LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN Jurusan Teknik Sipil – ITENAS Jl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892 METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN CLEVELAND OPEN CUP (SNI-06-2433-1991) (AASHTO T 48-89) (ASTM D 92-85) 1. Tujuan Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari semua jenis hasil minyak bumi, kecuali minyak bakar dan bahan-bahan lainnya yang mempunyai titik nyala kurang dari 79˚C. Hasil pengujian ini selanjutnya dapat digunakan untuk memperkirakan temperatur maksimum pemanasan aspal sehingga aspal tidak terbakar. 2. Pengertian a. Titik nyala adalah suhu yang terbaca pada termometer apabila terlihat nyala pada suatu titik diatas permukaan aspal yang menyala singkat. b. Titik bakar adalah suhu yang terbaca pada termometer apabila terlihat nyala pada suatu titik diatas permukaan aspal yang menyala agak lama (lebih dari 5 detik). 3. Peralatan Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Kelompok 9 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR DENGAN
CLEVELAND OPEN CUP
(SNI-06-2433-1991)
(AASHTO T 48-89)
(ASTM D 92-85)
1. Tujuan
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan titik nyala dan titik bakar dari semua
jenis hasil minyak bumi, kecuali minyak bakar dan bahan-bahan lainnya yang
mempunyai titik nyala kurang dari 79˚C. Hasil pengujian ini selanjutnya dapat
digunakan untuk memperkirakan temperatur maksimum pemanasan aspal sehingga
aspal tidak terbakar.
2. Pengertian
a. Titik nyala adalah suhu yang terbaca pada termometer apabila terlihat nyala pada
suatu titik diatas permukaan aspal yang menyala singkat.
b. Titik bakar adalah suhu yang terbaca pada termometer apabila terlihat nyala pada
suatu titik diatas permukaan aspal yang menyala agak lama (lebih dari 5 detik).
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. Alat Cleveland open cup, alat ini terdiri dari cawan percobaan terbut dari
kuningan. Cawan mempunyai pinggiran bagian luar yang menurun dengan sudut
45°C.
b. Pelat pemanas yang terdiri dari pelat terbuat dari logam dengan ukuran tebal 6,4
mm dan lebar 150 mm untuk meletakkan cawan Cleveland. Pelat ini tertutup
dengan pelat sebesar asbes setebal 64 mm dengan ukuran dan bentuk yang sama
seperti pelat logam dibawahnya. Sumber panas dapat disediakan darimana saja.
Pemakaian brander gas, listrik atau sumber alkohol dapat dibenarkan asal tidak
terdapat asap dari bahan bakar atau nyala disekitar bagian atas cawan. Pemanasan
Kelompok 9 1
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
harus berpusat dibawah dan ditengah cawan tanpa menimbulkan pemanasan
setempat. Apabila digunakan nyala sebagai sumbu pemanas maka nyala tersebut
dapat dilindungi dari angin dengan suatu alat penahan angin yang baik.
c. Termometer.
d. Stop watch.
4. Persiapan benda uji
Panaskan contoh aspal pada temperatur tidak lebih dari 100˚C diatas titik lembek
aspal. Kemudian isikan cawan Cleveland sampai garis batas dan hilangkan (pecahkan)
gelembung udara yang ada pada permukaan cairan.
5. Cara pengujian
Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
a. Letakkan cawan diatas pelat pemanas dan aturlah sumber pemanas sehingga
terletak dibawah titik tengah cawan.
b. Letakkan nyala penguji dengan poros berada pada jarak 7,5 cm dari titik tengah
cawan.
c. Tempatkan termometer tegak lurus didalam cawan sehingga bagian bawah
thermometer terletak 6,4 mm diatas dasar cawan dan terletak satu garis yang
menghubungkan titik tengah cawan dan titik poros nyala penguji. Kemudian atur
sehingga poros termometer terletak pada jarak ¼ diameter cawan dari dinding
cawan.
d. Tempatkan penahan angin didepan nyala penguji.
e. Nyalakan sumber pemanas dan aturlah pemanasan sehingga kenaikan suhu adalah
(15 ± 1)˚C tiap menit sampai mencapai suhu 56˚C dibawah titik nyala yang
diperkirakan.
f. Kemudian kecilkan sumber pemanas sehingga kecepatan pemanasan 5˚C sampai
6˚C/menit smapai mencapai suhu 28˚C dibawah titik nyala.
