Top Banner
Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306) KOMODITAS KAKAO Kelompok M. Taufik Akbar A21200 M. Alfin Wahyu Ilhami A34120019 MellyzaFajarsari A34120021 Yuliyana A34120057 Lestia Revi A3120087 Egelin Febriandi A34120100 Dosen Praktikum: Dr. Ir. Kikin Hamzah M M.Si DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN FAKULTAS PERTANIAN
21

Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

Mar 13, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN306)

KOMODITAS KAKAO

Kelompok

M. Taufik Akbar A21200

M. Alfin Wahyu Ilhami A34120019

MellyzaFajarsari A34120021

Yuliyana A34120057

Lestia Revi A3120087

Egelin Febriandi A34120100

Dosen Praktikum:

Dr. Ir. Kikin Hamzah M M.Si

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

Page 2: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2015

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kakao merupakan salah satu spesies dari 22 spesiesyang termasuk ke dalam genus Theobroma, famili Sterculiaceae danordo Malvales. Tanaman tersebut berasal dari hutan tropis diBenua Amerika, tepatnya antara Sungai Amazone dan Sungai Orinoco(Susanto, 1994). Salah satu produk hasil olahan kakao adalahcokelat. Pada saat ini, hampir semua orang mengenal produkbernama cokelat yang merupakan makanan favorit, terutama bagianak-anak dan remaja. Bahan makanan yang berasal dari cokelatmengandung gizi yang tinggi karena di dalamnya terdapat proteindan lemak serta unsur-unsur penting lainnya. Akan tetapi, hargacokelat relatif mahal. Oleh sebab itu, komoditas kakao memilikiprospek yang cerah untuk masa sekarang maupun masa yang akandatang.

Satu komoditas bernilai penting ketika komoditas tersebutmemiliki nilai ekspor yang tinggi. Menurut Triyoso (1994) yangdinamakan dengan ekspor dapat diartikan sebagai kegiatan yangmenyangkut produksi barang dan jasa yang diproduksi di satunegara untuk dikonsumsi di luar batas negara tersebut. Kakaomerupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia dari sektorperkebunan, selain kelapa sawit dan karet dengan menyumbangsebesar 1,05 miliar dolar AS untuk devisa negara dari ekspor bijikakao dan produk kakao olahan di tahun 2012. Sebanyak 95 persenperkebunan kakao dimiliki oleh petani perorangan yang mencakupsekitar 1,7 juta petani di seluruh Indonesia dengan totalproduksi biji kakao nasional di tahun 2012 mencapai 450.000 ton(Febriyanto V 2013).

Pada masa yang akan datang, komoditas kakao di Indonesiadiharapkan dapat memperoleh kedudukan yang sejajar dengankomoditas perkebunan yang lainnya, seperti karet dan kelapasawit, baik luas areal maupun produksinya. Sumbangan nyata

Page 3: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

komoditas kakao tersebut bagi perekonomian negara Indonesiaadalah dalam bentuk devisa dari ekspor biji kakao dan hasilindustri kakao. Sumbangan lainnya adalah penyediaan bahan bakuuntuk industri dalam negeri, baik industri bahan makanan maupunindustri farmasi dan kosmetika. Selain itu, dengan adanyaindustri kakao tersebut, maka dapat membuka lapangan pekerjaanbagi jutaan penduduk Indonesia, baik dari tahap penanaman,pemeliharaan, pemanenan, pengolahan, industri, maupun pemasaran.Penyakit penting pada tanaman kakao diantaranya adalah vascularstreak dieback (VSD), busuk buah, kanker batang, antraknosa,jamur akar, dan jamur upas.

Penyakit VSD disebabkan oleh Oncobasidium theobromae, KelasBasidiomycetes, Ordo Uredinales yang dapat menyerang bibit sampaitanaman kakao dewasa. Gejala serangan berupa daun-daun menguninglebih awal dari waktu yang sebenarnya disertai dengan bercakberwarna hijau, lama-kelaman daun-daun tersebut gugur sehinggaranting gundul. Penyebaran penyakit melalui spora yang terbawaangin dan bahan vegetatif. Busuk buah Phytophthora palmivora FamiliPythiaceae, Ordo Pythiales dapat menyerang buah muda sampai buahyang sudah masak. Buah yang terserang terlihat bercak-bercakcoklat kehitaman pada pangkal buah, tengah, dan ujung. Kondisiyang lembab akan mendukung penyebaran penyakit. Buah yang busukapabila ditekan dengan jari terasa lembek dan basah. Kankerbatang Phytophthora palmivora, Famili Pythiaceae, Ordo Pythialesdiawali dengan adanya bagian batang atau cabang menngembungberwarna lebih gelap dan permukaann kulit retak. Bagian tersebutbusuk, basah, dan adanya cairan kemerahan yang kemudian tampakseperti lapisan karat. Antraknosa Colletotrichum gloeosporioides,Famili Melanconiacea, Ordo Melanconiales yang menyerang daun mudadan ranting muda. Pada daun muda nampak bintik-bintik coklattidak beraturan dan dapat menyebabkan gugur daun. Ranting gundulberbentuk seperti sapu dan mati. Penyebaran melalui spora yangterbawa angina dan percikan air hujan. Jamur akar Ganodermaphilippii(1), Fomes lamaoensis(2), Rigidoporus lignosus/Fomes lignosus. Adatiga jenis penyakit jamur akar pada tanaman kakao, yaitu: (1)Penyakit jamur akar merah; (2) Penyakit jamur akar coklat; (3)Penyakit jamur akar putih. Ketiganya menular melalui kontak akar,umumnya penyakit akar terjadi pada pertanaman baru bekas hutan.Pembukaan lahan yang tidak sempurna, karena banyak tunggul dan

