ABSTRAK
Subarto Interaksi Sosial Membentuk Perilaku Prososial (Perspektif PKn dalam
Studi Kasus di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan) Program Studi Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pamulang 2014
Penelitian ini untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara interaksi
sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota
Tangerang Selatan tahun 2014
Populasi target dalam penelitian ini adalah 3110 peserta didik sedangkan
populasi terjangkau adalah sebanyak 1159 peserta didik kelas XI yang berasal dari
lima SMK Negeri tersebut Pengambilan sampel menggunakan rumus solvin
sebanyak 92 peserta didik yang diambil secara random sampling sederhana Ada
(2) dua variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu interaksi sosial peserta
didik ( X ) dan perilaku prososial peserta didik ( Y ) metode pengambilan data ke
dua variabel yaitu menggunakan angket (kuesioner) model skala Likert
Sebelum digunakan untuk mengambil data responden dilakukan terlebih
dahulu uji coba validitas dan reabilitas yang berguna untuk mengetahui kesasihan
instrumen validitas Uji persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas Uji
normalitas dengan menggunakan uji Lilliefors Dari hasil perhitungan bahwa data
berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari Lhitung (01005 dan 00892) lt Ltabel
(01009) Dilanjutkan ke dalam Uji Linieritas antara Variabel X dan Variabel Y
diperoleh hasil Ftabel (2154) = 193 dan Fhitung sebesar 099 maka Fhitung lt Ftabel
099 lt 193 adalah Linier
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa interaksi sosial peserta didik
terhadap perilaku prososial peserta didik termasuk ke dalam kategori yang kuat
karena rhitung 0751 dan jika dikonsultasikan pada nilai rtabel 070-090 dan memiliki
koefisien determinasi sebesar 564 Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat
diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial
peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota
Tangerang Selatan
Kata Kunci Interaksi Sosial dan Perilaku Prososial
INTERAKSI SOSIAL MEMBENTUK PERILAKU PROSOSIAL
(Perspektif PKn dalam Studi Kasus di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan)
Subarto )
Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pamulang
ABSTRAK
Penelitian ini untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota Tangerang Selatan tahun
2014
Populasi dalam penelitian ini adalah 1159 peserta didik kelas XI yang berasal dari lima
SMK Negeri tersebut Pengambilan sampel menggunakan rumus Solvin sebanyak 92 peserta didik
yang diambil secara random sampling sederhana Ada dua variabel yang dikaji dalam penelitian
ini yaitu interaksi sosial peserta didik ( X) dan perilaku prososial peserta didik ( Y ) metode
pengambilan data ke dua variabel yaitu menggunakan angket (kuesioner) model skala Likert
Sebelum digunakan untuk mengambil data responden dilakukan terlebih dahulu uji coba
validitas dan reabilitas yang berguna untuk mengetahui kesasihan instrumen validitas Uji persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas Uji normalitas dengan menggunakan uji
Lilliefors Dari hasil perhitungan bahwa data berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari Lhitung
(01005 dan 00892) lt Ltabel (01009) Dilanjutkan ke dalam Uji Linieritas antara Variabel X dan
Variabel Y diperoleh hasil Ftabel (2154) = 193 dan Fhitung sebesar 099 maka Fhitunglt Ftabel 099 lt
193 adalah Linier
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik termasuk kedalam kategori yang kuat karena rhitung 0751 dan jika
dikonsultasikan pada nilai rtabel 070-090 dan memiliki koefisien determinasi sebesar 564
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota
Tangerang Selatan
Kata Kunci Interaksi Sosial dan Perilaku Prososial
This study was to analyze whether there is influence between the social interaction of
learners toward prosocial behavior of students SMK se South Tangerang City in 2014
The population in this study is the 1159 class XI students from five of the SMK
Sampling using the formula Solvin as many as 92 students were taken by simple random sampling
There are two variables that were examined in this study the social interaction of learners (X) and
prosocial behavior of learners (Y) the method of data collection to two variables using a questionnaire (questionnaire) Likert scale models
Before it is used to retrieve the data of respondents performed first test validity and
reliability that is useful to know the validity of the instrument kesasihan Test requirements
analysis done by the normality test Normality test by using test Lilliefors From the calculation
that the normal distribution of data it can be seen from L-hitung (01005 and 00892) ltL-tabel
(01009) Testing continued into the linearity between variables X and Y variables obtained results
F-tabel (2154) = 193 and 099 F-hitung then F-hitung ltF-tabel 099 lt193 was linear
These results indicate that the social interaction of learners toward prosocial behavior of
students fall into the category of strength because r-hitung 0751 and if consulted at r-tabel value
from 070 to 090 and has a coefficient of determination of 564 Based on the above results it
can be concluded that there is a significant relationship between social interaction learners toward prosocial behavior of students SMK se South Tangerang City
Keywords Social Interaction and Prosocial Behavior
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam suatu bangsa adalah hal yang menjadi sangat penting yaitu dalam
upaya untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia melalui proses kegiatan
pembelajaran Dalam upaya pembentukan kepribadian peserta didik peran pendidikan
kewarganegaraan yang diberikan dan diajarkan di seluruh satuan pendidikan mulai dari
tingkat dasar sampai perguruan tinggi menjadi yang utama dan diharapkan secara visi mampu
mewujudkan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi sebagai sarana
pembinaan watak bangsa ( nation and character building ) dan pemberdayaan warga negara
Begitu pula halnyasecara misi diharapkan mampu mengimplementasikan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan pendidikan demokratis yang secara
psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok
warganegara yang demokratis yaitu terbentunya kecerdasan warga negara (civicintelligence)
tanggung jawab warganegara (civic dispositions) dan partisipasi warganegara (civic
participation)
Pembentukan kepribadian peserta didik melalui Pendidikan Keawarganegaraan
diharapkan mampu membentengi peserta didik dari berbagai pengaruh negatif lingkungan
sekaligus dapat menjadi agen sosial menuju masyarakat yang lebih berperadaban Namun
fenomena dalam masyarakat memperlihatkan bahwa secara umum prestasi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dewasa ini belum memuaskan banyak pihak
terutama hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sosialSaat ini Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih terkesan berorientasi pada pengajaran yang bersifat hafalan yang diidentikkan
dengan prestasi belajarSeperti yang disampaikan Winkel (1984) ldquobahwa prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainyardquo Prestasi belajar
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif (pengetahuan) afektif
(sikap) dan Psikomotorik (keterampilan) sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga domain tersebut
Fenomena nyata yang ada di masyarakat jelas terlihat bahwa penekanan terhadap nilai-nilai
kognitif (pengertahuan) jauh lebih dominan dibandingkan nilai nilai afektif (sikap)
Jadi keberhasilan itu tidak hanya terletak pada prestasi tinggi yang dicapai oleh
peserta didik akan tetapi dalam manifestasinya juga harus terdapat perubahan dalam segi
aspek perilaku sosial Oleh karena itu dalam menerapkan kurikulum 13 terdapat kriteria penilaian kepada peserta didikyang menekankan pada aspek afektif (sikap rasa) yang
diintegrasikan pada aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek psikomotorik (keterampilan atau
perbuatan) Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam penerapan kurikulum bahwatanpa
model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan
afektif seorang anak dapat dengan mudah tumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar yang
kemudian menjadi orang dewasa yang sama sekali tidak menyenangkan serta tidakmampu
berinteraksi sosial di dalam kehidupan masyarakatHal ini seperti yang diungkapkan oleh
Baron ampByrne (2005) ldquobahwa perilaku prososial itu timbul atas respon yang kompleks yang
meliputi komponen afektif dan kognitifrdquo Jadi dapat diartikan bahwa perilaku prososial yang
dimanifestasikan oleh individu itu merupakan hasil pengalaman belajar yang diserap oleh
individu Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak terlepas dari orang lain
karena manusia tidak dapat hidup seorang diri sehingga selama kehidupannya manusia
membutuhkan orang lainSeperti yang diungkapkan oleh Fattah Hanurawan (2011) yaitu
ldquobahwa manusia disamping sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk
sosial Sebagai akibatnya manusia rela bekerjasama dengan orang lain dalam
mencapai tujuannya mau menolong orang lain bahkan terkadang berani mengambil
resiko untuk menyelamatkan orang lain dan rela mengorbankan sebagian miliknya
untuk orang lainrdquo Perilaku seperti ini merupakan perilaku sosial positif atau perilaku
prososialrdquo
Dengan demikian perilaku prososial dapat diartikan bahwa tindakan menolong yang
menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang
yang melakukan tindakan tersebut dan bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial itu dapat berupa menolong bekerjasama berempati berbagi
menghibur beramal sopansantun saling menghormati dan rendah hatiSelain perilaku sosial
positif ada juga perilaku sosial yang negatif atau disebut juga perilaku anti-sosial
Perilaku negatif ini dapat dikatakan sebagai tingkah laku menyimpang secara sosial
atau disebut sebagai diferensiasi sosial Hal ini dikarenakan adanya diferensiasi atau
perbedaan yang jelas dalam tingkah laku yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum
bertentangan dengan hukum atau melanggar peraturan Contoh dari perilaku anti-sosial
adalah tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain sikap tidak berperasaan dan lain-lain
Perilaku anti-sosial sering dilakukan oleh remaja ldquodimana pada fase ini remaja diartikan bahwa suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap selain itu
remaja juga rawan terpengaruh pada hal-hal yang bersifat negatifrdquo Oleh karana itu gejala
kenakalan atau kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi
anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasaan seksual pencarian suatu identitas
adanya misi materil yang tidak terkendali dan kurang atau tidak adanyadisiplin diri Perilaku
negatif yang saat ini sedang marak salah satunya adalah kenakalan atau kejahatan remaja atau
biasa disebut juvenile deliquency Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang
dikategorikan dalam perilaku menyimpang penyimpangan sepertinya menjadi hal yang
sedang trendi sampai-sampai remaja puteripun tak ingin ketinggalan salah satunya seperti
yang terjadi di Pati Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 2008 tersiar kabar sekelompok pelajar
puteri di kecamatan Juwana Pati yang menamakan diri Geng Nero jumrsquoat ditangkapPolisi berawal dari laporan masyarakat dan beredarnya video aksi kekerasan berupa penganiayaan
kepada remaja puteri terutama yang masih SMP
Dari sinilah perilaku prososial perlu dibina sejak dini hal ini dikarenakan perilaku
prososial merupakan salah satu aspek terbentuknya sikap dan kepribadian pada remaja
Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat remaja diharapakan memiliki budi pekerti yang
luhur serta solidaritas sosial yang tinggi Semakin tingginya tingkat kenakalan remaja di
Indonesia dan di Kota Tangerang Selatan khususnya membuat kenakalan remaja menjadi
perhatian dari banyak pihak baik dari orangtua dunia pendidikan bahkan dari pemerintah
Salah satu upaya konkrit yang saat ini sedang dilaksanakan untuk mengurangi tingginya
tingkat kenakalan remaja yaitu melalui Pendidikan KewarganegaraanDari permasalahan
yang terjadi diatas jelas bahwa banyak sekali kasus-kasus yang melibatkanremaja atau
peserta didik maka dari itulah perilaku prososial harus ditingkatkan dengan ikut sertaan pihak sekolah dan lingkungan keluargasehingga dapat memberi pendidikan moral sesuai
yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sehubungan hal tersebut
di atas permasalahan yang akan dianalisis adalahinteraksi sosial membentuk perilaku
prososial di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut
1 Pendidikan Kewarganegaraan belum mampu membentuk berperilaku prososial peserta
didik
2 Peserta didik yang tidak memiliki perilaku prososial akan lebih sulit mendapat dalam berinteraksi dengan pihak lain
3 Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang
positif
4 Tidak terdapat pengaruh antara perilaku prososial peserta didik terhadap interaksi sosial
C Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini kajian masalah dibatasi pada ldquointeraksi sosial terhadap perilaku
prososial peserta didikrdquo
Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan
antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah
atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala
bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa
memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan
diri sendiri demi kebaikan orang lain
Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
D Perumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang
Selatanrdquo
II KajianTeori
A Hakekat Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan
terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam
kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih
dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam
interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai
suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang
menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung
pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau
saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam
masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang
dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan
sistem dan bentuk hubungan sosial
Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial
adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya
satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu
sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain
Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu
lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi
mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak
sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik
tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to
face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti
melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan
komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun
tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa
pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya
mewujudkan hidup bersama
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam
pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung
menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan
dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial
Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan
setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri
terhadapinteraksi sosial yang terjadi
Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan
pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu
memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia
seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang
dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar
kita
Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi
empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut
1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa
tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan
tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)
2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat
3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh
perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau
irrasional
4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak
rasional
Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan
oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai
berikut
1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi
dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai
nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok
individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat
2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara
atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang
dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak
sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa
atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya
3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti
yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan
idola
4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang
menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang
merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami
pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang
sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang
cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang
akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi
Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat
membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan
kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu
Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka
waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan
Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu
ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi
tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang
di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling
menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti
pada bagan berikut ini
Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut
1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik
Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi
2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan
pergaulan
3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan
temannya
Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal
yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold
Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf
X pola huruf Y dan pola garis lurus
Gambar 1 Sosiometri
Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat
demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam
menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai
dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan
melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya
pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak
yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu
yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap
anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola
garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus
Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead
Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat
tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang
saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)
menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita
Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan
ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya
muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan
Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)
membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan
memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama
Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi
pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling
menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya
konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa
Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan
secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan
sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya
adalah
1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan
sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama
(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang
berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu
bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian
banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya
Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
INTERAKSI SOSIAL MEMBENTUK PERILAKU PROSOSIAL
(Perspektif PKn dalam Studi Kasus di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan)
Subarto )
Dosen Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Pamulang
ABSTRAK
Penelitian ini untuk menganalisis ada tidaknya pengaruh antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota Tangerang Selatan tahun
2014
Populasi dalam penelitian ini adalah 1159 peserta didik kelas XI yang berasal dari lima
SMK Negeri tersebut Pengambilan sampel menggunakan rumus Solvin sebanyak 92 peserta didik
yang diambil secara random sampling sederhana Ada dua variabel yang dikaji dalam penelitian
ini yaitu interaksi sosial peserta didik ( X) dan perilaku prososial peserta didik ( Y ) metode
pengambilan data ke dua variabel yaitu menggunakan angket (kuesioner) model skala Likert
Sebelum digunakan untuk mengambil data responden dilakukan terlebih dahulu uji coba
validitas dan reabilitas yang berguna untuk mengetahui kesasihan instrumen validitas Uji persyaratan analisis dilakukan dengan uji normalitas Uji normalitas dengan menggunakan uji
Lilliefors Dari hasil perhitungan bahwa data berdistribusi normal hal ini dapat dilihat dari Lhitung
(01005 dan 00892) lt Ltabel (01009) Dilanjutkan ke dalam Uji Linieritas antara Variabel X dan
Variabel Y diperoleh hasil Ftabel (2154) = 193 dan Fhitung sebesar 099 maka Fhitunglt Ftabel 099 lt
193 adalah Linier
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik termasuk kedalam kategori yang kuat karena rhitung 0751 dan jika
dikonsultasikan pada nilai rtabel 070-090 dan memiliki koefisien determinasi sebesar 564
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri se Kota
Tangerang Selatan
Kata Kunci Interaksi Sosial dan Perilaku Prososial
This study was to analyze whether there is influence between the social interaction of
learners toward prosocial behavior of students SMK se South Tangerang City in 2014
The population in this study is the 1159 class XI students from five of the SMK
Sampling using the formula Solvin as many as 92 students were taken by simple random sampling
There are two variables that were examined in this study the social interaction of learners (X) and
prosocial behavior of learners (Y) the method of data collection to two variables using a questionnaire (questionnaire) Likert scale models
Before it is used to retrieve the data of respondents performed first test validity and
reliability that is useful to know the validity of the instrument kesasihan Test requirements
analysis done by the normality test Normality test by using test Lilliefors From the calculation
that the normal distribution of data it can be seen from L-hitung (01005 and 00892) ltL-tabel
(01009) Testing continued into the linearity between variables X and Y variables obtained results
F-tabel (2154) = 193 and 099 F-hitung then F-hitung ltF-tabel 099 lt193 was linear
These results indicate that the social interaction of learners toward prosocial behavior of
students fall into the category of strength because r-hitung 0751 and if consulted at r-tabel value
from 070 to 090 and has a coefficient of determination of 564 Based on the above results it
can be concluded that there is a significant relationship between social interaction learners toward prosocial behavior of students SMK se South Tangerang City
Keywords Social Interaction and Prosocial Behavior
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam suatu bangsa adalah hal yang menjadi sangat penting yaitu dalam
upaya untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia melalui proses kegiatan
pembelajaran Dalam upaya pembentukan kepribadian peserta didik peran pendidikan
kewarganegaraan yang diberikan dan diajarkan di seluruh satuan pendidikan mulai dari
tingkat dasar sampai perguruan tinggi menjadi yang utama dan diharapkan secara visi mampu
mewujudkan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi sebagai sarana
pembinaan watak bangsa ( nation and character building ) dan pemberdayaan warga negara
Begitu pula halnyasecara misi diharapkan mampu mengimplementasikan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan pendidikan demokratis yang secara
psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok
warganegara yang demokratis yaitu terbentunya kecerdasan warga negara (civicintelligence)
tanggung jawab warganegara (civic dispositions) dan partisipasi warganegara (civic
participation)
Pembentukan kepribadian peserta didik melalui Pendidikan Keawarganegaraan
diharapkan mampu membentengi peserta didik dari berbagai pengaruh negatif lingkungan
sekaligus dapat menjadi agen sosial menuju masyarakat yang lebih berperadaban Namun
fenomena dalam masyarakat memperlihatkan bahwa secara umum prestasi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dewasa ini belum memuaskan banyak pihak
terutama hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sosialSaat ini Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih terkesan berorientasi pada pengajaran yang bersifat hafalan yang diidentikkan
dengan prestasi belajarSeperti yang disampaikan Winkel (1984) ldquobahwa prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainyardquo Prestasi belajar
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif (pengetahuan) afektif
(sikap) dan Psikomotorik (keterampilan) sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga domain tersebut
Fenomena nyata yang ada di masyarakat jelas terlihat bahwa penekanan terhadap nilai-nilai
kognitif (pengertahuan) jauh lebih dominan dibandingkan nilai nilai afektif (sikap)
Jadi keberhasilan itu tidak hanya terletak pada prestasi tinggi yang dicapai oleh
peserta didik akan tetapi dalam manifestasinya juga harus terdapat perubahan dalam segi
aspek perilaku sosial Oleh karena itu dalam menerapkan kurikulum 13 terdapat kriteria penilaian kepada peserta didikyang menekankan pada aspek afektif (sikap rasa) yang
diintegrasikan pada aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek psikomotorik (keterampilan atau
perbuatan) Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam penerapan kurikulum bahwatanpa
model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan
afektif seorang anak dapat dengan mudah tumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar yang
kemudian menjadi orang dewasa yang sama sekali tidak menyenangkan serta tidakmampu
berinteraksi sosial di dalam kehidupan masyarakatHal ini seperti yang diungkapkan oleh
Baron ampByrne (2005) ldquobahwa perilaku prososial itu timbul atas respon yang kompleks yang
meliputi komponen afektif dan kognitifrdquo Jadi dapat diartikan bahwa perilaku prososial yang
dimanifestasikan oleh individu itu merupakan hasil pengalaman belajar yang diserap oleh
individu Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak terlepas dari orang lain
karena manusia tidak dapat hidup seorang diri sehingga selama kehidupannya manusia
membutuhkan orang lainSeperti yang diungkapkan oleh Fattah Hanurawan (2011) yaitu
ldquobahwa manusia disamping sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk
sosial Sebagai akibatnya manusia rela bekerjasama dengan orang lain dalam
mencapai tujuannya mau menolong orang lain bahkan terkadang berani mengambil
resiko untuk menyelamatkan orang lain dan rela mengorbankan sebagian miliknya
untuk orang lainrdquo Perilaku seperti ini merupakan perilaku sosial positif atau perilaku
prososialrdquo
Dengan demikian perilaku prososial dapat diartikan bahwa tindakan menolong yang
menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang
yang melakukan tindakan tersebut dan bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial itu dapat berupa menolong bekerjasama berempati berbagi
menghibur beramal sopansantun saling menghormati dan rendah hatiSelain perilaku sosial
positif ada juga perilaku sosial yang negatif atau disebut juga perilaku anti-sosial
Perilaku negatif ini dapat dikatakan sebagai tingkah laku menyimpang secara sosial
atau disebut sebagai diferensiasi sosial Hal ini dikarenakan adanya diferensiasi atau
perbedaan yang jelas dalam tingkah laku yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum
bertentangan dengan hukum atau melanggar peraturan Contoh dari perilaku anti-sosial
adalah tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain sikap tidak berperasaan dan lain-lain
Perilaku anti-sosial sering dilakukan oleh remaja ldquodimana pada fase ini remaja diartikan bahwa suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap selain itu
remaja juga rawan terpengaruh pada hal-hal yang bersifat negatifrdquo Oleh karana itu gejala
kenakalan atau kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi
anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasaan seksual pencarian suatu identitas
adanya misi materil yang tidak terkendali dan kurang atau tidak adanyadisiplin diri Perilaku
negatif yang saat ini sedang marak salah satunya adalah kenakalan atau kejahatan remaja atau
biasa disebut juvenile deliquency Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang
dikategorikan dalam perilaku menyimpang penyimpangan sepertinya menjadi hal yang
sedang trendi sampai-sampai remaja puteripun tak ingin ketinggalan salah satunya seperti
yang terjadi di Pati Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 2008 tersiar kabar sekelompok pelajar
puteri di kecamatan Juwana Pati yang menamakan diri Geng Nero jumrsquoat ditangkapPolisi berawal dari laporan masyarakat dan beredarnya video aksi kekerasan berupa penganiayaan
kepada remaja puteri terutama yang masih SMP
Dari sinilah perilaku prososial perlu dibina sejak dini hal ini dikarenakan perilaku
prososial merupakan salah satu aspek terbentuknya sikap dan kepribadian pada remaja
Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat remaja diharapakan memiliki budi pekerti yang
luhur serta solidaritas sosial yang tinggi Semakin tingginya tingkat kenakalan remaja di
Indonesia dan di Kota Tangerang Selatan khususnya membuat kenakalan remaja menjadi
perhatian dari banyak pihak baik dari orangtua dunia pendidikan bahkan dari pemerintah
Salah satu upaya konkrit yang saat ini sedang dilaksanakan untuk mengurangi tingginya
tingkat kenakalan remaja yaitu melalui Pendidikan KewarganegaraanDari permasalahan
yang terjadi diatas jelas bahwa banyak sekali kasus-kasus yang melibatkanremaja atau
peserta didik maka dari itulah perilaku prososial harus ditingkatkan dengan ikut sertaan pihak sekolah dan lingkungan keluargasehingga dapat memberi pendidikan moral sesuai
yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sehubungan hal tersebut
di atas permasalahan yang akan dianalisis adalahinteraksi sosial membentuk perilaku
prososial di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut
1 Pendidikan Kewarganegaraan belum mampu membentuk berperilaku prososial peserta
didik
2 Peserta didik yang tidak memiliki perilaku prososial akan lebih sulit mendapat dalam berinteraksi dengan pihak lain
3 Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang
positif
4 Tidak terdapat pengaruh antara perilaku prososial peserta didik terhadap interaksi sosial
C Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini kajian masalah dibatasi pada ldquointeraksi sosial terhadap perilaku
prososial peserta didikrdquo
Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan
antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah
atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala
bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa
memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan
diri sendiri demi kebaikan orang lain
Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
D Perumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang
Selatanrdquo
II KajianTeori
A Hakekat Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan
terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam
kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih
dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam
interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai
suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang
menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung
pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau
saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam
masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang
dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan
sistem dan bentuk hubungan sosial
Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial
adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya
satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu
sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain
Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu
lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi
mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak
sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik
tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to
face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti
melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan
komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun
tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa
pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya
mewujudkan hidup bersama
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam
pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung
menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan
dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial
Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan
setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri
terhadapinteraksi sosial yang terjadi
Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan
pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu
memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia
seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang
dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar
kita
Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi
empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut
1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa
tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan
tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)
2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat
3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh
perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau
irrasional
4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak
rasional
Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan
oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai
berikut
1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi
dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai
nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok
individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat
2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara
atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang
dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak
sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa
atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya
3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti
yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan
idola
4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang
menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang
merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami
pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang
sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang
cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang
akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi
Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat
membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan
kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu
Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka
waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan
Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu
ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi
tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang
di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling
menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti
pada bagan berikut ini
Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut
1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik
Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi
2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan
pergaulan
3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan
temannya
Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal
yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold
Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf
X pola huruf Y dan pola garis lurus
Gambar 1 Sosiometri
Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat
demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam
menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai
dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan
melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya
pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak
yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu
yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap
anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola
garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus
Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead
Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat
tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang
saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)
menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita
Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan
ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya
muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan
Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)
membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan
memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama
Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi
pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling
menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya
konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa
Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan
secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan
sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya
adalah
1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan
sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama
(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang
berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu
bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian
banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya
Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
I PENDAHULUAN
A Latar Belakang Masalah
Pendidikan dalam suatu bangsa adalah hal yang menjadi sangat penting yaitu dalam
upaya untuk menumbuh kembangkan sumber daya manusia melalui proses kegiatan
pembelajaran Dalam upaya pembentukan kepribadian peserta didik peran pendidikan
kewarganegaraan yang diberikan dan diajarkan di seluruh satuan pendidikan mulai dari
tingkat dasar sampai perguruan tinggi menjadi yang utama dan diharapkan secara visi mampu
mewujudkan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan yang berfungsi sebagai sarana
pembinaan watak bangsa ( nation and character building ) dan pemberdayaan warga negara
Begitu pula halnyasecara misi diharapkan mampu mengimplementasikan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dalam mengembangkan pendidikan demokratis yang secara
psiko-pedagogis dan sosio-andragogis berfungsi mengembangkan tiga karakteristik pokok
warganegara yang demokratis yaitu terbentunya kecerdasan warga negara (civicintelligence)
tanggung jawab warganegara (civic dispositions) dan partisipasi warganegara (civic
participation)
Pembentukan kepribadian peserta didik melalui Pendidikan Keawarganegaraan
diharapkan mampu membentengi peserta didik dari berbagai pengaruh negatif lingkungan
sekaligus dapat menjadi agen sosial menuju masyarakat yang lebih berperadaban Namun
fenomena dalam masyarakat memperlihatkan bahwa secara umum prestasi pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dewasa ini belum memuaskan banyak pihak
terutama hal-hal yang berkaitan dengan perilaku sosialSaat ini Pendidikan Kewarganegaraan dinilai masih terkesan berorientasi pada pengajaran yang bersifat hafalan yang diidentikkan
dengan prestasi belajarSeperti yang disampaikan Winkel (1984) ldquobahwa prestasi belajar
adalah suatu bukti keberhasilan belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam
melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainyardquo Prestasi belajar
dikatakan sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni kognitif (pengetahuan) afektif
(sikap) dan Psikomotorik (keterampilan) sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang
memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam ketiga domain tersebut
Fenomena nyata yang ada di masyarakat jelas terlihat bahwa penekanan terhadap nilai-nilai
kognitif (pengertahuan) jauh lebih dominan dibandingkan nilai nilai afektif (sikap)
Jadi keberhasilan itu tidak hanya terletak pada prestasi tinggi yang dicapai oleh
peserta didik akan tetapi dalam manifestasinya juga harus terdapat perubahan dalam segi
aspek perilaku sosial Oleh karena itu dalam menerapkan kurikulum 13 terdapat kriteria penilaian kepada peserta didikyang menekankan pada aspek afektif (sikap rasa) yang
diintegrasikan pada aspek kognitif (pengetahuan) dan aspek psikomotorik (keterampilan atau
perbuatan) Hal lain yang juga perlu diperhatikan dalam penerapan kurikulum bahwatanpa
model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan
afektif seorang anak dapat dengan mudah tumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar yang
kemudian menjadi orang dewasa yang sama sekali tidak menyenangkan serta tidakmampu
berinteraksi sosial di dalam kehidupan masyarakatHal ini seperti yang diungkapkan oleh
Baron ampByrne (2005) ldquobahwa perilaku prososial itu timbul atas respon yang kompleks yang
meliputi komponen afektif dan kognitifrdquo Jadi dapat diartikan bahwa perilaku prososial yang
dimanifestasikan oleh individu itu merupakan hasil pengalaman belajar yang diserap oleh
individu Manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya tidak terlepas dari orang lain
karena manusia tidak dapat hidup seorang diri sehingga selama kehidupannya manusia
membutuhkan orang lainSeperti yang diungkapkan oleh Fattah Hanurawan (2011) yaitu
ldquobahwa manusia disamping sebagai makhluk individu sekaligus sebagai makhluk
sosial Sebagai akibatnya manusia rela bekerjasama dengan orang lain dalam
mencapai tujuannya mau menolong orang lain bahkan terkadang berani mengambil
resiko untuk menyelamatkan orang lain dan rela mengorbankan sebagian miliknya
untuk orang lainrdquo Perilaku seperti ini merupakan perilaku sosial positif atau perilaku
prososialrdquo
Dengan demikian perilaku prososial dapat diartikan bahwa tindakan menolong yang
menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang
yang melakukan tindakan tersebut dan bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial itu dapat berupa menolong bekerjasama berempati berbagi
menghibur beramal sopansantun saling menghormati dan rendah hatiSelain perilaku sosial
positif ada juga perilaku sosial yang negatif atau disebut juga perilaku anti-sosial
Perilaku negatif ini dapat dikatakan sebagai tingkah laku menyimpang secara sosial
atau disebut sebagai diferensiasi sosial Hal ini dikarenakan adanya diferensiasi atau
perbedaan yang jelas dalam tingkah laku yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum
bertentangan dengan hukum atau melanggar peraturan Contoh dari perilaku anti-sosial
adalah tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain sikap tidak berperasaan dan lain-lain
Perilaku anti-sosial sering dilakukan oleh remaja ldquodimana pada fase ini remaja diartikan bahwa suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap selain itu
remaja juga rawan terpengaruh pada hal-hal yang bersifat negatifrdquo Oleh karana itu gejala
kenakalan atau kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi
anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasaan seksual pencarian suatu identitas
adanya misi materil yang tidak terkendali dan kurang atau tidak adanyadisiplin diri Perilaku
negatif yang saat ini sedang marak salah satunya adalah kenakalan atau kejahatan remaja atau
biasa disebut juvenile deliquency Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang
dikategorikan dalam perilaku menyimpang penyimpangan sepertinya menjadi hal yang
sedang trendi sampai-sampai remaja puteripun tak ingin ketinggalan salah satunya seperti
yang terjadi di Pati Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 2008 tersiar kabar sekelompok pelajar
puteri di kecamatan Juwana Pati yang menamakan diri Geng Nero jumrsquoat ditangkapPolisi berawal dari laporan masyarakat dan beredarnya video aksi kekerasan berupa penganiayaan
kepada remaja puteri terutama yang masih SMP
Dari sinilah perilaku prososial perlu dibina sejak dini hal ini dikarenakan perilaku
prososial merupakan salah satu aspek terbentuknya sikap dan kepribadian pada remaja
Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat remaja diharapakan memiliki budi pekerti yang
luhur serta solidaritas sosial yang tinggi Semakin tingginya tingkat kenakalan remaja di
Indonesia dan di Kota Tangerang Selatan khususnya membuat kenakalan remaja menjadi
perhatian dari banyak pihak baik dari orangtua dunia pendidikan bahkan dari pemerintah
Salah satu upaya konkrit yang saat ini sedang dilaksanakan untuk mengurangi tingginya
tingkat kenakalan remaja yaitu melalui Pendidikan KewarganegaraanDari permasalahan
yang terjadi diatas jelas bahwa banyak sekali kasus-kasus yang melibatkanremaja atau
peserta didik maka dari itulah perilaku prososial harus ditingkatkan dengan ikut sertaan pihak sekolah dan lingkungan keluargasehingga dapat memberi pendidikan moral sesuai
yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sehubungan hal tersebut
di atas permasalahan yang akan dianalisis adalahinteraksi sosial membentuk perilaku
prososial di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut
1 Pendidikan Kewarganegaraan belum mampu membentuk berperilaku prososial peserta
didik
2 Peserta didik yang tidak memiliki perilaku prososial akan lebih sulit mendapat dalam berinteraksi dengan pihak lain
3 Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang
positif
4 Tidak terdapat pengaruh antara perilaku prososial peserta didik terhadap interaksi sosial
C Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini kajian masalah dibatasi pada ldquointeraksi sosial terhadap perilaku
prososial peserta didikrdquo
Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan
antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah
atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala
bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa
memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan
diri sendiri demi kebaikan orang lain
Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
D Perumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang
Selatanrdquo
II KajianTeori
A Hakekat Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan
terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam
kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih
dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam
interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai
suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang
menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung
pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau
saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam
masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang
dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan
sistem dan bentuk hubungan sosial
Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial
adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya
satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu
sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain
Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu
lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi
mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak
sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik
tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to
face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti
melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan
komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun
tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa
pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya
mewujudkan hidup bersama
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam
pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung
menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan
dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial
Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan
setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri
terhadapinteraksi sosial yang terjadi
Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan
pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu
memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia
seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang
dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar
kita
Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi
empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut
1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa
tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan
tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)
2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat
3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh
perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau
irrasional
4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak
rasional
Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan
oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai
berikut
1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi
dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai
nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok
individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat
2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara
atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang
dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak
sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa
atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya
3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti
yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan
idola
4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang
menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang
merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami
pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang
sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang
cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang
akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi
Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat
membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan
kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu
Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka
waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan
Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu
ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi
tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang
di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling
menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti
pada bagan berikut ini
Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut
1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik
Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi
2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan
pergaulan
3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan
temannya
Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal
yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold
Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf
X pola huruf Y dan pola garis lurus
Gambar 1 Sosiometri
Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat
demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam
menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai
dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan
melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya
pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak
yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu
yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap
anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola
garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus
Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead
Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat
tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang
saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)
menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita
Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan
ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya
muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan
Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)
membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan
memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama
Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi
pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling
menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya
konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa
Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan
secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan
sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya
adalah
1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan
sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama
(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang
berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu
bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian
banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya
Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
Dengan demikian perilaku prososial dapat diartikan bahwa tindakan menolong yang
menguntungkan orang lain tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang
yang melakukan tindakan tersebut dan bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial itu dapat berupa menolong bekerjasama berempati berbagi
menghibur beramal sopansantun saling menghormati dan rendah hatiSelain perilaku sosial
positif ada juga perilaku sosial yang negatif atau disebut juga perilaku anti-sosial
Perilaku negatif ini dapat dikatakan sebagai tingkah laku menyimpang secara sosial
atau disebut sebagai diferensiasi sosial Hal ini dikarenakan adanya diferensiasi atau
perbedaan yang jelas dalam tingkah laku yang berbeda dengan ciri-ciri karakteristik umum
bertentangan dengan hukum atau melanggar peraturan Contoh dari perilaku anti-sosial
adalah tindakan kekerasan fisik terhadap orang lain sikap tidak berperasaan dan lain-lain
Perilaku anti-sosial sering dilakukan oleh remaja ldquodimana pada fase ini remaja diartikan bahwa suatu tahap kehidupan yang bersifat peralihan dan tidak mantap selain itu
remaja juga rawan terpengaruh pada hal-hal yang bersifat negatifrdquo Oleh karana itu gejala
kenakalan atau kejahatan yang muncul merupakan akibat dari proses perkembangan pribadi
anak yang mengandung unsur dan usaha kedewasaan seksual pencarian suatu identitas
adanya misi materil yang tidak terkendali dan kurang atau tidak adanyadisiplin diri Perilaku
negatif yang saat ini sedang marak salah satunya adalah kenakalan atau kejahatan remaja atau
biasa disebut juvenile deliquency Kenakalan remaja merupakan masalah sosial yang
dikategorikan dalam perilaku menyimpang penyimpangan sepertinya menjadi hal yang
sedang trendi sampai-sampai remaja puteripun tak ingin ketinggalan salah satunya seperti
yang terjadi di Pati Jawa Tengah pada tanggal 13 Juni 2008 tersiar kabar sekelompok pelajar
puteri di kecamatan Juwana Pati yang menamakan diri Geng Nero jumrsquoat ditangkapPolisi berawal dari laporan masyarakat dan beredarnya video aksi kekerasan berupa penganiayaan
kepada remaja puteri terutama yang masih SMP
Dari sinilah perilaku prososial perlu dibina sejak dini hal ini dikarenakan perilaku
prososial merupakan salah satu aspek terbentuknya sikap dan kepribadian pada remaja
Dalam kehidupan sosial dan bermasyarakat remaja diharapakan memiliki budi pekerti yang
luhur serta solidaritas sosial yang tinggi Semakin tingginya tingkat kenakalan remaja di
Indonesia dan di Kota Tangerang Selatan khususnya membuat kenakalan remaja menjadi
perhatian dari banyak pihak baik dari orangtua dunia pendidikan bahkan dari pemerintah
Salah satu upaya konkrit yang saat ini sedang dilaksanakan untuk mengurangi tingginya
tingkat kenakalan remaja yaitu melalui Pendidikan KewarganegaraanDari permasalahan
yang terjadi diatas jelas bahwa banyak sekali kasus-kasus yang melibatkanremaja atau
peserta didik maka dari itulah perilaku prososial harus ditingkatkan dengan ikut sertaan pihak sekolah dan lingkungan keluargasehingga dapat memberi pendidikan moral sesuai
yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Sehubungan hal tersebut
di atas permasalahan yang akan dianalisis adalahinteraksi sosial membentuk perilaku
prososial di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka identifikasi masalah sebagai berikut
1 Pendidikan Kewarganegaraan belum mampu membentuk berperilaku prososial peserta
didik
2 Peserta didik yang tidak memiliki perilaku prososial akan lebih sulit mendapat dalam berinteraksi dengan pihak lain
3 Perilaku prososial peserta didik tidak menjamin membentuk interaksi sosial yang
positif
4 Tidak terdapat pengaruh antara perilaku prososial peserta didik terhadap interaksi sosial
C Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini kajian masalah dibatasi pada ldquointeraksi sosial terhadap perilaku
prososial peserta didikrdquo
Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan
antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah
atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala
bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa
memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan
diri sendiri demi kebaikan orang lain
Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
D Perumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang
Selatanrdquo
II KajianTeori
A Hakekat Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan
terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam
kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih
dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam
interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai
suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang
menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung
pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau
saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam
masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang
dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan
sistem dan bentuk hubungan sosial
Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial
adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya
satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu
sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain
Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu
lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi
mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak
sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik
tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to
face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti
melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan
komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun
tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa
pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya
mewujudkan hidup bersama
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam
pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung
menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan
dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial
Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan
setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri
terhadapinteraksi sosial yang terjadi
Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan
pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu
memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia
seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang
dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar
kita
Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi
empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut
1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa
tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan
tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)
2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat
3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh
perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau
irrasional
4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak
rasional
Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan
oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai
berikut
1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi
dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai
nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok
individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat
2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara
atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang
dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak
sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa
atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya
3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti
yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan
idola
4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang
menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang
merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami
pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang
sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang
cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang
akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi
Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat
membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan
kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu
Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka
waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan
Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu
ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi
tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang
di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling
menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti
pada bagan berikut ini
Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut
1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik
Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi
2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan
pergaulan
3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan
temannya
Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal
yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold
Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf
X pola huruf Y dan pola garis lurus
Gambar 1 Sosiometri
Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat
demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam
menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai
dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan
melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya
pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak
yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu
yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap
anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola
garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus
Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead
Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat
tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang
saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)
menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita
Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan
ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya
muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan
Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)
membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan
memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama
Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi
pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling
menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya
konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa
Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan
secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan
sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya
adalah
1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan
sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama
(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang
berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu
bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian
banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya
Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
Adapun yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah merupakan suatu hubungan
antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi mengubah
atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Sedangkan yang dimaksud dengan perilaku prososial peserta didik adalah segala
