk Aedes aegepty sebagai vektor dari penyakit Demam
Berdarah. Beberapa keadaan lain yang mengancam kesehatan seperti 29,24%
memiliki unggas dengan 19,23%nya mempunyai kandang bersatu dengan
rumah, dimana hal ini patut diwaspadai terhadap resiko penularan penyakit flu
burung. Dari hasil pendataan kesehatan lingkungan di atas ditengarai
disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan perilaku yang tidak sesuai
dengan kesehatan.
Penyakit Demam Berdarah (DHF) adalah penyakit yang mempunyai
resiko besar diderita warga RW V kelurahan Pagentan. Sedangkan penyakit Flu
Burung perlu diwaspadai sedini mungkin oleh warga agar wabah flu burung tidak
sampai menjangkiti lingkungan RW V kelurahan Pagentan. Hasil dari pengkajian
banyak warga yang belum mengerti tentang penyakit tersebut dan bagaimana
pencegahannya, padahal hal tersebut sangat penting untuk mengurangi angka
kejadian penyakit. Penyuluhan ini akan memberi informasi kepada warga tentang
penyakit tersebut guna mencegah timbulnya penyakit Demam Berdarah dan Flu
Burung dan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
4.1.3.1.1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Masyarakat menyadari tentang keadaan lingkungannya yang tidak sehat
demi terpeliharanya lingkungan sehat dan perumahan sehat.
2. Tujuan Khusus
Masyarakat RW V Kelurahan Pagentan diharapkan dapat melakukan
pencegahan terhadap Demam Berdarah.
Masyarakat RW V Kelurahan Pagentan diharapkan dapat melakukan
pencegahan terhadap penyakit Flu Burung.
Masyarakat dapat mengidentifikasi lingkungan sehat dan tidak sehat.
Setelah dilakukan pembinaan, masyarakat dapat merubah perilaku
yang kurang sehat menjadi perilaku yang sesuai dengan kesehatan
demi mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat.
4.1.3.1.1.3 Rencana Kegiatan
Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Flu Burung
a. Materi :
Penyuluhan tentang Demam berdarah
Penyuluhan tentang Flu Burung
b. Metode : Ceramah dan tanya jawab
c. Sasaran : Seluruh warga RW V Kelurahan Pagentan
d. Tempat : Rumah warga RT 02, RT 03, RT 04, RT 05, RW VI
Kelurahan Bumiayu
e. Waktu : Tanggal 1-15 Oktober 2006
4.1.3.1.1.4 Kegiatan
1. Penyuluhan tentang Demam Berdarah dan Flu Burung
2. Diskusi dan tanya jawab tentang Demam Berdarah dan Flu Burung
4.1.3.1.1.5 Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awal hingga akhir.
2. Evaluasi Hasil
Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
4.1.3.1.2 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
4.1.3.1.2.1 SAP Demam Berdarah
A. Topik : Kesehatan lingkungan
B. Sub topik : Demam berdarah
C. Tujuan Instruksional:
1. Umum :
Setelah diberikan penyuluhan sasaran diharapkan mampu memahami
tentang demam berdarah
2. Khusus
Setelah diberikan penyuluhan sasaran mampu :
a. Menyebutkan pengertian demam berdarah
b. Menyebutkan cara penularan demam berdarah
c. Menyebutkan gejala-gejala demam berdarah
d. Menyebutkan pertolongan pertama pada penderita demam berdarah
e. Menyebutkan cara pencegahan demam berdarah
D. Perencanaan Penyuluhan
1. Waktu :
a. Hari : Menyesuaikan dengan kegiatan warga
b. Tanggal : 1-15 Oktober 2006
c. Jam : Menyesuaikan dengan kegiatan warga
2. Tempat : Rumah warga
3. Sasaran : Warga RW V kelurahan Pagentan
4. Metode : Ceramah dan Tanya jawab
5. Media : flipchart (lembar balik) dan leaflet
6. Penyaji : Mahasiswa
E. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
Kegiatan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Media
Pendahuluan
5 mnt 1. Memperkenalkan diri dan menjelaskan topik penyuluhan dan tujuan penyuluhan
2. Menggali pengetahuan tentang demam berdarah
1. Mendengarkan dan
memperhatikan2. Menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penyaji
Penyajian 15 mnt Menjelaskan materi tentang : pengertian demam
berdarah cara penularan
demam berdarah gejala gejala
demam berdarah pertolongan
pertama pada penderita demam berdarah
cara pencegahan demam berdarah
1. Mendengarkan dan memperhatikan2. Mengajukan
pertanyaan bila kurang mengerti
Lembar Balik,Leaflet
Penutup 10 mnt 1. Melakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan
2. Menyimpulkan
Memperhatikan dan menjawab pertanyaan
materi yang telah disampaikan
3. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya kembali jika kurang jelas
4.1.3.1.2.2 SAP Flu Burung
A. Topik : Kesehatan Lingkungan
B. Sub Topik : Flu Burung
Sub pokok bahasan : Mencegah Flu Burung
C. Tujuan
I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan sasaran dapat memahami tentang
penyakit flu burung.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan, warga dapat:
Menyebutkan pengertian penyakit flu burung.
