-
LAPORAN BLOK XVI NUTRISI SISTEM RESPIRASI
SKENARIO
Seorang penderita laki-laki, nama A, dengan keluhan sesak napas.
Berumur 50 tahun, BB 47kg, TB
170cm. Sejak 1 minggu sebelum MRS mengeluh nafsu makan
berkurang. COPD, hasil lab Albumin
2,5g%, bed rest. BGA acidosis respiratoire. Nutrisi +
edukasi?
Tujuan
1. Control anorexia
2. Memerbaiki fungsi paru (ventilasi paru)
3. Mengendalikan penurunan BB (fase stabilisasi dan fase
pemulihan).
Pertanyaan
1. Kebutuhan kalori?
2. Tentukan fase stabilisasi dan fase pemulihan.
3. Tentukan komposisi makro dan mikronutrint pada kedua
fase.
4. Bahan makanan untuk makronutrint dan mikronutrint (+
edukasi).
Subjektif
1. Anamnesis
a. Konfirmasi identitas pasien.
b. Tanyakan detail tentang keluhan utama (dyspnoea).
i. Sejak kapan?
ii. Bagaimana deskripsi keluhannya?
iii. Apa yang memberatkan dan meringankan?
iv. Ada keluhan yang mengiringi?
v. Sejak masuk rumah sakit keluhan berkurang?
1
-
c. Tanyakan detail lainnya.
i. Merasa berat badan berkurang akhir-akhir ini?
ii. Faktor risk.
1. Merokok?
2. Minum-minuman?
3. Sering jajan?
4. Siapa masak makanan di rumah?
5. Lebih sering makan di luar?
6. Kondisi pekerjaan?
7. Ada masalah akhir-akhir ini Pak?
d. Riwayat penyakit dahulu.
e. Riwayat penyakit keluarga.
f. Riwayat makan obat.
Objektif
2. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tampak sakit berat.
b. Kesadaran
Compos mentis (most likely, mungkin juga somnolent).
c. Tanda vital
Tachypnoea.
d. Pemeriksaan fisik respiratoire
Dyspnoea dengan penggunaan otot-otot pernapasan tambahan.
3. Pemeriksaan Antropometrik
BB = 47kg
TB = 170cm
= 2
BMI = 16,26
BMI yang 16,26 ini dalam 16 17 tergolong dalam kategori
Underweight moderat, yang
artinya Mr. A ini sudah mengalami pemecahan energi protein
karena digunakan untuk otot
bantu napas.
2
-
http://www.fao.org/, diakses 23 Maret 2014, 10.55 WIB.
4. Laboratorium
a. Darah rutin.
b. Albumin
2,5g% menunjukkan hypoalbuminaemia. Albumin ini fungsinya adalah
menjaga tekanan
kollod onkotik (semacam tekanan osmotik). Jika albumin jumlahnya
berkurang, maka
darah akan tertarik ke luar pembuluh darah dan terjadilah
oedema.
c. Arterial BGA
Acidosis respiratoire disebabkan oleh naiknya fraksi CO2.
Biasanya, yang normal, fraksi
CO2 dalam arteri hanya 35-45mmHg.
5. Fungsional (pemeriksaan-pemeriksaan)
Spirometrie.
6. Analysis Asupan
Dietary Assessment, data diambil dari 24-hour dietary recalling.
Diakkumulasikan dan dinilai
mengenai kecukupan nutrisi yang diasup pada masa-masa
sebelumnya. Hal ini berguna dalam
perhitungan terapi nutrisi yang dibutuhkan1. Selengkapnya
dibahas di halaman-halaman berikut.
7. Pemeriksaan Penunjang
Kita dapat melakukan beberapa pemeriksaan lanjutan, tetapi salah
satu yang paling lazim digu-
nakan adalah Chest X-Ray. Selain itu, kita bisa menggunakan
CT-scan atau MRI. Cara lain
adalah menggunakan biopsi paru, di mana di bagian histopathologi
kita bisa menemukan
emphysema dan/atau bronchitis chronik.