Page 4: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

sisa-sisa akar sakit dari tanaman sebelumnya tertinggal di dalamtanah akan menjadi sumber penyakit. Ketiga jenis penyakit inimempunyai gejala: daun menguning, layu dan gugur, kemudiandiikuti dengan kematian tanaman. Jamur upas Corticium salmonicolor,Famili Corticiaceae, Ordo Stereales dapat menyerang tanaman kakao,karet, kopi, teh, dan kina. Serangan dimulai dengan adanyabenang-benang jamur tipis seperti sutera berbentuk sarang laba-laba pada ranting dan cabang. Pada fase ini jamur belum masuk kedalam jaringan kulit. Pada bagian ujung dari cabang yang sakit,tampak daun-daun layu dan banyak yang tetap melekat pada cabang,meskipun sudah kering. Penyebaran melalui spora dan tiupan angin.

Tujuan

Mengetahui secara langsung berbagai jenis penyakiut yangmenyerang tanaman kakao dan mengamati gejala yang ditimbulkan dilapangan. Mengukur kejadian dan intesitas keparahan penyakitlangsung di lapangan.

Page 5: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

BAHAN DAN METODE

Tempat PengamatanPengamatan praktikum hama dan penyakit tanaman perkebunan

dilakukan di kebun percobaan Sukamatri, University Farm, Bogor.Luas lahan kurang lebih 3000 m2 dengan jumlah populasi tanamankakao kurang lebih 200 tanaman.

Bahan dan AlatBahan yang digunakan untuk pengamatan adalah tanaman

kakao.Peralatan yang digunakan untuk pengamatan adalah alattulis, kamera, peralatan laboratorium (jika diperlukan).

MetodeSurvei tanaman kakao dilakukan di kebun percobaan

Sukamantri.Pada kebun tanaman kakao ditentukan tanaman contohnya.Tanaman contoh yang akan diamati ditentukan dengan metode acaksebanyak 30 pohon kakao. Tanaman contoh diamati penyakit mayordan penyakit minornya. Penyakit yang ditemukan pada tanamancontoh dihitung kejadian dan keparahannya. Selain keparahan dankejadian penyakit dicari juga serangga yang berhubungan denganpenyakit tersebut. Keparahan/intensitas penyakit dihitung denganrumus:

Keterangan:I=intensitas penyakitn=jumlah satuan pengamatanyang menunjukkan hasil pengukuran yangbernilai samav=nilai hasil penukuran satuan pengamatanZ=nilai hasil pengukuran tertinggi yang mungkin dicapai (dalamhal ini 100)N=jumlah total satuan pengamatanKejadian penyakit dihitung dengan rumus:KP= n x100% N Keterangann: tanaman sakitN: total tanaman

Page 6: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

TINJAUAN PUSTAKA

Ekologi kakao.

Kakao merupakan tanaman penghasil bahan campuran minuman danmakanan seperti kue, roti, dan lain sebagainya. Kakao dapattumbuh pada 20o LU dan 20o LS pada ketinggian optimal 300 m diatas permukaan laut. Suhu yang sesuai untuk tanaman kakaoberkisar antara 26o C - 28o C. Tanaman kakao akan tumbuh baik ditempat yang mempunyai kisaran curah hujan antar 1500 sampai 2000mm per tahun, bila terjadi kekeringan akan menyebabkan pembungaanmelambat akibatnya produksi bunga berkurang dan keguguran padabuah muda. Kondisi tanah yang disukai oleh tanaman kakao adalahtanah-tanah bersolum (lapisan) yang dalam dengan drainase yangbaik pada permukaan tanah, dan tingkat keasaman tanah yang netralyaitu 6-7.

Botani.

