This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU PENYAKIT SARAFRSUD DR HARJONO PONOROGO
FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUARAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tahun 1817, James Parkinson dalam tulisan “An essay on the shaking palsy” indentifikasi 6 kasus. “Paralisis agitans”. (Jankovick, 2008).
Penyakit Parkinson atau Parkinson’s Disease (PD) gangguan neurodegeneratif kedua terbanyak, setelah penyakit Alzheimer (Noviani E, Gunarto U, dan Setyono J, 2010).
Di Amerika Utara 1juta penderita, > 65 tahun. Prevalensi 160 per 100.000 populasi dan meningkat sesuai bertambahnya umur.(Turana, 2008).
Prevalensi parkinson di Indonesia diperkirakan sekitar 1-3% dari jumlah orang berusisa > 65 tahun.(Suryamiharja, 2012).
Etiologi belum diketahui mungkin faktor usia, genetik, dan lingkungan.(Miller and Das, 2007).
Medikasi mengobati gejala yang timbul karena keterbatsan dalam memahami proses penyakit yang berperan dalam kematian neuron dopamonergik.(Thomas and Beal, 2007).
1. Apa yang dimaksud dengan penyakit Parkinson?
2. Bagaimana penatalaksanaan penyakit Parkinson?
Rumusan Masalah
Tujuan
• Untuk mengetahui tentang penyakit Parkinson.
• Untuk mengetahui penatalaksanaan penyakit Parkinson.
Manfaat
• Menambah pengetahuan dan wawasan tentang penyakit Parkinson.
• Mengetahui penatalaksanaan penyakit Parkinson.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
• penyakit neurodegeneratif sistem ekstrapiramidal ditandai oleh adanya degenerasi ganglia basalis terutama di substansia nigra pars kompakta, disertai adanya inklusi sitoplasmik eosinofilik (lewy bodies) (Silitonga, 2007).
Penyakit Parkinson
• Sindrom ditandai oleh tremor pada waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural akibat penurunan dopamin (Silitonga, 2007).
Parkinsonism
Definisi
Dapat mengenai seluruh ras, baik pria maupun wanita dalam perbandingan yang hampir sama, dan kecenderungan penyakit pada pria. Prevalensi meningkat usia 65 hingga 90 tahun. Pada usia kurang dari 40 tahun (varietas ini diklasifikasikan sebagai “young-onset Parkinson’s disease” atau PD yang terjadi pada usia muda)
(Siderowf and Stern, 2003).
EPIDEMIOLOGI
KLASIFIKASI
•Penyebabnya tidak diketahui
•Ada peran lingkungan, faktor genetik
•Sebagian besar adalah PP
Primer atau
idiopatik
•Timbul setelah terpajan suatu penyakit
•Infeksi dan pasca infeksi otak (ensefalitis)
•Terpapar kronis oleh toksin
•Efek samping obat•Paska strok
(vaskular)•Lain-lain
Sekunder atau
akuisita(Rahayu RA, 2006)
•Gejala parkinson timbul bersama gejala neurologi lain.
Sindrom parkinson
plus
•Gejala parkinsonism menyertai penyakit-penyakit yang diduga berhubungan dengan penyakit neurologi lain yang faktor keturunan memegang peran sebagai etiologi.
Kelainan degenerati
f diturunkan
(Rahayu, 2006)
• Penyakit parkinson masih belum diketahui penyebabnya
(Rohkamm,2004)
• Berdasarkan penelitian pada penderita parkinson, menghasilkan beberapa dugaan penyebabnya
(Rahayu , 2006)
ETIOLOGI
Faktor genetik• Ditemukan 3 gen yang menjadi
penyebab peningkatan apoptosis di sel-sel substansia nigra pars compakta sehingga meningkatkan kematian sel neuron di substansia nigra pars compakta.Faktor lingkungan
• Proses stress oksidatif yang terjadi di ganglia basalis, apapun penyebabnya.