Kelompok 9 2
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
g. Nyalakan nyala penguji dan aturlah agar diameter nyala penguji tersebut menjadi
3,8 mm sampai 5,4 mm.
h. Putarlah nyala penguji sehingga melalui permukaan cawan (dari tepi ke tepi cawan)
dalam satu garis. Ulangi pekerjaan tersebut setiap kenaikan 2˚C.
i. Lanjutkan pekerjaan ke h sampai terlihat nyala singkat pada titik diatas permukaan
benda uji. Bacalah suhu pada termometer dan catat.
j. Lanjutkan pekerjaan i sampai nyala yang agak lama (sekurang-kurangnya 5 detik)
diatas permukaan benda uji. Bacalah suhu pada termometer lalu catat.
6. Laporan
Laporkan hasil rata-rata pemeriksaan ganda (duplo) sebagai titik nyala dan titik bakar
benda uji.
a. Titik nyala adalah suhu pada saat terlihat nyala singkat pada suatu titik di atas
permukaan aspal.
b. Titik bakar adalah suhu pada saat dimana aspal menyala sekurang-kurangnya 5
detik pada suatu titik di atas permukaan aspal.
Jika pemerikasaan dilakukan tidak pada tekan atmosfir sebesar 760 mm Hg, maka
perlu dilakukan koreksi terhadap titik nyala dan titik bakar dengan menggunakan
persamaan
Titik nyala/titik bakar = C + 0,03 (760 – P)
Dengan:
C = titik nyala/titik bakar yang diperoleh dari pengujian, ke 2°C terdekat
P = tekanan atmosfir di lokasi pengujian.
Kelompok 9 3
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Hasil-hasil tidak dapat berbeda lebih dari pada :
Titik nyala atau titik bakar
Ulangan oleh satu orang dan satu alat
Ulangan oleh beberapa orang dari laboratorium yang berbeda
Titik nyala 8 ° C 17 °C
Titik bakar 8 ° C 14 ° C
Catatan
Perhatikan bahwa saat pengujian ini dilakukan dalam ruangan yang bebas dari angin yang
dapat mempengaruhi pengujian tersebut dan jagalah agar pada pembacaan suhu di dekat
titik nyala tidak ada tiupan angin disebabkan karena bernafas di dekat permukaan contoh
aspal. Perlu juga diperhatikan bahwa percobaan tersebut dilakukan dalam ruang gelap agar
agar saat nyala timbul segera dapat diketahui.’
7. Dokumentasi
Gambar 1: Pengujian titik nyala dan titik bakar diatas benda uji.
Kelompok 9 4
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Prt No : Nama Penguji :Contoh dari : Pertamina 1. Yusuf Wahyono (22-2013-002)Jenis contoh : Aspal keras 2. Karto (22-2013-004)Diterima tanggal : Senin, 23 Februari 2015 3. Madinda Yulita (22-2013-005)Dikerjakan tanggal : Senin, 23 Februari 2015 4. Wira Yudha S (22-2013-015)
PengujianTITIK NYALA DAN TITIK BAKAR
SK SNI M 20 – 1990-F
8. AnalisaDalam praktikum titik nyala dan titik bakar ini, tidak dilakukan pengujian secara perkelompok, namun dilakukan demo pengujian titik nyala dan titik bakar oleh asisten lab.
˚C di bawah titik nyala
Waktu ˚C Titik nyala
565146413631 290 Titik nyala262116 340 Titik bakar1161
9. KesimpulanTitik nyala 290oC dan titik bakar aspal 340oC. Nilai tersebut sesuai dengan pesyaratan yang dicantumkan dalam spesifikasi umum divisi 6 PU tahun 2010 revisi 3 yaitu ≥ 232° C dan dapat dipakai sebagai bahan perkerasan jalan.
10. SpesifikasiBerdasarkan spesifikasi umum divisi 6 PU tahun 2010 revisi 3 (SNI 2433:2011).
Kelompok 9 5
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
METODE PENGUJIAN PENETRASI BAHAN - BAHAN BITUMEN
(SNI-06-2456-1991)
(AASHTO T 49 - 89)
(ASTM D 5 - 86)
1. Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan penetrasi bahan-bahan bitumen padat
atau lunak (solid atau semi solid). Material dengan penetrasi dibawah 350 dapat
diperiksa dengan peralatan sekunder, sedangkan aspal dengan penetrasi diantara 350-
500 dapat diperiksa dengan peralatan yang telah dimodifikasi.
