Top Banner
PROGRAM MANAJEMEN K3 - PRA KONTRAK - PRA RK3K PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA K3 OHSAS 18001:2007
39

PRA-RK3K-PANTAI

Oct 02, 2015

Download

Documents

katacipeng

PENGAMANAN PANTAI
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    - PRA KONTRAK -

    PRA RK3K

    PROGRAM

    KESEHATAN DAN KESELAMATAN

    KERJA

    K3 OHSAS 18001:2007

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    DAFTAR ISI 1. Latar belakang, maksud, tujuan dan ruang lingkup 2. Peraturan perundang undangan yang meliputi :

    a. Peraturan perundang undangan yang berlaku b. Ketentuan lainnya.

    3. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi : a. Pengertian SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum b. Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja c. Identifikasi faktor resiko K3 konstruksi d. Perencanaan e. Sasaran K3 dan Program K3 f. Prosedur kebijakan, prosedur identifikasi faktor resiko, prosedur sasaran dan program k3

    4. Pengukuran 5. Tanggap Darurat dan Instruksi kerja Kesehatan dalam bekerja. 6. Tinjauan manajemen. 7. Kesimpulan 8. Penutup 9. Daftar pustaka 10. Lampiran Fasilitas K3

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    1.1 LATAR BELAKANG

    Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam

    sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia.

    Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan

    sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan

    kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab

    itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus

    diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem

    pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata

    sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi

    setiap bentuk kegiatan pekerjaan.

    Secara singkatnya latar belakang Program K3 ini adalah :

    Kegiatan Konstruksi merupakan unsur yang penting dalam pembangunan

    Kegiatan konstruksi menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan.

    Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku.

    1.2 MAKSUD, Tujuan dan Ruang Lingkup

    (1) Maksud Pra rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K) ini sebagai acuan bagi

    penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang

    dapat dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi.

    (2) Tujuan Pra rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K) ini agar semua pemangku

    kepentingan mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam

    penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum

    khususnya untuk pekerjaan ini. sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja

    konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi serta menciptakan lingkungan kerja

    yang aman dan nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.

    (3) Ruang Lingkup Pra rencana K3 Kontrak (Pra-RK3K) ini mengatur

    penyelenggaraan sistem manajemen K3 konstruksi Bidang Pekerjaan Umum bagi

    pelaksanaan pekerjaan ini dengan seluruh uraian pekerjaannya semenjak persiapan

    hingga penyelesaian pekerjaan, yang telah diperhitungkan sebagai Proyek dengan

    Resiko Kecelakaan Tinggi.

    Ruang lingkup K3 dapat dijelaskan sebagai berikut :

    a. Kesehatan dan keselamatan kerja diterapkan di semua tempat kerja yang di

    dalamnya melibatkan aspek manusia sebagai tenaga kerja, bahaya akibat kerja dan

    usaha yang dikerjakan.

    b. Aspek perlindungan dalam K3 meliputi :

    1) Tenaga kerja dari semua jenis dan jenjang keahlian

    2) Peralatan dan bahan yang dipergunakan

    3) Faktor-faktor lingkungan fisik, biologi, kimiawi, maupun sosial.

    4) Proses produksi

    5) Karakteristik dan sifat pekerjaan

    6) Teknologi dan metodologi kerja

    c. Penerapan K3 dilaksanakan secara holistik sejak perencanaan hingga perolehan

    hasil dari kegiatan industri barang maupun jasa.

    d. Semua pihak yang terlibat dalam proses industri/perusahaan ikut bertanggung

    jawab atas keberhasilan usaha K3.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    II. Peraturan perundang undangan II.a. Peraturan perundang undangan yang berlaku

    NO. UU PERATURAN / PERUNDANG-UNDANGAN

    UUD 1945 Undang-undang dasar

    Uu No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja

    Uu No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja

    Uu No. 23/1992 Tentang Kesehatan

    Uu No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga Kerja

    Uu No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi

    Uu No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan

    II.b. Ketentuan lainnya.

    PERATURAN / KETENTUAN PERATURAN / KETENTUAN

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.O2/Men/L980

    Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1981

    Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 03/Men/1998

    Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1989

    Kualifikasi Dan Syarat-Syarat Operator Keran Angkat

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/Men/1987

    Panltla Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukkan Ahll Keselamatan Kerja

    Peraturan Menteri Perburuhan No. 7tahun 1964

    Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan Dalam Tempat Kerja

    Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-186/Men/1999

    Unit Penanggulangan Kebakaran Dl Tempat Kerja

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.: Perm05/Men/1985

    Pesawat Angkat Dan Angkut

    Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999 Nllal Ambang Batas Faktor Flslka Dl Tempat Kerja

    Surat Edaran No. Seso1/Men/1997 Nllal Ambang Batas Faktor Klmla Dl Udara Lingkungan

    Kerja

    Surat Edaran Dirjen Binawas No. 05/Bw/1997 Penggunaan Alat Pelindung Dirl

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 02/Men/1982

    Kualifikasi Juru Las

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1980

    K 3 Pada Konstruksi Bangunan

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 04/Men/1980

    Syarat-Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Aiat Pemadam Api Ringan

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    3. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

    a. Pengertian SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam Pra RK3K ini yang

    dimaksud dengan :

    1. K3 adalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja dengan pengertian pemberian

    perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan

    dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses

    produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja.

    2. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian

    dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

    perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang

    dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan

    kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang

    selamat, aman,

    efisien dan produktif.

    3. SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum adalah SMK3 pada sektor jasa

    konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara lain

    pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum, sistem

    penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan

    perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan,

    bendung, waduk, dan lainnya.

    4. Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus di

    bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam merencanakan, melaksanakan

    dan mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi sesuai pedoman ini di tempat

    penugasannya yang dibuktikan dengan sertifikat dari yang berwenang dan sudah

    berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan K3 Konstruksi

    Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi pengalaman kerja.

    5. Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa

    dan/atau Organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3

    Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

    6. P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat

    kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk

    mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan

    keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan

    Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan

    Sekretaris

    P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.

    7. Tempat kerja adalah setiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak

    atau tetap, dimana tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk

    keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber sumber bahaya baik

    didarat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara yang berada

    di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia.

    8. Bahaya K3 adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu

    batas yang memadai.

    9. Risiko K3 adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3

    dengan akibat yang ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi.

    10. Kategori Risiko K3 berupa tinggi, sedang atau kecil. Jika terjadi perbedaan

    pendapat tentang penentuan kategori risiko, harus diambil tingkat risiko yang lebih

    tinggi.

    11. Risiko Tinggi mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya berisiko

    sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, jiwa manusia, dan

    lingkungan serta terganggunya kegiatan konstruksi.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    12. Risiko Sedang mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat

    berisiko membahayakan keselamatan umum, harta benda dan jiwa manusia serta

    terganggunya kegiatan konstruksi.

    13. Risiko Kecil mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya tidak

    membahayakan keselamatan umum dan harta benda serta terganggunya kegiatan

    konstruksi.

