PRAKTIKUM 2 FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI 1. Tujuan Praktikum Praktikum fisiologi sistem respirasi dilakukan dengan tujuan untuk: - mengetahui alat-alat atau organ-organ pernapasan pada beberapa jenis ikan termasuk alat-alat bantu pernapasan lainnya - menganalisis perbedaan alat-alat atau organ-organ pernapasan yang digunakan oleh beberapa jenis ikan - mengetahui pengaruh lingkungan hidup ikan terhadap alat-alat pernapasan yang digunakan - mengamati terjadinya oksidasi pada jaringan - mengetahui permeabilitas paru-paru terhadap gas 2. Tinjauan Pustaka A. Respirasi Respirasi dapat diartikan : 1. bernapas yaitu proses inspirasi dan ekspirasi, menghirup O2 dan melepaskan CO 2 2. pertukaran gas yaitu pertukaran O 2 dan CO 2 baik antara alveolus dan kapiler paru-paru, maupun antara kapiler jaringan dan sel di jaringan. Respirasi dapat diartikan sebagai proses peningkatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui permukaan alat pernafasan organisme dengan lingkungannya
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
PRAKTIKUM 2
FISIOLOGI SISTEM RESPIRASI
1. Tujuan Praktikum
Praktikum fisiologi sistem respirasi dilakukan dengan
tujuan untuk:
- mengetahui alat-alat atau organ-organ pernapasan pada
beberapa jenis ikan termasuk alat-alat bantu pernapasan
lainnya
- menganalisis perbedaan alat-alat atau organ-organ
pernapasan yang digunakan oleh beberapa jenis ikan
- mengetahui pengaruh lingkungan hidup ikan terhadap
alat-alat pernapasan yang digunakan
- mengamati terjadinya oksidasi pada jaringan
- mengetahui permeabilitas paru-paru terhadap gas
2. Tinjauan Pustaka
A. Respirasi
Respirasi dapat diartikan :
1. bernapas yaitu proses inspirasi dan ekspirasi,
menghirup O2 dan melepaskan CO2
2. pertukaran gas yaitu pertukaran O2 dan CO2 baik antara
alveolus dan kapiler paru-paru, maupun antara kapiler
jaringan dan sel di jaringan.
Respirasi dapat diartikan sebagai proses peningkatan
oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui
permukaan alat pernafasan organisme dengan lingkungannya
atau merupakan proses yang dilakukan oleh organisme untuk
menghasilkan energi dari hasil metabolisme (Triastuti
et.al, 2009). Ada dua macam respirasi yaitu, respirasi
eksternal (luar) dan respirasi internal (dalam).
Respirasi luar meliputi proses pengambilan O2 dan
pengeluaran CO2 dan uap air antara organisme dengan
lingkungannya. Respirasi internal disebut juga pernapasan
seluler karena pernapasan ini terjadi di dalam sel, yaitu
di dalam sitoplasma dan mitokondria. Berdasarkan
kebutuhan akan oksigen, respirasi internal dibagi menjadi
respirasi aerob dan anaerob. Menurut Imam Abror (2010),
respirasi dapat digolongkan menjadi 2 jenis berdasarkan
persediaan O2 di udara, yaitu respirasi aerob dan
anaerob. Respirasi aerob merupakan proses respirasi yang
membutuhkan O2, sebaliknya respirasi anaerob merupakan
respirasi yang berlangsung tanpa membutuhkan O2.
Perbedaan antara keduanya akan terlihat pada proses
tahapan reaksi dalam respirasi. Proses transpor gas-gas
secara keseluruhan berlangsung secara difusi.
Respirasi sel berlangsung dalam 4 tahap yaitu:
glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus rebs, dan
transport elektron. Dari ke-4 tahap respirasi teresebut,
hanya glikolisis yaitu pemecahan glukosa menjadi asam
piruvat yang berlangsung secara anaerob. Pada tahap
dekarboksilasi oksidatif dan siklus krebs, oksigen
diperlukan untuk membentuk CO2. Sedangkan pada tahap
transport elektron, oksigen diperlukan sebagai penerima
elektron terakhir membentuk radikal oksigen dan bereaksi
dengan H+ membentuk air.
