PRATINJAU RPP UUCK SEKTOR KESEHATAN BIDANG PERUMAHSAKITAN DR. APT. GUNAWAN WIDJAJA, SH, SFARM, MH, MM, MKM, MARS, ACIARB, MSIARB DISELENGGARAKAN OLEH GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE TANGGAL 6 DESEMBER 2020 Pusat Penyelesaian Sengketa Medis Nasional (PPSMN) (National Medical Disputes Settlement Centre)
86
Embed
PRATINJAU RPP UUCK SEKTOR KESEHATAN BIDANG ......Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRATINJAU RPP UUCK SEKTOR KESEHATAN BIDANG PERUMAHSAKITAN
DR. APT. GUNAWAN WIDJAJA, SH,
SFARM, MH, MM, MKM, MARS,
ACIARB, MSIARB
D I S E L E N G G A R A K A N O L E H G U N AW A N W I D J A J A L E A R N I N G C E N T R E TA N G G A L 6 D E S E M B E R 2 0 2 0
Pusat Penyelesaian Sengketa Medis Nasional (PPSMN)
(National Medical Disputes Settlement Centre)
UUCK SEKTOR KESEHATAN
BAB III
PENINGKATAN EKOSISTEM INVESTASI DAN KEGIATAN
BERUSAHA
Bagian keempat
Penyederhanaan Perizinan Berusaha Sektor serta
Kemudahan dan Persyaratan Investasi
Paragraf 11
Kesehatan, Obat dan Makanan
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 2RPP PERUMAHSAKITAN
SEKTOR KESEHATAN
PASAL 59
Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat terutama Pelaku
Usaha dalam mendapatkan Perizinan Berusaha dari sektor
Kesehatan, Obat, dan Makanan, Undang-Undang ini mengubah,
menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa ketentuan
yang diatur dalam:
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
b. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
c. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 10
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3671);
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 3RPP PERUMAHSAKITAN
SEKTOR KESEHATAN
Pasal 59
Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat terutama Pelaku
Usaha dalam mendapatkan Perizinan Berusaha dari sektor
Kesehatan, Obat, dan Makanan, Undang-Undang ini mengubah,
menghapus, atau menetapkan pengaturan baru beberapa
ketentuan yang diatur dalam:
d. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
143, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5062); dan
e. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
227, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5360).
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 4RPP PERUMAHSAKITAN
RANCANGAN PERATURAN
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN … TENTANG
PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-
UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA DI SEKTOR
KESEHATAN PADA BIDANG
PERUMAHSAKITAN
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 5
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 6
YANG DIATUR
Klasifikasi Rumah Sakit
Kewajiban Rumah Sakit
Akreditasi Rumah Sakit
Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit
Pengenaan Sanksi Administratif
KLASIFIKASI RUMAH
SAKIT
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 7
Klasifikasi Rumah Sakit meliputi klasifikasi Rumah Sakitumum dan klasifikasi Rumah Sakit khusus.
Klasifikasi Rumah Sakit umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
• Rumah Sakit umum kelas A;
• Rumah Sakit umum kelas B;
• Rumah Sakit umum kelas C;
• Rumah Sakit umum kelas D.
(3) Klasifikasi Rumah Sakit khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
• Rumah Sakit khusus kelas A;
• Rumah Sakit khusus kelas B;
• Rumah Sakit khusus kelas C.
(4) Rumah Sakit Umum dan Khusus harus menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan kegawatdaruratan.
Ketentuan lebih lanjut mengenai klasifikasi
Rumah Sakit umum dan Rumah Sakit khusus
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 sampai
dengan Pasal 10 diatur dengan Peraturan
Menteri.
Ketentuan lebih lanjut mengenai kewajiban
rumah sakit diatur lebih lanjut dengan
Peraturan Menteri
Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi
diatur dengan Peraturan Menteri.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 8
Pusat Penyelesaian Sengketa Medis Nasional (PPSMN)
(National Medical Disputes Settlement Centre)
PENGATURAN LEBIH LANJUT
JENISPELAYANAN
OLEH RUMAH
SAKIT
Rumah Sakit umum memberikan pelayanan
kesehatan pada semua bidang dan jenis penyakit.
Rumah Sakit khusus memberikan pelayanan utama
pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
penyakit, atau kekhususan lainnya.
Rumah Sakit khusus) terdiri atas Rumah Sakit khusus
ibu dan anak, mata, gigi dan mulut, ginjal, jiwa,
infeksi, telinga-hidungtenggorok kepala leher, paru,
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 9
JENIS PELAYANAN OLEH RUMAH SAKITGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 10
Pelayanan Kesehatan yang diberikan rumah sakit umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi pelayanan medik dan penunjang medik, pelayanan keperawatan, pelayanan kefarmasian, dan pelayanan lainnya yang menunjang kemampuan dan kebutuhan pelayanan rumah sakit.
Pelayanan Kesehatan yang diberikan oleh rumah sakit khusus meliputi pelayanan medik dan penunjang medik sesuai dengan kekhususan, pelayanan keperawatan, pelayanan kefarmasian, dan pelayanan lainnya yang menunjang kemampuan dan kebutuhan pelayanan rumah sakit.
Sumber daya manusia pada Rumah Sakit umum dan Rumah Sakit khusus berupa tenagatetap yang bekerja secara purna waktu meliputi: a. tenaga medis dan penunjang medis; b. tenaga keperawatan; c. tenaga kefarmasian; d. tenaga kesehatan lain; dan e. tenaganon-kesehatan.
TENAGA KERJA DI RUMAH SAKIT
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 11
PEMILIK RUMAH SAKIT dan PIMPINAN RUMAH SAKIT BERTANGGUNG JAWAB
dalam pemenuhan sumberdaya manusia.
Tenaga tetap yang bekerjasecara purna waktu
DIANGKAT DAN DITETAPKAN oleh pimpinan Rumah Sakit.