Hasil pengujian dapat digunakan untuk menentukan kekerasan aspal padat (semen
aspal).
2. Pengertian
Penetrasi adalah dalamnya suatu jarum dengan ukuran tertentu pada suhu tertentu dan
beban tertentu masuk kedalam aspal (dalam satuan 0,1 mm).
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut:
a. Alat penetrasi apapun yang dapat menggerakkan pemegang jarum secara naik
turun tanpa gesekan dan dapat mengukur dalamnya penetrasi hingga 0,1 mm.
b. Berat pemegang jarum(47,5± 0,05)gr yang dapat dilepas dengan mudah dari alat
penetrasi. Berat jumlah jarum dan pemegang jarum harus (50,0± 0,05)gr.
Pemberat dari (50,0± 0,05)gr dan (100± 0,05)gr harus tersedia untuk pengukuran
dengan beban 100gr dan 200gr (0,9N dan 2N). Permukaan (landasan) untuk
meletakkan cawan harus datar dan poros plunger harus kira-kira 90° terhadap
permukaan ini.
Kelompok 9 6
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
c. Jarum penetrasi, terbuat dari stainless steel (mutu 440C, HRC 54-60). Panjangnya
±50mm dengan diameter 1,00 – 1,02mm. bentuknya harus berbentuk kerucut
dengan sudut antara 8,7° dan 9,7°. Ujung jarum harus tajam dan bebas dari bram.
Jarum ini harus dipegang dalam alat dari kuningan atau stainless steel dengan
panjang antara 40-45 mm. diameter pemegang jarum harus (3,2 ± 0,05)mm
dengan panjang (38 ± 1)mm. berat pemegang jarum harus 2,50 ± 0,05 gr.
d. Cawan contoh terbuat dari logam atau gelas berbentuk silinder dengan dasar yang
rata dengan ukuran-ukuran sebagai berikut :
Penetrasi Diameter Kedalaman Isi
Di bawah 200 55 mm 35 mm 90 ml
200 sampai 300 70 mm 45 mm 175 ml
e. Bak perendam (water bath), terdiri dari bejana dengan isi sekurang-kurangnya 10
liter dan dapat mempertahankan suhu (25°C ± 0,1°C) atau suhu lain dengan
ketelitian ±0,1°C. Bejana dilengkapi dengan plat dasar berlubang yang terletak
50mm diatas dasar bejana dan tidak kurang dari 150mm dibawah permukaan air
dalam bejana.
f. Tempat air untuk pemindahan contoh, berisi air sekurang-kurangnya 350ml
dengan tinggi yang cukup untuk merendam contoh (diameter minimum 90mm dan
tinggi minimum dari dasar 55mm) tanpa contoh bergerak oleh karena gerakan air.
g. Penunjuk waktu, untuk penetrometer yang digerakan dengan ketelitian 0,1 detik
atau kurang dan mempunyai ketelitian pengukuran 0,1 detik/60 detik. Untuk
pentrometer automatis dibutuhkan peneraan pengukuran hingga ± 0,1 detik.
h. Termometer yang dipergunakan harus memenuhi syarat dengan ketelitian ±0,1°C.
i. Pemanas (kompor) untuk memanaskan benda uji.
4. Persiapan benda uji
Kelompok 9 7
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Panaskan contoh perlahan-lahan serta diaduk hingga cukup air untuk dituangkan.
Jangan panaskan contoh lebih dari 56˚C diatas titik lembek untuk bahan ter, dan 100˚C
diatas titik lembek untuk bahan bitumen. Waktu pemanasan tidak boleh lebih dari 30
menit. Aduklah perlahan-lahan agar udara tidak masuk kedalam benda uji. Tuangkan
contoh kedalam tempat contoh hingga setelah contoh dingin ,tinggi contoh dalam
tempat tersebut tidak kurang dari 10 mm diatas angka penetrasi. Tuangkan untuk dua
buah benda uji. Tutuplah tempat contoh sedemikian rupa sehingga debu tidak masuk
kedalam contoh dan berikan kesempatan untuk mendingin di ruanga biasa dengan
temperature tidak lebih dari 36°C dan tidak kurang dari 20°C selama 1 sampai 1,5 jam
untuk tempat contoh kecil 1,5 sampai 2 jam untuk tempat contoh besar.
