PEMERIKSAAN KADAR GLUKOSAI. TUJUAN PRAKTIKUM1. Untuk memiliki
keterampilan dalam menentukan kadar glukosa dalam sampel2. Memahami
metode penentuan kadar glukosa3. Memahami peranan pemeriksaan kadar
glukosa dalam menegakan diagnosis kondisi patologis
II. TEORI DASARA. GlukosaGlukosa (suatu gula monosakarida)
merupakan salah satu karbohidrat terpenting yang digunakan sebagai
sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa merupakan salah satu
hasil utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Glukosa (C6H12O6,
berat molekul 180,18) adalah heksosa-monosakarida yang mengandung
enam atom karbon, selain itu glukosa juga merupakan aldehida yang
(mengandung-CHO). Gula darah adalah istilah yang mengacu kepada
tingkat glukosa di dalam darah. Konsentrasi gula darah, atau
tingkat glukosa serum, diatur dengan ketat di dalam tubuh. Glukosa
yang dialirkan melalui darah adalah sumber utama energi untuk
sel-sel tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas
yang sempit sepanjang hari: 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini
meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah
pada pagi hari, sebelum orang makan
(http//artikelkesehatan-online/glukosadarah).Jika kadar gula darah
turun, maka produksi dan pengeluaran insulin terhenti. Dan semua
proses berjalan terbalik: gula dilepas dari tempat penyimpanan,
bukannya ditimbun dalam otot dan hati, lemak dipecah dan asam lemak
dibebaskan; dan protein dipecah bukan dibentuk. Insulin berfungsi
sebagai polisi lalu lintas yang mengatur zat gizi menuju tempat
penyimpanan atau digunakan untuk pertumbuhan.Hal ini terjadi pada
orang yang sehat. Jika sesuatu menganggu sistem yang canggih ini,
maka akan terjadi kekacauan. Sejauh ini diabetes merupakan penyakit
akibat metabolisme abnormal yang paling umum dijumpai. (David M,
2009)Oleh karena itu, Glukosa darah merupakan gula yang terdapat
dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan
disimpan sebagai glikogen di hati dan otot rangka. ( Joyce
LeeFever, 2007 ). Adapun metabolisme yang terjadi dalam tubuh yang
mempengaruhi kadar gula darah, yaitu :1. Metabolisme
karbohidratKarbohidrat bertanggung jawab atas sebagian besar intake
makanan sehari-hari, dan sebagian besar karbohidrat akan diubah
menjadi lemak. Fungsi dari karbohidrat dalam metabolisme adalah
sebagai bahan bakar untuk oksidasi dan menyediakan energi untuk
proses-proses metabolisme lainnya. ( William F. Ganong, 1995 )
Karbohidrat dalam makanan terutama adalah polimer-polimer hexosa,
dan yang penting adalah glukosa, laktosa, fruktosa dan galaktosa.
Kebanyakan monosakarida dalam tubuh berada dalam bentuk D-isomer.
Hasil yang utama dari metabolisme karbohidrat yang terdapat dalam
darah adalah glukosa. ( William F. Ganong, 1995 ) Glukosa yang
dihasilkan begitu masuk dalam sel akan mengalami fosforilasi
membentuk glukosa-6-fosfat, yang dibantu oleh enzim hexokinase,
sebagai katalisator. Hati memiliki enzim yang disebut glukokinase,
yang lebih spesifik terhadap glukosa, dan seperti halnya
hexokinase, akan meningkat kadarnya oleh insulin, dan berkurang
pada saat kelaparan dan diabetes. Glukosa-6-fosfat dapat
berpolimerisasi membentuk glikogen, sebagai bentuk glukosa yang
dapat disimpan, terdapat dalam hampir semua jaringan tubuh, tetapi
terutama dalam hati dan otot rangka. ( William F. Ganong, 1995 )2.