Tanaman kakao memiliki akar tunggang yang tumbuh lurus kebawah. Pada awal pertumbuhan akar lateral tumbuh di sekitar leherakar yang ridak jauh dari permukaan, sedangkan pada tanamandewasa akar-akar sekunder menyebar 15 cm – 30 cm di bawahpermukaan tanah. Pertumbuhan akar mencapai 50 cm pada umur 2tahun dan akan mempunyai perakaran lengkap setelah tanaman kakaoberumur 3 tahun (Sunanto 1992). Tanaman kakao adalah tanaman yangberasal dari biji, setelah mencapai tinggi 0,9 m – 1,5 m akanberhenti tumbuh dan akan membentuk jorket. Jorket adalah tempatpercabangan dari pola percabangan ortotrop (tunas yang tumbuh keatas) ke plagiotrop (tunas yang tumbuh ke samping) dan khas hanyapada tanaman kakao. Pembentukan jorket didahului denganberhentinya pertumbuhan ortotrop karena ruas-ruasnya tidakmemanjang. Pada cabang primer tumbuh cabang-cabang lateralsehingga tanaman membentuk tajuk-tajuk yang rimbun (Soenaryo,1983). Pada tanaman kakao dewasa sepanjang batang pokok tumbuhwiwilan atau tunas air. Dalam teknik budidaya yang benar, tunasair ini selalu dibuang, tetapi pada tanaman kakao liar tunas airtersebut akan membentuk batang dan jorket yang baru sehinggatanaman mempunyai jorket yang tersusun (Mamangkey, 1983).

Page 7: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

Taksonomi.

Menurut Tjitrosoepomo (1988) sistematika tanaman kakao sebagaiberikut :

Kingdom : PlantaeSpesies : Theobroma cacao LGenus : TheobromaFamili : SterculiaceaeDivisi : SpermatophytaSub divisi : AngiospermaeKelas : DicotyledoneaeSub kelas : DialypetalaeOrdo : Malvales

Sejarah.

Beberapa literatur mengatakan bahwa tanaman kakao berasaldari hutan-hutan tropis Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagianutara. Penduduk yang pertama kali memperkenalkan kakao sebagaibahan makanan dan minuman adalah suku Indian Maya dan Astek. SukuIndian Maya adalah suku yang hidup di wilayah yang kini disebutsebagai Guatemala, Yucatan, dan Honduras. Di Indonesia, tanamankakao diperkenalkan oleh orang Spanyol pada tahun 1560 diMinahasa, Sulawesi Utara. Ekspor pertama kali dari pelabuhanManado ke Manila pada 1825 - 1838 tercatat sebanyak 92 ton. Nilaiekspor tersebut menurun karena adanya serangan hama pada tanamankakao. Tahun 1919 Indonesia masih mampu mengekspor hingga 30 ton,tetapi setelah tahun 1928 ternyata ekspor tersebut terhenti (vanHall, 1932). Menurut van Hall, pada tahun 1859 sudah terdapat10.000 – 12.000 tanaman kakao di Ambon, dan dari pohon sebanyakitu dihasilkan 11,6 ton kakao

Budidaya Kakao

1. Syarat Tumbuh

Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhantanaman. Lingkungan alami tanaman kakao adalah hutan tropis.

Page 8: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

Ditinjau dari wilayah penanamannya, kakao ditanam pada daerah-daerah yang berada pada 10o LU-10o LS. Namun demikian, penyebarankakao umumnya berada di antara 7o LU-18o LS. Hal ini eratkaitannya dengan distribusi curah hujan dan jumlah penyinaranmatahari sepanjang tahun. Kakao juga masih toleran pada daerah20o LU-20o LS. Sehingga Indonesia yang berada pada 5o LU-10o LSmasih sesuai untuk pertanaman kakao. Ketinggian tempat diIndonesia yang ideal untuk penanaman kakao adalah < 800 m daripermukaan laut.

A. Curah Hujan

Dari segi tipe iklim, kakao sangat ideal ditanam pada daerah-daerah tipenya iklim A (menurut Koppen) atau B (menurut Scmidtdan Fergusson). Dengan distribusi curah hujan sepanjang tahuncurah hujan 1.100-3.000 mm per tahun. Curah hujan yang melebihi4.500 mm per tahun kurang baik karena berkaitan erat denganserangan penyakit busuk buah.

B. Suhu

Pengaruh suhu terhadap kakao erat kaitannya dengan ketersedianair, sinar matahari dan kelembaban. Faktor-faktor tersebut dapatdikelola melalui pemangkasan, penataan tanaman pelindung danirigasi. Suhu sangat berpengaruh terhadap pembentukan flush,pembungaan, serta kerusakan daun. Menurut hasil penelitian, suhuideal bagi tanaman kakao adalah 30o –32o C (maksimum) dan 18o -21o C (minimum).