Selain tenaga tetaptersebut, Rumah Sakitdapat mempekerjakan
tenaga tidak tetapdan/atau tenaga lainnyaberdasarkan kebutuhandan kemampuan Rumah
Sakit sesuai denganketentuan peraturan
perundang-undangan.
TENAGA KERJA DI RUMAH SAKIT
a. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
b. b. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2OO4 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4456);
c. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2O11 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5256);
SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA
(LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2020 NOMOR 245, TAMBAHAN LEMBARAN
NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6573)
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 12
UU KETENAGAKERJAAN JO. UUCKGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 13
Pasal 185
(1) Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 42 ayat (2),
pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun dan/atau
denda paling sedikit Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp400.000.000,00 (empat ratus juta rupiah).
(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan tindak pidana
kejahatan.
PASAL 88A
RPP PERUMAHSAKITAN GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 14
(1) Hak pekerja/buruh atas upah timbul pada saat terjadihubungan kerja antara pekerja/buruh dengan pengusahadan berakhir pada saat putusnya hubungan kerja.
(2) Setiap pekerja/buruh berhak memperoleh upah yang sama untuk pekerjaan yang sama nilainya.
(3) PENGUSAHA WAJIB MEMBAYAR UPAH KEPADA PEKERJA/BURUH SESUAI DENGAN KESEPAKATAN.
(4) Pengaturan pengupahan yang ditetapkan ataskesepakatan antara pengusaha dan pekerja/buruh atauserikat pekerja/serikat buruh tidak boleh lebih rendah dariketentuan pengupahan yang ditetapkan dalam peraturanperundang-undangan.
PASAL 88A
(5) Dalam hal kesepakatan sebagaimanadimaksud pada ayat (4) lebih rendah ataubertentangan dengan peraturan perundang-undangan, kesepakatan tersebut batal demi hukum dan pengaturan pengupahandilaksanakan sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan.
(6) Pengusaha yang karena kesengajaan ataukelalaiannya mengakibatkan keterlambatanpembayaran upah, dikenakan denda sesuaidengan persentase tertentu dari upahpekerja/buruh.
(7) Pekerja/buruh yang melakukan pelanggarankarena kesengajaan atau kelalaiannya dapatdikenakan denda.
(8) Pemerintah mengatur pengenaan dendakepada pengusaha dan/atau pekerja/buruhdalam pembayaran upah.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 15
PASAL 88E
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 16
Upah minimum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 88C ayat (1) dan ayat (2) berlaku bagi pekerja/buruh dengan masa kerja kurang dari 1 (satu) tahun pada perusahaan yang bersangkutan.
PENGUSAHA DILARANG MEMBAYAR UPAH LEBIH RENDAH DARI UPAH MINIMUM.
GEDUNG RUMAH SAKIT
(1) Bangunan dan prasarana Rumah Sakit harus memenuhi:
a. ketentuan keandalan bangunan gedung yang meliputi aspek keselamatan, kesehatan,
kenyamanan, dan kemudahan; dan
b. Prinsip keamanan.
(2) Bangunan dan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
UNDANG-UNDANG NOMOR 28 TAHUN 2002 TENTANG BANGUNAN GEDUNG (LEMBARAN
NEGARA REPUBRIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 134, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA
REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4247) SEBAGAIMANA DIUBAH DENGAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 11 TAHUN 2020 TENTANG CIPTA KERJA (LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
TAHUN 2020 NOMOR 245, TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
6573) => UU BG PERUBAHAN UU CK
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 17
UU BG PERUBAHAN UU CK
Pasal 36A
(1) Pelaksanaan konstruksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 35 ayat (1) dilakukan setelah
mendapatkan Persetujuan Bangunan Gedung.
(2) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh setelah mendapatkan pernyataan
pemenuhan standar teknis bangunan gedung dari
Pemerintah Pusat atau pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya berdasarkan Norma, Standar,
Prosedur, Dan Kriteria yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat. => NSPK
(3) Persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dimohonkan kepada pemerintah pusat atau
Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria
yang ditetapkan oleh Pemerintah pusat melalui
sistem elektronik yang diselenggarakan oleh
pemerintah Pusat.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 18
UU BG PERUBAHAN UU CK
Pasal 37
(1) Pemanfaatan bangunan gedung dilakukan oleh pemilik dan/atau penggunabangunan gedung setelah bangunan gedung tersebut mendapatkansertifikat laik fungsi.
(2) Sertifikat laik fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannyaberdasarkan surat pernyataan kelaikan fungsi yang diajukan oleh PenyediaJasa Pengawasan atau Manajemen Konstruksi kepada Pemerintah pusatatau Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya melalui sistem elektronikyang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat, berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 19
Pasal 37
(3) Surat pernyataan kelaikan fungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diterbitkan setelah inspeksi tahapan terakhir sebagaimana dimaksud dalampasal 36B ayat (4) huruf d yang menyatakan bangunan gedung memenuhistandar teknis bangunan gedung.
(4) Penerbitan sertifikat laik fungsi bangunan gedung dilakukan bersamaan denganpenerbitan surat bukti kepemilikan bangunan gedung.
(5) Pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala pada bangunangedung harus dilakukan untuk memastikan bangunan gedung tetap memenuhipersyaratan laik fungsi.
