BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Selain perdarahan dan infeksi maka pre-eklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu dan prenatal yang tinggi terutama di Negara berkembang.Kematian dengan eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada tingkat pre-eklampsia berat.Oleh karena itu, menegakan diagnosis dini pre-eklampsi dan mencegah agar tidak berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan pengobatan. Perkataan”eklampsia” berasal dari bahasa Yunani “Halilintar” karena gejala eklampsia dating dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam kebidanan.Dikemukakan beberapa teori yang dapat menerangkan kejadian pre- eklampsia dan eklampsia sehingga dapat menetapkan upaya promotif, dan preventif. B. Rumusan Masalah 1. Apa definisi pre eklampsia dan eklampsia? 2. Bagaimana proses terjadinya pre eklampsia,pengobatan serta penanganannya? 3. Bagaimana proses terjadinya eklampsia,pengobatan serta penanganannya? 4. Bagaimana cara mencegah pre eklampsia dan eklampsia? 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Selain perdarahan dan infeksi maka pre-eklampsia dan eklampsia merupakan
penyebab kematian ibu dan prenatal yang tinggi terutama di Negara
berkembang.Kematian dengan eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada
tingkat pre-eklampsia berat.Oleh karena itu, menegakan diagnosis dini pre-eklampsi dan
mencegah agar tidak berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan pengobatan.
Perkataan”eklampsia” berasal dari bahasa Yunani “Halilintar” karena gejala
eklampsia dating dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam
kebidanan.Dikemukakan beberapa teori yang dapat menerangkan kejadian pre-
eklampsia dan eklampsia sehingga dapat menetapkan upaya promotif, dan preventif.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi pre eklampsia dan eklampsia?
2. Bagaimana proses terjadinya pre eklampsia,pengobatan serta penanganannya?
3. Bagaimana proses terjadinya eklampsia,pengobatan serta penanganannya?
4. Bagaimana cara mencegah pre eklampsia dan eklampsia?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi pre eklampsia dan eklampsia
2. Mengetahui proses terjadinya pre eklampsia,pengobatan serta penanganannya
3. Mengetahui proses terjadinya eklampsia,pengobatan serta penanganannya
4. Mengetahui cara mencegah pre eklampsia dan eklampsia
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Pre-eklampsia dan Eklampsia
Preeklampsia dan eklampsia merupakan kesatuan penyakit yang langsung
disebabkan oleh kehamilan walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi.
Preeklampsia ialah penyakit yang ditandai dengan hipertensi, edema dan proteinuria
yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya terjadi dalam triwulan ketiga
kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya misalnya pada Molahidatidosa.
Selain perdarahan dan infeksi maka pre-eklampsia dan eklampsia merupakan
penyebab kematian ibu dan prenatal yang tinggi terutama di Negara
berkembang.Kematian dengan eklampsia meningkat dengan tajam dibandingkan pada
tingkat pre-eklampsia berat.Oleh karena itu, menegakan diagnosis dini pre-eklampsi dan
mencegah agar tidak berlanjut menjadi eklampsia merupakan tujuan pengobatan.
Perkataan”eklampsia” berasal dari bahasa Yunani “Halilintar” karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam
kebidanan.Dikemukakan beberapa teori yang dapat menerangkan kejadian pre-
eklampsia dan eklampsia sehingga dapat menetapkan upaya promotif, dan preventif.
Teori iskemia implantasi plasenta dianggap dapat menerangkan berbagai gejala
pre-eklampsia dan eklampsia
1. Kenaikan tekanan darah
2. Pengeluaran protein dalam urin
3. Edema kaki, tangan sampai muka
4. Terjadinya gejala subjektif :
a. Sakit kepala
b. Pengelihatan kabur
c. Nyeri pada epigastrium
d. Sesak napas
e. Berkurangnya urin
5. Menurunnya kesadaran wanita hamil sampai koma
2
6. Terjadi kejang
Pada pemeriksaan darah kehamilan normal terdapat peningkatan angiotensin,
rennin, dan aldosteron, sebagai kompensasi sehingga peredaran darah dan
metabolisme.Dapat berlangsung pada pre-eklamsia dan eklampsia, terjadi penurunan
angiotensin, rennin, dan aldosteron, tetapi dijumpai edema, hipertensi, dan proteniura.