C. Sinar Matahari

Lingkungan hidup alami tanaman kakao ialah hutan hujan tropisyang di dalam pertumbuhannya membutuhkan naungan untuk mengurangipencahayaan penuh. Cahaya matahari yang terlalu banyak akanmengakibatkan lilit batang kecil, daun sempit, dan batang relatifpendek. Pemanfaatan cahaya matahari semaksimal mungkindimaksudkan untuk mendapatkan intersepsi cahaya dan pencapaianindeks luas daun optimum. Kakao tergolong tanaman C3 yang mampuberfotosintesis pada suhu daun rendah. Fotosintesis maksimumdiperoleh pada saat penerimaan cahaya pada tajuk sebesar 20persen dari pencahayaan penuh.

Page 9: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

D. Tanah

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada tanah yang memilikipH 6-7,5 dengan kedalaman paling tidak 1 meter. Hal inidisebabkan terbatasnya ketersediaan hara pada pH tinggi dan efekracun dari Al, Mn, dan Fe pada pH rendah. Di samping faktorkemasaman, sifat kimia tanah yang juga turut berperan adalahkadar bahan organik. Kadar bahan organik yang tinggi akanmeningkatkan laju pertumbuhan pada masa sebelum panen. Untuk itubahan organik pada lapisan tanah setebal 0-15 cm sebaiknya lebihdari 3 persen. Kadar tersebut setara dengan 1,75 persen unsurkarbon yang dapat menyediakan hara dan air serta struktur tanahyang gembur.

Tekstur tanah yang baik untuk tanaman kakao adalah lempung liatberpasir dengan komposisi 30-40 %. Susunan demikian akan mem-pengaruhi ketersediaan air dan hara serta aerasi tanah. Strukturtanah yang remah dengan agregat yang mantap menciptakan gerakanair dan udara di dalam tanah sehingga menguntungkan bagi akar.Tanaman kakao menginginkan solum tanah minimal 90 cm.

2. Perbanyakan Tanaman

A. Perbanyakan Generatif

Perbanyakan secara generatif akan menghasilkan tanaman kakaosemaian dengan batang utama ortotrop yang tegak, mempunyai rumusdaun 3/8, dan pada umur tertentu akan membentuk perempatan/jorket(jorquet) dengan cabang-cabang plagiotrop yang mempunyai rumus1/2. Rumus daun 3/8 artinya sifat duduk daun seperti spiraldengan letak duduk daun pertama sejajar dengan daun ketiga padajumlah daun kedelapan. Sementara itu, rumus daun setengah artinyasifat duduk daun berseling dengan letak daun pertama sejajarkembali setelah daunkedua. Perbanyakan generatif bisa dilakukandengan dua cara, yakni secara buatan dan alami. Perbanyakansecara buatan dilakukan dengan menyilangkan dengan tangan.Sementara itu, perbanyakan secara alami biasanya dilakukan olehlalat.

Pembibitan. Bibit yang baik (klon unggul) dan sehat akan menjamin

Page 10: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

produksi yang baik pula.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembibitan adalah sebagaiberikut:(1) Permukaan tanah yang rata(2) Dekat dengan jalan untuk memudahkan pengangkutan(3) Saluran yang baik supaya air tidak tergenang(4) Dekat dengan sumber air(5) Berdekatan dengan lokasi penanaman(6) Hindari dari jangkauan ternak(7) Jarak dari lokasi serangan VSD > 150 m(8) Bersihkan daerah pembibitan dari semut.(9) Ditutup dengan atap plastik ini akan membantu

mengurangi resiko VSD

Naungan(1) Naungan 60-70% (dapat menggunakan palstik UV atau dari bahanalami seperti daun kelapa) (2) Untuk sambung pucuk plastik UV 30%(3) Naungan alami juga boleh dibuat dari daun kelapa dengansyarat ketinggian dua meter (4) Ukuran pembibitan tergantung daribanyaknya bibit yang akan diproduksi.

PenyiramanGunakan air bersih untuk menyiram dan waktu penyiraman terbaikadalah di pagi hari sebelum pukul 09.00.

Penyiangan(1) Siangi gulma seperti rumput dari dalam polybag, untukmenghindari kompetisi penyerapan unsur hara tanah (2) Janganmenggunakan herbisida, lakukan dengan mencabut dengan tangan.

Pengendalian Hama dan Penyakit

(1) Penyemprotan dengan fungisida sebanyak 0,5-1 gram yangdilarutkan dalam satu liter air ketika kotiledon terbelah dua,berdasarkan tingkat serangan jamur. (2) Penyemprotan insektisidasebanyak 0,5-1 ml yang dilarutkan dalam satu liter air, satuminggu setelahpenyemprotan fungisida.

Page 11: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

B. Perbanyakan Vegetatif

Bahan yang digunakan untuk perbanyakan secara vegetatif bisaberupa akar, batang, cabang, bisa juga daun. Sampai saat inibagian vegetatif tanaman kakao yang banyak digunakan sebagaibahan tanam untuk perbanyakan vegetatif adalah batang atau cabangyang disebut dengan entres. Ciri entres yang baik antara laintidak terlalu muda atau tua, ukurannya relatif sama dengan batangbawah, tidak terkena penyakit penggerek batang, dan masih segar.Perbanyakan vegetatif tanaman kakao dapat dilakukan dengan caraokulasi, setek, atau kultur jaringan.

