Top Banner
NURJANNAH HARAHAP 1408320073 MAYA WIJI PRATIWI 1408320074 IMAM BUDI GUNAWAN 1408320072 Pembimbing : dr. Asmin Lubis, DAF, Sp. AN, KAP, KMN REGIONAL ANESTESI-SUBARACHNOID BLOK pada KASUS APENDISITIS
37

ppt

Jul 09, 2016

Download

Documents

Maya Wiji
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ppt

NURJANNAH HARAHAP1408320073

MAYA WIJI PRATIWI1408320074

IMAM BUDI GUNAWAN1408320072

Pembimbing :dr. Asmin Lubis, DAF, Sp. AN, KAP, KMN

REGIONAL ANESTESI-SUBARACHNOID BLOK pada KASUS APENDISITIS

Page 2: ppt

Latar belakang

Insidensi Appendisitis akut di negara maju lebih tinggi daripada di negara berkembang, tetapi beberapa tahun terakhir angka kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat dalam menu sehari-hari

Page 3: ppt

Anatomi Apendiks

Page 4: ppt

• Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm (kisaran 3-15cm), dan berpangkal di caecum.

• Lumennya sempit di bagian proksimal dan melebar di bagian distal.

• Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti a.mesenterica superior dan a.apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.torakalis X

• Pendarahan apendiks berasal dari a.apendikularis

Page 5: ppt

Definisi Apendisitis

Peradangan dari apendiks vermiformis dan merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering.

Page 6: ppt

Etiologi

Appendisitis disebabkan karena adanya obstruksi pada lumen appendix sehingga

terjadi kongesti vaskuler, iskemik nekrosis dan akibatnya terjadi infeksi

Page 7: ppt

Patogenesis

Obstruksi

• Fecalith • gallstone • Tumor

• Cacing Oxyuris vermicularis

Peradangan akut pada jaringan

mukosaNekrosis setempat

Peradangan dan pembentukan nanahKematian Jarinagn

Perforasi

Page 8: ppt

Diagnosis

• Anamnesis • Pemeriksaan fisik• Pemeriksaan Penunjang

Untuk membantu penegakkan diagnosis dapat digunakan Alvarado scale dan diklasifikasikan menjadi 2 kelompok yaitu: skor <6 dan >6

Page 9: ppt

Gejala Klinis

Manifestasi Skor

Gejala Adanya migrasi nyeri 1

Anoreksia 1

Mual/muntah 1

Tanda Nyeri RLQ 2

Nyeri lepas 1

Febris 1

Laboratorium Leukositosis 2

Shift to the left 1

Total poin 10

Page 10: ppt

Pemeriksaan Fisik

Mc Burney sign (+)

Rovsing’s sign (+)

Psoas sign (+)

Obturator sign (+)

Blumberg’s sign (+)

Page 11: ppt

Pemeriksaan Penunjang

Darah rutin :Leukositosis

USG abdomen: :appendix dengan diameter anteroposterior 7 mm atau lebih, didapatkan

suatu appendicolith, adanya cairan atau massa periappendix.

CT-Scan :Dinding pada appendix yang terinfeksi akan mengecil sehingga memberi gambaran

“halo”.

Page 12: ppt

Diagnosa Banding

• Divertikulitis• Kolitis ulserative• Kista ovarium• Salpingitis• KET• Keganasan

Page 13: ppt

Penatalaksanaan

Perawatan appendisitis tanpa operasi • Penelitian menunjukkan pemberian antibiotika intravena dapat

berguna untuk Appendicitis acuta• Biasanya digunakan antibiotik kombinasi, seperti Cefotaxime

dan Clindamycin, atau Cefixime dan Metronidazole.

Perawatan appendisitis dengan operasi ( Appendectomy)

Page 14: ppt

Komplikasi

• Appendicular infiltrat• Appendicular abscess• Peritonitis

Page 15: ppt

Anestesi Regional

Anestesi regional adalah hambatan impuls nyeri suatu bagian tubuh sementara pada impuls syaraf sensorik, sehingga impuls nyeri dari satu bagian tubuh diblokir untuk sementara (reversibel). Fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya. Tetapi pasien tetap sadar.

Page 16: ppt

Pembagian Anestesi RegionalAnestesi Regional

Blok sentral

Blok spinal

Blok epidural dan blok kaudal

Blok perifer

Anestesi topikal, blok

saraf

Infiltrat lokal, blok lapangan

Page 17: ppt

Anestesi Spinal

Anestesi spinal ialah pemberian obat anestetik lokal ke dalam ruang subarackhnoid. Anestesi spinal diperoleh dengan cara menyuntikkan anestetik lokal ke dalam ruang subarachnoid

Page 18: ppt
Page 19: ppt

Persiapan Anestesi Spinal

• Informed consent• Pemeriksaan fisik • Pemeriksaan laboratorium anjuran

Page 20: ppt

Teknik Anestesi Spinal

1. Setelah dimonitor, tidurkan pasien dalam posisi dekubitus lateral atau duduk dan buat pasien membungkuk maksimal agar procesus spinosus mudah teraba.