5. Cara pengujian
1. Periksalah pemegang jarum. Bersihkan jarum penetrasi dengan toluene atau
pelarut lain, keringkan jarum tersebut dengan lap bersih, kemudian masukkan
jarum kedalam penetrometer.
2. Letakkan pemberat 50 gr diatas jarum untuk memperoleh beban gerak sejumlah
(100±0,1)gr. Apabila test dilakukan diluar bak perendam air maka pindahkan
contoh ke dalam bak pemindah sehingga contoh terendam. Kemudian letakkan
bak pemindah dibawah jarum penetrometer.
3. Selanjutnya turunkan jarum perlahan-lahan sehingga jarum tersebut menyentuh
permukaan contoh, kemudian aturlah angka pada jarum penunjuk penetrometer.
Lepaskan pemegang jarum dan serentak jalankan stopwatch selama jangka waktu
(5±0,1) detik dan bacalah angka penetrasi yang berimpit dengan jarum penunjuk.
Bulatkan hingga angka 0,1 mm terdekat.
4. Buatlah sekurang-kurangnya 3 pembacaan diatas permukaan benda uji yang sama
dengan jarak antara lebih dari 1 cm dari dinding tempat contoh atau titik
sebelumnya. Pakailah jarum yang bersih, apabila penetrasi lebih dari 200 pakailah
sekurang-kurangnya 3 jarum yang ditinggalkan dalam contoh sehingga ketiga
pembacaan selesai.
Kelompok 9 8
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
a. Jika tak ditentukan lain, temperatur, beban dan lama pemeriksaan adalah
menurut urutan 25˚C, 100 gram dan 5 detik.
Kondisi lain adalah :
Temperatur beban (gram) waktu (derik)
0˚C (32˚F) 200 60
4˚C (39,2˚F) 200 60
46,1˚C
(115˚F)50 5
b. Termometer untuk bak perendam harus ditera. Apabila pembacaan stopwatch
lebih dari (5±0,1) detik, hasil tersebut tidak berlaku (diabaikan).
6. Laporan
Laporkan angka penetrasi rata-rata dalam bilangan bulat sekurang-kurangnya dari 3
pembacaan dengan ketentuan bahwa hasil masing-masing pembacaan tidak berbeda
seperti table di bawah ini :
Untuk penetrasi 0 - 49 50 - 149 150 - 249 200
Toleransi 2 4 6 8
Kelompok 9 9
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Apabila perbedaan antara masig-masing pembacaan melebihi table di atas maka
pemeriksaan harus diulangi pada benda uji kedua. Jika perbedaan kembali ditemukan,
maka pemeriksaan dinyatakan gagal dan pengujian harus dilakukan kembali.
Catatan :
a. Jika tak ditentukan lain, temperature, beban, dan lama pemeriksaan adalah menurut
urutan 25°C, 100 gram, dan 5 detik.
Temperatur Beban (gram) Waktu (detik)
0°C (32°F) 200 60
4°C (39,2°F) 200 60
46,1°C (115°F) 50 5
b. Termometer untuk bak perendam harus ditera. Apabila pembacaan stopwatch lebih
dari (5±0,1) detik, hasil tersebut tidak berlaku (diabaikan).
7. Dokumentasi
Kelompok 9 10
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Gambar 2 : Alat uji penetrasi (penetrometer) beserta bak perendam.
Gambar 3 : Benda uji (aspal padat) sebelum diuji penetrasi.
Kelompok 9 11
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Gambar 4 : Benda uji (aspal padat) setelah diuji penetrasi.
Kelompok 9 12
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Prt No : Nama Penguji :
Contoh dari : Pertamina 1. Yusuf Wahyono (22-2013-002)
Jenis contoh : Aspal Padat 2. Karto (22-2013-004)
Diterima tanggal : Senin, 16 Februari 2015 3. Madinda Yulita (22-2013-005)
Dikerjakan tanggal : Senin, 16 Februari 2015 4. Wira Yudha S (22-2013-015)
Pengujian
PENETRASI
SK SNI M 21 – 1990-1
8. Analisa
Permeriksaan
Penertrasi pada suhu 25˚ C
Mulai jam .......... 17.30Pembacaan Suhu Penetrometer
No.50 (0,300 mm ); No.100 (0,150 mm ); No.200 (0,075 mm ).
c. Oven, yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)⁰C.