    14. Manajemen Risiko adalah proses manajemen terhadap risiko yang dimulai dari

    kegiatan mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat risiko dan mengendalikan risiko. M

    15. Pengguna Jasa adalah perseorangan atau badan sebagai pemberi tugas atau

    pemilik pekerjaan / proyek yang memerlukan layanan jasa konstruksi.

    16. Satuan Kerja adalah organisasi/lembaga pada Pemerintah yang bertanggung

    jawab kepada Menteri yang menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dari dana

    APBN Departemen Pekerjaan Umum.

    17. Pejabat Pembuat Komitmen adalah pejabat yang melakukan tindakan yang

    mengakibatkan pengeluaran anggaran belanja.

    18. Penyedia barang/jasa adalah orang perseorangan atau badan yang kegiatan

    usahanya menyediakan layanan jasa konstruksi.

    19. Jasa Pemborongan adalah layanan pekerjaan pelaksanaan konstruksi atau wujud

    fisik lainnya yang perencanaan teknis dan spesifikasinya ditetapkan Pejabat Pembuat

    Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna Anggaran dan proses serta

    pelaksanaannya diawasi oleh Pejabat Pembuat Komitmen.

    20. Jasa Konsultansi adalah layanan jasa keahlian profesional dalam berbagai bidang

    yang meliputi jasa perencanaan konstruksi, jasa pengawasan konstruksi, dan jasa

    pelayanan profesi lainnya, dalam rangka mencapai sasaran tertentu yang keluarannya

    berbentuk piranti lunak yang disusun secara sistematis berdasarkan kerangka acuan

    kerja yang ditetapkan Pejabat Pembuat Komitmen sesuai penugasan Kuasa Pengguna

    Anggaran.

    21. Kegiatan Swakelola adalah pelaksanaan pekerjaan yang direncanakan,

    dikerjakan/ dilaksanakan, dan diawasi sendiri oleh pengguna jasa.

    22. Pemangku Kepentingan adalah pihak-pihak yang berinteraksi dalam kegiatan

    konstruksi meliputi Pengguna Jasa, Penyedia Jasa dan pihak lain yang

    berkepentingan.

    23. Audit Internal K3 Kontruksi Bidang Pekerjaan Umum adalah pemeriksaan

    secara sistematik dan independen oleh Auditor K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan

    Umum dalam kerangka pembinaan untuk memberikan penilaian terhadap efektifitas

    penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum di lingkungan kerja.

    24. Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum oleh Penyedia Jasa

    adalah Audit K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh auditor

    internal Penyedia Jasa.

    25. Laporan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum adalah hasil

    audit K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dilakukan oleh auditor yang berisi

    fakta yang didapatkan pada saat pelaksanaan Audit K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan

    Umum.

    26. RK3K (Rencana K3 Kontrak) adalah dokumen rencana penyelenggaraan K3

    Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuat oleh Penyedia Jasa dan disetujui

    oleh Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara

    Penyedia Jasa dengan Pengguna Jasa dalam penyelenggaraan K3 Konstruksi Bidang

    Pekerjaan Umum.

    27. Monitoring dan Evaluasi (MONEV) K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan

    Umum adalah kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap kinerja Penyelenggaraan

    K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang meliputi pengumpulan data, analisa,

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    penilaian, kesimpulan dan rekomendasi tingkat penerapan K3 Konstruksi Bidang

    Pekerjaan Umum.

    28. Tenaga Kerja adalah orang yang bekerja di suatu perusahaan dan/atau di tempat

    kerja

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    B. KEBIJAKAN

    KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    Kami, PT. KARYA MULTI ANUGERAH yang bergerak dalam bidang

    Kontraktor berkomitmen untuk menerapkan sistem manajemen keselamatan dan

    kesehatan kerja dengan cara :

    1. Memotivasi dan mendukung usaha pencegahan kecelakaan dan penyakit yang

    diakibatkan oleh pekerjaan.

    2. Aktif berperan dalam usaha pemenuhan peraturan perundang-undangan dan

    persyaratan lain yang berorientasi pada keselamatan dan kesehatan kerja.

    3. Mengkomunikasikan dan mensosialisasikan kegiatan keselamatan dan

    kesehatan kerja kepada pihak terkait.

    4. Menetapkan dan melaksanakan tinjauan secara berkala terhadap sasaran dan

    program keselamatan dan kesehatan kerja serta melakukan perbaikan secara

    berkesinambungan.

    PT. KARYA MULTI ANUGERAH

    SYARIP NURDIN ZAIN

    DIREKTUR UTAMA

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    C. IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIANNYA

    IDENTIFIKASI BAHAYA

    PENILAIAN RESIKO

    Penanggung Jawab

    NO URAIAN PEKERJAAN PERALATAN TENAGA PELUANG AKIBAT RESIKO PENGENDALIAN

    KERJA KERJA RESIKO

    1 Survey dan Pengukuran Kendaraan, Alat Ukur 4 kecelakaan lalu lintas

    1 3 3 Prosedur Tanggap Darurat Kecelakaan

    Supir

    konflik sosial 1 3 3 Sosialisasi Masyarakat HUMAS, GS

    kehujanan longsoran

    1 3 3

    APD : Safety shoes, masker debu, obat anti malaria, rompi safety, jas hujan Safety belt

    (bila diperlukan)

    Surveyor, Petugas K3

    nyamuk malaria 1 3 3

    terjatuh/ tersandung

    2 1 2

    ular, binatang buas

    1 3 3

    2 Pembuatan Basecamp (Pembersihan dan perataan lahan Pemadatan dan Perkerasan Lahan Pembuatan saluran , Konstruksi Bangunan, Instalasi Listrik)

    Bulldozer Dump truck bulldozer , vibro, Dump truck manual, cangkul

    adukan semen

    10 tergilas 1 3 3 Prosedur Tanggap Darurat Kecelakaan,

    Sosialisasi Masyarakat

    Site Manager, Mandor,Humas,

    Operator, Petugas K3

    debu, kebisingan, asap, getaran

    3 1 3

    APD : Safety shoes, masker debu, obat anti malaria, rompi safety, jas hujan Safety belt

    (bila diperlukan)

    terkena cangkul 1 2 2

    tertimbun 1 3 3

    manual, paku, gergaji, gunting, mesin serut

    4 terpukul jatuh dari atap

    1 3 3

    Peralatan Kelistrikan 4 tertimpa barang jatuh/balok

    1 3 3 Baricade, Instruksi Kerja

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    jatuh / tersandung debu adukan

    semen

    1 1 1 APD : Safety shoes, masker debu, obat anti malaria, rompi safety, jas hujan Safety belt

    (bila diperlukan)

    kesetrum 1 3 3

    Site Manager

    3 Traffic Management 6 kecelakaan lalu lintas

    1 3 3 Pros. P. Kondisi Darurat & Kecelakaan IK. Penggunaan Alat

    Kerja Manual APD : Safety shoes, Boot shoes, Helm,

    Masker debu, sarung tangan, rompi traffic Lampu traffic, Jas

    Hujan Barikade / rubber cone " Kurangi Kecepatan

    Sekarang" " Hati-Hati "