(6) Dalam pemanfaatan bangunan gedung, pemilik dan/atau pengguna bangunangedung mempunyai hak dan kewajiban sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 20
UU BG PERUBAHAN UU CK
Pasal 37A
Ketentuan lebih lanjutmengenai perencanaan,
pelaksanaan, pengawasandan pemanfaatan
bangunan gedung diaturdalam Peraturan
Pemerintah.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 21
UU BG PERUBAHAN UU CK
(1) Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan
gedung mempunyai HAK:
a. mendapatkan pengesahan dari pemerintah pusat atas rencana teknis bangunangedung yang telah memenuhi persyaratan;
b. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan persetujuan yang telahditetapkan oleh Pemerintah pusat;
c. mendapatkan surat ketetapan bangunan gedung dan/atau lingkungan yang dilindungidan dilestarikan dari Pemerintah pusat;
d. mendapatkan insentif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang cagar budaya;
e. mengubah fungsi bangunan setelah mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat; dan
f. mendapatkan ganti rugi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangandalam hal bangunan gedung dibongkar oleh Pemerintah Pusat bukan karenakesalahan pemilik bangunan gedung.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 22
PASAL 40
PASAL 40
(2) Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik bangunan
gedung mempunyai KEWAJIBAN:
a.menyediakan rencana teknis bangunan gedung yang memenuhi standar teknisbangunan gedung yang ditetapkan sesuai dengan fungsinya;
b.memiliki Persetujuan Bangunan Gedung;
c. melaksanakan pembangunan bangunan gedung sesuai dengan rencana teknis;
d.mendapat pengesahan dari pemerintah pusat atas perubahan rencana teknisbangunan gedung yang terjadi pada tahap pelaksanaan bangunan; dan
e. menggunakan penyedia jasa perencana, pelaksana, pengawas, dan pengkajian teknisyang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undanganuntuk melaksanakan pekerjaan terkait bangunan gedung.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 23
PASAL 41
(1) Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik
dan/atau pengguna bangunan gedung mempunyai HAK:a. mengetahui tata cara penyelenggaraan bangunan
gedung;
b. mendapatkan keterangan tentang peruntukan lokasi
dan intensitas bangunan pada lokasi danf atau rurang
tempat bangunan akan dibangun;
c. mendapatkan keterangan mengenai standar teknis
bangunan gedung; dan/atau
d. mendapatkan keterangan mengenai bangunan gedung
dan/atau lingkungan yang harus dilindungi dan
dilestarikan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 24
PASAL 41(2) Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung mempunyai
KEWAJIBAN:
a. memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsinya;
b. memelihara dan/atau merawat bangunan gedung secara berkala;
c. melengkapi pedoman/petunjuk pelaksanaan pemanfaatan dan pemeliharaan bangunan gedung;
d. melaksanakan pemeriksaan secara berkala atas kelaikan fungsi bangunan gedung;
e. memperbaiki bangunan gedung yang telah ditetapkan tidak laik fungsi; dan
f. membongkar bangunan gedung dalam hal:
1. telah ditetapkan tidak laik fungsi dan tidak dapat diperbaiki;
2. berpotensi menimbulkan bahaya dalam pemanfaatannya;
3. tidak memiliki Persetujuan Bangunan Gedung; atau
4. ditemukan ketidaksesuaian antara pelaksanaan dengan rencana teknis bangunan gedung yang
tercantum dalam persetujuan saat dilakukan inspeksi bangunan gedung.
(3) Kewajiban membongkar bangunan gedung sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f dilaksanakan
dengan tidak menganggu keselamatan dan ketertiban umum.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 25
PASAL 44
Setiap pemilik bangunan gedung, Penyedia
Jasa Konstruksi, Profesi Ahli, Penilik, pengkaji
teknis, danf atau pengguna bangunan
gedung pemilik dan/atau pengguna yang
tidak memenuhi kewajiban pemenuhan
fungsi, dan/atau persyaratan, danf atau
penyelenggaraan bangunan gedung
sebagaimana dimaksud dalam
undangundang ini dikenai SANKSI
ADMINISTRATIF.
RPP PERUMAHSAKITAN GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 26
PASAL 45 -SANKSI ADMINISTRATIF
(1) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44
dapat berupa:
a. peringatan tertulis;
b. pembatasan kegiatan pembangunan;
c. penghentian sementara atau tetap pada pekerjaan
pelaksanaan pembangunan;
d. penghentian sementara atau tetap pada pemanfaatan
bangunan gedung;
e. pembekuan persetujuan bangunan gedung;
f. pencabutan persetujuan bangunan gedung;
g. pembekuan sertifikat laik fungsi bangunan gedung;
h. pencabutan sertifikat laik fungsi bangunan gedung; atau
i. perintah pembongkaran bangunan gedung.
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, jenis, besaran dan
tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diatur dalam PERATURAN
PEMERINTAH.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 27
Pasal 46 – SANKSI PIDANA(1) Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang tidak memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini
diancam dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun atau denda paling banyak 1O% (sepuluh per seratus)
dari nilai bangunan jika karenanya mengakibatkan kerugian harta benda orang lain.
(2) Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang tidak memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini
diancam dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun atau denda paling banyak 15% (lima belas per
seratus) dari nilai bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan kecelakaan bagi orang lain yang
mengakibatkan cacat seumur hidup.
(3) Setiap pemilik dan/atau pengguna bangunan gedung yang tidak memenuhi ketentuan dalam Undang-Undang ini
diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak 2Oo/o (dua puluh per
seratus) dari nilai bangunan gedung jika karenanya mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.
(4) Dalam proses peradilan atas tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), hakim
memperhatikan pertimbangan dari Profesi Ahli.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, jenis, besaran dan tata cara pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam Peraturan Pemerintah.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 28
PELAYANAN OLEH RUMAH SAKIT
RPP PERUMAHSAKITAN GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 29
Pasal 9
(1) Dalam rangka pemenuhan pelayanan rawat inap sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 ayat (4), Rumah Sakit harusmemenuhi jumlah tempat tidur sesuai dengan klasifikasi.
(2) Selain memenuhi jumlah tempat tidur sebagaimana dimaksudpada ayat (1), dalam menyelenggarakan pelayanan rawat inapRumah Sakit umum dan Rumah Sakit khusus harus memiliki:
a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit:
1. 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempat tidur untukRumah Sakit milik Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah; dan
2. 20% (dua puluh persen) dari seluruh tempat tidur untukRumah Sakit milik swasta.
b. jumlah tempat tidur perawatan di atas perawatan kelas I paling banyak 30% (tiga puluh persen) dari seluruh tempattidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan swasta.
c. jumlah tempat tidur perawatan intensif paling sedikit 8% (delapan persen) dari seluruh tempat tidur untuk RumahSakit baik milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan swasta.