Perbanyakan vegetatif yang lazim dilakukan adalah dengan okulasi,karena penyetekan masih sulit dilakukan di tingkat pekebun.Sementara itu, perbanyakan secara kultur jaringan masih dalampenelitian. Okulasi dilakukan dengan menempel-kan mata kayu padabatang kayu bawah yang telah disayat kulit kayunya dengan ukurantertentu, diikat, dan dipelihara sampai menempel dengan sempurnawalaupun tanpa ikatan lagi. Tanaman kakao hasil perbanyakanvegetatif memiliki bentuk pertumbuhan yang sesuai dengan entresyang digunakan. Beberapa metode perbanyakan vegetatif yangdigunakan pada budidaya tanaman kakao, adalah:

1. Okulasi2. Sambung samping3. Sambung pucuk

3. Persiapan Lahan

A. Pembersihan Areal

Pembersihan areal dilaksanakan mulai dari tahap survai/pengukuran sampai tahap pengendalian ilalang. Pelaksanaansurvai/pengukuran biasanya berlangsung selama satu bulan. Padatahap ini, pelaksanaan pekerjaan meliputi pemetaan topografi,penyebaran jenis tanah, serta penetapan batas areal yang akanditanami.

B. Pengolahan Tanah

Page 12: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

Pembersihan areal sering juga diakhiri dengan tahap pengolahantanah. Pengolalaan tanah biasanya dilaksanakan secara mekanis.Pengolahan tanah selain dinilai mahal, juga dapat mempercepatpengikisan lapisan tanah atas.

C. Tanaman Penutup Tanah

Untuk mempertahankan lapisan atas tanah dan menambah kesuburantanah, pembersihan areal terkadang diikuti dengan tahap penanamantanaman penutup tanah. Tanaman penutup tanah biasanya adalahjenis kacang-kacangan antara lain Centrosema pubescens,Colopogonium mucunoides, Puerarai javanica atau Pologoniumcaeruleum. Jarak tanam kacang-kacangan biasanya disesuaikandengan jarak tanam kakao yang hendak ditanam. Jika jarak tanamkakao 3 x 3 m maka terdapat 3 baris kacang-kacangan di antarabarisan kakao. Bila jarak tanam kakao 4,2 x 2,5 maka akanterdapat dua barisan kacangan dengan jarak 1,2 m. Biji ditanamdengan mempergunakan tugal.

D. Pohon Pelindung

Penanaman pohon pelindung sebelum penanaman kakao bertujuanmengurangi intensitas sinar mataharilangsung. Bukan berarti bahwa pohon pelindung tidak menimbulkanmasalah yang menyangkut biaya, sanitasi kebun, kemungkinanserangan hama dan penyakit, atau kompetisi hara dan air. Karenaitu, jumlah pemeli-haraan untuk meniadakan pohon pelindung padaareal penanaman kakao saat ini sedang dilakukan.

Manfaat Pohon Pelindung:

1. Melindungi Daun2. Menciptakan Iklim Mikro3. Menghindari Pencucian Hara4. Memperbaiki Struktur Tanah

E. Jarak TanamJarak tanam yang ideal bagi kakao adalah jarak yang sesuai

dengan perkembangan bagian tajuk tanaman serta cukup tersedianyaruang bagi perkembangan akar. Pemilihan jarak tanam eratkaitannya dengan sifat pertumbuhan tanaman, sumber bahan tanam,

Page 13: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

dan kesuburan tanah. Kakao dengan bahan tanaman Sca 6 misalnyamembutuhkan ruang pertumbuhan tajuk yang lebih kecil dibandingkandengan klon lainnya. Dengan kata lain jarak tanam tergantung dariluasan tajuk yang akan dibentuk tanaman. Masing-masing klon kakaoberbeda dalam bentuk tajuknya. Pada tanah dengan kandungan hara(kesuburan) yang rendah maka jarak tanam yang digunakan lebihlebar, sedangkan pada tanah yang subur jarak tanamnya dapatdirapatkan. Berbagai jarak tanam dengan jumlah populasi tanamanper hektar disajikan pada tabel berikut.

Jarak tanam dan jumlahpohon per hektar2,4 x 2,4 1.6803 x 3 1.1004 x 4 6255 x 5 4003,96 x 1,83 1.3802,5 x 3 1.3334 x 2 1.2503 x 2,6 1.250

Sumber : Siregar et al.(2003)

4. Pemupukan dan Pemangkasan

A. Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah tanaman kakao berumur dua bulan dilapangan. Pemupukan pada tanamanyang belum menghasilkan dilaksanakan dengan cara menaburkan pupuksecara merata dengan jarak 15 –50 cm (untuk umur 2 – 10 bulan)dan 50 – 75 cm (untuk umur 14 – 20 bulan) dari batang utama.Untuk tanaman yang telah menghasilkan, penaburan pupuk dilakukanpada jarak 50 – 75 cm dari batang utama. Penaburan pupukdilakukan dalam alur sedalam 10 cm.

