Top Banner
POTRET PRAJURIT DALAM LUKISAN HENDRA GUNAWAN DENGAN PENDEKATAN HEURMENETIKA PAUL RICOEUR (UJIAN AKHIR SEMESTER) SEJARAH KESENIAN Pengajar: Muhammad Wasith Albar S.S., M.Hum. Oleh: Ausof Ali Athiyyah 1106057033 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS INDONESIA DESEMBER 2013
16

Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

Feb 17, 2023

Download

Documents

Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

POTRET PRAJURIT DALAM LUKISAN HENDRA GUNAWAN DENGANPENDEKATAN HEURMENETIKA PAUL RICOEUR

(UJIAN AKHIR SEMESTER)

SEJARAH KESENIAN

Pengajar: Muhammad Wasith Albar S.S., M.Hum.

Oleh:

Ausof Ali Athiyyah

1106057033

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA

UNIVERSITAS INDONESIA

DESEMBER 2013

Page 2: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

Pendahuluan

Seni sebagai salah satu media propaganda sangat

berpengaruh dalam membentuk opini masyarakat. Meskipun

peminat ataupun penikmat lukisan atau karya seni rupa

merupakan minoritas namun dari sebuah karya seni kita

bisa melihat secuil realita yang mencoba disampaikan oleh

seniman. Dari secuil realita itulah kita bisa melihat

bagaimana sesungguhnya ada sisi lain dari masyarakat yang

mungkin kita sendiri belum pernah mengetahuinya.

objek prajurit menurut saya identik dengan seniman-

seniman pada masa revolusi khususnya seniman-seniman

‘rakyat’ atau yang tergabung dalam Lekra (Lembaga

Kebudayaan Rakyat) karena tema-tema perjuangan atau

peperangan merupakan tema yang paling mudah membangkitkan

rasa semangat pada masa itu karena pada masa-masa awal

kemerdekaan tema peperangan atau perjuangan telah dialami

langsung oleh sebagian besar masyarakat Indonesia.

Sekalipun tidak terjun langsung namun mereka setidaknya

pernah mangalami situasi atau kondisi berada dalam tengah

perang. Pelaku perjuangan pun dalam lukisan-lukisan

seniman Lekra tidak digambarkan sebagai prajurit tentara

yang berseragam rapih namun ditampilkan seadanya,

sebagaimana ia berada pada masa itu. contohnya, saya

memilih lukisan-lukisan Hendra Gunawan, dalam lukisan

Hendra prajurit selalu digambarkan dengan pakaian bebas

Page 3: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

bukan dengan seragam, sekalipun ada yang berseragam

pastinya ia juga disandingkan denga prajurit lainnya yang

tidak berseragam. Bahkan kebanyakan dari objek prajurit

dalam lukisan-lukisan Hendra tidak menggunakan alas kaki

meskipun memang dalam setiap lukisan Hendra Gunawan objek

manusianya jarang menggunakannya. Tidak menggunakan alas

kaki alias nyeker menunjukan betapa kerasnya hdiup rakyat

kecil indonesia namun hal itu tidam menyurutkna semangat

perlawanan terhadap ketidakadilan

saya memilih tema prajurit dalam lukisan Hendra

Gunawan karena saya melihat tema ini sangat identik

dengan aktivitas Lekra dalam berkarya. Prajurit dan

potret perjuangan yang digambarkan oleh Hendra sama

sekali berbeda dengan potret prajurit yang dibayangkan.

Jika kita membayangkan episode-episode perang baku

tembak, darah, dan kekerasan dalam lukisan Hendra maka

kita takkan menemukannya. Dalam lukisannya Hendra selalu

menampilkan sisi lain dari potreta kehidupan prajurit.

Prajurit juga manusia yang butuh rokok, butuh obrolan,

santai, sama seperti yang lainnya. Namun dibalik itu

Hendra juga ingin berpesan bahwa selain setiap prajurit

sama seperti manusia biasa maka begitu pula sebaliknya.

Setiap manusia biasa juga bisa menjadi prajurit.

