Top Banner
Tinjauan Pustaka KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH DAN TERAPI CAIRAN Oleh : Nadiya Safitri, S.Ked NIM. I1A010036 Pembimbing : dr. Iwan Nuryawan, Sp.An BAGIAN/SMF ILMU ANESTESI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN BANJARMASIN Mei, 2015
46

ppt print

Jan 11, 2016

Download

Documents

Nadiya Safitri

ppt print
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: ppt print

Tinjauan Pustaka

 

   

KOMPARTEMEN CAIRAN TUBUH

DAN TERAPI CAIRAN

 

Oleh :

Nadiya Safitri, S.Ked

NIM. I1A010036

 

 

Pembimbing :

dr. Iwan Nuryawan, Sp.An

 

  

   

BAGIAN/SMF ILMU ANESTESI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ULIN

BANJARMASIN

Mei, 2015

Page 2: ppt print

PENDAHULUAN

cairan tubuh Kompartemen:• cairan intrasel• cairan ekstrasel

Gangguan dalam keseimbangan

cairan dan elektrolit

Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dengan cairan infus

kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intravena untuk mengatasi syok

atau mengantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau dehidrasi.

Page 3: ppt print

Kompartemen Cairan Tubuh

Page 4: ppt print

Pembagian Kompartemen Cairan Tubuh

Air merupakan bagian terbesar pada tubuh

manusia, persentasenya dapat berubah

tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat

obesitas seseorang.

Perubahan cairan tubuh total sesuai usia

Page 5: ppt print
Page 6: ppt print

Cairan Intrasel

cairan intrasel mengandung sejumlah besar ion kalium dan fosfat ditambah ion

magnesium dan sulfat dalam jumlah sedang, dan mengandung sejumlah kecil ion natrium dan klorida dan hampir tidak

ada kalsium. Sel juga mengandung sejumlah besar protein, hampir empat

kali jumlah protein dalam plasma. Cairan intrasel dipisahkan dari cairan ekstrasel

oleh membran sel yang sangat permeabel terhadap air, tetapi tidak permeabel terhadap sebagian besar

elektrolit dalam tubuh.

Page 7: ppt print

Cairan Ekstrasel

Cairan ekstraselular dibagi menjadi :• Cairan InterstitialCairan yang mengelilingi sel termasuk dalam cairan interstitial, sekitar 11- 12 liter pada orang dewasa.

• Cairan IntravaskularMerupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah (contohnya volume plasma).

• Cairan transelulerMerupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh tertentu seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intraokular dan sekresi saluran pencernaan.

Page 8: ppt print

Dua kompartemen terbesar dalam cairan ekstrasel adalah :

Cairan Interstisial: Berjumlah lebih dari tiga perempat bagian cairan ekstrasel.

Plasma: Berjumlah hampir seperempat cairan ekstrasel, atau sekitar 3 liter. Plasma adalah bagian darah yang tidak mengandung sel.

Page 9: ppt print

Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis zat yaitu elektrolit dan non elektrolit.

Elektrolit

• Zat yang terdisosiasi dalam cairan dan menghantarkan arus listrik.

Non elektrolit

• Zat seperti glukosa dan urea yang tidak terdisosiasi dalam cairan.

Page 10: ppt print

Proses Pergerakan Cairan Tubuh

Difusi dan osmosis adalah mekanisme transpor pasif.

mekanisme transpor aktif berhubungan dengan pompa Na-K yang memerlukan ATP

Mekanisme transpor pasif tidak membutuhkan energy

mekanisme transpor aktif membutuhkan energi.

Perpindahan air dan zat terlarut di antara bagian-bagian tubuh melibatkan mekanisme transpor pasif dan aktif

Page 11: ppt print

Perubahan cairan tubuh

Perubahan cairan tubuh dapat dikategorikan menjadi 3, yaitu:• Perubahan volume• Perubahan konsentrasi• Perubahan komposisi

Page 12: ppt print

Perubahan volume

Defisit

volume

• perubahan cairan tubuh yang paling umum terjadi pada pasien bedah. Penyebab paling umum adalah kehilangan cairan di gastrointestinal akibat muntah, penyedot nasogastrik, diare dan drainase fistula.