B. Pemangkasan

Selama masa tanaman belum menghasilkan pemeliharaan ditunjukkankepada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif

Page 14: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

yang baik. Di samping itu, pemangkasan pohoh pelindung tetap jugadilaksanakan agar percabangan dan dedaunnya tumbuh tinggi danbaik. Sedangkan pohon pelindung sementara dipangkas dan akhirnyadimusnahkan sejalan dengan pertumbuhan kakao. Pohon pelindungsementara yang dibiarkan akan membatasi pertumbuhan kakao, karenamenghalangi sinar matahari serta menimbulkan persaingan dengantanaman utama dalam mendapatkan air dan hara.

Bagi tanaman kakao, pemangkasan adalah suatu usaha meningkatkanproduksi dan mempertahankan umur ekonomis tanaman. Secara umum,pemangkasan bertujuan untuk:- Mendapatkan pertumbuhan tajuk yang seimbang dan kokoh.- Mengurangi kelembaban sehingga aman dari serangan hama danpenyakit.- Memudahkan pelaksanaan panen dan pemeliharaan.- Mendapatkan produksi yang tinggi

Pemangkasan BentukPada tanaman kakao yang belum menghasilkan (TBM), setelah

umur 8 bulan perlu dilaksanakan pemangkasan. Pemangkasan demikiandisebut pemangkasan bentuk. Sekali dua minggu tunas-tunas airdipangkas dengan cara memotong tepat dipangkal batang utama ataucabang primer yang tumbuh. Sebanyak 5 - 6 cabang dikurangisehingga hanya tinggal 3 - 4 cabang saja. Cabang yang dibutuhkanadalah cabang yang simetris terhadap batang utama, kukuh, dansehat. Cabang-cabang primernya terbuka, sehingga jorket langsungterkena sinar matahari.Kadang-kadang dilakukan juga pemangkasanterhadap cabang primer yang tumbuhnya lebih dari 150 cm. Hal inibertujuan untuk merangsang tumbuhanya cabang-cabang sekunder.Untuk bibit vegetatif, pemangkasan TMBdilaksanakan agar cabang yang tumbuh tidak rendah. PemangkasanProduksi Bentuk pemangkasan yang lain adalah pemangkasanproduksi. Pada pemangkasan ini cabang-cabang yang tidakproduktif, tumbuh ke arah dalam, menggantung, atau cabang kering,menambah kelembaban, dan dapat mengurangi intensitas mataharibagi daun.

Pemangkasan Pemeliharaan Pemangkasan pemeliharaan dilakukan dengan cara memotong

cabang-cabang sekunder dan tersier yang tumbuhnya kurang dari 40

Page 15: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

cm dari pangkal cabang primer ataupun sekunder. Cabang-cabangdemikian bila dibiarkan tumbuh akan membesar sehingga semakinmenyulitkan ketepatan pemangkasan. Di samping itu pemangkasansemakin sukar dilaksanakan dan semakin merugikan tanaman kakaotersebut.

5. Panen dan Pasca Panen

A. Pemetikan dan Sortasi BuahBuah kakao dipetik apabila sudah cukup masak, yakni ditandai dengan adanya perubahan warna kulit buah.Pada satu tahun terdapat puncak panen satu atau dua kali yang terjadi 5 - 6 bulan setelah perubahan musim. Buah hasil pemetikan dipisahkan antara yang baik dan yang jelek. Frekuensi pemanenan ditentukanoleh jumlah buah yang masak pada satu periode pemanenan. Jumlah minimum fermentasi adalah 100 kgbuah segar. Petani biasanya memanen 5 - 6 kali pada musim puncak panen dengan interval satu minggu.Buah siap panen dan pemetikan buah

B. Pemeraman dan Pemecahan BuahPemeraman dilakukan selama 5 - 12 hari tergantung kondisi setempat dan pematangan buah, dengan cara (a). Mengatur tempat agar cukup bersih dan terbuka, (b). Menggunakan wadah pemeraman seperti keranjang atau karung goni, (c). Memberi alas pada permukaan tanah dan menutup permukaan tumpukan buah dengan daun-daun kering. Cara ini menurunkan jumlah biji kakao rusak dari 15%menjadi 5%.Pemecahan buah dapat dilakukan dengan pemukul kayu, pemukul berpisau atau hanya dengan pisauapabila sudah berpengalaman. Selama pemecahan dilakukan sortasi buah dan biji basah.Penyimpanan buah sebelum fermentasi hal yang baik dilakukan. DiMalaysia penyimpanan dan penghamparan buah sebelum fermentasi akan menghasilkan biji kakao yang bercita rasa coklat lebih baik.