    Rambu Bekerja Rambu Pengalihan

    Arus Lalin

    cuaca panas 1 3 3

    kehujanan 1 3 3

    cuaca dingin 1 3 3

    faktor ergonomis 1 3 3

    bising 1 3 3

    debu / asap 1 3 3

    1 3 3

    konflik sosial 1 3 3

    4 Pembongkaran / Penyimpanan material

    truck tanki drum

    pompa transfer crane manual

    3 terlindas, tertabrak

    , terjepit, tertimpa drum sling putus terpukul ayunan

    besi terjepit tertimpa besi

    tergores faktor ergonomis tergores

    1 3 3 Pros. P. Kondisi Darurat & Kecelakaan IK. Penggunaan APAR

    IK. Penanganan Material Mudah

    Terbakar Skenario Kondisi Darurat Kebakaran IK.

    Penggunaan Alat Kerja Manual IK.

    Pengoperasian Crane APD : Sepatu, Sarung

    tangan, masker, APAR, Kotak P3K Rambu

    "Bahan Mudah Meledak" Rambu

    "Dilarang MErokok"

    Site Manager

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    kebakaran ledakan

    1 3 3

    Site Manager

    5 6 7

    Pekerjaan Tanah

    Pasangan gorong-gorong pracetak

    BoxCulvert

    Cerucuk bamboo aur pengadaan dan

    pemancangan

    excavator, buldozer, dump truck manual jack hammer motor grader

    vibro roller

    Tacle dan peralatan lainnya

    Martil,pacul,linggis

    5 4 2

    bising debu terlindas /

    tertabrak Terkena alat kerja getaran

    ergonomis

    Terjepit / tertimpa gorong-gorong

    Terkene alat kerja,tertimpa

    1

    2

    3

    3 1 1

    3 2 1

    Pros. P. Kondisi Darurat & Kecelakaan

    IK. Pengoperasian Dump truck IK. Pengoperasian Excavator IK.

    Pengoperasian Bulldozer IK.

    Pengoperasian Motor Grader IK.

    Pengoperasian Vibro Roller IK.

    Pengoperasian JackHammer APD : helm, sepatu safety,

    kacamata, sarungtangan,

    masker

    APD : helm, sepatu safety, kacamata,

    sarung tangan, masker

    APD : helm, sepatu safety, kacamata,

    sarung tangan, masker

    Mandor Mandor

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    8 9

    Beton struktur K250

    Memotong,membengkokan dan

    memasang Tulangan Polos (U32)

    Concrete mixer truck,pacul,skop,vibrator

    Cutter Mechine, kunci besi,gergaji besi,alat

    pengukit,gegep

    5 6

    bising debu terlindas /

    tertabrak Terkena alat kerja getaran

    ergonomis

    Terkena alat kerja,terkena serpihan besi

    1

    3

    3 1

    3 3

    Pros. P. Kondisi Darurat & Kecelakaan

    APD : helm, sepatu safety, kacamata,

    sarungtangan, masker

    APD : helm, sepatu safety, kacamata,

    sarungtangan, masker

    Site Manager,mandor mandor

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    D. PERENCANAAN

    1. Ruang Lingkup

    Bagian ini menerangkan tentang identifikasi bahaya, penilaian resiko dan

    pengendalian resiko, persyaratan hukum dan persyaratan lainnya, sasaran dan

    program keselamatan dan kesehatan kerja.

    2. Referensi

    2.1. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.1 : Planning for Hazard

    Identification, Risk Assesment

    and Risk Control

    2.2. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.2 : Legal and Other Requirements

    2.3. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.3 : Objectives

    2.4. OHSAS 18001:2007, Clause 4.3.4 : OH & S Management

    Program(s)

    3. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

    3.1. PT. KARYA MULTI ANUGERAH memastikan bahwa perencanaan

    sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini dilaksanakan

    dalam usaha memenuhi persyaratan yang diperlukan serta memastikan

    sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja ini tetap terpelihara.

    3.2. PT. KARYA MULTI ANUGERAH menetapkan dan memelihara prosedur

    untuk mengidentifikasi, menilai, mengendalikan resiko keselamatan kerja,

    dari kegiatan, jasa dan fasilitas.

    3.3. PT. KARYA MULTI ANUGERAH memastikan hasil dari penilaian dan

    pengaruh dari pengendalian dipertimbangkan dalam menetapkan sasaran

    keselamatan dan kesehatan kerja dan memelihara informasi yang relevan

    dengan perubahan yang diperlukan, mencakup aktivitas rutin dan non rutin

    dan aktivitas dari semua personil yang memiliki akses ke tempat kerja

    (termasuk sub kontraktor dan pengunjung).

    3.4. PT. KARYA MULTI ANUGERAH melakukan proses identifikasi

    terhadap resiko keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan prosedur

    yang telah ditetapkan untuk setiap rencana pengembangan atau aktivitas

    baru atau perubahan aktivitas dan jasa.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    3.5. PT. KARYA MULTI ANUGERAH menetapkan, memelihara dan

    menerapkan prosedur untuk mengetahui dan memenuhi persyaratan

    hukum dan persyaratan lainnya yang diikuti oleh perusahaan dan relevan

    dengan resiko keselamatan dan kesehatan kerja dari kegiatan, jasa dan

    fasilitasnya.

    3.6. Peraturan-peraturan dan persyaratan hukum yang terkait dengan

    keselamatan dan kesehatan kerja, harus terdaftar dan terdokumentasi

    sehingga memudahkan dalam pelaksanaan sistem manajemen keselamatan

    dan kesehatan kerja.

    3.7. PT. KARYA MULTI ANUGERAH menjaga informasi peraturan

    perundang-undangan dan persyaratan lainnya tetap up-to-date dan

    dikomunikasikan kepada karyawan dan pihak yang terkait.

    3.8. Departemen terkait harus menyusun program kerja K3 yang disetujui oleh

    MR untuk mencapai setiap sasaran K3 yang dibuat berdasarkan evaluasi

    kinerja sebelumnya, bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja.

    3.9. Penetapan dan peninjauan sasaran dan program K3, PT. KARYA MULTI

    ANUGERAH mempertimbangkan :

    3.9.1. Persyaratan hukum dan persyaratan lainnya.

    3.9.2. Bahaya dan resiko keselamatan dan kesehatan kerja.

    4. Dokumen Terkait

    4.1. PK3. 4.3.1 Prosedur Identifikasi Bahaya Potensial, Penilaian Risiko dan

    Pengendalian Risiko.

    4.2. PK3. 4.3.2 Prosedur Identifikasi Perundang-undangan dan Persyaratan

    Lain.