Kelebiha

n volume

• suatu kondisi akibat iatrogenic (pemberian cairan intravena seperti NaCl yang menyebabkan kelebihan air dan NaCl ataupun pemberian cairan intravena glukosa yang menyebabkan kelebihan air) ataupun dapat sekunder akibat insufisiensi renal (gangguan pada GFR), sirosis, ataupun gagal jantung kongestif

Page 13: ppt print

Perubahan konsentrasi

Hiponatremia

Hipernatremia

Hipokalemia

Hiperkalemia

Page 14: ppt print

Hiponatremia

Jika < 120 mg/L maka akan timbul gejala disorientasi, gangguan mental, letargi, iritabilitas, lemah dan henti pernafasan, sedangkan jika kadar < 110 mg/L maka akan timbul gejala kejang, koma. Keadaan ini dapat diterapi dengan restriksi cairan (Na+ ≥ 125 mg/L) atau NaCl 3% ssebanyak (140-X)xBBx0,6 mg dan untuk pediatrik 1,5-2,5 mg/kg.

Page 15: ppt print

Hipernatremia

Jika kadar natrium > 160 mg/L maka akan timbul gejala berupa perubahan mental, letargi, kejang, koma, lemah. Terapi keadaan ini adalah penggantian cairan dengan 5% dekstrose dalam air sebanyak {(X-140) xBB x 0,6}: 140.

Page 16: ppt print

Hipokalemia

Jika kadar kalium < 3 mEq/L. Terapi hipokalemia dapatberupa koreksi faktor presipitasi (alkalosis, hipomagnesemia, obat-obatan), infuse potasium klorida sampai 10 mEq/jam (untuk mild hipokalemia ;>2 mEq/L) atau infus potasium klorida sampai 40 mEq/jam dengan monitoring oleh EKG (untuk hipokalemia berat;<2mEq/L disertai perubahan EKG, kelemahan otot yang hebat).

Page 17: ppt print

Hiperkalemia

Terjadi jika kadar kalium > 5 mEq/L. Terapi untuk hiperkalemia dapat berupa intravena kalsium klorida 10% dalam 10 menit, sodium bikarbonat 50-100 mEq dalam 5-10 menit, atau diuretik, hemodialisis

Page 18: ppt print

Perubahan komposisi

Asidosis respiratorik (pH< 3,75 dan PaCO2> 45 mmHg)

Alkalosis respiratorik (pH> 7,45 dan PaCO2 < 35 mmHg)

Asidosis metabolik (pH<7,35 dan bikarbonat <21 mEq/L)

Alkalosis metabolik (pH>7,45 dan bikarbonat >27 mEq/L)

Page 19: ppt print

Terapi Cairan

Page 20: ppt print

Terapi cairan ialah tindakan untuk memelihara, mengganti cairan tubuh dengan cairan infus kristaloid (elektrolit) atau koloid (plasma ekspander) secara intravena untuk mengatasi syok atau mengantikan volume cairan yang hilang akibat perdarahan atau

dehidrasi.

Page 21: ppt print

Berdasarkan fungsinya cairan dapat dikelompokkan menjadi

Caira

n kh

usus

Caira

n pe

ngga

nti

Caira

n pe

mel

ihar

aan

Terapi rumatan bertujuan memelihara keseimbangan cairan tubuh dan nutrisi.

Terapi cairan resusitasi ditujukan untuk menggantikan kehilangan akut cairan tubuh atau ekspansi cepat dari cairan intravaskuler untuk memperbaiki perfusi jaringan.

Ditujukan untuk keadaan khusus misalnya asidosis.

Page 22: ppt print

22

Hukum rumus maintenance cairan 421

4 X 10 KgBB pertama2 X 10 KgBB Kedua1 X Sisa KgBB +Maintenance

Page 23: ppt print

23

Cairan pengganti puasaLama puasa (jam) x Maintenance

Cairan Stress OperasiJenis Operasi (konstanta) x BB

Page 24: ppt print

Gangguan dalam keseimbangan cairan dan elektrolit merupakan hal yang

umum terjadi pada pasien bedah karena kombinasi dari faktor-faktor preoperatif,

perioperative dan postoperatif.