2. Perpotongan antara garis yang menghubungkan kedua Krista iliaka dengan tulang punggung ialah L4 atau L4-L5, tentukan tempat tusukan misalnya L2-L3, L3-L4 atau L4-L5. Tusukan pada L1-L2 atau atasnya berisiko trauma terhadap medulla spinalis.

3. Sterilkan tempat tusukan dengan betadine dan alcohol

Page 21: ppt

4. Beri anestetik lokal pada tempat tusukan misalnya lidokain 1% 2-3ml.

5. Cara tusukan adalah median atau paramedian. Untuk jarum spinal besar 22G, 23G, atau 25G dapat langsung digunakan. Sedangkan untuk jarum kecil 27G atau 29G dianjurkan menggunakan penuntun jarum (introducer), yaitu jarum suntik biasa semprit 10cc. Jarum akan menembus kutis, subkutis, ligamentum supraspinosum, ligamentum interspinosum, ligamentum flavum, ruang epidural, duramater dan ruang subarachnoid. Setelah mandrin jarum spinal dicabut cairan serebrospinal akan menetes keluar. Selanjutnya disuntikkan larutan obat analgetik lokal kedalam ruang subarachnoid tersebut.

Page 22: ppt

STATUS ORANG SAKIT IDENTITAS PASIEN• Nama : Nn. Vina Wildani• Usia : 20 Tahun• Jenis Kelamin : Perempuan• Alamat : Medan Denai • Status : Menikah• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga• Suku : Mandailing• Agama : Islam• Masuk Rumah Sakit : 28/04/2016• No RM :24-91-43

Page 23: ppt

Anamnesa Penyakit• Nn. Vina Wildani, 20 tahun datang ke RS Haji Medan pada tanggal

28-04-2016 dengan• Keluhan utama : Sakit perut kanan bawah• Telaah :

Sakit perut kanan bawah dialami os sejak 10 hari ini, dan semakin memberat 2 hari ini. Os mengaku sudah meminum obat rasa sakit, sakitnya hilang namun kembali sakit sejak tadi malam dan sakitnya tidak menghilang setelah minum obat. Riwayat yang sama pernah dialami os lebih kurang 1,5 tahun yang lalu. Os didiagnosa dengan apendiksitis akut dan disarankan untuk operasi namun os menolak untuk diopeasi. BAB (+) normal BAK (+) normal. Riwayat demam sejak 1 hari yang lalu. • RPT : Appendiksitis Akut (-)• RPO : -

Page 24: ppt

III. Pemeriksaan Kepala• Mata : Conj. palpebra inferior pucat (-), sklera ikterik (-),

pupil isokor, Refleks cahaya (+/+)• Hidung : Sekret (-), deviasi (-)• Bibir : Mukosa bibir basah, sianosis (-)• Gigi : Caries (-)• • Pemeriksaan Leher Pembesaran KGB (-), Thyroid (+) normal• Axilla : Pembesaran KGB axilla (-)

Page 25: ppt

Pemeriksaan Thoraks :• Paru-paru: • Depan• Inspeksi : Simetris fusiformis• Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri , nyeri (-)• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru• Auskultasi : Suara pernapasan : vesikuler• Suara tambahan : (-)

• Belakang• Inspeksi : Simetris fusiformis• Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri• Perkusi : Sonor kedua lapangan paru• Auskultasi : Suara pernapasan : vesikuler• Suara tambahan : (-)

Page 26: ppt

Jantung• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak• Palpasi : Ictus cordis tidak teraba• Perkusi : Dalam batas normal• Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, regular• Status Lokalis• At Regio Abdomen• Inspeksi : Simetris, membesar (-)• Palpasi : Soepel, nyeri tekan (+), di regio

hypocondriaca dextra• Perkusi : tidak dilakukan pemeriksaan• Auskultasi : Peristaltik (+) normal• Genitalia• Inguinal : pembesaran KGB (-)

Page 27: ppt

Ekstremitas• Kekuatan otot :

ESD: 55555 ESS: 5555555555 55555

EID: 55555 EIS: 5555555555 55555

• Sensibilitas : Dextra dan sinistra tidak ada kelainan.• Psoas Sign (+), Obturator Sign (+)