    4.3. PK3. 4.3.3 Prosedur Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program K3.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    E. SASARAN K3 DAN PROGRAM K3

    SASARAN K3

    1. ZERO ACCIDENT

    i. Meninggal / Cacat Tetap (0%)

    ii. Kehilangan Jam Kerja akibat Kecelakaan kerja maksimal 1 %

    iii. Kehilangan jam kerja akibat sakit maksimal 5 %

    2. PEMENUHAN UNDANG-UNDANG DAN PERATURAN SMK3

    3. PEMAHAMAN DAN KESADARAN K3 SELURUH KARYAWAN

    i. Penggunaan APD 95 %

    ii. Laporan kerja K3 minimal 1 kali dalam sebulan

    PROGRAM K3

    - Mengidentifikasi dan rnernbuat analisa Bahaya dan Resiko setiap pekerjaan. - Mengawasi setiap pekerjaan beresiko tinggi dengan dikeluarkannya Surat Ijin

    Kerja

    - Melakukan Safety Briefing di setiap awal bekerja kepada seluruh pengawas dan pekerja.

    - Melakukan Safety Patroli dan Inspeksi terhadap Lokasi Kerja, Metode dan Peralatan

    - Kerja. - Mernbuat rnetode pengarnanan dan pengawasan terhadap alat selarna bekerja - khususnya alat angkat, angkut dan rnuat. - Penyediaan alat dan pendukung keselarnatan kerja (Rarnbu-rarnbu, APD,

    Pernadarn

    - kebakaran, P3K). - Mernbatasi kerja lernbur - Perneriksaan kesehatan setiap pekerja beresiko tinqgi ( secara periodik )

    - Menyediakan Alat Pelindung Diri sesuai kebutuhan - Meningkatkan kedisiplinan terhadap pernakaian APD rnelalui inspeksi dan - punishment (bila diperlukan) - Mensosialisasikan Peurundang-undangan dan Peraturan K3 - Mernberikan training / pelatihan internal yang berhubungan dengan kesadaran

    K3

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    F. PROSEDUR

    III.1 PROSEDUR IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL,

    PENILAIAN RISIKO DAN PENGENDALIAN RESIKO

    1. Tujuan

    Prosedur ini memberikan pedoman dalam penilaian risiko yang meliputi risiko

    kesehatan dan keselamatan kerja secara formal sebelum melakukan suatu kegiatan

    melalui identifikasi setiap bahaya dan risiko yang timbul dari seluruh aktivitas,

    produk dan jasa yang dilakukan, melakukan penilaian tingkat risiko serta

    menentukan pengendalian risiko untuk diterapkan dalam aktivitas kerja sehari-

    hari.

    2. Ruang Lingkup

    Prosedur ini diaplikasikan diseluruh aktivitas baik rutin maupun non rutin (baru

    ataupun modifikasi) dalam penyelenggaraan kegiatan jasa dan fasilitas pada

    semua bagian termasuk juga kontraktor, sub kontraktor, pengunjung yang berada

    di lingkungan kerja PT. KARYA MULTI ANUGERAH.

    3. Uraian Umum

    3.1. Bahaya adalah sesuatu yang memiliki potensi yang dapat menyebabkan

    cidera atau sakit (bagi pekerja, kontraktor, pengunjung atau masyarakat

    sekitar) atau kerusakan terhadap properti perusahaan.

    3.2. Risiko adalah kecenderungan untuk terjadi cidera, sakit atau kerusakan

    terhadap properti perusahaan yang timbul akibat paparan bahaya.

    3.3. Penilaian risiko adalah proses penilaian terhadap suatu risiko dengan

    menggunakan parameter akibat dan peluang dari bahaya yang ada.

    3.4. Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan mengakibatkan kepada

    kematian, penyakit akibat kerja, cidera, kerusakan atau kehilangan lainnya.

    3.5. Insiden adalah keadaan yang menimbulkan kecelakaan atau memiliki

    potensi untuk terjadi kecelakaan. Sebuah insiden dimana tidak ada

    penyakit akibat kerja, cidera, kerusakan atau kerugian lainnya juga

    diartikan sebagai sebuah hampir celaka (near-miss). Pengertian

    insiden termasuk juga hampir celaka (near-miss).

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    3.6. Hirarki pengendalian tersebut adalah pengendalian risiko yang meliputi:

    3.6.1. Eliminasi merupakan metode yang paling effektif untuk

    menghilangkan sumber bahaya (menghilangkan proses).

    3.6.2. Substitusi merupakan metode yang dilakukan apabila bahaya

    tidak bisa dieliminasi yaitu dengan penggantian (mengganti

    motor diesel dengan motor elektrik, menggunakan gerinda yang

    bebas debu).

    3.6.3. Rekayasa engineering misalnya dengan menambahkan guarding

    atau penutup, mengisolasi area kerja yang berbahaya (isolasi area

    berdebu).

    3.6.4. Pengendalian secara administrasi misalnya, IK, pengawasan,

    pelatihan, rambu-rambu dan rotasi kerja.

    3.6.5. Alat Pelindung Diri/APD (helmet, sepatu safety, sabuk pengaman,

    pelindung telinga, sarung tangan, pelindung mata/muka).

    3.7. Tim K3 adalah tim penilai risiko yang terdiri dari perwakilan dari masing-

    masing unit kerja yang bertugas untuk melakukan identifikasi bahaya,

    penilaian dan pengendalian risiko.

    4. Prosedur

    4.1. Management Representative

    4.1.1. Mengkoordinasikan pelaksanaan identifikasi, penilaian awal bahaya

    dan risiko di seluruh area PT. KARYA MULTI ANUGERAH.

    4.1.2. Bersama-sama dengan Tim K3 melakukan evaluasi hasil identifikasi

    dan penilaian risiko yang dilakukan.

    4.2. Manager Terkait dan/atau Tim K3

    4.2.1. Identifikasi Bahaya

    4.2.1.1. Pada tahap awal, Tim K3 akan melakukan identifikasi

    bahaya dengan mempertimbangkan:

    1. Aktivitas rutin dan non rutin.

    2. Aktivitas terhadap semua orang yang

    mempunyai akses ke area kerja baik

    kontraktor/pengunjung, termasuk traffic

    activity dari Kantor Pusat ke Site atau

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    sebaliknya baik terhadap orang maupun

    terhadap material.

    3. Perilaku manusia, kapabilitas dan faktor

    manusia lain, seperti tidak tahu, kurang hati-

    hati, ceroboh.

    4. Bahaya-bahaya yang berasal dari luar area

    kerja yang dapat memberikan pengaruh

    merugikan terhadap keselamatan dan

    kesehatan kerja seperti adanya sabotase.

    5. Bahaya disekitar area kerja yang terkait

    dengan pekerjaan baik fisika (bising,

    getaran, suhu, tekanan, listrik), kimia

    (bersifat meledak, cairan yang mudah

    terbakar, bahan beracun, gas dan partikel di

    udara), biologi (virus, bakteri, jamur,

    serangga dan keracunan), ergonomi (tata

    letak yang tidak baik, desain peralatan yang

    tidak sesuai, radiasi (paparan sinar X atau

    sinar UV) dan psikologis (stress).