bentuk tindakan yang dilakukan atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa
memperdulikan motif-motif si penolong atau juga suatu tindakan yang tidak mementingkan
diri sendiri demi kebaikan orang lain
Lokasi penelitian ini adalah di SMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
D Perumusan Masalah
Berdasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut diatas maka rumusan masalah sebagai berikut ldquoApakah terdapat pengaruh yang signifikan antara
interaksi sosial terhadap perilaku prososial peserta didik SMK Negeri di Kota Tangerang
Selatanrdquo
II KajianTeori
A Hakekat Interaksi Sosial
Manusia dalam hidup bermasyarakat akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain Kebutuhan itulah yang kemudian dapat menimbulkan
terjadinya suatu proses dari suatu kebutuhannya yaitu interaksi sosial Interaksi dalam
kehidupan bermasyarakat merupakan hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih
dan masing-masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif Dalam
interaksi juga lebih dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan
terjadi saling mempengaruhiHomans( dalam Ali 2004 87) mendefinisikan interaksi sebagai
suatu kejadian ketika suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang
menjadi pasangannya Sedangkan konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung
pengertian bahwa interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangannyaSedangkan proses sosial adalah suatu interaksi atau hubungan timbal balik atau
saling mempengaruhi antar manusia yang berlangsung sepanjang hidupnya di dalam
masyarakat Dengan demikian proses sosial diartikan sebagai cara-cara berhubungan yang
dapat dilihat jika individu dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu serta menentukan
sistem dan bentuk hubungan sosial
Dari paparan di atas maka yang dimaksud dengan interaksi sosial adalah hubungan-
hubungan sosial yang menyangkut hubungan antarindividu individu (seseorang) dengan
kelompok dan kelompok dengan kelompokSedangkan menurut Shaw interaksi sosial
adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing-masing orang menunjukkan perilakunya
satu sama lain dalam kehadiran mereka dan masing-masing perilaku mempengaruhi satu
sama lain Hal senada juga dikemukan oleh Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosial sebagai peristiwa saling mempengaruhi satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir
bersama mereka menciptakan suatu hasil satu sama lain atau berkomunikasi satu sama lain
Jadi dalam kasus interaksi tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu
lain Serta pengertian Interaksi sosial menurut Bonner( dalam Ali 2004) merupakan suatu
hubungan antara dua orang atau lebih individu dimana kelakuan individu mempengaruhi
mengubah atau mempengaruhi individu lain atau sebaliknya
Jadi jelas bahwa tanpa adanya interaksi sosial maka tidak akan mungkin ada
kehidupan bersama Karena kehidupan bersama hanya dapat dibangun apabila ada kontrak
sosial dan komunikasi sosial Kontak sosial disini tidak hanya dengan bersentuhan fisik
tetapi aksi dan reaksi yang meliputi kontak primer melalui berhadapan langsung (face to
face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti
melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan
komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun
tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa
pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya
mewujudkan hidup bersama
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam
pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung
menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan
dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial
Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan
setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri
terhadapinteraksi sosial yang terjadi
Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan
pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu
memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia
seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang
dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar
kita
Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi
empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut
1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa
tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan
tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)
2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat
3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh
perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau
irrasional
4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak
rasional
Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan
oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai
berikut
1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi
dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai
nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok
individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat
2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara
atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang
dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak
sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa
atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya
3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti
yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan
idola
4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang
menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang
merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami
pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang
sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang
cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang
akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi
Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat
membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan
kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu
Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka
waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan
Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu
ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi
tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang
di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling
menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti
pada bagan berikut ini
Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut
1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik
Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi
2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan
pergaulan
3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan
temannya
Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal
yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold
Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf
X pola huruf Y dan pola garis lurus
Gambar 1 Sosiometri
Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat
demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam
menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai
dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan
melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya
pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak
yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu
yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap
anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola
garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus
Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead
Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat
tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang
saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)
menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita
Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan
ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya
muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan
Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)
membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan
memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama
Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi
pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling
menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya
konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa
Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan
secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan
sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya
adalah
1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan
sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama
(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang
berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu
bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian
banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya
Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
face) dan kontak sekunder yaitu kontak sosial yang dilakukan melalui perantara seperti
melalui telepon orang lain dan surat menyurat atau menggunakan media sosial Sedangkan
komunikasi sosial dapat diartikan jika seseorang dapat memberi arti pada perilaku orang lain
atau perasaan-perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut baik langsung maupun
tidak langsung yaitu melalui media komunikasi Dari penjelasan di atas menunjukan bahwa
pada diri seseorang harus melakukan kontak sosial dan komunikasi sosial dalam upaya
mewujudkan hidup bersama
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki keinginan untuk bergaul dimana dalam
pergaulannya terdapat suatu hubungan yang saling mempengaruhi sehingga cenderung
menimbulkan sikap saling membutuhkan Terdapat beberapa perilaku yang berhubungan
dengan interaksi sosial sebagai jalan untuk mencapai tujuan manusia sebagai makhluk sosial
Salah satu perilaku yang dimunculkan adalah tindakan sosial yang berasal dari tindakan
setiap individu Tindakan sosial ini mampu memberikan warnaatau corak tersendiri
terhadapinteraksi sosial yang terjadi
Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang memiliki arti bagi dirinya yang diarahkan
pada tindakan orang lain Tindakan sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu
memiliki keunikan atau ciri tersendiri Tetapi sebagai makhluk sosial tindakan manusia
seunik apapun tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya Tindakan apapun yang
dilakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi oleh orang-orang yang berada di sekitar
kita
Mengacu pada panduan Max Weber (1864ndash1920) tindakan sosial dibedakan menjadi
empat tipe tindakan yaitu sebagai berikut
1) Rasionalitas Instrumental yaitu tindakan sosial murni yang menunjukkan bahwa
tindakan dilakukan dengan memperhitungkan kesesuaian antara cara yang digunakan dan
tujuan yang akan dicapai (bersifat rasional)
2) Rasionalitas Berorientasi Nilai yaitu tindakan yang dilakukan dengan memperhitungkan
manfaatnya tetapi tujuan yang dicapai tidak terlalu dipertimbangkan yang penting tindakan tersebut baik dan benar menurut penilaian masyarakat
3) Tindakan Afektif yaitu tindakan ini dilakukan dengan dibuat-buat dan didasari oleh
perasaan atau emosi dan kepura-puraan seseorang Tindakan ini tidak dapat dipahami atau
irrasional
4) Tindakan Tradisional yaitu tindakan ini didasarkan atas kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan orang-orang terdahulu tanpa per hitungan secara matang dan sama sekali tidak
rasional
Disamping sebuah tindakan proses interaksi sosial dapat dipengaruhi atau digerakkan
oleh faktor-faktor dari luar individu Adapun factor- faktor tersebut antara lain sebagai
berikut
1) Imitasi berarti meniru perilaku dan tindakan orang lain Sebagai suatu proses imitasi
dapat berarti positif apabila yang ditiru tersebut adalah perilaku individu yang baik sesuai
nilai dan norma masyarakat Akan tetapi imitasi bisa juga berarti negatif apabila sosok
individu yang ditiru adalah perilaku yang tidak baik atau menyimpang dari nilai dan norma
yang berlaku di masyarakat
2) Sugestimerupakan suatu proses yang menjadikan seorang individu menerima suatu cara
atau tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu Akibatnya pihak yang
dipengaruhi akan tergerak mengikuti pandangan itu dan menerimanya secara sadar atau tidak
sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa
atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya
3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti
yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan
idola
4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang
menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang
merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami
pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang
sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang
cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang
akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi
Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat
membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan
kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu
Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka
waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan
Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu
ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi
tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang
di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling
menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti
pada bagan berikut ini
Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut
1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik
Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi
2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan
pergaulan
3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan
temannya
Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal
yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold
Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf
X pola huruf Y dan pola garis lurus
Gambar 1 Sosiometri
Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat
demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam
menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai
dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan
melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya
pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak
yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu
yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap
anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola
garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus
Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead
Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat
tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang
saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)
menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita
Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan
ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya
muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan
Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)
membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan
memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama
Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi
pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling
menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya
konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa
Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan
secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan
sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya
adalah
1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan
sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama
(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang
berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu
bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian
banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya
Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
sadar tanpa berpikir panjang Sugesti biasanya dilakukan oleh orang-orang yang berwibawa
atau memiliki pengaruh besar di lingkungan sosialnya
3) Identifikasi adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan
orang lain Identifikasi merupakan bentuk lebih lanjut dari proses imitasi dan proses sugesti
yang pengaruhnya cukup kuat Orang lain yang menjadi sasaran identifikasi dinamakan
idola
4) Simpati merupakan faktor yang sangat penting dalam proses interaksi sosial yang
menentukan proses selanjutnya Simpati merupakan proses yang menjadikan seseorang