Menyebutkan cara penularan penyakit flu burung
Menyebutkan gejala-gejala flu burung
Menyebutkan tindakan-tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah
penularan flu burung di lingkungan rumah.
Merumuskan sarat-sarat daging unggas yang aman untuk dikonsumsi.
Bungkuslah dengan plastik dan buang di tempat sampah.
5. Amati dengan teliti kesehatan anda apabila telah melakukan kontak
dengan unggas/burung. Segeralah ke puskesmas/ tempat pelayanan
kesehatan apabila timbul gejala-gejala demam, infeksi mata, kesulitan
bernapas.
Untuk Pemelihara Unggas:
1. Bersihkan kandang setiap hari, kalau perlu semprot dengan desinfektan
2. Menjauhkan kandang unggas (ayam, itik, dan burung) dari rumah/ tempat
tinggal.
3. Jemur kandang setiap hari.
4. Bersihkan makanan ternak/ burung yang tercecer di tanah/ lantai, agar
tidak mengundang burung liar datang.
5. Vaksinasi unggas ke dokter hewan terdekat.
VI. Serba-serbi Flu Burung:
Vaksin Flu Burung
Saat ini belum terdapat vaksin manusia untuk flu burung.
Obat Flu Burung
Selain perawatan medis intensif, Oseltamivir (Tamiflu) merupakan obat
anti-viral utama untuk flu burung. Tamiflu akan efektif apabila diberikan
pada tahap awal perkembangan penyakit flu burung.
Konsumsi daging ayam/produk unggas
Masyarakat aman untuk memakan daging ayam/produk unggas lainnya
apabila telah dimasak secara matang (goreng, rebus, panggang) dengan
suhu di atas 80 derajat dan lebih dari satu menit.
4.1.3.1.4 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah Dan Flu
Burung
Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yang meliputi pencegahan dan
pertolongan Demam Berdarah dan pencegahan penyakit Flu Burung dilakukan
pada tanggal 1-15 Oktober 2006 pada waktu yang sudah ditentukan.
Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di RT 01-07 RW V, bertempat di
rumah salah satu warga di masing-masing RT. Peserta penyuluhan terdiri dari
ibu-ibu peserta pertemuan Dasawisma dan PKK di RT 01-07 RW V Kelurahan
Pagentan. Sebagai pemateri dari penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB
dengan penanggung jawab kegiatan adalah Achmad Dafir dan Indah Anggraeni.
4.1.3.1.4.1 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah dan Flu
Burung di RT 02 RW VI Kelurahan Bumiayu
Hari/Tanggal : Minggu / 1 Oktober 2006 dan Minggu/ 8 Oktober 2006
Waktu : 10.00-selesai
Tempat : Rumah Ibu Bambang (Dasawisma I) dan rumah Ibu Aris
(pertemuan PKK) warga RT 02 RW VI Kelurahan
Bumiayu
Topik : Demam Berdarah dan Flu Burung
Penyuluh : Mahasiswa PSIK FKUB
Peserta : Pertemuan Dasawisma I dan Pertemuan PKK RT 02 RW
VI Kel. Bumiayu.
Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. dan Ahmad Dafir F.
I. Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang
akan diberikan.
Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:
Apakah ibu-ibu tahu tentang Demam Berdarah?
Apakah penyebab penyakit Demam Berdarah?
Apakah ibu-ibu tahu tentang Flu Burung?
Apakah penyebab penyakit Flu Burung?
Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana
sebagian besar peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar.
Setelah itu penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.
2. Tahap Penyajian Materi
Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada
SAP.
3. Evaluasi
Evaluasi Struktur
Mahasiswa datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk
mempersiapkan sarana dan prasarana untuk kegiatan penyuluhan.
Semua peserta datang tepat waktu. Penyuluhan dimulai setelah acara
arisan Dasawisma selesai.
Evaluasi Proses
Peserta yang hadir berjumlah 37 orang. Pelaksanaan penyuluhan
berjalan sesuai rencana dimana peserta antusias bertanya kepada
pemateri juga menjawab pertanyaan yang diajukan pemateri.