    6. Infrastruktur, peralatan/material yang berada

    di dalam area kerja. Bahaya ini dapat

    ditentukan dengan melihat apa saja yang

    dapat mencelakai personil atau menimbulkan

    kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

    7. Identifikasi bahaya juga dilakukan terhadap

    perubahan/pengembangan yang ada di PT.

    KARYA MULTI ANUGERAH baik

    terhadap aktivitas maupun terhadap

    alat/mesin/material, segala perubahan yang

    terjadi dikendalikan melalui dokumen

    terdokumentasi.

    8. Modifikasi terhadap sistem manajemen K3

    termasuk perubahan yang bersifat sementara

    dan dampaknya terhadap proses dan

    aktivitas.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    9. Bahaya dan risiko yang timbul dari peraturan

    baru atau perubahan peraturan yang terkait

    dengan lingkup sistem manajemen K3,

    dimasukkan dalam identifikasi bahaya

    dengan memasukkan peraturan perundangan

    ke dalam HIRAC.

    10. Perancangan area kerja, proses, instalasi,

    permesinan/peralatan, prosedur operasi dan

    pekerjaan dalam organisasi termasuk

    penyesuaian terhadap manusia .

    11. Dalam melakukan identifikasi bahaya

    didokumentasikan dengan menggunakan

    formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian

    Risiko dan Pengendalian Risiko.

    4.2.2. Penilaian Risiko

    4.2.2.1. Setelah semua bahaya dapat diidentifikasi selanjutnya

    dilakukan assesment risiko yang dapat timbul dari tiap

    bahaya itu dengan memperhatikan keparahan risiko,

    kemungkinan terjadi, pengendalian risiko dan kesadaran

    risiko.

    4.2.2.2. Penilaian resiko dilakukan berdasarkan kriteria penilaian

    risiko.

    4.2.2.3. Apabila pengendalian bahaya hasil penilaian resiko

    tersebut membutuhkan investasi yang cukup besar maka

    pelaksanaan pengendalian tersebut dimasukkan dalam

    objective, tujuan dan program (OTP) diajukan oleh Tim

    K3 dan disetujui oleh Direktur.

    4.2.2.4. Bila ada aturan yang mengatur, maka bahaya akan di

    kendalikan sesuai dengan aturan tersebut.

    4.2.2.5. Penyampaian hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko

    dan pengendalian risiko kepada Ketua Tim K3 untuk

    mendapatkan persetujuan.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    4.3. Management Representative

    4.3.1. Mengevaluasi hasil identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian

    risiko yang telah dilakukan oleh Tim K3.

    4.3.2. Bertanggung jawab dalam pemantauan tindakan pengendalian

    risiko agar dilaksanakan sesuai dengan ketentuan.

    4.3.3. Melakukan tinjauan tindakan pengendalian risiko untuk menilai

    apakah tindakan pengendalian yang ada sudah efektif. Jika ternyata

    belum maka perlu ditentukan bentuk tindakan pengendalian yang

    baru.

    4.3.4. Jika terjadi kecelakaan harus dilakukan proses review untuk

    melihat pengendalian yang sudah ditetapkan dan atau

    menambahkan kegiatan tersebut sebagai bahan untuk dilakukan

    HIRAC.

    5. Lampiran

    5.1. Kriteria Pembobotan Risiko.

    5.2. Formulir Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian Risiko.

    5.3. Formulir Rencana Tindakan Pengendalian Risiko.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    III.2 PROSEDUR IDENTIFIKASI PERUNDANG-UNDANGAN

    DAN

    PERSYARATAN LAIN

    1. Tujuan

    Prosedur ini memberikan pedoman dalam identifikasi perundang-undangan dan

    persyaratan lain tentang keselamatan dan kesehatan kerja.

    2. Ruang Lingkup

    Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan identifikasi perundang-undangan dan

    persyaratan yang relevan untuk dijadikan sebagai acuan dalam penerapan sistem

    manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

    3. Uraian Umum

    3.1. Perundang-undangan dan persyaratan lain yang dimaksud di sini mencakup:

    3.1.1. Peraturan Pemerintah.

    3.1.2. Persyaratan Pelanggan.

    3.1.3. Persyaratan Lainnya.

    3.2. Hasil identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain dijadikan sebagai

    acuan dalam menyusun tujuan dan program keselamatan dan kesehatan

    kerja.

    3.3. Identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain dievaluasi dan di up-

    date sekurang-kurangnya satu tahun sekali, kecuali yang ditentukan oleh

    pelanggan.

    3.4. Setiap perubahan perundang-undangan dan persyaratan lain dikendalikan

    sesuai dengan revisi yang terbaru.

    3.5. Sumber-sumber untuk identifikasi perundang-undangan dan persyaratan lain

    antara lain:

    a) Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

    b) Departemen Kesehatan.

    c) Pelanggan.

    d) Persyaratan lain yang relevan.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    4. Prosedur

    4.4. Management Representative

    4.4.1. Memilih dan menetapkan perundang-undangan dan persyaratan lain

    yang relevan untuk dijadikan acuan dalam pelaksanaan sistem

    manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Bila diperlukan dapat

    berkoordinasi dengan Manager Terkait.

    4.4.2. Mendistribusikan hasil penetapan perundang-undangan dan

    persyaratan lain beserta lampirannya ke bagian terkait berdasarkan

    ketentuan pada prosedur pengendalian dokumen (PK3. 4.4.5).

    4.4.3. Menjelaskan keterkaitan dan hubungan perundang-undangan dan

    persyaratan lain yang telah diidentifikasi dengan bahaya dengan

    menggunakan formulir Identifikasi Perundang-Undangan dan

    Persyaratan Lainnya (PK3. 4.3.2/L1).

    4.4.4. Mengendalikan perundang-undangan dan persyaratan lain yang

    berlaku.

    4.4.5. Melakukan evaluasi terhadap hasil identifikasi perundang-undangan

    dan persyaratan lain yang telah ditetapkan minimal setiap 1 (satu)

    tahun sekali atau setiap waktu bila diperlukan.

    4.4.6. Memperbaharui perundang-undangan dan persyaratan lain, jika

    terdapat perubahan, perkembangan/penambahan berdasarkan hasil

    update.

    5. Lampiran

    5.4. PK3. 4.3.2/L1 Formulir Identifikasi Perundang-Undangan dan

    Persyaratan Lain.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    III.3 PROSEDUR PENETAPAN TUJUAN, SASARAN DAN

    PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

    1. Tujuan

    Prosedur ini memberikan pedoman dalam penetapan tujuan, sasaran dan program

    manajemen keselamatan dan kesehatan kerja.

    2. Ruang Lingkup

    Prosedur ini berlaku bagi penetapan tujuan, sasaran dan penyusunan program

    manajemen keselamatan dan kesehatan kerja PT. KARYA MULTI ANUGERAH

    yang akan dicapai sejalan dengan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja.

