LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA INDUSTRI Pengenalan Multitester Shift / Kelompok : 2 / III Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 19 September 2012 Asisten : Ray Chandra M Denny Arif Rizal Rinaldi Ardy Yusuf Dwi Wahyudi Anggota : 1. Ari M. Satrianagara 240110100096 2. Sayyidatun Nissa 240110100097 3. Elsa Debora Sinisuka 240110100098 4. M. Akbar Anugrah 240110100099
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
LAPORAN PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA INDUSTRI
Pengenalan Multitester
Shift / Kelompok : 2 / III
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 19 September 2012
Asisten : Ray Chandra M
Denny Arif
Rizal Rinaldi
Ardy Yusuf
Dwi Wahyudi
Anggota : 1. Ari M. Satrianagara 240110100096
2. Sayyidatun Nissa 240110100097
3. Elsa Debora Sinisuka 240110100098
4. M. Akbar Anugrah 240110100099
LABORATORIUM INSTRUMENTASI DAN ELEKTRONIKA
JURUSAN TEKNIK DAN MANAJEMEN INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Multitester merupakan suatu instrumen kelistrikan yang dirancang untuk
mengukur tegangan, arus, tahanan, dan bahkan nilai yang lainnya. Multimeter
dibuat dalam dua bentuk yaitu digital dan analog. Sebuah multitester digital lebih
suka digunakan untuk pengukuran yang presisi/teliti tetapi pengukuran secara
analog digunakan untuk memperoleh sebuah pengertian intuitif dari sebuah
instrumen yang sensitif.
Resistor merupakan komponen pasif sehingga dalam kerjanya tidak
memerlukan catu daya. Bentuk, ukuran bahan dan resistensinya beragam tapi
mudah dikenali. Besarnya resistensi sebuah resistor dicantumkan pada setiap
resistor dalam bentuk lambang bilangan atau cincin kode warna.
Namun pada kenyataannya terkadang nilai resistansi yang dibaca dari
sebuah resistor secara manual berbeda dengan nilai resistansi yang diukur dengan
menggunakan multitester. Untuk itu pada praktikum kali ini akan diamati
mengenai pengukuran nilai resistansi dengan cara manual maupun dengan
multitetser.
1.2 Tujuan Praktikum
1. Mengukur tegangan DC dengan menggunakan multitester
2. Mengukur tahanan resistor dengan menggunakan multitester
3. Membaca nilai tahanan berdasarkan kode warna
4. Mengukur kapasitas kapasitor dengan menggunakan multitester.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Multimeter
Sebelum mempelajari dengan detil sebuah multimeter, kita harus memiliki
suatu gambaran yang jelas mengenai bagaimana pengukuran disambungkan
kedalam suatu rangakaian. Diagram A dan B dibawah ini menunjukkan rangkaian
sebelum dan sesudah di hubungkan dengan Ammeter.
Gambar 1. Diagram rangkaian sebelum dihubungkan dengan ammeter
Untuk dapat mengukur arus, bagian dari rangkaian harus diputus, agar ammeter
dapat dihubungkan secara seri. Agar pemasangan Ammeter tidak mempengaruhi
perilaku dari jaringan, maka ammeter harus mempunyai resistansi yang rendah.
Gambar 2. Rangkaian dengan menggunakan voltmeter
Untuk dapat mengukur tegangan, pada rangkaian tidak dilakukan perubahan,
voltmete dihubungkan secara paralel pada bagian yang akan diukur beda
potensialnya. Agar pemasangan voltmeter tidak mempengaruhi perilaku dari
jaringan, maka voltmeter harus mempunyai resi
stansi tinggi.
Gambar 3. Pemasangan voltmeter pada rangkaian
Untuk dapat mengukur tahanan, komponen harus dilepas dari rangkaian,
ohmmeter bekerja dengan mengalirkan arus pada komponen yang akan diukur
tahanannya. Jika ohmmeter dihubungkan pada rangkaian yang aktif, ohmmeter
akan rusak.
Multimeter dirancang dan diproduksi secara massal untuk para ahli teknok.
Bahkan kadang-kadang tipe yang paling mudah digunakan dan paling murah,
memiliki feature yang tidak kita butuhkan untuk digunakan. Pengukuran digital
menunjukkan angka-angka melalui layarnya, layar tersebut biasanya terbuat dari
kristal cair.
