Pramuka
Satyaku kudarmakan Darmaku kubaktikan
Pramuka (Pradja Muda Karana)Pramuka, atau sering juga disebut
pandu atau kepanduan (Scouting) adalah sebuah gerakan pemuda yang
telah merambah ke seluruh dunia. Gerakan kepanduan terdiri dari
berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang
bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya
dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di
masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan
pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas
praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota
pramuka dari 217 negara dan teritori.
Pramuka di Monas
Kelahiran Gerakan PramukaGerakan ini dimulai pada tahun 1907
ketika Robert Baden-Powell, seorang letnan jendral angkatan
bersenjata Britania raya, dan William Alexander Smith, pendiri
Boy's Brigade, mengadakan perkemahan kepanduan pertama di kepulauan
Brownsea, Inggris.
Ide untuk mengadakan gerakan tersebut muncul ketika Baden-Powell
dan pasukannya berjuang mempertahankan kota Mafeking, Afrika
Selatan, dari serangan tentara Boer. Ketika itu, pasukannya kalah
besar dibandingkan tentara Boer. Untuk mengakalinya, sekelompok
pemuda dibentuk dan dilatih untuk menjadi tentara sukarela. Tugas
utama mereka adalah membantu militer mempertahankan kota. Mereka
mendapatkan tugas-tugas yang ringan tapi penting; misalnya
mengantarkan pesan yang diberikan Baden-Powell ke seluruh anggota
militer di kota tersebut. Pekerjaan itu dapat mereka selesaikan
dengan baik sehingga pasukan Baden-Powell dapat mempertahankan kota
Mafeking selama beberapa bulan. Sebagai penghargaan atas
keberhasilan yang mereka dapatkan, setiap anggota tentara sukarela
tersebut diberi sebuah lencana. Gambar dari lencana ini kemudian
digunakan sebagai logo dari gerakan Pramuka internasional.
Keberhasilan Baden-Powell mempertahankan kota Mafeking
membuatnya dianggap menjadi pahlawan. Dia kemudian menulis sebuah
buku yang berjudul Aids to Scouting (ditulis tahun 1899), dan
menjadi buku terlaris saat itu.
Pada tahun 1906, Ernest Thompson Seton mengirimkan Baden-Powell
sebuah buku karyanya yang berjudul The Birchbark Roll of the
Woodcraft Indians. Seton, seorang keturunan Inggris-Kanada yang
tinggal di Amerika Serikat, sering mengadakan pertemuan dengan
Baden-Powell dan menyusun rencana tentang suatu gerakan pemuda.
Pertemuannya dengan Seton tersebut mendorongnya untuk menulis
kembali bukunya, Aids to Scouting, dengan versi baru yang diberi
judul Boy's Patrols. Buku tersebut dimaksudkan sebagai buku
petunjuk kepanduan bagi para pemuda ketika itu. Kemudian, untuk
menguji ide-idenya, dia mengadakan sebuah perkemahan untuk 21
pemuda dari berbagai lapisan masyarakat selama seminggu penuh,
dimulai pada tanggal 1 Agustus, di kepulauan Brownsea, Inggris.
Metode organisasinya (sekarang dikenal dengan sistem patroli atau
patrol system dalam bahasa Inggris) menjadi kunci dari pelatihan
kepanduan yang dilakukannya. Sistem ini mengharuskan para pemuda
untuk membentuk beberapa kelompok kecil, kemudian menunjuk salah
satu diantara mereka untuk menjadi ketua kelompok tersebut.
Setelah bukunya diterbitkan dan perkemahan yang dilakukannya
berjalan dengan sukses, Baden-Powell pergi untuk sebuah tur yang
direncanakan oleh Arthur Pearson untuk mempromosikan pemikirannya
ke seluruh Inggris. Dari pemikirannya tersebut, dibuatlah sebuah
buku berjudul Scouting for Boys, yang saat ini dikenal sebagai buku
panduan kepramukaan (Boy Scout Handbook) edisi pertama.
Saat itu Baden-powell mengharapkan bukunya dapat memberikan ide
baru untuk beberapa oraganisasi pemuda yang telah ada. Tapi yang
terjadi, beberapa pemuda malah membentuk sebuah organisasi baru dan
meminta Baden-Powell menjadi pembimbing mereka. Ia pun setuju dan
mulai mendorong mereka untuk belajar dan berlatih serta
mengembangkan organisasi yang mereka dirikan tersebut.
Seiring dengan bertambahnya jumlah anggota, Baden-Powell semakin
kesulitan membimbing mereka; Ia membutuhkan asisten untuk
membantunya. Oleh karena itu, ia merencanakan untuk membentuk
sebuah pusat pelatihan kepemimpinan bagi orang dewasa (Adult
Leadership Training Center). Pada tahun 1919, sebuah taman di dekat
London dibeli sebagai lokasi pelatihan tersebut. Ia pun menulis
buku baru yang berjudul Aids to Scoutmastership dan beberapa buku
lainnya yang kemudian ia kumpulkan dan disatukan dalam buku
berjudul Roverinng to Success for Rover Scouts pada tahun 1922.
Perkembangan gerakan PramukaTak lama setelah buku Scouting For
Boys diterbitkan, Pramuka mulai dikenal di seluruh Inggris dan
Irlandia. Gerakannya sendiri, secara perlahan tapi pasti, mulai
dicoba dan diterapkan diseluruh wilayah kerajaan Inggris dan
koloninya.