Bagaimana teori iskemia implantasi plasenta dapat meningkatkan gejala klinik
tersebut? Berdasarkan teori iskemia implementasi plasenta, bahan trofoblas akan
diserap ke dalam sirkulasi, yang dapat meningkatkan sensivitas terhadap angiotensin
II, rennin, dan aldosteron, sepasme pembuluh darah arteriol dan tertahannya garam
dan air.
B. Etiologi Pre-eklampsia dan Eklampsia
Apa yang menjadi penyebab pre-eklampsia dan eklampsia sekarang belum
diketahui. Telah terdapat banyak teori yang mencoba menerangkan sebab musabab
penyakit tersebut, akan tetapi tidak ada yang memberi jawaban yang memuaskan. Teori
yang dapat diterima harus dapat menerangkan hal-hal berikut :
1. Pre-eklampsia dan eklampsia lebih banyak terjadi pada primigravida, hamil ganda,
gejala penyakit berkurang bila terjadi kematian bayi
2. Kejadiannya makin meningkat dengan makin tuanya umur hamil
3. Sebab dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam
uterus
4. Sebab jarangnya terjadi eklampsia pada kehamilan-kehamilan berikutnya
5. Sebab timbulnya hipertensi, edema, proteinuria, kejang dan koma.
Teori yang dewasa ini banyak dikemukakan sebagai sebab preeklampsia ialah
iskemia plasenta. Akan tetapi dengan teori ini tidak dapat diterangkan semua hal yang
bertalian dengan penyakit itu. Rupanya tidak hanya satu faktor, melainkan banyak
faktor yang menyebabkan preeklampsia. Diantara faktor-faktor yang ditemukan sering
kali sukar ditentukan mana yang sebab dan mana yang akibat.
3
C. Tanda dan Gejala
Preeklampsia dan eklampsia memiliki tiga kejala khusus (TRIAS), yaitu :
1. Hipertensi
Hipertensi biasanya timbul lebih dulu dari pada tanda lain. Untuk menegakan
diagnosis preeklampsia, kenaikan tekanan sistolik harus 30 mmHg atau lebih diatas
tekanan yang ditemukan atau mencapai 140 mmHg atau lebih. Kenaikan tekanan
diastol sebenarnya lebih dapat dipercaya. Apabila tekanna diastolik naik dengan 15
mmHg atau lebih atau menjadi 90 mmHg atau lebih, maka diagnosis hipertensi
dapat dibuat. Penentuan tekanan darah dilakukan minimal dua kali dengan jarak
waktu enam jam pada keadaan istirahat.
2. Edema
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh,
dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki,
jari tangan dan muka. Edema pretibial yang ringan sering ditemukan pada
kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis
preeklampsia. Kenaikan berat badan setengah kilogram setiap minggu dalam
kehamilan masih dianggap normal. Tetapi bila kenaikan satu kilogram seminggu
beberapa kali, hal ini perlu menimbulkan kewaspadaan terhadap timbulnya
preeklampsia
3. Proteinuria
Proteinuria berarti konsentrasi protein dalam air kencing yang melebihi 0,3 g/liter
dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan kualitatif menunjukan 1 atau 2+ atau 1
g/liter atau lebih dalam air kencing yang dikeluarkan dengan kateter atau midstream
yang diambil minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam. Biasanya proteinuria timbul
lebih lambat dari pada hipertensi dan kenaikan berat badan karena itu harus
dianggap sebagai tanda yang cukup serius.
Pada pre-eklampsia ringan gejala subjektif belum dijumpai, tetapi pada pre-
eklampsia berat diikuti keluhan subjektif:
a. Sakit kepala terutama daerah frontalis
b. Rasa nyeri di daerah epigastrium
4
c. Gangguan mata, penglihatan menjadi kabur
d. Terdapat mual sampai muntah
e. Gangguan pernapasan sampai sianosis
f. Terjadi gangguan kesadaran
D. Klasifikasi
1. Klasifikasi pre-eklampsia
Kejadian pre-eklampsia digolongkan kedalam pre-eklampsia ringan dan pre-
eklampsia berat dengan gejala dan tanda sebagai berikut:
a. Pre-eklampsia ringan
1) Tekanan darah sistolik 140 atau kenaikan 30 mm Hg dengan interval
pemeriksaan 6 jam
2) Tekanan darah sistolik 90 atau kenaikan 15 mm Hg dengan interval
pemeriksaan 6 jam
3) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu
4) Proteinuria 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 pada
urin kateter atau urin aliran pertengahan.