Metabolisme gula darahGula darah setelah diserap oleh dinding usus
akan masuk dalam aliran darah masuk ke hati, dan disintesis
menghasilkan glikogen kemudian dioksidasi menjadi CO2 dan H2O atau
dilepaskan untuk dibawa oleh aliran darah ke dalam sel tubuh yang
memerlukannya. Kadar gula dalam tubuh dikendalikan oleh suatu
hormon yaitu hormon insulin, jika hormon insulin yang tersedia
kurang dari kebutuhan, maka gula darah akan menumpuk dalam
sirkulasi darah sehingga glukosa darah meningkat. Bila kadar gula
darah ini meninggi hingga melebihi ambang ginjal, maka glukosa
darah akan keluar bersama urin ( glukosuria ). ( Depkes RI, 1999
)
B. Macam-macam pemeriksaan gula darah1. Glukosa darah
sewaktuPemeriksaan gula darah yang dilakukan setiap waktu sepanjang
hari tanpa memperhatikan makanan terakhir yang dimakan dan kondisi
tubuh orang tersebut. (Depkes RI, 1999 )2. Glukosa darah puasa dan
2 jam setelah makan Pemeriksaan glukosa darah puasa adalah
pemeriksaan glukosa yang dilakukan setelah pasien berpuasa selama
8-10 jam, sedangkan pemeriksaan glukosa 2 jam setelah makan adalah
pemeriksaan yang dilakukan 2 jam dihitung setelah pasien
menyelesaikan makan. ( Depkes RI, 1999 )
C. Diabetes Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik
disertai berbagai kelainan metabolik akibat akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, saraf,dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran
basalis (Setiowulan P, 1999).Diabetes melitus adalah suatu penyakit
gangguan kesehatan dimana kadar gula dalam darah seseorang menjadi
tinggi karena gula dalam darah tidak dapat digunakan oleh tubuh.
Diabetes mellitus dikenal juga dengan sebutan penyakit gula darah
atau kencing manis yang mempunyai jumlah penderita yang cukup
banyak terutama di Indonesia maupun di seluruh dunia. (Misnadiarly,
2006).Penyakit diabetes melitus memiliki gajala awal yang ditandai
dengan meningkatnya kadar gula dalam darah hingga di atas 160-180
mg/dl. Kadar gula dalam darah yang tinggi akan membuat ginjal
membuang air tambahan untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa
yang hilang akibat banyaknya glukosa yang dikeluarkan melalui air
kemih. (http//:obat propolis.com/tag/komplikasidiabetes)Diagnosis
khas Diabetes Melitus pada umumnya adalah terdapat keluhan khas
yaitu poliuri (banyak kencing), polidiksia (banyak minum),
polipagia (banyak makan), dan penurunan berat badan yang tidak
jelas sebabnya.
Metode-metode pemeriksaan gula darah :1. Metode kimiametode
kimia mengeksploitasi property nonspesifik, mengurangi glukosa
dalam reaksi dengan zat indikator yang berubah warna saat
berkurang. Karena senyawa darah lainnya juga memiliki sifat
mengurangi (misalnya, urea, yang dapat normal pada pasien uremik
yang tinggi), teknik ini dapat menghasilkan pembacaan yang salah
dalam beberapa situasi (5 sampai 15 mg / dl telah dilaporkan).2.
Metode enzimatikGlukosa dapat ditentukan kadarnya secara enzimatik,
misalnya dengan penambahan enzim glukosa oksidase (GOD). Prinsip
kerja metode ini adalah Metode enzimatik dibantu enzim-enzim contoh
katalase (reaksi Hantz) dan peroksidase (reaksi trinder). Pereagen
yang digunakan menggunakan pereagen GOD-PAP. Absorbansi dan Warna
absorbansi metode enzimatik intensitasnya pada 500 nm dengan warna
merah (dari H2O2 yang terbentuk + peroksidase). Dengan prinsip
dasar glukosa dioksidasi oleh oksigen dengan katalis enzim glukosa
oxidase (GOD) akan membentuk asam glukonik dan hidrogen peroksida
(H2O2). Dengan adanya oksigen atau udara, glukosa dioksidasi oleh
enzim menjadi asam glukuronat disertai pembentukan H2O2. Enzim
peroksidase (POD) mengakibatkan H2O2 membebaskan O2 yang
mengoksidasi akseptor kromogen yang sesuai serta memberikan warna
yang sesuai pula. Kadar glukosa darah ditentukan berdasarkan
intensitas warna yang terjadi, diukur secara spektrofotometri.