Unit kepanduan di luar wilayah kerajaan Inggris yang pertama
diakui keberadaannya, dibentuk di Gilbraltar pada tahun 1908, yang
kemudian diikuti oleh pembentukan unit lainnya di Malta. Kanada
ialah koloni Inggris pertama yang mendapat ijin dari kerajaan
Inggris untuk mendirikan gerakan kepanduan, diikuti oleh Australia,
Selandia Baru, dan Afrika Selatan.Chile ialah negara pertama diluar
Inggris dan koloninya yang membentuk gerakan kepanduan. Parade
Pramuka pertama diadakan di Crystal Palace, London pada tahun 1910.
Parade tersebut menarik minat para remaja di Inggris. Tidak kurang
dari 10.000 remaja putra dan putri tertarik untuk bergabung dalam
kegiatan kepanduan. Pada 1910 Argentina, Denmark, Finlandia,
Perancis, Jerman, Yunani, India, Meksiko, Belanda, Norwegia,
Russia, Singapura, Swedia, dan Amerika Serikat tercatat telah
memiliki organisasi kepramukaan.
Semenjak didirikan, Gerakan Pramuka yang memfokuskan program
pada remaja usia 11-18 tahun telah mendapat respon yang
menggembirakan, anggota bertambah dengan cepat. Kebutuhan program
pun dengan sendirinya bertambah. Untuk memenuhi keinginan dan
ketertarikan para generasi muda pada saat itu, gerakan pramuka
menambah empat program dalam organisasinya untuk melebarkan lingkup
keanggotaan gerakan pramuka. Keempat prpogram tersebut meliputi:
Pendidikan Generasi Muda usia dini , Usia Remaja, pendidikan
kepanduan putri, dan pendidikan kepemimpinan bagi pembina
Program untuk golongan siaga, unit Satuan Karya, dan
Penegak/pandega mulai disusun pada akhir tahun 1910 di beberapa
negara. Terkadang, kegiatan kegiatn tersebut hanya berawal di
tingkat lokal/ ranting yang dikelola dalam skala kecil, baru
kemudian diakui dan diadopsi oleh kwartir nasional. Kasus serupa
terjadi pada pendirian golongan siaga di Amerika Serikat, dimana
program golongan siaga telah dimulai sejak 1911 di tingkat ranting,
namun belum mendapatkan pengakuan hingga 1930
sejak awal didirikannya gerakan kepanduan, para remaja putri
telah mengisyaratkan besarnya minat mereka untuk bergabung. Untuk
mengakomodasi minat tersebut, Agnes Baden Powel- adik dari bapak
kepandian sedunia, Robert Baden Powell,pada tahun 1910 ditunjuk
menjadi presiden organiasi kepanduan putri pertama di dunia. Agnes
pada awalnya menamakan organisasi tersebut Rosebud, yang kemudian
berganti menjadi Brownies (Girl Guide) pada 1914 .Agnes mundur dari
kursi presiden pada tahun 1917 dan digantikan oleh Olave BAden
Powell, Istri dari Lord Baden Powell. Agnes tetap menjabat sebagai
wakil presiden hingga ia meninggal pada usia 86 tahun.pada waktu
tersebut, kepanduan putri telah diposisikan sebagai unit terpisah
dari kepanduan pria, hal tersebut dilakukan menimbang norma sosial
yang berlaku saat tersebut. Pada era 90-an, Banyak organisasi
kepanduan di dunia yang saling bekerjasama antara unti putra dan
putri untuk memberikan pendidikan kepanduan.
Program awal bagi pendidikan pembina diadakan di London pada
tahun 1910, dan di Yorkshire pada tahun 1911. Namun, Baden Powell
menginginkan pendidikan tersebut dapat dipraktekkan semaksimal
mungkin. Hal tersebut berarti bahwa dalam setiap pendidikan
diperlukan praktek lapangan semisal berkemah. Hal ini membimbing
pembentukan kursus Woodbadge. Akibat perang dunia 1, pendidikan
woodbadge bagi para pembina tertunda hingga tahun 1919. Pada tahun
tersebut, diadakan kursus woodbadge pertama di Gilwell Park. Pada
saat ini, pendidikan bagi pembina telah beragam dan memiliki
cakupan yang luas. Beberapa pendidikan yang cukup terkenal bagi
pembina antara lain: Pendidikan dasar, Pendidikan spesifik
golongan, hingga kursus Woodbadge
Gerakan Pramuka IndonesiaPresiden SBY Membuka Jambore Nasional
VIII-2006
Artikel utama: Gerakan Pramuka IndonesiaBapak Pramuka Indonesia
adalah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Lambang dari gerakan gerakan
ini adalah tunas kelapa karena seluruh bagian dari pohon kelapa
bermanfaat. Diharapkan dengan lambang itu, para pramuka bisa
memberi banyak manfaat bagi dirinya dan lingkungan sekitar.
Sejarah Gerakan Pramuka Indonesia
Masa Hindia BelandaKenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda
Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan
kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan
kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan
kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu,
namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.
Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang
"Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang
pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir [[besar sendiri
serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische
Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.
Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia
adalah Javaanse Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P.
Mangkunegara VII pada tahun 1916. Kenyataan bahwa kepramukaan itu
senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat
diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920
berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij"
yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat
Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat
Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale
Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten
Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO)
didirikan oleh Pemuda Indonesia.
Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu
tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara
Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO,
SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi,
akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI)
yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan
(JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu
Kebangsaan).
PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan
Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.
Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan
Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas
agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu
Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu
Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat
Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al
Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII),
Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen),
Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi
Indonesia (KMI).
Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan
Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All
Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik
dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian
disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem"
disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di
Yogyakarta.
Masa Bala Tentara Dai Nippon"Dai Nippon"! Itulah nama yang
dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang
Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda
meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia,
termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya
menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu,
semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.
Masa Republik IndonesiaSebulan sesudah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di
Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan
Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan
pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa
Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan
Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember
1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia.
Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta
dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui
sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan
keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag.
A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena
serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948
waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56,
Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap
Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan
cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang
diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini
mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera
Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia
Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta
merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan
di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata
untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu
inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta
pada tanggal 20-22 Januari 1950.
Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru,
yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan
kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu
kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya
organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan
K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan
pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya
wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A
tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.
Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari
sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka
wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di
Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951
diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu
federasi.
Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan
sedunia
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera,
sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI
(Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah
bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia,
dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10
Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan,
Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu
menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin
kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan
di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.Seminar Tugu ini
meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan
bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian
diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun
kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini
Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa
Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar
Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk
puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa
Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo
mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling
Filipina.Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya
Gerakan Pramuka.Kelahiran gerakan PramukaLatar Belakang Lahirnya
Gerakan PramukaGerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau
akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu
mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun
1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa
jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat
banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota
perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan
MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana
pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat
ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di
bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang
kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan
dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal
349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa
Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya.
Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961
mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan
Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah
Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui,
metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi
kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri
Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan
Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu
sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI
No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu
Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan
seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden
dengan Keputusan Presiden itu.
Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden
RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia
Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh,
Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan
Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun
1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.Kelahiran Gerakan
PramukaGerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang
saling berkaitan yaitu:
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan
pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di
Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini
kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA.Diterbitkannya
Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961,
tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai
satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan
pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta
mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman,
petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam
menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan
Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan
merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan
ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka,
dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN
PRAMUKA.2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana
Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada
masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan
Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14
Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PRAMUKA.
Gerakan Pramuka DiperkenalkanPidato Presiden pada tanggal 9
Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi
Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh
masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada
pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.
Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini
dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya
terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional
Harian.
Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan
mengambil angka keramat 17-8-45, yaitu terdiri atas Mapinas
beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang
dan dalam Kwarnasri 8 orang.
Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres
RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota
Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17
orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara
anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil
Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen
TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX
menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua
merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat
Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota
Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta
sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang
diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan
berkeliling Jakarta.
Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota
Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan
anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan
Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang
diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku
Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.
Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian
dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh
seluruh jajaran dan anggota Gerakan PramukaSEKILAS GERAKAN
PRAMUKA
Pengertian KepramukaanKepramukaan pada hakekatnya adalah :
Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan
bagi anak dan pemuda di bawah tanggung jawab orang dewasa;
Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di
luar lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
Sifat KepramukaanBerdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan
Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan
mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
1. Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan
kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu
dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan
negara.
2. Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di
negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa
persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama
manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat,
suku dan bangsa.
3. Universal, yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan
di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang
dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar
dan Metode Kepramukaan.
Fungsi KepramukaanDengan landasan uraian di atas, maka
kepramukaan mempunyai fungsi sebagai :
1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemudaKegiatan menarik di
sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung
pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan
permainan, jadi bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat
hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai
pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan
menarik.
2. Pengabdian bagi orang dewasaBagi orang dewasa kepramukaan
bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan
keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai
kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya
pencapaian tujuan organisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan organisasiKepramukaan merupakan alat
bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan
juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi
kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam
satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan
pendidikannya.
Istilah Gerakan Pramuka dan PramukaGerakan Pramuka adalah nama
organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang
dilaksanakan di Indonesia.
Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam
organisasi kepramukaan seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan
Bangsa Indonesia, Hizbul Waton dan lain-lain. Sekarang hanya satu
organisasi yang disebut Gerakan Pramuka. Pramuka merupakan sebutan
bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai dengan
25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai
Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan,
Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda
karana, yaitu rakyat muda yang suka berkarya.
Tujuan Gerakan PramukaGerakan Pramuka bertujuan mendidik
anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan
Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia, agar
supaya :
1. Menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta
:
a. tinggi mental -moral -budi pekerti dan kuat keyakinan
beragamanya.
b. tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
c. kuat dan sehat fisiknya.
2. Menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia
dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga
menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan
mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.
Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu
semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan
Pramuka harus mengarah pada pencapain tujuan tersebut.
Tugas Pokok1. Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda
Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat
membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan
sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa
dan negara.
2. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan
Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan
minat peserta didiknya.
3.
a. Gerakan Pramuka berkewajiban melaksanakan Eka Prasetya
Pancakarsa.
b. Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan
Gerakan Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional.
Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis
Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka
dalam iktu membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti
kebijakan Pemerintah dan segala peraturan
perundang-undangannya.
4. Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan
berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi
masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan pula
keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua
Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya
dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan
orang tua Pramuka dan masyarakat setempat.
5. Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan, sistim among dan berbagai
metoda penyajian lainnya. Para Pramuka mendapat pembinaan dalam
satuan-gerak sesuai dengan usia dan bidang kegiatannya dengan
memgikuti ketentuan pada Syarat Kecakapan Umum, Syarat Lecakapan
Khusus dan Syarat Pramuka Garuda.
6. Sasaran yang ingin dicapai dengan pendidikan kepramukaan itu
ialah :
a. kuat keyakinan beragamanya.
b. tinggi mental dan moralnya, serta berjiwa Pancasila.
c. sehat, segar dan kuat jasmaninya.
d. cerdas, segar dan kuat jasmaninya.
e. berpengetahuan luas dan dalam.
f. berjiwa kepemimpinandan patriot.
g. berkesadaran nasional dan peka terhadap perubahan
lingkungan.
h. berpengalaman banyak.
Kiasan dasar
Kiasan dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan
(gambaran) sesuatu yang disanjung dan didambakan. Yang menjadi
kiasan dasar Gerakan Pramuka adalah romantika perjuangan besar
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, maka kiasan ini mengambil
hal-hal yang ada hubungannya dengan perjuangan bangsa. Baik pada
masa lalu, maupun perjuangan pembangunan pada masa sekarang.
