BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hematologi berasal dari
bahasa yunani, yaitu hemo atau hemato atau haima yang berarti
darah, dan ologi atau logos yang berarti pengetahuan tentang.
Secara harfiah, hematologi diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang darah. Oleh karena itu, hematologi ini adalah
ilmu pengetahuan yang sangat penting untuk dipelajari oleh manusia
agar kita dapat mengetahui fungsi, unsur-unsur, serta mekanisme
yang terjadi dalam darah. Darah adalah cairan yang terdapat pada
semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang
berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan
juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo atau
hemato yang berasala dari bahasa yunani haima yang berarti darah.
Dengan meningkatnya kompleksitas organisme, problema penyediaan
lingkungan yang memadai bagi tiap-tiap sel, semakin menjadi sulit.
Hewanhewan tingkat tinggi mempunyai sistem sirkulasi darah dan
cairan-cairan sebagai suatu cara untuk mempertahankan lingkungan
yang relatif konstan bagi semua sel. Manusia dan makhluk tingkat
tinggi lainnya (kecuali tumbuhan) tidak akan dapat hidup tanpa
adanya darah didalam tubuhnya, karena darah ini merupakan cairan
yang memiliki fungsi yang kompleks sebagai penunjang kehidupan.
Darah manusia sekilas tampak sederhana, cairan biasa berwarna
merah, seolah tak ada yang istimewa dari darah, dan seseorang
mungkin berpikir bawah darah terbuat dari cairan biasa yang diberi
pewarna merah. Namun fakta bahwa manusia akan sakit, bahkan mati,
ketika kekurangan darah atau menderita kelainan darah menunjukkan
bahwa darah bukanlah cairan biasa. Darah dapat diartikan sebagai
nyawa dari suatu kehidupan, karena dalam darahlah banyak terjadi
suatu reaksi yang mengatur proses kehidupan. Tanpa darah ataupun
saat mahluk hidup kekurangan darah maka ia akan sakit bahkan
mati. Adanya bibit penyakit dalam darah pun akan berpengaruh
terhadap kinerja ataupun produktivitas orang itu sendiri. Banyak
sekali jenis penyakit yang diawali atau yang biasa menyerang darah
ini, contohnya yaitu leukimia, yaitu suatu penyakit yang menyerang
darah yang disebabkan banyaknya sel darah puti dalam darah sehingga
ia memakan sel darah merah yang ada didalamnya. Setiap makhluk
hidup memiliki bentuk sel darah yang berbeda satu sama lain,
meskipun memiliki kesamaan dalam proses pembentukannya. Pada
manusia darah ini dibedakan menjadi beberapa macam atau biasa
disebut dengan golongan darah. Ada goloangan darah A, B, AB, dan O,
ini dilakukan karena darah tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda sehingga dibedakan menjadi beberapa macam. Selain itu,
dalam darah pun terdapat elemen-elemen yang berbentuk meliputi
sel-sel darah merah, sel-sel darah putih, dan keping darah. Karena
sel-sel darah merah dan keping darah keduanya mempunyai nukleus,
maka tidak dimasukkan kedalam jenis sel yang khas. Hal yang tidak
kalah pentingnya menenai darah ini adalah PH darah. pH darah
menggambarakan konsentrasi ion hidrogen, yang menggambarkan
keasaman atau kebasaan relatif dari larutan. pH darah dipertahankan
didalam suatu batas-batas yang relatif sempit oleh adanya buffer
kimia, terutama natrium bikarbonat. Dalam darah terjadi peredaran
darah, ini memungkinkan untuk darah dapat mengirimkan oksigen dan
zat-zat nutrien lain keseluruh tubuh. Dalam proses peredaran darah
organ yang bertugasa dalam peredaran darah ini adalah pembuluh
darah. Pembuluh yang mengedarkan darah dari jantung ke bagian lain
disebut arteri. Sedangkan yang membwa darah menuju ke jantung
disebut vena. Disemping itu, pembuluh yang membawa cairan jaringan
atau cairan limfa menuju ke vena-vena besar disebut pembuluh limfa/
limfatik. Selain itu darah ini pun berwarna merah, ini dipengarauhi
oleh hemoglobin yang terdapat dalam darah, hemoglobin inilah yang
bertugas untuk mengalirkan oksigen dari paru-paru ke
jaringan-jaringan.