1 Saputra, Andre. 2008. Assignment Blok 12: Skill Lab Dukungan
Nutrisi pada PPOK. Palembang: FK Unsri.
3
-
Assessment
8. Diagnosis Kerja
COPD (emphysema dan/atau bronchitis chronik).
a. Status gizi
BMI 16,26 (halaman sebelumnya). PEM ringan.
b. Status metabolik
Acidosis respiratoire (lihat halaman sebelumnya).
Planning
9. Penatalaksanaan Therapy Nutrisi (dijelaskan di jawaban
pertanyaan)
a. Komposisi
b. Metode Pemberian
c. Bentuk
10. Monitoring dan Evaluasi
Pasien harus disuruh untuk follow-up setelah kena discharge dari
rumah sakit. Periodically
harus dikontrol fungsi parunya, karena COPD merupakan penyakit
yang progressif dan tidak
bisa disembuhkan. Evaluasi cukup dengan menggunakan
Spirometri.
Menurut Andre Saputra, aspek-aspek yang harus dimonitor dan
dievaluasi selama terapi adalah2
a. Fungsi paru/respirasi
- Kemampuan ventilasi (perbaikan obstruksi saluran napas,
spirometri)
- Kemampuan perfusi (status respiratoire dan metabolik, arterial
BGA)
- Perbaikan struktur paru (dipantau dengan Chest X-Ray)
b. Status Nutrisional
- Nafsu makan, berat badan, tebal lemak bawah kulit, dan
lain-lain
- Kemampuan digestif
c. Memerbaiki prognosis dan mencegah komplikasi
d. Quality of Life (QOL) Assessment
11. Edukasi
Edukasi pasien menempati hal yang terpenting dalam segala proses
pencegahan, diagnosis, dan
management COPD. Aspek-aspek dalam edukasi tersebut terlihat
pada tabel berikut ini.
2 Saputra, Andre. Op. cit.. halaman 9.
4
-
STRUKTUR PROGRAM EDUKASI PADA COPD3
1. instruksi untuk mengenali penyakit yang diderita - Struktur
dan fungsi paru-paru - Penjelasan dan interpretasi dari penyakit
paru yang terjadi pada pasien tersebut 2. Panduan berhenti merokok
dan usaha peningkatan faktor-faktor lingkungan - Penjelasan
kandungan berbahaya yang terdapat di dalam rokok dan kerusakan
kesehatan yang disebabkan oleh rokok (termasuk pada perokok
pasif) - Larangan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan paparan
polusi (occupational polution) dan cara untuk menghindarinya.
3. Panduan pada pengobatan farmakologik - Penjelasan mengenai
pengaruh dan efek samping samping dari pengobatan diberikan yang
mungkin dapat terjadi pada beberapa individu. - Berikan informasi
mengenai metode, frekuensi, dan waktu penggunaan pengobatan (obat
ataupun inhalasi)
4. Panduan untuk menghindari infeksi - Informasikan mengenai
pengertian dari pencegahan infeksi saluran pernafasan - Dan bila
perlu anjurkan vaksinasi 5. Usaha untuk beradaptasi dengan
keterbatasan pada kehidupan sehari-hari (konservasi
energi, dan menyederhanakan aktivitas sehari-hari) - Porsi
berjalan kai, mencuci, ke toilet, mandi, dan aspek-aspek kehidupan
sehari-hari lainnya
6. Panduan Diet - Jelaskan pentingnya dukungan suport nutrisi
serta zat-zat atau unsur-unsur penting dalam terpai nutrisi -
Pertimbangkan untuk memberikan larangan atau pantangan terhadap
beberapa jenis makanan
7. Panduan mengenali terapi oksigen dan terapi ventilator
dirumah (bila dibutuhkan) 8. Management yang dapat dilakukan oleh
pasien sendiri 9. Suport psikologis - Atasi kecemasan dan kepanikan
pasien - Management stress - Tawarkan refreshing, traveling, dan
entertainment 10. Akses menuju pelayanan kesejahteraan sosial
masyarakat
3 Guidelines for the Diagnosis and Treatment of COPD, The
Japanese Respiratory Society, dalam Andre Saputra.
