KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA TANGERANG SELATAN MAKALAH ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA KASUS “PEMERINTAH AKAN BERIKAN BONUS KHUSUS PADA PNS YANG KREATIF” Diajukan oleh: Prama Wiratama NPM: 1440660006306 Kelas 8A STAR BPKP, No. Absen 23 Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah Sistem Pengendalian Manajemen Program Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VIII T.A. 2014/2015
9
Embed
Prama wiratama pemerintah akan berikan bonus khusus pada PNS yang kreatif
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN
SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA
TANGERANG SELATAN
MAKALAH
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA KASUS
“PEMERINTAH AKAN BERIKAN BONUS KHUSUS PADA PNS YANG KREATIF”
Diajukan oleh:
Prama Wiratama
NPM: 1440660006306
Kelas 8A STAR BPKP, No. Absen 23
Untuk Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Sistem Pengendalian Manajemen Program Diploma IV Keuangan
Spesialisasi Akuntansi STAR BPKP Semester VIII T.A. 2014/2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya,
Nama : Prama Wiratama
NPM : 144060006306
Nomor : 23
Kelas : 8 A STAR BPKP
Menyatakan bahwa makalah ini merupakan hasil karya saya sendiri dan apabila di kemudian hari terbukti
makalah ini merupakan hasil jiplakan (plagiarism) baik sebagian maupun seluruhnya, maka saya siap dikenai
sanksi TIDAK LULUS.
Tangerang Selatan, Agustus 2015
Prama Wiratama
BAB I
FAKTA DAN DATA
A. Ringkasan Kasus
Pemerintah memberikan bonus kepada PNS tertentu demi meningkatkan PNBP royalti paten
agar dapat mencapai target PNBP di APBN-P 2015 sebesar 281,1 T. PNS yang berhak mendapatkan
bonus tersebut harus memiliki invensi atau ide sebagai solusi permasalahan, baik berupa produk
maupun pengembangannya, ataupun berupa proses.
Invensi yang dimaksud harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Invensi sudah menjadi milik negara
2. Invensi sudah dilisensikan
3. Invensi telah memberikan PNBP royalti paten
4. PNBP royalti paten tersebut telah disetor ke kas negara.
Besaran imbalan yang diberikan kepada PNS tersebut tergantung pada PNBP paten yang disetor
ke kas negara. Bagi PNBP sampai 100 jt, imbalan yang diberikan kepada PNS tersebut sebesar 40%.
PNBP antara 100 jt s.d. 500 jt diberikan imbalan 30%. PNBP 500 jt s.d. 1 miliar diberikan imbalan 20%
dan PNBP diatas 1 miliar diberikan imbalan 10%. Bukan hanya invensi yang dihasilkan oleh
perorangan yang diberikan imbalan, invensi yang dihasilkan oleh kelompok juga diberikan bonus
imbalan sesuai dengan jabatan dalam kelompok tersebut.
B. Isu-Isu Kunci
Definisi kinerja yang diharapkan
o meningkatkan PNBP royalti paten agar dapat mencapai target PNBP di APBN-P 2015
sebesar 281,1 T
Imbalan positif
o Pemerintah memberikan imbalan kepada PNS yang menghasilkan paten dengan bentuk
imbalan positif yaitu pembagian persentase dari PNBP yang dihasilkan dari paten
tersebut.
Tujuan insentif:
o Memberikan informasi mengenai definisi kinerja: meningkatkan PNBP royalti paten agar
dapat mencapai target PNBP di APBN-P 2015 sebesar 281,1 T.
o Memberikan motivasi: imbalan memberikan motivasi kepada PNS untuk menghasilkan
lebih banyak invensi yang dipatenkan.
Financial insentif:
o Insentif jangka panjang: PNS yang menghasilkan paten berhak mendapatkan imbalan
selama paten tersebut menghasilkan PNBP yang disetor ke kas negara.
Desain insentif:
o Formula insentif: PNS yang berhak mendapatkan bonus tersebut harus memiliki invensi
atau ide sebagai solusi permasalahan, baik berupa produk maupun pengembangannya,
ataupun berupa proses. Invensi yang dimaksud harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Invensi sudah menjadi milik negara
2. Invensi sudah dilisensikan
3. Invensi telah memberikan PNBP royalti paten
4. PNBP royalti paten tersebut telah disetor ke kas negara.
Besaran imbalan yang diberikan kepada PNS tersebut tergantung pada PNBP paten
yang disetor ke kas negara. Bagi PNBP sampai 100 jt, imbalan yang diberikan kepada PNS
tersebut sebesar 40%. PNBP antara 100 jt s.d. 500 jt diberikan imbalan 30%. PNBP 500 jt
s.d. 1 miliar diberikan imbalan 20% dan PNBP diatas 1 miliar diberikan imbalan 10%.