(Rahayu, 2006)
Umur (proses menua)• Tidak semua orang tua akan menderita parkinson, tetapi
dugaan adanya peranan proses menua terhadap terjadinya parkinson
Ras• Angka kejadian parkinson lebih tinggi pada orang kulit
putih dibandingkan kulit berwarna.
Cedera kranioserebral• Trauma kepala, infeksi, dan tumor di otak.
Stres emosional• Diduga merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
parkinson.(Rahayu, 2006)
PATOGENESIS
• Kemusnahan neuron di pars kompakta substansia nigra yang dopaminergik merupakan lesi utama yang mendasari penyakit parkinson.
• Konsentrasi dopamin di dalam korpus striatum dan substansia nigra sangat mengurang, sehingga kondisi di korpus striatum lebih kolinergik daripada dopaminergik.
(Mardjono dan Sidharta , 2009)
• Substansia nigra (black substance), adalah suatu regio kecil di otak (batang otak) yang terletak sedikit di atas medula spinalis. Bagian ini menjadi pusat kontrol/koordinasi dari seluruh pergerakan.
• Bagian ini menjadi pusat kontrol/koordinasi dari seluruh pergerakan.
• Sel-selnya menghasilkan neurotransmiter.
(Rahayu, 2006)
(Rohkamm R. 2004).
Manifestasi Klinis
Gejala Motorik
•Tremor•Rigiditas•Akinesia/bradikinesia•Langkah dan gaya jalan (hilangnya reflek postural)
Gejala non Motorik
•Disfungsi otonom•Demensia•Depresi
(Nuartha, 2009; Silitonga, 2007)
Skala Hoehn and Yahr
Stadium Gejala KlinisI Unilateral, ekspresi wajah berkurang, posisi fleksi lengan yang
terkena, tremor, ayunan lengan berkurang
II Bilateral, postur membungkuk ke depan, gaya jalan lambat dengan langkah kecil-kecil, sukar membalikkan badan
III Gangguan gaya berjalan menonjol, terdapat ketidakstabilan postural
IV Disabilitasnya jelas, berjalan terbatas tanpa bantuan, lebih cenderung jatuh
V Hanya berbaring atau duduk di kursi roda, tidak mampu berdiri atau berjalan meskipun dibantu, bicara tidak jelas, wajah tanpa ekspresi, jarang berkedip
(Rahayu, 2006)
Kriteria diagnosis klinis
Kriteria diagnosis
Koller
Kriteria diagnosis klinis modifikasi
Kriteria diagnosis
Gelb
Diagnosis
(Rahayu, 2006)
Kriteria Diagnosis Klinis
• Didapatkan 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik: tremor, rigiditas, bradikinesia, atau
Kriteria Diagnosis Klinis Modifikasi• Diagnosis possible (mungkin): adanya salah satu
gejala yaitu seperti tremor, rigiditas, akinesia atau bradikinesia, gangguan refleks postural. Tanda-tanda minor yaitu Myerson sign, menghilang atau berkurangnya ayunan lengan, refleks menggenggam.
• Diagnosis probable (kemungkinan besar): kombinasi dari dua gejala tersebut di atas (termasuk gangguan refleks postural), salah satu dari tipe gejala pertama asimetris.
• Diagnosis definite (pasti): setiap kombinasi 3 dari 4 gejala, pilihan lain: setiap dua dengan satu dari tiga gejala pertama terlihat asimetris.
Kriteria Diagnosis Koller
• Didapati 2 dari 3 tanda kardinal gangguan motorik tremor istirahat atau gangguan refleks postural, rigiditas, bradikinesia yang berlangsung satu tahun atau lebih
• Respons terhadap terapi levodopa yang diberikan sampai perbaikan sedang (minimal 1000 mg/hari selama 1 bulan), dan lama perbaikan 1 tahun atau lebih.
Kriteria Diagnosis Gelb• Diagnosis possible (mungkin): adanya 2 dari 4 gejala
kardinal (resting tremor, bradikinesia, rigiditas, dan onset asimetrik). Tidak ada gambaran yang menuju ke arah diagnosis lain termasuk halusinasi yang tidak berhubungan dengan obat, demensia, supranuclear gaze palsy atau disotonom. Mempunyai respon yang baik terhadap levodopa atau agonis dopamin.