    3. Uraian Umum

    3.6. Input dalam menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja adalah:

    3.6.1. Kebijakan K3, mencakup komitmen untuk melakukan perbaikan

    berkelanjutan.

    3.6.2. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian resiko dan

    pengendalian resiko.

    3.6.3. Persyaratan hukum dan perundang-perundangan.

    3.6.4. Pilihan teknologi.

    3.6.5. Persyaratan keuangan, operasional dan bisnis.

    3.6.6. Pandangan dari pekerja dan pihak terkait.

    3.6.7. Analisis kinerja yang dicapai terhadap sasaran yang ditetapkan

    sebelumnya.

    3.6.8. Rekaman-rekaman terdahulu terhadap ketidaksesuaian K3,

    kecelakaan, insiden dan kerusakan fasilitas/sarana kerja.

    3.6.9. Hasil dari tinjauan manajemen.

    3.6.10. Komunikasi bersama antara pihak manajemen dengan karyawan.

    3.7. Dalam menetapkan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja sebaiknya

    memiliki nilai-nlai SMART, yaitu :

    Spesific (bukan bersifat umum)

    Measurable (dapat diukur)

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    Achievable (dapat dicapai)

    Realistic (realistis)

    Time frame (jangka waktu)

    3.8. Input program manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah:

    3.8.1. Kebijakan dan sasaran keselamatan dan kesehatan kerja.

    3.8.2. Tinjauan peraturan dan perundang-undangan.

    3.8.3. Hasil dari identifikasi bahaya potensial, penilaian dan pengendalian

    resiko.

    3.8.4. Detail proses dari jasa yang dihasilkan.

    3.8.5. Tinjauan dari perubahan teknologi yang sesuai.

    3.8.6. Aktivitas tindakan perubahan.

    3.8.7. Ketersediaan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran

    K3.

    4. Prosedur

    3.1. Direktur Utama

    4.1.1. Menetapkan dan menyetujui tujuan, sasaran dan program manajemen

    keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan menggunakan formulir

    PK3. 4.3.3/L1.

    3.2. Management Representative

    4.2.1. Meninjau dan menetapkan tujuan, sasaran dan program manajemen

    keselamatan dan kesehatan kerja setelah berkoordinasi dengan Tim

    K3, dengan menggunakan formulir PK3. 4.3.3/L1.

    4.2.2. Menyerahkan sasaran dan program manajemen keselamatan dan

    kesehatan kerja ke Direktur Utama untuk mendapatkan persetujuan.

    3.3. Manager / Tim K3

    4.3.1. Membuat tujuan, sasaran dan program manajemen keselamatan dan

    kesehatan kerja dari masing-masing bagian dengan menggunakan

    formulir Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program Keselamatan dan

    Kesehatan Kerja menggunakan formulir formulir PK3. 4.3.3/L1.

    4.3.2. Menyerahkan tujuan, sasaran dan program manajemen keselamatan

    dan kesehatan kerja ke Management Representative.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    3.4. Manager / Tim K3 / Management Representative

    4.4.1. Mengkoordinir pelaksanaan program manajemen keselamatan dan

    kesehatan kerja sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan.

    4.4.2. Memonitor pelaksanaan program manajemen keselamatan dan

    kesehatan kerja.

    4.4.3. Melaporkan hasil perkembangan program manajemen keselamatan

    dan kesehatan kerja kepada Direktur Utama, dengan menggunakan

    formulir PK3. 4.3.3/L2 beserta lampiran lainnya (jika ada).

    4.4.4. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program manajemen keselamatan

    dan kesehatan kerja.

    4.4.5. Mendokumentasikan hasil pelaksanaan program manajemen

    keselamatan dan kesehatan kerja.

    5. Lampiran

    5.1. PK3. 4.3.3/L1 Formulir Penetapan Tujuan, Sasaran dan Program

    Manajemen K3.

    5.2. PK3. 4.3.3/L2 Formuir Laporan Perkembangan Penetapan Tujuan,

    Sasaran dan Program Manajemen K3.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    IV. KESIAGAAN DAN KETANGGAPAN DARURAT

    1. Tujuan

    Prosedur ini memberikan pedoman dalam menghadapi keadaan darurat,

    menyelamatkan tenaga kerja, asset perusahaan dan lingkungan kerja.

    2. Ruang Lingkup

    Prosedur ini berlaku bagi pelaksanaan kesiagaan dan ketanggapan

    darurat penanganan kebakaran, penanganan kecelakaan kerja atau

    darurat medis (PPPK).

    3. Uraian Umum

    3.1. Keadaan darurat adalah suatu kondisi dimana terjadi kebakaran,

    kecelakaan kerja, darurat medis dan kejadian lain yang memerlukan

    penanganan segera dan terpadu.

    3.2. Kebakaran adalah kobaran api yang membesar yang tidak terkendali

    yang dapat menimbulkan kerugian pada manusia, barang dan

    lingkungan.

    3.3. Darurat medis adalah situasi yang mengancam jiwa seseorang dan

    perlu penanganan yang serius. Pada umumnya keadaan ini

    disebabkan karena keletihan, pingsan, sakit, keracunan dan lain-lain.

    3.4. Emergency plan harus disiapkan untuk kondisi darurat yang mungkin

    terjadi dan mencakup :

    3.4.1. Identifikasi potensial kecelakaan dan kejadian darurat.

    3.4.2. Identifikasi personel yang melakukan penanggulangan

    selama kejadian darurat.

    3.4.3. Kewajiban semua personel selama kejadian darurat.

    3.4.4. Tanggung jawab, wewenang dan tugas-tugas personel

    dengan tanggung jawab khusus selama kejadian darurat

    (seperti pemadaman kebakaran, P3K dan sebagainya).

    3.4.5. Proses evakuasi.

    3.4.6. Identifikasi dan lokasi material berbahaya dan tindakan

    darurat yang dipersyaratkan.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    3.4.7. Hubungan dengan jasa pihak eksternal terkait dengan

    kejadian darurat.

    3.4.8. Komunikasi dengan badan pemerintah.

    3.4.9. Komunikasi dengan publik.

    3.4.10. Pengamanan catatan dan perlatan penting.

    3.4.11. Informasi yang dibutuhkan selama kejadian darurat seperti

    denah lokasi perusahaan/proyek, data material berbahaya,

    instruksi kerja dan nomor telepon penting.