Hidrogen peroksida akan bereaksi dengan 4-aminoantipyrin dan fenol
dengan katalis peroksidase (POD) membentuk quinoneimine dan air.
Quinoneimine ini merupakan indikator yang menunjukan kadar glukosa
dalam darah. Berikut ini persamaan reaksi enzimatik Glukosa
oksidase (GOD) mengkatalisasi oksidasidasi glukosa : Glukosa + O2 +
H2O Asam glukanoat + H2O2 2H2O2 + 4-aminoantipirin + fenol
quinoneimina + 4H2O2Pada reaksi ini terbentuk H2O2 yang dengan
peroksidase (POD) akan bereaksi dengan 2,4 diklorofenol dan 4 amino
antipirin. Oksidasi ini menimbulkan zat warna merah antipirin
quinonemine yang intensitasnya sebanding dengan kadar glukose yang
diukur secara fotometrik. Kelebihan dari metode enzimatik ialah
spesifik, presisi tinggi, relatif bebas dari gangguan dan cocok
diadaptasikan untuk otomatisasi. Sedangkan kekurangannya antara
lain adanya efek steroid namun sangat minim karena kadar yang
sangat kecil.
III. ALAT DAN BAHANa. Alat : Pipet 0,50 ml dan 1,0 ml Mikropipet
10L, 50L dan 100L Tabung reaksi Penangas 37C Spektrofotometer
dengan gelombang 492 nm-546 nmb. Bahan : Darah NaF atau serum Enzim
(GOD, Peroksidase) Pelarut (aquadest) Standar Reagen warna
(4-aminoantipirin) TCA 8%
IV. PROSEDUR Enzim dilarutkan dengan pelarutnya sampai tercampur
dengan baik (stabil selama 30 hari pada suhu 2-8C)
Ke dalam tabungUji/sampelStandarBlangko
Plasma10--
Standar-10-
Aquadest--10
Reagent warna1,0ml1,0ml1,0ml
Dikocok sampai rata
Dibiarkan pada suhu 37C selama 10 menit atau pada suhu kamar
selama 20 menit
Dibaca absorbansi dari larutan tes dan standar terhadap blangko
pada panjang gelombang 505 nm (492-546)
V. DATA PENGAMATANa. Hasil absorbansi
kelompokSample ujiAbsorbansiKadar glukosa(mg/dL)
1Blanko00
Sampel 1 (ani)0,41572,8
2Standar 1,140200
Sampel 2 (santi)1,352237,19
3Sampel 1 (ani)1,052184,56
Sampel 1 (ani)0,580101,75
4Sampel 1 (ani)1,061186,14
Sampel 1 (ani)1,169205,08
5Sampel 2 (santi)0,572100,35
Sampel 1 (ani)0,956167,7
b. Perhitungan glukosa darahGlukosa darah () =
Keterangan : Absorbansi standar = 1,140 : Kadar standar = 200
mg/dLKelompok 1 =
= 172,8
Kelompok 2 =
= 237,19
Kelompok 3 = Sampel 1 (ani) = 184,56
Sampel 1 (ani) =
= 101,75
Kelompok 4 = Sampel 1 (ani) = 186,14
Sampel 1 (ani) =
= 205,08
Kelompok 5 = Sampel 2 (santi) = 100,35
Sampel 1 (ani) =
= 167,7
c. Perhitungan Standar Deviasi sampel 1 (ani)Standar deviasi =
Xrata-rata = = 153 mg/dLlxrata-rata-xl2 = ( 153 72,8 ) 2 = 6432
mg/dLlxrata-rata-xl2 = ( 153 184,56 ) 2 = 996 mg/dLlxrata-rata-xl2
= ( 153 101,56) 2 = 2646 dLlxrata-rata-xl2 = ( 153 186,14 ) 2 =
1098,25 mg/dLlxrata-rata-xl2 = ( 153 205,08 ) 2 = 2712,3
mg/dLlxrata-rata-xl2 = ( 153 167,7 ) 2 = 216,09 mg/dL
lxrata-rata-xl2 = 14100,6 mg/dLStandar deviasi = = = 53,1 KV = x
100% = x 100% = 34,7 %
d. Perhitungan Standar Deviasi sampel 2 (santi)Standar deviasi =
Xrata-rata = = 168,77 mg/dL lxrata-rata-xl2 = ( 168,77 237,19 ) 2 =
4681,3 mg/dLlxrata-rata-xl2 = ( 168,77 100,35 ) 2 = 4681,3 mg/dL
lxrata-rata-xl2 = 9362,59 mg/dLStandar deviasi = = = 96,76 KV = x
100% = x 100% = 57,33 %
VI. PEMBAHASAN Praktikum ini dilakukan untuk menetapkan kadar
glukosa darah, dimana pengujian ini dapat mendiagnosis penyakit
yang lebih serius seperti diabetes melitus. Diabetes melitus