B. Tujuan Adapun tujuan intriksional khusus dari praktikum yang
dilakukan adalah : 1. Untuk dapat mengetahui suhu tubuh dan
frekuensi denyut jantung pada itik pada saat suhu panas dan suhu
dingin. 2. Dapat mengetahui bentuk atau gambar sel darah itik. 3.
Dapat mengetahui cara pengambilan darah pada ternak, yang pada
praktikum kali ini menggunakan itik sebagai objeknya. 4. Untuk
dapat mengetahui pengaruh dari perusakan saraf pusat (cellebrum)
pada katak terhadap kinerja dari organ tubuh katak yang lain. 5.
Mengetahui unsur-unsur atau bagian-bagian yang menyusun darah. 6.
Mengetahui fungsi serta mekanisme peredaran darah pada ternak itik.
7. Mengetahui mekanisme penggumpalan darah pada ternak. 8. Untuk
dapat mengetahui perbedaan struktur darah pada berbagai jenis
ternak, terutama itik.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Darah Darah adalah jaringan cair yang
terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel darah. Sel darah
terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit.
Volume darah secara keseluruhan adalah satu per dua belas berat
badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah plasma darah,
sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. (Evelyn C. Pearce, 2006)
Adapun fungsi darah adalah sebagai berikut : 1. Membawa nutrien
yang telah disiapkan oleh saluran pencernaan, menuju ke jaringan
tubuh. 2. Membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan. 3. Membawa
karbon dioksida dari jaringan ke paru-paru. 4. Membawa produk
buangan dari berbagai jaringan menuju ke ginjal untuk
diekskresikan. 5. Membawa hormon dari kelenjar endokrin ke
organ-organ lain didalam tubuh. 6. Berperan penting dalam
pengendalian suhu, dengan cara mengangkut panas dari struktur yang
lebih dalam menuju ke permukaan tubuh. 7. Ikut berperan dalam
mempertahankan keseimbangan air. 8. Berperan dalam sistem buffer,
seperti bikarbonat di dalam darah membantu mempertahankan pH yang
konstan pada jaringan dan cairan tubuh. 9. Penggumpalan dan
pembekuan darah mencegah terjadinya kehilangan darah yang
berlebihan pada saat luka. 10. Mengandung faktor-faktor penting
untuk mempertahankan tubuh terhadap penyakit (R.D.Frandson:1996) B.
Hemoglobin Hemoglobin ialah protein yang kaya akan zat besi.
Hemoglobin memiliki afinitas (daya gabung) terhadap oksigen. Dengan
fungsi ini maka oksigen dibawa dari paru-paru ke jaringan-jaringan.
Jumlah hemoglobin dalam darah normal ialah
kira-kira 15 gram setiap 100 ml darah, dan jumlah ini biasanya
disebut 100 persen. (Evelyn C. Pearce, 2006). a. Struktur
Hemoglobin Molekul-molekul hemoglobin terdiri dari dua pasang
rantai polipeptida (globin) dan empat gugus haem yang masing-masing
mengandung sebuah atom besi (Adji Darmawan, 1985). b. Fungsi
Hemoglobin Hemoglobin memiliki fungsi sebagai berikut : 1).