Pada tahap pertukaran gas, oksigen dari alveolus masuk
ke kapiler paru-paru dan diikat oleh haemoglobin di dalam
sel darah merah membentuk Hb(O2)4 dan terdapat sejumlah
oksigen yang terlarut dalam plasma darah yang tidak
diikat oleh Hb. Oksigen inilah yang menentukan tekanan
parsial oksigen dalam darah. Setelah sampai di kapiler
jaringan, O2 dilepas oleh Hb dan berdifusi ke dalam sel.
Mengapa O2 selalu dilepas oleh Hb setelah sampai di
kapiler jaringan? Hal ini terjadi karena ada peningkatan
kadar H+ (penurunan pH). Hal inilah yang disebut dengan
efek Bohr. Oksigen yang berdifusi ke dalam otot akan
diikat oleh mioglobin. Pengikatan oksigen oleh
haemoglobin dikatalis oleh 2,3 DPG (2,3 difosfogliserat)
dalam sel darah merah.
Hasil respirasi di dalam sel adalah CO2, H20 dan energi
dalam bentuk ATP dan panas yang hilang ke lingkungan. CO2
akan diangkut oleh vena menuju jantung dan dibuang
melalui organ respirasi yaitu insang, kulit, atau paru-
paru. Energi dalam tubuh berasal dari oksidasi
karbohidrat, lemak, dan protein. Karbohidrat, lemak, dan
protein dapat disimpan dalam tubuh sebagai sumber energi
cadangan. Karbohidrat disimpan dalam bentuk glikogen di
hati, di otot, dan di jaringan lain (common metabolic pool).
Bila tubuh kekurangan suplai makanan sumber energi, maka
sumber energi cadangan di dalam tubuh akan segera
dibongkar. Pertama adalah glikogenolisis (penguraian
glikogen menjadi glukosa 1 fosfat), kedua lipolisis
(penguraian lemak dari jaringan dan ditransfer ke hati,
tempat berlangsungnya glukoneogenesis yaitu pembentukan
glukosa dari bahan non karbohidarat), ketiga adalah
proteolisis (penguraian protein menjadi asam amino
ditransfer ke hati, seperti langkah kedua).
Glukoneogenesis sangat penting karena sumber energi
untuk sel saraf, sel darah, dan sel ginjal yang tidak
memiliki cadangan energi. Glikogen dalam tubuh hanya
bertahan sebagai sumber energi selama 1,5 hari. Oleh
karena itu bila dalam waktu 36 jam tubuh kekurangan
kerbohidrat, maka lemak dan protein akan diubah menjadi
glukosa (glukoneogenesis) agar sel saraf, sel ginjal, sel
darah, dan sel lainnya tidak mati karena kekurangan
energi.
Glukosa, asam lemak, dan asam amino yang diasorbsi oleh
usus halus akan dibawa oleh darah ke jaringan. Glukosa
akan mengalami glikolisis menjadi asam piruvat. Asam
piruvat akan mangalami dekarboksilasi menjadi asetil
koenzim A. Sedangkan asam amino dapat langsung diubah
menjadi asetil koenzim A. Koenzim A selanjutnya masuk ke
matriks mitokondria tempat berlangsungnya siklus Krebs.
