Top Banner

of 13

Prak Sig 1 1bibil

Oct 09, 2015

Download

Documents

Tsaniyaintan
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript

LAPORAN PRATIKUMSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS(GKP 0301)ACARA IMEMBANGUN GEODATABASE DAN GEOREFERENCING

Disusun Oleh: Nama: INTANSANIA N NIM : 13/348120/GE/07580 Hari/Jam : Selasa/ 09.00 - 11.00 Asisten : 1. Inna Iffah K 2. Martius Dwi Astuti 3. Angga Setiawan 4. RamadhanLABORATORIUM DESAIN,KONSTRUKSI DAN ANALISA PETAFAKULTAS GEOGRAFIUNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA2014ACARA II.JUDULMembangun geodatabase dan georeferencingII.TUJUAN 1. Melatih keterampilan dalam membangun geodatabase secara benar dan efisien1. Melakukan georeferencing dengan benarIII.ALAT DAN BAHAN Alat :1. Seperangkat komputer (CPU,monitor,keyboard dan mouse)2. Software arcgis 10.1 Bahan :1. Peta administrasi kevamatan Sedayu,Bantul,Yogyakarta2. Peta persebaran tempat sampah kecamatan Sedayu,Bantul,Yogyakarta3. Peta tekstur tanah kecamatan Sedayu,Bantul,Yogyakarta4. Peta kerapatan vegetasi kecamatan Sedayu,Bantul,Yogyakarta5. Data penderita leptosirosis kecamatan Sedayu,Bantul,Yogyakarta

IV.CARA KERJAMembangun geodatabaseUntuk membangun geodatabase dapat dilakukan pada aplikasi ArcCatalog1. Membuka arcCatalog

2. Membuat personal geodatabase pada folder SIG1 dengan nama Pratikum

3. Membuat data environment (untuk memudahkan dalam penyimpanan data) dengab klik kanan pada ArcToolbox, pilih Environtment

4. Mengatur workspace ke geodatabase yang diinginkan

5. Membuat domain untuk lebih mudah dalam pengisian data atribut,caranya : klik kanan pada geodatabase lalu pilih properties.Akan muncul database properties

Isikan domain name : tekstur tanah Field type: textPada coded values isikan : Codedeskripsi

1Debuan

2Lempung

3Pasiran

4Tubuh air

6. Membuat feature dataset,klik kanan pada personal geodatabase,beri nama peta_dasar

7. Mengatur proyeksi,klik next Projected Coordinat System UTM WGS 1984 (klik kanan dan pilih add to favorite untuk memudahkan dalam pengisian proyeksi berikutnya) next finish

8. Membuat feature class,klik kanan pada feature dataset Peta_Dasar,lalu pilih Feature classIsikan pada name : Admin_Sedayu Alias : Batas Administrasi Type : Polygon

9. Lakukan tahap nomor 5,untuk feature class sungai dan jalan#jalan name: Jalan Sedayu #sungai : name: sungai sedayu-alias: jalan alias: sungai-type : Polyline type: polyline10. Pembuatan feature class dalam bentuk Annotation feature dalam feature dataset peta_dasar,beri tanda check pada link the annotation to following feature class.Pilih batas_administrasi,klik next

11. Isikan Reference Scale pada skala 1 : 250.000,lalu next

12. Ubah Default menjadi nama_desa dengan klik rename. Pada label field pilih Batas_Desa,atur text dengan huruf arial ukuran 9. Pilih posisi horizontal pada tab Position lalu klik next,finish

13. Lakukan kembali pembuatan Feature dataset (langkah ke 7-8) dengan judul Peta Tematik

14. Membuat feature class pada feature dataset peta_tematik dengan nama peta_kerapatanvegetasi alias Kerapatan vegetasi,tipe : polyline), peta_Teksturtanah(alias : Tekstur tanah,tipe : polygon),dan peta_persebarantempatsampah (alias : Tempat sampah,tipe : point)

15. Untuk membuat link dengan domain untuk setiap feature class yang dibuat pada field properties domain Gunakan langkah ke 16 untuk peta_teksturtanah

Membangun georeferencing1. Buka aplikasi arcmap2. Panggil data peta yang akan dilakukan proses georeferencing dengan fasilitas add data () yang terdapat pada toolbar lalu pilih file administrasi.bmp yang tersedia di folder (/PRATIKUM/DATA PRATIKUM SIG1 2014/PETA RASTER)

