PERUBAHAN KARAKTERISTIK CAMPURAN HOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE
(HRS-WC) BERDASARKAN UJI MARSHALL AKIBAT RENDAMAN BANJIR ROB DI
KOTA SEMARANG
PERUBAHAN KARAKTERISTIK CAMPURANHOT ROLLED SHEET-WEARING COURSE
(HRS-WC)BERDASARKAN UJI MARSHALL AKIBAT RENDAMAN BANJIR ROBDI KOTA
SEMARANG
Ujian Tesis
Nahyo
30000212410041
Dosen Pembimbing
Dr. Ing. Sudarno, S.T., M.Sc.
Dr. Bagus Hario Setiadji, S.T., M.T.
Dosen Penguji
Prof.Dr. Ir. Purwanto, DEA
Prof.Dr.Ir.Sri PrabandiyaniRW, M.Sc.
PROGRAM MAGISTER ILMU LINGKUNGAN
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki garis pantai
terpanjang keempat di dunia dengan panjang mencapai lebih dari
95.181 kilometer setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia
(Mukhtar, 2009).
Fenomena-fenomena alam seperti pasang surut, angin, gelombang,
dan arus laut berpengaruh cukup besar di sebagaian besar wilayah
Indonesia, terutama di daerah pesisir pantai.
Fenomena pasang surut air laut yang sering terjadi di daerah
pesisir pantai Indonesia mengakibatkan banjir, yang disebut dengan
banjir rob. Banjir rob merupakan fenomena meluapnya air laut ke
daratan (Rahayu, 2008).
Kota Semarang adalah salah satu kota di Indonesia yang berada di
daerah pesisir pantai. Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang
memiliki posisi astronomi di antara garis 650 710 Lintang Selatan
dan garis 10935 11050 Bujur Timur (BPPS Kota Semarang, 2010).
Sebagai kota yang berada di daerah pesisir pantai, permasalahan
banjir rob sering sekali melanda kota Semarang, terutama Semarang
Utara.
Akibat genangan banjir rob tersebut, banyak kerugian yang
dialami oleh pemerintah dan masyarakat Kota Semarang. Salah satu
kerugian yang dialami adalah rusaknya Infrastruktur jalan.
Salah satu aspek terpenting dalam perencanaan jalan raya adalah
upaya melindungi jalan dari air (Suripin, 2004). Nurhuduyah, at al
(2009), menyatakan bahwa jenis kerusakan jalan aspal yang di
akibatkan oleh genangan air yaitu antara lain berlubang,
retak-retak, terlepasnya lapis permukaan (scaling), pelepasan butir
(raveling), serta kerusakan tepi perkerasan jalan. Salah satu
penyebab genangan air yang terjadi di Kota Semarang adalah ROB.
Jalan aspal dapat mengalami kerusakan akibat rendaman banjir
rob. Hal ini dibuktikan dengan penurunan nilai nilai stabilitas dan
Marshall qoutient (MQ) pada campuran aspal yang telah direndam
dengan air yang diambil dari banjir rob. Hasil lain yang didapatkan
adalah naiknya nilai void in mix (VIM), void in mineral agregate
(VMA) dan naiknya nilai kelelehan, hal ini membuktikan bahwa
campuran aspal mengalami penurunan durabilitas atau keawetan
(Riyadi, 2011).
Menurut Prabowo (2003), lama waktu perendaman dan tingkat
keasaman dari air banjir rob juga berpengaruh terhadap tingkat
keawetan campuran aspal khusunya Hot Rolled Sheet (HRS-WC).
Adapun berdasarkan penelitian yang dilakukan Perdana (2013),
bahwa kandungan kimia dalam air rob berpengaruh merusak dan
mengurangi kekuatan atau daya tahan campuran perkerasan, terutama
kandungan Cl- dan SO42-.
Permasalahan Penelitian
Bagaimanakah perubahan karakteristik campuran beraspal panas Hot
Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) yang terendam dalam air yang
besasal dari air banjir rob dan membandingkannya dengan yang
terendam dalam air standar laboratorium?
Sejauh mana pengaruh lama perendaman dengan air yang besasal
dari air banjir rob dan membandingkannya dengan yang terendam dalam
air standar laboratorium terhadap keawetan (durabiitas) campuran
beraspal panas Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC)?
Sejauh mana pengaruh kandungan unsur kimia klorida (Cl-) dalam
air yang digunakan untuk merendam terhadap keawetan (durabiitas)
campuran beraspal panas beraspal Hot Rolled Sheet-Wearing Course
(HRS-WC)?
Tujuan Penelitian
Mengkaji dan mengulas perubahan karakteristik campuran beraspal
panas Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) yang terendam dalam
air yang berasal dari air banjir rob dan membandingkannya dengan
yang terendam dalam air standar laboratorium.
Mengkaji dan mengulas sejauh mana pengaruh lama perendaman
dengan air yang besasal dari air banjir rob dan membandingkannya
dengan yang terendam dalam air standar laboratorium terhadap
keawetan (durabiitas) campuran beraspal panas Hot Rolled
Sheet-Wearing Course (HRS-WC).
Mengkaji dan mengulas Sejauh mana pengaruh kandungan unsur kimia
klorida (Cl-) dalam air yang digunakan untuk merendam terhadap
keawetan (durabiitas) campuran beraspal panas beraspal Hot Rolled
Sheet-Wearing Course (HRS-WC).
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai
referensi dan memberikan informasi dalam pengembangan teknologi
perkerasan jalan raya yang dapat menjadi masukan kepada para pihak
penyelenggara jalan, baik pemilik jalan maupun perencana, pengawas,
dan pelaksana jalan tentang pengaruh air rob. Penelitian ini juga
diharapkan dapat menjadi pertimbangan dalam melakukan perancangan
campuran aspal yang cocok untuk perkerasan jalan lentur yang mana
jalan tersebut berhubungan langsung dengan daerah pantai (perairan)
yang sering tergenang oleh banjir rob akibat naiknya muka air laut
ke daratan, baik untuk pembuatan jalan baru maupun untuk
perbaikan.
Pembatasan Masalah
Fraksi agregat kasar dan halus berasal dari batu ex-Kalikuto
diperoleh dari hasil pemecahan batu (stone crusher) dari AMP
(Aaphalt Mixing Plant) PT. Adhi Karya Divisi Konstruksi Wilayah III
Semarang (Mangkang).
Bahan aspal menggunakan aspal Pertamina Penetrasi 60/70.
Pencampuran menggunakan pedoman Spesifikasi Umum Campuran Aspal
Standar Bina Marga 2010 dan campuran aspal yang dibuat adalah Hot
Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC).
Untuk mencari campuran aspal ideal digunakan variasi kadar aspal
Pb - 1%, Pb 0,5%, Pb%, Pb + 0,5%, dan Pb + 1%.
Uji Marshall dan Uji Durabilitas Modifikasidengan durasi
perendaman 6 jam, 12 jam, 24 jam, 48 jam, dan 72 jam. Metode
perendaman terdiri dari perendaman dengan pola menerus (continous)
dan perendaman dengan pola berkala/ siklik (intermittent).
Sampel air untuk merendam benda uji diambil dari air
laboratorium untuk standar (sebagai pembanding), sedangkan air
untuk pengujian perendaman diambil dari 3 (tiga) titik pengambilan
di lokasi Jalan Ronggowarsito dan sekitarnya, Kawasan Tanjung Emas
dan sekitarnya, serta Kawasan Terboyo dan sekitarnya. Selain itu
digunakan pula air dengan konsentrasi klorida (Cl-) 5.000 mg/l,
15.000 mg/l, dan 25.000 mg/l.
Uji kualitas air rob, sebagai bahan perendam campuran perkerasan
lapis permukaan HRS-WC, yang diuji hanya unsur kimia yang
diindikasikan dapat merusak campuran perkerasan tersebut, seperti
pH, kadar klorida (Cl-), kadar sulfat (SO42-), serta kadar
alkalinitas terdiri dari anion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO32-)
dan hidroksida (OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh
pengasaman.
Penelitian yang dilakukan terbatas pada pengujian laboratorium
dan tidak melakukan pengujian lapangan.
Analisis kimia aspal yang digunakan tidak diteliti.
Analisis biaya tidak diteliti.
Banjir Rob dan Penyebabnya
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008), rob didefinisikan
sebagai pasang besar (tentang air laut atau sungai) yang
menyebabkan luapan air laut.
Banjir pasang air laut (rob) adalah suatu fenomena pergerakan
naik turunnya permukaan air laut secara berkala yang diakibatkan
oleh kombinasi gaya gravitasi dan gaya tarik menarik dari
benda-benda astronomi terutama oleh matahari, bumi dan bulan
(Sunarto, 2003).
Penyebab: kenaikan muka laut akibat global warming (Wirastriya,
2005 & UU No. 32 th 2009), penurunan permukaan tanah (land
subsidence) (Gumilar, at al 2009).
Dampak yang Ditimbulkan oleh Banjir Rob
Kerusakan bangunan tempat tinggal karena selain mengenangi
permukaan lantai dan halaman, banjir rob bersifat korosi dan
merusak pada bangunan.
Salinitas (keasinan) air yang disebabkan semakin luas dan lama
genangan banjir rob, sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan
air permukaan.
Kehilangan lahan disebabkan banjir rob yang semakin tinggi
sehingga banyak lahan di pesisir pantai tenggelam dan tidak dapat
lagi dimanfaatkan.
Kerusakan kendaraan dan peralatan kerja disebabkan karena banjir
rob bersifat korosi.
Sumber: Desmawan dan Sukamdi (2012)
Lanjutan...
Dampak fisik maupun non fisik yang ditimbulkan oleh banjir rob
menurut Wuryanti (2002), meliputi beberapa hal:
Kehilangan jiwa dan properti.
Kerusakan pada rumah dan properti seperti perabot rumah dan
barang elektonik.