5
-
JAWABAN PERTANYAAN
Bagaimana kebutuhan kalori Mr. A?
Kebutuhan kalori dapat dihitung dengan rumus
= (1 + + + ) Di mana FS adalah faktor stress dan AF adalah
aktivitas fisik, yang kita dapat lihat di bawah. TEF
adalah Thermal Effect of Food, yaitu bernilai 0,1. Ini sering
dilupakan orang.
Retrieved from
http://cirrie.buffalo.edu/encyclopedia/en/article/127/, 23 Maret
2014 19.46 WIB.
Di sini, kita gunakan Faktor Stress sebesar 0 0,2 untuk sakit
ringan, 0,2 0,4 untuk sakit moderat,
dan lebih dari 0,4 untuk sakit berat, dibandingkan dengan gambar
di atas yang menyatakan harus
berupa konstanta 0,2. Karena COPD merupakan penyakit yang
dianggap berat, maka dijadikan 0,5.
BMR untuk Mr. A dihitung dengan rumus Harris-Benedict.
= 66,5 + 13,7 + 5 6,8 Di mana m dalam kg, h dalam cm, dan t
dalam tahun.
KETMr. A = (66,5 + 13,7(47) + 5(170) 6,8(50)*(1 + 0,5 + 0,1 +
0,1)
KETMr. A = (1220,4)*(1,7)
KETMr. A = 2074,68kkal.
6
-
Tentukan fase stabilisasi dan fase pemulihan pada Mr. A.
Untuk penyakit pernapasan acuut (baru masuk rumah sakit),
biasanya kita gunakan4
= Di mana KE dalam kkal/hari, 20 x 25, dan m dalam kg.
Jika sudah stabil, kita akan mengganti x menjadi 25 x 35.
Tapi karena COPD tidak termasuk penyakit acuut, kita gunakan
nilai yang mewakili, yaitu x = 25.
KE = 25*47
KE = 1175kkal.
Jika Mr. A sudah masuk ke fase pemulihan, kita ganti x jadi 35 x
50.
Namun, karena gap yang cukup besar antara 25 ke 35, kita akan
menaikkan x secara bertahap mulai
dari awal fase pemulihan ini. Hari ini 28, besok 32, lalu
selanjutnya 36, dengan gap yang tetap jadi
sistem pencernaan Mr. A akan dapat menyesuaikan diri (tidak
kejut).
Tentukan komposisi makronutrint dan mikronutrint pada Mr. A.
Penentuan makronutrint untuk Mr. A, yang mengalami COPD, harus
dilakukan secara teliti dan
hati-hati, karena dalam penyakit sistem pernapasan, kita harus
memertimbangkan nilai Respiratory
Quotient (RQ), yang merupakan nilai dari
= 22
Di mana n dalam mol. Nilai RQ untuk ketiga macam makronutrint
adalah
1. Karbohydrat 1
2. Protein 0,7
3. Lemak 0,8
4 Husin, Syarif. 2008. Nutritional Treatment of Respiratory
Diseases.
7
-
Di sini terlihat bahwa RQ untuk karbohydrat sangat tinggi.
Artinya, penggunaan karbohydrat akan
membuat lebih banyak CO2 diproduksi. Sedangkan, dalam COPD,
tubuh kesulitan mengeluarkan
CO2. COPD ini diperparah lagi dengan adanya hypophosfataemia,
yaitu kurangnya ATP dibentuk
akibat gagal napas.
Komposisi yang baik untuk makronutrint adalah
1. Karbohydrat 35 50%
2. Protein 15 20%
3. Lemak 30 40%
Untuk kemudahan, kami akan mengambil karbohydrat sebanyak 40%,
protein sebanyak 20%,
dan lemak sebanyak 40%. Menimbang tidak adanya riwayat penyakit
cardiovasculair dan PEM
yang mengakibatkan turunnya berat badan.
Catatan: Penghitungan ini untuk guideline Mr. A setelah
dikeluarkan dari rumah sakit.