Berhubung dengan kiasan itu, maka kata-kata penting dalam
urut-urutan perjuangan bangsa Indonesia sejak masa lampau sampai
sekarang dipergunakan istilah-istilah di dalam Gerakan Pramuka,
yaitu anak didik yang umur 7 - 10 tahun disebut Siaga, yang umur 11
- 15 tahun disebut Penggalang, yang umur 16 - 20 tahun disebut
Penegak dan umur 21 - 25 tahun disebut Pandega. Orang dewasa yang
memimpin Pramuka disebut Pembina, anggota Kwartir disebut
Andalan.
Sesuai dengan tingkat kecakapan yang dicapai oleh seorang
Pramuka, maka istilah-istilah tersebut di atas ditambah istilah
belakang : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata, Penggalang Ramu,
Penggalang Rakit, Penggalang Terap, Penegak Bantara, Penegak
Laksana (tentang Pandega hanya ada satu tingkat).
Satuan kecil untuk Siaga disebut Barung (tempat penjaga ramuan
bangunan). Satuan yang terdiri dari beberapa Barung disebut
Perindukan (tempat dimana anak cucu berkumpul). Satuan untuk
Penggalang disebut Regu (gardu, pangkalan untuk meronda). Satuan
yang terdiri dari beberapa regu disebut Pasukan, (tempat suku
berkumpul. Satuan kecil untuk Penegak disebut Sangga (rumah kecil
untuk orang yang bertanggung jawab menggarap sawah/ladang). Satuan
kecil untuk Pandega disebut Racana (pondasi, alas tiang, umpak
atap). Satu perindukan Siaga, satu Pasukan Penggalang, satu Ambalan
Penegak dan satu Racana Pandega, bersama merupakan satu Gugusdepan
(kombinasi satuan-satuan yang bertugas di depan, terdepan, yang
langsung menghadapi tantangan).
Prinsip Dasar dan Metodik KepramukaanPrinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan
kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan
lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu pendidikan kepramukaan telah
menyusun prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan dan
menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan
kepramukaan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak
atau remaja sehari-hari.
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan itu harus diterapkan secara
menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka
organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepramukaan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip
Dasar dan Metode Kepramukaan ialah :
I. Prinsip Dasar
1. Prinsip Dasar Kepramukaan adalah :
a. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
seisinya;
c. peduli terhadap diri pribadinya;
d. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.
2. Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota
Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses
penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya, bagi pesertadidik
dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya
dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian,
tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun
anggota masyarakat.
3. Menerima secara sukarela Prinsip Dasar Kepramukaan adalah
hakekat pramuka, baik sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, makhluk
sosial, maupun individu yang menyadari bahwa diri pribadinya :
a. mentaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan beribadah sesuai
tata-cara dari agama yang dipeluknya serta menjalankan segala
perintahNya dan menjauhi laranganNya.
b. mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup
bersama dengan mahkluk lain yang juga diciptakan oleh Tuhan Yang
Maha Esa, khususnya sesama manusia yang telah diberi derajat yang
lebih mulia dari mahkluk lainnya. Dalam kehidupan bersama didasari
oleh prinsip peri kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. diberi tempat untuk hidup dan berkembang oleh Tuhan Yang Maha
Esa di bumi yang berunsurkan tanah, air dan udara yang merupakan
tempat bagi manusia untuk hidup bersama, berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dengan rukun dan damai.
d. memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikan lingkungan
sosial serta memperkokoh persatuan, menerima kebhinnekaan dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
e. memerlukan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat
menunjang/ memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidupnya. Karena
itu manusia wajib peduli terhadap lingkungan hidupnya dengan cara
menjaga, memelihara dan menciptakan lingkungan hidup yang baik.
II. Metode Kepramukaan
1. Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui
:
a. pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
b. belajar sambil melakukan;
c. sistem berkelompok;
d. kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung
pendidikan yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani
pesertadidik;
e. kegiatan di alam terbuka;
f. sistem tanda kecakapan;
g. sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
h. sistem among.
2. Metode Kepramukaan pada hakekatnya tidak dapat dilepaskan
dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada
pelaksanaan Kode Kehormatan.
3. Metode Kepramukaan sebagai suatu sistem, terdiri atas
unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap
unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling
memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
Kode Kehormatan
1. Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut
Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur
dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar
Kepramukaan.
2. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Janji yang disebut Satya
adalah :
a. janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon
anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan
keanggotaan;
b. tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela
menerapkan dan mengamalkan janji;
c. titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna
mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual,
baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
3. Kode Kehormatan Pramuka dalam bentuk Ketentuan Moral yang
disebut Darma adalah :
a. alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk
mengembangkan budi pekerti luhur.
b. upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik
menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki
masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
c. landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan
pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka
manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling
menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
d. kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan
Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur
hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan
putusan.
4. Kode Kehormatan Pramuka bagi pesertadidik disesuaikan dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik,
yaitu :
a. Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga terdiri atas :
1. Janji yang disebut Dwisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
setiap hari berbuat kebajikan.
2. Ketentuan moral yang disebut Dwidarma selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
0. Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
1. Siaga berani dan tidak putus asa.
1. Kode kehormatan bagi Pramuka Penggalang terdiri atas :
1. Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi sebagai
berikut :
Trisatya Pramuka Penggalang
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun
masyarakat
menepati Dasadarma.
Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi
sebagai berikut :
Dasadarma
Pramuka itu :
0. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
2. Patriot yang sopan dan kesatria
3. Patuh dan suka berMusyawarah
4. Rela menolong dan tabah
5. Rajin, terampil, dan gembira
6. Hemat, cermat, dan bersahaja
7. Disiplin, berani, dan setia
8. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
9. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
1. Kode kehormatan bagi Pramuka Penegak terdiri atas :
1. Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi :
Trisatya Pramuka Penegak
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasadarma.
Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi
:DasadarmaPramuka itu :
0. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
2. Patriot yang sopan dan kesatria
3. Patuh dan suka berMusyawarah
4. Rela menolong dan tabah
5. Rajin, terampil, dan gembira
6. Hemat, cermat, dan bersahaja
7. Disiplin, berani, dan setia
8. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
9. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
1. Kode Kehormatan bagi Pramuka Pandega terdiri atas :
1. Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi :
Trisatya Pramuka Pandega
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasa Darma.
Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi
:
Dasadarma
Pramuka itu :
0. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
2. Patriot yang sopan dan kesatria
3. Patuh dan suka berMusyawarah
4. Rela menolong dan tabah
5. Rajin, terampil, dan gembira
6. Hemat, cermat, dan bersahaja
7. Disiplin, berani, dan setia
8. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
9. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
1. Kode Kehormatan Pramuka bagi anggota dewasa terdiri atas
:
1. Janji yang disebut Trisatya selengkapnya berbunyi :
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila
menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
menepati Dasadarma.
Ketentuan moral yang disebut Dasadarma selengkapnya berbunyi
:
Dasadarma
Pramuka itu :
0. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
1. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia
2. Patriot yang sopan dan kesatria
3. Patuh dan suka berMusyawarah
4. Rela menolong dan tabah
5. Rajin, terampil, dan gembira
6. Hemat, cermat, dan bersahaja
7. Disiplin, berani, dan setia
8. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya
9. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
1. Kesanggupan anggota dewasa untuk mengantarkan kaum muda
Indonesia ke masa depan yang lebih baik, dinyatakan dengan Ikrar
yang berbunyi sebagai berikut :
IKRARDengan nama Tuhan Yang Maha Pengasih, lagi Maha Penyayang,
dan dengan penuh kesadaran serta rasa tanggungjawab atas
kepentingan bangsa dan negara, kami Pembina Pramuka/Pelatih Pembina
Pramuka/Pembina Profesional/ Pamong Saka/Instruktur Saka/Pimpinan
Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing ..*) Gerakan Pramuka
seperti tersebut dalam Keputusan Kwartir *)/Majelis Pembimbing
Nasional Gerakan Pramuka nomor tahun . menyatakan bahwa kami :
menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan
Pramuka dan
akan bersungguh-sungguh melaksanakan tugas kewajiban kami
sebagai Pembina Pramuka/Pelatih Pembina Pramuka/Pembina
Profesional/Pamong Saka/InstrukturSaka/Pimpinan
Saka/Andalan/Anggota Majelis Pembimbing ..*) sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, untuk mengantarkan kaum muda Indonesia ke
masa depan yang lebih baik.
Kegiatan pembinaan peserta didik dalam Gerakan Pramuka harus
menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan
tersebut.
Pelaksanaan penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan,
kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar
dapat dijamin bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia, warga
negara dan anggota masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan
kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia.
Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus
mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan
rohani, bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan pramuka,
melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara praktis,
dengan menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode
Kepramukaan.
Sistem AmongSistem among adalah cara pelaksanaan pendidikan
dalam Gerakan Pramuka menurut ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan
cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak
dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari
unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak
merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat
sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa
percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan
aspirasi peserta didik.
Sistem Tanda KecakapanTanda kecakapan adalah salah satu alat
bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai
oleh Gerakan Pramuka.
Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan
suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui
kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun
yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh si pemakai
tanda-tanda itu.- Tanda Kecakapan Umum & Tanda Kecakapan
Khusus
KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 006/KN/72
TAHUN 1972
TENTANG
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Menimbang:a. bahwa lambang Gerakan Pramuka termaktub dalam
Anggaran Dasar Pramuka pasal 6 berupa gambar Tunas Kelapa;
b.bahwa tunas kelapa sebagai gambar kiasan mempunyai arti
simbolik yang penting, maka harus dipahami dan diingat oleh setiap
Pramuka, dan oleh karena itu uraian tentang arti kiasan itu harus
sederhana, sehingga mudah dipahami dan mudah diingat oleh
anak-anak.
Mengingat:1.Keputusan I MPRS No. XXVII/MPRS/1966;
2. 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 238 Tahun 1961
juncto Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 12 Tahun 1971;
3. 3. Putusan Musyawarah Majelis Permusyawaratan Pramuka, di
Pandaan, Jawa Timur, tanggal 12 s.d. 20 Oktober 1970.
MEMUTUSKAN
Pertama:Mencabut Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No.
15/KN/67 Tahun 1967, tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Kedua:Menetapkan gambar silhouette tunas kelapa yang tertera
dalam lampiran Surat Keputusan ini sebagai lambang Gerakan
Pramuka.
Ketiga:Menetapkan uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka
seperti yang tertera dalam lampiran Surat Keputusan ini.
Keempat:Pemakaian lambang Gerakan Pramuka sebagai lencana dan
penggunaannya dalam sistem tanda-tanda, bendera, papan nama, dan
lain sebagainya, diatur dalam Petunjuk-petunjuk
Penyelenggaraan.
Keputusan ini berlaku mulai sejak ditetapkan.
Ditetapkan di:Jakarta.
pada tanggal:31 Januari 1972.
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Ketua
Hamengku Buwono IX.