terjadi akibat tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia).
Penetapan glukosa dalam darah dapat dilakukan secara kimia dan
reaksi enzimatik. Pada praktikum ini digunakan penetapan kadar
dengan reaksi enzimatik karena memiliki spesifisitas yang tinggi
dibandingkan dengan reaksi kimia yang hasilnya akan terganggu oleh
zat-zat lain yang dapat teroksidasi. Dalam penetapan kadar glukosa
secara enzimatik terjadi oksidasi terhadap glukosa dengan bantuan
enzim GOD (Glukosa Oksidase), enzim tersebut merupakan suatu
katalis yang dapat mempercepat reaksi kimia dari hasil reaksi
tersebut akan membentuk asam glukanoat dan peroksida. Peroksida
yang terbentuk yang dapat diukur dengan menggunakan
spektrofotometer setelah bereaksi dengan 4-aminoantipirin dan fenol
menghasilkan quinoneimina, hal ini disebabkan karena peroksida
bukan suatu senyawa berwarna sehingga tidak dapat diukur oleh
spektrofotometer sedangkan setelah membentuk quinoneimina sample
berwarna kemerahan sehingga dapat terukur oleh spektro visible.
Dalam reaksi ini terjadi kesetimbangan kimia dimana zat-zat hasil
reaksi (produk) dapat bereaksi kembali membentuk zat-zat semua
(reaktan). Jumlah zat sebanding dengan mol dan konsentrasi,
sehingga peroksida yang dihasilkan dapat menggambarkan kadar
glukosa yang terukur dalam darah. Pada percobaan ini digunakan dua
sampel darah dari orang yang berbeda, perlakuan pertama darah yang
telah diambil disentrifuga hingga terdapat dua lapisan. Lapisan
paling atas mengandung plasma darah sedangkan bagian bawah yang
berwarna lebih gelap mengandung komponen-komponen sel darah
lainnya. Lapisan plasma yang diambil sebagai specimen dalam
percobaan ini. Kemudian ditambahkan dengan pereaksi dan didiamkan
selama 10 menit untuk menunggu reaksi sempurna setelah absorbansi
diukur menggunakan spektrofotometer visible pada panjang gelombang
505 nm karena sampel tersebut berwarna.Hasil yang diperoleh dari
kedua sampel setelah beberapa kali dilakukan pengujian
berbeda-beda. Kadar glukosa yang terukur tinggi dan beberapa
rendah,hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor terutama
faktor lingkungan seperti suhu, cahaya yang dapat menyebabkan
penguraian senyawa lain dan kesalahan dari praktikan itu sendiri
seperti kesalahan dalam pengambilan sampel atau adanya guncangan
pada saat terlalu tinggi pada saat pengocokan pada sampel dua
(santi) pengukuran hanya dilakukan 2 kali karena specimen mengalami
kerusakan dimana plasma dan serum saling bersatu. Untuk melihat
keseragaman kadar glukosa pada pengujian ini dilakukan perhitungan
standar deviasi yang menunjukkan tingkat atau derajat variasi
kelompok data dari rata-ratanya. Standar deviasi ini digunakan
untuk memperlihatkan seberapa besar perbedaan data yang ada
dibandingkan dari rata-rata. Setelah didapatkan standar deviasi
dihitung koefisien varians (KV) yang digunakan untuk mengamati
variasi atau sebaran data dari rata-rata. Dari data tersebut sampel
1 (ani) diperoleh nilai KV 34,7% sedangkan sampel 2 (santi) nilai
KV adalah 57,33%. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kadar glukosa
sampel 1 lebih homogen daripada nilai rata-rata sampel 2. Semakin
kecil nilai KV maka semakin seragam nilainya.