Mengatur pertukaran oksigen dengan karbondioksida di dalam
jaringanjaringan tubuh. 2). Mengambil oksigen dari paru-paru
kemudian dibawa ke seluruh jaringanjaringan tubuh untuk dipakai
sebagai bahan bakar. 3). Membawa karbondioksida dari
jaringan-jaringan tubuh sebagai hasil metabolisme ke paru-paru
untuk dibuang. 4). Kelainan metabolisme hemoglobin. C. Darah
Kapiler Darah kapiler adalah darah yang didapat dari pembuluh
kapiler yang sangat kecil dimana tempat arteri berakhir. Makin
kecil arteriol makin menghilang ketiga lapis dindingmya sehingga
ketika sampai pada kapiler yang sehalus rambut, dinding itu tinggal
satu lapis saja, yaitu lapisan endotelium. Lapisan yang sangat
tipis itu memungkinkan limfe merembes keluar membentuk cairan
jaringan membawa air, mineral dan zat makanan untuk sel, dan
melalui pertukaran gas antara pembuluh kapiler dan jaringan sel,
menyediakan oksigen dan menyingkirkan bahan buangan termasuk
karbondioksida (Evelyn C. Pearce, 2006). Faktor-faktor kesalahan
yang mempengaruhi kualitas darah kapiler : 1) Cara penusukan jari
yang tidak terlalu dalam, sehingga jari harus ditekantekan
menyebabkan darah bercampur dengan cairan intestinal dan darah akan
menjadi encer.
2) Saat penusukan masih ada sisa alkohol 70% yang belum kering,
sehingga akan mempengaruhi kadar hemoglobin. D. Darah Vena Darah
vena adalah darah yang berasal dari pembuluh darah vena, membawa
darah miskin akan oksigen menuju ke jantung. Pembuluh darah vena
juga berdinding tiga lapis seperti arteri, tetapi lapisan tengah
berotot lebih tipis, kurang kuat, lebih mudah kempes, dan kurang
elastis dari pada arteri. Pada umumnya semua pembuluh vena cukup
besar dan letaknya superficial dapat dipergunakan pengambilan
darah. Tetapi pada prakteknya yang sering digunakan adalah vena
difosa cubiti. Pada anak kecil atau bayi darah dapat diambil pada
vena jugularis externa, vena femoralis, bahkan dari sinus sagitalis
superior. (Evelyn C. Pearce, 2006) Faktor-faktor kesalahan yang
mempengaruhi kualitas darah vena : 1) Cara pengambilan darah tidak
sesuai dengan standar sehingga terjadi hemolisis. 2) Terjadi
pembekuan darah atau pencampuran darah dengan antikoagulan yang
kurang baik. 3) Cara pemipetan yang kurang tepat, dilihat dari
kualitas alat maupun kemampuan pemeriksa.
BAB III WAKTU DAN PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Hari/ Tanggal
: Jumat/ 11 Mei 2012 Waktu Tempat : 15:00 wib s/d selesai :
Laboratorium Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya.
B. Alat dan Bahan Alat : 1. Stetoskop 2. Mikroskop 3. Jarum Suntik
4. Termometer 5. Tabung kecil 6. Tisu 7. Kapas 8. Pisau kecil
Bahan : 1. 1 ekor itik 2. 1 ekor katak 3. Alkohol C. Cara Kerja
Pada praktikum kali ini, adapun cara kerja yang dilakukan adalah ;
pertama-tama kita siapkan satu ekor itik yang masih hidup.
Kemudian, pada saat suhu panas kita ukur suhu tubuhnya menggunakan
termometer yang diletakkan dikloakanya. Setelah itu, kita hitung
frekuensi denyut jantung dari itik tersebut menggunakan stetoskop.
Hasil yang didapatkan dari pengukuran yang telah dilakukan kemudian
dicatat. Ulangi cara kerja tersebut pada saat suhu dingin atau pada
saat itik tenang.