merasa tertarik kepada orang lain Rasa tertarik ini didasari oleh keinginan untuk memahami
pihak lain dan memahami perasaannya ataupun bekerja sama dengannya
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa terdapat beberapa syarat bagi seseorang
sebelum melakukan proses interaksi sosial yaitu pertama adanya minat dan perhatian yang
cukup besar terhadap hal yang akan ditiru kedua adanya sikap mengagumi ketiga hal yang
akan ditiru cenderung mempunyai penghargaan sosial yang tinggi
Dari empat faktor yang menjadi dasar terjadinya proses interaksi sosial tersebut dapat
membentuk jalinan interaksi yang terjadi antara individu dan individu individu dan
kelompok dan kelompok dan kelompok bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu
Apabila interaksi sosial tersebut diulang menurut pola yang sama dan bertahan untuk jangka
waktu yang lama akan terwujud hubungan sosial yang relatif mapan
Penejelasan diatas dapat dipertegasbahwa pola interaksi individu dengan individu
ditekankan pada aspek-aspek individual yang setiap perilaku didasarkan pada keinginan dan tujuan pribadi dipengaruhi oleh sosio-psikis pribadi dan akibat dari hubungan menjadi
tanggung jawabnya Contohnya seseorang sedang tawar menawar barang dengan pedagang
di kaki lima dua insan sedang berkasih-kasihan orang-orang bertemu di jalan dan saling
menyapa Untuk mengukur keakraban seseorang umumnya digunakan sosiometri seperti
pada bagan berikut ini
Darisosiometri tersebut dapat diketahui beberapa hal berikut
1) Makin sering seseorang bergaul dengan orang lain hubungannya akan semakin baik
Sebaliknya makin sedikit atau jarang bergaul ia akan terasing atau terisolasi
2) Keintiman seseorang sangat bergantung pada frekuensi dan intensitas nya melakukan
pergaulan
3) Dalam pergaulan seseorang akan memilih atau menolak siapa yang akan dijadikan
temannya
Sedangkan pola interaksi individu dengan kelompok memiliki beberapa bentuk ideal
yang merupakan deskripsi atau gambaran dari pola interaksi yang ada di masyarakat Harold
Leavitt menggambarkan terdapat empat pola interaksi ideal yaitu pola lingkaran pola huruf
X pola huruf Y dan pola garis lurus
Gambar 1 Sosiometri
Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat
demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam
menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai
dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan
melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya
pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak
yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu
yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap
anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola
garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus
Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead
Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat
tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang
saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)
menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita
Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan
ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya
muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan
Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)
membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan
memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama
Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi
pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling
menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya
konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa
Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan
secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan
sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya
adalah
1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan
sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama
(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang
berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu
bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian
banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya
Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
Pola lingkaran merupakan pola interaksi yang menunjukkan adanya kebebasan dari
setiap anggota untuk berhubungan dengan pihak manapun dalam kelompoknya (bersifat
demokratis) baik secara vertikal maupun horizontal Akan tetapi pola ini sulit dalam
menentukan keputusan karena harus ditetapkan bersama Pola huruf X dan Y ditandai
dengan terbatasnya hubungan antar anggota kelompok sebab hubungan harus dilakukan
melalui birokrasi yang kaku tetapi mekanisme kelompok mudah terkendali karena adanya
pemimpin yang dapat menguasai dan mengatur anggotanya walaupun dipaksakan
Pola garis lurus hampir sama dengan pola huruf X dan Y yang di dalamnya hubungan
antaranggota tidak dilakukan secara langsung atau melalui titik sentral Akan tetapi pihak
yang akan menjadi mediator dalam hubungan tersebut bergantung pada individu-individu
yang akan berhubungan seperti pada pola lingkaran Terbatasnya hubungan antar anggota pada pola ini bukan karena otoritas pemimpin melainkan keterbatasan wawasan setiap
anggota dalam berhubungan karena adat istiadat dalam masya rakat Oleh karena itu pola
garis lurus biasanya menyangkut aspek-aspek kehidupan yang khusus
Di antara berbagai pendekatan yang digunakan untuk mempelajari interaksi sosial dijumpai pendekatan yang dikenal dengan nama interaksionisme simbolik Pendekatan ini
bersumber pada pemikiran George Herbert Mead
Menurut Mead interaksi sosial merupakan suatu proses sosial dalam hal ini terdapat
tahapan yang bisa mendekatkan dan tahapan yang bisa merenggangkan orang-orang yang
saling berinteraksi Tahap yang mendekatkan diawali dari tahap memulai (initiating)
menjajaki (experimenting) meningkatkan (intensifying) menyatupadukan (integrating) dan
mempertalikan (bonding) Contohnya pada saat Anda memulai masuk sekolah kemudian menjajaki hubungan dengan orang lain melalui tegur sapa saling berkenalan dan bercerita
Hasil penjajakan ini dapat menjadi dasar untuk memutuskan apakah hubungan Anda akan
ditingkatkan atau tidak dilanjutkan Jika hubungan sudah semakin meningkat biasanya
muncul perasaan yang sama atau menyatu untuk kemudian menjalin tali persahabatan
Pada tahap yang meregangkan dimulai tahap membeda-bedakan (differentiating)
membatasi (circumscribing) menahan (stagnating) menghindari (avoiding) dan
memutuskan (terminating) Contohnya di antara dua orang yang dahulunya selalu bersama
Kemudian mulai melakukan kegiatan sendiri-sendiri Oleh karena sering tidak bersama lagi
pembicaraan di antara mereka pun mulai dibatasi Dalam hal ini antarindividu mulai saling
menahan sehingga tidak terjadi lagi komunikasi Hubungan lebih mengarah pada terjadinya
konflik sehingga walaupun ada komunikasi hanya dilakukan secara terpaksa
Sehubungan untuk tidak terjadinya konflik atau komunikasi yang hanya dilakukan
secara terpaksa maka perlu diupayakan interaksi sosial yang mengacukepada keteraturan
sosial Ada beberpa keteraturan yang harus dibangun dalam interaksi sosialdiantaranya
adalah
1 Asosiatif merupakan bentuk interaksi yang akan mendorong terciptanya keteraturan
sosial Adapun bentuk proses asosiatif yang harus dibangun adalah kerjasama
(coorperation) yaitu jaringan interaksiantara orang perorangan atau kelompok yang
berusaha bersamauntuk mencapai tujuan bersama Kerja sama merupakansalah satu
bentuk interaksi sosial yang universal pada masyarakat manapun Walaupun demikian
banyak ahli yang berpendapat bahwa masyarakat yang terlalu mementingkan kerja sama
cenderung kurang inisiatif dan tidak mandiriMasyarakat seperti itu terlalu mengandalkan bantuan dan didahului oleh rekannya
Gambar 2 Bentuk- bentuk Pola Interaksi
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
2Akomodasi(accomodation) yaitu menggambarkan suatu keadaan dan proses Adanya
keseimbangan interaksi sosial yang berkaitan dengan norma dan nilai sosial yang
berlaku Akomodasi sebagai suatu proses menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk
meredakan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak
kehilangan kepribadiannya
3 Asimilasi merupakan proses sosial pada tahap lanjut atau tahap penyempurnaan Artinya
asimilasi terjadi setelah melalui tahap kerjasama dan akomodasi Asimilasi dapat
terbentuk apabila terdapat tiga persyaratan berikut
1 Terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda 2 Terjadi pergaulan antar individu atau kelompok secara intensif dalam waktu yang
relatif lama
3 Kebudayaan setiap kelompok tersebut saling berubah dan menyesuaikan diri
Proses asimilasi dapat diilustrasikan seperti pada bagan berikut
Gambar 3 Proses Asimilasi
Selain persyaratan tersebut proses asimilasi akan berjalan lancar apabila ditunjang oleh
faktor-faktor berikut
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi 3) Sikap menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5) Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan universal
6) Perkawinan campuran antarkelompok yang berbeda budaya
7) Adanya musuh bersama dari luar
Sebaliknya ada pula faktor-faktor yang menjadi penghambat terjadinya asimilasi
sebagai berikut
1) Terisolasinya kehidupan suatu kelompok tertentu dalam masyarakat atau sikap menutup diri (isolasi) Contohnya kehidupan suku pedalaman Baduy
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi Contohnya dengan
menggunakan komputer dapat memudahkan pekerjaan daripada dengan
menggunakan mesin ketik Akan tetapi karena tidak bisa menggunakannya
pekerjaan akan menjadi lebih lama daripada mesin ketik
3) Adanya prasangka negatif atau adanya perasaan takut terhadap pengaruh
kebudayaan baru yang dihadapi Contohnya kerja keras dapat menjadikan sikap
orang menjadi serakah Padahal kerja keras sangat diperlukan dalam mayarakat
modern
4) Adanya perasaan bahwa kebudayaan kelompok tertentu lebih tinggi daripada
kebudayaan kelompoknya sehingga kelompok tersebut memisahkan diri dan menjadikan jarak yang semakin jauh
5) Adanya perbedaan ciri-ciri fisik seperti tinggi badan warna kulit atau rambut
Contohnya etnosentrime rasialisme dan apartheid
6) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
4 Akulturasi(acculturation) adalah berpadunya unsur-unsur kebudayaan yang berbeda dan
membentuk suatu kebudayaan baru tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaannya
yang asli Lamanya proses akulturasi sangat bergantung pada persepsi masyarakat
setempat terhadap budaya asing yang masuk Akulturasi bisa terjadi dalam waktu yang
relatif lama apabila masuknya melalui proses pemaksaaan Sebaliknya apabila masuknya
melalui proses damai akulturasi tersebut akan relatif lebih cepat Contohnya Candi
Borobudur merupakan perpaduan kebudayaan India dengan kebudayaan Indonesia musik
Melayu bertemu dengan musik Spanyol menghasilkan musik keroncong
Apabila diilustrasikan proses akulturasi adalah seperti pada bagan sebagai berikut
Gambar 4 Proses Akulturasi
B Hakekat Perilaku Prososial
Perilaku prososial terkadang digunakan secara bergantian dengan istilah altruistic
tetapi makna dari altruistic yang sebenarnya adalah tingkah laku yang merefleksikan
pertimbangan untuk tidak mementingkan diri sendiri demi kebaikan orang lain Baron amp
Byrne (2005) ldquoPerilaku prososial itu merupakan segala bentuk tindakan yang dilakukan
atau direncanakan untuk menolong orang lain tanpa memperdulikan motif-motif si
penolongrdquo Perilaku prososial juga dapat menimbulkan suatu derajat resiko tertentu bagi
penolong atau dapat diartikan suatu tindakan menolong yang menguntungkan orang lain
tanpa harus menyediakan suatu keuntungan langsung pada orang yang melakukan
tindakan tersebut dan mungkin bahkan melibatkan suatu resiko bagi orang yang
menolong Perilaku prososial juga harus bermanfaat bagi orang lain atau memiliki
konsekuensi sosial positif yang berguna bagi kesejahteraan fisik dan psikologis orang
lain
Jadi jelas bahwa perilaku prososial yaitu tingkah laku yang sifatnya positif atau
menguntungkan dan tingkah laku tersebutditunjukan untuk kepentingan orang lain Tetapi
sejauh mana tingkah laku dikatakan sebagai tingkah laku yang menguntungkan orang
lain dapat menjadi kabur pengertiannya karena adanya pengertian yang berbeda-beda Sebagai contoh tingkah laku memukul yang dilakukan A terhadap B untuk membantu
temannya C berkelahi Jika dilihat dari sudut pandang C maka tingkah laku yang
dilakukan oleh A merupakan tingkah laku prososial karena menguntungkan untuk C
Namun jika dilihat dari sudut pandang B maka tingkah laku tersebut bukan merukan
tingkah laku prososial karena merugikan dan tidak mensejahterakan dan perlunya
kesesuaian tingkah laku yang ditampilkan dengan norma-norma yang berlaku
dimasyarakat Dengan demikian pengertian perilaku prososial dalam penelitian ini adalah
tingkah laku yang sifatnya mensejahterakan atau menguntungkan orang lain dan tingkah
laku tersebut tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku dimasyarakat
Perwujudan dari perilaku prososial dapat bermacam-macam diantaranya berupa
perilaku membantu beramal bekerja sama bersahabat menyelamatkan berkorban
berbagi rasa dan bersimpati Perilaku prososial terdiri dari berbagai bentuk mulai dari bentuk yang semata-mata berkisar pada tindakan altruisme yang tidak mementingkan diri
sendiri dan tanpa pamrih sampai tindakan menolong yang sepenuhnya dimotivasi oleh
kepentingan diri sendiri
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk perilaku prososial secara
garis besar dapat dilihat dari tingkat pengorbanan seseorang motivasi dan tingkat
keuntungan yang diterima seseorang dan bentuk pertolongan yang diterima orang lain
Karena pada dasarnya sulit untuk menentukan tingkat keuntungan yang diterima
seseorang pada waktu memberikan pertolongan pada orang lain dan menentukan tingkat
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
pengorbanan seseorang maka dalam penelitian ini bentuk perilaku prososial dibagi
berdasarkan bentuk pertolongan yang diterima orang lain yaituMenolong Amal
Sumbangan Kerjasama Persahabatan Membantu Menyelamatkan Mengorbankan
Berbagi Simpati dan Kesopanan
Perilaku prososial kebanyakan dilakukan pada teman dan kerabat dekathanya
sebagian kecil yang dilakukan perilaku prososial pada orang tak dikenal Tentu perilaku
prososial yang diberikan pada orang yang tidak dikenal biasanya bersifat spontan seperti
memberi petunjuk arah jalan dan menawarkan tempat duduk pada orang lain di bus
Salah satu proses belajar yang efektif untuk menumbuhkan perilaku prososial
dapat ditiru seorang anak dari pelajaran yang didapatnya pada mata pelajaran moral yang
diberikan di sekolah Masa sekolah adalah masa yang penting dimana anak dapat
mengembangkan atau gagalmengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa model dan pengalaman yang tepat yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari
bangku sekolah seorang anak dapat dengan mudah bertumbuh menjadi orang dewasa
yangberperilaku tidak baik dalam kehidupan sehari-hari
Melihat pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pentingnya pendidikan moral
itu dimulai sejak sekolah terutama di SMK dan di kelas IX karena periode ini merupakan
kondisi seorang anak mulai banyak perubahan dari segi fisik maupun psikis perubahan
inilah yang membuat anak mulai mencari pencarian jati diri (masa transisi atau puberitas)
pada tahap ini psikis peserta didik dapat dikatakan labil oleh sebab itu diperlukan suatu
pedoman bagi peserta didik dalam bentuk perilaku menetap dan bersikap pasitif atau
perilaku prososial
Perilaku prososial ini dapat dibentuk dari pelajaran moral yang diajarkan di sekolah sebab bila anak tidak diberikan pemahaman secara kognitif dan afektif tentang
perilaku yang baik dan tidak baik terutama untuk peserta didik dalam masa puberitas ini
dikuatirkan pengaruh lingkungan yang buruk dapat mempengaruhi seorang anak melalui
menirunya
C Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan
Bila dilihat sejarahnya sejak tahun 1947 sd 1998 dalam kurikulum pendidikan
nasional pendidikan moral yang tertanam dalam Pendidikan Kewarganegaraan sudah
berkali kali mengalami metamorfosa dari mulai pendidikan moral itu disebut sebagai
pelajaran budi pekerti lalu berubah menjadi PMP PPKn dan PKn Karena selama fase
perkembangannya pendidikan moral dan keagamaan menjadi suatu tuntutan yang wajib dalam dunia pendidikan mengikuti perubahan jaman dan keutuhan yang diperlukan
dalam membangun mental generasi muda
Para ahli memberikan definisi Civic dalam rumusan yang berbeda-beda tetapi
pada dasarnya memiliki makna yang sama yaitu bahwa Civic merupakan unsur atau
cabang keilmuan dari ilmu politik yang secara khusus terutama membahas hak-hak dan
