11 PRAKTIKUM II STUDI KASUS (MAINTENANCE) Deskripsi Studi Kasus PT. ICL adalah perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK). Demi memenuhi tinggi permintaan produknya, PT. ICL melakukan proses produksi selama 24 jam sehari. Hal tersebut tentunya berdampak pada kinerja mesin – mesin produksi yang digunakan. Salah satu akibatnya yaitu beberapa mesin produksi didapati mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi dan harus dilakukan kegiatan perawatan. Apabila didapati kerusakan, maka mesin – mesin tersebut akan dicatat oleh operator produksi pada formulir kerusakan beserta identifikasi kerusakan yang ia dapati. Selanjutnya, oleh divisi maintenance mesin – mesin tersebut akan diperiksa dan diperbaiki dengan sebelumnya mencatat terlebih dahulu pada formulir mulai perbaikan. Pada formulir ini juga akan dicatat waktu mulai perbaikan dan deskripsi kerusakan yang dialami oleh mesin. Kemudian, apabila perbaikan telah selesai maka karyawan yang memperbaiki akan mencatat pada formulir selesai perbaikan. Pada formulir ini, akan dicatat waktu selesai perbaikan beserta sparepart yang dibutuhkan dalam perbaikan. Namun, apabila dalam perbaikan tidak dibutuhkan penggantian sparepart, maka kolom sparepart dapat dikosongkan. Setiap jenis mesin memiliki sparepart yang berbeda – beda. Kerusakan yang dialami dan perbaikan yang dilakukan akan direkap setiap bulan dan ditunjukkan pada supervisor divisi maintenance. Selama ini, seluruh pencatatan masih dilakukan secara manual. Sehingga, ketika supervisor divisi maintenance ingin melihat rekap yang paling baru, ia harus menunggu daftar tersebut direkap oleh karyawan maintenance. Supervisor divisi juga ingin agar pihak karyawan membuat laporan terkait kerusakan yang dialami oleh mesin – mesin dan durasi perbaikannya sehingga nantinya akan dapat menjadi pertimbangan untuk pengadaan mesin baru. Berikut Tabel 2.1 – Tabel 2.5 yang merupakan formulir dan laporan yang terdapat pada PT. ICL.
16
Embed
PRAKTIKUM II - icl.ub.ac.idicl.ub.ac.id/wp-content/uploads/2019/03/02-Guideline-Praktikum-2.pdf · PRAKTIKUM II STUDI KASUS ... Deskripsi Studi Kasus PT. ICL adalah perusahaan yang
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
11
PRAKTIKUM II
STUDI KASUS
(MAINTENANCE)
Deskripsi Studi Kasus
PT. ICL adalah perusahaan yang bergerak dalam industri air minum dalam kemasan
(AMDK). Demi memenuhi tinggi permintaan produknya, PT. ICL melakukan proses
produksi selama 24 jam sehari. Hal tersebut tentunya berdampak pada kinerja mesin – mesin
produksi yang digunakan. Salah satu akibatnya yaitu beberapa mesin produksi didapati
mengalami kerusakan atau tidak dapat berfungsi dan harus dilakukan kegiatan perawatan.
Apabila didapati kerusakan, maka mesin – mesin tersebut akan dicatat oleh operator
produksi pada formulir kerusakan beserta identifikasi kerusakan yang ia dapati. Selanjutnya,
oleh divisi maintenance mesin – mesin tersebut akan diperiksa dan diperbaiki dengan
sebelumnya mencatat terlebih dahulu pada formulir mulai perbaikan. Pada formulir ini juga
akan dicatat waktu mulai perbaikan dan deskripsi kerusakan yang dialami oleh mesin.
Kemudian, apabila perbaikan telah selesai maka karyawan yang memperbaiki akan mencatat
pada formulir selesai perbaikan. Pada formulir ini, akan dicatat waktu selesai perbaikan
beserta sparepart yang dibutuhkan dalam perbaikan. Namun, apabila dalam perbaikan tidak
dibutuhkan penggantian sparepart, maka kolom sparepart dapat dikosongkan. Setiap jenis
mesin memiliki sparepart yang berbeda – beda.
Kerusakan yang dialami dan perbaikan yang dilakukan akan direkap setiap bulan dan
ditunjukkan pada supervisor divisi maintenance. Selama ini, seluruh pencatatan masih
dilakukan secara manual. Sehingga, ketika supervisor divisi maintenance ingin melihat
rekap yang paling baru, ia harus menunggu daftar tersebut direkap oleh karyawan
maintenance.
Supervisor divisi juga ingin agar pihak karyawan membuat laporan terkait kerusakan
yang dialami oleh mesin – mesin dan durasi perbaikannya sehingga nantinya akan dapat
menjadi pertimbangan untuk pengadaan mesin baru. Berikut Tabel 2.1 – Tabel 2.5 yang
merupakan formulir dan laporan yang terdapat pada PT. ICL.