Hasil oksidasi seluler dalam mitokondria ini adalah:
1. Energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP dan ada
yang hilang ke lingkungan dalam bentuk panas. ATP
dapat disimpan dalam bentuk keratin fosfat
(fosfokeratin)
2. Karbondioksida (CO2)
3. Air (H2O)
Karbon dioksida (CO2) yang terbentuk di mitokondria
selanjutnya ditransfer ke sitosol dan berdifusi ke cairan
ekstra sel, dan selanjutnya masuk ke pembuluh darah
kapiler. Dari kapiler, CO2 dibawa ke paru-paru oleh darah
dalam bentuk CO2 terlarut, HbCO2, dan H2CO3. Pengangkutan
CO2 paling banyak dalam bentuk H2CO3 di ertrosit. Hal ini
disebabkan pembentukan H2CO3 dikatalis oleh karbonat
anhidrase yang ada di dalam eritrosit. Setelah sampai di
kapiler paru-paru, CO2 berdifusi ke alveoli.
Laju metabolisme adalah jumlah total energi yang
diproduksi dan dipakai oleh tubuh per satuan waktu
(Seeley, 2002). Laju metabolisme berkaitan erat dengan
respirasi karena respirasi merupakan proses ekstraksi
energi dari molekul makanan yang bergantung pada adanya
oksigen (Tobin, 2005). Secara sederhana, reaksi kimia
yang terjadi dalam respirasi dapat dituliskan sebagai
berikut:
C6H12O6 + 6 O2 → 6 CO2 + 6 H2O + ATP (Tobin, 2005)
Laju metabolisme biasanya diperkirakan dengan mengukur
banyaknya oksigen yang dikonsumsi makhluk hidup per
satuan waktu. Hal ini memungkinkan karena oksidasi dari
bahan makanan memerlukan oksigen (dalam jumlah yang
diketahui) untuk menghasilkan energi yang dapat diketahui
jumlahnya juga. Akan tetapi, laju metabolisme biasanya
cukup diekspresikan dalam bentuk laju konsumsi oksigen.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju konsumsi
oksigen antara lain temperatur, spesies hewan, ukuran
badan, dan aktivitas (Tobin, 2005). Laju konsumsi oksigen
dapat ditentukan dengan berbagai cara, antara lain dengan
menggunakan mikrorespirometer, metode Winkler, maupun
respirometer Scholander. Penggunaan masing-masing cara
didasarkan pada jenis hewan yang akan diukur laju
konsumsi oksigennya.
Mikrorespirometer dipakai untuk mengukur konsumsi
oksigen hewan yang
berukuran kecil seperti serangga atau laba-laba. Alat ini
terdiri atas syringe, kran 3 arah, tabung spesimen, dan
tabung kapiler berskala. Metode Winkler merupakan suatu
cara untuk menentukan banyaknya oksigen yang terlarut di
dalam air. Dalam metode ini, kadar oksigen dalam air
ditentukan dengan cara titrasi. Titrasi merupakan
penambahan suatu larutan yang telah diketahui
konsentrasinya (larutan standar) ke dalam larutan lain
yang tidak diketahui konsentrasinya secara bertahap
sampai terjadi kesetimbangan (Chang, 1996). Dengan metode
Wingkler, kita dapat mengetahui banyaknya oksigen yang
dikonsumsi oleh hewan air seperti ikan. Respirometer
Scholander digunakan untuk mengukur laju konsumsi oksigen
hewan-hewan seperti katak atau mencit. Alat ini terdiri
atas syringe, manometer, tabung spesimen, dan tabung
kontrol.
Terdapat 2 mekanisme Respirasi yaitu:
- mekanisme inspirasi: yaitu pembesaran rongga torax
yang di ikuti mengembangnya paru-paru sehingga tekanan
dalam paru-paru lebih rendah dari tekanan udara luar,
akibatnya udara akan mengalir masuk ke dalam paru-paru.
- mekanisme ekspirasi: yaitu pengecilan dari rongga
thorax dan paru-paru yang diikuti oleh pengeluaran
udara dari paru-paru.
Dikenal dua macam mekanisme pernapasan, yaitu:
1. Pernapasan dada
Inspirasi terjadi di otot antar tulang rusuk
berkontraksi sehingga tulang-tulang rusuk terangkat ke
atas, demikian pula tulang dada ikut terangkat ke atas.