Metode Hermeneutika Paul Ricoeur

Hermeneutika beasal dari bahaa Yunani hermeneuin yang

berarti “menafsirkan”.menurut Paul Ricoer Hermeneutika

adalah teori dalam mengetahui dan memahami hubungan teks

Page 4: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

Makna

________________Disiplin Ilmu yang Relevan

Seniman dan Aspek

ReferensialSimbolisasi

Objektivitas

StrukturObjek

dan interpretasinya. Bila digambarkan dalam diagram maka

teori Hermeneutika akan melawati beberapa tahap berikut

untuk mencapai suati interpretasi terhadap teks.

Dari gambar yang berupa piramida terbalik di atas dapat

dijelaskan sebagai berikut:1

a. Mula-mula teks (seni) ditempatkan sebagai objek yang

diteliti sekaligus sebagai subjek atau pusat yang

otonom. Karya seni diposisikan sebagai fakta ontologi

(Rohidi, 2006).

1 Acep Iwan Saidi. HERMENEUTIKA, SEBUAH CARA UNTUK MEMAHAMI TEKS. Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun 7, April 2008

Page 5: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

b. Selanjutnya, karya seni sebagai fakta ontologi

dipahami dengan cara mengobjektivasi strukturnya. Di

sini analisis struktural menempati posisi penting.

c. Pada tahap berikutnya, pemahaman semakin meluas

ketika masuk pada lapis simbolisasi. Hal ini terjadi

sebab di sini tafsir telah melampaui batas struktur.

d. Kode-kode simbolik yang ditafsirkan tentu saja

membutuhkan hal-hal yang bersifat referensial

menyangkut proses kreatif seniman dan faktor-faktor

yang berkaitan dengannya.

e. Kode simbolik yang dipancarkan teks dan dikaitkan

dengan berbagai persoalan di luar dirinya menuntut

disiplin ilmu lain untuk melengkapi tafsir.

f. Akhirnya, ujung dari proses itu adalah ditemukannya

makna atau pesan. Dari skema tampak bahwa makna dan pesan

dalam tafsir hermeneutik berada pada wilayah yang paling

luas dan paling berjauhan dengan teks (karya seni sebagai

fakta ontologisnya), tetapi tetap berada di dalam horizon

yang dipancarkan teks.

Berdasarkan Pendekatan Hermeneutika Paul Ricouer

karya-karya seni Hendra Gunawan dapat mudah dipahami

karena metodenya cocok dan dibutuhkan dalam memaknai

lukisan Hendra. Karya-karya seni Hendra Gunawan ini

memiliki pesan-pesan tertentu dan untuk memaknainya

dibutuhkan sebuah ilmu bantu lain yaitu ilmu sejarah

karena episode dan potret dalam lukisan Hendra Gunawan

Page 6: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

ini menjelaskan dan dapat dimaknai apabila kita

mengetahui konteks zaman lukisan-lukisan ini dibuat.

C. Interpretasi Lukisan

Page 7: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

1. “Gerilya”

Medium: Canvas, Oil paint

Tahun Pembuatan: 1960

Dimensi: 145 cm x 158 cm x cm

Sumber:

http://archive.ivaa-online.org/artworks/detail/9780

Dalam lukisan berjudul “Gerilya” terlihat segerombolan

orang yang sedang bergerombol dengan raut muka serius dan

membicarakan sesuatu. Terlihat ada beberapa prajurit

dengan pakaian yang berbeda-beda. Salah satunya

menggunakan seragam tentara sementara yang lainnya

menggunakan pakaian biasa tak berseragam. Dari situasinya

terlihat mereka sedang bergerombol membicarakan sesuatu

Page 8: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

dan di belakangnya terdapat siluet tentara yang sedang

siaga dengan senjata.

Bila dilihat dari judulnya, mereka sedang

membicarakan kondisi lapangan dimana salah seorang

prajurit berbaju putih dan bersenjata sedang melaporkan

situasi kepada prajurit berseragam yang kemungkinan

merupakan komandan lapangan. Sementara dua orang lainnya

kemungkinan adalah ajudan sang komandan lapangan karena

terlihat mereka ikut menyimak laporan yang disampaikan

prajurit pertama.