VII. KESIMPULAN 1. Pada pengujian sampel 1 nilai KV lebih kecil
dibanding sampel 22. Melihat keseragaman kadar glukosa dilakukan
pengujian dengan perhitungan standar deviasi, dimana semakin kecil
nilai KV nya maka semakin seragam nilainya.
VIII. DAFTAR
PUSTAKAhttp://id.shvoong.com/medicine-and-health/genetics/2228125-pengertian-penyakit-gula-darah/
jam 20:06 wibKimball, John W. 1983. Biologi, Jilid 2. Jakarta:
Penerbit ErlanggaLehninger, Albert L. 1994. Dasar-Dasar Biokimia
Jilid 3. Jakarta: ErlanggaNogrady, Thomas. 1992. Kimia Medisinal
Terbitan Kedua. Bandung: Penerbit ITBSiswono, 2002. Glisemik Bahan
Pangan Perspektif Baru-Pada Formulasi Produk Pangan untuk Penderita
Diabetes. http://www.gizi.net. Akses 7 oktober 2012.Villee, Claude
A. 1999. Zoologi Umum Edisi Keenam. Jakarta: Erlangga
tugas 1. Insulin berikatan dengan reseptor apa yang akan
terjadi?Pada jaringan perifer seperti jaringan otot dan lemak,
insulin berikatan dengan sejenis reseptor ( insulin receptor
substrate = IRS ) yang terdapat pada membran sel tersebut. Ikatan
antara insulin dan reseptor akan menghasilkan semacam sinyal yang
berguna bagi proses regulasi atau metabolisme glukosa didalam sel
otot dan lemak, meskipun mekanisme kerja yang sesungguhnya belum
begitu jelas. Setelah berikatan, transduksi sinyal berperan dalam
meningkatkan kuantitas GLUT-4 ( glucose transporter-4 ).