• Diagnosis probable (kemungkinan besar): terdapat 3 dari 4 gejala kardinal, tidak ada gejala yang mengarah ke diagnosis lain dalam tiga tahun, terdapat respon yang baik terhadap levodopa atau agonis dopamin
• Diagnosis definite (pasti): seperti probable disertai dengan pemeriksaan histopatologis yang positif
(Rahayu, 2006)
Diagnosis Banding (Nutt and G. Frederick, 2005):
Bandingkan dengan penyakit
lain dg gejala parkinsonism
Gangguan Neurologis Lain:
CGBD : Cortical-Basal Ganglionic DegenerationDLBD : Diffuse Lewy Body Disease (Demensia dengan Lewy Bodies)MSA : Multiple System AtrophyNPH : Normal Pressure HydrocephalusOPCA : Olivo-ponto-cerebellar AtrophyPSP : Progressive Supranuclear Palsy(Rahayu, 2006)
Tabel 2. Kriteria untuk Menyingkirkan Diagnosis Penyakit Parkinson dari Penyebab Lain Parkinsonism (Rahayu, 2006)
Kriteria Kemungkinan Diagnosis1. Riwayat dari:
a. Ensefalitisb. Terpapar lama dengan CO, Mn
atau toksin lain c.Mendapat obat-obat neuroleptik
Pasca ensefalitisToxin induced
Drug induced
2. Munculnya gejala parkinsonism mengikuti:
a. Trauma kepalab. Stroke
Pasca traumaVaskular
Kriteria Kemungkinan Diagnosis3. Ditemukan gejala ini pada pemeriksaan
fisika. Ataksia serebelarb. Gerakan ke bawah okuler menghilangc. Adanya hipotensi postural tanpa makan
obatd. Adanya rigiditas satu sisi dengan atau
tanpa distonia, apraksia, kehilangan sensor kortikal
e. Myoclonusf. Pada awal penyakit terdapat gaya
berjalan jatuh atau kakug. Disfungsi otonom yang bukan karena
obat h. Mengeluarkan air liur terusi. Demensia awal atau halusinasi karena
memakai obatj. Distonia yang diinduksi oleh levodopa
OPCA, MSAPSPMSA
CBGD
CBGD, MSAPSP
MSA
MSADLBD
MSA
Kriteria Kemungkinan Diagnosis4.Neuroimaging (MRI atau CT-
• Terapi stimulasi otak dalam (Deep Brain Stimulation
• Transplantasi Otak (Brain Grafting)
Terapi Rehabilitasi
• Fisioterapi• Okupasi• Psikoterapi
Komplikasi
1. Depresi dan perubahan emosional. 2. Masalah tidur dan gangguan tidur. 3. Masalah kandung kemih. 4. Sembelit. 5. Disfungsi seksual.
(National Institute of Neurological Disorder and Stroke, 2012).
Prognosis
Penyakit kronis dan progresif yang lambat laun akan menuju kepada kelumpuhan. Tidak seorang pun dapat meramalkan gejala yang mana yang sangat mempengaruhi pasien karena intensitas dari gejala dan variasi pada setiap orang berbeda-beda
(Anonim, 2012)
BAB III
PENUTUP
Dari penulisan di atas dapat disimpulkan:
1. Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif sistem ekstrapiramidal.
2. Klasifikasi parkinsonism primer, sekunder dan parkinsonism plus.
3. Penyebabnya masih belum diketahui.4. Gejala klinis utama tremor, rigiditas, akinesia/ bradikinesia.5. Diagnosis diagnosis klinis, diagnosis klinis modifikasi,
diagnosis koller, dan diagnosis Gelb.6. Tujuan utama terapi memulihkan disabilitas fungsional yang
disandang penderita.7. Penyakit Parkinson sering disertai dengan masalah tambahan.