Perhitungan
=
Di mana Fract adalah fraksi jumlah makanan (misalnya untuk
protein 20%) dan I adalah index,
yang nilainya 4,0 4,2 untuk karbohydrat dan protein (kita ambil
4,1) dan 9 untuk lemak.
Karbohydrat
= 2074.68 0.44.1 mCarb = 202,408 gram.
Protein
= (2074.68 0.2)4.1 mProt = 101,204 gram.
8
-
Lemak
= 2074.68 0.49 mLip = 92,208 gram.
Begitu pasien masuk rumah sakit, lihat apakah pasien sadar dan
mampu makan dengan sendirinya.
Jika mampu, berikan makanan secara oral. Bertahap, berikan dalam
bentuk bubur. Jika dalam
monitoring beberapa hari kemudian anorexia sudah berkurang,
berikan makanan yang padat.
Selama pasien masih sakit, kita pertimbangkan untuk memberi
makan dalam porsi kecil tapi dalam
frekuensi yang sering.
Mikronutrint untuk Mr. A adalah5:
1. Seng/Zincum Meningkatkan nafsu makan, meningkatkan daya tahan
tubuh.
2. Asam lemak -3 Antiinflammasi, subsequently mengurangi sesak
napas.
3. Phosfor Bahan baku dari ATP, energi tubuh.
4. Kalium Stabilisasi keseimbangan ion tubuh dan menjaga tekanan
darah.
5. Magnesium Metabolisme karbohydrat, lemak, dan synthesis
protein.
6. Vitamin A dan C Antioxidant (yang furtherly reduces
inflammasi).
7. Kalcium Menjaga integritas tulang mengurangi
osteoporosis.
Bahan makanan untuk makronutrint dan mikronutrint plus
edukasi.
Phosfor
Daging ayam, ikan, telur, kacang, susu, teri kering, coklat,
sarden, tempe, tahu, buah-buahan.
Kalium
Pisang, sayur-sayuran, kacang emrah, kacang hijau, kacang
kedelai.
Kalcium
Susu, keju, coklat, yogurt, sayuran hijau.
5 Prasetya, Fajar Ahmad. 2013. Laporan Praktikum Nutrisi Blok
16. Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, page 6.
9
-
Asam lemak -3
Seafood seperti ikan, udang, cumi-cumi, kepiting, ikan laut
dalam; kecambah, gandum.
Vitamin A
Wortel, mangga, ubi selo (Cilembu)/kentang manis.
Vitamin C
Buah seperti jambu biji, jerik, nanas; daun singkong.
Seng/Zincum
Kerang, daging merah, daging putih, leguminosa, air mineral.
Edukasi
Untuk edukasi, kita bisa lakukan rehabilitasi medik, latihan
kelompok senam, mengenali penyakit
sendiri untuk Mr. A, jika ada merokok hentikan, lalu ajari untuk
patuh obat, hindari infeksi, dan
adaptasi dengan keterbatasan. Bagi yang memasak, berikan panduan
dit.
Optional, kita juga bisa berikan pengenalan tentang therapy
oxygen dan ventilator rumah. Berikan
juga bantuan psychologik dan kenalkan BPJS kepada Mr. A.
Selengkapnya bisa dilihat di lampiran.
KESIMPULAN
Mr. A, yang mengalami COPD dan di-bedrest, harus diberikan
nutrisi dengan mengurangi karbo-
hydrat, small but frequent meals, dan edukasi harus dilakukan
kepada keluarga Mr. A agar mampu
memberikan makanan yang sesuai untuk kondisi COPD Mr. A.
10
-
DAFTAR PUSTAKA
Saputra, Andre. 2008. Assignment Blok 12: Skill Lab Dukungan
Nutrisi pada PPOK. Palembang:
FK Unsri.
Husin, Syarif. 2008. Nutritional Treatment of Respiratory
Diseases.
Prasetya, Fajar Ahmad. 2013. Laporan Praktikum Nutrisi Blok 16.
Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya.