Terganggunya mata pencaharian akibat rusaknya pertanian,
pertenakan, dan pertambakan.
Terhambat bahkan terhentinya pertumbuhan tanaman.
Erosi tanah, menyebabkan lahan tertutup sampah, pasir, batu
sehingga mengurangi produktifitas pertanian karena berkurangnya
tingkat kesuburan tanah.
Kerusakan infrastruktur dan fasilitas penting lainnya seperti
klinik, sekolah, jalan, telepon dan sumber listrik.
Terganggunya suplai air bersih dan terkontaminasinya sumber air
bersih yang selanjutnya dapat menyebabkan penyakit.
Memicu terjadinya penyakit menular, seperti diare, malaria, dan
demam berdarah.
Bentuk kerusakan akibat rob (yang sudah ada)
Bekas permukiman
ditinggalkan
Jalan tergenang
Kerusakan bangunan bernilai sejarah
Pengaruh Air Rob pada Campuran Aspal
Kandungan air rob tentunya akan berbeda dengan air laut.
Dilihatdarikadar garam/ salinitas,kandungangaramairrob memiliki
perbedaan sebesar 2,25 %,
berbedadengankandungangaramairlautpadaumumnya,yaitusekitar3 3,5 %
salinitas-air-laut (Riyadi, 2011).
Garam-garaman utama yang terdapat dalam air laut adalah klorida
(55%), natrium (31%), sulfat (8%), magnesium (4%), kalsium (1%),
potasium (1%) dan sisanya (kurang dari 1%) teridiri dari
bikarbonat, bromida, asam borak, strontium dan florida. Tiga sumber
utama garam-garaman di laut adalah pelapukan batuan di darat,
gas-gas vulkanik dan sirkulasi lubang-lubang hidrotermal
(hydrothermal vents) di laut dalam (Suardi, 2009).
Berdasarkan penelitian Prabowo (2003) dan Riyadi (2011),
menyatakan bahwa Air laut atau rob yang terinfiltrasi ke dalam
struktur perkerasan menyebabkan campuran aspal mudah teroksidasi
sehingga aspal menjadi rapuh (getas).
Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC)
Sumber: Bina Marga (2010)
HRS/ LATASTON
Hot Rolled Sheet (HRS) merupakan lapisan permukaan jalan sebagi
salah satu jenis Hot Rolled Asphalt (HRA) yang berasal dari Inggris
dan banyak dipakai di Indonesia yang dikenal dengan nama Lapis
Tipis Aspal Beton (Lataston).
JENIS HRS/ LATASTON
Lataston Pondasi (untuk lapis perata)
Lataston Aus (untuk lapis permukaan)
Sifat-sifat Campuran Lataston/ Hot Rolled Sheet (HRS)
Sifat-sifat CampuranHRSWCBCPenyerapan aspal (%)Maks.1,7Jumlah
tumbukan per bidang75Rongga dalam campuran (%)Min.4,0Maks.6,0Rongga
dalam Agregat (VMA) (%)Min.1817Rongga terisi aspal
(%)Min.68Stabilitas (kg)Min.800Maks.-Pelelehan/Flow
(mm)Min.3Marshall Quotient (kg/mm)Min.250Stabilitas Marshall Sisa
(%) setelahPeredaman selama 24 jam, 60 oCMin.90
Sumber: Bina Marga (2010)
Agregat
Agregat kasar
Bahan Campuran Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC)
Agregat halus
Filler
Aspal
Persyaratan Agregat Kasar
Sumber: Bina Marga (2010)
Catatan : (*) 95/90 menunjukkan bahwa 95% agregat kasar
mempunyai muka bidang pecah satu atau lebih dan 90% agregat kasar
mmepunyai muka bidang pecah dua atau lebih.
Ketentuan Agregat Halus
Pengujian Standar NilaiNilai Setara PasirSNI 03-4428-1997Min 50%
untuk SS, HRS dan AC bergradasi Halus Min. 70% untuk AC bergradasi
kasarMaterial Lolos Ayakan No. 200 SNI 03- 4428-1997Maks. 8%Kadar
Lempung SNI 3423 : 2008Maks. 1%Angularitas (kedalaman dari
permukaan < 10 cm)AASHTO TP-33 atauASTM C1252-93Min.
45Angularitas (kedalaman dari permukaan 10 cm)Min. 40
Sumber: Bina Marga (2010)
Gradasi Agregat Gabungan
Gradasi adalah susunan butir agregat sesuai dengan
ukurannya.
Sumber: (Sukirman, 1999)
Gradasi dari agregat dapat dibedakan atas:
Gradasi seragam (uniform graded)
Gradasi rapat (dense graded)
Gradasi buruk atau jelek (poorly graded)
Amplop Gradasi Agregat Gabungan untuk Campuran Aspal
Sumber: Bina Marga (2010)
Catatan :
Untuk HRS-WC dan HRS-Base, paling sedikit 80% agregat lolos
ayakan No.8 (2,36 mm) harus juga lolos ayakan No.30 (0,600 mm).
Kriteria gradasi senjang yang lolos ayakan No.8 (2,36 mm) dan
tertahan ayakan No.30 (0,600 mm).
Persyaratan Aspal Keras Penetrasi 60/70
Sumber: Bina Marga (2010)
Karakteristik Campuran Perkerasan Beraspal
Sumber: Departemen Pekerjaan Umum (2005)
Stabilitas (Stability) yang Tinggi
Keawetan/ Daya Tahan (Durability) yang Tinggi
Kelenturan (Flexibility) Tinggi
Ketahanan Terhadap Penggelinciran atau Geser/ Kekesatan (Skid
Resistance)
Ketahanan Terhadap Kelelahan (Fatigue Resistance)
Kemudahan Pelaksanaan (Workability)
Impermeabilities (Impermeability)
Kadar Aspal Optimum Dugaan
Kadar aspal dugaan (Depkimpraswil, 2000)
Pb = 0,035 (% CA) + 0,045 (% FA) + 0,18 (% FF) + C *
dengan:
Pb= kadar aspal tengah/ ideal (persen terhadap berat
campuran)
CA= agregat kasar (persen agregat tertahan saringan No.8)
FA= agregat halus (persen agregat lolos saringan No.8 dan
tertahan No.200)
FF= filler (persen agregat minimal 75% lolos No.200)
C *= konstanta:
* Untuk Asphalt Concrete (AC) nilai C berkisar 0,5 1,0
* Untuk Hot Rolled Sheet (HRS) nilai C berkisar 2,0 3,0
Penentuan Kadar Aspal Optimum dengan Metode Marshall
Pengujian Marshall adalah metode laboratorium paling umum yang
digunakan untuk memeriksa kinerja campuran panas (hot mix) yaitu
dengan mendapatkan nilai stabilitas dan kelelahan plastis campuran
beraspal dengan menggunakan alat Marshall. Konsep ini dikembangkan
oleh Bruce Marshall pada tahun 1939, seorang insinyur bahan aspal
bersama dengan The Mississippi State Highway Department. Kemudian
penelitian ini dilanjutkan oleh The U.S. Army Corps of Engineers,
dengan lebih ekstensif dan menambah kelengkapan pada prosedur
pengujian Marshall dan akhirnya mengembangkan kriteria rancangan
campuran (Riyadi, 2011).
Dari pengujian Marshall diperoleh parameter-parameter yang
disebut dengan Marshall Properties
kepadatan (density)
stabilitas (stability)
kelelehan (flow)
Marshall Quotient (MQ)
persentase rongga dalam campuran (VIM)
persentase rongga terisi aspal (VFA)
persentase rongga dalam agregat (VMA)
Grafik Cara Penentuan nilai KAO
Pengujian untuk Mengevaluasi Pengaruh Air Terhadap Campuran
Aspal Panas
Metode Pengujian Perendaman Standar
Indeks Stabilitas Sisa (IRS), dan dihitung sebagai berikut:
Keterangan:
IRS = Indeks Stabilitas Sisa (%)
MSs = Stabilitas Marshall Standar (kg)
MSi = Stabilitas Marshall Perendaman (kg)
Sumber: Craus, J. Et al, (1981).
Lanjutan...
Metode Pengujian Perendaman Modifikasi
Indeks Durabilitas pertama
dengan:
r = Nilai penurunan kekuatan (%) pada Indeks Durabilitas
Pertama
Si = Persen kuat tarik yang tersisa pada waktu ti
Si+1 = Persen kuat tarik yang tersisa pada waktu ti+1
ti , ti+1 = Waktu pengkondisian/perendaman (mulai dari awal
proses perendaman), hari
dengan:
R = Nilai absolut ekivalen kehilangan kekuatan (kPa) pada Indeks
Durabilitas Pertama
r = Nilai penurunan kekuatan (%) pada Indeks Durabilitas
Pertama
S0 = Nilai absolut dari kekuatan tarik awal (kPa)
Sumber: Craus, J. Et al, (1981).
Lanjutan...
Indeks Durabilitas Kedua
dengan:
a = Nilai penurunan kekuatan (%) pada Indeks Durabilitas
Kedua
tn = Waktu pengkondisian/perendaman ke-n (terakhir)
Si = Persen kuat tarik yang tersisa pada waktu ti
Si+1 = Persen kuat tarik yang tersisa pada waktu ti+1
ti , ti+1 = Waktu pengkondisian/perendaman (mulai dari awal
proses perendaman), hari
Sumber: Craus, J. Et al, (1981).
