CONTOH KASUS PENGHITUNGAN PAJAK RUMAH SAKIT Presented by: Alun Hermansyah Ari F. Arif Rahman Hasrun Gautomo Sirumapea Reza Ferdiansyah
CONTOH KASUS
PENGHITUNGAN PAJAK
RUMAH SAKIT
Presented by:Alun HermansyahAri F.Arif RahmanHasrun Gautomo SirumapeaReza Ferdiansyah
Penghitungan PKP pada rumah sakit Diketahui RS Y memiliki penghasilan
Rp2.606.800.000. Penghasilan yang diperoleh: Penghasilan usaha pendidikan :Rp 2.441.800.000 Hibah :Rp
120.000.000 Bantuan/sumbangan : Rp 30.000.000 Penghasilan bunga deposito : Rp 15.000.000
Pp 46 2012 1% omzet 26.068.000,00
PPh untuk DokterSumber penghasilan: Penghasilan yang bersumber dari keuangan rumah sakit atau
bendaharawan rumah sakit sebagai pegawai tetap PNS atau karyawan rumah sakit berupa gaji, tunjangan-tunjangan, honorarium, dan imbalan lainnya.
Penghasilan yang diterima sebagai tenaga ahli atau tenaga profesional berupa fee, komisi, dan imbalan lainnya.
Penghasilan yang diterima sebagai anggota atau peserta kegiatan yang mendapatkan imbalan berupa uang saku atau uang rapat
Penghasilan yang diterima berupa penghargaan atau hadiah atas hasil membuat obat-obatan atau alat kesehatan.
Penghasilan yang diterima dari buka praktik sendiri. Penghasilan lain yang diterima diluar pekerjaan yang terkait
dengan kedokterannya, seperti penghasilan dari bunga deposito, penjualan tanah, sewa mesin, hadiah, deviden dll.
Tarif PPh Pasal 21 khusus untuk dokter
1. Penghitungan PPh Pasal 21 atas dokter yang bekerja di Rumah Sakit sebagai Pegawai TetapDokter Ricki adalah pegawai tetap di RS ABC dengan gaji dan tunjangan per bulan sebesar Rp15.000.000, Dokter Ricki belum menikah dan mempunyai 4 tanggungan yaitu ibu yang tidak punya penghasilan, tante dan dua adik kandung. Berapakah PPh Pasal 21 yang harus dipotong oleh RS ABC?
PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong oleh RS ABCGaji dan tunjangan setahun (15.000.000 x 12)
Rp180.000.000,-
Pengurang: Biaya jabatan (5%x jumlah bruto penghasilan setahun)
maksimal Rp6.000.000) Rp 6.000.000,-
PTKP Sendiri (TK/1) Rp 26.325.000,- Rp 32.325.000,-
Penghasilan Kena Pajak Rp147.675.000,-PPh Pasal 21 terhutang :5% x Rp 50.000.000,- = Rp 2.500.000,-15% x Rp 97.625.000,- = Rp 14.643.750,-
PPh Terutang Rp 17.143.750
2. Penghitungan PPh 21 atas dokter (PNS) yang menerima penghasilan berupa Honorarium, komisi atau fee, uang saku, uang presentasi, uang rapat yang dananya berasal dari APBN/APBD
Dokter Daniel (PNS Golongan IV) menerima honorarium yang dananya dari APBN/APBD sebesar Rp9.500.000. Berapa PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong oleh pemberi kerja?
Jawab:15% xRp9.500.000 = Rp1.425.000,-
Catatan:Pada Kasus ini Pemotongan PPh Pasal 21 bersifat final, oleh karena itu tidak diperhitungkan lagi dengan penghasilan lainnya, namun tetap dilaporkan dalam SPT Tahunan OP dengan melampirkan bukti potong PPh Pasal 21 tersebut.
3. Penghitungan PPh 21 atas dokter (Swasta) yang menerima penghasilan berupa Honorarium, komisi atau fee, uang saku, uang presentasi, uang rapat yang dananya berasal dari APBN/APBD
Dokter Sandi (Pegawai swasta) menerima uang komisi yang berasal dari DEPKES sebesar Rp16.000.000,-. Berapa PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong oleh pemberi kerja?
Jawab:5% x (50% x Rp16.000.000,-) = Rp400.000,-
Catatan:Pada kasus ini Dokter Sandi wajib menerima bukti potong PPh Pasal 21 dari DEPKES dan wajib menghitung kembali penghasilan tersebut dalam SPT Tahunan PPh-nya.
4. Penghitungan PPh 21 atas dokter (PNS/Swasta) yang membuka praktik di rumah sakit dan/atau klinik
Tarif berdasarkan Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Pajak Penghasilan diterapkan atas jumlah kumulatif dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan bruto untuk setiap pembayaran imbalan kepada Bukan Pegawai.
Contoh :
Dokter Indro melakukan kerjasama dengan RS TBC untuk membuka praktik dokter setiap hari Senin – Jumat mulai pukul 19.00 – 21.00 WIB. Perjanjian kerjasama berupa bagi hasil sebelum pajak sebesar 60:40 untuk Dokter Indro dan RS TBC mulai berlaku bulan Februari 2014. Pada bulan Februari 2014, jumlah pasien yang berobat sebanyak 300 pasien dengan jumlah pembayaran sebesar Rp. 60.000.000,-. Sesuai dengan kesepakatan bahwa Dokter Indro akan menerima penghasilan sebelum pajak sebesar 60% X Rp. 60.000.000 = Rp. 36.000.000. Berapa PPh Pasal 21 yang terutang dan harus dipotong oleh pemberi kerja?
