I PENDAHULUANBab ini menguraikan : (1) Latar Belakang Percobaan,
(2) Tujuan Percobaan, dan (3) Prinsip Percobaan dan (4) Aplikasi
dalam Bidang Pangan.1.1 Latar Belakang PercobaanUji kesukaan
disebut juga uji hedonik. Dalam uji hedonik panelis dimintakan
tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya
ketidaksukaan. Disamping panelis mengemukakan tanggapan senang,
suka atau sebaliknya mereka juga mengemukakan tingkat kesukaannya.
Tingkat-tingkat kesukaan ini disebut skala hedonik. Misalnya dalam
hal suka dapat mempunyai skala hedonik seperti amat sangat suka,
suka, agak suka. Sebaliknya jika tanggapan itu tidak suka dapat
mempunyai skala hedonik seperti amat sangat tidak suka, sangat
tidak suka, tidak suka, agak tidak suka. diantara agak tidak suka
dan agak suka kadang-kadang ada tanggapan yang disebut netral,
yaitu bukan suka tetapi bukan tidak suka (neither like not dislike)
(Soekarto, 1985).Uji kesukaan pada dasarnya merupakan pengujian
yang panelisnya mengemukakan responnya yang berupa senang atau
tidak senang terhadap sifat bahan yang di uji. Pada pengujian ini
setiap panelis diminta untuk mengemukakan pendapatnya secara
spontan, tanpa membandingkan dengan sampel standar atau
sampel-sampel yang diuji sebelumnya. Oleh karena itu sebaiknya cara
penyajian secara berurutan, tidak disajikan bersama-sama (Kartika,
dkk., 1987).Pengujian ini umumnya digunakan untuk mengkaji reaksi
konsumen terhadap suatu bahan atau memproduksi reaksi konsumen
terhadap sampel yang diujikan, oleh karena itu panelis sebaiknya
diambil dalam jumlah besar, yang memiliki populasi masyarakat
tertentu (Kartika, dkk., 1988).1.2 Tujuan PercobaanTujuan dari
percobaan uji hedonik adalah untuk mengetahui apakah sifat sensoris
suatu komoditi atau produk olahan dapat diterima oleh masyarakat.
Dan untuk mengkaji reaksi konsumen terhadap suatu komoditi atau
produk pangan.1.3 Prinsip PercobaanPrinsip dari percobaan uji
hedonik adalah berdasarkan penilaian panelis terhadap sifat
organoleptik dengan penganalisaan tingkat kesukaan (skala
hedonik).1.4 Aplikasi Dalam Bidang PanganDalam bidang pangan uji
hedonik digunakan untuk uji pemasaran yaitu untuk memperoleh
pendapat konsumen terhadap produk baru, hal ini diperlukan untuk
mengetahui perlu tidaknya perbaikan lebih lanjut terhadap suatu
produk baru sebelum dipasarkan. Selain itu uji ini digunakan untuk
mengetahui produk yang paling disukai oleh konsumen.
II BAHAN, ALAT, DAN METODE PERCOBAANBab ini menguraikan
mengenai: (1) Bahan-bahan Percobaan, (2) Alat-alat Percobaan dan
(3) Metode Percobaan.2.1 Bahan-bahan PercobaanBahan-bahan yang
digunakan dalam uji hedonik adalah cokelat 650 (Delfi), 734 (Van
houten), 186 (Silver queen), 213 (Windmolen).2.2 Alat-alat
PercobaanAlat-alat percobaan yang digunakan adalah nampan, wadah,
dan gelas.2.3 Metode Percobaan2.3.1. Deskripsi Percobaan Metode
percobaan yang dilakukan pada uji hedonik adalah panelis diminta
menilai sampel yang telah disediakan berdasarkan kesannya terhadap
tingkat rasa, warna, aroma, dan after taste, yang dinyatakan dalam
format yang tersedia dan diberi tanda pada skala hedonik. Kriteria
penilaian yaitu (1) Sangat tidak suka, (2) Tidak suka, (3) Agak
tidak suka, (4) Netral, (5) Agak suka, (6) Suka, dan (7) Sangat
suka. Tiap sampel boleh diberi penilaian yang sama tetapi tidak
boleh ada pengulangan dan penilaian bersifat spontan.Analisis
Perhitungan1) TransformasiKetentuan:
2.3.2. Analisa Perhitungan
Tabel 1. AnavaSumber variansiDBJKRJKF hitungF tabel
5 %1 %
Sampel sampel 1JKS
Tabel distribusi FTabel distribusi F
Panelis panelis 1JKP
GalatTotal - DBS - DBPJKG
TotalJKT
Ketentuan untuk tabel Anava ;1. Jika F hitung lebih besar dari F
tabel taraf 5% dan taraf 1 %, maka diberi tanda ** (sangat berbeda
nyata), perlu dilakukan uji lanjut.2. Jika F hitung lebih besar
dari F tabel taraf 5 %, tetapi F hitung lebih kecil dari F tabel
taraf 1 %, maka diberi tanda * ( Berbeda nyata) perlu dilakukan uji
lanjut.3. Jika F hitung lebih kecil dari F tabel taraf 5 %, dan
taraf 1 %, maka diberi tanda tn (nyata), tidak perlu dilakukan uji
lanjut.Tabel 2. Contoh Uji Lanjut DuncanSSR 5%LSR 5%Nilai
Rata-rataPerlakukanTaraf Nyata 5%
1234
---
* -
-
-
Keterangan : * = selisih nilai rata-rataKeterangan Uji Lanjut 1.