    3.5. Peralatan darurat untuk penanggulangan jika terjadi kondisi darurat

    yang harus ada dilokasi kerja (bila dapat diterapkan) harus

    disesuaikan dengan aktivitas potensi kondisi darurat, diuji

    kelayakannya dalam waktu yang terancana diantaranya :

    3.5.1. Sistem alarm

    3.5.2. Lampu dan tenaga listrik darurat

    3.5.3. Peralatan pemadam kebakaran

    3.5.4. Fasilitas komunikasi

    3.5.5. Tempat perlindungan

    3.5.6. Hydrant

    3.5.7. Stasiun pencuci mata

    3.5.8. Alat perlolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

    3.6. Setiap lokasi kegiatan kerja perusahaan harus menentukan tempat

    yang aman (assembly point) yang berfungsi sebagai tempat

    berkumpul selama kegiatan evakuasi. Khusus untuk area project,

    disesuaikan dengan customer dan kondisi lapangan.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    INSTRUKSI KERJA KESELAMATAN DAN

    KESEHATAN KERJA

    1. KESEHATAN DALAM BEKERJA

    Tahapan

    Buanglah sampah pada tempat-tempat yang sudah disediakan.

    Jagalah alat-alat, material-material dan peralatan tersimpan secara teratur pada tempat-tempat yang sudah disediakan.

    Jika terdapat paku-paku yang menonjol keluar pada kayu yang masih akan dipakai, maka paku-paku tersebut harus dicabut. Paku-paku yang menonjol keluar

    pada potongan kayu yang tidak akan dipakai lagi, maka paku-paku harus

    dibengkokkan atau kayu dibuang ditempat pembuagan sampah.

    Setiap luka koyak, luka lecet, atau luka tusuk memerlukan pengobatan segera dan harus dijaga agar tetap bersih. Luka-luka tusuk merupakan tempat-tempat

    berbahaya bagi infeksi tetanus, karena itu jagalah agar tetap bersih dan tertutup.

    Cucilah selalu tangan-tangan anda sebelum merokok atau memegang makanan dan sesudah memegang bahan-bahan beracun.

    2. MENGANGKAT DENGAN AMAN

    Angkatlah dengan santai pilihlah posisi yang dirasakan baik, dengan tidak membungkukkan tulang punggung.

    Hindari usaha yang tak perlu, jangan tempatkan barang-barang yang mana kemudian harus diangkat kembali.

    Hindari meliukkan badan yang tak perlu, putar kaki anda bukan pinggul atau pundak anda. Sisakan ruang yang cukup guna menggeser kaki anda sehingga tidak

    harus meliukkan tubuh anda.

    Hindari mengulurkan badan, kendalikan barang-barang yang berada di dekat badan. Hindari mengulur yang panjang untuk mengankat suatu barang.

    Hindari bobot yang berlebihan, jika muatan terlalu berat bantulah atau gunakan suatu alat mekanis jika alat itu tersedia.

    Angkat secara perlahan, lancar dan dengan tidak menghentakkannya.

    Jangan angkat jika batuan mekanis memungkinkan.

    3. MENYALAKAN DAN MENGGUNAKAN MESIN BOR DAN

    GERINDA

    Dalam persiapan penggunakan mesin gerinda, pastikan sirkulasi udara berjalan dengan baik.

    Pastikan memakai masker untuk menghindari uap/debu dari sisa bor/gerinda dan kaca mata untuk menghindari percikan/debu bor/gerinda.

    Nyalakan/tekan tombol on pada mesin bor/gerinda.

    Pegang dengan hati-hati dan benar object kerja yang akan dibor atau digerinda.

    Bila memungkinkan gunakan ragum untuk memegang object kerja pada saat mengebor.

    Pada saat benda kerja di bor/gerinda, konsentrasilah pada benda kerja.

    Matikan/tekan tombol off pada mesin bor/gerinda.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    Setelah bekerja segera bersihkan area kerja dan buang sampah bekas hasil bor/gerinda pada tempat yang telah disediakan.

    4. PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI

    Pekerja wajib menggunakan alat pelidung diri dengan benar sesuai dengan kegiatan pekerjaannya.

    Pekerja wajib memelihara alat pelindung diri sebaik-baiknya.

    Sebelum dan sesudah pemakaian alat pelindung diri pekerja harus melakukan pengecheckan dan pembersihan secara menyeluruh terhadap kondisi masing-

    masing alat pelindung diri.

    Tidak boleh menyalahgunakan atau pelanggaran dalam penggunaan alat pelindung diri, diantaranya :

    a. Kegagalan untuk memelihara alat pelindung diri yang disediakan. b. Penolakan dengan sengaja untuk memakai alat pelindung diri yang

    dibutuhkan.

    c. Mendapatkan kecelakaan karena kegagalan memakai alat pelindung diri.

    Uraian Penjelasan

    1. 2. 3.

    Aspek penting yang dikendalikan : Gangguan kesehatan karena aspek lingkungan debu, kebauan, kebisingan, limbah cair dan padat, percikan api las, tumpahan bahan kimia. Alat pelindung diri yang digunakan :

    Masker

    Ear plug, ear muff

    Sarung tangan

    Kaca mata

    Safety shoes Langkah kerja : a. Pastikan sebelum melakukan kegiatan

    pekerjaan pergunakan alat pelindung diri (APD) sesuai dengan aspek lingkungan yang terjadi di area pekerjaan.

    b. Pakaialah secara benar alat pelindung diri (APD) tersebut, sehingga dalam upaya pencegahan gangguan kesehatan dapat secara efektif.

    c. Laporkan segera apabila alat pelindung diri (APD) rusak atau tidak berfungsi dengan baik ke bagian terkait untuk dimintakan penggan-tian.

    d. Selesai.

    APD : Alat pelindung diri, yaitu alat yang digunakan untuk memberikan perlindungan dan keselamatan personal pribadi.

    Adapun tujuan penggunaan alat pelindung diri (APD) ini sebagai pengendalian dampak ling-kungan yang terjadi pada kegiatan pekerjaan.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    SLOGAN K3 1. Mulailah keselamatan dan kesehatan kerja dari lingkungan

    terdekat. 2. Pikirkanlah keselamatan dan kesehatan kerja sebelum

    bekerja. 3. Kecerobohan dan kelalaian sebab utama kecelakaan kerja. 4. Pastikan pekerjaan anda benar. 5. Periksalah alat-alat sebelum digunakan.

    WAJIB BACA 1. Pakailah alat pelindung diri. 2. Mulailah pekerjaan dengan semangat dan akhirilah dengan

    selamat. 3. Selain petugas dilarang masuk area proyek. 4. Hindarilah kecelakaan dalam bekerja keluarga anda

    menunggu di rumah. 5. Kecerobohan dan kelalaian sebab utama kecelakaan.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    GUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) SESUAI DENGAN KEGIATAN

    PEKERJAANNYA

    GUNAKAN PELINDUNG

    TANGAN

    GUNAKAN PELINDUNG

    MATA

    GUNAKAN MASKER

    PELINDUNG

    GUNAKAN PELINDUNG

    TELINGA

    GUNAKAN HELM

    KESELAMATAN

    GUNAKAN PELINDUNG

    KAKI

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    5. PENGOPERASIAN PERALATAN BERGERAK (MOBILE

    EQUIPMENT)

    Mengoperasikan dengan aman dan menjaga peralatan bergerak sesuai dengan perintah yang diberikan.

    Segera melaporkan kepada Tim K3 keadaan dan pengoperasian yang tidak sesuai.