Kelompok 9 47
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
d. Alat pemisah contoh (quartering).
e. Mesin pengguncang saringan (sieve shaker).
f. Spliter.
g. Talam-talam.
h. Kuas, sikat kuningan, sendok, dan alat-alat lainnya.
4. Persiapan Benda Uji
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak.
Benda uji disiapkan berdasarkan standar yang berlaku dan terkait kecuali apabila
butiran yang melalui saringan No.200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan syarat-
syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.
5. Cara Pengujian
a. Benda uji yang sudah kita dapat dari pemisahan dengan cara lingkaran atau
dengan alat quartering dan spliter kita siapkan.
b. Kemudian siapkan saringan untuk agregat halus, sedang dan kasar.
c. Masukan benda uji kedalam saringan.
d. Pasangkan saringan ke alat sieve shaker dan lakukan penggucangan selama 15
menit.
e. Setelah selesai melakukan pengguncangan, lepaskan saringan dari alat sieve
shaker kemudian timbang setiap agregat yang tertahan dimasing-masing
saringan dan catat.
6. Perhitungan
a. Jumlah Berat Tertahan
jumlah berat tertahan= jumlahberat tertahansebelum+berat tertahan
b. Jumlah Persen Tertahan
jumlah persen tetahan= jumlah berat tertahantotalberat tertahan
×100 %
c. Jumlah Persen Lolos
Kelompok 9 48
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
jumlah persen lolos=100 %− jumlah persen tertahan
7. Dokumentasi
Gambar 21: Membuat lingkaran untuk mengambil sampel.
Gambar 22: Mengambil sampel dengan alat spliter.
Kelompok 9 49
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Gambar 23: Sieve Shaker untuk agregat sedang dan halus.
Gambar 24: Saringan untuk agregat kasar.
Kelompok 9 50
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Prt No : Nama Penguji :Contoh dari : Gunung Lagadar 1. Yusuf Wahyono (22-2013-002)Jenis contoh : Agregat Kasar 2. Karto (22-2013-004)Diterima tanggal : Senin, 2 Maret 2015 3. Madinda Yulita (22-2013-005)Dikerjakan tanggal : Senin, 2 Maret 2015 4. Wira Yudha S (22-2013-015)
PengujianANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR
AASHTO T 27 – 288. Analisis
Ukuran saringan Berat tertahan (gr)Jumlah berat tertahan (gr)
Jumlah persenTertahan Lolos
63mm/2,5” - - - -
50mm/ 2” - - - -
37,5mm/ 1,5” - - - -
25mm/ 1” - - - 100
19mm/ ¾” 70 70 3.417 96.583
12,5mm/ ½ “ 1032 1102 53.808 46.192
9,5mm/ ⅜” 507 1609 78.564 21.436
4,75mm/ no.4 175 1784 87.109 12.891
Kelompok 9 51
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
2,36mm/ no.8 212 1996 97.461 2.539
1,180mm/ no.16 21 2017 98.486 1.514
0,60mm/ no.30 13 2030 99.121 0.879
0,30mm/ no.50 7 2037 99.463 0.537
0,150mm/ no.100 4 2041 99.658 0.342
0,075mm/ no.200 2 2043 99.759 0.241
PAN/filler 5 2048 100.000 0.000
0.01 0.1 1 10 1000
20
40
60
80
100
120
Agregat Kasar
Agregat Kasar
Ukuran Saringan (mm)
% L
olos
Kelompok 9 52
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Prt No : Nama Penguji :Contoh dari : Gunung Lagadar 1. Yusuf Wahyono (22-2013-002)Jenis contoh : Agregat Sedang 2. Karto (22-2013-004)Diterima tanggal : Senin, 3 Maret 2015 3. Madinda Yulita (22-2013-005)Dikerjakan tanggal : Senin, 3 Maret 2015 4. Wira Yudha S (22-2013-015)
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Prt No : Nama Penguji :Contoh dari : Gunung Lagadar 1. Yusuf Wahyono (22-2013-002)Jenis contoh : Agregat Sedang 2. Karto (22-2013-004)Diterima tanggal : Senin, 2 Maret 2015 3. Madinda Yulita (22-2013-005)Dikerjakan tanggal : Senin, 2 Maret 2015 4. Wira Yudha S (22-2013-015)
PengujianANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS
AASHTO T 27 - 8810. Analisis
Ukuran saringanBerat tertahan
(gr)
Jumlah berat
tertahan (gr)
Jumlah persen
tertahan lewat
50mm/ 2” - - - -
37,5mm/ 1,5” - - - -
25mm/ 1” - - - -
19mm/ ¾” - - - -
12,5mm/ ½ “ - - - 100,000
9,5mm/ ⅜” - - - 100,000
4,75mm/ no.4 4 4 0,378 99,622
Kelompok 9 55