Nilai rata-rata diurutkan dari yang terkecil ke yang terbesar.2.
Tentukan standar galat
3. Tentukan SSR 5% pada buku Vincent Gazpert tabel 84. Tentukan
LSR 5%
5. Beri tanda * jika perlakuan > LSR 5%6. Beri tanda tn jika
perlakuan < LSR 5%
III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASANBab ini menguraikan mengenai:
(1) Hasil Pecobaan dan, (2) Pembahasan.3.1 Hasil Pengamatan
SampelRata-rata Data AsliTabel Nyata 5%
MerkKode
Delfi6503,63a
Van Houten7343,54a
Windmolen2133,90a
Silverqueen1864,27a
(Sumber: Kelompok A, 2014)Berdasarkan hasil pengujian kita dapat
menentukan nilai AT dan RT dari pengujian treshold larutan gula
ini. Dengan metode pengujian grafik, absis (x) adalah konsentrasi
dari larutan gula dan ordinat (y) adalah % reaksi positif. Dimana
akan didapat gambar sebagai berikut :Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji
Threshold Terhadap Larutan GulaNoMetodeAT (%)RT(%)
1Metode Grafik0,2 %0,3 %
2Metode Interpolasi0,2 %0,3 %
(Sumber : Rathwina, Kelompok A, Bilik 3, 2014)
Grafik1. Grafik Hubungan Konsentrasi dan % Reaksi Positif.
Dari data tabel diatas kita dapat menentukan nilai absolute
threshold (AT) dan recognition theshold (RT) dari pengujian
threshold terhadap larutan garam ini. Dengan metode grafik, absis
(X) adalah konsentrasi dari larutan garam dan ordinat (Y) adalah
persentase reaksi positif dimana akan didapatkan grafik sebagai
berikut. Berdasarkan pengujian menggunakan uji threshold dengan
metode grafik maupun metode interpolasi diketahui bahwa konsentrasi
terendah sampel larutan gula yang dapat dideteksi oleh 50 % panelis
adalah pada konsentrasi 0,24 % dan yang dapat dideteksi oleh 75 %
panelis adalah pada konsentrasi 0,28 %. 3.2 PembahasanPengujian
threshold ini dapat juga digunakan untuk seleksi panelis. Walaupun
menurut Bambang Kartika (1988), keberhasilan dalam menguji larutan
murni tidak dapat dipakai dalam menguji sampel yang mengandung
bermacam-macam zat dengan konsentrasi yang berbeda. Grafik yang
dihasilkan dengan menggunakan metode grafik memiliki bentuk yang
tidak beraturan dimana terjadi kenaikan dan juga penurunan, hal
tersebut disebabkan karena kepekaan atau sensitivitas panelis
berbeda-beda dalam pencicipan maka hasil kurva akan bervariasi.