Penelitian Terdahulu
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianSyukri1999Effeect of
Salt Water Immersion on The Durability of A Hot Rolled Sheet
MixMelakukan penelitian pengaruh perendaman dalam air biasa dan air
yang mengandung 5%, 7,5% dan 10% garam terhadap sifat-sifat mekanik
dari campuran HRS kelas A. Campuran direndam selama 10, 20 dan 30
hari untuk kemudian diuji dengan alat Marshall, indirect tensile
strength dan wheel tracking.Campuran memenuhi standar konvesional
Bina Marga terhadap kehilangan stabilitas (>25%) dan standar
tersebut juga memenuhi bagi benda uji yang direndam selama 30 hari
baik pada air biasa maupun air garam. Benda uji yang direndam dalam
air biasa menunjukkan suatu penurunan tahap demi tahap terhadap
kekuatan seiring pertambahan waktu perendaman, sedangkan benda uji
yang direndam dalam air garam mengalami peningkatan awal terhadap
kekuatan dan kemudian menunjukkan suatukehilangan kekuatan yang
berarti ketika waktu perendaman diperpanjang menjadi 30 hari.
Deformasi dengan pengujian wheel tracking meningkat dengan
meningkatnya waktu perendaman. Kesimpulan yang didapatkan bahwa
kehilangan kekuatan yang berarti ditunjukkan oleh benda uji yang
direndam dalam air biasa dan kadar garam kelihatannya mempunyai
sedikit pengaruh terhadap kehilangan kekuatan.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianAgung Hari
Prabowo2003Pengaruh Rendaman Air Laut Pasang (ROB) Terhadap Kinerja
Lataston (HRS-WC) Berdasarkan Uji Marshall dan Uji Durabilitas
ModifikasiPenelitian dilakukan dengan menggunakan variasi kadar
keasaman air rob yang diambil dari tempat yang berbeda dan variasi
waktu lamanya rendaman, (24 168 jam atau selama seminggu). Semakin
tinggi tingkat keasaman air (air rob khususnya), stabilitas
campuran HRS WC semakin menurun, dengan kata lain semakin cepat
rusak atau keawetan (durabilitas berkurang). Semakin lama terendam
dalam air rob, maka campuran HRS - WC akan semakin cepat
rusak.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianSutarno 2004Pengaruh
Perendaman Air dan Air Garam terhadap Keawetan Campuran Asphaltic
Concrete - Wearing Course (Ac-Wc) MultigradeMenggunakan metode
pengujian uji Marshall, Indirect Tensile Strength Test, dan Wheel
Tracking Test, untuk contoh sample yang direndam dan tanpa
perendaman air dan air garam. Perendaman dilakukan untuk waktu
1,2,3, dan 4 hari baik didalam air maupun air garam sebagai
antisipasi adanya genangan air sungai dan air laut selama 1 sampai
dengan 4 hari pada jalur pantura.Pengujian setelah perendaman
terjadi penurunan, semakin lama waktu perendaman, sifat-sifat fisik
seperti: Stabilitas Marshall dan Stabilitas Dinamis semakin
menurun, Kelelahan Marshall dan Laju Deformasi semakin meningkat
secara konstan, hingga pada masa perendaman 4 hari penurunan dan
kenaikan dari parameter-parameter fisik, sisa stabilitas menurun
hingga 74% dan flow meningkat hingga 127%, yang pada akhirnya akan
menurunkan umur pelayanan jalan yang setara dengan penurunan sifat
fisiknya.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianAnas Tahir dan Arief
Setiawan2009Kinerja Durabilitas Campuran Beton Aspal Ditinjau dari
Faktor Variasi Suhu Pemadatan dan Lama PerendamanMenggunakan metode
Marshall untuk mengetahui nilai durabilitas sisa.Durabilitas
campuran beton aspal masih memenuhi persyaratan bina marga yaitu
nilai IKS lebih besar 75%. Durabilitas tertinggi dicapai pada suhu
pemadatan 120 C dengan lama rendaman satu hari. Nilai Indeks
Kekuatan Sisa (IKS) menurun dengan meningkatnya durasi rendaman.
Indeks Durabilitas Pertama (IDP) umumnya mengalami kehilangan
kekuatan, kecuali pada rendaman 4 hari mengalami peingkatan
kekuatan. Indeks Penururnan Stabilitas tertinggi terjadi pada suhu
pemadatan 120 C. Indeks Durabilitas Kedua (IDK) pada berbagai suhu
pemadatan dan variasi rendaman umumnya mengalami kehilangan
kekuatan kecuali pada variasi redaman 4 hari justru terjadi
penambahan kekuatan sebesar 3.4% atau naik sekitar 56,57 Kg.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianAntonius Rechie
Augusta Mitri 2010Pengaruh Penambahan Styrofoam pada Beton Aspal
yang Terendam Air LautMenggunakan metode pengujian uji
Marshall.Semakin lama campuran beton aspal direndam dalam air laut,
karakteristik Marshall untuk density, VFWA, stabilitas dan QM
cenderung menurun, sedangkan VITM dan flow meningkat. Dengan
penambahan styrofoam nilai karakteristik Marshall untuk density,
VFWA, stabilitas dan QM semakin meningkat dibandingkan tanpa
penambahan styrofoam, sedangkan nilai VITM, dan flow cenderung
menurun. Berdasarkan spesifikasi SKBI-2.4.26.1987, didapatkan kadar
aspal dengan penambahan styrofoam optimum yang mampu menahan
kerusakan akibat air laut selama 3 hari yaitu kadar aspal 5% dengan
styrofoam 0,01%.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianAep
Riyaadi2011Pengaruh Air Rob terhadap Karakteristik Campuran Laston
Modifikasi untuk Lapis Permukaan (ACWC Modified)Melakukan
penelitian dengan dua metode perendaman, yaitu perendaman menerus
(continous) dan berkala (intermittent). Perendaman menerus
dilakukan dengan merendam benda uji dalam air rob dengan variasi
waktu 6 jam; 12 jam; 24 jam; 48 jam; dan 72 jam. Sedangkan
perendaman berkala dilakukan dengan merendam benda uji selama 12
jam, kemudian diangkat selama 12 jam berikutnya, dan begitu
seterusnya selama siklus 3 hari.Terdapat pengaruh akibat perendaman
dalam air rob, baik pada perendaman menerus maupun berkala. Secara
keseluruhan, semakin lama campuran aspal baik non polimer maupun
polimer terendam dalam air rob, akan berpengaruh pada peningkatan
nilai VIM, VMA dan kelelehan, sedangkan pada stabilitas dan MQ akan
mengalami penurunan. Akibatnya campuran aspal baik polimer maupun
non polimer akan mengalami kehilangan durabilitas atau keawetan
dengan bertambahnya waktu perendaman dalam air rob.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianSusanti
Djalante2011Pengaruh Ketahanan Beton Aspal (Ac-Bc) yang Menggunakan
Asbuton Butir Tipe 5/20 terhadap Air Laut Ditinjau dari
Karakteristik Mekanis dan DurabilitasnyaMenggunakan metode
pengujian uji Marshall.Campuran dengan mengunakan asbuton butir
memiliki nilai stabilitas yang lebih baik dalam perendaman dengan
mengunakan air laut dengan derajat keasaman yang berada dalam batas
yang disyaratkan sebesar 8,1 mg/l. Keawetan (durabilitas) campuran
dengan asbuton butir terhadap pengaruh air laut untuk periode 24
jam, 72 jam dan 120 jam cukup baik dibandingkan campuran non
asbuton butir.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianMuthiah Rezky
Zachraini2012Pengaruh Perendaman Terhadap Karakteristik Aspal Porus
yang Menggunakan Liquid Asbuton Sebagai Bahan PengikatMenggunakan
metode pengujian nilai kuat tarik tidak langsung (Indirect Tensile
Strenght).Perendaman air laut menggunakan variasi suhu dan lama
perendaman memberikan pengaruh terhadap nilai kuat tarik pada aspal
porus. Dari hasil pengujian ITS test yang dilakukan menunjukkan
bahwa variasi suhu dan lama rendaman air laut menunjukan pengaruh
terhadap karakteristik aspal porus. Semakin lama benda uji direndam
dan semakin besar suhu yang diberikan, maka semakin kecil nilai
kuat tarik tidak langsungnya.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianAndri
Kurniawan2013Pengaruh Penambahan Karet Pada Aspal Beton yang
Terendam Air LautMenggunakan metode Marshall yang digunakan pada
beberapa variasi perbandingan benda uji yang masing-masing dibuat
ganda. Variasi kadar karet sol adalah 0%; 6%; 8%, dan 10% dengan
variasi lama perendaman 0 sampai 7 hari.Semakin lama campuran aspal
beton direndam dalam air laut, karakteristik Marshall untuk
density, VFWA, stabilitas dan QM cenderung menurun, sedangkan VITM
dan flow meningkat. Dengan penambahan karet sol nilai karakteristik
Marshall untuk density, VFWA, stabilitas dan QM cenderung menurun
dibandingkan tanpa penambahan karet sol, sedangkan nilai VITM, dan
flow cenderung meningkat. Berdasarkan spesifikasi SKBI-2.4.26.1987,
pada campuran Aspal ceton dengan kadar aspal konstan 5,5%, didapat
kadar karet sol optimum sebesar 10%. Campuran ini apabila terendam
air laut hanya mampu bertahan hingga 4 hari.
Lanjutan...
Nama PenelitiTahunJudulMetodeHasil PenelitianSurya
Perdana20013Pengaruh Rendaman Air Laut Pasang (Rob) Terhadap
Kinerja Laston (AC-WC) dengan Aspal Polimer Starbit E-55
Berdasarkan Pengujian Indirect Tensile Strength (ITS)Menggunakan
metode Indirect Tensile Strength Test. Perendaman dilakukan dengan
variasi waktu rendaman yaitu hari, 1 hari, 3 hari, 5 hari, dan 7
harKandungan kimia dalam air rob berpengaruh merusak dan mengurangi
kekuatan atau daya tahan campuran perkerasan, terutama kandungan
Cl- dan SO4=
Perbedaan Penelitian yang Akan Dilakukan
Hingga saat ini belum pernah dilakuakan penelitian mengenai
pengaruh rendaman air rob, dan air dengan konsentrasi Klorida (Cl-)
5.000 mg/L, 15.000 mg/L, dan 25.000 mg/L pada campuran Lataston
Lapis Aus (Hot Rolled Sheet Wearing Course/HRS WC) dengan durasi
perendaman 6 jam, 12 jam, 24 jam, 48 am, dan 72 jam, dan metode
perendaman terdiri dari perendaman dengan pola menerus (continous)
dan perendaman dengan pola berkala/ siklik (intermittent). Untuk
itu dilakukan penelitian dengan uji laboratorium tentang pengaruh
genangan air atau banjir rob terhadap karakteristik campuran
beraspal.