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
2,36mm/ no.8 142 146 13,786 86,214
1,180mm/ no.16 275 421 39,754 60,246
0,60mm/ no.30 226 647 61,095 38,905
0,30mm/ no.50 71 718 67,799 32,201
0,150mm/ no.100 148 866 81,775 18,225
0,075mm/ no.200 73 936 88,385 11,615
PAN/filler 120 1059 100,000 0,000
0.01 0.1 1 10 1000
20
40
60
80
100
120
Agregat Halus
Agregat Kasar
Ukuran Saringan(mm)
%Lo
los
Kelompok 9 56
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Kelompok 9 58
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Kelompok 9 59
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
11. Kesimpulan
Hasil dari pencampuran agregat kasar, sedang dan halus. Memenhi standar Laston
(AC) – BC, yang telah di tetapkan pada oleh Divisi 6, Perkerasan Aspal
( Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 )
Kelompok 9 60
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL
(SNI 06-2489-1991)
(AASHTO T 245-90)
(ASTM D 1559-76*)
1. Tujuan
Pengujian ini bertujuan mengukur kelelehan plastis (flow) dan ketahanan
(stabilitas) dari benda uji berbentuk silinder terhadap pembebanan lateral
permukaan silinder dengan mempergunakan alat Marshall. Agregat yang
dipergunakan berukuran maksimum 25,4 mm.
2. Pengertian
Ketahanan (stabilitas) adalah kemampuan suatu campuran beton aspal untuk
menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram.
Kelelehan plastis adalah keadaan perubahan bentuk suatu campuran beton aspal
yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm.
3. Peralatan
Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
a. 3 buah cetakan benda uji yang berdiameter 10cm (4”) dan tinggi 7,5cm (3”)
lengkap dengan pelat alas dan leher sambung.
b. Alat pengeluar benda uji.
Untuk benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai
sebuah ejector.
c. Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder dengan
berat 4,536 kg (10 pound) dan tinggi jatuh bebas 45,7 cm (18”).
d. Landasan pemadat terdiri dari balok kayu (jati atau sejenis) berukuran kira-kira
20x20x45 cm (8”x 8”x 18”) yang dilapis dengan pelat baja berukuran
Kelompok 9 61
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
30x30x3,5cm (12”x12”x1”) yang dan dikaitkan pada lantai beton dengan 4
bagian siku.
e. Silinder cetakan benda uji.
f. Mesin tekan lengkap dengan :
Kepala penekanan berbentuk lengkung (breaking head)
Cincin penguji dengan kapasitas 2500 kg (500 pound) dengan ketelitian
12,5 kg (25 pound) dilengkapi arloji tekan dengan ketelitian 0,0025 cm
(0,0001”).
Arloji kelelehan dengan ketelitian 0,25mm (0,01”) dengan
perlengkapannya.
g. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(200±3)⁰C.
h. Bak oerendam (water bath) dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 20⁰C.
i. Perlengkapan lain :
Panci-panci untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran aspal.
Pengatur suhu dari logam (metal thermometer) berkapasitas 250⁰C dengan
ketelitian 0,5 atau 1% dari kapasitas.
Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg
dengan ketelitian 0,1 gram, timbang berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 0,1
gram dan timbang berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram.
Kompor.
Sarung asbes dan karet.
Sendok pengaduk dan perlengkapan lain.
4. Persiapan Benda Uji
Perlu disiapkan tak kurang dari 3 buah benda uji untuk tiap kombinasi campuran
agregat dan aspal.
a. Persiapan benda uji
Kelompok 9 62
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Keringkan agregat sampai beratnya tetap pada suhu (105±5)⁰C. Pisah-pisahkan
agregat dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang
dikehendaki atau seperti berikut :
1” sampai ¾”
3/4” sampai 3/8”
3/8” sampai No.4
No.4 sampai No.8
Lolos No.8
b. Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan
Suhu pencampuran dan pemadatan harus ditentukan sehingga bahan pengikat
yang dipakai menghasilkan viscositas. Seperti table 1.