PELAYANAN OLEH
RUMAH SAKIT
Pasal 9
(2) Selain memenuhi jumlah tempat tidur sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), dalam menyelenggarakan
pelayanan rawat inap Rumah Sakit umum dan Rumah Sakit
khusus harus memiliki:
d. Jumlah tempat tidur isolasi paling sedikit 10% (sepuluh
persen) dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit
milik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan swasta
(3) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c dan
d dikecualikan untuk Rumah Sakit khusus mata, Rumah Sakit
Ketergantungan Obat, dan Rumah Sakit khusus gigi dan
mulut.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 30
PERALATAN RUMAH SAKIT
RPP PERUMAHSAKITAN GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 31
Pasal 10
•Peralatan meliputi peralatan medis dan peralatan nonmedis yang memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan, dan laik pakai.
•Peralatan medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dipenuhi oleh rumah sakit sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan pelayanan.
PERUBAHAN KELAS
Pasal 11
(1) Dalam hal berdasarkan penilaian klasifikasi Rumah Sakit terdapat ketidaksesuaian antara kondisi
Rumah Sakit dengan kelas yang telah ditetapkan, dilakukan perubahan kelas Rumah Sakit.
(2) Perubahan kelas Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan:
a. usulan dari pemilik atau Kepala/Direktur rumah sakit; atau
b. hasil pengawasan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah.
(3) Perubahan kelas sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan menilai pemenuhan jumlah
tempat tidur dan kemampuan pelayanan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.
(4) Usulan perubahan kelas dari pemilik atau kepala/direktur rumah sakit sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf a hanya dapat dilakukan terhadap Rumah Sakit yang telah terakreditasi.
(5) Perubahan kelas Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditindaklanjuti dengan penetapan
kelas Rumah Sakit yang baru melalui perubahan Izin Operasional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 32
KEWAJIBAN RUMAH
SAKIT
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 33
Pasal 13
(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:
a.memberikan informasi yang benar tentang pelayananRumah Sakit kepada masyarakat;
b.memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakankepentingan pasien sesuai dengan standar pelayananRumah Sakit;
c.memberikan pelayanan gawat darurat kepada pasien sesuaidengan kemampuan pelayanannya;
d.berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatanpada bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
e.menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidakmampu atau miskin;
f. melaksanakan fungsi sosial antara lain dengan memberikanfasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanangawat darurat tanpa uang muka, ambulan gratis, pelayanankorban bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosialbagi misi kemanusiaan;
KEWAJIBAN RUMAH SAKIT
Pasal 13
(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:
g. membuat, melaksanakan, dan menjaga
standar mutu pelayanan kesehatan di Rumah
Sakit sebagai acuan dalam melayani pasien;
h. menyelenggarakan rekam medis;
i. menyediakan sarana dan prasarana umum
yang layak antara lain sarana ibadah, parkir,
ruang tunggu, sarana untuk orang cacat,
wanita menyusui, anak-anak, dan lanjut usia;
j. melaksanakan sistem rujukan;
k. menolak keinginan pasien yang bertentangan
dengan standar profesi dan etika serta
ketentuan peraturan perundang-undangan;
l. memberikan informasi yang benar, jelas, dan
jujur mengenai hak dan kewajiban pasien;
m. menghormati dan melindungi hak pasien;
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 34
KEWAJIBAN RUMAH
SAKIT
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 35
Pasal 13
(1) Setiap Rumah Sakit mempunyai kewajiban:
n.melaksanakan etika Rumah Sakit;
o.memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana;
p.melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan, baik secara regional maupun nasional;
q.membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktikkedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatanlainnya;
r. menyusun dan melaksanakan peraturan internal RumahSakit (hospital by laws);
s.melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semuapetugas Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas; dan
t. memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagaikawasan tanpa rokok
TATA KELOLA RUMAH SAKIT
Pasal 13
(2) DALAM MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
RUMAH SAKIT sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) RUMAH SAKIT HARUS
MENYELENGGARAKAN TATA KELOLA
RUMAH SAKIT DAN TATA KELOLA KLINIS
YANG BAIK.
RPP PERUMAHSAKITAN GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 36
KEWAJIBAN PEMBERIAN INFORMASI OLEH RS
Pasal 14
(1) Kewajiban Rumah Sakit memberikan informasi yang benar
tentang pelayanan Rumah Sakit kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf a
berupa:
a. INFORMASI UMUM TENTANG RUMAH SAKIT; dan
b. INFORMASI YANG BERKAITAN DENGAN PELAYANAN
MEDIS KEPADA PASIEN.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 37
INFORMASI UMUM
Pasal 15
(1) Informasi umum tentang Rumah Sakit sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1) huruf a meliputi:
a. status perizinan, klasifikasi dan akreditasi Rumah Sakit;
b. jenis dan fasilitas pelayanan Rumah Sakit;
c. jumlah, kualifikasi, dan jadwal praktik Tenaga
Kesehatan;
d. tata tertib dan peraturan yang berlaku di Rumah Sakit;
e. hak dan kewajiban Pasien;
f. mekanisme pengaduan; dan
g. pembiayaan
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 38
INFORMASI PELAYANAN MEDIS
Pasal 15
(2) Informasi yang berkaitan dengan pelayanan
medis kepada Pasien sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b meliputi:
a. pemberi pelayanan;
b. diagnosis dan tata cara tindakan medis;
c. tujuan tindakan medis;
d. alternatif tindakan;
e. risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi;
f. rehabilitatif;
g. prognosis terhadap tindakan yang
dilakukan; dan
h. perkiraan pembiayaan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 39
MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 40
Pasal 16
Kewajiban Rumah Sakit memberikanPELAYANAN KESEHATAN YANG AMAN,
BERMUTU, ANTI DISKRIMINASI, DAN EFEKTIF dengan MENGUTAMAKAN KEPENTINGAN
PASIEN sesuai dengan STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (1) huruf b dilakukan melaluiakreditasi Rumah Sakit.