Belum ada pula penelitian yg membandingkan mengenai pengaruh
rendaman banjir rob yang dilakukan secara berkala dan menerus
terhadap campuran Hot Rolled Sheet Wearing Course/HRS WC.
Tipe Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen. Hakekat
penelitian eksperimen (experimental research) adalah meneliti
pengaruh perlakuan terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat
perlakuan (Alsa, 2004).
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan mulai dari bulan
Juni hingga Oktober 2014.
Sampling air banjir rob dilakukan di Kawasan Genangan Banjir Rob
di Pelabuhan Tanjung Emas, Jalan Ronggowarsito, & Kawasan
Terboyo Kota Semarang Jawa Tengah.
Analisis hasil sampling air rob dilakukan di Laboratorium
Laboratorium Penelitian Teknik Lingkungan Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro.
Pembuatan sampel campuran aspal dan pengujian Marshall dilakukan
di Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas
Diponegoro.
Bahan Penelitian
Air banjir rob yang digunakan berasal dari banjir rob yang
terjadi di sekitar Genangan Banjir Rob di Pelabuhan Tanjung Emas,
Jalan Ronggowarsito, & Kawasan Terboyo Kota Semarang Jawa
Tengah. Sebagai pembanding adalah air laboratorium.
Agregat kasar, halus, filler diperoleh dari hasilpemecahan batu
(stone crusher) di AMP (Aaphalt Mixing Plant) PT. Adhi Karya Divisi
Konstruksi Wilayah III Semarang (Mangkang).
Bahan aspal menggunakan aspal Pertamina dengan Penetrasi
60/70.
Peralatan Penelitian
Alat penguji agregat dan filler.
Alat penguji aspal.
Alat pengujian campuran metode Marshall.
Bahan dan Peralatan Penelitian
Penyebab Banjir Rob di Kota Semarang
Kenaikan muka laut akibat global warming (Wirastriya, 2005).
Penurunan permukaan tanah (land subsidence) (Gumilar, at al
2009).
Luasan Amblasan Tanah di Kota Semarang (dalam Ha)
Peta Banjir Rob Kota Semarang
Titik I
Titik II
Titik III
Titik I: Kawasan Tj. EmasSek. I: PRPP (Titik Rob Sekunder
Perdana, 2012)Titik II: Jl. RonggowarsitoSek. II: Tj. Emas (Titik
Rob Sekunder Perdana, 2012)Titik III: Terminal TerboyoSek. III:
Terminal Terboyo (Titik Rob Sekunder Perdana, 2012)(Sumber: Arief
L.N., at al, 2012 dan Perdana, 2013)
Sek. II
Sek. III
Sek. I
Prediksi Persentase Jalan Tergenang di Pesisir Kota Semarang
Tahun 2029
Hasil Analisis Kualitas Air Laboratorium dan Air Rob
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Aspal Pertamina Penetrasi
60/70
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Agregat Kasar
Hasil Pemeriksaan Sifat Fisik Agregat Halus
6.56.636.996.576.56.521.871.08999999999999161.929999999999992621.9200000000000019
1900125095023660307.5100875550201561900125095023660307.51001008862453510190012509504752361186030157.510093.74320000000049984.8005599999999972.14224000000000159.05159999999999342.34940000000000327.13931999999998720.07711999999998711.4308000000000016.1373999999999995190012509504752361186030157.50000000000
No. Saringan
% Lolos
Hasil Pengujian Benda Uji Unconditioned Set/ Dry
Benda uji unconditioned set/ dry adalah benda uji yang tidak
Dikondisikan, artinya adalah benda uji tersebut tidak diikutkan
dalam proses perendaman air laboratorium, air rob, maupun air
dengan kandungan klorida tertentu. Untuk benda uji ini dilakukan
pengujian Marshall pada saat awal atau kondisi kering, dan benda
uji ini sengaja dirancang untuk dijadikan tolok ukur atau parameter
bagi benda uji berikutnya yang dikondisikan (conditioned set)
melalui proses perendaman.
Pengaruh Perendaman Air Rob terhadap Perubahan Karakteristik
Campuran Beraspal Panas Hot Rolled Sheet-Wearing Course
(HRS-WC)
Menerus
Berkala
Air
Laboratorium061224487218.04196967952508918.08932846012311318.24634002517104418.54393041812032918.88387516548320418.995832154548889Air
Rob Tanjung
Emas061224487218.04196967952508918.32577807706315918.34370654772606818.5870832829793518.92206447788322919.038146342920449Air
Rob
Ronggowarsito061224487218.04196967952508918.26282211170452618.25261965591201418.55296070325424319.02556456255366219.033170907414735Air
Rob
Terboyo061224487218.04196967952508918.15903015941620118.1967723714757618.52712911415148518.96521860349859918.990363867922422Batas
Minimal VMA06122448728418181818181818
Lama Perendaman Menerus (Jam)
VMA (%)
Air
Laboratorium012243618.04196967952508918.13751350152208618.35633070163821818.605434205338103Air
Rob Tanjung
Emas012243618.04196967952508918.34602874810485318.81361149379785418.956546223724811Air
Rob
Ronggowarsito012243618.04196967952508918.25524538170152118.69706885982289518.876135569298135Air
Rob
Terboyo012243618.04196967952508918.24220755490798518.56481461660493418.775648308909176Batas
Minimal VMA01224364818181818181818
Lama Perendaman Berkala (Jam)
VMA (%)
Lanjutan...
Menerus
Berkala
Air
Laboratorium061224487280.10625616194762779.88955807633514979.17946693048932677.85908331910425876.39364835822274875.920153187111126Air
Rob Tanjung
Emas061224487280.10625616194762778.82355553280552878.75244631905235377.67075400402745876.23504977977016575.785512016314058Air
Rob
Ronggowarsito061224487280.10625616194762779.10416242657657979.15045639689071877.81955378886699775.79490148299436275.763680014307226Air
Rob
Terboyo061224487280.10625616194762779.57204790676351579.40173861585594877.93247930808345876.04930375075137875.942815933342871Batas
Minimal VFA06122448728468686868686868
Lama Perendaman Menerus (Jam)
VFA (%)
Air
Laboratorium012243680.10625616194762779.66972510815077278.68772212958579477.592040930527858Air
Rob Tanjung
Emas012243680.10625616194762778.73289379138589176.69250451412855876.085464519135613Air
Rob
Ronggowarsito012243680.10625616194762779.1389406191388577.19339692595588176.426047095771509Air
Rob
Terboyo012243680.10625616194762779.19694106344998477.76794137866367976.855454193090267Batas
Minimal VFA0122436486868686868
Lama Perendaman Berkala (Jam)
VFA (%)
Air
Laboratorium06122448724.25010275325334244.305431051874844.48886446481934344.83653325865292955.23368378194247535.3644808515790388Air
Rob Tanjung
Emas06122448724.25010275325334244.58167032260298334.60261578965552514.88694787159576555.27829957766064345.4139156558663855Air
Rob
Ronggowarsito06122448724.25010275325334244.50812015075771474.49620082949085294.84708315681768555.39921661816865495.4081029559200724Air
Rob
Terboyo06122448724.25010275325334244.38686212725711044.43095558475557024.81690463748740525.32871566351919865.3580923637084465Batas
Minimal VIM0612244872844444444Batas Maksimal
VIM0612244872846666666
Lama Perendaman Menerus (Jam)
VIM (%)
Air
Laboratorium01224364.25010275325334244.36172465415793554.61736433150273664.9083868803587274Air
Rob Tanjung
Emas01224364.25010275325334244.60532876905200885.15159616566210945.3185838988958345Air
Rob
Ronggowarsito01224364.25010275325334244.49926841144185115.01544178049284115.2246417693837284Air
Rob
Terboyo01224364.25010275325334244.48403658399398444.86093184230796025.1072445501093675Batas
Minimal VIM01224364844444Batas Maksimal VIM01224364866666
Lama Perendaman Berkala (Jam)
VIM (%)
Lanjutan...
Menerus
Berkala
Air
Laboratorium06122448721032.99255906205551003.9106341014424981.11439169784853952.07664004627304933.04218113183117898.87867927992352Air
Rob Tanjung
Emas06122448721032.9925590620555999.22037589604452946.47516672223219921.99168305657975893.31038080130656850.50773432599999Air
Rob
Ronggowarsito06122448721032.99255906205551001.1747465112646969.81921821717754928.99055818764043904.80181217725112879.41663912588047Air
Rob
Terboyo06122448721032.99255906205551004.7160718853063975.79604714080563940.54591797297223910.12019476814055887.25223396083175Batas
Minimal Stabilitas061224487284800800800800800800800
Lama Perendaman Menerus (Jam)
Stabilitas (kg)
Air
Laboratorium01224361032.9925590620562999.77730240624805980.81180107110561955.06789212905846Air
Rob Tanjung
Emas01224361032.9925590620562975.96234292386259950.25368688915421927.23691879635339Air
Rob
Ronggowarsito01224361032.9925590620562981.01554804711304956.39158440224526932.42187944359318Air
Rob
Terboyo01224361032.9925590620562996.88646744546804969.85019605949799951.54605301019592Batas
Minimal Stabilitas012243648800800800800800
Lama Perendaman Berkala (Jam)
Stabilitas (kg)
Air
Laboratorium06122448723.30666666666665783.43.53.55000000000000033.64666666666666693.9833333333333352Air
Rob Tanjung
Emas06122448723.30666666666665783.43.44000000000000043.76000000000000023.99333333333333364.1599999999999975Air
Rob
Ronggowarsito06122448723.30666666666665783.463.34333333333333423.79333333333333523.93333333333333364.0866666666666704Air
Rob
Terboyo06122448723.30666666666665783.32999999999999873.45333333333333313.67333333333333423.80000000000000033.9833333333333352Batas
Minimal Flow0612244872843333333
Lama Perendaman Menerus (Jam)
Flow (mm)
Air
Laboratorium01224363.30666666666665783.29499999999999993.55499999999999973.6566666666666663Air
Rob Tanjung
Emas01224363.30666666666665783.343.66333333333334024.0200000000000005Air
Rob
Ronggowarsito01224363.30666666666665783.39333333333333313.53333333333333323.8899999999999997Air
Rob
Terboyo01224363.30666666666665783.32000000000000033.533.7833333333333412Batas
Minimal Flow01224364833333
Lama Perendaman Berkala (Jam)
Flow (mm)
Lanjutan...