LAMPIRAN SURAT KEPUTUSANKWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 06/KN/72
TAHUN 1972
TENTANG
LAMBANG GERAKAN PRAMUKA
I. Gambar Silhouette tunas kelapa, lambang Gerakan Pramuka
II. Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka.
Satu :Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan
istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk asli yang
pertama, yang menurunkan generasi baru.
Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap
Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia
Dua:Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang
bagaimanapun djuga.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah
seorang yang rokhaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta
besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan
dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air
dan bangsa Indonesia.
Tiga:Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya
daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan
sekelilingnya.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat
menyesuaikan diri dalam masjarakat dimana ia berada dan dalam
keadaan yang bagaimanapun juga.
Empat:Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan
salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.
Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai
cita-cita yang tinggi dan lurus jakni yang mulia dan djudjur dan ia
tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.
Lima:Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah
melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunjai dan
berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik,
benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai
olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanja.
Enam:Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga
akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah
manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada
kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta kepada umat manusia.
PERTEMUAN/KEGIATAN ANGGOTA MUDA GERAKAN PRAMUKAPRAMUKA SIAGA
Pesta Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta
Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk:
1. Permainan Bersama, adalah kegiatan keterampilan kepramukaan
untuk golongan Pramuka Siaga, seperti menyusun puzzle, mencari
jejak, permainan kim dan sejenisnya.
2. Pameran Siaga, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya
Pramuka Siaga.
3. Pasar Siaga (Bazar), adalah simulasi situasi di pasar yang
diperankan oleh Pramuka Siaga sebagai pedagang, sedangkan
pembelinya masyarakat umum.
4. Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu yang
pada akhir kegiatan Pramuka Siaga harus menceritakan pengalamannya,
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
5. Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi
seni budaya para Pramuka Siaga.
6. Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil
kreatifitas Pramuka Siaga.
7. Perkemahan Satu Hari (Persari), adalah perkemahan bagi
Pramuka Siaga yang dilaksanakan pada siang hari.
PRAMUKA PENGGALANG Jambore, adalah pertemuan Pramuka Penggalang
dalam bentuk perkemahan besar yang di diselenggarakan oleh kwartir
Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting (tingkat kecamatan),
Jambore Cabang tingkat kota/kabupaten), Jambore Daerah (tingkat
provinsi), Jambore Nasional (tingkat nasional).
Lomba Tingkat, adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang
dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan
secara berjenjang dimulai dari tingkat gugusdepan (LT-I), ranting
(LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V).
Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka
Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu
(Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang
bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang
manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh
gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir Daerah dan
Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinru apabila dipandang
perlu.
Penjelajahan (Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang
dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan menggunakan
tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan
dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan
kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan
sejenisnya.
Latihan Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua
atau lebih gugusdepan yang berada dalam datu kwartir ranting atau
kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling
tukar menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat dilaksanakan
dalam bentuk lomba, seperti baris-berbaris, PPPK, senam pramuka dan
sejenisnya.
Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang
dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan di
gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam bentuk Persami
(Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jum'at Saptu
Minggu), perkemahan liburan dan sejenisnya.
Gelar (Demonstrasi) Kegiatan Penggalang, adalah pertemuan
Pramuka Penggalang dalam bentuk keterampilan di hadapan masyarakat
umum, seperti baris-berbaris, PPPK, gerak dan lagu, membuat
konstruksi sederhana dari tongkat/bambu dan tali (pioneering), dan
sejenisnya.
Pameran, adalah kegiatan yang memamerkan hasil karya Pramuka
Penggalang kepada masyarakat.
Darmawisata, adalah kegiatan wisata ke tempat tertentu, seperti
museum, industri, tempat bersejarah, dan sejenisnya.
Pentas Seni Budaya, adalah kegiatan yang menampilkan kreasi seni
budaya para Pramuka Penggalang.
Karnaval, adalah kegiatan pawai yang menampilkan hasil
kreatifitas Pramuka Penggalang.
PRAMUKA PENEGAK DAN PANDEGA Raimuna, adalah pertemuan Pramuka
Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna
Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan
Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang
bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan
kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir
ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional
dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.
Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil
latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu
Minggu (Persami), Perkemahan Jum'at Sabtu Minggu (Perjusami),
perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan
integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan
pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran
kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan
apabila dipandang perlu.
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka
mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan
pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka)
dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka
(Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh
kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh
Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua
Satuan Karya Pramuka.
Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan
pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa
kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam
mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki
posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
Latihan Pengelola Dewan Kerja, adalah pertemuan Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman
mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja
dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi,
kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya
Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan
Penanggulangan Bencana.
Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan
merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama,
sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan
dalam Rapat Kerja Kwartir.
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera
(Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak
dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti
kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah
kwartirnya.
SEMUA GOLONGAN Jambore On The Air (JOTA) dan Jambore On The
Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara,
bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan
pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan
secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional
dan internasional.
SATUAN KARYA PRAMUKA (SAKA)1. Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah
wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan
pengalaman para Pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi
2. Tujuan pembentukan Saka adalah untuk memberi wadah pendidikan
bagi para Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega serta pemuda
Indonesia untuk :
a. mengembangkan bakat, minat, pengetahuan, kemampuan,
keterampilan dan pengalaman dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. meningkatkan motivasi melaksanakan kegiatan nyata dan
produktif
c. memberi bekal bagi kehidupan dan penghidupannya
d. memberi bekal bagi pengabdiannya pada masyarakat, bangsa dan
negara guna menunjang pembangunan nasional sehingga dapat
meningkatkan mutu dan taraf kehidupan serta dinamika Gerakan
Pramuka, serta peranannya dalam pembangunan nasional.