Evaluasi Hasil
Lebih dari 60% dari peserta yang hadir dengan aktif melontarkan
pertanyaan kepada mahasiswa tentang materi yang disampaikan. Hal ini
membuktikan bahwa rasa kepedulian peserta terhadap kesehatan
lingkungan dan antusiasme untuk mencari tahu tentang informasi
kesehatan terbaru sebagai langkah awal untuk mencegah terjadinya
penyakit cukup besar.
Pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain:
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Demam Berdarah dan
bagaimana cara penularannya?
2. Apakah penyakit flu burung itu dan bagaimana cara penularannya?
3. Apakah kotoran ayam dapat menyebabkan penyakit flu burung?
4.1.3.1.4.2 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Demam Berdarah dan Flu
Burung di RT 04 RW VI Kel. Bumiayu
Hari/Tanggal : Minggu / 8 Oktober 2006
Waktu : 11.00 WIB -selesai
Tempat : Rumah Ibu Yusuf warga RT 04 RW VI Kelurahan
Bumiayu
Topik : Demam Berdarah dan Flu Burung
Peserta : Pertemuan PKK RT 04 RW VI Kel. Bumiayu.
Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P. dan Ahmad Dafir F.
I. Pelaksanaan
Kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 2 sesi. Sesi pertama diawali dengan
penyuluhan Demam Berdarah sedangkan sesi kedua dilanjutkan dengan
penyuluhan Flu Burung.
Pelaksanaan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu tahap perkenalan
dan penggalian pengetahuan peserta, tahap penyajian materi, dan tahap
evaluasi. Penyuluhan tentang demam Berdarah disampaikan oleh Indah
Anggraeni Prasetya pada pukul 11.10-11.20 dilanjutkan dengan penyuluhan Flu
Burung pada pukul 11.21-11.33. Penyuluhan dipimpin oleh moderator Endah
Silfiyanti. Setelah materi selesai disampaikan, dibuka sesi tanya jawab.
II. Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana peserta yang hadir 20
orang. Lebih dari 70% warga aktif melontarkan pertanyaan seputar materi yang
disampaikan. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta antara lain:
a. Jenis obat nyamuk apa yang paling aman digunakan untuk mencegah gigitan
nyamuk demam berdarah namun tidak memberikan efek samping terhadap
pernapasan?
b. Bagaimana penanganan terhadap air selokan yang tersumbat agar tidak
menyebabkan sarang nyamuk?
c. Apa saja gejala-gejala dari flu burung dan kapan gejala tersebut muncul pada
manusia?
d. Bagaimana cara mengetahui bahwa unggas peliharaan terkena flu burung?
e. Apakah kotoran ayam dapat menularkan penyakit flu burung?
f. Bagaimana membedakan unggas yang sehat dengan unggas yang terkena
flu burung?
g. Jika hanya memelihara satu ekor unggas, bagaimana cara memastikan
unggas tersebut terkena flu burung?
Banyaknya pertanyaan yang dilontarkan peserta menunjukkan
antusiasme warga terhadap topik yang disampaikan pemateri sangat besar. Hal
ini membuktikan bahwa warga cukup peduli terhadap masalah kesehatan
lingkungan.
4.1.3.1.4.3 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Flu Burung di RT 03 RW VI
Kel. Bumiayu
Hari/Tanggal : Minggu / 8 Oktober 2006
Waktu : 16.30-selesai
Tempat : Rumah Ibu Eddy warga RT 03 RW VI Kelurahan Bumiayu
Topik : Demam Berdarah dan Flu Burung
Peserta : Pertemuan Dasawisma RT 03 RW VI Kel. Bumiayu.
Penanggung Jawab : Indah Anggraeni P.
I. Pelaksanaan
Penyuluhan tentang Flu Burung disampaikan Agustin Chusnul pada pukul
16.30-16.40. Penyuluhan dipimpin oleh moderator Ismatul Quddus. Kegiatan
meliputi pemberian materi dan tanya jawab. Adapun materi yang disampaikan
meliputi pengertian flu burung, cara penularan, gejala-gejala flu burung pada
manusia dan unggas, tindakan pencegahan, dan lain-lain sesuai dengan SAP.
Setelah materi selesai disampaikan, dibuka sesi tanya jawab.