Gambar dibawah ini menunjukkan sebuah digital multimeter (gambar
switched range multimeter), dibagian tengahnya terdapa sakelar putar untuk
memilih fungsi yang kita inginkan.
Jika sakelar diputar kearah 20 VDC, maka 20 V adalah maksimum tegangan
yang dapat diukur, tanda yang menyatakan pengukuran untuk arus searah
(DC) Sedangkan tanda menyatakan pengukuran untuk arus bolak-balik (AC).
Untuk pengukuran lain, sakelar harus diputar ke posisi yang sesuai.
(switched range multimeter) (autoranging multimeter)
Gambar 4. Multitester atau multimeter
2.2 Resisitor
sering disebut werstan, pelawan atau penghambat.
suatu komponen elektronik yang dapat menghambat gerak lajunya arus
listrik/membatasi jumlah arus yang mengalir dalam satu rangkaian.
disingkat dengan huruf R.
satuan: Ohm.
Simbol
Gambar 5. Simbol Resistor
Jenis Resistor
Resistor NTC dan PTS, NTC (Negative Temperature Coefficient):
resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas.
Sedangkan PTS (Positife Temperature Coefficient) ialah resistor yang
nilainya akan bertambah besar bila temperaturnya menurun.
LDR (Light Dependent Resistor): jenis resistor yang berubah
hambatannya karena pengaruh cahaya. Dalam keadaan gelap nilai
tahanannya semakin besar. Sebaliknya, dalam keadaan terang nilainya
menjadi semakin kecil.
Gelang Warna pada Resistor
Resistor biasanya memiliki 4 gelang warna, gelang pertama dan kedua
menunjukkan angka, gelang ketiga adalah faktor kelipatan, sedangkan
gelang keempat menunjukkan toleransi resistor.
Sedangkan untuk gelang toleransi resistor adalah: Coklat 1%, Merah 2%,
Hijau 0,5%, Biru 0,25%, Ungu 0,1%, Emas 5% dan Perak 10%.
Kebanyakan gelang toleransi yang dipakai oleh umum adalah warna Emas,
Perak dan Coklat.
Resistor dikelompokkan menjadi :
Resistor tetap (metal film resistor, metal oxide resistor, Carbon film
Resistor, dll)
Resistor Variabel (potensiometer, Trimer potensiometer, Hemoistor
PTC/NTC, dll)
Untuk resistor tetap, harga resistansi dapat dilihat berdasarkan gelang warna,
dengan kode sebagai berikut :
Tabel 2.1.1 Harga Resistansi Berdasarkan Gelang Warna
Warna Nilai Pengali Toleransi
komposisi
Toleransi Film
Hitam 0 100 20% 0
Coklat 1 101 1% 1%
Merah 2 102 2% 2%
Jingga 3 103 3% -
Kuning 4 104 - -
Hijau 5 105 4% 0,5%
Biru 6 106 6% 0,25%
Ungu 7 107 12,5% -
Abu-abu 8 10-2 30% -
Putih 9 10-1 10% -
Perak - 10-2 10% -
Emas - 10-1 5% -
Tidak berwarna - - 20% -
Kode Warna
Banyaknya kode warna pada setiap resistor berjumlah 4 cincin atau berjumlah 5
cincin.
(lihat gambar).
Gambar 6. Resistor dengan 4 cincin
Resistansi yang terdiri dari 4 cincin meliputi :
cincin 1,2 digit (nilai)
cincin 3 pengali
cincin 4 toleransi
Resistansi yang terdiri dari 5 cincin meliputi :
Cincin 1,2,3, digit (nilai)
Cincin 4 pengali
Cincin 5 toleransi
Gambar 7. Resistor dengan 5 cincin
Dalam praktek resistansi dapat dihitung berdasarkan kode warna diatas memakai
alat multimetar atau dengan hukum Ohm
V = I. R
Hal yang paling penting selain besar tahanan (resistansi) adalah daya atau watt
resistor, agar dapat diketahui harga arus masimum yang diperbolehkan pada
resistor tersebut.
Contoh : Resitor dengan 100 / 0,25 watt, artinya arus yang diperbolehkan
bekerja pada resistor tersebut adalah I = 50 mA. (ingat P = V.I = I2. R = V2/R
2.3 Kapasitor
Kapasitor (kondensator) ialah suatu komponen listrik/elektronika yang
dapat menyimpan muatan listrik. Kapasitas kapasitor diukur dalam satuan Farad.