Top Banner
PRAKTIKUM PARASIT ELIXIR
46

Praktikum Parasit

Jul 14, 2016

Download

Documents

ainindya
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Praktikum Parasit

PRAKTIKUM PARASIT

ELIXIR

Page 2: Praktikum Parasit

TREMATODA

Page 3: Praktikum Parasit

Fasciola hepatica

Penyakit: Fasioliasis

Hospes : Kambing, sapi, dan manusia

Hospes perantara : Lymnea sebagai IH pertama dan tanaman air sebagai IH kedua

Morfologi :

Cacing dewasa Fasciola hepatica panjangnya sekitar 2,5 cm, batil isap kepala dan batil

isap perut berdekatan, bagian kepala seperti kerucut,, dua sekum bercabang-cabang,

ovarium bercabang-cabang, dua testis bercabang, kelenjar vitelaria hamper mengisi

seluruh bagian tubuhnya.

Telur Fasciola hepatica berukuran sekitar 140 x 80 mikron, operculum kecil, berisi

morula

Patologi klinis : Kerusakan parenkim hati, peritonitis, kolesistitis, sirosis periportal

Diagnosis ; Telur dalam tinja, reaksi serologi, cairan duodenum atau cairan empedu

Terapi : prazikuantel, Emetin HCl, diklorofenol (bitionol)

Page 4: Praktikum Parasit

Fasciola hepatica - Atlas

Page 5: Praktikum Parasit

Mikroskop – bag. depan Mikroskop – bag. belakang

Fasciola hepatica Fasciola hepatica

Page 6: Praktikum Parasit

Telur Fasciola hepatica - Atlas

Page 7: Praktikum Parasit

Telur Fasciola hepatica - Mikroskop

Page 8: Praktikum Parasit

Clonorchis sinensis

Penyakit: Klonorkiasis

Hospes: manusia, kucing, anjing, babi

Hospes perantara:Keong air tawar sebagai IH pertama dan ikan air tawar sebagai IH kedua

Morfologi:

Cacing dewasa panjangnya sekitar 1,6 cm, memiliki batil isap kepala dan batil isap perut serta dua sekum, uterus berisi telur, ovarium dan reseptakulum seminalis besar, dua testis bercabang dan letaknya atas bawah, kelenjar vitelaria 1/3 tengah kiri dan kanan badan

Telur berukuran sekitar 29x16 mikron, seperti kendi, operculum besar, berisi mirasidium

Page 9: Praktikum Parasit

Patologi klinis

Stadium ringan tidak ditemukan gejala

Stadium progresif terjadi diare, ikterus, hepatomegali

Stadium lanjut didapatkan sindrom hipertensi portal berupa pembesaran hati, ikterus, asites, edema, sirosis hepatis

Diagnosis: telur dalam tinja atau cairan duodenum

Terapi: Klorokuin, prazikuantel

Page 10: Praktikum Parasit

Telur Clonorchis sinensis - Atlas

Page 11: Praktikum Parasit

Telur Clonorchis sinensis - Mikroskop

Page 12: Praktikum Parasit

Paragonimus westermani

Penyakit: Paragonimiasis

Hospes: Manusia, harimau, kucing

Hospes perantara: Keong air tawar sebagai IH pertama,Ketam sebagai IH kedua

Morfologi:

Telur berukuran sekitar 90x40 mikron, operkulum besar mendatar, berisi morula

Cacing dewasa dg panjang 1,2 cm, seperti biji kopi, punya batil isap kepala dan perut, testis berlobus tidak teratur, ovarium bercabang terletak anterior testis.

Patologi klinis: Batuk prodiktif dengan sputum kental disertai darah, sakit abdomen, diare, epilepsi, meningitis, ensefalitis

Diagnosis: Telur dalam sputum atau tinja

Terapi: Emetin HCl. Bitionol, prazikuantel

Page 13: Praktikum Parasit

Telur Paragonimus westermani - Atlas

Page 14: Praktikum Parasit

Telur Paragonimus westermani - Mikroskop

Page 15: Praktikum Parasit

Schistosoma japonicum

Penyakit: Skistosomiasis japonika, demam keong

Hospes: Manusia, anjing, kucing, rusa

Hospes perantara: Keong Oncomelania

Morfologi:

Cacing jantan dengan panjang 1,5 cm, gemuk, testid 6-8 buah, punya batil isap kepala dan perut, integumen halus, kanalais ginekoforus

Cacing betina sengan penjang 1,9 cm, langsing, ovarium di tengah, uterus berisi telur, kelenjar vitelaria di posterior

Telur berukuran 90x70 mikron, punya duri kecil, berisi mirasidium

Patologi klinis: Stadium I: gatal-gatal ; stadium II: sindrom disentri ; stadium III: sirosis hepatis

Diagnosis: Telur dalam tinja atau dalam jaringan biopsi

Terapi: Niridazol, prazikuantel

Page 16: Praktikum Parasit

Telur Schistosoma japonicum - Atlas

Page 17: Praktikum Parasit

Telur Schistosoma japonicum - Mikroskop

Page 18: Praktikum Parasit

CESTODA

Page 19: Praktikum Parasit

Taenia saginata

Penyakit: Taeniasis saginata

Hospes: Manusia

Hospes perantara: Sapi

Morfologi:

Cacing dewasa panjangnya4-12 meter terdiri atas 1000-2000 proglotid

Skoleks berdiameter 1-2 mm, bentuk piriform, batil isap empat buah, stengah bulat atau menonjol, tanpa rostelum

Proglotid gravid berukuran sekitar 18x6 mm, uterus bercabang-cabang sekitar 15-30 pasang, lubang genitalia di sisi lateral

Telur berukuran sekitar 35x30 mikron, bulat, berdinding tebaldengan struktur linier, berisi onkosfer dan memiliki enam buah kait-kait.

Page 20: Praktikum Parasit

Patologi Klinis:

Tidak enak di perut, anoreksia, eosinofilia, obstruksi usus

Penderita pergi ke dokter dengan keluhan proglotid bergerak keluar melalui anus

Diagnosis: Proglotid dalam tinja atau yang secara aktif keluar dari anus. Menemukan telur dalam tinja.

Terapi: Mebendazole (Vermox), prazikuantel (Biltricide), Bitionol (Bitin)

Page 21: Praktikum Parasit

Proglotid Taenia saginata - Atlas

Page 22: Praktikum Parasit

Proglotid Taenia saginata - Mikroskop

Page 23: Praktikum Parasit

Telur Taenia saginata - Atlas

Page 24: Praktikum Parasit

telur Taenia sp. - Mikroskop

Page 25: Praktikum Parasit

Hymenolepis diminuta

Penyakit: Himenolepiasis diminuta Hospes: manusia, tikus Hospes perantara: Pinjal tikus, Pinjal manusia, kumbang tepung Morfologi: Cacing dewasa ukuran sekitar 50x0,3 cm, skoleks kecil, strobila terdiri atas 800-1000 proglotid Skoleks berukuran sekitar 0,3 mm, berbentuk bulat, memiliki empat batil isap tanpa kait-kait Proglotid gravid ukuran lebar segmennya lebih besar daripada ukuran panjang segmennya, uterus berbentu kantung berisi telur, lubang genitalia di lateral Telur berukuran sekitar 86x58 mikron, dinding luar tebal, dinding dalam transparan dan tidak terdapat filament kutub, berisi embrio heksakan. Patologi klinis: Tidak menuimbulkan gejala Diagnosis: Telur dalam tinja Terapi: Atabrin

Page 26: Praktikum Parasit

Proglotid Hymenolepis diminuta – slide dr. Bagus

Page 27: Praktikum Parasit

Proglotid Hymenolepis diminuta - Mikroskop

Page 28: Praktikum Parasit

Telur Hymenolepis diminuta - Atlas

Page 29: Praktikum Parasit

Telur Hymenolepis diminuta - Mikroskop

Page 30: Praktikum Parasit

Hymenolepis nana

Penyakit: Himenolepiasis nana

Hospes: manusia, tikus

Morfologi:

Cacing dewasa ukuran 2,5 cm, skoleks kecil, strobila terdiri dari 2000 proglotid dan makin ke posterior makin lebar.