II. Evaluasi Kegiatan
Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana peserta yang hadir 21
orang. Antusiasme warga terhadap informasi kesehatan khususnya flu burung
sangatlah besar. Hal ini ditunjukkan dengan lebih dari 60% warga aktif
melontarkan pertanyaan seputar materi yang disampaikan. Diskusi juga terjalin
tidak hanya antara peserta dengan mahasiswa namun juga antara peserta
dengan peserta yang lain. Beberapa pertanyaan disampaikan oleh peserta
antara lain:
a. Kapan penyakit flu burung mulai menimbulkan gejala pada manusia?
b. Apakah gejala flu burung sama dengan flu biasa?
c. Bagaimana cara membedakan flu burung dengan flu biasa?
d. Bagaimana tindakan yang bisa dilakukan untuk mewaspadai gejala flu
burung pada unggas peliharaan jika unggas belum menampakkan gejala-
gejala terkena flu burung dan belum ada kematian mendadak?
4.1.3.2 Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
4.1.3.2.1 Preplanning Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) RW VI Kelurahan
Bumiayu
4.1.3.2.1.1 Latar Belakang
Masalah KIA merupakan prioritas ketiga (terakhir) dari hasil Musyawarah
Masyarakat RW VI. Dari hasil pendataan didapatkan bahwa di RW VI banyak ibu
menyusui yang bekerja sehingga ada beberapa warga yang tidak memberikan
ASI Eksklusif bagi bayinya. Padahal ASI Eksklusif (mulai usia 0-6 bulan) sangat
dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi yang optimal. Oleh karena itu perlu diadakan
penyuluhan tentang “Kiat Memberikan ASI Eksklusif Bagi Ibu Bekerja Dan
Berpuasa”, karena bertepatan dengan datangnya bulan Ramadhan.
4.1.3.2.1.2 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat mengetahui cara pemberian ASI
Eksklusif ketika sibuk bekerja
B. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat:
a. Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif
b. Menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.
c. Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.
d. Menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama bagi ibu-ibu yang
bekerja dan berpuasa).
e. Menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan ASI perah.
4.1.3.2.3 Pelaksanaan Kegiatan
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 September 2006
Waktu : 09.00 WIB-selesai
Sasaran : Ibu-ibu Posyandu RW VI Kelurahan Bumiayu
Tempat : Rumah Pak Hadi RT 01
Penanggung Jawab : Nur’aini
4.1.3.2.4 Susunan Kegiatan
1. Pembukaan dan perkenalan
2. Penyampaian materi tentang “Kiat Memberikan ASI Eksklusif Bagi Ibu
Bekerja Dan Berpuasa”
3. Diskusi atau tanya jawab
4. Pemberian leaflet
4.1.3.2.4 Evaluasi
1. Evaluasi Proses
Penilaian terhadap kelancaran kegiatan dari awala hingga akhir.
2. Evaluasi Hasil
Penilaian terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
A. Topik : ASI Eksklusif
B. Tujuan
I. TUJUAN UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu-ibu dapat memahamii
tentang bagaimana cara memberikan ASI Eksklusif bagi ibu yang sedang
bekerja.
II. TUJUAN KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan ibu-ibu dapat:
a. Menyebutkan pengertian ASI Eksklusif
b. Menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.
c. Menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.
d. Menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama bagi ibu-ibu yang
bekerja dan berpuasa).
e. Menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan ASI perah.
D. Media
Lembar balik (flipchart), Leaflet
E. Rencana Pelaksanaan Penyuluhan
Sasaran : Ibu-ibu Posyandu di RW VI Puri Cempaka Putih Kelurahan
Bumiayu Malang
Tempat : Rumah B.Hadi RT 01 RW.VI
Hari/Tanggal : Sabtu/23 September 2006
Waktu : 30 menit
Metode : Ceramah
F. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
1 3 Menit PembukaanMembuka kegiatan dengan mengucapkan salamMemperkenalkan diriMenjelaskan tujuan dari penyuluhan
Menjawab salam, memperhatikan dan mendengarkan
2 7 Menit
10 Menit
PelaksanaanMenjelaskan tentang lamanya pemberian ASI eksklusif dan pentingnya pemberian ASI eksklusifMenjelaskan manfaat/keunggulan ASIMenjelaskan tentang cara pemberian ASI perah bagi ibu yang bekerjaMenjelaskan tentang kiat memberikan
Mendengarkan dan memperhatikan
ASI di bulan RamadhanMemberikan kesempatan pada peserta (ibu-ibu posyandu) untuk bertanya
Bertanya
3 7 Menit EvaluasiMenanyakan kepada peserta (ibu-ibu Posyandu) tentang materi yang diberikanMemberikan reinforcement kepada peserta (ibu-ibu Posyandu) atas jawaban yang diberikan
4 3 Menit TerminasiMengucapkan terimakasih atas perhatian dan peran serta
Mendengar dan menjawab salam
G. Evaluasi
Evaluasi proses
Mengetahui bagaimanakah proses kegiatan penyuluhan berjalan.