kewajiban warga negara
Rumusan tujuan untuk masing-masing satuan pendidikan mengacu pada fungsi
dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional beserta peraturan-peraturan pemerintah yang
menyertainya Dalam merumuskan tujuan dan materi pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan SMP dan SMA disamping harus memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik juga harus melihat kesinambungan kedalaman dan sekuen
antar kelas dan atau antar jenjang pendidikan untuk menghindari terjadinya pengulangan
yang mungkin saja akan mengakibatkan kebosanan peserta didik
Membahas tujuan Pendidikan Kewarganegaraan tidak terlepas darifungsi mata
pelajaran Pendidikan Kewaraganegaraan karena keduanya saling berkaitan dimana tujuan
merupakan dunia cita yakni suasana ideal yang harus dijelmakan sedangkan fungsi
adalah pelaksanaan-pelaksanaan dari tujuan yang hendak dicapaiOleh karena itu fungsi
menunjukan keadaan gerak aktivitas dan termasuk dalam suasana kenyataan dan bersifat
riil dan konkret
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
Demikian pula membicarakan fungsi Pendidikan Kewarganegaraan memiliki
keterkaitan dengan visi dan misi mata pelajaran Pendidikan KewarganegaraanMata
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan memiliki visi yaitu ldquoterwujudnya suatu mata
pelajaran yang berfungsi sebagai sarana pembianaan watak bangsa (nation and character
building) dan pemberdayaan warga negararsquorsquoUpaya pembinaan watak atau karakter
bangsa merupakan ciri khas dan sekaligus amanah yang diemban oleh mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan atau Civics Education pada umumnyaSedangkan misi
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yaitu ldquomembentuk warga negara yang baik
yakni warga negara yang sanggup melaksanakan hak dan kewajibannya dalam kehidupan
bernegara dilandasi oleh kesadaran politik kesadaran hukun dan kesadaran
moralrsquorsquoUntuk mewujudkan misi diatas jelas bahwa peserta didik harus memiliki
kemampuan kewarganegaraan yang multidimensional agar dapat menjalankan hak dan kewajibannya dalam berbagai aspek kehidupan
Hal ini tidak terlepas dari adanya karakteristik Pendidikan Kewarganegaraan
dengan paradigma baru yaitu bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan suatu
bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah yang diterima sebagai wahana
utama serta esensi pendidikan demokrasi di Indonesia yang dilaksanakan melalui
1 Civic Intellegence yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam dimensi
spiritual rasional emosional maupun sosial
1 Civic Responsibilityyaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggungjawab
2 Civic Partisipation yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya baik secara individual sosial maupun sebagai pemimpin hari depan
Adapun kompetensi penguasaan bahan ajar dalam Pendidikan Kewarganegaraan
mencakup 3 aspek yang ketiganya sangatlah penting oleh setiap peserta didik selaku
bagian dari warga negara yaitu
a) Memahami pengetahuan kewarganegaraan (Civic Knowledge)
b) Memahami keterampilan kewarganegaraan (Civic Skills) dan
c) Memahami etika kewarganegaraan (Civic Ethic)
Pendidikan kewarganegaran memiliki peran bagaimana membentuk suatu
masyarakat yang majemuk dapat menjalankan kelangsungan hidup serta kehidupan yang
lebih baik bagi warga negaranya khususnya kehidupan bagi generasi penerusnya secara
berguna ( berkaitan dengan kemampuan afektif ) dan bermakna ( berkaitan dengan
kemampuan kognitif ) Dengan melalui Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan akan mampu mengantisipasi hari depan yang senantiasa berubah dan memiliki pola pikir pola
sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta terhadap kemajemukan berdasarkan
Pancasila yang mampu membentuk tenjadinya interaksi sosial yang bermuara ke arah
prilaku prososial
Dengan demikian sangatlah signifikan bagaimana membangun kesetaraan untuk
terjadinya interaksi sosial melalui pendidikan kewarganegaraan untuk kembali pada
konsep ke-Indonesiaan yang majemuk Pertama soal kesadaran dalam menerima
kemajemukan suku etnis ras dan agama sebagai bagian terbesar dari kekayaan bangsa
Kendati berbeda-beda namun dapat tumbuh secara bersama-sama dalam ke-Indonesiaan
bukan mencabiknya Dengan demikian bukan saja kerukunan melainkan yang lebih
penting adalah saling membantu dalam kesetaraan untuk membentuk ke-Indonesian yang dicita-citakanKedua saatnya memperbaiki perikehidupan berbangsa yang
memungkinkan keterlibatan warga masyarakat yang plural seluas- luasnya agar dapat
saling mengenal dan saling menyadari betapa pentingnya makna bekerja sama untuk
saling asah asihdan asuh dalam mewujudkan interaksi sosial dan perilaku sosial guna
mengarungi ke-Indonesian yang manusiawi Dengan demikian banyak manfaat yang
dapat diambil dari interaksi sosial dan perilaku prososial guna menjalini perikehidupan
berbangsa yang beranekaragam iniKetiga mengembangkan perikehidupan berbangsa
secara terbuka dan bertanggung jawab Untuk menjalani perikehidupan berbangsa yang
lebih baik hanya mungkin mencapai kemajuan apabila terbuka lebih luas terhadap
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
kebebasan berserikat dan berkumpul menghormati bukan mencurigai dengan
mengarahkan kepada setiap anak bangsa untuk mampu menggunakan kebebasan ini
dengan penuh tanggung jawab Dengan demikian anak bangsa akan terlatih dalam
mengembangkan kesadaran berbangsa dan saling membantu dalam keberagaman masalah
yang terjadi di masyarakat yang majemuk ini
III Kerangka Berpikir
Masalah perilaku norma dan aturan sangat berkaitan erat dengan remaja Dalam
ketiga hal tersebut remaja menjadi sorotan dimasyarakat mulai dari perilaku penyimpangan
sampai pada pelanggaran terhadap norma dan aturan yang berlaku baikdalam lingkungan
keluarga sekolah maupunmasyarakat Seperti halnya yang belakangan ini sering terjadi yaitu perkelahian antar remaja itu sendiri Peristiwa tersebut menandakan terjadinya degradasi rasa
kemanusiaan dan budi pekertiSelain itu egoisme yang terjadi pada remaja membuat semakin
menurunnya rasa kepedulian remaja terhadap sesama dan lingkungan sekitarnya yang dapat
menimbulkan lemahnya dan tidak terjadinya interaksi sosialKedua hal tersebut
mencerminkan perilaku remaja kearah perilaku sosial dan terabaikannyaperilaku
prososialOleh sebab itu diperlukan perhatian yang khusus serta penanganan yang serius
terhadap masalah tersebut
Untuk mengatasai semua itu maka diperlukannya pendidikan yang berasal dari
lingkungan dan dimulai sejak dini Dalam hal ini selain lingkungan keluarga sebagai
pendidikan primer sekolah yang merupakan pendidikan sekunder juga memiliki pengaruh
yang besar bagi penbentukan karakter moral dan perilaku Bagi anak yang sudah bersekolah lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain
lingkungan rumah adalah sekolahnya Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMK
umumnya menghabiskan waktu sekitar 7 jam sehari di sekolahnya Ini berarti bahwa
sepertiga dari waktunya setiap hari dihabiskan disekolahTidak mengherankan kalau
pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besarSebagai lembaga
pendidikan sebagaimana halnya dengan keluarga sekolah juga mengajarkan nilai nilai dan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat Oleh karena itu sekolah sebagai lembaga
pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia sehat berilmu cakap kreatif mandiri serta
bertanggungjawab Seperti yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No 20
tahun2003
Masa remaja adalah masa yang penting dimana anak dapat mengembangkan atau gagal mengembangkan suatu perilaku prososial Tanpa mengubah model dan pengalaman
yang didapat dari proses belajar secara kognitif dan afektif dari bangku sekolah seorang anak
dapat dengan mudah bertumbuh menjadi remaja yang egois dan kasar dan kemungkinan
menjadi orang dewasa yang tidak menyenangkan dalam berperilaku
Untuk memenuhi tujuan diatas serta upaya untuk mengembangkan perilaku prososial
yang mencerminkan budaya bangsaSerta menjadi warga negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajiban sebagai makhluk sosial Maka pemerintah menyusun
suatu kurikulum yang memfokuskan pada nilai-nilai moral yang mecakup tatacara beragama
bermasyarakat tata cara bergaul serta mengetahui aspek sosial yang berhubungan dengan rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan solidaritasDemi memenuhi aspek-aspek diatas maka
diberikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang diharapkan dapat memberikan transformasi keilmuan yang nantinya mampu mewujudkan terjadinya interaksi sosial dan
dapat mengimplementasikan berperilaku sosial positif dalam kehidupan bermasyarakat
Dari paparan di atas dapat memberikan kekuatan yang positif bahwa pendidikan
kewarganegaraan mampu membentuk karakter yang lebih terukur di mana terlihat dari sudut
pandang keberagaman akan muncul sikap toleran kerjasama tepo seliro dan saling
memahami dalam tranformasi bentuk perilaku prososial yang terimplementasikan ke dalam
sikap interaksi sosial Dengan demikan interaksi sosial yang dibangun dalam pendidikan
kewarganegaraan mampu memberikan warna yang positif dalam perilaku prososial peserta didik
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
IV Hipotesis Penelitian
Berdasarkan deskripsi toeritik dan kerangka berpikir maka hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikutldquoDiduga terdapat pengaruhyang signifikan antara interaksi sosial
dalam Pendidikan Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial peserta didik di SMK Negeri
di Kota Tangerang Selatanrdquo
Desain dalam penelitian model ini dapat digambarkan sebagai berikut
X = Interaksi sosial dalam pendidikan kewarganegaraan sebagai variabel bebas
Y =Perilaku prososial peserta didik sebagai sebagai variabel terikat
V METODOLOGI PENELITIAN
A Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya menganalisis apakah ldquoterdapat pengaruhantara
interaksi sosialpeserta didikpada pembelajaran pendidikan kewarganegaraan terhadap
perilaku prososialrdquo
B Tempat dan Waktu Penelitian
1 Tempat Penelitian
Tempat penelitian adalah diSMK Negeri di Kota Tangerang Selatan
2 Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2014 sampai dengan bulan September 2014 dengan
harapan waktu lima bulan dapat maksimal dilakukan penelitian dengan hasil uji hipotesis
yang memadai
C Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dimana analisisnya korelasi yakni melihat hubungan antara variabel-variabel yang diteliti Korelasi
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara suatu variabel dengan variabel yang lain dan
bertujuan pula melihat hubungan antara dua gejala atau lebih Metode ini diharapkan dapat
menemukan hubungan antara interaksi sosialpeserta didik pada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan terhadap perilaku prososial di SMK Negeri Kota Tangerang Selatan
Setelah diketahui ada hubungan antara setiap variabelnya kemudian dianalisis untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh interaksi sosial tersebut terhadap perilaku sosial peserta
didik
D Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1 Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh peserta didik kelas XI di seluruhSMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Data jumlah peserta didik dapat dilihat di tabel 31
berikut ini
Tabel 31
Populasi Terjangkau
NO SMK Peserta Didik
X Y
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
Negeri Laki Perempuan Jumlah 1 1 220 121 341
2 2 277 239 516
3 3 66 31 97
4 4 34 90 124
5 5 43 38 81
Jumlah 640 519 1159
Sumber Data LPPD 2014 Dinas Pendidikan Kota Tangerang Selatan
2 Teknik Pengambilan Sampel
Penetapan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis metode
random samplingKarena setiap anggota populasi yang ada didalam sampling frame
bersangkutan mempunyai hak yang sama besar untuk dipilih menjadi anggota sampel
Dalam penelitian ini dipilih kelas XI karena peserta didik kelas tersebut sudah mengerti
dan memahami budaya sekolah sudah memiliki banyak teman dansudah memiliki nilai
prestasi belajar kemudian tidak dalam persiapan Ujian NasionalMenentukan besarnya
sampel menggunakan rumus Solvin
Adapun rumusnya sebagai berikut n=
Dimana
1 = Konstanta
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e =Error (10 yang dapat ditoleransi terhadap ketidak tepatan penggunaan sampel
sebagai pengganti populasi)
n =
=
=
=
= 92
Dengan demikian jumlah sampel yang diambil dari papulasi target berdasarkan rumus
Solvin sebanyak 92 responden yang diambil secara random sederhana
E Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan dataMetode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner atau
angketDengan metode angket ini dipersiapkan sejumlah pernyataan tertentu kemudian
disebarkan kepada responden untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan secara
langsungAngket diberikan kepada peserta didik kemudian diisi serta dijadikan sampel dalam
penelitian untuk mengetahui pengaruh antara interaksi sosialpada pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan peserta didik terhadap perilaku prososialAngket yang digunakan adalah
angket tertutup yang berisi pertanyaan atau pernyataan yang disertai jawaban terikat pada
sejumlah kemungkinan jawaban yang sudah disediakan
F Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
Penelitian ini menggunakan angket tertutup dalam bentuk Skala Likert karena
penelitian ini akan mengukur tentang perilaku atau sikap Angket ini berupa pertanyaan atau
pernyataanyang jawabannya berbentuk skala deskriptifAngket tertutup untuk mengungkap
data tentang variabel terikat yaitu interaksi sosial dan perilaku prososialInstrumen tersebut
sebelumnya diuji cobakan terlebih dahulu untuk mengetahui tingkat validitas dan
reliabilitasnya Untuk item pernyataan yang dinyatakan tidakvalid atau reliabel maka item
pernyataan tersebut tidak dipakai sebagai item instrumenSedang item-item pernyataaan yang
sudah dinyatakan valid dan reliabel maka item-item pernyataan tersebut dijadikan alat untuk
mendapatkan data dan kemudian setelah itu intsrumen tersebut digunakan atau disebarkan
kepada sampel sesungguhnya
Pada bagian ini pernyataan-pernyataan yang disusun berdasarkan indikator-indikator
yang telah dioperasionalkan dari dimensi-dimensi yang terikat dari setiap variabel Adapun alternatif jawaban menggunakan skala likert dengan empat alternatif jawaban yaitu Selalu
(SL) Sering (SR) Ragu (R) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP) Skor untuk jawaban dari
pertanyaan atau pernyataan positif adalah SL=5 SR=4 R=3 JR=2 dan TP=1 sedangkan
untuk pernyataan atau pertanyaan negatif skor sebaliknya
1 Penyusunan Butir Kuisioner
Kisi-kisi angket ini akan disajikan berdasarkan dari indikator-indikator yang telah
dikembangkan dari variabel yang telah ditetapkan Untuk variabel interaksi sosial
(variabel X) terdiri dari 4 indikator dan dikembangkan menjadi 32 item pernyataan
Sedang variabel perilaku prososial (variabel Y) terdiri dari 6 indikator dan dikembangkan menjadi 28 item pernyataanSeperti digambarkan dalam tabel dibawah ini
Tabel 33
Kisi-Kisi Variabel Interaksi Sosial ( X )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Interaksi
Sosial
(X)
1 Kerjasama
2 Akomodasi
3 Asimilasi
4 Akulturasi
1472324
51025 2730
2122129 31
13182022
39 26
6 8 28
1114 16
15171932
8
8
8
8
Jumlah 19 13 32
Tabel 34
Kisi-Kisi Variabel Perilaku Prososial ( Y )
Variabel Indikator Item Kuisioner Jumlah
Positif Negatif
Perilaku
Prososial
(Y)
1 Menolong
2 Beramal
3 Persahabatan
4 Berbagi
5 Simpati
6Kesopanan
1 13 23
5 11 30
1014 20
18 22
4 8 16 31
2321
9 29
15 24
627
7 2526
28 19
12 17 32
5
5
5
5
6
6
Jumlah 18 14 32
2 Uji Coba
a Uji Validitas
Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan uji coba yaitu dengan menguji
validitas dan reabilitas Kemudian uji validitas instrumen dilakukan untuk mengetahui
seberapa jauh instrumen penelitian mampu mencerminkan isi sesuai dengan hal dan
sifat yang diukur Artinya setiap butir instrumen telah benar-benar menggambarkan
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
keseluruhan isi atau sifat bangun konsep yang menjadi dasar penyusunan instrument
Pengujian ini digunakan rumus korelasi product moment seperti berikut
Keterangan
r Nilai Koefisien korelasi antara X dan Y
sumX Jumlah pengamatan variabel X
sumY Jumlah pengamatan variabel Y
sumXY Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y
(sumx2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X
(sumx)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel X (sumY2) Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y
(sumY)2 Kuadrat dari Jumlah pengamatan variabel Y
N Jumlah pasangan pengamatan Y dan X
b Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa instrument dapat
dipercaya dan digunakan sebagai alat pengumpulan dataUntuk uji reliabilitas
instrument digunakan rumus Alpha dari Cronbach sebagai berikut
Г11=
Keterangan
σ Reliabilitas instrument
k Banyaknya butir pernyataan
sumσb2 Jumlah varian butir
Σσt2 Varian Total
G Teknik Analisis Data
1 Pengorganisasian Data
Data yang nantinya akan diperoleh dari angket kemudian dipilih dan disusun
sehingga data yang tidak berguna dapat ditinggalkan Kemudian dilakukan klasifikasi
data yaitu menggolongkan data berdasarkan kategori tertentu sesuai dengan
permasalahan-permasalahan yang dibuat berdasarkan analisa variabel
2 Hipotesis Statistik
Bentuk hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah
H0 = 0
Ha 0
Bentuk hipotesis asosiatif dalam penelitian ini adalah
Hipotesis nol (H0) Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
Hipotesis alternatif (Ha)Terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta
didik terhadap perilaku prososial
3 Uji Persyaratan Analisis
Sebelum dilakukan analisis dengan regresi dilakukan uji persyaratan analisis
terlebih dahulu Uji persayaratan analisis itu meliputi
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
a Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebaran data mengikuti
sebaran baku normal atau tidak Normalitas data dikenakan terhadap variabel bebas
(X) dan variabel terikat (Y) Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Lilliefors dengan langkah-langkah sebagai berikut
1 Menentukan mean dan standar deviasi
2 Menentukan angka baku (Z) denganrumus sebagai berikut
Rumus
Z1 =
3 Menentukan luas tiap angka baku (Zi) dengan menggunakan daftar distribusi
normal
4 Menentukan angka peluang F(Zi) = 0500 + ( tabel normal standar 0 ke Z )
5 Menentukan S(Zi) = banyak Zi n
6 Menentukan beda dari F (Zi) ndash S (Zi)
7 Memilih nilai terbesar dari F (Zi) ndash S (Zi) dengan mengabaikan tanda matematika untuk menjadikan Lhitung (Lilliefors) Sebaran data dikatakan normal jika
LhitungltLtabel
b Uji Linieritas
Perhitungan linieritas digunakan untuk menyatakan hubungan fungsional
antara variabel-variabel tersebut berhubunganUntuk perhitungan linieritas digunakan
uji regresi sederhana
Pengujian regresi sederhana ( Y = α + bx )
Fhitung =
Di mana
F = Bilangan untuk linieritas
S2TC = Rerata jumlah kuadrat tuna cocok
S2e = Rerata jumlah kuadrat kekeliruan
4 Analisis Data
Data yang sudah diperoleh kemudian diuraikan dengan keterangan agar data
tersebut mudah diubah dipahami bagi orang yang ingin mengetahui penelitian ini
Adapun rumus yang digunakan untuk mencari dan mengetahui presentase setiap data adalah
1 Editing
Pada tahap ini penulis mengecek kembali kelengkapan dan kebenaran
pengisian angket atau kuisioner yang berhasil dikumpulkan oleh peneliti
2 Skorsing
Memberi nilai pada setiap jawaban angket yang diberi skor 432 dan 1
berdasarkan jawaban yang dipilih
Setelah pengumpulan data untuk mengetahui bagaimana pengaruh perilaku
prososial (variabel X) terhadap prestasi belajar (variabel Y) Penulis menggunakan
rumus product momentdari Karl Pearson sebagai berikut
Dimana
rxy = Angka indek korelasi ldquorrdquo product moment
n = Jumlah sampel
sumX = Jumlah keseluruhan variabel X
sumY = Jumlah keseluruhan variabel Y sumXY = Jumlah keseluruhan perkalian antara variabel X dan Y
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
Kemudian dilajutkan dengan uji signifikasi uji keberartian (t) dengan rumus t
=
Dimana r = Besarnya koefisien korelasi (rhitung)
n = Jumlah sampel
Dan untuk mengetahui berapa persen () variabel X memberikan kontribusi
terhadap variabel Y maka langkah selanjutnya mencari koefisien determinasi dengan
menggunakan derajat hubungan antara variabel X dan Y menggunakan rumus sebagai
berikut
KD = rxy2 x 100 Keterangan
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
rxy2 = Koefisien korelasi antara veriabel X terhadap variabel Y
VI HASIL PENELITIAN
A Deskrisi Data
1 Data Interaksi Sosial Peserta Didik (Skor Variabel X)
Tabel 41
Distribusi Frekuensi Interaksi Sosial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif ()
1 59 - 63 6 652
2 64 - 68 6 652
3 69 - 73 9 978
4 74 - 78 32 3478
5 79 - 83 20 2174
6 84 - 88 12 1304
7 89 ndash 93 7 762
Jumlah 92 100
Hasil penelitian mengenai perilaku prososial peserta didik diperoleh rentangan
nilai sebesar 32 dengan skor tertinggi 91 dan skor terendah 59 banyak kelas 7 dengan
panjang interval 5 Selain itu diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7768 nilai
tengah (median) sebesar 81 67 modus (mode) sebesar 766 dan simpangan baku atau
standar deviasi sebesar 709 (Lihat lampiran 8 hal 73)
Grafik 41
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa interkasi sosial peserta didik yang diperoleh
peserta didik Kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara
74 ndash 78 dengan frekuensi relatif 3478 Sedang yang terendah terlelak antara 59 ndash 63
dengan frekuensi relatif 652
0
20
40
59 - 63 64 - 68 69 - 73 74 - 78 79 - 83 84 - 88 89 ndash 93
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
2 Deskripsi Data Perilaku Prososial
Tabel 42
Distribusi Frekuensi Perilaku Prososial Peserta Didik
No Kelas Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 68 - 71 19 2065
2 72 - 75 13 1413
3 76 - 79 12 1304
4 80 - 83 22 2392
5 84 - 87 13 1413
6 88 - 91 8 870
7 92 ndash 95 5 543
Jumlah 92 100
Data hasil perilaku prososialpeserta didik diperoleh rentangan 27 dengan skor tertinggi 95
dan skor terendah 68 banyak kelas 7 dengan panjang kelas interval 4 Selain itu
diperoleh pula skor rata-rata (mean) sebesar 7885 nilai tengah (median) sebesar 8168
nilai modus (mode) sebesar 8 dan simpangan baku atau setandar deviasi sebesar
703(Lihat lampiran 9 hal 76)
Grafik 42
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa perilaku prososialpeserta didik kelas XI
SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang tertinggi terletak antara 80 ndash 83 dengan
frekuensi relatif 2392 Sedang yang terendah terlelak antara 92 ndash 95 dengan frekuensi
relatif 543
B Pengujian Persyaratan Analisis
1 Pengujian Normalitas
Perhitungan normalitas dilakukan dengan Uji Lilliefors dengan taraf signifikasi α
= 005 Perhitungan normalitas dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang akan
dianalisis memiliki distribusi yang normal atau tidak Adapun hasil perhitungan uji normalitas sebagai berikut
Tabel 43
Hasil Uji Normalitas
N = 92 Lhitung Ltabel Kriteria Kesimpulan
InteraksiSosial 01005 01009
Lhlt Lt
Distribusi Normal
Perilaku Prososial 00892 01009 Distribusi Normal
2 Pengujian Linieritas
Pengujian linieritas dilakukan terhadap interaksi sosial peserta didik dan perilaku
prososial peserta didikPengujian pertama dilakukan dengan menghitung uji regresi
sederhana dan selanjutnya dengan menggunakan uji linieritas Untuk uji regresi sederhana
didapatkan persamaanregresinya sebagai berikut Y = 1 + (-004)X Sementara itu hasil
0
20
68 - 71 72 - 75 76 - 79 80 - 83 84 - 87 88 - 91 92 ndash 95
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
yang diperoleh dari pengujian linieritas dengan uji linieritas adalah Fhitung = 099
sementara pada Ftabel dengan taraf signifikasi α = 005 dengan dk penyebut 21 dan dk
pembilang 54 dalam daftar distribusi diperoleh F (2154) adalah 193
Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa bentuk hubungan antara interaksi sosial
peserta didik dengan perilaku prososial peserta didikadalah linier
(Perhitungan lengkap pada lampiran 12 hal86)
C Pengujian Hipotesis
Perhitungan hipotesis terlebih dahulu dilakukan perhitungan koefisien korelasinya
Untuk menghitung koefisien korelasi antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik digunakan rumus Pearson Product Moment yaitu
rxy = Σ Σ Σ
Σ Σ Σ Σ
Selanjutnya diperoleh nilai rhitung sebesar 0751 dan dibandingkan dengan rtabel taraf
signifikasi α = 005 yaitu 0227 Hasil tersebut menunjukan bahwa rhitunggt rtabelKarena rhitunggt
rtabel maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) ditolak sedangkan hipotesis alternatif
(Ha) diterima yakni terdapat hubungan antara interaksi sosial peserta didik dengan perilaku
prososial peserta didik
Besarnya kontribusi interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial dapat
ditentukan menggunakan determinasi sebesar 564 Uji signifikasi dengan uji t dengan taraf
signifikasi α = 005 diperoleh thitung = 985 dan ttabel = 166 Karena thitunggt ttabel maka dapat disimpulkan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik
terhadapperilaku prososial peserta didik
Semakin tinggiinteraksi sosial peserta didik maka dapat semakin tinggi pula perilaku
prososial peserta didik
(Lihat lampiran 13 hal94)
D Interpretasi Hasil Penelitian
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai indeks korelasi sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan pada tabel di atas angka r (0751) yang berada antara 070 ndash 090 termasuk
dalam kategori adanya korelasi kuat berarti terdapat hubungan positif dan signifikan antara
interaksi sosial peserta didik dengan perilaku prososial peserta didik
E Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Dari uraian di atas diperoleh hasil perhitungan rhitung sebesar 0751 Jika
dikonsultasikan dengan rtabel n = 77 dengan taraf signifikasi (α = 005) maka rtabel adalah
0227 Sedangkan uji signifikasi dengan uji t dengan taraf signifikasi α = 005 diperoleh thitung
= 985 dan ttabel = 166 Karena rhitung lebih besar dari rtabel dan thitung lebih besar dari ttabelmaka
terdapat pengaruh yang signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik SMK Negeri 2 Kota Tangerang Selatan
F Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah berhasil menguji hipotesis yang diajukan yaitu terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik Namun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini karena
keterbatasan yang dimiliki kekurangan tersebut antara lain terbatasnya pengetahuan tentang
perihal yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti terbatasnya waktu untuk
mengadakan penelitian dan lain sebagainya
VII SIMPULAN DAN SARAN
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
A Simpulan Berdasarkan uraian mengenai hubunganinteraksi sosial peserta didik terhadap perilaku
prososial peserta didik kelas XI SMK Negeri Kota Tangerang Selatan yang dibahas pada bab
dan sub bab sebelumnya maka dapat peneliti simpulkan sebagai berikut
1 Data hasil angket interaksi sosial peserta didik mengasilkan rata-rata 7768 adapun skor
yang tertinggi adalah 91 dan terendah 59
2 Data hasil angket perilakuprososial peserta didik mengasilkan rata-rata 7885 Dengan
skor tertinggi sebesar 95 dan terendah sebesar 68
3 Terdapat pengaruh positif dan signifikan antarainteraksi sosial peserta didik terhadap
perilaku prososial peserta didik Hal ini terlihat darididapatnya thitung = 985 dan ttabel =
166 kemudian rhitung lebih besar dari rtabel (0751gt 0227) taraf signifikasi (α = 005)
dan interpretasi dari nilai r terdapat hubungan yang kuat 4 Hubungan interaksi sosial peserta didik terhadap perilaku prososial peserta didikdapat
dijelaskankan dengan perhitungan koefisien determinasi sebesar 564 dan selebihnya
dipengaruhi oleh faktor lain
B Implikasi
Perlu disadari bahwa walaupun penelitian ini berhasil menguji hipotesis kerja yang
diajukan (H1) yaitu terdapat pengaruh positif dankuat
antara variabel X (interaksi sosial) dan variabel Y (perilaku prososial) peserta didik SMK
Negeri Kota Tangerang Selatan Dengan demikian hasil penelitian ini mengandung implikasi
bahwa interaksi sosial peserta didik berpengaruh positif terhadapperilaku prososial peserta
didik Atas alasan di atas maka diperlukan adanya upaya-upaya pihak yang berkepentingan
atas peserta didik selaku objek pendidikan baik pihak sekolah maupun orang tua peserta
didik agar lebih memperhatikan interaksi sosial peserta didik sehari-hari Perilaku prososial
akan lebih meningkat apabila peserta didik memiliki interaksi sosial yang positif
Pada akhirnya dalam penelitian ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan
walaupun telah dilakukan dengan usaha yang maksimal Oleh karena itu maka perlu
diadakan penelitian lebih lanjut sehingga hasilnya dapat lebih sesuai dengan apa yang
diharapkan sehingga kelak dapat berguna bagi peserta didik itu sendiri serta siapapun yang
mengambil manfaat dari hasil penelitian ini
C Saran
Dari hasil penelitian dan kenyataan yang ada di lapangan maka peneliti pada bagian ini memberikan saran-saran sebagai pertimbangan Adapun saran-saran sebagai berikut
1 Satuan pendidikan harus dapat merangkul semua pihak yang terkait untuk bisa secara
bersama-sama menciptakan suasana ligkunagan sekolah yang kondusif dalam
upayamembentuk perilaku prososial peserta didik dengan demikian penyimpangan yang
dilakukan peserta didik dapat diminimalisir
2 Semua pendidik tanpa terkecuali merupakan cermin bagi peserta didik Maka dari itu
pendidik harus memberikan contoh dalam interaksi sosial dan pembiasaan perilaku
prososial kepada peserta didik
3 Orang tua diharapkan dapat membimbing putera-puteri mereka ketika berada diluar jam
sekolah Karenatiga perempat waktu anak lebih banyak menghabiskan waktu diluar
sekolah yaitu interaksi sosial dan perilaku prososial 4 Hendaknya peserta didik dapat mengaplikasikan pengetahuan Pendidikan
Kewarganegaraan yang didapat disekolah dalam perilaku sehari-hari
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
DAFTAR PUSTAKA
Adiyanto Michael2004Psilologi Sosial Edisi5 Jilid2 Jakarta Erlangga
Ahmadi Abu 2003 Psikologi Umum Cetakan Ke-3Jakarta PT RinekaCipta
Ali Muhammad 2014 Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern Jakarta
Pustaka Amani
Arikunto Suharsimi 2010 Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik
Jakarta Rineka Cipta
Baron Robert A amp Byrne Donn Alih Bahasa Ratna Djuwita 2005 Psikologi
Sosial Edisi ke-10Jilid 2Jakarta Erlangga
Darmadi Hamid 2011 Metode Penelitian Pendidikan Bandung Alfabet
Fisher B Aubrey Penerjemah Soejono Trimo 2001 Teori-Teori Komunikasi
Bandung PT Remaja Rosdakarya
Hanurawan Fattah2010 Psikologi Sosial Suatu Pengantar Bandung PT
Remaja Rosdakarya
Hidayat Dasrun 2012 Komunikasi Antar pribadi dan Medianya Fakta
penelitian Fenomenologi Orang tua karier dan Anak Remaja Yogyakarta
Graha Ilmu
Hidayat Komarudin dan Azra Azuumardi 2014 Pancasila Demokrasi HAM
dan Masyarakat Madani Jakarta Kencana Prenada Media Group
Kartono Kartini 2008 Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja Jakarta
GrafindoPersada
Maryati Kun 2007Sosiologi Untuk Kelas X SMA dan MA Jakarta Erlangga
Mueller Daniel J 2001 Measuring Social Atittides A Handbook for Researchers
and Practitioners Amazon Teachers College Pr
Purwanto M Ngalim 2006 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja
RosdaKarya
Robbins Stephen amp JudgeTimothy 2014 Perilaku OrganisasiOrganizational
Behavior Buku 1 Edisi 12 Jakarta Salemba Empat
Sopiah 2008 Perilaku Organisasi Yogyakarta CVAndi Offset
Sudijono Anas 2010 Statistik Pendidikan Jakarta PT Raja Grafindo Persada
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
Sunardidan Asy 2007 Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Kelas XI SMA dan
MA Solo PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Surna I Nyoman 2014 Pengembangan Diri Jakarta Fakultas Psikologi UPI
YAI
Syah Muhibbin 2010 Psikologi Pendidikan Bandung PT Remaja Rosdakarya
Tumanggor Rusmin 2012 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar Jakarta Kencana
Prenada Media Group
UU RI No 20 tahun2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Bandung
Fermana
UU RI No 14 tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen Bandung Fermana
Wahab A Abdul 2011 Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan
Bandung Alfabeta
Walpole E Ronald 2003 Pengantar Statistika Edisi 3 Jakarta PT Gramedia
Pustaka Utama
Willis S Sofyan 2010 Remaja dan Masalahnya bandung Alfabeta
Winataputra Udin S 2015 Pendidikan Kewarganegaraan Refleksi Historis
Epistemologis dan Rekonstruksi Untuk Masa Depan UT Kemenristek
Dikti
Winkel WS 2001Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar Jakarta PT
Gramedia
Zamroni Mohammad 2009 Filsafat Komunikasi Yogyakarta GrahaIlmu
Internet
Pengertian Kerja Sama
wwwgooglecomhttplompoulublogspotcom201306pengertian-
kerjasamahtml
Pengertian Persahabatan
wwwgooglecomhttpidwikipediaorgwikiPersahabatan
Pengertian Sopan Santun
wwwgooglecomhttpa62747wordpresscom20091121pengertian-
sopan-santun-menurut-pribadi
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4
wwwgooglecomhttpsukabumikotagoidhukumUU_20_2003_Pendidi
kan_Nasionalpdf
Surat Kabar
Geng Puteri Melakukan Penganiayaan dengan Menyebut Dirinya Geng
NeroIndo-Pos Jumrsquoat 13 Juni 2008hal 4