11
-
LAMPIRAN (DARI FAJAR AHMAD PRASETYA)
1. Rehabilitasi Medik
Tujuan : mencegah dan mengurangi frekuensi eksaserbasi,
memerbaiki pola nafas,
meningkatkan toleransi latihan, meningkatkan kemampuan AKS /
aktivitas kerja.
Penatalaksanaan (di rumah sakit, rawat jalan, home program)
program berhenti merokok
Penggunaan obat dan tujuan / manfaat latihan
Strategi pernapasan optimal
Teknik konservasi energi dan penyederhanaan kerja
o Posisi tubuh yang benar
o penyesuaian aktivitas dengan pola nafas
o teknik paced breathing
o perencanaan dan prioritas aktivitas kerja pemakaian alat
bantu
Program latihan :
Latihan relaksasi pernapasan (PLB dan inspirasi dalam sesuai
toleransi) dan relaksasi Jacobson
Terapi fisik dada :
o Kelenturan otot leher / bahu dan mobilitas dinding dada serta
koreksi posttur (bila perlu)
o Latihan pernapasan dalam dan torakal/ diafragma, latihan
pernapasan segmental
o Postural drainage, vibrasi, huffing / coughing efektif (bila
perlu)
o Latihan kombinasi : active cycle breathing technique
Latihan rekondisi :
12
-
Rekondisi kardiorespirasi : jalan, sepada satic, treadmill
rekondisi grup ekstrimitas atas dan bawah
Unsupported arm exercise training dengan atau tanpa beban
latihan penguaan otot Quadriceps
Latihan penguatan abdominal dengan half sit up
rekondisi otot pernapasan dengan perasat Muller atau incentive
spirometry
Pertimbangkan pemakaian oksigen selama latihan (bila perlu)
2. Latihan kelompok senam asma
3. Instruksi untuk mengenali penyakit yang diderita - Struktur
dan fungsi paru-paru - Penjelasan dan interpretasi dari penyakit
paru yang terjadi pada pasien tersebut 4. Panduan berhenti merokok
dan usaha peningkatan faktor-faktor lingkungan - Penjelasan
kandungan berbahaya yang terdapat di dalam rokok dan kerusakan
kesehatan
yang disebabkan oleh rokok (termasuk pada perokok pasif) -
Larangan terhadap hal-hal yang dapat menimbulkan paparan polusi
(occupational pollution) dan cara untuk menghindarinya.
5. Panduan pada pengobatan farmakologik - Penjelasan mengenai
pengaruh dan efek samping samping dari pengobatan diberikan yang
mungkin dapat terjadi pada beberapa individu. - Berikan informasi
mengenai metode, frekuensi, dan waktu penggunaan pengobatan (obat
ataupun inhalasi)
6. Panduan untuk menghindari infeksi - Informasikan mengenai
pengertian dari pencegahan infeksi saluran pernafasan - Dan bila
perlu anjurkan vaksinasi
13
-
7. Usaha untuk beradaptasi dengan keterbatasan pada kehidupan
sehari-hari (konservasi energi,
dan menyederhanakan aktivitas sehari-hari) - Porsi berjalan
kaki, mencuci, ke toilet, mandi, dan aspek-aspek kehidupan
sehari-hari lainnya
8. Panduan Diet - Jelaskan pentingnya dukungan suport nutrisi
serta zat-zat atau unsur-unsur penting dalam terpai nutrisi -
Pertimbangkan untuk memberikan larangan atau pantangan terhadap
beberapa jenis makanan
9. Panduan mengenali terapi oksigen dan terapi ventilator
dirumah (bila dibutuhkan)
10. Management yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri
11. Suport psikologis - Atasi kecemasan dan kepanikan pasien -
Management stress - Tawarkan refreshing, traveling, dan
entertainment 12. BPJS menuju pelayanan kesejahteraan sosial
masyarakat
Karbohidrat.
Sumber Kandungan Karbohidrat (gr/100gr)
Nasi Putih 29
Kentang 20
Roti (putih) 49
Jagung 21
Singkong 38
Sumber : http://www.calorieking.com
Protein.