Tabel 1. Viscositas penentu Suhu Pencampuran
Bahan Pengikat
Campuran Pemadatan
Kinematik Kinematik
C.st C.St
Aspal Panas 170±20 280±30
Aspal Dingin 170±20 280±30
c. Persiapan campuran
Untuk tiap benda uji dipermalukan agregat sebanyak kira-kira 1200 gram,
sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 6,25 cm ± 0,125 cm (2,5” ±
0,05”). Panaskan panic pencampuran beserta agregat kira-kira 28⁰C di atas suhu
pencampuran untuk aspal dan aduk sampai merata, untuk aspal dingin
pemanasan sampai 14⁰C di atas suhu pencampuran.
Sementara itu panaskan aspal sampai suhu pencampuran, kemudian tuangkan
aspal sebanyak yang dibutuhkan kedalam agregat yang sudah dipanaskan
tersebut. Kemudian aduklah dengan cepat pada suhu sesuai Tabel 1 sampai
agregat terlapis merata.
Pemadatan benda ujiBersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian
muka penumbuk dengan seksama dan panaskan sampai suhu Antara 93,3 dan
Kelompok 9 63
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
148,9⁰C. Letakkan selembar kertas saring atau kertas pengisap yang sudah
digunting menurut ukuran cetakan ke dalam dasar cetakan dan tusuk-tusuk
campuran keras-keras dengan spatula yang dipanaskan atau aduklah dengan
sendok semen sebanyak 15 kali keliling pinggirnya dan 10 kali dibagian
dalamnya.
Lepaskan lebarnya dan retakanlah permukaan campuran dengan
mempergunakan sendok semen menjadi bentuk yang cembung. Suhu campuran
pada waktu akan dipadatkan berada dalam batas-batas suhu pemadatan seperti
yang tercantum pada tabel 1. Letakkan cetakan di atas landasan pemadatan,
dalam pemegang cetakan. Lakukan pemadatan dengan alat penumbuk sebanyak
75, 50, atau 35 (pilih sesuai persyaratan campuran). Tahanlah agar sumbu palu
pemadatan selalu tegak lurus pada alas cetakan berisi benda uji. Kemudian
benda uji dibalik dan pasanglah kembali perlengkapannya. Terhadap
permukaan benda uji yang sudah dibalik ini, tumbuklah dengan jumlah
tumbukan yang sama.
Sesudah pemadatan, lepaskan keeping alas dan pasanglah alat pengeluar benda
uji pada permukaan ujung ini. Dengan hati-hati, keluarkan dan letakkan benda
uji di atas permukaan yang rata dan halus, biarkan selama kira-kira 24 jam pada
suhu ruang.
5. Cara Pengujian
a. Bersihkan benda uji dari kotoran-kotoran yang menempel.
b. Berilah tanda pengenal pada masing-masing benda uji.
c. Ukuran tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm.
d. Timbang benda ujing.
e. Rendam dalam air kira-kira 24 jam pada suhu ruang.
f. Timbanglah dalam air untuk mendapatkan isi.
g. Timbanglah benda uji dalam kondisi kering permukaan jenuh.
Kelompok 9 64
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
h. Rendamlah benda uji aspal panas atau benda uji ter dalam bak perendam selama
30 sampai 40 menit atau dipanaskan di dalam oven selama 2 jam dalam suhu
tetap (60±1)⁰C untuk benda uji aspal panas dan (38±1)⁰C untuk benda uji
ter. Untuk benda uji aspal dingin masukkan benda uji ke dalam oven selama
minimum 2 jam dengan suhu tetap (25±1)⁰C. Sebelum melakukan pengujian,
bersihkan batang penuntun (guide rod) dan permukaan dalam dari kepala
penekan yang diatas dapat meluncur bila dikehendaki kepala penekan
direndam bersama-sama benda uji pada suhu antara 21⁰C sampai 38⁰C.
i. Keluarkan benda uji dari perendaman atau pemanas udara dan letakkan ke
dalam segmen bawah kepala penekan. Pasang segmen atas di atas benda uji
dan letakkan keseluruhannya dalam mesin penguji. Pasang arloji (sleeve)
dipegang teguh terhadap segmen atas kepala penekan (breaking head).