Page 16: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

Kadar kulit buah berkisar 61.0 – 86.4% dengan rata-rata 74.3%. dan kadar biji segar 39.0%-13.6% dengan ratarata 25.7%.Setelah pemecahan buah, biji superior dan inferior dimasukkan kedalam karung plastik dan ditimbanguntuk menentukan jumlah hasil pemanenan. Di pabrik, biji ditimbang ulang untuk melihat bobotpenyusutannya. Pemeriksaan mutu dilakukan sebelum difermentasi.

C. Fermentasi Fermentasi dilakukan untuk memperoleh biji kakao kering yangbermutu baik dan memiliki aroma serta cita rasa khas coklat.Citra rasa khas coklat ditentukan oleh fermentasi danpenyangraian. Fermentasi dapat dilakukan dalam kotak, dalam tumpukan maupundalam keranjang. Kotak dibuat dari kayu dengan lubang didasarnyauntuk membuang cairan fermentasi atau keluar masuknya udara. Bijiditutup dengan daun pisang atau karung goni untuk mempertahankanpanas. Selanjutnya diaduk setiap hari atau dua hari selama waktu6-8 hari. Kotak yang kedalamannya 42 cm cukup diaduk sekali sajaselama 2 hari. Tingkat keasamannya lebih rendah dibandingkanlebih dari 42 cm. Fermentasi tidak boleh lebih dari 7 hari.Setelah difermentasi biji kakao segera dikeringkan.

D. Perendaman dan Pencucian Pencucian dilakukan setelah fermentasi untuk mengurangi pulpyang melekat pada biji. Biji direndamselama 3 jam untuk meningkatkan jumlah biji bulat dan penampilanmenarik. Kadar kulit biji yang dikehendaki maksimum 12%.

E. Pengeringan dan TemperingTujuan utama pengeringan adalah mengurangi kadar air biji dari 60% menjadi 6-7% sehingga aman selama pengangkutan dan pengapalan. Pengeringan dilakukan dengan penjemuran, memakai alatpengering.Penjemuran cara yang paling baik dan murah. Kapasitas per m2 lantai adalah 15 kg. Biji kakao dapat kering setelah 7-10 hari. Selama penjemuran hamparan biji perlu dibalikkan 1-2 jam sekali. Selama penjemuran biji dirawat dengan membuang serpihan kulit buah, plasenta, material asing dan biji yang cacat.

Page 17: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

Pada daerah yang curah hujannya agak tinggi dan produksi biji kakao banyak, penjemuran saja tidak cukup tapi diperlukan pengering mekanis. Pengolahan konvensional yang masih ditetapkan adalah penjemuran 1 hari dan pengeringan mesin selama 24 jam efektif, yaitu flat bed dryer yang dioperasikan suhu lebih dari 60oC. Tempering adalah proses penyesuaian suhu pada biji dengan suhu udara sekitarnya setelah dikeringkan, agar biji tidak mengalami kerusakan fisik pada tahap berikutnya. Biasanya ditempat gudang timbunsementara kapasitasnya 330 kg biji kakao kering/m2. Sortasi kemudian dilakukan lagi setelah 5 hari dandilakukan pengemasan.

F. Sortasi Sortasi ditujukan untuk memisahkan biji kakao dari kotoran yangmelekat dan mengelompokkan bijiberdasarkan kenampakan fisik dan ukuran biji.Biji kakao yang telah 5 hari kering disortasiProses sortasi dilakukan secara manual

G. Pengemasan dan PenyimpananBiji kakao kering dan bersih dikemas dalam karung bersih dandisimpan dalam gudang.Penyimpanan dan pengelolaan biji kakao kering dilkakukanmengikuti Standar Prosedur Operasional (SPO) penanganan bijikakao di kesportir, SPO fumigasi kakao di gudang, dan SPOfumigasi kakao di container.

Situasi dan Permasalahan Komoditas Kakao di LokasiPerkebunan yang menjadi tempat pengamatan adalah Kebun

Percobaan Sukamantri University Farm. Perkebunan ini pada awalnyadigunakan untuk kebun percobaan mahasiswa, namun sekarang sudahmenjadi kebun kakao yang sudah ditinggalkan. Pada pengamatanpertama terdapat banyak gejala penyakit pada buah, daun, danbatang. Perawatan perkebunan kakao ini semakin tidak diperhatikansehingga banyak gulma yang tumbuh, dan pohon kakao tumbuh tinggikarena tidak dilakukan penebangan.pada sekitar kebun tidakdilakukan sanitasi.