Evaluasi Hasil,
Mengetahui apakah:
1. peserta dapat menyebutkan pengertian ASI Eksklusif
2. peserta dapat menjelaskan kapan ASI Eksklusif mulai diberikan.
3. peserta dapat menyebutkan manfaat ASI Eksklusif bagi balita.
4. peserta dapat menjelaskan cara memberikan ASI Eksklusif (terutama
bagi ibu-ibu yang bekerja dan berpuasa).
5. peserta dapat menjelaskan cara memerah ASI dan cara penyimpanan
ASI perah.
4.1.3.2.2 Materi Penyuluhan ASI Eksklusif
4.1.3.2.2.1 Pengertian ASI Eksklusif
ASI Eksklusif adalah ASI yang diberikan terus menerus tanpa penambahan
makanan atau minuman selain ASI.
4.1.3.2.2.2 Kapan ASI Eksklusif diberikan?
Pemberian ASI Eksklusif diberikan selama 6 bulan.
4.1.3.2.2.3 Mengapa ASI penting bagi bayi?
ASI mengandung zat nutrisi yang kualitas dan komposisi ideal untuk
pertumbuhan kesehatan dan kecerdasan bayi terutama karena ASI
mengandung protein khusus, yaitu taurin, juga mengandung laktosa dan
asam lemak ikatan panjang dalam jumlah lebih banyak dibandingkan susu
sapi atau susu kaleng. Kandungan colostrum pada ASI membentuk antibodi
dalam tubuh bayi sehingga menghindarkan bayi dari infeksi dan alergi.
4.1.3.2.2.4 12 Keunggulan ASI:
ASI mengandung zat gizi paling sempurna untuk pertumbuhan bayi dan
perkembangan kecerdasannya.
ASI mengandung kalori 65 Kcal/ 100 ml yang memberikan cukup energi
bagi pertumbuhan bayi.
Sebanyak 90% kandungan lemak ASI dapat diserap bayi.
ASI dapat menyebabkan pertumbuhan sel otak yang optimal
Protein ASI adalah spesifik spesies sehingga jarang menyebabkan alergi
ASI memberikan perlinndungan terhadap infeksi dan alergi
Dapat mempererat ikatan ibu dan bayi
Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
ASI selalu tersedia, bersih dan segar
Jarang menyebabkan diare dan sembelit
Lebih ekonomis, hemat dan praktis
Membantu program KB
4.1.3.2.2.5 Cara agar Ibu Bekerja Dapat Terus Memberikan ASI Eksklusif
Caranya adalah dengan memberikan bayi ASI perah, yaitu ASI yang diambil
dengan cara diperas langsung dari payudara ibu, kemudian disimpan dan
nantinya diberikan pada bayi.
4.1.3.2.2.6 Cara-Cara Memberikan ASI Perah
a. Cuci tangan dengan sabun sebelum memerah
b. Perah ASI dengan jari. Jangan gunakan pompa manual karena dapat
merusak jaringan payudara.
c. Simpan ASI dalam botol steril
d. Gunakan air panas yang mengalir atau air panas yang dituang dalam
mangkuk untuk menghangatkan ASI sebelum diberikan pada bayi.
Jangan memanaskan ASI langsung di atas api karena akan
menyebabkan beberapa enzim yang terkandung dalam ASI rusak. Lama
penghangatan tergantung suhu ASI, namun pada prinsipnya buatlah suhu
ASI seperti suhu tubuh karena akan menyerupai ASI yang dikeluarkan
langsung.
e. Berikan ASI dengan sendok kecil, bukan dengan botol susu atau dot.
ASI yang telah dipanaskan tidak dapat disimpan kembali di dalam termos
atau lemari pendingin (ASI sudah tidak bisa dipakai lagi).
f. Jika ingin memberikan susu formula, berikan setelah bayi berusia 5-6
minggu. Namun disarankan memberi ASI dulu baru susu formula supaya
produksi ASI tidak berkurang.
4.1.3.2.2.7 Cara Menyimpan ASI Perah
Simpan ASI di dalam botol kecil yang telah disterilkan
ASI yang telah dipanaskan tidak dapat disimpan kembali di dlaam termos
atau kulkas.
Bila tiodak terpaksa jangan, tidak disarankan untuk menyimpan ASI di
freezer.
4.1.3.2.2.8 Ketahanan ASI
ASI bias tahan selama:
6-8 jam di udara terbuka
24 jam di termos es
2x24 jam di lemari es
2 minggu di freezer yang berpintu sama dengan tempat buah
3 bulan di freezer yang beda pintu dengan tempat buah
4.1.3.2.2.9 Kiat memberikan ASI Eksklusif di bulan Ramadhan
Selama bulan Ramadhan, produksi ASI bisa tetap lancar asalkan ibu
meningkatkan nutrisinya.