3. Kegiatan kesakaan dilaksanakan di gugusdepan dan satuan karya
Pramuka disesuaikan dengan usia dan kemampuan jasmani dan rohani
peserta didik. Kegiatan pendidikan tersebut dilaksanakan
sedapat-dapatnya dengan praktek berupa kegiatan nyata yang memberi
kesempatan peserta didik untuk menerapkan sendiri pengetahuan dan
kecakapannya dengan menggunakan perlengkapan yang sesuai dengan
keperluannya.
4. Anggota Saka adalah :
a. Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dari Gugusdepan
b. Pramuka Penggalang Terap.
c. Pemuda berusia 14-25 tahun, dengan syarat khusus
5. Syarat menjadi Anggota Saka :
a. Mendapat izin dari orang tua/wali, Kepala Sekolah dan Pembina
Gugusdepan
b. Berusia antara 14-25 tahun
c. Memenuhi syarat-syarat khusus yang ditentukan oleh
masing-masing Saka (misalnya persyaratan mengenai kesehatan jasmani
dan rohani, kemampuan dan kepantasan dsb).
d. Bersedia untuk berperan aktif dalam segala kegiatan Saka
e. Bersedia dengan sukarela mendarmabaktikan dirinya kepada
masyarakat, dimanapun, serta setiap saat bila diperlukan.
f. Seorang Pramuka dapat pindah dari satu bidang ke Saka lainnya
bila telah mendapatkan sedikitnya 3 (tiga) buah TKK dan sedikitnya
telah berlatih selama 6 (enam) bulan pada Saka tersebut.
6. Bidang-bidang Satuan Karya Pramuka, terdiri atas 7 (tujuh)
Saka, yaitu :
1. Saka DirgantaraSatuan Karya Pramuka Dirgantara adalah wadah
kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis di
bidang kedirgantaraan guna menumbuhkan kesadaran untuk membaktikan
dirinya dalam pembangunan nasional. Ialah Satuan Karya yang
membidangi bidang kedirgantaraan, umumnya saka ini hanya berada di
wilayah yang memiliki potensi kedirgantaraan atau memiliki landasan
udara.Pelatihan Pramuka Saka Dirgantara umumnya memperbantukan para
profesional di bidang kedirgantaraan, TNI-AU pihak perusahaan
penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di
sebuah Pangkalan Udara tertentu.Saka Dirgantara meliputi 3 krida,
yaitu:
1. Krida Olahraga Dirgantara (ORGIDA)
2. Krida Pengetahuan Dirgantara
3. Krida Jasa Kedirgantaraan
wing Bhakti Saka Dirgantara2. Saka BhayangkaraSatuan Karya
Pramuka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang
keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan
kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional.Ialah Satuan
Karya yang membidangi bidang kebhayangkaraan.Saka Bhayangkara ialah
Satuan Karya terbesar dan paling berkembang di Indonesia.Saka
Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di
Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi
alam.Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka
bekerjasama dengan pihak Kepolisian Republik Indonesia dan
terkadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran.Biasanya
Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI. Saka Bhayangkara
meliputi 4 krida, yaitu:
1. Krida Ketertiban Masyarakat
2. Krida Lalu Lintas
3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP)
3. Saka BahariSatuan Karya Pramuka Bahari adalah wadah bagi
Pramuka yang menyelenggarakan kegiatan-kegiatan nyata, produktif
dan bermanfaat dalam rangka menanamkan rasa cinta dan menumbuhkan
sikap hidup yang berorientasi kebaharian termasuk laut dan perairan
dalam.Ialah Satuan Karya yang membidangi bidang Kelautan.Pembinaan
Saka Bahari bekerjasama dengan pihak TNI-AL, Profesional di bidang
Olahraga Air, Departemen Pariwisata dan Departemen Kelautan.
Umumnya Saka Bahari hanya berada di wilayah yang memiliki potensi
di bidang Bahari. Saka Bahari meliputi 4 krida, yaitu:
1. Krida Sumberdaya Bahari
2. Krida Jasa Bahari
3. Krida Wisata Bahari
4. Krida Reksa Bahari
4. Saka Bhakti HusadaSatuan Karya Pramuka Bakti Husada adalah
wadah pengembangan pengetahuan, pembinaan keterampilan, penambahan
pengalaman dan pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya
kepada masyarakat dalam bidang kesehatan.Pembinaan Saka Bhakti
Husada berada dibawah naungan Gerakan Pramuka yang bekerjsama
dengan Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan, PMI, Rumah Sakit, dan
juga Lembaga Kesehatan Profesional lainnya. Saka Bakti Husada
meliputi 5 krida, yaitu:
1. Krida Bina Lingkungan Sehat
2. Krida Bina Keluarga Sehat
3. Krida Penanggulangan 5. Saka Kencana (Keluarga
Berencana)Satuan Karya Pramuka Kencana adalah wadah kegiatan dan
pendidikan untuk meningkatkan pengetahuan keterampilan praktis dan
bakti masyarakat, dalam bidang Keluarga Berencana, Keluarga
Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan.Pembinaan Saka Kencana
berada dibawah Gerakan Pramuka yang bekerjasama dengan Badan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Saka Kencana meliputi 4 krida,
yaitu:
1. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB
dan KR)
2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS
dan PK)
3. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan
KIE)
4. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM). 6. Saka Taruna
BumiSatuan Karya Pramuka Tarunabumi adalah wadah bagi para Pramuka
untuk meningkatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan,
pengalaman, keterampilan dan kecakapan para anggotanya, sehingga
mereka dapat melaksanakan kegiatan nyata dan produktif serta
bermanfaat dalam mendukung kegiatan pembangunan pertanian.Pembinaan
Saka Taruna Bumi bekerjasama dengan Departemen Pertanian, Dinas
Pertanian, LIPI, dan Lembaga Holtikultura. Saka Tarunabumi meliputi
5 krida, yaitu:
1. Krida Pertanian dan Tanaman Pangan
2. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
3. Krida Perikanan
4. Krida Peternakan
5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura.
7. Saka WanabhaktiSatuan Karya Pramuka Wanabakti adalah wadah
bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk melaksanakan
kegiatan nyata, produktif dan bermanfaat dalam rangka menanamkan
rasa tanggungjawab terhadap pelestarian sumberdaya alam dan
lingkungan hidup.Pembinaan Saka Wanabhakti bekerjasama dengan
Departemen Kehutanan , dan LSM Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional
terkait.Saka Wanabakti meliputi 4 (empat) krida, yaitu:
1. Krida Tata Wana
2. Krida Reksa Wana
3. Krida Bina Wana
4. Krida Guna Wana.
7. Sasaran pembentukan Saka bagi Pramuka adalah agar selama dan
setelah mengalami pendidikan dalam Saka, mereka :
a. memiliki tambahan pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan
kecakapan yang dapat mendukung kehidupan dan penghidupannya atau
pengabdiannya kepada masyarakat, bangsa dan negara.
b. meningkatkan kemantapan mental dan fisiknya
c. memiliki rasa tanggungjawab atas dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara serta tanggungjawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. memiliki sikap dan cara berfikir yang lebih matang dalam
menghadapi segala tantangan dalam hidupnya.
e. dapat melaksanakan kepemimpinan yang bertanggungjawab,
berdaya guna dan tepat guna.
f. dapat menyelenggarakan berbagai kegiatan yang positif,
berdaya guna dan tepat guna sesuai dengan minat dan bakatnya.
g. menjalankan secara nyata Tri Satya dan Dasa Darma.Diperoleh
dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Satuan_Karya_%28Pramuka%29"
SURVIVAL (Tambahan)
JAKARTA -
Kiat hidup darurat adalah penting, dengan pengetahuan survival
yang andal, seorang dapat bertahan pada waktu terjepit. Sebagian
ilmu survival ini adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar
yang layak dan aman untuk dimakan. Menurut para ahli, 10% dari
keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia.
Artinya, kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga.
Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, jumlahnya
akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang
beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk
dimakan. Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman
atau tidak untuk dimakan ada beberapa faktor yang bisa dijadikan
pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya bisa
dimakan oleh satwa liar adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi,
kita bisa mengonsumsinya. Sementara itu, tumbuhan yang berbau tak
sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang
liar, sebaiknya jangan disentuh. Contohnya, tumbuhan bergetah yang
membuat kulit gatal dianjurkan untuk dihindari. Tumbuhan lain yang
perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat,
berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan
daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Apabila
mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah
lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas. Sementara
itu, beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan
dapat dimakan meliputi beragam jenis. Keluarga palem-paleman,
misalnya; kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren dan siwalan,
bukan hanya bagian umbutnya (baca; bagian ujung batang muda dan
berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya, seperti
kelapa dan siwalan. Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga
Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Adapun ciri-cirinya,
daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak
sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.Tumbuhan semak
dari keluarga begonia juga bisa menjadi penyelamat dalam keadaan
darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tak simetris.
Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang
masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain
umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan
untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu
dalam jumlah kecil. Hindari makan iles-iles (Amorphophallus
sp).Arah lilitan tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain bisa
dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum
jam), di antaranya gembili (Dioscorea aculeate), gembolo (Dioscorea
bulbifera), umbi rambat. Namun, bila arah lilitannya ke kiri
(berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, haruslah ekstra
hati-hati. Jenis kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida),
yang beracun, walaupun tetap dapat dimakan setelah melalui proses
pengolahan terlebih dahulu.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa
jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan
bisa langsung dikonsumsi. Di tempat yang lembab dan tinggi, tunas
dan daun muda jenis paku-pakuan enak dimakan. Tumbuhan lain yang
buahnya juga bisa dimakan, misalnya markisa (Passiflora sp).
Markisa ini tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa
anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata,
daging buahnya segar. Buah lainnya seperti senggani (Melastoma sp),
arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan.
Selain tumbuhan tadi, jamur pun bisa menjadi penyelamat di saat
tersesat. Namun, kita harus bisa membedakan mana jamur yang biasa
dikonsumsi dan jamur liar (beracun). Untuk menghindari makan jamur
beracun, perlulah diketahui ciri-cirinya, yaitu warna payungnya
gelap atau mencolok, misalnya biru, kuning, jingga, coklat.
Pengecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat itu bisa
dimakan. Bau tidak sedap disebabkan mengandung asam sulfida atau
amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak
dikonsumsi. Dan jamur beracun umumnya tumbuh di tempat yang kotor,
misalnya pada kotoran hewan.
Dengan berbekal ilmu survival, mudah-mudahan ini akan menjadi
pegangan penting apabila kita menghadapi masalah di hutan. Yang
terpenting, sebaiknya sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan
dimasak dahulu untuk mengurangi dampak buruk, seperti diare dan
alergi.Apabila terjadi kasus keracunan, usahakan muntahkan sebisa
mungkin, dan minumlah air kelapa atau bila ada gunakan pil norit
untuk membantu mengurangi kadar keracunan.
Penulis pemerhati kesehatan lingkungan, tergabung dalam Himpunan
Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI).Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka, Jl. Medan Merdeka Timur 6, Jakarta 10110,
INDONESIA, Phone:(62-21) 350-7645, Fax. (62-21) 350-7647 E-mail :
[email protected]
PAGE - 3 - Sekilas tentang gerakan pramuka Created by
RID-ONE