Menurut saya lukisan ini dibuat Hendra Gunawan pada

masa ia aktif berkarya di Lekra (Lembaga Kebudayaan

Rakyat) bukan saat sedang berlangsung perang ataupun

konflik seperti yang dilukiskan karena strategi gerilya

dilakukan pada masa perjuangan mempertahankan kemerdekaan

(1945 – 1949) sementara lukisan ini baru dibuat dan

selesai pada 1960. Sehingga ada kemungkinan tujuan dari

Hendra membuat lukisan ini adalah untuk mengembalikan

semangat revolusi pada masyarakat. Semangat ini sesuai

dengan tujuan Lekra yaitu menjadi alat propaganda

semangat revolusi.

Namun ada hal lain yang coba disampaikan oleh Hendra

melalui lukisan ini. Pesan terpenting yang coba

disampaikan oleh Hendra adalah penerangan bahwa siapapun

bisa berjuang dan berperang bukan hanya tentara. Dalam

lukisannya terlihat kalau rakyat biasa yang tidak memakai

seragam juga bisa memanggul senjata dan berjuang dalam

Page 9: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

medan revolusi, bukan hanya tentara. Ini jika dilihat

dari konteks zaman saat Hendra Gunawan membuat lukisan

ini memiliki sangkut paut. PKI sebagai partai yang

berafiliasi dengan Lekra memiliki tujuan untuk

mempersenjatai rakyat kelas pekerja seperti petani dan

buruh. Sehingga lukisan ini menjadi propaganda mereka

untuk memberikan pemahaman tentang hak bersenjata bagi

siapapun.

2. “Pengantin Revolusi”

Medium: Canvas, Oil paint

Tahun Pembuatan: 1955

Dimensi: cm x cm x cm

Page 10: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

Dalam lukisan ini yang menjadi fokus utamanya adalah

sepasang pengantin yang baru saja menggelar

pernikahannya. Sosok laki-lakinya merupakan seorang

pejuang, terlihat dari pakaian yang dikenakannya. Seorang

wanita dari lukisan ini merupakan gambaran wanita biasa,

hal tersebut dapat dilihat dari pakaian yang dikenakannya

cukup sederhana. Lukisan ini penulis interpretasikan

sebagai sisi lain dari gambaran sebuah revolusi yang

memang sedang terjadi pada tahun 1955.

Orang-orang yang ada disekelilingnya mengesankan

adanya suatu penyambutan terhadap pasangan pengantin baru

ini. Mereka menggunakan sepeda untuk sekadar berkeliling

merayakan kebahagiaan mereka bersama masyarakat lainnya.

Perasaan wanitanya terlihat dari ekspresinya begitu

bahagia. Dia tidak mempedulikan hari esok akan seperti

apa. Entah ia sadar atau tidak, dia telah memutuskan

untuk menikah dengan pejuang revolusi.

Makna tersirat yang ingin disampaikan oleh pelukis

dalam lukisan inii adalah bahwa seorang pejuang revolusi

pun mempunyai sisi lain, yaitu sisi kemanusiawian.

Ditengah tanggungjawabnya sebagai pembela negara, ia juga

membutuhkan cinta kasih. Dan ketika kita melihat

segerombolan orang yang ada disekelilingnya begitu

bahagia melihat si pejuang revolusi menikah.

Page 11: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

3. “Siasat”

Page 12: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

Medium:

Tahun Pembuatan:

Dimensi:

Dalam lukisan ini terlihat tiga orang prajurit

sedang beristirahat sambil merokok. Dua orang prajurit

bersitirahat dengan senjata masih terpanggul. Dengan

latar daerah bantaran sungai dan bebatuan kali. Dua orang

prajurit sedang menyalakan rokok sementara yang satu

tengah bersantai di belakangnya dengan kaki menyelonjor,

rokok ditangan, dan tangan yang cedera.

Menurut saya kenapa Hendra Gunawan menamakan judul

lukisan ini dengan Siasat adalah karena yang menjadi objek

utama lukisan ini adalah dua orang prajurit yang sedang

menyiasati rokok mereka agar menyala yaitu dengan cara

menyambung api. Cara ini merupakan cara yang sangat

‘merakyat’ menurut saya. Saking tidak punyanya sampai

untuk menyulut api pun mereka harus saling menyambung

rokok agar tidak kehabisan sumber api.