Page 28: ppt

• Pemeriksaan penunjang :• Hasil Laboratorium :• Darah rutin• Hb : 14,6 gr/dl• HT : 40,6 %• Eritrosit : 4,5 x 106 /μl• Leukosit : 8.200 gr/dl• Trombosit : 239.000 /μl• Metabolik• KGDS : 73 mg/dl• Fungsi Hati• SGOT : -• SGPT : -• Fungsi Ginjal• Ureum : -• Kreatinin : -• Urine Rutin• Makroskopis : -• Mikroskopis : -

Page 29: ppt

DIAGNOSA KERJA• ApendisitisRENCANA TINDAKAN• Tindakan : Apendectomy• Anastesi : RA-SAB• PS-ASA : 1• Posisi : Supine• Pernafasan : Spontan + nasal canul Oksigen 3L/menit

Page 30: ppt

• KEADAAN PRA BEDAH• PRE OPERATIF • B1 (BREATH)• Airway : Clear• RR : 20 x/menit• SP : Vesikuler ka=ki• ST : Ronki (-), Wheezing (-/-)

• B2 (BLOOD)• Akral : Hangat/Merah/Kering• TD : 120/70 mmHg• HR : 90 x/menit

Page 31: ppt

• B3 (BRAIN)• Sensorium : Compos Mentis• Pupil : Isokor ka=ki 3mm/3mm• RC : +/+ • B4 (BLADDER)• UOP : 200 cc• Kateter : 300 cc

• B5 (BOWEL)• Abdomen : Soepel• Peristaltik : Normal (+)• Mual/Muntah : +/+

• B6 (BONE)• Oedem : -

Page 32: ppt

Durasi Operatif• Lama Anastesi : 10.20 – selesai• Lama Operasi : 10.25 – 11.25• Jenis Anestesi : RA-SAB (Regional Anasthesi –

Subrachnoid Block)• Teknik Anestesi : Posisi duduk

(LLD,FLD,SITTING)Identifikasi L3-L4 desinfektan betadine + alcoholinsersi spinocain 25G CSF (+), darah(-) inj.BupivacaineAtur blok setinggi T4

Page 33: ppt

• Teknik anestesia :1. Memposisikan pasien dengan kondisi duduk, meluruskan punggung dan

kaki, tapi tetap dalam keadaan tidak tegang, dan menundukkan kepala.2. Lokasi injeksi diberi antiseptik3. Identifikasi ruang interspinosus diantara L4 – L5.4. Dilanjutkan anestesi dengan insersi spino catheter ukuran 27 gauge,

darah (-) dan cairan serebrospinal (+).5. Injeksi bupivacaine 0.5% 15 mg kemudian dilakukan pengecekan area

sensoris,motoris dan tanda – tanda toksikasi pada pasien.Obat-obatan• Premedikasi : -• Medikasi:

o Fentanyl 25 μgo Bupivacain 0,5 % 15 mg

• Relaksan : -

Page 34: ppt

• Jumlah Cairan• PO : RL 500cc• DO : RL 500 cc• Produksi urin : 400 cc• Perdarahan• Kassa basah : 3x10 = 30cc• Kassa ½ basah : 7x5 = 35cc• Suction : -• Total : 65cc•  • Catatan• EBV : 80 kg x 65 = 5200 cc• EBL : • 10% = 520 cc• 20% = 1040 cc• 30% = 1560 cc•  • Durasi Operatif• Lama Anastesi : 10.20 – selesai• Lama Operasi : 10.25 – 11.25

Page 35: ppt

Post Operasi• Operasi berakhir pukul 11.30 WIB• Setelah operasi selesai pasien di observasi di Recovery Room.

Tekanan Darah, Nadi, Pernafasan dipantau hingga kembali normal. Pasien boleh pindah ke ruangan bila Alderette Score > 8

• Pergerakan : 2• Pernafasan : 2• Warna Kulit : 2• Tekanan Darah : 2• Kesadaran : 2

Dalam hal ini, pasien memiliki score 10 sehingga bisa dipindahkan ke ruang rawat.

Page 36: ppt

Perawatan Post Operasi• Setelah operasi selesai, pasien dibawa ke ruang pemulihan, setelah

dipastikan pasien pulih dari anastesi dan keadaan umum, kesadaran serta vital sign stabil, pasien dipindahkan ke bangsal dengan anjuran bedrest 24 jam, tidur telentang, karena obat anastesi masih ada.

 Terapi Post Operasi• Istirahat sampai pengaruh obat anastesi hilang• IVFD RL 34gtt/menit• Minum sedikit sedikit • Inj. Ketorolac 30mg/8jam IV• Inj. Ranitidin 50mg/12jam IV• Inj. Metoclopramide 10mg/8jam IV

Page 37: ppt

TERIMA KASIH