Kemudian, itik tersebut kita ambil darahnya menggunakan jarum
suntik. Untuk pengambilan darah, kita ambil darah dibagian pembuluh
darahnya dan darah yang telah didapatkan dimasukkan kedalam tabung
kecil. Kemudian darah tersebut diletakkan diatas kaca kecil dan
langsung diteliti dibawah mikroskop, amati apa yang terjadi dengan
darah itik tersebut. Selain itik, pada praktikum kali ini juga
menggunakan katak sebagai objek praktikum, dimana katak tersebut
diletakkan diatas meja kemudian kita tusuk saraf pusatnya
(cellebrum) menggunakan pisau kecil, setelah itu kita perhatikan
apa yang terjadi dengan katak tersebut.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan dengan menggunakan itik dan katak, telah didapatkan
hasil dari praktikum, sebagai berikut : Hasil perhitungan frekuensi
denyut jantung itik: NO. Macam Percobaan Frekuensi Denyut Jantung
(menit) Sebelum 1. 2. Suhu Dingin Suhu Panas 154 167 Sesudah 160
187
Hasil pengukuran suhu tubuh itik : NO. Macam Percobaan Sebelum
1. 2. Suhu Dingin Suhu Panas 42,0 41.7 Suhu Tubuh Sesudah 42,0
42,0
B. Pembahasan Darah adalah cairan yang terdapat pada semua
makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi
mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan
tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Hasil
praktikum mengenai suhu tubuh itik ini dapat diketahui bahwa
pengukuran suhu tubuh dilakukan dalam dua kali, yang pertama
dilakukan pada saat suhu tubuh dingin atau pada saat itik tenang,
dan pada saat suhu tubuh itik panas atau saat itik mengalami
stress. Hasil yang diperoleh pun berbeda, pada saat itik tenang
hasil yang didapatkan cenderung lebih besar, sedangkan pada saat
itik mengalami stress hasil yang didapatkan cenderung kecil. Dengan
demikian, kondisi ataupun keadaan ternak sangat mempengaruhi nilai
suhu tubuh dari ternak itu sendiri.
Pada praktikum darah dengan melakukan pengambilan sempel darah
melalui pembuluh darah itik dan kemudian diteliti dibawah mikroskop
dapat diketahui bahwa ada beberapa unsur yang menyusun darah yaitu
diantaranya : sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(leukosit), keping darah (trombosit), plasma dan serum. 1. Sel
Darah Merah Se-sel darah merah atau eritrosit (Bahasa Yunani:
eritro= merah, dan sit= sel) adalah sel-sel yang diameter
rata-ratanya sebesar 7,5 , dengan spesialisasi untuk pengangkutan
oksigen. Sel-sel ini merupakan cakram (disk) yang bikonkaf,denga
pinggiran sirkuler yang tebalnya 1,5 dan pusatnya yang tipis.
Cakram yang bikonkaf tersebut mempunyai permukaan yang relatif luas
untuk pertukaran oksigen melintasi membran sel. Sel darah merah
hanya terdapat dalam pembuluh darah dan mengandung hemoglobin. Pada
mammalia, sel darah merah berbentuk bundar pipih, oval,dan tanpa
inti, sementara pada unggas sel darah merahnya masih memiliki inti.
Dalam setiap sel darah merah mengandung sekitar 180 juta molekul
hemoglobin dan setiap 1 molekul hemoglobin mampu mengikat 4 molekul
oksigen. Bila hemoglobin kurang atau tidak ada, maka dibutuhkan
plasma 70 kali lebih banyak untuk dapat melarutkan oksigen dengan
cukup. Dari segi kimia, hemoglobin merupakan suatu senyawa organik
yang kompleks yang terdiri dari empat pigmen porfirin merah (heme),
masing-masing mengandung atom besi ditambah globin, yang merupakan
protein globular yang terdiri dari empat rantai asam amino.
Hemoglobin bergabung dengan oksigen udara yang terdapat didalam
paru, hingga terbentuklah oksihemoglobin, yang selanjutnya
melepaskan oksigen tersebut ke sel-sel jaringan didalam tubuh.