Menerus
Berkala
Peningkatan nilai VIM, VMA, dan kelelehan (flow) pada campuran
aspal yang direndam air rob lebih besar jika dibandingkan dengan
peningkatan nilai VIM, VMA, dan kelelehan (flow) pada campuran
aspal yang direndam air laboratorium. Begtu juga dengan penurunan
nilai VFA, stabilitas, dan marshall quotient (MQ) yang terjadi pada
campuran yang direndam air rob lebih besar jika dibandingkan dengan
penurunan nilai VFA, stabilitas, dan marshall quotient (MQ) yang
terjadi pada campuran aspal yang direndam air laboratorium. Hal
tesebut terjadi pada perendaman menerus dan berkala. Fakta tersebut
membuktikan bahwa campuran yang terendam air rob memiliki pengaruh
yang lebih besar terhadap campuran aspal jika dibandingkan dengan
campuran aspal yang terendam air laboratorium.
Air
Laboratorium0612244872306.43851970223551289.5232784137234274.88118886329164263.10494509105001250.86378165482535221.21586435808035Air
Rob Tanjung
Emas0612244872306.43851970223551288.12609529400328269.74950102653776240.59880395605961219.32899255905701200.48360692897981Air
Rob
Ronggowarsito0612244872306.43851970223551283.85975515490952284.76960014546341240.42242354750258227.10110549194027211.85923801037109Air
Rob
Terboyo0612244872306.43851970223551296.16160657460011277.93886034875726252.01815855752409235.43370221210017219.00494782697683Batas
Minimal MQ061224487284250250250250250250250
Lama Perendaman Menerus (Jam)
MQ (kg/mm)
Air
Laboratorium0122436306.43851970223517297.6744910377821271.06588087242778256.24130179781599Air
Rob Tanjung
Emas0122436306.43851970223517286.52062620813564254.86154199508584227.01616561925312Air
Rob
Ronggowarsito0122436306.43851970223517284.55889258526332266.13648102037808235.71522394990495Air
Rob
Terboyo0122436306.43851970223517295.64298374064236269.52373764783664246.79488860850572Batas
Minimal MQ012243648250250250250250
Lama Perendaman Berkala (Jam)
MQ (kg/mm)
Pengaruh Lama Perendaman dengan Air Rob terhadap Keawetan
(Durabilitas) Campuran Beraspal Panas Hot Rolled Sheet-Wearing
Course (HRS-WC)
Menerus
Berkala
Air
Laboratorium061224487210097.18469172836928794.97787598670548492.16684396165970890.32419187791914887.016955871986042Air
Rob Tanjung
Emas061224487210096.73064603711490991.62458707172332689.25443605264106886.47791051006488882.33435244666785Air
Rob
Ronggowarsito061224487210096.91984107032884393.88443408515627289.93196998738923887.59035137666447285.132911308130488Air
Rob
Terboyo061224487210097.26266303385415394.46302769371607291.0505995151585188.10520335156375985.891444829617427Batas
Minimal IRS06122448728490909090909090
Lama Perendaman Menerus (Jam)
IRS (%)
Air
Laboratorium012243610096.78455993081368594.94858336266021692.456415465011901Air
Rob Tanjung
Emas012243610094.47912614298321991.99037094245595489.762206964809167Air
Rob
Ronggowarsito012243610094.96830731654652992.58455697596160490.264142879231173Air
Rob
Terboyo012243610096.5047094192663293.88743292982837892.115479890212882Batas
Minimal IRS01224364890909090909090
Lama Perendaman Berkala (Jam)
IRS (%)
Lanjutan...
Menerus
Berkala
Air
Laboratorium061224487200.46921804527178540.837020668882419221.07127333763623271.14805050779209591.2858520080393028Air
Rob Tanjung
Emas061224487200.544892327147515231.39590215471273041.59341473963624211.70910330391026391.8817515565518081Air
Rob
Ronggowarsito061224487200.513359821611859451.01926098580728791.34863299395457511.44620043606806851.5485937722570018Air
Rob
Terboyo061224487200.456222827690973610.922828717714033631.20719773259380751.32992257274358641.4221625111580201
Lama Perendaman Menerus (Jam)
r (%)
Air
Laboratorium012243600.267953339098905840.420951386444981980.62863204458239164Air
Rob Tanjung
Emas012243600.460072821418065380.667469088128604620.85314941959924395Air
Rob
Ronggowarsito012243600.419307723621057170.6179535853365330.8113214267307356Air
Rob
Terboyo012243600.291274215061140320.509380589180955410.65704334248225871
Lama Perendaman Berkala (Jam)
r (%)
Air
Laboratorium061224487201.40765413581535583.06276594206320675.17103996084752996.55302902365297349.3090590285972787Air
Rob Tanjung
Emas061224487201.63467698144254615.46422120548598767.2418344697976389.324228626730048912.777193679560916Air
Rob
Ronggowarsito061224487201.54007946483558513.81663470371500686.78098277704058558.53719673508347310.585063458862171Air
Rob
Terboyo061224487201.36866848307291593.46839498817670756.02771612209465968.23676324479064810.081562013079354
Lama Perendaman Menerus (Jam)
a (%)
Air
Laboratorium012243601.60772003459343442.98470246070811875.0615090420822142Air
Rob Tanjung
Emas012243602.76043692850840124.62700332890323556.4838066436095874Air
Rob
Ronggowarsito012243602.51584634172633064.30365909716563346.2373375111076577Air
Rob
Terboyo012243601.74764529036683983.71060265744525355.1872301904582026
Lama Perendaman Berkala (Jam)
a (%)
Lanjutan...
Menerus
Berkala
Air
Laboratorium061224487210098.59234586418402696.93723405793679194.82896003915244993.44697097634751590.690940971402782Air
Rob Tanjung
Emas061224487210098.36532301855741994.53577879451334892.75816553020236290.67577137326875987.222806320438409Air
Rob
Ronggowarsito061224487210098.45992053516442996.18336529628430893.21901722295940891.46280326491695789.414936541138331Air
Rob
Terboyo061224487210098.63133151692618196.53160501182330293.9722838779053491.7632367552093289.918437986920651
Lama Perendaman Menerus (Jam)
Sa (%)
Air
Laboratorium012243610098.39227996540657397.01529753929187994.938490957917793Air
Rob Tanjung
Emas012243610097.23956307149160295.37299667109665893.516193356390417Air
Rob
Ronggowarsito012243610097.48415365827443795.6963409028336493.762662488892857Air
Rob
Terboyo012243610098.25235470963315396.28939734255372794.812769809541749
Lama Perendaman Berkala (Jam)
Sa (%)
Analisis Regresi Matrik Hubungan Waktu Perendaman dan IRS
Campuran Aspal dengan Metode Continuous Immersion
Analisis Regresi Matrik Hubungan Waktu Perendaman dan IRS
Campuran Aspal dengan Metode Intermittent Immersion
Pengaruh Kandungan Unsur Kimia Klorida (Cl-) Terhadap Keawetan
(Durabilitas) Campuran Beraspal Panas Hot Rolled Sheet-Wearing
Course (HRS-WC)
Pengujian Hipotesis dilakukan dengan Analisis Regresi Linier
Berganda dengan menggunakan program SPSS 18.
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0 berarti Y tidak terpengeruh dari
semua Xk (atau seluruh variable X1, X2, X3, X4, X5 tidak
berpengaruh signifikan terhadap Y)
H1 : Paling tidak ada 1 nilai bk 0 minimum satu parameter
koefisien yang tidak sama dengan 0 (nol) atau minimum ada satu
variabel (diantara X1, X2, X3, X4, X5) yang berpengaruh signifikan
terhadap Y
Kriteria keputusan:
Tolak H0 jika Fhitung > Ftabel
Terima H0 jika Fhitung < Ftabel
H0 : b1 = 0, H0 : b2 = 0, H0 : b3 = 0, H0 : b4 = 0, H0 : b5 = 0
artinya: Y tidak bergantung pada X1, X2, X3, X4, dan X5 atau tidak
memiliki pengaruh signifikan.
H1 : b1 0, H1 : b2 0, H1 : b3 0, H1 : b4 0, H1 : b5 0 artinya:
Paling tidak, ada 1 nilai b1, b2, b3, b4 dan b5 yang tidak sama
dengan 0 (nol) atau memiliki pengaruh signifikan.