Selanjutnya juga mendorong penempatannya pada membran sel. Proses
sintesis dan translokasi GLUT-4 inilah yang bekerja memasukkan
glukosa dari eksrta ke intrasel untuk selanjutnya mengalami
metabolism. Untuk mendapatkan proses metabolisme glukosa normal,
selain dperlukan mekanisme serta dinamika sekresi yang normal,
dibutuhkan pula aksi insulin yang berlangsung normal. Rendahnya
sensitivitas atau tingginya resistensi jaringan tubuh terhadap
insulin merupakan salah satu faktor etiologi terjadinya diabetes,
khususnya diabetes tipe 2.2. Apa yang terjadi jika insulin
dilepaskan?Karbohidrat dalam makanan yang masuk kedalam tubuh akan
dirubah menjadi gula monosakarida yang akan berada didalam darah
dan digunakan sebagai energi. Dengan adanya asupan makanan dan
kenaikan gula darah maka secara otomatis insulin akan dilepaskan
oleh sel beta (-sel) yang berada dipankreas. Insulin merupakan
sinyal kontrol utama untuk konversi dari glukosa ke glycogen untuk
digunakan sebagai energi dan sebagian disimpan dalam hati dan sel
otot. Tingkatan insulin yang lebih tinggi menaikkan anabolic
(rangkaian jalur metabolisme untuk membangun molekul dari unit yang
lebih kecil), seperti proses pertumbuhan sel dan duplikasi, sintesa
protein, lemak dan penyimpanan. Insulin adalah sinyal utama dalam
mengkonversi banyak bidirectional proses metabolisme dari catabolic
(rangkaian jalur metabolisme untuk membongkar molekul-molekul ke
dalam bentuk unit yang lebih kecil dan melepaskan energi) ke
anabolic, dan sebaliknya. Secara khusus, tingkatan insulin yang
lebih rendah berguna sebagai pemicu masuk keluarnya ketosis (fase
metabolik pembakaran lemak).Jika jumlah insulin yang tersedia tidak
cukup, jika sel buruk untuk merespon efek dari insulin
(kekurangpekaan atau perlawanan terhadap insulin), atau jika
insulin cacat/defective, maka gula tidak akan diserap dengan baik
oleh orang-orang sel-sel tubuh yang memerlukannya dan tidak akan
disimpan dengan baik di hati dan otot. Efek selanjutnya adalah
tingkat gula darah yang tetap tinggi , miskin sintesis protein, dan
lainnya kekacauan metabolisme lainnya, seperti acidosis yaitu
meningkatnya keasaman (konsentrasi ion hidrogen) dalam darah.
3. Apa pengertian hipoglikemik?Hipoglikemia adalah suatu keadaan
dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal rendah. Dalam
keadaan normal, tubuh mempertahankan kadar gula darah antara 70-110
mg/dL. Kadar gula darah yang rendah dapat menyebabkan gangguan
fungsi berbagai sistem organ tubuh.Otak merupakan organ yang sangat
peka terhadap rendahnya kadar gula darah. Hal ini disebabkan karena
glukosa merupakan sumber energi utama bagi otak. Otak memberikan
respon terhadap kadar gula darah yang rendah melalui sistem saraf,
yaitu dengan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin
(adrenalin). Epinefrin akan merangsang hati untuk melepaskan gula
agar kadarnya di dalam darah tetap terjaga. Jika kadar gula darah
menurun, maka akan terjadi gangguan fungsi otak.
4. Apa itu glukagon dan epinefrin?Glukagon adalah hormon yang
terlibat dalam metabolisme karbohidrat. Diproduksi oleh pankreas
dan dilepaskan ketika tingkat glukosa dalam darah rendah
(hipoglikemia), glukagon menyebabkan hati dapat mengubah glikogen
menjadi glukosa melepaskannya ke dalam aliran darah. Glukagon
dihasilkan oleh sel-sel , meningkatkan sintesis protein dan
menstimulasi glikogenolisis (pengubahan glikogen cadangan menjadi
glukosa) dalam hati, ia membalikkan efek-efek insulin. Somatostatin
dihasilkan oleh sel-sel delta, menghambat sekresi glukagon dan
insulin, hormon ini juga menghambat hormon pertumbuhan dan
hormon-hormon hipofisis yang mendorong sekresi tiroid dan
adrenal.Epinefrin disintesis melalui metilasi terhadap amina
pangkal primer pada norepinefrin oleh feniltanolamin
N-metiltransferase (PNMT) dalam sitosol neuron adrenergik dan
sel-sel medulla adrenal (sel kromafin). PNMT hanya terdapat pada
sitosol sel-sel medula adrenal.. PNMT menggunakan
S-adenosilmetionin (SAMe) sebagai ko-faktor yang menyumbangkan
gugus metil pada norepinefrin, membentuk epinefrin.Fungsi hormon
ini mengatur metabolisme glukosa terutama disaat stres. Hormon
epinefrin timbul sebagai stimulasi otak, menjadi waswas dan siaga.