3. Setelah peta tampil pada display,aktifkan too bar georeferencing dengan cara klik kanan mouse pada lokasi tool bar yang kosong kemudian pilih georeferencing

Menampilkan kontrol pointmenambah kontrol point

Layer yang akan di-georeferencingrotasi

4. Tentukan titik control dengan cara klik add control point. (keterangan hijau koordinat image,keterangan merah koordinat sebenarnya), masukkan nilai koordinat sesungguhnya

5. Setelah 4 titik control diperoleh,dapat dilakukan cek RMS error dengan klik view link table

6. Jika ingin melakukan georeferencing pada peta yang sama (identik) dapat menyimpan koordinat georeferencing yang sudah dilakukan dengan cara klik view link table.Pada windows link tersebut klik icon save7. Jika RMS error sudah memenuhi standart yang diinginkan,klik georeferencing lalu klik update georeferencing. Peta sudah siap untuk didigitasi atau klik rectify untuk menyimpan menjadi data baru yang sudah tergeoreferencing8. Lakukan langkah nomor 4,5,7 untuk peta kerapatan vegetasi,tekstur tanah dan persebaran tempat sampah. Jangan lupa untuk mengganti target layer pada toolbar georeferencing sesuai dengan peta yang akan digeoreferencing.VI. HASIL PRATIKUM 1. Geodatabase (dikirim lewat e-mail)2. Printscreen RMS error (terlampir)3. Peta hasil georeferencing (terlampir)

VII.PEMBAHASANSyarat data yang bisa dipakai untuk SIG yaitu data berupa data spasial. Mendesain basis data SIG bertujuan untuk memahami teknik memasukkan input data dengan menggunakan arcCatalog sehingga data akan mudah dipanggil melalui arcMap. Penyusunan peta yang lengkap dengan informasi di dalamnya dibantu dengan menggunakan geodatabase agar peta yang dimasukkan tidak sama dengan peta yang dihasilkan atau inputoutput. Mendesain peta pada pratikum ini menggunakan software arcGis karena banyak keunggulan yang dimiliki oleh software ini sehingga mudah dalam proses pengolahan, menghemat waktu, efisien, symbol dan tools banyak serta hasil peta yang bagus. Penggunaan arcCatalog sebagai tempat penyimpan input data terdapat tiga data set yaitu feature classes, raster dataset, dan table dimana satu sama lainnya memiliki fungsi dan peranan yang berbeda. Data yang dipakai berupa format raster karena ukuran pixelnya bisa diperbesar sampai nilai pixel terkecil, kemudahan dalam membandingkan layer atau tema, struktur data sederhana,data grid lebih kompatibel dengan perangkat keluaran untuk raster karena data dan format data seperti apa merupakan bagian yang perlu dipertimbangkan dalam membangun geodatabase. Georeferencing merupakan bagian dari input data karena peta raster yang dimasukkan memiliki koordinat gambar bukan koordinat pada peta, untuk itu dilakukan pembenaran koordinat agar peta bisa digunakan lebih lanjut seperti untuk digitasi.