    Segera melaporkan bila terjadi kecelakaan ataupun kejadian yang berhubungan dengan peralatan bergerak.

    Pada setiap awal dan sesudah mengoperasikan peralatan bergerak operator mengechek kondisi.

    6. PENGGUNAAN ALAT PEMADAM API RINGAN

    Tujuan : Memberikan petunjuk untuk penggunaan alat pemadam api ringan (APAR).

    Cakupan : Petunjuk ini berlaku untuk semua bagian dalam mengendalikan dan mencegah dampak lingkungan dari bahaya kebakaran.

    Uraian Penjelasan

    1. 2.

    Aspek penting yang dikendalikan: Bahaya kebakaran. Langkah kerja : a. Turunkan alat pemadam api ringan

    (APAR) dari tempatnya (dinding tembok atau bracket).

    b. Cabut pen pengaman dan bebaskan selang.

    c. Uji di tempat dengan mengarahkan semburan ke atas agar tidak membahayakan orang lain. Langkah ini tidak perlu dilakukan bila Anda sudah dekat sekali dengan lokasi kebakaran.

    d. Menuju lokasi kebakaran. Ambil posisi dengan jarak sekitar 3 meter dari api.

    e. Sikap posisi kuda-kuda. Arahkan nozzle pad pangkal api. Tekan tuas penyemprot (handle), semprotkan alat pemadam api ringan (APAR) dengan cara dikibas-kibas sampai api bisa dimatikan atau minimalisasi.

    f. Selesai.

    Apar adalah alat pemadam api berbentuk tabung (berat maksimal 16 Kg) yang mudah dioperasikan oleh satu orang.

    Gambar 1

    Gambar 2

    Gambar 3

    Gambar 4

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    6. KESIMPULAN

    Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja tidak saja sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh sebuah sistem pekerjaan. Dengan kata lain pada saat ini keselamatan dan kesehatan kerja bukan semata sebagai kewajiban, akan tetapi sudah menjadi kebutuhan bagi setiap para pekerja dan bagi setiap bentuk kegiatan pekerjaan. Pra rencana K3 Kontrak (PraRK3K) ini sebagai acuan bagi penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang dapat dilaksanakan secara sistematis, terencana, terpadu dan terkoordinasi (agar semua pemangku kepentingan mengetahui dan memahami tugas dan kewajibannya dalam penyelenggaraan sistem manajemen K3 Konstruksi bidang Pekerjaan Umum khususnya untuk pekerjaan ini sehingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja konstruksi dan penyakit akibat kerja konstruksi serta menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas kerja.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    7. PENUTUP

    Demikian PRA RK3K ini dibuat secara umum dan garis besarnya saja, sedangkan RK3K yang lebih detail akan dibuat pada saat awal pelaksanaan nanti dan akan

    diajukan kepada Pengguna Jasa. Diharapkan pada perencanaan RK3K nanti dapat lebih jelas dan mendetail dan

    dapat mencakup seluruh pencapaian sasaran dan program K3.

    PT. KARYA MULTI ANUGERAH

    SYARIP NURDIN ZAIN

    DIREKTUR UTAMA

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    8. DAFTAR PUSTAKA

    UUD 1945 Undangundang dasar Uu No. 14/1969 Ketentuan Pokok Mengenai

    Tenaga Kerja Uu No. 1/1970 Tentang Keselamatan Kerja

    Uu No. 23/1992 Tentang Kesehatan Uu No. 3/1992 Tentang Jaminan Sosisal Tenaga

    Kerja Uu No. 18/1999 Tentang Jasa Konstruksi

    Uu No. 13/2003 Tentang Ketenagakerjaan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.O2/Men/L980

    Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1981

    Kewajiban Melapor Penyakit Akibat Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

    03/Men/1998 Tata Cara Pelaporan Dan Pemeriksaan Kecelakaan

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi No. Per.Ol/Men/1989

    Kualifikasi Dan SyaratSyarat Operator Keran Angkat

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. Per 04/Men/1987

    Panltla Pembina Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukkan Ahll Keselamatan

    Kerja Peraturan Menteri Perburuhan No. 7tahun

    1964 Syarat Kesehatan, Kebersihan Serta Penerangan

    Dalam Tempat Kerja

    Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep 186/Men/1999

    Unit Penanggulangan Kebakaran Dl Tempat Kerja Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.:

    Perm05/Men/1985 Pesawat Angkat Dan Angkut

    Kep.Menaker No. Kep. 51/Men/1999 Nllal Ambang Batas Faktor Flslka Dl Tempat Kerja Surat Edaran No. Seso1/Men/1997

    Nllal Ambang Batas Faktor Klmla Dl Udara Lingkungan

    Kerja Surat Edaran Dirjen Binawas No. 05/Bw/1997

    Penggunaan Alat Pelindung Dirl Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

    02/Men/1982 Kualifikasi Juru Las

    Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 01/Men/1980

    K 3 Pada Konstruksi Bangunan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

    04/Men/1980 SyaratSyarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Aiat

    Pemadam Api Ringan

    Ashfal, R.C. (1999). Industrial Safety and Health

    Management. Fourth Edition. New Jersey :

    Prentice-Hall,Inc.

    Chamidah, N. (2004). Pengukuran Tingkat

    Implementasi Program K-3 (Keselamatan

    dan Kesehatan Kerja) serta Perangkingan

    Hazards dengan Pendekatan Risk

    Assessment. Tugas Akhir S1, Teknik Industri

    Institut Teknologi Sepuluh Nopember,

    Surabaya.

    Jawa Pos (Surabaya). 2009. 19 Januari.

    Krejcie, R.V., dan Morgan, D.W. (1970).

    Ditermining

    Sample Size for Research Activities,

    Educational and Psychological

    Measurement. Vol. 30.

    Larasati, A.D. (2008). Evaluasi dan Perancangan

    Solusi

    Perbaikan Sistem Manajemen Keselamatan

    dan Kesehatan Kerja (SMK3) Dalam Upaya

    Perbaikan Safety Behavior Pekerja. Tugas

    Akhir S1, Teknik Industri Institut Teknologi

    Sepuluh Nopember, Surabaya.

    Latief, A. (1993). Peraturan Menteri Tenaga

    Kerja

    Tentang Pemutusan Tenaga Kerja.

  • PROGRAM MANAJEMEN K3

    9. DAFTAR FASILITAS K3

    NO URAIAN JUMLAH KEPEMILIKAN 1 APAR 3 MILIK 2 SAFETY HELM 60 MILIK 3 SAFETY BOOT 60 MILIK 4 SAFETY GOOGLE 10 MILIK 5 FULL BODY HARNESS 5 MILIK 6 SAFETY VEST 60 MILIK 7 KOTAK P3K 10 MILIK 8 WATER SPRAY HIGH COMPRESSOR 2 MILIK 9 RUBBER CONE 50 MILIK 10 EMERGENCY LIGHT 10 MILIK 11 SAFETY GLOVE 60 MILIK 12 TANDU 2 MILIK