b. Pre-eklampsia berat
Bila salah satu diantara gejala atau tanda diketemukan pada ibu hamil
sudah dapat digolongkan pre-eklampsia berat:
1) Tekanan darah 160/110 mm Hg
2) Oligouria, urin kurang dari 400 cc/24 jam
3) Proteinuria lebih dari 3 gr/liter
4) Keluhan subjektif:
a) Nyeri epigastrium
b) Gangguan penglihatan
c) Nyeri kepala
d) Edema paru dan sianosis
e) Gangguan kesadaran
5
5) Pemeriksaan
a) Kadar enzim hati meningkat disertai ikterus
b) Perdarahan retina
c) Trombosit kurang dari 100.000 /mm
2. Klasifikasi eklampsia
1) Eklampsia gravidarum.
a. Kejadian 50% sampai 60%
b. Serangan terjadi dalam keadaan hamil
2) Eklampsia parturientum.
a. Kejadian sekitar 30% sampai 35%
b. Saat sedang inpartu
c. Batas dengan eklampsia gravidarum sukar ditentukan terutama saat inpartu
3) Eklampsia puerperium.
a. Kejadian jarang, 10%
b. Terjadi serangan kejang atau koma setelah persalinan berakhir
E. Komplikasi
1) Komplikasi ibu.
a. Menimbulkan sianosis
b. Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
c. Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan otak dan kegagalan
jantung mendadak
d. Lidah dapat tergigit
e. Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktur dan luka-luka
f. Gangguan fungsi ginjal: oligo sampai anuria
g. Perdarahan atau ablasio retina
h. Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikterus
6
2) Komplikasi janin dalam Rahim.
a. Asfiksia mendadak, karena spasme pembuluh darah menimbulkan kematian
b. Solusio plasenta
c. Persalinan prematuritas
Terjadinya spasme pembuluh darah arteriol menuju organ penting menuju tubuh
dapat menimbulkan:
a. Gangguan metabolism jaringan
1) Terjadi metabolism anaerobic lemak dan protein
2) Pembakaran yang tidak sempurna menyebabkan pembentukan badan keton dan
asidosis
b. Gangguan predaran darah dapat menimbulkan
1) Nekrosis (kematian jaringan)
2) Perdarahan
3) Edema jaringan
c. Mengecilnya aliran darah menuju retroplasenter sirkulasi menimbulkan gangguan
pertukaran nutrisi, CO2 dan O2 yang menyebabkan asfiksia sampai kematian janin
dalam rahim.
Perubahan patogis berbagai organ penting dijabarkan sebagai berikut:
1. Perubahan hati
a. Perdarahan yang tidak teratur
b. Terjadi nekrosis, thrombosis pada lobus hati
c. Rasa nyeri di epigastrium karena perdarahan subkapsuler
2. Retina
a. Spasme arteriol, edema sekitar diskus optikus
b. Ablisio retina (lepasnya retina)
c. Menyebabkan penglihatan kabur
7
3. Otak
a. Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia jaringan otak,
perdarahan nekrosis
b. Menimbulkan nyeri kepala yang berat
4. Paru-paru
a. Berbagai tingkat edema
b. Bronkopneumonia sampai abses
c. Menimbulkan sesak napas sampai sianosis
5. Jantung
a. Perubahan degenerasi lemak dan edema
b. Perubahan sub-endokardial
c. Menimbulkan dekompensasio kordis sampai terhentinya fungsi jantung
6. Aliran darah keplasenta
a. Spasme arteriol yang mendadak menyebabkan asfeksia berat sampai kematian
janin.
b. Spasme yang berlangsung lama, mengganggu pertumbuhan janin
7. Perubahan ginjal
a. Spesime arteriol menyebabkan aliran darah ke ginjal menurun sehingga
filterasi glomelurus berkurang
b. Penyerapan air dan garam tubulus tetap, terjadi retensi air dan garam
c. Edema pada tungkai dan tangan, paru dan organ lain.