Keputusan:
H0 ditolak jika: thitung < -ttabel atau thitung >
ttabel
H0 diterima jika: - ttabel < thitung < ttabel
Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Uji F
Tabel Hasil Pengujian Hipotesis Uji t
Korelasi Matriks Hubungan antara Variabel Bebas (pH, Cl-, SO42-,
CO32-, HCO3-) terhadap Stsbilitas, IRS, r, a, dan Sa
Upaya Penanganan Akibat Rendaman Banjir Rob di Kota Semarang
Merperbaiki saluran darinase yang ada disekitar pesisir pantai
Kota Semarang agar saat bajir rob melanda tidak terjadi genangan
yang lama sehingga kemungkinan rusaknya perkerasan jalan dapat
diminimalisir.
Perlu adanya model penanganan banjir rob berupa sistem polder
dan sistem pompa yang lebih baik untuk mengisolasi aliran air laut
dan mengendalikan elevasi air dengan pompa, saluran, kolam, tanggul
dan bendung atau pintu gerak.
Normalisasi sungai/ kanal (pengerukan dasar dan penanggulan
pinggir sungai/ kanal) dan pengendalian daerah aliran sungai/ kanal
tersebut. Terutama Kanal Banjir Timur yang hingga saat ini masih
mengalami hambatan dalam proses normalisasinya.
Agar jalan-jalan yang ada di sekitar pesisir pantai Kota
Semarang tidak tergenang banjir maka Jalan tersebut harus dibuat
lebih tinggi dari peil banjir atau di atas ketinggian air pasang
surut tertinggi (high-high water level, HHWL). Serta menggunakan
material yang baik dan penggunaan aspal polimer dalam campuran
aspal. Karena penggunaan aspal polimer terbukti lebih tahan
terhadap rendaman banjir rob.
Simpulan
Air rob yang digunakan untuk merendam campuran aspal Lataston
Lapis Aus atau dikenal dengan istilah Hot Rolled Sheet-Wearing
Course (HRS-WC) baik itu metode menerus maupun berkala, memiliki
pengaruh yang lebih besar jika dibandingkan penggunaan air
laboratorium. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai VAM, VIM, dan
flow yang lebih besar pada campuran aspal yang direndam air rob
dibandingkan dengan campuran aspal yang direndam air laboratorium.
Sementara nilai VFA, stabilitas, dan MQ campuran aspal yang
direndam air rob lebih kecil dibandingkan dengan campuran aspal
yang tang direndam air laboratorium. Air rob yang memiliki pengaruh
lebih besar terhadap campuran Lataston Lapis Aus atau dikenal
dengan istilah Hot Rolled Sheet-Wearing Course (HRS-WC) adalah air
rob yang berasal dari Kawasan Tanjung Emas, kemudian diikuti oleh
air rob yang berasal dari Jalan Ronggowarsito dan Terboyo.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa lama perendaman
menerus dan berkala mampu mempengaruhi durabilitas campuran.
Semakin lama campuran direndam maka durabilitasnya juga semakin
menurun. Perendaman menerus memberikan efek kerusakan campuran yang
lebih cepat pada campuran aspal dibandingkan perendaman berkala.
Namun secara keseluruhan baik perendaman menerus maupun berkala,
semakin lama campuran aspal terendam dalam air rob, dapat
mempengaruhi kinerja berupa penurunan durabilitas atau keawetan
campuran, ditandai dengan meningkatnya VIM, VMA dan kelelehan, dan
menurunnya nilai VFA, stabilitas, dan Marshall Quotient (MQ). Dari
hasil penelitian juga diketahui bahwa campuran aspal yang direndam
air rob memiliki nilai durabilitas yang lebih kecil jika
dibandingkan campuran aspal yang direndam air laboratorium.
Berdasarkan uji statistik didapatkan koefisien korelasi nilai
pH, klorida (Cl-), sulfat (SO42-), alkalinitas HCO3-, dan
alkalinitas (CO32-) yang relatif kecil terhadap parameter nilai
Stabilitas, Indeks Stabilitas Sisa (IRS), Indeks Durabilitas
Pertama (r), Indeks Durabilitas Kedua (a), dan Persen Kekuatan Sisa
(Sa). Hal tersebut menunjukkan bahwa perubahan nilai pH, klorida
(Cl-), sulfat (SO42-), alkalinitas HCO3-, dan alkalinitas (CO32-)
tidak berpengaruh besar terhadap perubahan parameter kekuatan dan
durabilitas campuran aspal yang diamati. Kandungan sulfat (SO42-)
dalam air perendaman merupakan variabel yang paling berpengaruh
terhadap parameter tersebut, diikuti kandungan klorida (Cl-),
alkalinitas HCO3-, alkalinitas (CO32-), dan pH. Faktor yang paling
berpengaruh terhadap kekuatan dan durabilitas campuran aspal adalah
rendaman air selama periode waktu itu sendiri (bukan karena faktor
kandungan unsur-unsur zat kimia yang terkandung di dalam air
laboratorium dan air rob tersebut). Berkurangnya nilai kekuatan dan
durabilitas campuran disebabkan oleh air yang merusak secara
mekanis dan berlangsung selama waktu perendaman, sedangkan proses
perusakan sampel/ benda uji oleh unsur-unsur zat kimia yang
terkandung di dalam air (pH, HCO3-, Cl-, SO42-, CO32-) terjadi
secara kimiawi, akan tetapi dalam hal ini proses kimiawi tidak
menjadi penyebab utama dalam proses perusakan.
Saran
Agar dilakukan penelitian lanjutan (baik melibatkan air rob
maupun hanya air standar laboratorium dengan durasi waktu
perendaman yang panjang.
Perlu adanya penelitian lanjutan yang lebih mendalam mengenai
pengaruh kandungan sulfat (SO42-) dan alkalinitas HCO3- di dalam
air terhadap kinerja campuran perkerasan aspal.
Perlu dicari dan diteliti bahan-bahan yang dapat digunakan
sebagai bahan tambahan pada campuran beton aspal, sehingga campuran
tersebut benar-benar tahan terhadap rendaman air rob.
Perlu dibuat standar spesifikasi khusus pekerjaan konstruksi
perkerasan lentur untuk daerah yang mengalami rendaman air rob,
mengingat adanya pengaruh kandungan kimia yang ada di dalam air rob
tersebut terhadap campuran perkerasan aspal.
Agar segera menerapkan berbagai kebijakan dan strategi dalam
upaya mitigasi/ adaptasi banjir rob di Wilayah Pesisir Kota
Semarang.
Pemerintah Kota Semarang harus bersifat proaktif untuk mengawali
penanganan banjir rob.
Masyarakat harus proaktif, reaktif dan patuh terhadap kebijakan/
strategi yang akan digunakan oleh Pemerintah Kota Semarang dalam
menghadapi resiko banjir rob.
Daftar Pustaka
AASHTO T164 : Standard Method of Test for Quantitative
Extraction of Asphalt Binder from Hot Mix Asphalt (HMA).
AASHTO T195 : Standard Method of Test for Determining Degree of
Particle Coating of Bituminous-Aggregate Mixtures.
AASHTO T283-89 : Resistance of Compacted Bituminous Mixture to
Moisture Induced Damaged.
AASHTO T301-95 : Elastic Recovery Test Of Bituminous Materials
By Means Of A Ductilometer.
AASHTO TP-33 : Test Method for Uncompacted Voids Content of Fine
Aggregate (as influenced by Particle Shape, Surface Texture and
Grading).
AASHTO, 1993. Guide for Design of Pavement Structures. Published
by the American Association of State Highway and Transportation
Officials.
Abdurachim, A., 2002. Dampak Kenaikan Muka Air Laut terhadap
Penanganan Kawasan Permukiman. Seminar Nasional Pengaruh Global
Warming terhadap Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ditinjau dari
Kenaikan Permukaan Air Laut dan Banjir. Jakarta.
Adhitya, F.W., 2003. Analisis Banjir Rob Di Kecamatan Semarang
Utara dan Kecamatan Semarang Timur pada Saat Pasang Tertinggi.
Skripsi. Jurusan llmu Kelautan, FPIK UNDIP, Semarang.
Adrian, S. F., 2009. Karakteristik Campuran Aspal Akibat
Pengaruh Derajat Keasaman Air dengan Beban Status Repetisi.
Skripsi. Universitas Indonesia, Depok.
Lanjutan...
Agustiningsih, D., 2012. Kajian Kualitas Air Sungai Blukar
Kabupaten Kendal dalam Upaya Pengendalian Pencemaran Air Sungai.
Tesis. Program Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana
Universitas Diponegoro, Semarang.
Alfiah, T., 2009. Fisika-Kimia Oseanografi. wordpress.com.
[Online] Available at:
https://tatyalfiah.files.wordpress.com/2009/09/fisik-kimia-oseanografi1.pdf
[Accessed 6 Desember 2014].
Alsa, A., 2004. Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dalam
Penelitian Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Andina, F., 2011. Klorin Sebagai Salah Satu Komponen Air Laut.
blogspot.com. [Online] Available at:
http://fika-star.blogspot.com/2011/03/klorin-sebagai-salah-satu-komponen-air_20.html
[Accessed 5 Desember 2014].
Arby, A., 2012. Literatur Kualitas Air. blogspot.com. [Online]
Available at:
http://alfian-arby92.blogspot.com/2012/01/literatur-kualitas-air.html
[Accessed 5 Desember 2014].
Arief, L. N., at al, 2012. Pemetaan Risiko Bencana Banjir Rob
Kota Semarang. The 1st Conference on Geospatial Information Science
and Engineering.
ASTM C-1252-1993 : Uncompacted void content of fine aggregate
(as influenced by particle shape, surface texture, and
grading).
ASTM D4791 : Standard Test Method for Flat or Elongated
Particles in Coarse Aggregate.
ASTM D5546 : Standard Test Method for Solubility of Asphalt
Binders in Toluene by Centrifuge.
ASTM D5581-96 : Test Method for Resistance to Plastic Flow of
Bituminous Mixture using Marshall Apparatus (6 inch-diameter
Spicement).
ASTM D5976 : Standard Specification for Type I Polymer Modified
Asphalt Cement for Use in Pavement Construction.