Skoleks memiliki empat batil isapdan rostelum kecil yang berkait-kait

Proglotid gravid berbentuk trapesium, mengandung 80-180 telur

Telur berukuran sekitar 47x37 mikron, berbentuk bulat/bujur, memiliki dinding luar, dinding dalam terdiri atas dua kutub, masing-masing dengan 4-8 filamen halus, berisi embrio heksakan.

Patologi Klinis: Tidak menyebabkan gejala, bila infeksi berat menyebabkan mual, muntah, diare, eosinofilia, anemia

Diagnosis : telur dalam tinja

Terapi: Atabrin, Bitonol, Prazikuantel, Niklosamid, amodiakuin

Page 31: Praktikum Parasit

Hymenolepis nana – slide dr. Bagus

Page 32: Praktikum Parasit

Hymenolepis nana - Mikroskop

Page 33: Praktikum Parasit

Diphyllobothrium latum

Penyakit: Difilobotriasis

Hospes Definitif: Manusia

Hospes reservoir: Anjing, kucing, beruang

Hospes perantara: Siklops sebagai IH pertama, ikan salem sebagai IH kedua

Morfologi:

Cacing dewasa ukuran 3-10 m, kuning keabuan, punya lebih 3000 proglotid

Telur ukuran sekitar 65x45 mikron, operculum besar, berisi morula

Proglotid matang berisi banyak telur terletak di tengah

Patologi klinis : anoreksia, diare, obstruksi usus

Diagnosis: Telur dalam tinja

Terapi: Atebrin,kamokuin, yomesan

Page 34: Praktikum Parasit

Proglotid gravid Diphyllobothrium latum - Atlas

Page 35: Praktikum Parasit

Proglotid gravid Diphyllobothrium latum - Mikroskop

Page 36: Praktikum Parasit

Dipylidium caninum

Penyakit : Dipilidiasis

Hospes : Manusia, anjing

Hospes perantara : Pinjal anjing (Ctenocephalides canis) dan Pinjal manusia (Pullex irritans)

Morfologi :

Cacing dewasa panjangnya sekitar 25 cm, skoleks kecil, strobila terdiri atas 60-75 proglotid

Skoleks berukuran sekitar 0,3 mmmemiliki empat batil isap yang lonjong, rostelumnya seperti gada dengan 30-150 kait seperti duri mawar

Patologi Klinis : Tidak menimbulkan gejala. Pada anak-anak dapat menyebabkan toksik pada susunan saraf pusat sehingga menimbulkan kejang-kejang

Diagnosis : Proglotid bergerak aktif atau kelompoktelur dalam tinja

Terapi : Atabrin

Page 37: Praktikum Parasit

Proglotid gravid Dipylidium caninum - Atlas

Page 38: Praktikum Parasit

Proglotid gravid Dipylidium caninum - Mikroskop

Page 39: Praktikum Parasit

Telur Dipylidium caninum - Atlas

Page 40: Praktikum Parasit

Telur Dipylidium caninum - Mikroskop

Page 41: Praktikum Parasit

Scolex Dipylidium caninum - Atlas

Page 42: Praktikum Parasit

Scolex Dipylidium caninum - Mikroskop

Page 43: Praktikum Parasit

Echinococcus granulosus

Penyakit : Ekinokokosis, hidatidosis

Hospes : Manusia, anjing, karnivora lain

Morfologi :

Cacing dewasa panjangnya 3-6 m, memiliki satu proglotid imatur, satu proglotid matur dan satu proglotid gravid

Skoleks bulat, memiliki empat batil isap, rostelum dengan kait-kait, mempunyai leher

Kista hidatid terdiri atas lapisan kutikula, lapisan germinativum dan jaringan hospes

Page 44: Praktikum Parasit

Patologi klinis :

Gejala yang ditimbulkan larva cacing disebabkan oleh:

Desakan kista hidatid

Cairan kista yang dapat menimbulkan reaksi alergi

Pecahnya kista, cairan kista masuk peredaran darah dan dapat menimbulkan renjatan anafilaktik

Diagnosis: menemukan skoleks yang dikeluarkan dari cairan kista atau dengan reaksi Casoni

Terapi : pembedahan hanya berhasil pada penderita dengan kista unilokuler di tempat yang dapat dioperasi

Page 45: Praktikum Parasit

Echinococcus granulosus - Atlas

Page 46: Praktikum Parasit

Echinococcus granulosus - Mikroskop