12
Tabel 2.1 Formulir Kerusakan Mesin
Tanggal : 5 Februari 2019
Nomor
Kerusakan
Waktu
Kerusakan Nama Mesin Identifikasi Kerusakan
Operator
Produksi
KR01 00.00 Mesin Ro 100 Gpd
Mesin Filter
Mesin macet Resnu Dwihanu
V
KR02 18.00 Pre Filter Kangen
Water Air Minum
6 Steps
Mesin tidak
menghasilkan dimensi
produk yang sesuai
dengan setup
Fahrur Rozi
Tabel 2.2 Formulir Mulai Perbaikan Mesin
Tanggal : 25 Februari 2019
Nomor
Perbaikan
Nomor
Kerusakan Nama Mesin
Deskripsi
Kerusakan
Karyawan
Maintenance
Waktu Mulai
Perbaikan
PR01 KR01 Mesin Ro 100
Gpd Mesin
Filter
Overarm tidak
berfungsi
Niken
Hendrakusma
Wardani
00.00
PR02 KR02 Pre Filter
Kangen Water
Air Minum 6
Steps
Arbor Pecah Dafid Eko
Firdaus
00.00
Tabel 2.3 Formulir Selesai Perbaikan Mesin
Tanggal : 25 Februari 2019
Nomor
Perbaikan
Nomor
Kerusakan Nama Mesin
Deskripsi
Perbaikan
Nama
Sparepart
Kebutuhan
Sparepart
Waktu
Selesai
Diperbaiki
PR01 KR01 Mesin Ro 100
Gpd Mesin
Filter
Penggantian
Overarm
Knee 1 09.00
PR02 KR02 Pre Filter
Kangen Water
Air Minum 6
Steps
Penggantian
Arbor
Arbor 1 01.00
Tabel 2.4 Rekap Kerusakan Mesin
Bulan : Februari 2019
Nomor
Kerusakan Nama Mesin Identifikasi Kerusakan
Tanggal
Kerusakan
Waktu
Kerusakan
Operator
Produksi
KR01 Mesin Ro 100
Gpd Mesin Filter
Mesin macet 5 Februari
2019
00.00 Resnu
Dwihanu V
KR02 Pre Filter Kangen
Water Air Minum
6 Steps
Mesin tidak
menghasilkan dimensi
produk yang sesuai
dengan setup
5 Februari
2019
18.00 Fahrur Rozi
13
Tabel 2.5 Rekap Perbaikan Mesin
Bulan : Februari 2019
Nomor
Perbaikan
Nomor
Kerusakan
Nama
Mesin
Deskripsi
Perbaikan
Nama
Sparepart
Kebutuhan
Sparepart
Waktu
Mulai
Perbaikan
Waktu
Selesai
Diperbaiki
ID
Karyawan
Perbaikan
PR01 KR01 Mesin Ro
100 Gpd
Mesin Filter
Penggantian
Overarm
Knee 1 6 Februari
2019
00.00
6 Februari
2019
09.00
K02
PR02 KR02 Pre Filter
Kangen
Water Air
Minum 6
Steps
Penggantian
Arbor
Arbor 1 6 Februari
2019
00.00
6 Februari
2019
01.00
K12
Tabel 2.6 Laporan Kerusakan Mesin
Bulan : Februari 2019
Nama Mesin Deskripsi
Kerusakan
Waktu
Mulai
Diperbaiki
Waktu
Selesai
Diperbaiki
Durasi
Perbaikan
Mesin Ro 100
Gpd Mesin
Filter
Overarm
tidak
berfungsi
6 Februari
2019
00.00
25 Februari
2019
09.00
9 jam
Pre Filter
Kangen Water
Air Minum 6
Steps
Spindle Nose
Pecah
6 Februari
2019
00.00
6 Februari
2019
01.00
1 jam
Tabel 2.7 Laporan Jumlah Kerusakan Mesin
Bulan : Februari 2019
Nama Mesin Jumlah
Kerusakan
Mesin Ro 100 Gpd
Mesin Filter
2
Pre Filter Kangen
Water Air Minum 6
Steps
2
Tabel 2.8 Laporan Jumlah Kebutuhan Sparepart
Bulan : Februari 2019
Nama Mesin Nama Sparepart Jumlah
Mesin Ro 100 Gpd Mesin
Filter
Knee 1
Pre Filter Kangen Water Air
Minum 6 Steps
Arbor 1
Dengan melihat kasus tersebut, pemilik dari PT. ICL membutuhkan bantuan untuk
merancang sistem informasi Corrective Action yang dilakukan oleh divisi maintenance
dengan Microsoft Access yang dapat melakukan update setiap harinya. Selain itu, sistem
informasi juga dapat menunjukan rekap dan laporan dari layanan perbaikan yang telah
dilakukan setiap bulannya. Dari rekap dan laporan tersebut, supervisor divisi dapat melihat
mesin – mesin mana yang sering mengalami kerusakan sehingga dapat menjadi
14
pertimbangan dalam pengadaan mesin baru. Selain itu, supervisor divisi maintenance juga
dapat mengetahui besar kebutuhan sparepart akibat kerusakan yang dialami oleh mesin
produksi, sehingga nantinya dapat dijadikan pertimbangan dalam pengadaan sparepart.