Sumber Kandungan Protein (gr/100gr)
Daging kambing 28
Dada ayam 21
14
-
Hati ayam (rebus) 25
Ikan tuna 25
Tahu (goreng) 17
Sumber : http://www.calorieking.com
Lemak.
Sumber Kandungan Lemak (gr/100gr)
Minyak kelapa 100
Mentega 80
Kuning Telur 56
Santan 30
Daging kambing 7
Sumber : http://www.calorieking.com
Zinc
intake 11mg/hari pria dewasa.
Sumber Kandungan (mg/100gr)
Tiram 86
Daging sapi 8,2
Kepiting 7,6
Lobster 4
Daging ayam 3
Omega 3
intake 1-2gram/hari pria dewasa.
Sumber Kandungan (mg/100gr)
Ikan salmon 2100
Ikan sarden (kalengan) 2000
Ikan tuna 850
Udang 300
Susu kedelai 1000
15
-
Fosfor,
intake 900mg/hari pria dewasa.
Sumber Kandungan (mg/100gr)
Susu 740
Ikan sarden (kalengan) 430
Hati kambing 400
Hati ayam 350
Sumber:http://apjcn.nhri.org.tw/server/info/books-phds/books/foodfacts/html/data/data5f.html
Kalium
intake 2,5-5 gram/hari pria dewasa.
Sumber Kandungan (mg/100gr)
Garam dapur 40000
Bubuk kakao 1500
Susu 1200
Ikan sarden (kaleng) 360
Pisang 350
Sumber:http://apjcn.nhri.org.tw/server/info/books-phds/books/foodfacts/html/data/data5b.html
Magnesium
Intake : 320 mg/hari pria dewasa.
Sumber Kandungan (mg/100gr)
Garam dapur 290
Kacang 130
Susu 120
Pisang 40
Kacang almond 420
Sumber:http://apjcn.nhri.org.tw/server/info/books-phds/books/foodfacts/html/data/data5d.html
16
-
Vitamin A
Intake : 900 g/hari pria dewasa.
Sumber Kandungan (g/100gr)
Hati kambing 26.800
Hati ayam 11.000
Wortel 5000
Mentega 895
Susu 300
Sumber,
: http://www.nutrition-and-you.com/carrots.html
:http://apjcn.nhri.org.tw/server/info/books-phds/books/foodfacts/html/data/data3a.html,
:
http://www.mayoclinic.com/health/vitamin-c/NS_patient-vitaminc/DSECTION=dosing
Vitamin C,
Intake : 90 mg/hari pria dewasa.
Sumber Kandungan (mg/100gr)
Jambu biji 100
Leci 70
Pepaya 60
Jeruk 50
Mangga 28
Sumber :
http://www.news-medical.net/health/Sources-of-Vitamin-C.aspx
17
-
LAPORAN PRAKTIKUM BLOK XVI RESPIRASI
NUTRISI RESPIRASI
Disusun oleh
TIMOTIUS WIRA YUDHA
04121401065
FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRI
PALEMBANG 2014
18
-
KATA PENGANTAR
Penulis memuji dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya laporan
praktikum Nutrisi Respirasi ini. Penulis juga berterima kasih
kepada seluruh pihak yang
mendukung terselesaikannya hasil diskusi ini, yang mohon maaf
tidak bisa disebutkan satu-persatu.
COPD merupakan penyakit yang morbiditasnya tinggi di Indonesia.
Sayangnya, COPD
belum ada curenya. Yang bisa kita lakukan adalah membuat
penderita COPD hidup lebih baik,
salah satunya dengan memberikan nutrisi yang tepat, apalagi saat
pasien dirawat di rumah sakit dan
juga saat pasien sudah dipulangkan. Laporan praktikum ini akan
membahas tentang nutrisi pada
penderita COPD.
Penulis menyadari bahwa hasil diskusi ini masih jauh dari apa
yang dirasa cukup.
Kekurangan dari hasil diskusi ini akan diperbaiki di kala
mendatang.
Penulis
19