Tekan selubung tangkai arloji kelelehan tersebut pada segmen atas dari
kepala penekan selama pembenahan berlangsung.
j. Sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda uji dinaikkan
hingga menyentuh alas cincin penguji. Atur kedudukan jarum arloji tekan
pada angka nol. Berikan pembebanan kepada benda uji dengan kecepatan
tetap sebesar 50mm permenit sampai pembebanan maksimum tercapai atau
pembebanan menurun seperti yang dicapai. Lepaskan selubung tangkai arloji
kelelehan (sleeve) pada saat pembebanan mencapai maksimum dan catat
nilai kelelehan yang ditunjukkan oleh jarum arloji kelelehan. Waktu yang
diperlukan dan saat diangkatnya benda uji dari rendaman air sampai
tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30 detik.
6. Perhitungan
Perhitungan dilakukan sesuai formulir pengisian yang sudah disediakan.
7. Laporan
Kelompok 9 65
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Kadar aspal dilaporkan dalam bilangan decimal satu angka dibelakang koma. Berat
isi dilaporkan dalam ton/m³ dua angka dibelakang koma. Persen rongga terhadap
batuan (VMA) dilaporkan dalam bilangan desimal satu angka dibelakang koma.
Persen rongga terisi aspal (VIM) dilaporkan dalam bilangan bulat. Stabilitas
dilaporkan dalam bilangan bulat untuk setiap benda uji yang diperiksa laporan
harus meliputi keterangan berikut :
a. Tinggi benda uji percobaan.
b. Beban maksimum dalam pound.
c. Nilai kelelehan dalam satuan inchi.
d. Suhu pencampuran.
e. Suhu pemadatan
f. Suhu pencampuran.
8. Dokumentasi
Gambar 25 : Memanaskan Agregat Antara 93,3 sampai 148,9°C
Kelompok 9 66
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Gambar 26 : Pencampuran Agregat Panas dengan Aspal
Gambar 26 : Mengaduk Agregat Panas dengan Aspal
Kelompok 9 67
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Gambar 27 : Agregat dan Aspal Telah Tercampur Merata ( Homogen )
Gambar 28 : Pencetakan Benda Uji
Gambar 29 : Pemadatan Benda Uji
Kelompok 9 68
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Gambar 30 : Benda Uji Setelah di Keluarkan dari Cetakan
Gambar 30 : Mengukur Diameter Benda Uji
Gambar 30 : Merendam Benda Uji dengan suhu Air (suhu ruangan)
Kelompok 9 69
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Gambar 31 : Merendam Benda Uji di Water Bath dengan suhu 60°
Gambar 32 : Pengujian dengan Mesin Marshall
Kelompok 9 70
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
Prt No : Nama Penguji :Contoh dari : Gunung Lagadar 1. Yusuf Wahyono (22-2013-002)Jenis contoh : Agregat Sedang 2. Karto (22-2013-004)Diterima tanggal : Senin, 27 April 2015 3. Madinda Yulita (22-2013-005)Dikerjakan tanggal : Senin, 29 April 2015 4. Wira Yudha S (22-2013-015)
Spesifikasi Campuran:Laston AC-WCVIM(%) 3,5 - 5,0VMA(%) min 15VFA(%) min 65Stabilita(Kg) min 800Flow(mm) min3Marshall Quotient(kg/mm) min 250Faktor Kalibrasi 1.1
Kelompok 9 73
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
1. A= B100−B
×100
2.D= 100−B
100C
−BT
3. H=G−F
4. J= EH
5. K= B ×JT
6. L=J (100−B)
D
7. M=100−J (100−B)
Gsb
8. N=100 (C−J )
C
9. P=100(M −N )
M
10. R=Q× Kalibrasi
11. S=R × Faktor Koreksi
12. V= SU
Kelompok 9 74
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
LAMPIRAN
Kelompok 9
LABORATURIUM MATERIAL PERKERASAN JALAN
Jurusan Teknik Sipil – ITENASJl P H H Mustapa 23 Bandung 40124 Telp (022) 7272215 Fax (022) 7202892
No. Contoh : - Jenis contoh : Batu Pecah
Tanggal Pemeriksaan : 06 – 10 – 2014 sumber contoh : Gn. Lagadar
Diperiksa Oleh : Kelompok 13 Untuk : Praktikum Teknologi Beton
PENENTUAN SPECIFIC - GRAVITY AGREGAT KASAR( ASTM C – 127 dan ASTM C – 128 )
Pemeriksaan I * II
A. Berat contoh SSD (m1¿ [ gram ] 2500 2500
B. Berat contoh dalam air ( m2¿ [ gram ] 1540 1530