Tambah kalori
Konsumsi makanan tinggi karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral
terutama pada saat berbuka dan sahur.
Perbanyak cairan
Ibu dianjurkan minum 10-12 gelas/hari ditambah susu 3 gelas/hari.
Jangan langsung minum susu setelah menyantap buka puasa karena
dapat menyebabkan mual. Sebaiknya minum susu setelah menyantap
makanan kecil menjelang tidur dan saat sahur.
Banyak istirahat
Pada saat berpuasa, jika ibu merasa lemas sehabis menyusui, maka
beristirahatlah. Dapat dengan istirahat tidur atau dengan sekedar
relaksasi untuk menenangkan pikiran.
4.1.3.2.3 Laporan Hasil Kegiatan Penyuluhan Pemberian Asi Eksklusif
Penyuluhan tentang Pemberian Asi Eksklusif dilakukan pada tanggal 23
September 2006. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Posyandu
Kemuning yaitu di rumah bapak Hadi (warga RT 01). Peserta penyuluhan terdiri
dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan posyandu. Sebagai pemateri dari
penyuluhan ini adalah mahasiswa PSIK FKUB dengan penanggung jawab
kegiatan adalah Nur’aini
Hari/Tanggal : Sabtu/23 September 2006
Waktu : 08.00-selesai
Tempat : Posyandu Kemuning RW VI kelurahan Bumiayu
Topik : Pemberian ASI Eksklusif
Penyuluh : Indah Anggraeni P.
Peserta : ibu-ibu balita posyandu Kemuning RW VI Kel. Bumiayu.
Penanggung Jawab : Nur’aini
4.1.3.2.3.1 Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1. Tahap Perkenalan dan Penggalian Pengetahuan Peserta
Setelah memberi salam dan perkenalan, pemateri terlebih dahulu
menyampaikan maksud dan tujuan diberikan penyuluhan sebelum materi
disampaikan. Kemudian pemateri memberi pertanyaan pembuka untuk
mengetahui tingkat pengetahuan peserta (pretest) tentang materi yang akan
diberikan.
Pertanyaan yang diberikan, sebagai berikut:
Apakah ibu-ibu tahu tentang ASI Eksklusif?
Apakah Cara Pemberian ASI Eksklusif?
Peserta menjawab pertanyaan pemateri dengan bahasa mereka, dimana
sekitar 50% peserta dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Setelah itu
penyaji langsung masuk pada materi penyuluhan.
2. Tahap Penyajian Materi
Penyajian materi sesuai dengan materi penyuluhan yang terlampir pada
SAP.
3. Evaluasi
Evaluasi Proses
1. penyuluhan dimulai tepat jam 09.00 sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
2. penyuluhan terbagi dalam 2 gelombang untuk mengoptimalkan waktu
karena ibu-ibu yang datang ke posyandu datang tidak bersamaan dan
sedikit demi sedikit.
3. peserta yang hadir sejumlah 15 orang hal ini dikarenakan banyak ibu-
ibu yang sibuk sehinggga setelah selesai penimbangan langsung
pulang sehingga tidak bisa mengikuti penyuluhan.
4. penyuluhan berjalan cukup lancar dan ibu-ibu antusias mengikuti
penyuluhan dan menanyakan tentang materi yang diberikan.
Adapun pertanyaan yang muncul dari peserta antara lain adalah;
o Apakah boleh memberikan ASI lebih dari 2 tahun?
o Bagaimana jika ASI tidak mau keluar?
o Mana yang lebih baik, memerah ASI dengan tangan atau dengan
pompa?
Evaluasi Hasil
Peserta diberikan beberapa pertanyaan yang isinya sama dengan
saat sebelum penyuluhan. Peserta yang hadir 80% mampu menjawab
pertanyaan dari mahasiswa tentang materi yang telah disampaikan.
Sedangkan pada saat pre-test peserta hanya mampu menjawab 50% dari
pertanyaan yang diajukan. Hal ini membuktikan bahwa peserta
memperhatikan materi yang disampaikan dan terjadi peningkatan
pengetahuan setelah diberikan penyuluhan.
:
4.1.3.3 Pelatihan Kader
4.1.3.3.1 Preplanning Pelatihan Kader Posyandu RW VI Kelurahan Bumiayu
4.1.3.3.1.1 Latar Belakang
Posyandu merupakan sarana pelayanan masyarakat khususnya balita
dan WUS. Salah satu fungsi posyandu adalah melakukan penimbangan,
penyuluhan kesehatan, imunisasi dan konsultasi KB.