Pengembangan sistem informasi tersebut kemudian menerapkan SDLC dalam
pengembangan sistem. Setelah melakukan tahap inisiasi, pengembang kemudian melakukan
analisis sistem untuk menentukan masalah, tujuan, hingga elemen sistem apa saja yang
terkait mulai dari entitas, atribut, dan juga relasinya. Kebutuhan, masalah, dan tujuan sudah
diutarakan oleh pihak divisi maintenance sebelumnya sehingga hasil analisis mengenai
elemen sistem pada PT. ICL adalah sebagai berikut.
Tabel Entitas dan Atribut
Berikut Tabel 2.9 yang merupakan tabel entitas dan atribut yang didapatkan dari analisa
pengembang.
Tabel 2.9 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance
No. Entitas Atribut
1. Mesin Kode_Mesin, Nama Mesin, Tahun Diterima, ID_Jenis
2. Jenis Mesin ID_Jenis, Jenis Mesin
3. Jenis Sparepart ID_Sparepart, Nama Sparepart, Dimensi, Seri, ID_Jenis
4. Karyawan ID_Karyawan, Nama Karyawan, Jabatan, Divisi
5. Kerusakan No_Kerusakan, Kode_Mesin, Waktu dan Tanggal Kerusakan, Identifikasi
Kerusakan, ID_Karyawan
6. Perbaikan
No_Perbaikan, No_Kerusakan, Deskripsi Kerusakan, Waktu Mulai Perbaikan,
Waktu Selesai Perbaikan, ID_Sparepart, Deskripsi Perbaikan, ID_Karyawan,
Durasi Perbaikan
*Bold : Primary Key
Relasi Entitas
Berikut Tabel 2.10 yang merupakan tabel hubungan atau relasi antar entitas dari analisa
pengembang.
Tabel 2.10 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance
No. Entitas 1 Entitas 2 Jenis Relasi Kardinalitas
1. Mesin Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)
2. Karyawan Kerusakan One to Many (1,1) → (0,N)
3. Kerusakan Perbaikan One to One (1,1) → (1,1)
4. Karyawan Perbaikan One to Many (1,1) → (0,N)
5. Perbaikan Jenis Sparepart Many to Many (0,N) → (0,N)
7. Mesin Jenis Mesin Many to One (1,N) → (1,1)
8. Jenis Mesin Jenis Sparepart One to Many (1,1) → (1,N)
Setelah selesai melakukan analisis dan mendapatkan segala informasi untuk pembuatan
sistem informasi maintenance di PT. ICL, kemudian pengembang melakukan tahap desain.
Tahap desain dilakukan untuk merancang pemodelan sistem sebelum diimplementasikan ke
15
software yang digunakan. Pemodelan sistem menggunakan Entity Relationship Diagram
(ERD).
Entity Relationship Diagram (ERD)
Langkah selanjutnya membuat relasi antar – entitas dari tabel entitas yang sudah ada.
Berikut Gambar 2.1 merupakan ERD dari tabel entitas yang telah dibuat.
Mesin
Jenis Sparepart
Karyawan
Kerusakan
Perbaikan
Jenis Mesin
Kode_MesinPK
Nama Mesin
Tahun Diterima
ID_SparepartPK
Nama Sparepart
ID_KaryawanPK
Nama Karyawan
Jabatan
Divisi
No_KerusakanPK
Kode_Mesin
Waktu dan Tanggal
Kerusakan
Identifikasi Kerusakan
ID_Karyawan
No_PerbaikanPK
No_Kerusakan
Deskripsi Kerusakan
Waktu Selesai
Perbaikan
ID_Karyawan
ID_JenisPK
Jenis Mesin
ID_JenisDimensi
Seri
ID_Jenis
Deskripsi Perbaikan
Waktu Mulai
Perbaikan
ID_Sparepart
Durasi Perbaikan
Gambar 2.1 Entity Relationship Diagram Sistem Maintenance
Normalisasi
Langkah selanjutnya adalah melakukan normalisasi. Terdapat dua bentuk normalisasi
yang dilakukan ke model sistem. Yang pertama adalah normalisasi pertama, dimana terdapat
jenis relasi Many to Many. Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
menambah entitas lain diantara relasi kedua entitas many to many. Berikut merupakan tabel
2.11 dan tabel 2.12 merupakan identifikasi entitas, atribut serta relasi antara entitas dari
sistem setelah normalisasi pertama.
16
Tabel 2.11 Identifikasi Entitas dan Atribut Sistem Maintenance Setelah Normalisasi Pertama
No. Entitas Atribut
1. Mesin Kode_Mesin, Nama Mesin, Tahun Diterima, ID_Jenis
2. Jenis Mesin ID_Jenis, Jenis Mesin
2. Jenis Sparepart ID_Sparepart, Nama Sparepart, Dimensi, Seri, ID_Jenis
3. Karyawan ID_Karyawan, Nama Karyawan, Jabatan, Divisi
4. Kerusakan No_Kerusakan, Kode_Mesin, Waktu dan Tanggal Kerusakan, Identifikasi