Implementsi Risk Matriks pada Jurnal Internasional “Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado” By: Bryan Alfons Willyam Sepang J.Tjakra,J.E.Ch.Langi,D.R.O. Walangitan BAGUS ADHITYA H 105060700111031 RADHITIA RAHMAN S NDARU RENDY H W FITRAN AKBHAR 105060700111043 105060701111002 105060707111019
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Implementsi Risk Matriks pada Jurnal Internasional “Manajemen Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek
Pembangunan Ruko Orlens Fashion Manado” By: Bryan Alfons Willyam Sepang
J.Tjakra,J.E.Ch.Langi,D.R.O. Walangitan
BAGUS ADHITYA H 105060700111031
RADHITIA RAHMAN S
NDARU RENDY H W
FITRAN AKBHAR
105060700111043
105060701111002
105060707111019
Risk Matrix
Risk matrix digunakan untuk mengindentifikasi sebuah bahaya dan sebuah penilaian proses suatu resiko dan memberikan sebuah
gagasan untuk orang-orang yang digunakan untuk menampilkan sebuah kemungkinan dengan konsekuensi yang termasuk kedalam
unsur suatu resiko.
Tujuan dari risk matrix adalah untuk mengurangi sebuah rangkaian dari resiko kedalam rentang kategori high, medium atau low. Biasanya kategori ini juga diwakilkan dengan sebuah warna,
misalnya warna merah yang menunjukan kategori level tertinggi dan hijau untuk level yang terendah, dan terkadang di gambarkan
dengan nilai angka
Perkalian dari sebuah kemungkinan dengan konsekuensi menunjukan sebuah angka indeks risiko. Dan kelemahan dari risk
matrix ini adalah besarnya unsur subjektifitas dan bias yang dihasilkan dari pengguna
• risk matrix adalah sebuah tool yang digunakan untuk mengalokasikan level risiko dari bahaya-bahaya yang ada. Berikut ini merupakan contoh dari risk matrix.
Risk matrix sangat umum digunakan untuk mengindentifikasi sebuah bahaya dan sebuah
penilaian proses resiko (cook 2008).
• Risk matrix adalah tools yang menggunakan sebuah kategorisasi dalam sebuah resiko, sebagai contoh “high”, “medium” dan “low”.
• Nilai dari resiko dalam risk matrix ditentukan dari persyaratan organisasi untuk suaut kegiatan tertentu dalam mematuhi sebuah kategori risiko. Misalkan sebagai contoh dalam risk matriks tiga kategori, suatu organisasi harus menghentikan suatu pekerjaan ketika suatu bahaya dikategorikan “high risk “ dan meneruskan kembali pekerjaan tersebut ketika sudah berada di kategori “low risk”.
• Risk matrix dipengaruhi oleh faktor subjektifitas. Dan masing-masing faktor subjektifitas tersebut dipengaruhi penilaian subjektifitas yang dipengaruhi oleh pengalaman, persepsi keuntungan, seberapa besar resiko tersebut dimengerti, seberapa besar resiko tersebut terdistribusi, control dari individu terhadap resiko, faktor sosial dan budaya
Keunggulan Risk Matriks
• Perangkat yang efektif dalam menggambarkan strategi manajemen risiko, sebagai bagian dari contingency planning (Marshall&Alexander,2006)
• Cenderung mudah digunakan dan mudah dipahami, sehingga memperlancar komunikasi dalam hal manajemen risiko
• Memudahkan manajemen dalam rangka menentukan strategi manajemen risiko yang akan diambil
Risk Matrix
frekuensi konsekuensi Risk Matrix
Risk Matrix
• Metode lain untuk karakteristik risiko adalah categorization. Dalam kasus ini, analis harus menemukan kategori Frequency dan Consequence yang digunakan untuk evaluasi masing-masing skenario dan menemukan tingkat risiko dihubungkan dengan ketegori kombinasi Frequency atau Consequence. Gabungan antara kedua kombinasi tersebut disebut sebagai Risk Matrix.
• Frequency Assessment
Setelah hazard dari sistem/proses dapat diidentifikasi, langkah selanjutnya
adalah mengestimasi frekuensi terjadinya kejadian yang berbahaya yang dapat mengakibatkan bencana. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan estimasi nilai frekuensi dari sebuah resiko bencana yang terjadi pada suatu perusahaan.
• Consequence Assessment
Consequence Assessment dilakukan untuk mengestimasi konsekuensi
terjadinya bencana. Permodelan consequence biasanya melibatkan penggunaan dari model analitis untuk memprediksi pengaruh/akibat yang ditimbulkan. Prediksi tersebut dapat diestimasi nilainya dengan menggunakan tabel berikut ini.
Tabel risk Matrix
• Keterangan :
• E : extreme risk
• H : high risk
• M : moderate risk
• L : low risk
lakukan pendaftaran mengenai risiko-risiko apa saja yang dihadapi oleh bisnis. Seluruh risiko, tanpa terkecuali, sehingga ini memang butuh input dari banyak pihak.