Selain itu dapat disebabkan pengaruh faktor fisiologik dan faktor
psikologik. Pemakaian dengan metode ini biasanya jarang digunakan
karena banyaknya kesalahan yang akan ditimbulkan sehingga data yang
akan diperoleh menjadi tidak akurat atau eror. Perhitungan dengan
metode ini sangat tergantung dari banyaknya respon positif yang
timbul dari para panelis setelah melakukan pengujian terhadap
larutan gula.Aplikasi di bidang pangan dalam percobaan uji
threshold adalah agar panelis yang diminta untuk menguji peka
terhadap berbagai rangsangan. Baik itu indera pencicip maupun
penciuman dengan menguji satu seri sampel dengan kadar konsentrasi
yang berbeda, biasanya dilakukan pada industri minuman.Menentukan
absolute threshold (AT) diberikan kepada panelis, satu seri larutan
mulai dengan konsentrasi 0 (pelarut murni) sampai dengan
konsentrasi tertentu dan air pelarut yang diberitahukan menjadi
standar. Panelis diminta untuk menilai sampel-sampel mana yang
berbeda dengan larutan standar. Konsentrasi yang dapat dideteksi
oleh 50 % panelis merupakan absolute threshold (Kartika,
1988).Menentukan difference threshold (RT), digunakan standar lebih
dari satu, dimana masing-masing standar akan dibandingkan dengan
sampel-sampel pada interval konsentrasi tertentu. Perbedaan
konsentrasi yang dapat dideteksi oleh 75 % panelis merupakan
difference threshold (Kartika, dkk., 1988).Ketentuan nilai absolute
threshold (AT) 50% dan recognition threshold (RT) sebesar 75%
diperoleh dari hasil konvensi panelis internasional sehingga
digunakan nilai pada ambang tersebut.Pada pengujian apabila
dihasilkan 60% panelis telah menyatakan positif maka rangsangan
tidak masuk AT dan juga RT karena apabila dimasukkan kedalam
absolute threshold (ambang mutlak) nilai jumlah panelis terlalu
besar sedangkan jika dimasukkan kedalam recongnition threshold
terlalu kecil.
Pengujian threshold digunakan sampel cairan karena apabila
menggunakan sampel padatan akan sulit dalam membedakannya karena
pembanding yang mudah diamati berupa air murni, sedangkan apabila
digunakan sampel padatan panelis akan terkecoh karena sifat
sensoris pada bahan atau produk akan mengecoh hasil pengujian
pembedaan.Salah satu faktor fisiologik yang mempengaruhi kepekaan
panelis yaitu kondisi kenyang atau lapar. Terlalu kenyang
mengurangi kepekaan, sebaliknya terlalu lapar dapat menyebabkan
memberikan penilaian yang berlebihan. Merokok juga mempengaruhi
kepekaan panelis. Selain itu orang yang sedang sakit juga
terpengaruh kegiatan fisiologiknya karena itu juga berkurang
kepekaannya. Fungsi fisiologik juga mengalami fluktuasi dalam
sehari. Waktu terlalu pagi kurang responsif untuk penilaian rasa
(Soekarto, 1985).Pengaruh psikologik yang dapat mengganggu kepekaan
seorang panelis yaitu yang dapat mempengaruhi konsentrasi atau yang
membuat orang tidak dapat santai. Hal-hal ini meliputi keadaan
tertekan, frustasi, terlalu sedih, gembira yang melonjak-lonjak,
terburu-buru, dan tekanan jiwa (stress) (Soekarto, 1985).Ada
beberapa macam kesalahan psikologis yaitu: 1) Tendensi sentral,
karakteristik kesalahan ini adalah panelis selalu memberi nilai
tengah pada skala nilai yang ada dan ragu-ragu memberi nilai
tertinggi. Efek dari kesalahan ini adalah menganggap semua sampel
yang di uji hampir sama. Hal ini terjadi akibat panelis tidak
mengenal metoda pengujian dan produk yang dinilinya. Seorang
panelis yang sudah berpengalaman sangat kecil kemungkinannya untuk
membuat kesalah seperti diatas (Kartika, dkk., 1988).2) Contrast
Effect, hal ini sering terjadi akibat posisi sampel yang dinilai,
dimana suatu sampel dinilai lebih tinggi ataupun lebih rendah dari
kenyataannya dan umumnya lebih rendah. Untuk mencegah maka