Pelayanan kesehatan yang aman dan efektifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit dilaksanakan melalui sasarankeselamatan Pasien Rumah Sakit sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
PASAL 21
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 41
• menyusun, menetapkan, melaksanakan dan mengevaluasi STANDAR PELAYANAN RUMAH SAKIT;
• membentuk dan menyelenggarakan KOMITE MEDIK, SATUAN PEMERIKSAAN INTERNAL, danUNSUR ORGANISASI RUMAH SAKIT lain sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• melakukan AUDIT MEDIS; dan
• memenuhi ketentuan AKREDITASI RUMAH SAKIT.
Kewajiban Rumah Sakit membuat,
melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayani Pasien sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf g
dilaksanakan dengan:
INSTALASI GAWAT DARURAT
Pasal 17
(1) Kewajiban Rumah Sakit memberikan pelayanan gawat
darurat kepada Pasien sesuai dengan kemampuan
pelayanannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat
(1) huruf c dilakukan pada instalasi gawat darurat berupa:
a. triase; dan b. tindakan penyelamatan nyawa (life saving)
atau pencegahan kecacatan.
(2) Kemampuan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilakukan sesuai dengan standar instalasi gawat
darurat diatur dengan ketentuan peraturan perundangan-
undangan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 42
PELAYANAN KESEHATAN
PADA BENCANA
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 43
Pasal 18
• Kewajiban Rumah Sakit berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada bencana sesuai dengan kemampuan pelayanannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf d termasuk juga kewajiban memberikan pelayanan kesehatan pada krisis Kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan pelayanan.
• Krisis Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam kesehatan individu atau masyarakat yang disebabkan oleh Bencana dan/atau berpotensiBencana.
• Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan kesehatan pada Bencana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilarang menolak Pasien dan/atau meminta uang muka terlebih dahulu.
LAYANAN MASYARAKAT TIDAK MAMPU
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 44
PASAL 19
Kewajiban rumah sakit menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) hurufe dilaksanakan dengan MENYEDIAKAN TEMPAT TIDUR PERAWATAN KELAS III untuk masyarakat tidak mampuatau miskin, dan/atau untuk peserta jaminan sosial
kesehatan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 45
FUNGSI SOSIAL RUMAH
SAKIT
Pasal 20
Kewajiban Rumah Sakit melaksanakan fungsi sosial sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf f dilaksanakan melalui:
• memberikan pelayanan kesehatan Pasien tidak mampuatau miskin;
• pelayanan gawat darurat tanpa meminta uang muka;
• penyediaan ambulans gratis;
• pelayanan korban Bencana dan kejadian luar biasa;
• bakti sosial bagi misi kemanusiaan; dan/atau
• melakukan promosi kesehatan melalui komunikasi, informasi, dan edukasi.
REKAM MEDIS
Pasal 22
(1) Kewajiban Rumah Sakit dalam menyelenggarakan
REKAM MEDIS sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (1) huruf h dilaksanakan MELALUI
PENYELENGGARAAN MANAJEMEN INFORMASI
KESEHATAN DI RUMAH SAKIT.
(2) Penyelenggaraan manajemen informasi kesehatan
di Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 46
SARANA DAN PRASARANA
UMUM
Pasal 23
Kewajiban Rumah Sakit dalam
menyediakan sarana dan prasarana
umum yang layak meliputi sarana
ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana
untuk orang cacat, wanita menyusui,
anak-anak, lanjut usia sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)
huruf i dilaksanakan sesuai dengan
pedoman yang ditetapkan oleh
Menteri.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 47
PELAYANAN RUJUKAN
Pasal 24
(1) Kewajiban Rumah Sakit melaksanakan sistem rujukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf j
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Dalam melaksanakan sistem rujukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Rumah Sakit wajib menjadi
bagian dari jaringan sistem rujukan yang dibentuk oleh
Pemerintah Daerah.
(3) Dalam pelaksanaan sistem rujukan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), wajib menggunakan aplikasi
Sistem Rujukan Terintegrasi yang diselenggarakan oleh
Kementerian yang menyelenggarakan urusan di bidang
kesehatan sebagai pusat satu data di Indonesia yang
akurat, mutakhir dan terpadu.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 48
PENOLAKAN KEINGINAN PASIEN
Pasal 25
Kewajiban Rumah Sakit menolak keinginan Pasien yang
bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf k dilakukan dengan
cara:
a. melakukan komunikasi, informasi dan edukasi;
b. membuat PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT; dan
c. memberdayakan unsur Rumah Sakit yang memiliki tugas
dan tanggung jawab di bidang ETIK DAN HUKUM RUMAH
SAKIT.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 49
PASAL 26
Kewajiban Rumah Sakit untuk memberikan
informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai
hak dan kewajiban Pasien sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf l
dilaksanakan kepada Pasien yang memerlukan
informasi lengkap tentang hak dan kewajibannya
termasuk informasi tentang biaya pelayanan
kesehatan dan jaminan kesehatan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 50
PASAL 27
Kewajiban Rumah Sakit untuk menghormati
dan melindungi hak Pasien sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf m
dilaksanakan dengan memberlakukan
PERATURAN DAN STANDAR RUMAH SAKIT,
melakukan pelayanan yang berorientasi pada
hak dan kepentingan Pasien, serta melakukan
monitoring dan evaluasi penerapannya.
RPP PERUMAHSAKITAN GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 51
Pasal 28
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 52
•menyusun kebijakan yang kondusif bagi pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kode etik Rumah Sakit; dan
•melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan serta pemberian sanksi bagi pelanggaran etik rumah sakit.