8. Perubahan pembuluh darah
a. Premeabilitasnya terhadap protein makin tinggi sehingga terjadi vasasi protein
ke jaringan
b. Protein ekstravaskuler menarik air dan garam menimbulkan edema
8
c. Hemokonsentrasi darah yang menyebabkan gangguan fungsi metabolism tubuh
dan thrombosis
F. Pencegahan Kejadian Pre-Eklampsia dan Eklampsia
Pre-eklampsia dan eklampsia merupakan komplikasi kehamilan yang
berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu, pencegahan dan diagnosis
dini dapat mengurangi kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.
Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan hamil yang
teratur dengan memperhatikan kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan
pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria.Untuk mencegah kejadian pre-
eklampsia ringan dapat dilakukan nasehat tentang dan berkaitan dengan:
1. Diet-makan
Makan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukupvitamin, dan rendah lemak.Kurangi
garam apabila berat badan bertambah atau edema. Makanan berorientasi pada empat
sehat lima sempurna. Untuk meningkatkan jumlah protein dengan tambahan satu
butir telur setiap hari.
2. Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya dan
disesuaikan dengan kemampuan.Lebih banyak duduk atau berbaring ke arah
punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.
3. Pengawasan antenatal ( hamil )
a. Uji kemungkinan pre-eklampsia:
1) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya
2) Pemeriksaan tinggi fundus uteri
3) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
4) Pemeriksaan protein dalam urin
5) Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran
darah umum, dan pemeriksaan retina mata
b. Penilaian kondisi janin dalam rahim
1) Pemantauan fundus uteri
9
2) Pemeriksaan janin: gerakan janin dalam rahim, denyut jantung, pemantauan
air ketuban
3) Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi
Dalam keadaan yang meragukan, maka merujuk penderita merupakan sikap yang
terpilih dan tepuji.
G. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaanpre eklampsia
a. Medis
Penanganan pre-eklampsia bertujuan untuk menghindari kejadian menjadi
eklampsia dan pertolongan kebidan dengan melahirkan janin dalam keadaan
optimal dan bentuk pertolongan dengan trauma minimal.Pada pre-eklampsia
ringan penanganan simtomatis dan berobat jalan dengan memberikan:
1) Sedative ringan
a) Phenobarbital 3 x 30 mgr
b) Valium 3 x 10 mgr
2) Obat penunjang
a) Vitamin B. kompleks
b) Vitamin C atau vitamin E
c) Zat besi
3) Menghindari kejang
a) Magnesium sulfat
Inisial dosis 8 gr IM, dosis ikutan 4 gr/6 jam
b) Observasi: pernapasan tidak kurang 16 menit, reflex patella positif, urin
tidak kurang dari 600 cc/24 jam
c) Valium
Inisial dosis 20 mgr IV, dosis ikutan 20mgr/drip 20 tetes/menit
Dosis maksimal 120 mgr/24 jam
4) Kombinasi pengobatan:
a) Pethidine 50 mgr IM
b) Klorpromazin 50 mgr IM
10
c) Diazepam (valium) 20 mgr IM
5) Bila terjadi oliguria diberikan glukosa 40% IV untuk menarik cairan dari
jaringan, sehingga dapat merangsang diuresis.
b. Keperawatan
1) Memberikan pendidikan kesehatan bahwa garam dalam makanan harus
dikurangi
2) Lebih banyak istirahat baring ke arah punggung janin
3) Segera datang memeriksakan diri, bila terdapat gejala sakit kepala, mata
kabur, edema mendadak atau berat badan naik, pernapasan semakin sesak,
nyri pada epgastrium, kesadaran makin berkurang, pengeluaran urin makin
berkurang.
4) Jadwal pemeriksaan hamil dipercepat dan diperketat
Petunjuk untuk segera memasukkan penderita ke rumah sakit atau merujuk
penderita perlu memperhatikan hal berikut:
a) Bila tekanan darah 140/90mm Hg atau lebih
b) Protein urin 1 plus atau lebih
c) Kenaikan berat badan 11/2 kg atau lebih dalam seminggu
d) Edema bertambah dengan mendadak
e) Terdapat gejala dan keluhan subjektif
2. Penatalaksanaan eklampsia
a. Medis
Pengobatan eklampsia dapat mengalami kesulitan dengan hasil yang tidak
memuaskan.Tujuan pengobatan eklampsia adalah untuk:
1) Menghindari kejang dan koma yang menyebabkan angka kematian ibu dan
janin tinggi.