Hal ini penting dilakukan karena untuk mengetahui tumbuh kembang
anak dan mendeteksi dini kesehatan balita dan ibu sehingga apabila ditemukan
suatu masalah kesehatan maka dapat segera dilakukan intervensi atau tindakan
yang cepat dan tepat. Untuk mewujudkan fungsi posyandu maka diperlukan
adanya partisipasi masyarakat dan tenaga kesehatan. Wujud partisipasi
masyarakat adalah dengan pembentukan kader posyandu.
Kader posyandu berfungsi dalam mengefektifkan ke-4 meja dalam
posyandu yaitu: meja 1 untuk pendaftaran, meja 2 untuk penimbangan, meja 3
untuk pencatatan dan meja 4 untuk penyuluhan. Sedangkan untuk meja 5 yang
berfungsi dalam pelaksanaan KB dan imunisasi dilakukan oleh petugas
kesehatan. Untuk mengoptimalkan fungsi dari kader-kader tersebut maka
diperlukan adanya pelatihan kader.
Rencana yang akan dilakukan adalah mengadakan pelatihan kader. Hal
ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman kader tentang posyandu dan
pengoptimalan 5 meja dalam posyandu. Harapan kami, setelah dilakukan
pelatihan kader maka fungsi posyandu akan menjadi lebih baik lagi serta
masyarakat akan merasakan manfaat dari posyandu, tidak sekedar melakukan
penimbangan balita saja.
4.1.3.3.1.2 Tujuan Rencana Kegiatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat memahami
bagaimana pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat:
a. Menjelaskan pengertian posyandu
b. Menjelaskan tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan posyandu
c. Menjelaskan fungsi 5 meja pada posyandu
d. Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan 5 meja pada posyandu.
4.1.3.3.1.3 Rencana Kegiatan
1. Penyusunan materi dan SAP
- Bahan : Kertas HVS
- Tempat : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu
- Waktu : 28 September 2006
2. Pembuatan Modul
- Bahan : Kertas, printer warna
- Tempat : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu
- Waktu : 28 September 2006
3. Pembuatan lembar balik
- Bahan : Kertas manila, spidol, gambar-gambar yang berhubungan
dengan posyandu.
- Tempat : Posko praktik komunitas RW 06 kelurahan Bumiayu
- Waktu : 8 Oktober 2006
4. Pelaksanaan penyuluhan
- Bahan : Leaflet, flow chart, materi penyuluhan
- Tempat : Rumah B.Totok PCP blok AO-42 RT.04 RW VI (posko praktik
komunitas)
- Waktu : Selasa, 10 Oktober 2006
4.1.3.3.1.4 Kegiatan
a. Penyusunan materi dan SAP
b. Pembuatan leaflet
c. Pembuatan lembar balik
d. Pelaksanaan penyuluhan.
4.1.3.3.1.5 Kepanitiaan
1. Ketua : Agustin Khusnul Chotimah
2. Koordinator:
- Penyusunan materi SAP dan modul pelatihan: Nur Aini, Agustin
- Pembuatan lembar balik: Nur Aini, Nia
- Pelaksanaan penyuluhan: Endah Silfiyanti
4.1.3.3.1.6 Evaluasi Kegiatan
1. Evaluasi Proses
Apakah kegiatan berjalan dengan lancar dan tepat waktu.
Apakah undangan seluruhnya hadir
Apakah peserta antusias mengikuti pelatihan
2. Evaluasi Hasil
Terjadi peningkatan pengetahuan kader posyandu yang ditunjukkan
dengan berfungsinya meja 1-4 dalam posyandu.
4.1.3.3.2 Satuan Acara Penyuluhan Pelatihan Kader Posyandu
4.1.3.3.2.1 Pokok Bahasan : Tugas kader posyandu
4.1.3.3.2.2 Sub Pokok Bahasan : Tugas kader sebelum, saat dan sesudah
hari H posyandu
4.1.3.3.2.3 Tujuan
A. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pelatihan, kader posyandu dapat memahami
bagaimana pelaksanaan posyandu yang efektif dan efisien.
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan pelatihan kader mampu:
1. Menjelaskan pengertian posyandu
2. Menjelaskan tugas-tugas kader dalam penyelenggaraan posyandu
3. Menjelaskan fungsi 5 meja pada posyandu
4. Menjelaskan langkah-langkah pelaksanaan 5 meja pada
posyandu.