Kewajiban Rumah Sakit
untuk melaksanakan ETIKA RUMAH
SAKIT sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1)
huruf n dilakukan dengan:
PASAL 29
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 53
•kebakaran dan kecelakaan lain yang berhubungan dengan instalasi listrik;
• radiasi atau pencemaran bahan-bahan kimia yang berbahaya;
•gangguan psikososial; dan/atau
•masalah ergonomis.
Kewajiban Rumah Sakit dalam memiliki sistem
pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
Bencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal
13 ayat (1) huruf o ditujukan untuk mencegah dan
mengendalikan potensi bahaya meliputi:
PASAL 30
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 54
Kewajiban Rumah Sakit untuk melaksanakan program pemerintah di bidang kesehatan baik secara regional maupun nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf p dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelaksanaan program pemerintah dibidang kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dicatat dan dilaporkan oleh Rumah Sakit melalui sistem informasi Rumah Sakit.
PASAL 31
(1) Kewajiban Rumah Sakit untuk membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik
kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 13 ayat (1) huruf q dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Daftar tenaga medis dan Tenaga Kesehatan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
harus dapat diakses oleh pengguna pelayanan. (3) Daftar tenaga medis dan Tenaga Kesehatan
lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat nama, gelar, jabatan di Rumah Sakit, dan
nomor serta masa berlaku Surat Izin Praktik (SIP).
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 55
PASAL 32
(1) Kewajiban Rumah Sakit menyusun dan
melaksanakan PERATURAN INTERNAL RUMAH
SAKIT (HOSPITAL BY LAWS) sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf r
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL
BY LAWS) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri dari PERATURAN ORGANISASI RUMAH SAKIT
(CORPORATE BY LAWS) dan PERATURAN STAF
MEDIS RUMAH SAKIT (MEDICAL STAFF BY LAWS).
(3) PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL
BY LAWS) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berisi kebijakan umum pelayanan rumah sakit
yang mendukung TATA KELOLA KORPORASI
(CORPORATE GOVERNANCE) dan tata kelola klinis
(CLINICAL GOVERNANCE) yang baik.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 56
PASAL 33
(1) Kewajiban Rumah Sakit melindungi dan MEMBERIKAN
BANTUAN HUKUM bagi semua petugas Rumah Sakit
dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13 ayat (1) huruf s dilaksanakan dengan
memberikan konsultasi hukum, memfasilitasi proses
mediasi dan proses peradilan, memberikan advokasi
hukum, memberikan pendampingan dalam
penyelesaian sengketa medik, dan mengalokasikan
anggaran untuk pendanaan proses hukum dan ganti
rugi.
(2) Selain kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Rumah Sakit memiliki kewajiban menjamin hak
petugas yang bekerja di Rumah Sakit.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 57
Pusat Penyelesaian Sengketa Medis Nasional (PPSMN)
(National Medical Disputes Settlement Centre)
PASAL 34
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 58
Kewajiban Rumah Sakit dalam memberlakukan seluruh lingkungan Rumah Sakit sebagai kawasan tanpa rokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (1) huruf t dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemberlakuan kawasan tanpa rokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah Daerah setempat.
AKREDITASI RUMAH SAKIT
Pasal 36
(1) Setiap Rumah Sakit wajib terakreditasi.
(2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diselenggarakan secara
berkala setiap 4 (empat) tahun.
(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Rumah
Sakit paling lambat setelah beroperasi 2 (dua) tahun sejak memperoleh
izin operasional untuk pertama kali.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 59
PEMBINAAN RUMAH
SAKIT
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 60
Pasal 45
(1) Pembinaan penyelenggaraan Rumah Sakitdilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dengan melibatkan organisasiprofesi, asosiasi perumahsakitan, dan organisasikemasyarakatan lainnya sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
(2) Pembinaan penyelenggaraan Rumah Sakitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a.pemenuhan persyaratan Rumah Sakit;
b.kesesuaian klasifikasi Rumah Sakit;
c. perizinan Rumah Sakit;
d.pemenuhan kewajiban dan hak Rumah Sakit dan Pasien; dan
e.standar dan mutu pelayanan Rumah Sakit.
PEMBINAAN RUMAH
SAKIT
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 61
Pasal 45
(3) Pembinaan penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimanadimaksud pada ayat (2) dilakukan dalam bentuk:
a.bimbingan teknis;
b.advokasi;
c.konsultasi; dan/atau
d.pendidikan dan pelatihan.
(4) Pembinaan penyelenggaraan Rumah Sakit sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diarahkan untuk:
a.pemenuhan kebutuhan pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh masyarakat;
b.peningkatan mutu pelayanan kesehatan;
c.keselamatan pasien;
d.pengembangan jangkauan pelayanan; dan
e.peningkatan kemampuan kemandirian Rumah Sakit.
PENGAWASAN RUMAH SAKIT
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 62
Pasal 46
(1) Pengawasan penyelenggaraan Rumah Sakitdilaksanakan oleh Pemerintah Pusat dan PemerintahDaerah dengan melibatkan organisasi profesi, asosiasiperumahsakitan, dan organisasi kemasyarakatan lainnyasesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.
(2) Pengawasan penyelenggaraan Rumah Sakitsebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untukmemastikan penyelenggaraan teknis perumahsakitansesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Pengawasan penyelenggaraan Rumah Sakitsebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dalambentuk:
a.monitoring;
b.evaluasi; dan
c.pemeriksaan.
SANKSI ADMINISTRATIF
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai
kewenangannya dapat mengenakan sanksi administratif
bagi Rumah Sakit yang melakukan pelanggaran
ketentuan penyelenggaraan Rumah Sakit, berupa:
a. teguran;
b. teguran tertulis;
c. denda;
d. pemberhentian kegiatan pelayanan tertentu:
dan/atau
e. pencabutan Perizinan Rumah Sakit.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 63
PERIZINAN
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 64
TENTANG PERIZINAN
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 65
UNDANG-UNDANG NO.11 TAHUN 2020 TENTAN CIPTA KERJA
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENYELENGGARAAN PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH
UUCK
Pasal 6
Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan
berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat
(1) huruf a meliputi:
a. penerapan Perizinan Berusaha berbasis risiko;
b. penyederhanaan persyaratan dasar Perizinan
Berusaha;
c. penyederhanaan Perizinan Berusaha sektor; dan d
d. penyederhanaan persyaratan investasi.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 66
PASAL 7
(1) Perizinan Berusaha berbasis risiko sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a dilakukan berdasarkan penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha kegiatan usaha.
(2) Penetapan tingkat risiko dan peringkat skala usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperoleh berdasarkan penilaian tingkat bahaya dan potensi terjadinya bahaya.
(3) Penilaian tingkat bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan terhadap aspek:
• kesehatan;
• keselamatan;
• lingkungan; dan/atau
• pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya.
(4) Untuk kegiatan tertentu, penilaian tingkat bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat mencakup aspek lainnya sesuai dengan sifat kegiatan usaha.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 67
PASAL 7
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 68
(5) Penilaian tingkat bahayasebagaimana dimaksudpada ayat (3) dan ayat (4) dilakukan denganmemperhitungkan:
•jenis kegiatan usaha;
•kriteria kegiatan usaha;
•iokasi kegiatan usaha;
•keterbatasan sumber daya; dan/atau
•risiko volatilitas.
PASAL 7
(6) Penilaian potensi terjadinya bahaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi:
a. hampir tidak mungkin terjadi;
b. kemungkinan kecil terjadi;
c. kemungkinan terjadi; atau d. hampir pasti
terjadi.
(7) Berdasarkan penilaian tingkat bahaya
sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4),
dan ayat (5), serta penilaian potensi terjadinya
bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (6),
tingkat risiko dan peringkat skala usaha
kegiatan usaha ditetapkan menjadi:
a. kegiatan usaha berisiko rendah;
b. kegiatan usaha berisiko menengah; atau
c. kegiatan usaha berisiko tinggi.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 69
PASAL 8 RISIKO
RENDAH
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 70
NOMOR INDUK BERUSAHA sebagaimana dimaksudpada ayat (1) MERUPAKAN BUKTI
REGISTRASI/PENDAFTARAN PELAKU USAHA UNTUK MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DAN SEBAGAI
IDENTITAS BAGI PELAKU USAHA dalam pelaksanaankegiatan usahanya.
Perrzinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat
(7) huruf a berupa PEMBERIAN NOMOR INDUK BERUSAHA YANG MERUPAKAN LEGALITAS
PELAKSANAAN KEGIATAN BERUSAHA.
PASAL 9 RISIKO
MENENGAH
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 71
Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisikomenengah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (7) huruf b meliputi:
• kegiatan usaha berisiko menengah rendah; dan
• kegiatan usaha berisiko menengah tinggi.
Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisikomenengah rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a berupa pemberian:
• nomor induk berusaha; dan
• sertifikat standar.
Perizinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisikomenengah tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b berupa pemberian:
• nomor induk berusaha; dan
• sertifikat standar.
PASAL 9 RISIKO
MENENGAH
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 72
Sertifikat standar sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hurufb merupakan pernyataan Pelaku Usaha untuk memenuhistandar usaha dalam rangka melakukan kegiatan usaha.
Sertifikat standar sebagaimana dimaksud pada ayat (3) hurufb merupakan sertifikat standar usaha yang diterbitkanPemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuaikewenangannya berdasarkan hasil verifikasi pemenuhanstandar pelaksanaan kegiatan usaha oleh Peiaku Usaha.
Dalam hal kegiatan usaha berisiko menengah memerlukanstandardisasi produk sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan ayat (3) huruf b, Pemerintah Pusat menerbitkansertifikat standar produk berdasarkan hasil verifikasipemenuhan standar yang wajib dipenuhi oleh Pelaku Usaha sebelum melakukan kegiatan komersialisasi produk.
PASAL 10 RISIKO TINGGI
(1) Perrzinan Berusaha untuk kegiatan usaha berisiko tinggi sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (7) huruf c berupa pemberian:
a. nomor induk berusaha; dan
b. Izin.
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b merupakan persetujuan Pemerintah
Pusat atau Pemerintah Daerah untuk pelaksanaan kegiatan usaha yang wajib dipenuhi
oleh Pelaku Usaha sebelum melaksanakan kegiatan usahanya.
(3) Dalam hal kegiatan usaha berisiko tinggi memerlukan pemenuhan standar usaha dan
standar produk, Pemerintah Fusat atau Pemerintah Daerah menerbitkan sertifikat
standar usaha dan sertifikat standar produk berdasarkan hasil verifikasi pemenuhan
standar.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 73
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 74
861 AKTIVITAS RUMAH SAKIT Golongan ini mencakup kegiatan rumah sakit, yaitu kegiatan
pengobatan atau medis dan diagnostik, termasuk kegiatan-
kegiatan baik yang dilakukan rumah sakit umum
maupun rumah sakit spesialis. Kegiatan pelayanan
kesehatan ini utamanya ditujukan untuk pasien, yang
dilakukan di bawah pengawasan langsung dokter medis dan
termasuk jasa tenaga kesehatan, jasa laboratorium dan
fasilitas tekniknya, jasa anestesi dan radiologi, jasa unit
gawat darurat, penyediaan layanan ruang operasi atau jasa
farmasi, jasa boga dan layanan rumah sakit lainnya, layanan
pusat Keluarga Berencana (KB) yang menyediakan
perawatan medis seperti sterilisasi dan penghentian
kehamilan dengan penginapan.