Karena adanya hemoglobin, darah dapat mengangkut sekitar 60 kali
oksigen lebih banyak dibandingkan dengan air dalam jumlah dan
kondisi yang sama. 2. Sel Darah Putih Sel darah putih disebut juga
leukosit. Sel darah putih berfungsi sebagai sistem kekebalan tubuh,
yang membantu tubuh melawan berbagai penyakit
infeksi. Jumlah sel darah putih pada ternak bervariasi,
8000-20000/mm3 (Heath and Oluswnya,1985) tergantung kepada
spesiesnya. Berbeda dengan eritrosit, leukosit tidak memiliki
bentuk yang tetap. Hal ini berfungsi untuk memudahkan untuk melawan
invasi bakteri. Tingginya jumlah sel darah putih mengindikasikan
adanya infeksi penyakit pada ternak. Sel darah putih memiliki 2
kelompok, yaitu kelompok sel granulosit dan kelompok sel
agranulosit. Kelompok sel granulosit adalah kelompok sel yang dalam
sitoplasmanya memiliki butir-butir kasar yang disebut granula.
Granula tersebut tidak lain adalah lisosom yang mengandung enzim
hidrolitik. Kelompok ini terdiri atas : eosofil, basofil, dan
neutrofil. Sedangkan agranulosit adalah kelompok sel yang dalam
sitoplasmanya tidak terdapat butir-butir granula. Kelompok sel
agranulosit ini terdiri dari : limfosit dan monosit. 3. Keping
Darah Keping darah disebut juga trombosit atau sel darah pembeku
karena didalamnya mengandung banyak faktor pembeku. Keping darah
ini berfungsi membantu menghentikan pendarahan dengan membentuk
gumpalan atau clot. Jika trombosit kurang, maka ternak akan
mengalami trombisitpenia. Akibatnya, hewan mudah mengalami
pendarahan dan memar. 4. Plasma Plasma adalah cairan cairan darah
yang didalamnya terkandung unsur/faktor pembeku antara lain
benang-benang fibrin/ fibrinogen yang berguna untuk menutup luka.
Apabila suatu sampel darah diberi zat untuk mencegah penggumpalan
dan dibiarkan tenang tak terganggu, sel-selnya akan turun dan
mengendap (settle) kebagian dasar, hingga akan terlihatlah suatu
cairan dibagian atas yang berwarna bening kekuningan, bagian cair
itulah yang disebut dengan plasma, yang oleh sarjana Claude Berard
dikatakan sebagai lingkungan internal yang secara langsung maupun
tidak langsung merendami semua sel tubuh dan melindunginya dari
pengaruh luar. Jadi plasma darah dari hewan vertebrata kelas
tinggi, seakan
menggantikan fungsi air laut yang diperkirakan merupakan
lingkungan dari kehidupan primitif. 5. Serum Serum adalah cairan
darah yang sudah tidak mengandung faktor pembeku. Serum akan
ditemukan pada saat luka atau saat terjadi cloting. Apabila darah
menggumpal didalam suatu tabung reaksi, terbentuklah suatu massa
padat yang berwarna merah. Akan tetapi, bila dibiarkan agak lama,
gumpalan itu akan berkontraksi dan menghasilkan cairan kuning
supernatan yang dinamakan serum. Pada intinya, serum adalah plasma
dikurangi fibrinogen dan faktor-faktor penggumpalan darah.
Kenyataan bahwa serum mengandung antibodi yang barangkali telah
dibentuknya, menyebabkab serum itu berparan dalam pencegahan dan
pengobatan penyakit. Dalam darah sering terjadi proses penggumpalan
atau yang biasa disebut dengan koagulasi. Ini terjadi apabila darah
ditampung dan dibiarka begitu saja. Akan terjadi massa yang
menyerupai jeli, yang kemudian berubah menjadi massa yang memadat
dengan meninggalkan cairan jernih, yang disebut serum darah.