Dan secara tidak langsung akan membuat indra kita menjadi lebih
sensitif untuk bereaksi. Stres dapat meningkatkan produksi kelenjar
atau hormon epinefrin. Sebenarnya, jika tidak berlebihan, hormon
bisa berakibat positif, lebih terpacu untuk bekerja atau membuat
lebih fokus. Tetapi, jika hormon diproduksi berlebihan akibat stres
yang berkepanjangan, akan terjadi kondisi kelelahan bahkan
menimbulkan depresi. Penyakit fisik juga mudah berdatangan, akibat
dari darah yang terpompa lebih cepat, sehingga menganggu fungsi
metabolisme dan proses oksidasi di dalam tubuh
5. Siklus crabs6. Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria
dan disebut juga siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan
siklus Krebs tersebut menghasilkan senyawa yang mempunyai 3 gugus
karboksil, seperti asam sitrat dan asam isositrat. Asetil koenzim A
masuk siklus Krebs melalui reaksi hidrolisis dengan melepas koenzim
A dan gugus asetil (mengadung 2 atom C), kemudian bergabung dengan
asam oksaloasetat (4 atom C) membentuk asam sitrat (6 atom C).
Energi yang digunakan untuk pembentukan asam sitrat berasal dari
ikatan asetil koenzim A. Selanjutnya, asam sitrat (C6) secara
bertahap menjadi asam oksaloasetat (C4) lagi yang kemudian akan
bergabung dengan asetil KoA. Peristiwa pelepasan atom C diikuti
dengan pelepasan energi tinggi berupa ATP yang dapat langsung
digunakan oleh sel. Selama berlangsungnya reaksi oksigen yang
diambil dari air untuk digunakan mengoksidasi dua atom C menjadi
CO2, proses tersebut disebut dekarboksilasioksidatif. Dalam setiap
oksidasi 1 molekul asetil koenzim A akan dibebaskan 1 molekul ATP,
8 atom H, dan 2 molekul CO2. Atom H yang dilepaskan itu kemudian
ditangkap oleh Nikotinamid AdeninDinukleotida (NAD) dan Flavin
Adenin Dinukleotida(FAD) untuk dibawa menuju sistem transpor yang
direaksikan dengan oksigen menghasilkan air.
CO2) terbentuk asam -Ketoglutamat yang disertai dengan pelepasan
hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD membentuk NADH.
Selanjutnya asam -Ketoglutamat juga melepaskan gugus karboksit (CO2
disertai dengan pelepasan hidrogen dan elektron yang ditangkap NAD
membentuk NADH. Asam -Ketoglutamat lalu berikatan dengan molekul
Ko-A membentuk suksinat KoA. KoA kemudian dilepas dan digantikan
oleh fosfat (P) berasal dari GTP, terikat pada ADP membentuk ATP,
menyebabkan suksinil Ko-A berubah menjadi asam suksinat. Asam
suksinat melepaskan 2 hidrogen (2H) dan elektron yang ditangkap FAD
membentuk FADH2, asam suksinat berubah menjadi asam fumarat.
Kemudian asam fumarat dapat menggunakan air (H2O) menjadi asam
malat, selanjutnya asam malat melepaskan hidrogen dan elektron
ditangkap oleh NAD+ membentuk NADH. Dan akhirnya asam malat berubah
menjadi asam oksaloasetat. Asam aksaloasetat yang mendapat transfer
2 atom karbon (2C) dari asetil Ko-A akan menjadi siklus Krebs
kembali.