Untuk setiap risiko, Anda harus mengevaluasi probabilitas dan tingkat keparahan (severity) dari risiko tersebut. Misalnya menggunakan skala dari 1 hingga 10, dimana 1 untuk probabilitas dan tingkat keparahan paling rendah dan 10 untuk sebaliknya
Evaluasi ini dapat didasari oleh data historis maupun judgement dari tim manajemen. Skala disini tidak berlaku saklek, dan bisa dimodifikasi sesuai dengan keperluan dan preferensi. Misalnya, skalanya dari 1 hingga 5, atau malah dimodifikasi dari 1 hingga 100
Tahapan-Tahapan
• Identifikasi Risiko
• Analisa dan Penilaian Risiko
• Penanganan Risiko
• Hasil dan Pembahasan
• Penentuan Tingkat Risiko
• Kesimpulan
Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko merupakan langkah penting dalam proses pengendalian risiko. Sumber bahaya ditempat
kerja dapat berasal dari:
• Bahan/material • Alat/mesin • Proses • Lingkungan Kerja • Metode Kerja • Cara Kerja • Produk
Analisa dan Penilaian Risiko
Peluang (Probability) Yaitu kemungkinan terjadinya suatu kecelakaan/kerugian ketika terpapar dengan suatu bahaya. Contohnya:
• Peluang orang jatuh karena melewati jalan licin • Peluang untuk tertusuk jarum •Peluang tersengat listrik •Peluang supir menabrak
Akibat (Consequences) Yaitu tingkat keparahan/kerugian yang
mungkin terjadi dari suatu kecelakaan/loss akibat bahaya yang ada. Hal ini bisa terkait dengan manusia, properti, lingkungan, dll. Contohmya:
• Fatality atau kematian •Cacat •Perawatan medis •P3K
Keterangan Tingkat Risiko:
• Negligible (N), dengan Nilai Risiko 1
• Low (L), dengan Nilai Risiko 2 – 4
• Moderate (M), dengan Nilai Risiko 5 – 8
• High (H), dengan Nilai Risiko 9 – 15
• Extreme (E), dengan Nilai Risiko 16 – 25
Penanganan Risiko
Berdasarkan penilaian risiko kemudian ditentukan apakah risiko tersebut masih bisa diterima
(acceptable risk) atau tidak (unacceptable risk) oleh suatu organisasi.
Menentukan suatu risiko dapat diterima akan tergantung
kepada penilaian/pertimbangan dari suatu organisasi berdasarkan : • Tindakan pengendalian yang telah ada • Sumber daya (finansial, SDM, fasilitas, dll) • Regulasi/standard yang berlaku • Rencana keadaan darurat •Catatan/data kecelakaan terdahulu, dll
Hasil dan Pembahasan
Data Responden
1. Umur
2. Tingkat Pendidikan
3. Pengalaman Kerja
4. Status Tenaga Kerja
Penentuan Tingkat Risiko
• Tingkat risiko pada setiap kriteria ditentukan dengan rumus:
• 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑅𝑖𝑠𝑖𝑘𝑜=𝐹𝑟𝑒𝑘𝑢𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝐷𝑎𝑚𝑝𝑎𝑘
• Setelah kuesioner diolah, maka didapatkan Risk Rating dan Risk Level dari masing – masing kriteria dan sub kriteria yang ditampilkan dalam tabel–tabel berikut. Risk Rating dan Risk Level dari Kriteria Utama kecelakaan Kerja
Risk Rating dan Risk Level dari Sub-Kriteria Utama kecelakaan Kerja
Risk Rating dan Risk Level dari Kriteria Utama penyebab kecelakaan Kerja
Risk Rating dan Risk Level dari Kriteria Utama penyebab kecelakaan Kerja
• Perhitungan tabel diatas didapat dari jumlah nemilih di tiap kolom dibagi dengan total responden secara keseluruhan selanjutnya hasil pembagian dikali dengan 100%. Contoh perhitungan pada Tabel Kriteria Utama Kecelakaan Kerja yang terpilih sebagai berikut:
Berdasarkan pengolahan data dan analisa dalam penelitian ini, maka diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
• Dari perkalian frekuensi risiko dan dampak risiko maka diperoleh Kriteria kecelakaan kerja tertinggi yaitu terjatuh-nya pekerja dengan Risk Level L (Low) sebesar 52 % dan sub kriteria kecelakaa kerja tertinggi yaitu pekerja terjatuh dari tangga dengan Risk Level L (Low) sebesar 52%.
• Dari perkalian frekuensi risiko dan dampak risiko juga
diperoleh kriteria faktor penyebab kecelakaan kerja tertinggi adalah faktor manusia dengan Risk Level L (Low) sebesar 56% dan subkriteria faktor penyebab kecelakaan tertinggi adalah tidak memakai APD dengan Risk Level L (Low) sebesar 56%.