pengujian dilakukan secara acak (Kartika, dkk., 1988).3) Stimulus
Error, pada sampel-sampel yang tidak seragam sering terjadi panelis
dipengaruhi oleh sifat-sifat yang tidak relevan. Misalnya: harus
membedakan dua sampel dalam hal tingkat kemanisan, panelis
terpengaruh pada sifat yang lain seperti bentuk, ukuran, dan warna
(Kartika, dkk., 1988).4) Expectation Error, adanya informasi yang
diterima oleh panelis sebelum pengujian akan berpengaruh pada
hasilnya. Hal ini disebabkan panelis mengetahui apa yang diharapkan
oleh pemberi instruksi. Disarankan agar orang yang banyak
berhubungan dengan pengujian tidak dipergunakan sebagai penguji
(Kartika, dkk., 1987). 5) Logical Error, pada pengujian yang
diperintahnya kurang jelas, sering terjadi penilaian terhadap satu
sifat dihubungkan dengan sifat lain yang secara logis selalu
berkaitan dengan sifat yang dinilai. Misalnya sesuatu jenis makanan
yang berwarna hitam akan selalu dinilai pahit (Kartika, dkk.,
1988).6) Halo Effect, bila ada lebih dari satu sifat yang dinilai
misalnya bau, tekstur, warna, rasa, pada suatu saat hasilnya
mungkin berbeda bila dibandingkan masing-masing sifat tersebut
dinilai sendiri-sendiri pada saat yang tidak bersamaan (Kartika,
dkk., 1988).7) Sugesti, hasil penilaian oleh seorang panelis dapat
terpengaruh oleh panelis yang lain, karena adanya pengaruh ini maka
panelis selama pengujian harus duduk terpisah satu dengan yang
lain. Percakapan dan diskusi tidak diperkenankan selama
berlangsungnya pengujian, sehingga sugesti dari seorang panelis
tidak mempengaruhi panelis yang lain (Kartika, dkk.,
1988).Kesalahan physiologis juga sangat mempengaruhi panelis dalam
penyajian, seperti merasa ragu-ragu atau bingung dalam memberikan
suatu penilaian terhadap sampel. Pertimbangan diadakannya seleksi
panelis berdasarkan adanya perbedaan dari masing-masing orang dalam
hal ketepatan dan kemampuan mengadakan pengujian dalam suatu saat,
tingkat kemampuan dan kepekaan dalam penginderaan, dan perhatian
terhadap pekerjaan pengujian inderawi dan kesediaan meluangkan
waktu (Kartika, 1987).Kemampuan mendeteksi (detection) yaitu
kemampuan menyadari adanya rangsangan sebelum mengenal adanya kesan
tertentu yang spesifik. Kemampuan ini antara lain berguna untuk
mengetahui ambang mutlak (AT). Kemampuan mengenal (recognition)
yaitu kemampuan mengenali suatu jenis kesan atau mengenali dengan
sadar adanya kesan spesifik dan dengan tepat dapat menghubungkan
kesan itu dengan adanya jenis rangsangan tertentu. Kemampuan ini
antara lain berguna untuk mengenali suatu sifat atau untuk
mengetahui ambang pengenalan (Soekarto, 1985). Tabel. 3 Ambang
mutlak untuk pencicipanRangsanganKesanAmbang mutlak
GulaGaramHClStrichninManisAsinAsamPahit1 bagian/200 bagian air1
bagian/400 bagian air1 bagian/15000 bagian air1 bagian/2.105 bagian
air
IV KESIMPULAN DAN SARANBab ini menguraikan mengenai: (1)
Kesimpulan dan (2) Saran.4.1 KesimpulanBerdasarkan percobaan uji
threshold maka diperoleh konsentrasi larutan garam terendah yang
mulai dapat dirasakan atau dideteksi oleh 50 % panelis adalah pada
konsentrasi 0,24% sedangkan konsentrasi larutan garam terendah yang
mulai dapat dikenal oleh 75 % panelis adalah pada konsentrasi
0,28%.4.2SaranPercobaan uji treshold ini harus dilakukan dengan
sungguh-sungguh dan dengan penuh konsentrasi agar mendapatkan hasil
yang optimal pada saat melakukan pengujian.
DAFTAR PUSTAKAKartika, Bambang dkk. (1988). Pedoman Uji Inderawi
Bahan Pangan. Proyek Peningkatan/ Pengembangan Perguruan Tinggi.
UGM. YogyakartaSukarto, Prof. Dr Suwarno T. (1985). Penilaian
Organoleptik. Penerbit Bhratara Karya Aksara. Jakarta.Winarno.
(1997). Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
.
