DAKWAH BIL HAL MELALUI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEKS
DAKWAH BIL HAL MELALUI PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN IPTEKS
Dwi RiyaniEni Apriliani
Khasanah Islamiyatun
Disusun Oleh
Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab “da’wah” (عوةالد). Dakwah mempunyai tiga huruf asal, yaitu dal, ‘ain, dan wawu. Dari ketiga huruf asal ini, terbentuk beberapa kata dengan ragam makna. Makna-makna tersebut adalah memanggil, mengundang, minta tolong, meminta, memohon, menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebabkan, mendatangkan, mendoakan, menangisi, dan meratapi.
Pengertian Dakwah
Menurut Syaikh Muhammad al-Ghazali (dalam al-Bayanuni, 1993: 15), dakwah adalah “ Program sempurna yang menghimpun semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia di semua bidang, agar ia dapat memahami tujuan hidupnya serta mnyelediki petunjuk jalan yang mengarahkannya menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk”.
Dakwah adalah kegiatan peningkatan iman menurut syariat
Islam.
Secara harfiah dakwah bil-hal berarti menyampaikan ajaran Islam dengan amaliah nyata dan bukan tandingan dakwah bil-lisan tetapi saling melengkapi antara keduanya.
Dalam pengertian lebih luas dakwah bil-hal, dimaksudkan sebagai keseluruhan upaya mengajak orang secara sendiri-sendiri maupun berkelompok untuk mengembangkan diri dan masyarakat dalam rangka mewujudkan tatanan sosial ekonomi dan kebutuhan yang lebih baik menurut tuntunan Islam, yang berarti banyak menekankan pada masalah kemasyarakatan seperti kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan dengan wujud amal nyata terhadap sasaran dakwah
Dakwah bil Hal
Setiap muslim adalah Da'i. Sebab, setiap muslim berkewajiban untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar. Hal ini senada dengan penegasan Allah dalam lantunan firman-Nya,
"Kalian adalah sebaik-baiknya umat yang dilahirkan bagi manusia, kalian menyuruh (berbuat) kepada kebaikan dan mencegah dari kemunkaran dan kalian beriman kepada Allah." (QS. Ali Imran [3] : 110).
Setiap Muslim Adalah Da’i
Maksud utama dari ayat ini adalah menegaskan pentingnya amar ma'ruf nahi munkar bagi umat . Karenanya perintah ini disebutkan lebih dahulu. Jadi syarat utama agar umat ini menjadi lebih mulia daripada umat lainnya, maka kita harus melakukan perintah tersebut. Andaikata tidak, maka tidaklah pantas bagi kita memperoleh kehormatan.
Selama ini banyak orang memahami bahwa berdakwah adalah berceramah di depan jemaah merupakan suatu bentuk media dakwah, yakni dakwah secara langsung. Hanya saja levelnya bertingkat. Kita yang tidak mampu dakwah langsung dihadapan jemaah banyak, masih tetap menyandang hukum wajib berdakwah. Minimal kita harus mampu melaksanakan dakwah nafsiyah (diri sendiri) dan dakwah fardiyah (orang per orang). Bukankah Allah menyuruh kita untuk saling menasehati di antara kita. Sebagaimana firman-Nya,
"... Dan nasihat-menasihati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.(QS. Al-'Ashr [103] : 3).
Sederhananya, lakukanlah kewajiban dakwah kepada orang-orang terdekat, terutama keluarga.
Bekerja adalah bagian dari ibadah dan jihad, jika sang pekerja bersikap konsisten terhadap peraturan Allah, suci niatnya, dan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan diri, keluarga bahkan masyarakat dan negara. Dengan bekerja , masyarakat dapat melakukan tugas kekhalifahan, menjaga diri dari maksiat, dan meraih tujuan yang lebih besar.