KBLI 2020 – AKTIVITAS RUMAH SAKIT
RPP PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH
❖ Penyelenggaraan perizinan berusaha adalah kegiatan perizinan berusaha di daerah yangproses pengelolaannya secara elektronik mulai dari tahap permohonan sampai denganterbitnya dokumen yang dilakukan secara terpadu dalam satu pintu.
❖ Norma, Standar, Prosedur Dan Kriteria yang selanjutnya disingkat NSPK adalah peraturan perundang-undanganyang ditetapkan oleh pemerintah pusat sebagai pedoman dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan konkurenyangmenjadikewenanganpemerintahpusatdanyangmenjadikewenangan daerah.
❖ Sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau Online Single Submission yang selanjutnya disingkatOSS adalah sistem perizinan berusaha yang diterbitkan oleh lembaga oss untuk dan atas nama menteri, pimpinanlembaga,gubernur,bupati/walikotakepadapelakuusahamelaluisistemelektronikyangterintegrasi.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 75
RPP PERIZINAN BERUSAHA DI DAERAH
➢ Pelaku Usaha adalah orang perseorangan atau badan usaha yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan pada bidang tertentu.
➢ Nomor Induk Berusaha yang selanjutnya disingkat NIBadalah bukti registrasi/pendaftaran Pelaku Usaha
untuk melakukan kegiatan usaha dan sebagai identitas bagi Pelaku Usaha dalam pelaksanaan kegiatan
usahanya.
➢ Lembaga Pengelola dan Penyelenggara OSS yang selanjutnya disebut sebagai Lembaga OSS adalah
lembaga pemerintah nonkementerian yang menyelenggarakan Urusan Pemerintahan di bidang koordinasi
penanaman modal.
➢ Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata ruang.
➢ Rencana Detail Tata Ruang yang selanjutnya disingkat RDTR adalah rencana secara
terperinci tentang tata ruang wilayah kabupaten/kota yang dilengkapi dengan peraturan
zonasi kabupaten/kota
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 76
KEWENANGAN PERIZINAN
(1) Kewenangan Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di daerah
dilaksanakan sesuai dengan kewenangan Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah
kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan
perundang- undangan mengenai NSPK.
(2) Penyelenggaraan Perizinan Berusaha di daerah dilakukan
untuk meningkatan ekosistem investasi dan kegiatan
berusaha.
(3) Peningkatan ekosistem investasi dan kegiatan berusaha
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Perizinan Berusaha Berbasis Risiko;
b. persyaratan dasar Perizinan Berusaha; dan
c. Perizinan Berusaha sektor dan kemudahan persyaratan
investasi
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 77
PERIZINAN BERUSAHA
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 78
Persyaratan dasar Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b meliputi:
a.Kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang; => RDTR
b.Persetujuan lingkungan; dan
c.Persetujuan bangunan gedung dan sertifikat laik fungsi.
PERSETUJUAN LINGKUNGAN
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 79
a.analisa dampak lingkungan untuk kegiatan usaha berisiko tinggi;
b.upaya pengelolaan lingkungan hidup dan upaya pemantauan lingkungan hidup untuk kegiatan usaha berisiko menengah; dan
c. surat pernyataan kesanggupan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup untuk kegiatan usaha berisiko rendah.
Persetujuan lingkungan
sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 huruf b meliputi
dokumen:
PERSETUJUANBANGUNANGEDUNG
Persetujuan bangunan gedung
dan sertifikat laik fungsi
sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 9 huruf c memenuhi standar
teknis bangunan gedung
berdasarkan fungsi dan klasifikasi
bangunan gedung sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 80
PERIZINAN BERUSAHA SEKTOR
(1) Perizinan Berusaha sektor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf c yang diselenggarakan di daerah terdiri atas sektor:j. kesehatan, obat dan makanan;
(2) Sektor ketenaganukliran, kepolisian, keagamaan, serta pertahanan dan keamanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e, huruf k, huruf m dan huruf o merupakan kewenangan Pemerintah Pusat yang diselenggarakan di daerah terintegrasi dengan Pelayanan Perizinan Berusaha di daerah.
(3) Dalam rangka meningkatkan iklim investasi dan kegiatan berusaha pada sektor sebagaimanadimaksud pada ayat (1), kepada Pelaku Usaha diberikan kemudahan persyaratan investasi dan perizinan berusaha sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan sektor dan NSPK Perizinan.
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 81
KETENTUAN PERALIHAN
Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
• Perizinan Berusaha yang sudah terbit masih tetap berlaku sampai dengan berakhirnya Perizinan Berusaha tersebut; dan
• Perizinan Berusaha yang sedang dalam proses permohonan disesuaikan dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini.
RPP PERUMAHSAKITANGUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 82
MARS
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 83
BAGIAN SUPPLY CHAIN
BAGIAN MANAJEMEN RISIKO
BAGIAN PERSONALIA
BAGIAN KEUANGAN
BAGIAN UMUM – BUILDING, SARANA DAN PRASARANA
BAGIAN SISTEM INFORMASI – REKAM MEDIS
BAGIAN HUKUM DAN ETIKA
YANGWAJIB ADA
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 84
STANDARD PELAYANAN RUMAH SAKIT
PERATURAN INTERNAL RUMAH SAKIT (HOSPITAL BY-LAWS)
KODE ETIK RUMAH SAKIT
PEDOMAN ADVOKASI DAN BANTUAN HUKUM
STANDAR PENYELESAIAN SENGKETA
GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE RPP PERUMAHSAKITAN 85
YANGWAJIB ADA
KOMITE MEDIK
SATUAN PEMERIKSA INTERNAL
UNSUR ORGANISASI RS LAINNYA
TIM AUDIT MEDIS
TIM AKREDITASI RUMAH SAKIT
SEKIAN DAN TERIMA KASIH
RPP PERUMAHSAKITAN GUNAWAN WIDJAJA LEARNING CENTRE 86