Ayubi, A. A., 2011. pH (Derajat Keasaman Perairan).
blogspot.com. [Online] Available at:
http://aludinkedang.blogspot.com/2011/06/ph-derajat-keasaman-perairan.html
[Accessed 5 Desember 2014].
Bakti, L.M,. 2010. Kajian Sebaran Potensi Rob Kota Semarang dan
Usulan Penanganannya. Tesis. Program Studi Magister Teknik Sipil.
Pascasarjana UNDIP, Semarang.
BAPPEDA Semarang, 2010. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang
2010-2030. Semarang.
Bina Marga, 2010. Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan.
Jakarta: Direktorat Bina Teknik.
BPPS Kota Semarang, 2010. Semarang Dalam Angka 2010. Semarang:
BPS Kota Semarang.
Lanjutan...
Bratasida, L., 2002. Tinjauan Dampak Pemanasan Global dari Aspek
Lingkungan Hidup. Seminar Nasional Pengaruh Global Warming terhadap
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ditinjau dari Kenaikan Permukaan Air
Laul dan Banjir. Jakarta.
British Standard Institution, 1989. BS 3690 Bitumen fo Building
and Civil Engineering Part 1 & 2, London.
BS 598 Part 104 (1989): The Compaction Procedure Used in the
Percentage Refusal Density Test.
Cahaya, A. I., 2012. Kekayaan Laut Indonesia yang Galau.
Sekretariat Kabinet Republik Indonesia. [Online] Available at:
http://www.setkab.go.id/artikel-6842-.html [Accessed 21 January
2012].
Craus, J. at al, 1981. Durability of Bituminous Paving Mixtures
as Related to Filler Typa and Properties. Proceedings Association
of Asphalt Paving Technologists Technical Sessions. San Diego,
California, February 16, 17 and 18, 1981, Volume 50.
CV. Globalindo Teknik Mandiri, 2013. Marshall Test Set. [Online]
Available at:
http://www.globalindoteknikmandiri.co.id/Marshall-test-set.html
[Accessed 5 April 2014].
Dahuri, R., 2002. Pengaruh Global Warming terhadap Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil. Seminar Nasional Pengaruh Global Warming
terhadap Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Ditinjau dari Kenaikan
Permukaan Air Laut dan Banjir. Jakarta.
Dasmawan, B. T., and Sukamdi, S., 2012. Adaptasi Masyarakat
Kawasan Pesisir Terhadap Banjir Rob di Kecamatan Sayung, Kabupaten
Demak, Jawa Tengah. Jurnal Bumi Indonesia 2012 Fakultas Geografi
UGM, all right reserved, Volume 1, number 1, 2012.
Departemen Pekerjaan Umum, 1999. Pedoman Perencanaan Campuran
Beraspal Dengan Pendekatan Kepadatan Mutlak. Jakarta: PT. Mediatama
Saptakarya.
Departemen Pekerjaan Umum, 2005. Panduan Pemeliharaan Jalan.
Jakarta.
Departemen Pemukiman dan Pengembangan Prasarana Wilayah, 2000.
Pengembangan Produksi dan Pemanfaatan Asbuton. Jakarta:
Balitbang.
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah Direktorat Jenderal
Prasarana Wilayah. 2004. Manual Pekerjaan Campuran Beraspal Panas
(Buku 1: Petunjuk Umum).
Universitas Hasanuddin, Makasar.
Lanjutan...
Djalante, S., 2011. Evaluasi Kondisi dan Kerusakan Perkerasan
Lentur di Beberapa Ruas Jalan Kota Kendari. Majalah Ilmiah. Mektek
Tahun Xiii No. 1, Januari 2011.
Djalante, S., 2011. Pengaruh Ketahanan Beton Aspal (Ac-Bc) yang
Menggunakan Asbuton Butir Tipe 5/20 terhadap Air Laut Ditinjau dari
Karakteristik Mekanis dan Durabilitasnya. Jurnal Rekayasa dan
Manajemen Transportasi, Volume I No. 1, Januari 2011 Hal. 57
68.
Fatmawati, S., 2011. Analisa Sifat Bahan Dasar Pembentuk
Campuran Aspal Modifikasi Polimer Akibat Perendaman Air Rob.
Skripsi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Frits. I. 2010. Analisis Perilaku Pasang Surut Air Laut untuk
Prediksi Rob Daerah Semarang. Skripsi. Program Studi Teknik
Geodesi. UNDIP, Semarang.
Ghozali, I., 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS . Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gumilar, I. at al., 2009. Studi Potensi Kerugian Ekonomi
(Economic Losses) Akibat Penurunan Muka Tanah. Prosiding Seminar
Nasional FIT.
Hadi, S., 1985. Metodologi Research Jilid 4. Yogyakarta: Yayasan
Penerbit Fakultas Psikologi UGM.
Harahap, R. H., 2011. Pengaruh Bahan Tambah Berbasis Gula
Terhadap Porositas dan Permeabilitas Beton Pada Lingkungan Agresif.
Skripsi. Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Hunter R.N., 1994. Bituminous Mixtures in Road Constructions.
Thomas Telford, London.
Lanjutan...
Huriyanto, J., 2008. Pengaruh Dust Proportion Spent Catalyst Rcc
(Limbah Pertamina) Terhadap Karakteristik Marshall dan Durabilitas
pada Campuran Hot Rolled Sheet dengan Kepadatan Mutlak. Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Kerb, R. D. and Walker, R. D., 1971. Highway Materials. Mc Graw
Hill,New York.
Klein,R.J.T. and R.J. Nicholls, 1999. Assesment of Coastal
Vulnerability to Climate Change. Ambio, 28 (2), 182-187
Kurniawan, A., 2013. Pengaruh Penambahan Karet pada Aspal Beton
yang Terendam Air Laut. Skripsi. Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Latipun, L., 2002. Psikologi Eksperimen. Malang: UMM Press.
Limbong, A., 2008. Alkalinitas: Analisa dan Permasalahannya
untuk Air Industri. Laporan Ilmiah. Program Diploma III Kimia
Analis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Manurung, P., J. Ananto, A. Restu, R. Marni, dan S. Barlianto,
2002. Adakah Indikasi Kenaikan Permukaan Air Laut Di Pantai
Semarang? Seminar Nasional Pengaruh Global Wacming terhadap Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil 10 Ditinjau dari Kenaikan Permukaan Air Laut
dan Banjir, Jakarta.
Marfai, M. A. 2003. GIS Modeling of River and Tidal Flood
Hazards in a Waterfront City Case study : Semarang City, Central
Java, Indonesia. Master Theses. Master Science in Geo-Information
Science and Earth Observation, Natural Hazard Studies
specialization.
Miladan, N., 2009. Kajian Kerentanan Wilayah Pesisir Kota
Semarang Terhadap Perubahan Iklim. Tesis. Program Pascasarjana
Magister Teknik Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas
Diponegoro, Semarang.
Lanjutan...
Mitri, A. R. A., 2010. Pengaruh Penambahan Styrofoam Pada Beton
Aspal yang Terendam Air Laut. Skripsi. Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya, Yogyakarta.
Mukhtar, M. Garis Pantai Indonesia Terpanjang Keempat di Dunia.
Kementerian Perikanan dan Kelautan Republik Indonesia. [Online]
Available at:
http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/1048/Garis-Pantai-Indonesia-Terpanjang-Keempat-di-Dunia/?category_id=
[Accessed 21 January 2012].
Nofri, N., 2010. Pendapat Pakar ITB Soal Kerusakan Jalan
Bandung. Berita Institut Teknologi Bandung. [Online] Available at:
http://www.itb.ac.id/news/2850.xhtml [Accessed 22 January
2012].
Nurhuduyah, N., Dato, A. K., and Parung, H., 2009. Studi
Genangan Air Terhadap Kerusakan Jalan di Kota Gorontalo. Simposium
XII FSTPT, Universitas Kristen Petra Surabaya, 14 November
2009.
Nuryanto, A. 2008. Aspal Buton dan Propelan Padat. Jakarta.
Pensylvania DoT Test Method, No.621 : Determining the Percentage
of Crushed Fragments in Gravel.
Perdana, S., 2013. Pengaruh Rendaman Air Laut Pasang (Rob)
Terhadap Kinerja Laston (AC-WC) Dengan Aspal Polimer Starbit E-55
Berdasarkan Pengujian Indirect Tensile Strength (ITS). Tesis.
Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
Permana, E., 2013. Hubungan alkalinitas dengan parameter lain.
[Online] Available at:
https://elfianpermana010.wordpress.com/2013/05/14/hubungan-alkalinitas-dengan-parameter-lain/
[Accessed 31 January 2015].
Prabowo, A. H., 2003. Pengaruh Rendaman Air Laut Pasang (ROB)
Terhadap Kinerja Lataston (HRS-WC) Berdasarkan Uji Marshall dan Uji
Durabilitas Modifikasi. PILAR, Vo. 12 Nomor 2, September 2003 :
hal. 89 98.
Priyatno, D., 2008. Mandiri Belajar SPSS untuk Analisis Data
& Uji Statistik. Yogyakarta: MediaKom.
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, (2008). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Lanjutan...
Putra, D. M., and Marfai, M. A., 2012. Identifikasi Dampak
Banjir Genangan (Rob) Terhadap Lingkungan Permukiman di Kecamatan
Pademangan Jakarta Utara. Jurnal Bumi Indonesia 2012 Fakultas
Geografi UGM, all right reserved. Volume 1, number 1, 2012.
Rahayu, I., 2008. Identifikasi Kejadian Banjir Rob (Pasang) di
DAS Sunter pada 9-13 Januari 2008. Institut Pertanian Bogor.
[Online] Available at:
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/13074 [Accessed 22
January 2012].