LAMPIRAN DISKUSI1. Apakah nilai ambang mutlak atau pengenalan
untuk larutan garam, asam berbeda, berikan argumennya !Berbeda,
garam (0,087); asam (0,08), Karena Ambang pembedaan berbeda
besarnya tergantung dari banyak faktor. Di samping tergantung pada
jenis rangsangan dan jenis penginderaan juga tergantung pada
besarnya rangsangan itu sendiri.2. Jelaskan apa yang dimaksud
dengan ambang pembedaan dan ambang batas ?Ambang pembedaan disebut
juga difference threshold, yang berbeda dengan ambang pengenalan
dan ambang mutlak. Ambang pembedaan menyangkut dua tingkat kesan
rangsangan yang sama. Perhatian kita tertuju pada perbedaan dua
rangsangan tersebut. Jika dua rangsangan itu terlalu kecil bedanya
maka akan menjadi tidak dapat dikenali perbedaannya. Sebaliknya
jika dua tingkat rangsangan itu terlalu besar akan dengan mudah
dikenali. Perbedaan terkecil dari dua rangsangan yang masih dapat
dikenalai disebut ambang pembedaan.Ambang batas disebut juga
terminal threshold. Rangsangan yang terus-menerus dinaikan pada
suatu saat tidak akan menghasilkan kenaikan intensitas kesan.
Rangsangan terbesar jika kenaikan tingkat rangsangan menaikkan
intensitas kesan disebut ambang batas. Ambang batas dapat juga
ditentukan dengan menetapkan rangsangan terkecil yaitu jika
kenaikan tingkat rangsangan tidak lagi mempengaruhi tingkat
intensitas kesan.
3. Jelaskan kepentingan ambang pembedaan dan ambang batas di
Industri Pangan?Ambang pembedaan menyangkut dua tingkat kesan
rangsangan yang sama. Perhatian kita tertuju pada perbedaan dua
rangsangan tersebut. Jika dua rangsangan itu terlalu kecil bedanya
maka akan menjadi tidak dapat dikenali perbedaannya. Ambang pembeda
ini digunakan untuk membuat suatu formulasi baru yang memiliki
kemiripan yang sama dengan produk sebelumnya agar dapat
mengefektifkan dan mengefisiensikan bahan bakuAmbang batas
digunakan untuk mengetahui kemampuan manusia (panelis) memperoleh
kesan dari adanya rangsangan yang tidak selamanya sebanding dengan
besarnya rangsangan yang diterima akibat terus menaiknya intensitas
kesan.
LAMPIRANSOAL KUIS1. Hal apa saja yang dapat mempengaruhi panelis
dalam pengujian?Jawab: Jenis Kelamin = Pria dan wanita mempunyai
kemampuan sama untuk melakukan pengujian. Sementara orang
berpendapat wanita lebih sensitiv dibaningkan dengan pria Umur =
Untuk dilatih menjadi seorang panelis semua orang yang menaruh
perhatian dapat dipakai. Orang yang relatif muda umurnya lebih
sensitiv, sedangkan orang yang lebih tua konsentrasinya lebih baik
dan relatif stabil dalam pengambilan kesimpulan Panelis harus
mempunyai kepekaan (sensitivitas) yang normal dalam arti
organ-organ pembauan dan perasaan bekerja normal. Sensitivitas ini
diharapkan akan meningkat dengan suatu latihan Kondisi kesehatan =
Orang yang menderita sakit terutama gangguan pada indera sebaiknya
tidak diikutkan dalam pengujian Kebiasaan merokok = Perokok dan
bukan perokok keduanya dapat dipakai sebagai panelis meskipun
perokok sering kurang sensitiv. Perokok harus berhenti merokok
beberapa waktu sebelum melakukan pengujian2. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan tendensi central !Jawab : Karakteristik kesalahan
ini ialah panelis selalu memberi nilai tengah pada skala nilai yang
ada dan ragu-ragu memberi nilai tertinggi. Efek dari kesalahan ini
adalah menganggap semua sampel yang diuji hampir sama. Hal ini
terjadi akibat panelis tidak mengenal metode pengujian dan produk
yang dinilainya.