4.1.3.3.2.4 Sasaran : Kader Posyandu di wilayah RW VI Kelurahan
Bumiayu Malang
4.1.3.3.2.5 Media : Lembar balik dan buku panduan
4.1.3.3.2.6 Rencana Pelaksanaan penyuluhan
Hari/Tanggal : Selasa/10 Oktober 2006
Waktu : Pukul 15.00 WIB
Tempat : Posko praktik komunitas (rumah Bu Totok PCP blok AO-42)
4.1.3.3.2.7 Kegiatan Pembelajaran
Tahap Kegiatan
Waktu Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta Media
Pendahuluan 5 mnt 1. M
emper-kenalkan
diri.
Menjelaskan
topik
penyuluhan dan
tujuan
penyuluhan
2. Menggali
pengetahuan
tentang
posyandu
1. Mendengarkan-
memperhatikan
2. Menjawab
pertanyaan
yang diajukan
oleh penyaji
Ceramah
Penyajian
1.Penyampaian
materi
2. Peragaan/
demonstrasi
20
mnt
20
mnt
1. Menjelaskan
materi
tentang :
ttugas kader
sebelum hari
H posyandu
ttugas kader
saat hari H
posyandu
ttugas kader
setelah hari H
posyandu
2. Memperaga-
kan sistem 5
meja kader
posyandu
1.Mendengarkan-
memperhatikan
2. Mengajukan
pertanyaan bila
kurang mengerti
3. Memperagakan
sistem 5 meja
posyandu
Booklet/
Modul
pelatihan,
Lembar
Balik
Penutup 15
mnt
1. Melakukan
evaluasi
dengan
memberikan
pertanyaan
2. Menyimpulkan
materi yang
Memperhatikan
dan menjawab
pertanyaan
Ceramah
dan Tanya
jawab
telah
disampaikan
3. Memberi
kesempatan
kepada
peserta untuk
bertanya
kembali jika
kurang jelas
4.1.3.3.3 Materi Pelatihan Kader Posyandu
4.1.3.3.3.1 Tugas Kader
A. Pengertian
Tugas – tugas kader dalam rangka menyelenggarakan Posyandu, dibagi
dalam 3 kelompok yaitu :
Tugas sebelum hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada HΘ
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas persiapan oleh kader agar kegiatan
pada hari buka Posyandu berjalan dengan baik.
Tugas pada hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H Posyandu,
yaitu berupa tugas-tugas untuk melaksanakan pelayanan 5 meja.
Tugas sesudah hari buka Posyandu atau disebut juga tugas pada H+
Posyandu, yaitu berupa tugas-tugas setelah hari Posyandu.
B. Tugas-Tugas Kader
Tugas – tugas kader posyandu pada HΘ atau saat persiapan hari buka
posyandu, meliputi:
Menyiapkan alat dan bahan, yaitu : alat penimbangan bayi, KMS, alat
peraga, alat pengukur LILA, obat-obatan yang dibutuhkan (pil besi,
vitamin A, oralit, dll), bahan/materi penyuluhan, dll.
Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberitahu ibu-ibu
untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa
membantu memotivasi masyarakat untuk datang ke Posyandu.
Menghubungi Pokja Posyandu yaitu menyampaikan rencana kegiatan
kepada kantor desa dan meminta mereka untuk memastikan apakah
petugas sektor bisa hadir pada hari buka posyandu.
Melaksanakan pembagian tugas yaitu menentukan pembagian tugas di
antara kader Posyandu baik untuk persiapan maupun pelaksanaan
kegiatan.
a. Tugas – tugas kader pada hari buka Posyandu disebut juga dengan
tugas pelayanan 5 meja, meliputi:
1. Meja 1, terdiri dari tugas-tugas sbb:
Mendaftar bayi/balita, yaitu menuliskan nama balita pada KMS dan
secarik kertas yang diselipkan di KMS
Mendaftar ibu hamil, yaitu menuliskan nama ibu hamil pada formulir
register ibu hamil.
2. Meja 2
Menimbang bayi/balita (sesuai dengan sembilan langkah
penimbangan)
Mencatat hasil penimbangan pada secarik kertas yang akan
dipindahkan di KMS.
3. Meja 3
Mengisi KMS atau memindahkan catatan hasil penimbangan balita
dari secarik kertas ke KMS anak.
4. Meja 4
Menjelaskan data KMS atau keadaan anak berdasarkan data
kenaikan berat badan yang digambarkan dalam grafik KMS pada
ibu
Memberikan penyuluhan kepada setiap ibu dengan mengacu pada
KMS atau dari hasil pengamatan mengenai masalah.
Memberikan rujukan ke Puskesmas apabila diperlukan.
Balita : apabila berat badannya di bawah garis merah (BGM)
pada KMS 2 kali berturut-turut berat badannya tidak naik,
kelihatan sakit (lesu, kurus, busung lapar, mencret, rabun mata)
Ibu hamil atau menyusui : apabila keadaanya kurus, pucat,