Jawab:5% x (50% x Rp60.000.000,-) = Rp1.500.000.-Maka penghasilan bersih setelah pajak yang diterima oleh Dokter Indro adalah Rp. 36.000.000 – Rp. 1.500.000,- = Rp. 34.500.000,-
Catatan:Besarnya jumlah penghasilan bruto adalah sebesar jasa dokter yang dibayar oleh pasien melalui rumah sakit dan/atau klinik sebelum dipotong biaya-biaya atau bagi hasil oleh rumah sakit dan/atau klinik.
5. Penghitungan atas dokter yang menerima penghasilan dengan membuka praktik sendiri.
Dokter Sigit menyelenggarakan pembukuan untuk menghitung besarnya PPh yang terutang selama satu tahun, yaitu: Peredaran bruto Rp400.000.000,- Pengurang:Biaya operasional (gaji pegawai, peralatan, Obat, listrik, dll) Rp300.000.000,-
Penghasilan neto Rp100.000.000,-
Selain itu, Dokter Sigit mendapatkan penghasilan neto sebagai pegawai tetap di rumah sakit kasih sayang sebesar Rp200.000.000,- setahun
PPh Terutangnya adalah:
Penghasilan neto (Rp100.000.000+Rp200.000.000)Pengurang:PTKP (TK/-) Penghasilan Kena Pajak
Rp 300.000.000,-
Rp 24.300.000,-Rp 275.700.000,-
PPh Pasal 21 terhutang :
Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh x PKP 5% x Rp50.000.000,- 15% x Rp225.700.000,-
= Rp 2.500.000,-= Rp 33.855.000,-
Rp 36.355.000,-
Contoh Kasus Pengisian SPT Tahunan PPhDokter Ahmad Rais seorang Wajib Pajak yang berprofesi sebagai dokter anak dengan status belum menikah bertempat tinggal di Surabaya dengan NPWP 05.321.616.6-615.000. Penghasilan yang diterima selama tahun 2013 diperoleh dari beberapa sumber yaitu penghasilan jasa dokter dari praktek di Rumah Sakit Medika Utama, penghasilan dari praktek dokter di klinik pribadinya yang berlokasi di Surabaya, dan penghasilan dari usaha apotek yang dimilikinya. Ahmad Rais telah mengajukan ijin menyampaikan surat pemberitahuan penggunaan Norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk perhitungan PPh Tahun Pajak 2013 ke KPP Pratama Surabaya Rungkut
Informasi Tambahan
Informasi Tambahan
Informasi Tambahan
Informasi Tambahan
Pembahasan
Angsuran PPh Pasal 25 Tahun 2014
BAGAIMANA PENGISIAN SPT TAHUNAN PPh (FORMULIR 1770)
1. Isi Tahun Pajak , Metode Pembukuan, dan Identitas
2. Masukkan Harta, Kewajiban, dan Susunan Keluarga
3. Masukkan Peredaran Bruto
Dari Usaha Dagang/Jasa
dan PPh Pasal 4 (2) Final
Yang Terhutang
4. Masukkan Daftar Bukti Potong PPh Pasal 21/22/23/24/26/DTP
5. Masukkan Penghasilan dari Usaha/Pekerjaan Bebas/Sehubungan Pekerjaan/Penghasilan Lainnya
6. Isi Penghasilan Neto Yang Diambil Dari Lampiran –I,Halaman 2, Bagian B, C, dan D
7. Isi Penghasilan Kena Pajak (Bagian B, Induk) dan PPh Terhutang (Bagian C, Induk)
8. Isi Kredit Pajak(Bagian D, Induk)dan PPh Kurang/Lebih Bayar (Bagian E, Induk)
Jumah Kredit Pajak Rp16.500.000
JUMLAH PPh TERUTANG Rp24.063.250
PPh YANG KURANG DIBAYAR (PPh PASAL 29) (8.061.750)
9. Isi Perhitungan Angsuran PPh Pasal 25 (Bagian F, Induk),Lampiran (Bagian G, Induk), dan Bagian Identitas
Angsuran PPh Pasal 25 Pajak Berikutnya Rp211.937
SEKIAN DAN
TERIMA KASIH
Wahyu: faskes d arahkan ke dokter pribadi pemotong pemungut siapa?
Dwiki: dokter buka praktek dirumah kena pph 21 apa pp 46
Dokter dapt komisi, kalo dana dari bpjs . Gmana?
Harbud: 50 % dari perhitungan dari mana?
Mb tati : maaf mb salah ketik
Jajang: Dokter cocok dengan norma penghitungan netto?
Mb tati: misal tidak salah ketik. Misal punya usaha lain. Bagaimana penghitungan pph
Paulo : komisi penjualan obat. Perlakuan gimana
Solikin b: perlakuan pajak berkaitan dengan 23 26 . tenaga install dr LN, bagaimana?—20% dari pengh bruto
Endah; dokter PMI apakah perlakuannya sama dengan yang di RS
Mas barry : uang pembelian m*y*t masuk RS. Kena pajak ato tidak?