3.Hal apa saja yang harus di perhatikan dalam penyajian
sampel?Jawab : Ukuran sampel = sampel dianjurkan disajikan
secukupnya, tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit, kira-kira
dapat dinilai 3 kali. Kecuali hal-hal khusus misalnya panelis
diminta respon spontannya, hanya boleh menilai sekali Suhu sampel =
sedapat mungkin sampel disajikan pada suhu kamar Kenampakkan =
faktor kenampakkan bahan yang diuji dianjurkan dibuat seragam
mungkin, kecuali atribut yang sedang di nilai Cara penyajian =
apabila sampel yang diuji 2 atau lebih sering timbul pertanyaan
apakah sampel tersebut disajikan bersama-sama atau satu-persatu
Jumlah sampel = jumlah sampel yang disajikan dalam satu session
(1kali) penyajian tergantung tipe pengujian yang dilaksanakan,
bahan yang di uji4.Apa yang dimaksud dengan Absolute Threshold dan
Recoqnition Threshold?Jawab : Absolute threshold: jumlah benda
rangsang terkecil yang mulai dapat memberikan kesan Recognition
threshold: sudah mulai dikenali jenis kesannya5.Jelaskan prinsip
uji threshold dan uji rangsangan tunggal !Jawab : Prinsip uji
threshold = Berdasarkan sensitivitas dalam mendeteksi adanya
rangsangan terendah yang mulai dapat menghasilkan kesan. Prinsip
uji rangsangan tunggal = Berdasarkan sensitivitas panelis dalam
membedakan sifat dua macam sampel atau lebih yang tingkat
perbedaannya sedikit dan juga berdasarkan penggolongan satu contoh
dengan contoh lainnya.LAMPIRAN PERHITUNGANSampel : Larutan
GulaTabel 4. Hasil Pengamatan Perorangan Ambang Rangsangan
(Threshold)Kode ContohPenilaian
2530
7250
1020
5411
4321
3851
4611
8961
7051
8461
(Sumber : Rathwina, Kelompok A, Bilik 3, 2014).Tabel 5. Hasil
Pengamatan Perkelompok Ambang Rangsangan
(Threshold)Panelis/Kode07250,11020,22530,33850,45410,54320,67050,74010,88960,9846
10001001011
20001011111
30001111111
40011111111
50001101011
60001011111
70001111111
80010011111
90001111111
101001011111
110001111111
121011111111
131111101011
140001111111
150001111111
160001111011
170001111111
181001001111
191001101011
201110110111
62518141419152020
(Sumber : Rathwina, Kelompok A, Bilik 3, 2014) Tabel 5. Hasil
Pengamatan % Reaksi Positif Ambang Rangsangan
(Threshold)(XKonsentrasi (%) Reaksi Positif(Y% Reaksi Negatif
0630%
0,1210%
0,2525%
0,31890%
0,41470%
0,51470%
0,61995%
0,71575%
0,820100%
0,920100%
(Sumber : Rathwina, Kelompok A, Bilik 3, 2014)
reaksi positif x 100%% Reaksi Positif = Panelis
6 x 100% = 30 %14 x 100% = 30 %2020
2 x 100% = 10 %19 x 100% = 95 %2020
5 x 100% = 25 %15 x 100% = 75 %2020
18 x 100% = 90 %20 x 100% = 100 %2020
14 x 100% = 70 %20 x 100% = 100 %2020
Tabel 6. % Reaksi Positif untuk Absolute ThresholdKonsentrasi
(X)% Reaksi Positif (Y)
0,225 %
X50 %
0,390 %
(Sumber : Rathwina, Kelompok A, Bilik 3, 2014)
= 0,24 %Tabel 7. % Reaksi Positif untuk Recognition
ThresholdKonsentrasi (X)% Reaksi Positif (Y)
0,225 %
X75 %
0,390 %
(Sumber : Rathwina, Kelompok A, Bilik 3, 2014)
= 0,28 %Berdasarkan hasil perhitungan interpolasi di dapat :a.
Hasil Absolute Threshold (AT) = 0,24 %b. Hasil Recognition
Threshold (RT) = 0,28 %
Grafik1. Grafik Hubungan Konsentrasi dan % Reaksi Positif.
Kesimpulan :Berdasarkan hasil pengamatan Uji Treshold didapatkan
konsentrasi larutan gula terendah yang mulai dapat dirasakan /
dideteksi oleh 50% panelis adalah pada konsentrasi 0,24% sedangkan
konsentrasi larutan gula terendah yang mulai dapat dikenali oleh
75% panelis adalah pada konsentrasi 0,28%.
Data asli
Uji kenormalan
Normal
Tidak normal
Transformasi x + 5
Anava