7. Apa itu penyakit korteks adrenal, pituitary dan tiroid?
Penyakit korteks adrenal adalah kerusakan pada bagian korteks
dan kelenjar adrenal. Kerusakan ini menyebabkan gangguan dalam
memproduksi hormon-hormon pada bagian korteks adrenal. Salah
satunya adalah kekurangan hormon kortisod yang menyebabkan
kekurangan sensitifitas terhadap insulin sehingga terjadi penurunan
kadar gula darah ( hipglikemik ), selain itu juga mengganggu
metabolisme karbohidrat dari protein, proses melawan infeksi dan
mengontrol radang. Kelenjar pituitari atau kelenjar hipofisis
terletak di bawah hipotalamus. Kelenjar pituitari disebut juga
sebagai kelenjar master karena membantu mengatur sekresi kelenjar
endokrin lainnya. Kelenjar pituitari merupakan kelenjar kecil
berbentuk seperti biji kacang pea dengan diameter sekitar 1 cm.
Kelenjar pituitari memiliki dua bagian yaitu lobus anterior dan
lobus posterior.Kelenjar Pituitari Hormon-hormon yang dihasilkan
oleh lobus anterior (adenohipofisis) hipofisis:a. Hormon
pertumbuhan (GH, growth hormone).Hormon GH berfungsi dalam
meumbuhan tulang, otot, dan organ lainnya. Hormon ini sangat
mempengaruhi tinggi badan seseorang. Kekurangan hormon ini dapat
menyebabkan seseorang menjadi berukuran kerdil, sebaliknya
kelebihan hormon ini menyebabkan gigantisme (pertumbuhan
berlebih).b. Hormon perangsang tiroid (TSH, thyroid stimulating
hormone).Hormon TSH atau tirotropin merangsang kelenjar tiroid
untuk mensekresikan hormon tiroid.c. Hormon adrenokortikotropik
(ACTH).Hormon ACTH merangsang bagian korteks kelenjar adrenal untuk
mensekresikan hormon kortisol.d. Hormon gonadotropik.Hormon
gonadotropik merangsang kelenjar seks (gonad) atau ovarium dan
testis untuk mengatur perkembangan, pertumbuhan, dan fungsi organ
tersebut.e. Hormon prolaktin.Hormon prolaktin merangsang
perkembangan jaringan kelenjar susu selama kehamilan dan
menstimulasi produksi susu setelah kelahiran bayi.Hormon-hormon
yang dihasilkan lobus posterior hipofisis:a. Hormon antidiuretik
(ADH).Hormon antidiuretik atau lebih dikenal dengan nama aspresin
berfungsi mengatur penyerapan air oleh ginjal sehingga urin yang
dihasilkan memiliki kadar air rendah. Hal ini penting untuk menjaga
kadar air dalam tubuh.b. Hormon oksitosin.Hormon ini merangsang
terjadinya kontraksi pada dinding uterus. Selain itu hormon ini
juga menstimulasi pengeluaran susu dari kelenjar susu (mamae)
Kelenjar tiroid terdapat di leher. Kelenjar tersebut memiliki dua
lobus, tiap lobus berada di sisi trakea, tepat berada di bawah
laring atau kantung suara. Kelenjar tiroid memproduksi hormon
tiroksin dan kalsitonin. Hormon kalsitonin berfungsi mengurangi
kadar kalsium darah
8. Apa itu glukosa puasa?Pemeriksaan glukosa puasa merupakan
pengukuran kadar glukosa dalam darah pada kondisi puasa selama 12
jam. Pemeriksaan ini dapat menggambarkan kadar glukosa
endogen.Manfaat pemeriksaan : 1) Skrining dan diagnosis diabetes
melitus (DM), pemantauan terapi DM, serta mendukung dalam kontrol
DM; 2) Diagnosis dan penanganan beberapa gangguan metabolic seperti
asidosis, ketosis, dehidrasi, dan koma diabetik.9. Apa yang dapat
mempengaruhi serum darah?Obat-obatan (kortison, tiazid, loop
diuretik) dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.Trauma,
stress dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah.Penundan
pemeriksaan serum dapat menyebabkan penurunan kadar gula
darah.Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah serum.Aktifitas
yang berat sebelum uji laboratorium dilakukan dapat menurunkan
kadar gula darah.
10. Bagaimana struktur dari glukosa?
Glukosa merupakan suatu aldoheksosa yang mempunyai sifat dapat
memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan
4