2) Mengakhiri kehamilan dengan atraumatis.
Banyak pengobatan yang diperkenalkan untuk dapat menghindari kejang
berkelanjutan dan meningkatkan vitalitas janin dalam kandungan, diantaranya :
1) System Stroganof.
a) Suntikan 100 mg luminal IM
11
b) ½ jam kemudian suntikan 10 cc magnesium sulfat 40% IM
c) Selanjutanya tiap 3 jam berganti-ganti diberi luminal 50 mg dan 10 cc
magnesium sulfat 40% IM
2) Sodium pentothal.
Pemberian sodium pentothal dapat menghilangkan kejang. Insial dosis
pentothal antara 200 sampai 300 mg IV perlahan-lahan.
3) Magnesium sulfat.
Magnesium sulfat mempunyai efek:
a) Menurunkan tekanan darah
b) Mengurangi sensitivitas saraf pada sinapsis
c) Meningkatkan diuresis
d) Mematahkan sirkulasi iskemia plasenta, sehingga menurunkan gejala
klinis eklampsia
Dosis pemberian larutan MgSO4 40%.
- Intramuskular.
a) 8 gr daerah gluteal kanan kiri
b) 4 gr interval 6 jam
- Intravena
a) 10 cc magnesium sulfat 40% intravena perlahan-lahan
b) Diikuti dintrmuskular 8 gr
4) Diazepam atau valium
Diazepam atau valium dipergunakan sebagai pengobatan eklamsia ,
karena mudah di dapat dan mudah . dosis maksimal diazepam adalah 120
mgr/24 jam.Metode pemberian valin :
a) Pasang infuse glukosa 5 % 10 sampai 20 mgr dengan tetesan 20/menit.
b) Observasi yang dilakukan avena dengan memperhatikan tekanan darah
- Kesadaran penderita
- Keadaan janin dalam rahim
- Kejang-kejang
- Dieresis
- Tekanan darah, nadi, pernafasan
12
5) Litik Koktil
Litik koktil terdiri dari petidin 100 mgr, klorpromazin 100 mgr, dan
prometazin 50 mgr yang dilarutkandalam 5oo cc glukosa 5 % diberikan int
avena dengan memperhatikan tekanan darah dengan memperhatikan
tekanan darah , nadi dan kejang. Observasi pengobatan dilakukan setiap 5
menit, karena tekanan darah dapat turun mendadak.
b. Keperawatan
Obsevasi dalam pengobatan eklampsia sangat penting karena sewaktu-waktu
dapat terjadi komplikasi yang memberatkan penderita dan janin dalam
kandungan.Observasi tanda vital dilakukan setiap 30 menit sekali.
1) Pernafasan dan ronhi basal
2) Suhu
3) Serangan jantung
4) Dalam kedaan koma :
a) Tidur terlentang, kepala miring ke samping
b) Siapkan pengisap lendir
c) Berikan O2 untuk ibu dan janin
5) Dalam keadaan serangan kejang, ditunggu agar tidak jatuh, sediakan ton
spatel untuk menghindari gigitan lidah
6) Ukuran jumlah cairan yang masuk dan keluar melalui infuse dan dower
kateter (jumlah cairan yang masuk dalam 24 jam 2000 cc)
13
KONSEP DASARASUHAN KEPERAWATAN
PRE EKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA
I. PENGKAJIAN
1. Identitas pasien
Pada wanita hamil berusia kurang dari 25 tahun insiden lebih tiga kali lipat.
Pada wanita hamil berusia lebih dari 35 tahun dapat terjadi hipertensi laten.
2. Keluhan utama
Pasien dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan keluhan berupa seperti
sakit kepala terutama area kuduk bahkan mata dapat berkunang-kunang, pandangan
mata kabur, proteinuria (protein dalam urin), peka terhadap cahaya, nyeri ulu hati.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien jantung hipertensi dalam kehamilan, biasanya akan diawali
dengan tanda-tanda mudah letih, nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa),