Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya 1 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam hidupnya manusia mengalami berbagai tahap perkembangan, mulai dari lahir sampai tua. Salah satu tahap perkembangan yang dialami adalah masa remaja. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Berbagai perkembangan yang dialami pada masa remaja diantaranya, perkembangan fisik, perkembangan kognitif serta perkembangan sosioemosional. Semua perkembangan ini memiliki pengaruh pada diri mereka sendiri. Sebagai contoh, perubahan fisik pada masa ini akan mempengaruhi kondisi mental mereka. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap ini sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang pada masa remaja. Pada tahap perkembangan ini, anak sudah mulai mampu untuk mencari pemecahan atau solusi atas masalah yang mereka hadapi. Mereka tidak lagi harus selalu bergantung pada orang tua mereka lagi. Mereka akan mencoba semua kemungkinan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah mereka. Mereka sudah mampu memahami berbagai macam aspek pada suatu persoalan yang dapat diselesaikan sekaligus, tidak lagi satu per satu seperti anak pada masa konkrit operasional. Remaja dapat memasuki dunianya dengan berbagai kemungkinan dan kebebasan untuk berpikir sendiri. Pada tahap perkembangan ini, anak akan berusaha untuk menemukan jati diri mereka sendiri. Mereka sudah bisa menentukan suatu keputusan yang tepat dan sesuai dengan hati nurani mereka. Mereka biasanya sudah bisa membedakan mana hal baik yang harus dilakukan dan mana hal buruk yang harus dijauhi. Mereka akan sulit terbawa arus mengikuti apa yang dianggap baik atau buruk oleh masyarakat, tetapi bisa menentukan sendiri mana hal baik dan mana hal buruk, dengan syarat mereka sudah menemukan jati dirinya sendiri. Mereka akan memiliki sebuah prinsip hidup sendiri untuk melakukan interaksi sosial dengan masyarakat. Hal ini merupakan hal yang sangat penting, karena mereka merupakan generasi penerus yang memiliki posisi kunci dalam masyarakat
29
Embed
[PPD, 9] PERKEMBANGAN SOSIOEMOSIONAL REMAJA (SMP DAN SMA) DAN IMPLIKASINYA DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
1 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam hidupnya manusia mengalami berbagai tahap perkembangan, mulai
dari lahir sampai tua. Salah satu tahap perkembangan yang dialami adalah masa
remaja. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Berbagai perkembangan yang dialami pada masa remaja diantaranya,
perkembangan fisik, perkembangan kognitif serta perkembangan
sosioemosional. Semua perkembangan ini memiliki pengaruh pada diri mereka
sendiri. Sebagai contoh, perubahan fisik pada masa ini akan mempengaruhi
kondisi mental mereka. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap ini sangat
mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang pada masa remaja.
Pada tahap perkembangan ini, anak sudah mulai mampu untuk mencari
pemecahan atau solusi atas masalah yang mereka hadapi. Mereka tidak lagi
harus selalu bergantung pada orang tua mereka lagi. Mereka akan mencoba
semua kemungkinan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah
mereka. Mereka sudah mampu memahami berbagai macam aspek pada suatu
persoalan yang dapat diselesaikan sekaligus, tidak lagi satu per satu seperti anak
pada masa konkrit operasional. Remaja dapat memasuki dunianya dengan
berbagai kemungkinan dan kebebasan untuk berpikir sendiri.
Pada tahap perkembangan ini, anak akan berusaha untuk menemukan jati
diri mereka sendiri. Mereka sudah bisa menentukan suatu keputusan yang tepat
dan sesuai dengan hati nurani mereka. Mereka biasanya sudah bisa membedakan
mana hal baik yang harus dilakukan dan mana hal buruk yang harus dijauhi.
Mereka akan sulit terbawa arus mengikuti apa yang dianggap baik atau buruk
oleh masyarakat, tetapi bisa menentukan sendiri mana hal baik dan mana hal
buruk, dengan syarat mereka sudah menemukan jati dirinya sendiri. Mereka
akan memiliki sebuah prinsip hidup sendiri untuk melakukan interaksi sosial
dengan masyarakat. Hal ini merupakan hal yang sangat penting, karena mereka
merupakan generasi penerus yang memiliki posisi kunci dalam masyarakat
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
2 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
dimasa mendatang. Untuk mengkaji lebih lanjut tentang pemahaman materi ini,
maka disusunlah makalah yang berjudul “Perkembangan Sosioemosional
Remaja (SMP dan SMA) dan Implikasinya dalam Praktik Pendidikan”.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana implikasi perkembangan fisik anak selama masa SMP dan SMA
(remaja) dalam praktik pendidikan?
2. Bagaimana implikasi perkembangan kognitif anak selama masa SMP dan
SMA (remaja) dalam praktik pendidikan?
3. Bagaimana perkembangan sosioemosional anak selama masa SMP dan
SMA (remaja)?
4. Bagaimana implikasi perkembangan sosioemosional anak selama masa
SMP dan SMA (remaja) dalam praktik pendidikan?
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Menganalisis implikasi perkembangan fisik anak selama masa SMP dan
SMA (remaja) dalam praktik pendidikan.
2. Menganalisis implikasi perkembangan kognitif anak selama masa SMP dan
SMA (remaja) dalam praktik pendidikan.
3. Menganalisis perkembangan sosioemosional anak selama masa SMP dan
SMA (remaja).
4. Menganalisis implikasi perkembangan sosioemosional anak selama masa
SMP dan SMA (remaja) dalam praktik pendidikan.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
Bagi Individu,
1. Mengetahui lebih mendalam mengenai materi Perkembangan Peserta Didik
khususnya mengenai implikasi perkembangan fisik dan kognitif anak
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
3 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
selama masa SMP dan SMA serta perkembangan sosioemosional anak
selama masa SMP dan SMA.
Bagi Mahasiswa,
1. Memberikan suatu pengetahuan mengenai implikasi perkembangan fisik dan
kognitif anak selama masa SMP dan SMA serta perkembangan
sosioemosional anak selama masa SMP dan SMA.
2. Menambah modul pembelajaran mengenai mata kuliah Perkembangan
Peserta Didik.
Bagi Masyarakat,
1. Memberikan suatu informasi mengenai implikasi perkembangan fisik dan
kognitif anak selama masa SMP dan SMA serta perkembangan
sosioemosional anak selama masa SMP dan SMA.
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
4 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 IMPLIKASI PERKEMBANGAN FISIK ANAK SELAMA MASA SMP
DAN SMA (REMAJA) DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN
Pertumbuhan fisik remaja membawa berbagai implikasi dalam dunia
pendidikan. Implikasi tersebut antara lain:
a. Menyediakan sarana dan prasarana yang mendorong pertumbuhan fisik
remaja secara normal.
b. Memberikan waktu istirahat yang cukup bagi anak didik.
c. Mengadakan jam-jam olahraga bagi anak-anak (Suma, 2006: 33).
Guna lebih memahami implikasi ini secara lebih mendalam, maka
diberikan penjelasan sebagai berikut:
Sarana dan Prasarana
Faktor sarana dan prasarana tidak boleh dikesampingkan dalam
pendidikan. Dengan kata lain, jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan
pada peserta didik. Sebagai contoh: tempat duduk yang kurang sesuai serta
ruangan yang relatif gelap, terlalu sempit akan menimbulkan gangguan
kesehatan. Penyelenggaraan pendidikan yang baik mengkehendaki agar tempat
duduk anak dan meja dapat diatur sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
Artinya antara anak SMP dan SMA pastilah diatur dengan komposisi berbeda.
Dalam realitanya, secara fisik anak SMA memerlukan ruang (untuk duduk) lebih
besar jika dibandingkan dengan anak SMP. Apalagi jika dibandingkan dengan
peserta didk di jenjang SD. Dalam hal ini, ruangan kelas yang bersih, terang, dan
cukup luas, serta kedisiplinan yang tidak kaku juga merupakan sesuatu yang
perlu diperhatikan. Kedisiplinan yang tidak kaku artinya dapat memberikan
keleluasaan bagi para peserta didik.
Waktu Istirahat
Dalam kegiatan belajar, para peserta didik pastilah mengalami rasa lelah.
Guna menghilangkan rasa lelah tersebut (mengumpulkan tenaga baru), istirahat
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
5 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
sangat diperlukan. Belajar terus-menerus tanpa memperhatikan waktu untuk
istirahat akan berdampak buruk bagi kesehatan tubuh.
Pada hakikatnya, dalam kegiatan pembelajaran perlu memperhatikan
pengaturan waktu yang tepat bagi peserta didik. Hal ini berlandaskan pada suatu
istilah dalam belajar, yaitu: “biorama” (Ali dan Asrori, 2009: 23). Biorama
berarti kemampuan peserta didik dalam hal berkonsentrasi akan sangat
dipengaruhi oleh irama stamina biologis pada peserta didik itu sendiri.
Berlandaskan pada konsep biorama tersebut maka didapatlah rumus pengaturan
belajar, yaitu: “lima kali dua lebih baik daripada dua kali lima”. Pernyataan
tersebut berarti belajar dengan frekuensi lima kali yang masing-masing
berlangsung selama dua jam, hasilnya akan lebih baik jika dibandingkan dengan
belajar sebanyak dua kali yang masing-masing berlangsung selama lima jam.
Hal tersebut jelas berpengaruh pada stamina peserta didik untuk berkonsentrasi
dalam belajar.
Diadakannya Jam-Jam Olahraga bagi Para Siswa
Olahraga sangatlah penting bagi kesehatan tubuh. Sesuai istilah “mensana
in corporesano”, dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Inilah yang
menjadi alasan bahwa olahraga itu merupakan salah satu aspek penting dalam
kegiatan pembelajaran. Olahraga yang dijadwalkan secara teratur oleh pihak
sekolah berarti pertumbuhan fisik peserta didik akan memperoleh stimulus yang
teratur pula. Dapat juga diwujudkan dengan adanya jam-jam olahraga bagi
peserta didik baik didalam jam pelajaran maupun diluar jam pelajaran. Jam
olahraga diluar jam pelajaran seperti: kegiatan ekstrakurikuler, kelompok
olahraga, bela diri, dan lain sebagainya.
2.2 IMPLIKASI PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK SELAMA MASA
SMP DAN SMA (REMAJA) DALAM PRAKTIK PENDIDIKAN
Menurut teori Piaget, periode operasi fomal merupakan tingkat puncak
perkembangan struktur kognitif. Karakteristiknya adalah anak remaja mampu
berpikir logis untuk semua jenis masalah hipotesis, masalah verbal, dan ia dapat
menggunakan penalaran ilmiah serta dapat menerima pandangan orang lain.
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
6 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
Perkembangan kognitif remaja membawa implikasi pada penyelenggaraan
pendidikan terutama pada proses belajar mengajar. Sekolah harus
mengembangkan model-model pembelajaran yang dapat memupuk
berkembangnya potensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik, sesuai
dengan perbedaan masing-masing (Suma, 2006: 41). Penciptaan kondisi
lingkungan yang kondusif bagi pengembangan kemampuan kognitif anak yang
didalamnya menyangkut keamanan psikologis dan kebebasan psikologis
merupakan faktor yang sangat penting. Ali dan Asrori (2004) menguraikan
bahwa sejumlah kondisi psikologis merupakan kondisi yang perlu
dikembangkan agar peserta didik aman secara psikologis dan mampu
mengembangkan kemampuan kognitifnya. Kondisi psikologis tersebut antara
lain:
Pendidik dapat menerima peserta didik secara positif, sebagaimana adanya
tanpa syarat dengan segala kekuatan dan kelemahannnya. Serta memberi
kepercayaan pada peserta didik bahwa ia baik dan mampu.
Pendidik wajib menciptakan suasana dengan kondisi peserta didik tidak
merasa terlalu dinilai oleh orang lain.
Pendidik memberi pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran,
perasaan, dan perilaku peserta didik. Serta dapat menempatkan diri dalam
situasi peserta didik (melihat dari sudut pandang peserta didik).
Memberikan suasana pedagogis yang aman bagi peserta didik untuk
mengemukakan pikiran-pikirannya sehingga ia terbiasa berani untuk
mengembangkan pemikirannya. Pendidik berusaha mengemukakan
keterbukaan, kehangatan, dan kekonkretan.
Piaget mengemukakan bahwa aktivitas merupakan unsur pokok dalam
pengembangan kognitif. Artinya pengalaman belajar yang aktif akan
berkontribusi maksimal (besar) pada perkembangan kognitif anak. Sementara
itu, pengalaman belajar yang pasif akan berkontribusi minimal (kecil) pada
perkembangan kognitif anak.
Model Pendidikan yang aktif merupakan sebuah model yang tidak
menunggu sampai peserta didik siap sendiri. Akan tetapi, pihak sekolahlah
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
7 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
(pendidik) yang mengatur lingkungan belajar peserta didik. Sedemikan rupa
sehingga dapat memberi kesempatan maksimal kepada peserta didik untuk
berinteraksi dan mengeksplorasi segala kemampuan yang ia miliki (Arifin, 2008:
1).
Dengan adanya lingkungan yang penuh rangsangan untuk belajar, maka
proses pembelajaran yang aktif akan terjadi. Hal ini akan menstimulus
peserta didik untuk maju ke taraf/tahap berikutnya. Dalam hal ini pendidik
hendaknya menyadari bahwa perkembangan intelektual anak berada
ditangannya. Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan oleh pendidik antara
lain:
Menciptakan interaksi yang baik (hubungan akrab) dengan peserta didik.
Memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog (sharing)
dengan beberapa orang yang ahli dan berpengalaman dalam berbagai bidang
ilmu pengetahuan. Hal ini akan sangat menunjang perkembangan
intelektual/kognitif anak.
Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik peserta didik baik melalui
kegiatan olahraga maupun menyediakan gizi yang cukup. Hal ini berperan
penting dalam perkembangan berpikir peserta didik.
Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik baik melalui media massa
(mass media), maupun media cetak. Dapat diterapkan dengan cara
menyediakan situasi yang memungkinkan peserta didik berpendapat atau
mengemukakan ide-idenya. Beberapa contohnya adalah melibatkan peserta
didik dalam kegiatan karya tulis, jurnalistik, dan kegiatan sejenis lainnya. Hal
ini juga besar pengaruhnya bagi perkembangan intelektual/kognitif peserta
didik.
Setiap pendidik hendaknya mengetahui dan memahami isi dari setiap
tingkat perkembangan kognitif peserta didiknya, sehingga dapat mengambil
tindakan dan keputusan pedagogis yang tepat (Suma, 2006: 42). Artinya
pendidik wajib menyesuaikan program-program pendidikannya dengan
kebutuhan peserta didik, sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
8 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
tersebut. Semua ini bertujuan agar peserta didik memahami pengalaman belajar
yang diterimanya.
Jika ditinjau dari konsep Piaget, maka akan didapat penjelasan sebagai
berikut: sesungguhnya, teori Piaget berfokus membahas kognitif atau
intelektual. Dimana perkembangan intelektual erat kaitannya dengan belajar,
sehingga perkembangan intelektual ini dapat dijadkan landasan untuk
memahami belajar. Belajar dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku
yang terjadi akibat adanya pengalaman dan sifatnya relatif tetap.
Teori Piaget mengenai terjadinya belajar didasari atas 4 konsep dasar,
yaitu skema, asimilasi, akomodasi, dan keseimbangan. Skema adalah struktur
kognitif yang digunakan oleh manusia untuk mengadaptasi diri terhadap
lingkungan dan menata lingkungan ini secara intelektual. Adaptasi tersebut
terdiri atas proses yang saling mengisi antara asimilasi dan akomodasi.
Selanjutnya, asimilasi itu merupakan suatu proses kognitif, dengan asimilasi
seseorang mengintegrasikan bahan-bahan persepsi atau stimulus ke dalam skema
yang ada atau tingkah laku yang ada. Sementara itu, akomodasi dapat diartikan
sebagai penciptaan skemata baru atau pengubahan skemata lama. Asimilasi dan
akomodasi terjadi sama-sama saling mengisi pada setiap individu yang
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Piaget memandang belajar itu sebagai tindakan kognitif, yaitu tindakan
yang menyangkut pikiran. Dengan kata lain, tindakan kognitif menyangkut
tindakan penataan dan pengadaptasian terhadap lingkungan. Piaget
menginterpretasikan perkembangan kognitif dengan menggunakan diagram
berikut:
Oleh: Asnawa Dikta, Nova Riasta, dan Aristya
9 Perkembangan Anak Selama Masa SMP dan SMA
Berdasarkan diagram tersebut dimulai dengan meninjau peserta didik yang
sudah memiliki pengalaman yang khas. Hal ini berarti peserta didik sudah
memiliki sejumlah skema (pandangan) yang khas. Selanjutnya, pada suatu
keadaan seimbang sesaat ketika ia berhadapan dengan stimulus (benda,
peristiwa, gagasan) pada pikirannya terjadi pemilahan melalui memori. Dalam
memori anak terdapat 2 kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu:
Terdapat kesesuaian sempurna antara stimulus dengan skema yang sudah
ada dalam pikiran anak.
Terdapat kecocokan yang tidak sempurna, antara stimulus dengan skema
yang ada dalam pikiran anak.
Kedua hal di atas merupakan kejadian asimilasi.
Berdasarkan diagram di atas, kejadian kesesuaian yang sempurna itu
merupakan penguatan terhadap skema (pandangan) yang sudah ada. Stimulus
yang baru (datang) tidak sepenuhnya dapat diasimilasikan ke dalam skema
(pandangan) yang ada. Dengan kata lain, terjadi semacam gangguan mental atau