Apabila pembuluh darah seekor ternak terpotong atau rusak,
pertama-tama akan terjadi penyempitan bagian yang terluka itu. Hal
ini terjadi karena : 1. Kontraksi miogenik dari otot polos, sebagai
suatuspasme lokal, dan 2. Refleks saraf simpatetik, yang merangsang
serabut-serabut adrenergik yang menginervasi otot polos dari
dinding pembuluh lokal. Kontraksi ini menyempitkan bukaan pembuluh
guna mengurangi arus darah yang akan keluar. Spasme akan
berlangsung kira-kira 20 menit yang memungkinkan terbentuknya
platelet plug dan berlangsungnya koagulasi.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Semakin
(tenang) dingin suhu tubuh dari ternak, maka nilai hasil
pengukurannya pun semakin besar. Begitupun sebaliknya, pada suhu
panas (stres) nilai yang diperoleh semakin kecil. 2. Karakteristik
khusus dari darah adalah darah akan mengalami koagulasi atau blood
clot, yaitu proses pembekuan darah, jika keluar dari pembuluh darah
akibat luka. Unsur yang berperan dalam proses pembekuan darah ini
adalah trombosit atau keping darah. 3. Didalam darah terdapat
unsur-unsur yang menyusun darah, antara lain: sel darah merah, sel
darah putih, keping darah, plasma dan serum. 4. Bentuk sel darah
pada ternak berbeda-beda, yang paling menonjol perbedaan tersebut
adalah pada sel darah itik, bentuk sel darah itik ini lebih besar
dibandingkan sel darah kelinci dan ayam. 5. Dalam sel darah merah
mengandung hemoglobin yang memiliki kemampuan untuk mengangkut
oksigen, serta menjadi penyebab timbulnya warna merah pada darah.
6. Sel darah putih terbagi atas 2 kelompok, yaitu kelompok sel
granulosit dan kelompok sel agranulosit. 7. Perbedaan antara plasma
dan serum terdapat pada cara memperolehnya. Dimana, plasma
diperoleh melalui proses sentrifugasi yang sebelumnya diberikan
anticoagulant/ anti pembekuan. Sedangkan serum diperoleh bila
terjadi clotting. 8. Hemopoiesis adalah suatu proses dimana
terjadinya pembentukan sel darah, baik sel darah merah maupun sel
darah putih. 9. Anticoagulant adalah zat yang berfungsi untuk
mencegah pembekuan.
B. Saran Adapun saran yang ingin disampaikan mengenai praktikum
fisiologi ternak tentang darah ini, yaitu: 1. Sebelum memulai
praktikum hendaknya praktikan dapat memastikan semua alat dan bahan
yang dibutuhkan dalam praktikum ini telah tersedia. 2. Sebelum
praktikum, praktikan seharusnya telah mengetahui gambaran mengenai
materi yang akan di praktikkan. 3. Kegiatan yang telah dipraktikkan
hendaknya dapat di terapkan dalam kehidupan sehari-hari,misalnya:
cara pengambilan darah pada hewan ternak. 4. Praktikan diharapkan
dapat lebih aktif dalam mengikuti praktikan tersebut. 5. Adanya
kerjasama yang baik antara praktikan yang satu dengan praktikan
yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Frandson,R.D. 1996. Anatomi dan Fisiologi Ternak. Gadjah Mada
University Press,Yogyakarta. Pearce,E. 1989. Anatomi dan Fisiologi
untuk Paramedis. Gramedia, Jakarta. Kimbal, J. W. 1988. Biologi II.
Erlangga, Jakarta. Storer,T.I.W.F. Walker dan R.D. Barnes. 1970.
Zoologi Umum. Erlangga, Jakarta. Bandiati,S. K. P.2007. Buku Ajar
Genetika Ternak. Lestari Desain Pro, Bandung.
LAMPIRAN