“…kalau ada seeorang keluar dari rumahnya untuk bekerja guna membiaya anaknya yang masih kecil, maka ia telah berusaha fisabilillah. Jikalau ia bekerja untuk dirinya sendiri agar tidak sampai meminta-minta pada orang lain, itupun fisabilillah. Tetapi apabila ia bekerja untuk pamer atau untuk bermegah-megahan, maka itulah fisabili syaithan atau karena mengikuti jalan Syaithan.” (HR. Thabrani)
Bekerja Adalah Dakwah
“Hai anak Adam, luangkan waktu untuk beribadah kepada-Ku, niscaya Aku penuhi dadamu dengan kekayaan dan Aku menghindarkan kamu dari kemelaratan. Kalau tidak, Aku penuhi tanganmu dengan kesibukan kerja dan Aku tidak menghindarkan kamu dari kemelaratan.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Dalam pandangan Islam, bekerja merupakan suatu tugas yang mulia, yang akan membawa diri seseorang pada posisi terhormat, bernilai, baik di mata Allah SWT maupun di mata kaumnya. Oleh sebab itulah, Islam menegaskan bahwa bekerja merupakan sebuah kewajiban yang setingkat dengan Ibadah.
Orang yang bekerja akan mendapat pahala sebagaimana orang beribadah. Lantaran manusia yang mau bekerja dan berusaha keras untuk menghidupi diri sendiri dan keluarganya, akan dengan sendirinya hidup tentram dan damai dalam masyarakat. Sedangkan dalam pandangan Allah SWT, seorang pekerja keras di jalan yang diridhai Allah tentu lebih utama ketimbang orang yang hanya melakukan ibadah (berdo’a saja misalnya), tanpa mau bekerja dan berusaha, sehingga hidupnya melarat penuh kemiskinan
Kerja adalah Ibadah, merupakan satu kesatuan yang tidak boleh terpisah Kita tidak mengartikan bahwa kerja itu adalah untuk dunia sedangkan ibadah adalah soal akhirat. Pekerjaan yang dilakukan diperusahaan juga berupa ibadah. Bukan semata mencari materi kerja dan ibadah adalah satu hal yang tak boleh terpisah.
Manusia hidup untuk ibadah dan dakwah. Manusia yang beruntung yaitu yang beriman, beramal shaleh dan juga saling mengingatkan atau dakwah. Segala aktivitas berupa training, coaching, teaching adalah bagian dari dakwah juga. Manusia diciptakan tujuannya untuk beribadah kepada Allah dengan sebagaimana dengan firman Allah SWT yang artinya:
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”(QS. Adz Dzarriyat: 56)
Mengimplementasikan kerja merupakan ibadah ini dalam keseharian aktivitas harus dimulai dari hal yang kecil. Tiga kriteria kerja ibadah yaitu diawali dengan niat yang baik, dikerjakan dengan cara yang baik dan digunakan untuk hal yang baik.
“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. ”(QS. An Nahl: 97)
Profesi perawat merupakan pekerjaan yang mulia. Menurut hunderson, tugas unik perawat ialah membantu individu baik dalam keadaan sehat maupun sakit melalui berbagai aktivitas guna mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal dengan damai.
Keperawatan juga merupakan manifestasi dari ibadah yang berbentuk pelayanan kesehatan yang didasarkan pada keimanan, keilmuan, dan amal serta kiat keperawatan bernbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-kultural-spiritual yang komprehensif. Di dalam islam keperawatan tidak dapat di pisahkan dari ajaran islam secara keseluruhan.
Kewajiban Mengembangkan dan Menyampaikan Ilmu Keperawatan
Dalam surat al-Isra' ayat 84 Allah berfirman :
"Katakanlah Tiaptiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya"
Dalam firman tersebut ada kata Syakilatih yang berarti keadaannya masing-masing. Oleh Hamka kata "Syakilatih" diartikan bakat atau bawaan. Jika dipahami secara mendalam dan dikaitkan dengan kondisi sekarang, bakat bawaan seseorang yang didukung dengan situasi lingkungan dan dikembangkan maka akan berubah menjadi kemampuan profesional. Jika dihubungkan dengan dakwah bil-hal maka masing-masing muslim hendaknya berdakwah menurut kemampuan dan profesi mereka. Seperti dikatakan Muhammad Abu Zahroh, sebagai contoh, seorang dokter berdakwah dengan keahliannya13 dalam masalah pengobatan medis,seorang perawat berdakwah dengan keahliannya dalam merawat pasien.
Perwujudan Dakwah dalam Keperawatan Mendengarkan kekhawatiran,perasaan pasien Menyediakan lingkungan yang aman dan
mendengarkan ekspresi perasaan dan pengalaman mengenai penyakit dan pengobatannya
Merujuk untuk kunjungan rohaniawan untuk binaan rhani seperti zikir,doa,dll.
Mengingatkan waktu sholat Membaca kitab suci Perawatan sebelum ajal,dll.
TERIMAKASIH