Page 18: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

Penyakit dan gejala 1. Busuk buah (Phytophthora palmivora)

Gejala: warna buah berubah, umumnya mulai dari ujung buahatau dari tangkai buah yang dengan cepat meluas keseluruhbuah, buah menjadi hitam, pada permungkaan buah yang sakitdan menjadi hitam akan tibul lapiasan yang berwarna putihbertepung

Pengendalian- Mengumpulkan semua buah yang terkena penyakit menjadi

satu dan dibakar atau dikubur dengan kedalaman satu metersampai satu setengah meter

- Megurangi kelembaban kebun dengan cara sanitasi danpemangkasan tanaman cacao sehingga matahari bisa mengenaitanah

- Melakukan pengontrolan yang rutin setiap bulan danmeningkatkan pengotrolan ketika musim hujan karna padamusim hujan kelembabban meningkat dan spora dariPhytophthora palmivora akan mudah menyebar melalui percikkanhujan maupun air hujan

- Melakukan pemanenan buah yang masak secara rutin dansekaligus membersihkan batang tanaman cacao denagan rutin

2. Kanker batang (Phytophthora palmivora)Yang dimaksud dengan kanker dalam ilmu penyakit tumbuhanadalah lika yang terbatas jelas pada kulit, dikelilingi olehjaringan kalus, yang ssering kali terbuka sehingga kayutanpak dari luar. Penyakakit kanker batang kakao pada batangdan cabang yang besar terdapat tempat yang warnanya lebihgelap dan agak lebih mengendap, pada tanaman yang sangatrentan sering mengeluarkan cairan kemerahan, yang setelahkering tanpak seperti lapisan karat pada permungkaan kulit.

Pengendalian- buah dengan cara mengumpulkan buah yang terserang dan

membakar atau memendam dalam tanah dengan ketentuantertutup tanah setebal 20 cm,

Page 19: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

- Melakukan pengontrolan secara rutin sehingga infeksi padakulit dapat diketahui, jika terdapat tanda gejala segeradi korek dan di bersihkan, lakukan perawatan kebun debgancara membersihkan gulma dan mengontrol kelembabanperkebunanan.

3. Jamur upas (Upasia salmonicalor)Jamur menyerang cabang yang sudah berkayu, pada bagian inimula-mula terdapat benang-benag jamur yang megkilat sepertiperak, sangat mirip dengan sarang laba-laba seterusnya jamurmembentuk karat merah jambu pada bagian batang bagian ujungbatang, pada bagian ujung cabang yang sakit daun-daun layudengan agak mendadak, sehingga banyak yang tetap melekatpada cabanag meskipun sudah kering

Pengendalian- Melalukan perawatan yang lebih baik dengan cara memangkas

tanaman kakao dan mengurangi kelembapan kebun- Lakukan pemotongan pada ranting yang terkena penyakit

atau jamur upas dengan jarak minimal 25 cm di bawahbagian yang berjamur

4. Penyakit Colletotrichum ( Colletotrichum gloeosporioides )Penyakit dapat timbul pada daun, ranting dan buah. Pada daunmuda menyebabkan matinya daun atau sebagian dari helaiandaun. Gejala ini sering disebut sebagai hawar daun. Daunmuda yang sakit juga dapat membentuk bintik-bintik kecil danmudah gugur. Pada daun dewasa dapat menyebabkan terjadinyabercak-barcak nekrosis (jaringan mati) yang terbatas tidakteratur, bercak-bercak ini kelak dapat menjadi lubangterbentuknya lingkaran berwarna kuning (Halo) di sekelilingjaringan yang sakit, dan terjadinya jaringan mati yangmelekuk

Pengendalian - Mengurangi kelembaban kebun dengan melakukan pemangkasan

tanaman kakao dan mengumpulkan semua daun atau rantingyang terkena penyakit dan memendam di dalam tanah denganpenutup tanah minimum 30 cm

Page 20: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

- Mengendalikan penyakit busuk buah dan kanker batang padatanaman kakao. Untuk mengurangi sumber infeksi ranting-ranting dipotong dan buah-buah yang sakit dikumpulkan dandi bakar atau di pendam dalam tanah

Page 21: Praktikum Hama dan Penyakit Tanaman Perkebunnan (PTN 306

DAFTAR PUSTAKA .

Febriyanto F. 2013. Kakao komoditi andalan Indonesia. [internet][diunduh pada 23 Februari 2015] tersedia pada :http://www.antaranews.com/berita/396237/kakao-komoditi-andalan-indonesiaMamangkey, 1983. Greenhouse Operation and Management 2nd Edition.Reston Pubhlishing Company, Inc, Virgina

Susanto, F. X. 1994. Tanaman Kakao, Budidaya, dan Pengolahan Hasil. AksiAgraris. Yogyakarta. 95 ha

Soenaryo, 1983. Upaya Meningkatkan Produksi Cacao. PenerbitErlangga. Jakarta.

Tjitrosoepomo, S., 1988. Budidaya Cacao. Penerbit Kansius.Yogyakarta