Page 13: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

4. “Istirahat”

Media:

Tahun Pembuatan:

Dimensi:

Dalam lukisan berjudul istirahat ini terlihat tiga

orang prajurit sedang beristirahat, sesuai judulnya,

mungkin menunggu giliran jaga karena meskipun sedang

beristirahat mereka juga siap dengan senjata dan juga

tatapan yang awas terhadap sekelilingnya. Lalu pada salah

satu prajurit menggunakan pita merah putih di kepalanya

sebagai atribut perjuangannya dan yang satunya lagi

menggunakan helm besi khas perang dunia II.

Saya menginterpretasikan Hendra mencoba menyampaiakn

bahwa dalam keadaan istirahat pun seorang prajurit tetap

berjaga dan tetap awas waspada terhadap kondisi di

sekitarnya. Berbeda dengan sekarang, prajurit yang sedang

tugas berjaga pun terkadang lalai dan tidak awas sehingga

Page 14: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

bisa kecolongan. Dengan semangat revolusi prajurit ini

mengawas. Sehingga mereka melakukan ini tulus karena

semangat revolusi dan bakti negara bukan karena gaji

ataupun upah semata.

Penutup

Lukisan-lukisan Hendra Gunawan mengenai prajurit dan

tentara revolusi ini sesungguhnya merupakan pesan

tersirat bahwa setiap orang ataupun masyarakat berhak

berjuang dan juga bersenjata. Setiap rakyat kecil seperti

petani, buruh, pedagang, masyarakat biasa mereka semua

berhak memanggul senjata untuk berjuang sehingga

kewajiban untuk revolusi bukan hanya milik tentara

angkatan darat, laut, ataupun udara saja. Hal ini bisa

kita lihat dari pakaian prajurit dalam lukisan-lukisan

Hendra yang ada objek prajuritnya. Hampir setiap prajurit

dalam lukisan Hendra menggunakan baju rakyat biasa bukan

baju seragam ala tentara yang wajib digunakan saat perang

ataupun bertugas.

Pesan ini relevan dengan tujunan Partai Komunis

Indonesia (PKI), partai yang berafiliasi dengan Lekra

tempat Hendra Gunawan bernaung, yaitu mempersenjatai

rakyat kecil untuk berjuang dan membentuk angkatan

kelima. Sehingga bisa kita katakan lukisan-lukisan Hendra

Gunawan ini adalah salah satu propaganda dia dalam

Page 15: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

menjelaskan angkatan kelima meskipun isu ini baru santer

terdengar pada tahun 1960-an. jika mencoba

mengartikulasikan pesan yang coba disampaikan oleh Hendra

Gunawan dalam lukisan yang bertema potret prajurit ini

adalah “Setiap prajurit juga manusia biasa dan setipa

manusia biasa berhak serta bisa menjadi seorang prajurit

memanggull senjata”.

Daftar Pustaka

- Saidi, Acep Iwan. HERMENEUTIKA, SEBUAH CARA UNTUK

MEMAHAMI TEKS. Jurnal Sosioteknologi Edisi 13 Tahun

7, April 2008.

- Wachid, Abdul. Heurmenetika Sebagai Sistem Interpretasi Paul

Ricoeur Terhadap Teks-Teks Seni. Jurnal Imaji Vol.4, No.2,

Agustus 2006

Page 16: Prajurit dalam Lukisan Hendra Gunawan

- http://archive.ivaa-online.org/artworks/detail/9780

diakses pada 20 Januari 2014

- http://archive.ivaa-online.org/artworks/detail/9782

diakses pada 20 Januari 2014- http://www.geringerart.com/bios/gunawan.html diakses

pada 28 Oktober 2013 pkl. 19.00 WIB- http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/hendra-gunawan

diakses pada 28 Oktober 2013 pkl. 19.15 WIB- http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/

hendragunawan.html diakses pada 28 Oktober 2013 pkl.

19.15 WIB