Rahim, A., Wihardi, M., dan Muhiddin A. B., 2011. Pengaruh Air
Laut Terhadap Karakteristik Perkerasan Aspal Porus yang Menggunakan
Asbuton Sebagai Bahan Pengikat. Fakultas Teknik Jurusan Sipil
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Ramadhany, A. S., Anugroho, A. D. S., dan Subardjo, P., 2012.
Daerah Rawan Genangan Rob di Wilayah Semarang. Journal Of Marine
Research, Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman 174-180.
Riyadi, A., 2011. Pengaruh Air Rob Terhadap Karakteristik
Campuran Laston Modifikasi untuk Lapis Permukaan (ACWC-Modified).
Skripsi. Universitas Indonesia, Jakarta.
Roberts, F.L., at al., 1996. Hot Mix Asphalt Materials, mixture
design and construction (2nd Edition). National Asphalt Pavement
Association (NAPA) Research and Education Foundation, Maryland,
USA
Rompas, R. M., at al, 2009. Oseanografi Kimia. Jakarta:
Sekretariat Dewan Kelautan Indonesia.
Sarbidi, S., 2002. Pengaruh Rob Pada Permukiman Pantai (Kasus
Semarang). Proceeding Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat
Kenaikan Muka Air Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia.
Jakarta.
Setiyanto, H., 2002. Studi Pengaruh Penurunan Muka Tanah dan
Pasang Air Laut Terhadap Banjir Rob di Kecamatan Semarang Utara.
Skripsi. Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik
Universitas Diponegoro, Semarang.
ShellBitumen,1990. ShellBitumenHandbook. United Kingdom:
ShellBitumen.
Simanjuntak, S. F., 2011. Pola Ketahanan Aktivitas Ekonomi pada
Kawasan Rawan Bencana Rob dan Banjir Tahunan di Kota Lama Semarang.
Skripsi. Fakultas Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Diponegoro, Semarang.
SNI 03-1968-1990 : Metode Pengujian Tentang Analisis Saringan
Agregat Halus dan Kasar.
SNI 03-4428-1997 : Metode Pengujian Agregat Halus Atau Pasir
yang Mengandung Bahan Plastis dengan Cara Setara Pasir.
Lanjutan...
SNI 03-6721-2002 : Metode Pengujian Kekentalan Aspal Cair dan
Aspal Emulsi dengan Alat Saybolt.
SNI 03-6757-2002 : Metode Pengujian Berat Jenis Nyata Campuran
Beraspal Dipadatkan Menggunakan Benda Uji Kering Permukaan
Jenuh.
SNI 03-6819-2002 : Spesifikasi Agregat Halus untuk Campuran
Perkerasan Beraspal.
SNI 03-6893-2002 : Metode Pengujian Berat Jenis Maksimum
Campuran Beraspal.
SNI 06-2422-1991 : Metode Pengujian Keasaman dalam Air dengan
Titrimetrik
SNI 06-2422-1991Tentang Metode Pengujian Keasaman dalam Air
dengan Titrimetrik.
SNI 06-2432-1991 : Metode Pengujian Daktilitas Bahan-bahan
Aspal.
SNI 06-2433-1991 : Metode Pengujian Titik Nyala dan Titik Bakar
dengan Alat Cleveland Open Cup.
SNI 06-2434-1991 : Metode Pengujian Titik Lembek Aspal dan
Ter.
SNI 06-2440-1991 : Metode Pengujian Kehilangan Berat Minyak dan
Aspal dengan Cara A.
SNI 06-2441-1991 : Metode Pengujian Berat Jenis Aspal Padat.
SNI 06-2456-1991 : Metode Pengujian Penetrasi Bahan-bahan
Bitumen.
SNI 06-6989.11-2004 : Air dan Air Limbah Bagian 11: Cara Uji
Derajat Keasaman/ pH.
SNI 06-6989.19-2004 : Air dan Air Limbah Bagian 19: Cara Uji
Klorida (Cl-) dengan Metode Argentometri (Mohr).
SNI 06-6989.20-2004 : Air dan Air Limbah Bagian 20: Cara Uji
Sulfat (SO42-) secara Turbidimetri.
SNI 1969 : 2008 : Cara Uji Berat Jenis Dan Penyerapan Air
Agregat Kasar.
SNI 1970 : 2008 : Cara Uji Berat Jenis Dan Penyerapan Air
Agregat Halus.
SNI 2417 : 2008 : Cara Uji Keausan Agregat Dengan Mesin Abrasi
Los Angeles.
SNI 3407 : 2008 : Cara Uji Sifat Kekekalan Bentuk batu dengan
menggunakan Larutan Natrium Sulfat atau Magnesium Sulfat.
SNI 3423 : 2008 : Sand Equivalent Test.
SNI-06-2439-1991 : Metode Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap
Aspal.
SNI-06-2489-1991 : Pengujian Campuran Beraspal Dengan Alat
Marshall.
Lanjutan...
Soandrijanie, L. J. F. dan Kurniawan, A., 2013. Pengaruh
Penambahan Karet Sol pada Beton Aspal yang Terendam Air Laut.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas
Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013.
Suardi, Y., 2009. Salinitas Air Laut. Mencintai Kelautan dengan
Ilmu. [Online] Available at:
http://ilmukelautan.com/oseanografi/kimia-oseanografi/412-salinitas-air-laut
[Accessed 22 January 2012].
Sugiyono, S., 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardi, S., 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi
dan Praktiknya. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Sukirman, S., 1999. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung:
Nova.
Sukirman, S., 2003. Perkerasan Lentur Jalan Raya. Bandung:
Nova.
Sumintarsih, S., 2008. Strategi Berta han Hidup Penduduk di
Daerah Rawan Ekologi. Jantra, Vol. III, No. 5, Juni 2008 ISSN 1907
9605.
Sunarto. 2003. Geomorfologi Pantai dan Dinamika Pantai.
Yogyakarta. Fakultas Geografi UGM, Yogyakarta.
Suparma, L.B., 2003. The Used of Recycled Waste Plastics in
Bitumenous Composites.
Suripin, 2002. Model Development of Ground Water Abstraction and
Land Subsidence Potential Maps at the North Coast of Semarang Based
On GIS. Civil Engineriing Study Program, Engineering Faculty,
Diponegoro University, Semarang.
Suripin, S., 2004. Sistem Drainase Perkotaan yang Berkelanjutan.
Yokyakarta: Andi.
Sutanta, H., Rahman, A., Sumaryo, & Diyono. 2005. Predicting
Land Use Affected by Land Subsidence in Semarang Based on
Topographic Map of Scale 1:5.000 and Leveling Data. GIS
Development.
Sutarno, S., 2004. Pengaruh Perendaman Air dan Air Garam
terhadap Keawetan Campuran Asphaltic Concrete - Wearing Course
(Ac-Wc) Multigrade. Tesis. Program Studi Teknik Sipil Fakultas
Teknik Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya.
Sutiyani, N., at al., 2010. Pencanangan Banger Pilot Polder.
Pemerintah Kota Semarang.
Suyato, S.R. dan Mujiman, A., 1997. Budidaya Udang Windu. PT.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Syukri, 1999. Effect of Salt Water Immersion on The Durability
of A Hot Rolled Sheet Mix. Tesis. Program Magister Sistem dan
Teknik Jalan Raya (STJR), Institut Teknologi Bandung, Bandung.
Lanjutan...
Tahir, A. and Setiawan, A., 2009. Kinerja Durabilitas Campuran
Beton Aspal Ditinjau dari Faktor Variasi Suhu Pemadatan dan Lama
Perendaman. Jurnal SMARTek, Vol. 7, No. 1, Februari 2009: 45
61.
Uliyah, L., 2012. Belajar Upaya Adaptasi Perubahan Iklim dari
Semarang. Indepth Report. Yayasan Satu Dunia. Semarang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Wahyudi, S. I., 2010. Perbandingan Penanganan Banjir Rob di La
Brier (Prancis), Rotterdam (Belanda), dan Perspektif di Semarang
(Indonesia). Riptek, Vol.4, No.I1, Tahun 2010, Hal.: 29 35.
Wahyudi, S. Imam. 2001. Uji Hipotesis terhadap Faktor Penyebab
Banjir Rob Kota Semarang. Prosiding Seminar Nasional ITS, ISBN,
979-96565-08, p.A13-1 s/d A13-6.
Wahyuni, S., 2009. Biogas. Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta
Wirakusumah, A.D. dan S. Lubis, 2002. Antisipasi Dampak Global
Warming terhadap Investasi dan Peluang Pengembangannya. Seminar
Nasional, Pengaruh Global Warming terhadap Pesisir dan PuIau-Pulau
Kecil Ditinjau dari Kenaikan Permukaan Air Laut dan Banjir,
Jakarta.
Wirasatriya, A. 2005. Kajian Kenaikan Muka Laut Sebagai Landasan
Penanggulangan Rob di Pesisir Kota Semarang. Tesis. Program Studi
Magister Manajemen Sumber Daya Air. Pascasarjana Universitas
Diponegoro, Semarang.
Wuryanti, W., 2002. Identifikasi Kerugian Bangunan Rumah di
Pantai Akibat Kenaikan Muka Air Laut. Proseding Puslitbangkim,
Bandung.
Zachraini, M. R., 2012. Pengaruh Perendaman Terhadap
Karakteristik Aspal Porus yang Menggunakan Liquid Asbuton Sebagai
Bahan Pengikat. Skripsi. Jurusan Sipil Fakultas Teknik
Pengujian Standar Nilai
Kekekalan bentuk agregat terhadap larutan natriu m dan
magnesium sulfat
SNI 3407:2008 Maks.12%
Abrasi dengan mesin Los Angeles
Campuran AC
bergradasi kasar
SNI 2417:2008
Maks. 30%
Semua jenis
campuran aspal
bergradasi
lainnya
Maks. 30%
Kelekatan agregat terhadap aspal SNI 03-2439-1991 Min. 95%
Angularitas (kedalaman dari permukaan