Basis data merupakan sekumpulan informasi yang saling berkaitan yang dikelola dan disimpan sebagai satu kesatuan. Kegiatan mendesain peta hal yang pertama harus dilakukan adalah membuat geodatabase. Geodatabase mencakup lokasi spasial, bentuk dari feature yang tersimpan dalam bentuk titik, garis, polygon, pixel atau grid serta lengkap dengan data atributnya. Geodatabase merupakan database tentang geografis. Input database dimasukkan secara sistematis dan terorganisir sehingga dapat diakses dengan mudah dan cepat. Pembuatan basis data untuk menciptakan klasifikasi tertentu yang dikelompokkan dalam suatu wadah agar suatu informasi itu berurut dari general ke khusus. Personal geodatabase di analogikan sebagai sebuah lemari utama sebagai menyimpan data yang mempunyai tema yang kita inginkan. Dibawah personal geodatabase terdapat geodatabase digunakan untuk lemari dari tiap-tiap file namun dikerjakan secara bersama-sama dalam sebuah jaringan komputer (networking) dengan hasil peta yang lebih kompleks dan lebih cepat selesai.Setelah pembuatan personal geodatabase penggunaan environment bertujuan untuk memudahkan dalam penyimpanan data. Pemberian domain agar lebih mudah dalam proses pengisian data atribut sehingga memudahkan dalam melakukan desain peta tematik dan data yang dipanggil bisa cepat dikenali. Field type berguna untuk menentukan jenis dari domain, contoh domain tekstur tanah maka fieldnya berupa text. Dalam personal geodatabase terdapat Feature dataset, Feature class, Table, Raster Catalog dan Raster Dataset. Feature dataset didalamnya terdapat isi yaitu feature class. Feature dataset bagian yang dispesifikasikan dari personal geodatabase untuk memudahkan kita dalam pengelompokan data yang lebih spesifik lagi. Pemberikan koordinat terhadap feature dataset dicocokkan dengan koordinat Indonesia yang digunakan system UTM yaitu system UTM WGS 1984 UTM Zone 49S. Namun, pembangian zona dengan UTM hanya terbagi menjadi dua yaitu 49N yaitu lokasi-lokasi yang terletak di utara dengan batas yang terletak di Greenwich dan 49S yaitu lokasi-lokasi yang terletak di selatan dengan batas yang sama. Feature dataset yang terdiri dari peta dasar dan peta tematik di dalamnya terdapat feature class terdiri dari name, alias dan type. Nama berisikan unsur yang dimasukkan seperti administrasi, alias untuk nama lain dari nama unsurnya, tipenya termasuk titik, garis ,polygon dan lain-lain. Tujuan pengelompokan data ini adalah menghindari terjadinya penumpukan data. Sehingga data tertata rapi dan memudahkan dalam melakukan pengolahan data.Setelah membuat geodatabase maka selanjutnya melakukan desain peta menggunakan arcMap. Input data dengan melakukan proses georeferencing, tujuannya untuk memberikan nilai koordinat sesungguhnya sesuai yang di peta dan mengurangi overlap ketika peta diplot serta dilakukan untuk menentukan titik-titik kunci dari peta sumber. Input data dengan menentukan empat titik control dengan menentukan empat titik control yang berada di pojok-pojok peta yang disesuaikan dengan koordinat peta. Analogi penentuan empat titik control di pojok peta yaitu seolah-olah sedang menggaris tepi pada suatu lembar kertas. Empat titik ini dibuat berurutan agar tidak saling bertabrakan dan mudah mengenalinya. Kendala yang terjadi pada georeferencing ini bisa saja petanya yang tiba-tiba menghilang dari layar atau posisi peta menjadi miring. Setelah empat titik control di dapatkan, bisa melihat RMS error dengan mengklik view link table. Semakin besar RMS error menyebabkan pergeseran jarak di lapangan semakin besar. Semakin kecil informasi RMS error maka semakin akurat data georaferencing, nilai RMS sebaiknya bernilai 0,5. Setelah georeferencing selesai jangan lupa update georeferencing agar data siap untuk dipakai untuk desain peta selanjutnya karena sudah sesuai koordinat peta dengan RMS error sekecil mungkin. VIII.KESIMPULAN1. Geodatabase merupakan tempat sumber data dan langkah awal dalam melakukan desain peta, dapat dibangun dengan memasukkan input data secara benar dan berurutan mulai dari pembuatan personal geodatabase, feature dataset, feature class yang saling berkaitan dan terhubung, pada data set pengisian domain,field type, coded values, system proyeksi sangat membantu untuk terhubung antara peta dasar dan tematik nantinya, mengisi bagian yang penting diisikan informasi tambahan agar mudah dalam pendeteksian data sehingga geodatabase yang digunakan benar dan efisien, format data yang dipakai berupa format raster karena memiliki keunggulan tertentu dari format vektor

2. Georeferencing dilakukan untuk pemberian koordinat sesungguhnya sesuai dengan peta agar hasil georeferecing nanti bisa dijadikan input data selanjutnya seperti digitasi peta, hasil georeferencing tidak mungkin 100 % bernilai nol karena akan ada kesalahan jadi hanya bisa mengurangi rata-rata kesalahan dalam proses georeferencing, RMS yang baik dibawah 0,5, semakin kecil nilai RMS error semakin akurat datanya

DAFTAR PUSTAKADoktafia. Sistem Informasi geografi. Pdfhttp://bappeda.ntbprov.go.id/wpcontent/uploads/2013/09/Bab08b_Georeferencing.pdfhttp://sudomo-gis.com/Tulisan/Membangun%20Geodatabase.pdfDimyati,Ratih Dewanti dan Muhammad Dimyati. 1998. Remote Sensing dan Sistem Informasi Geografis untuk Perencanaan. Jakarta : Fakultas teknik, Universitas Muhammadiyah