Bukan hanya invensi yang dihasilkan oleh perorangan yang diberikan imbalan, invensi
yang dihasilkan oleh kelompok juga diberikan bonus imbalan sesuai dengan jabatan
dalam kelompok tersebut.
Evaluasi sistem insentif:
o Imbalan harus memiliki nilai: imbalan yang diberikan hingga 40% untuk paten yang
menghasilkan PNBP hingga 100 jt dirasa sudah cukup bernilai.
o Imbalan harus dapat dimengerti: tujuan dan formulasi dari imbalan tersebut cukup
mudah dimengerti.
o Berbiaya efisien: imbalan yang diberikan tergantung dari PNBP yang dihasilkan, jadi
imbalan ini memiliki biaya yang efisien.
BAB II
TEORI YANG RELEVAN
Dalam kasus ini, pemerintah menggunakan pengendalian hasil dengan sistem insentif dalam upaya
mengendalikan perilaku PNS untuk mencapai tujuan pemerintah yaitu meningkatkan PNBP royalti paten. Hal
ini sesuai dengan pendapat Merchant (2014,31) “jika diminta untuk berpikir mengenai kekuatan yang mampu
memengaruhi perilaku dalam perusahaan, sebagian besar orang awalnya mungkin akan berpikir mengenai pay
for performance, yang tidak diragukan lagi sebagai sebuah motivator yang efektif”. Pada halaman lain (405) ia
mengatakan bahwa “sistem insentif merupakan hal penting karena mendorong definisi area hasil yang
diinginkan dan memotivasi karyawan untuk mencapai dan melebihi target kinerja.”
Pengendalian hasil yang dilakukan pemerintah tentu memiliki tujuan. Menurut Merchant (2014,407)
“pay for performance memberikan dorongan untuk penyesuaian bagi kepentingan diri karyawan sejalan dengan tujuan organisasi. Hal tersebut memberikan beberapa manfaat pengendalian manajemen. Pertama adalah informasi… Manfaat kedua dari pengendalian adalah motivasi… manfaat pengendalian yang ketiga adalah menarik dan mempertahankan personel… yang terakhir, sistem insentif juga memiliki beberapa tujuan yang bukan merupakan tujuan pengendalian (non-control purpose).
Selanjutnya, kriteria sistem insentif yang baik menurut Merchant (2014, 418) adalah sebagai berikut:
1. Imbalan harus memiliki nilai.
2. Imbalan harus memiliki pengaruh yang cukup besar.
3. Imbalan harus dapat dimengerti.
4. Imbalan harus tepat waktu.
5. Pengaruh imbalan harus tahan lama.
6. Imbalan seharusnya tidak dapat dibatalkan.
7. Imbalan harus berbiaya efisien.
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Dalam upaya mencapai target PNBP royalti paten, pemerintah menggunakan pengendalian hasil
lengkap dengan sistem insentifnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Merchant (2014,31) “jika diminta untuk
berpikir mengenai kekuatan yang mampu memengaruhi perilaku dalam perusahaan, sebagian besar orang
awalnya mungkin akan berpikir mengenai pay for performance, yang tidak diragukan lagi sebagai sebuah
motivator yang efektif”.
Insentif merupakan komponen penting dalam pengendalian hasil, sebagaimana yang dikatakan
Merchant (2014,405) bahwa “sistem insentif merupakan hal penting karena mendorong definisi area hasil
yang diinginkan dan memotivasi karyawan untuk mencapai dan melebihi target kinerja.”
Berbicara mengenai definisi kinerja yang diharapkan, dalam kasus ini jelas disebutkan bahwa
pemerintah berupaya untuk meningkatkan PNBP royalti paten agar dapat mencapai target PNBP di APBN-P
2015 sebesar 281,1 T. Sementara itu, imbalan ini juga memberikan motivasi kepada PNS untuk menghasilkan
lebih banyak invensi yang dipatenkan.
Pemerintah memberikan imbalan kepada PNS yang menghasilkan paten dengan bentuk imbalan
positif yaitu pembagian persentase dari PNBP yang dihasilkan dari paten tersebut. Pemerintah tidak
menerapkan imbalan negatif (hukuman) atas tidak tercapainya target PNPB royalti paten. Jika dilihat dari jenis
insentif, maka insentif yang diberikan pemerintah tersebut tergolong long term financial incentive dimana PNS
yang menghasilkan paten berhak mendapatkan imbalan, selama paten tersebut menghasilkan PNBP yang
disetor ke kas negara.
Selanjutnya mengenai formula insentif yang diberikan pemerintah, telah diatur regulasi pelaksanaan
pemberian insentif tersebut yaitu PNS yang berhak mendapatkan bonus tersebut harus memiliki invensi atau
ide sebagai solusi permasalahan, baik berupa produk maupun pengembangannya, ataupun berupa proses.
Invensi yang dimaksud harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Invensi sudah menjadi milik negara
2. Invensi sudah dilisensikan
3. Invensi telah memberikan PNBP royalti paten
4. PNBP royalti paten tersebut telah disetor ke kas negara.
Besaran imbalan yang diberikan kepada PNS tersebut tergantung pada PNBP paten yang disetor ke kas negara.
Bagi PNBP sampai 100 jt, imbalan yang diberikan kepada PNS tersebut sebesar 40%. PNBP antara 100 jt s.d.
500 jt diberikan imbalan 30%. PNBP 500 jt s.d. 1 miliar diberikan imbalan 20% dan PNBP diatas 1 miliar
diberikan imbalan 10%. Bukan hanya invensi yang dihasilkan oleh perorangan yang diberikan imbalan, invensi
yang dihasilkan oleh kelompok juga diberikan bonus imbalan sesuai dengan jabatan dalam kelompok tersebut.
Apabila ditinjau dari kriteria sistem insentif yang baik menurut Merchant (2014, 418), maka sistem
insentif yang diterapkan pemerintah tersebut:
1. Imbalan harus memiliki nilai.
Imbalan yang diberikan hingga 40% untuk paten yang menghasilkan PNBP hingga 100 jt dirasa sudah
cukup bernilai.
2. Imbalan harus memiliki pengaruh yang cukup besar.
Peraturan ini baru berlaku pada bulan April 2015 sehingga saat ini (agustus 2015) penulis masih belum
bisa menilai pengaruhnya terhadap peningkatan PNBP royalti paten. Sementara besaran imbalan
tersebut penulis menilai sudah cukup besar pengaruhnya bagi para PNS.
3. Imbalan harus dapat dimengerti.
Tujuan dan formulasi dari imbalan tersebut cukup mudah dimengerti. Tujuannya meningkatkan PNBP
royalti paten, sementara formulasinya sudah jelas sebagaimana telah dipaparkan sebelumnya.
4. Imbalan harus tepat waktu.
Pembayaran imbalan atas paten harus dapat diberikan tepat waktu. Jangan sampai tertunda hingga
menurunkan motivasi para PNS untuk menghasilkan invensi berikutnya. Penulis hingga saat ini belum
mendapatkan data pelaksanaan regulasi ini, apakah imbalan yang dijanjikan telah diberikan tepat
waktu.
5. Pengaruh imbalan harus tahan lama.
Apabila paten tersebut dapat menghasilkan PNBP dalam jangka panjang, maka PNS tersebut juga
akan memperoleh insentif dalam jangka panjang. Tentu hal ini akan memberikan pengaruh yang
tahan lama bagi PNS tersebut.
6. Imbalan seharusnya tidak dapat dibatalkan.
Atas regulasi imbalan ini, seyogyanya tidak dicabut kembali. Kalaupun direvisi, sebaiknya bukan untuk
mengurangi tarif imbalan melainkan untuk menambah. Hal ini agar tidak terjadi demotivasi bagi para
PNS yang mampu dan berminat untuk menghasilkan invensi.
7. Imbalan harus berbiaya efisien.
Imbalan yang diberikan tergantung dari PNBP yang dihasilkan oleh paten tersebut, sehingga imbalan
ini menurut penulis memiliki biaya yang efisien. Perhitungan menentukan besaran imbalan yang
diberikan juga cukup sederhana dan sehingga tidak memerlukan biaya yang tinggi.
BAB IV
SIMPULAN
Pemerintah telah melaksanakan pengendalian hasil dengan sistem insentif untuk meningkatkan PNBP
royalti paten. Kriteria insentif yang baik telah dipenuhi pemerintah dalam sistem insentif tersebut. Perlu
dicermati lebih lanjut mengenai dampak dari sistem insentif tersebut terhadap peningkatan PNBP royalti paten
karena regulasi ini baru dilaksanakan bulan April 2015.
DAFTAR PUSTAKA
Merchant, Kenneth A. dan Wim A. Van der Stede. 2014. Sistem Pengendalian Manajemen. Jakarta:Salemba