Page 25: ppt print

faktor yang harus diperhatikan dan menjadi pegangan dalam pemberian cairan perioperatif, yaitu :

Kebutuhan normal cairan dan elektrolit harian

Defisit cairan dan elektrolit pra bedah

Kehilangan cairan saat pembedahan

Gangguan fungsi ginjal

Page 26: ppt print

26

TERAPI CAIRAN DURANTE OPERASI

• Sebelum operasi pasien akan dipuasakan selama 6 jam (dewasa) atau 4 jam (bayi dan anak)

• Zat yang hilang selama puasa, setiap jamnya : • Air 60 ml • KH 2,6 g • Na+ 1,8 mEq • Lemak 5,6 g • K+ 2,4 mEq • Protein 6,4 g

Page 27: ppt print

27

Durante operasi diberi cairan:

• Pengganti puasa 2 ml/kg/jam

• Pemeliharaan 2 ml/kg/jam

• Stres operasi:

Dewasa Anak

Operasi kecil 4 ml/kg/jam 2 ml/kg/jam

Operasi sedang 6 ml/kg/jam 4 ml/kg/jam

Operasi besar 8 ml/kg/jam 6 ml/kg/jam

Page 28: ppt print

Jenis pembedahanPembedahan kecil / ringan

Pembedahan rutin kurang dari 30

menit.

Pemberian anestesi dapat dengan

masker.

Pembedahan sedang.

Pembedahan rutin pada pasien yang

sehat.

Pemberian anestesi dengan pipa endotracheal.

Lama operasi kurang dari 3 jam.

Jumlah perdarahan kurang dari 10%

EBV

Pembedahan besar.

Pembedahan yang lebih dari 3 jam.

Perdarahan lebih dari 10% EBV

Pembedahan di daerah saraf pusat, laparatomi, paru

dan kardiovaskuler

Page 29: ppt print

Indikasi Transfusi

pada dewasa perdarahan > 15% EBV

pada bayi dan anak perdarahan > 10 % EBV

EBV pada laki-laki 75 cc/kgBB

EBV pada wanita 65 cc/kgBB

EBV pada bayi 80 cc/kgBB

Jika menggunakan koloid, sesuai jumlah perdarahan

jika kristaloid, 3 x jumlah perdarahan.

Page 30: ppt print

30

Kebutuhan cairan tambahan

Derajat Trauma Jaringan Kebutuhan Cairan Tambahan

Minimal (contoh: herniorrhaphy) 0–2 mL/kg

Moderate (contoh: holecystectomy) 2–4 mL/kg

Severe (cotoh: bowel resection) 4–8 mL/kg

Page 31: ppt print

Macam cairan intravena

Cairan Hipotonik

Cairan isotonik

Cairan Hipertonik

Page 32: ppt print

Cairan Hipotonik

• Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum ( 285 mOsmol/L) sehingga menarik cairan dari dalam pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya

• Digunakan pada keadaan sel “mengalami” dehidrasi, misalnya pada pasien cuci darah (dialisis) dalam terapi diuretik, juga pada pasien hiperglikemia dengan ketoasidosis diabetik.

• Komplikasi : kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan intracranial

• Contoh NaCl 45% dan Dekstrosa 2,5%.

Page 33: ppt print

Cairan isotonik

• osmolaritas cairannya mendekati serum = 285 mOsmol/L, sehingga terus berada di dalam pembuluh darah.

• Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi (NaCl 0,9%)

• Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.

• Contoh: Ringer-Laktat (RL), dan normal saline / larutan garam fisiologis

Page 34: ppt print

Cairan Hipertonik

• Osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum ( 285 mOsmol/L), sehingga menarik cairan dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah.

• Mampu menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema (bengkak).

• Misalnya Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin

Page 35: ppt print

35

Cairan juga dibagi menjadi :

• Kristaloid– Isinya sama dengan konsentrasi natrium dalam

plasma– Tidak termasuk kompartemen dari intraseluler– Melintasi membran kapiler dari kompartemen

vaskular ke kompartemen interstitial– Didistribusikan melalui seluruh kompartemen

ekstraseluler– Biasanya, hanya seperempat dari volume kristaloid

diresapi tetap dalam kompartemen vaskular

Page 36: ppt print

36

Note: Untuk restore sirkulasi volume darah maka kristaloid di berikan 3 kali dari volume darah yang hilang

Page 37: ppt print

37

• Koloid– Awalnya cenderung tetap dalam kompartemen vaskular

– Protein plasma Mimic, dengan demikian mempertahankan atau meningkatkan tekanan osmotik koloid darah

– Memberikan durasi ekspansi volume plasma yang lebih lama daripada kristaloid

– Memerlukan volume infus yang lebih kecil

Page 38: ppt print

38

Page 39: ppt print

Pembagian koloid

Page 40: ppt print

Perbandingan koloid dan kristaloid

Page 41: ppt print

Kristaloid Koloid

Page 42: ppt print

42

Page 43: ppt print

43

Page 44: ppt print

44

Page 45: ppt print

45

Page 46: ppt print

Terima Kasih