MARASMUS DAN KWASHIORKOR Mulyo Setio Ajeng & Sania
MARASMUS DAN
KWASHIORKOR
Mulyo Setio Ajeng & Sania
Marasmus
Malnutrisi pada anak yang menderita kehilangan lebih dari 10 % berat badan dengan tanda-tanda klinis berkurangnya simpanan lemak dan protein yang disertai gangguan fisiologik,tanpa terjadinya cedera atau kerusakan jaringan/sepsis.(Daldiyono dan Thaha,1998).
Malnutrisi pada balita penyebabnya antara lain masukan makanan yang sangat kurang,bawaan lahir. Penyakit pada neonatus serta kesehatan lingkungan memiliki satu atau lebih tanda defisiensi protein dan kalori.
Marasmus
Marasmus berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Wasting/merusak”.
Marasmus berasal dari kata marasmos (bahasa jerman) yang berarti sekarat.
Malnutrisi jenis ini biasanya berupa keterlambatan pertumbuhan, hilangnya lemak di bawah kulit, mengecilnya otot, menurunnya selera makan dan keterbelakangan mental.
Marasmus merupakan penyakit kelaparan dan terdapat pada kelompok sosial ekonomi rendah. (Almatsier,2004)
Kwashiorkor
Salah satu malnutrisi yang disebabkan oleh defisiensi protein berat yang disebabkan oleh intake protein yan tidak adekuat dengan intake karbohidrat yang normal atau tinggi.
Kata “kwashiorkor” berasal dari bahasa Ghana-Afrika yang berarti “anak yang kekurangan kasih sayang ibu:
Kwashiorkor
Biasanya ini lebih sering terjadi pada usia antara 1- 4 tahun, namun dapat pula terjadi pada bayi.
Kata lainnya adalah busung lapar yang merupakan salah satu sindroma dari gangguan yang dikenali sebagai Malnutrisi Energi Protein (MEP).
Marasmus - Kwashiorkor
Suatu sindrom protein kalori malnutrisi dimana ditemukan gejala maramus dan juga terdapat gejala kwashiorkor. Jadi, Marasmus kwashiokor merupakan sindroma perpaduan dari marasmus dan kwashiorkor.
Komplikasi Shock
Koma
Cacat permanent
Defisiensi Vit A
Dermatosis
Cacingan
Diare Kronis
Tuberkulosis
Tatalaksana
Memberikan makanan yang mengandung banyak protein,tinggi kalori,cukup cairan,vitamin dan mineral
Makanan harus dihidangkan dalam bentuk mudah dicerna dan diserap
Makana diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap makanan sangat rendah
Penangan terhadap penyakit penyerta
Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan gizi terhadap keluarga
Cara pemberian makanan pada marasmus berat dibagi 3 tahap:
Tahap penyesuaian
Tahap ini merupakan peralihan ke makanan biasa selama toleransi anak terhadap makanan masih rendah. Makanan yang diberikan diawali dengan lebih encer, lebih cair, bernilai kalori dan protein rendah kemudian bertahap ditingkatkan sesuai tercapai jumlah kalori 150-200kkal/kg BB dan protein 3,0-5,0 g/kg BB sehari selama 1-2 minggu.
Tahap Penyembuhan
Bila keadaan umum anak,toleransi terhadap makan dan nafsu makan membaik, pemberian makanan dapat ditingkatkan secara berangsur setiap 1-2 hari sehingga tecapai konsumsi kalori sebanyak 150-200 kkal/kg BB dan protein 3,0-5,0 g/kg BB sehari
Tahap Lanjutan
Tahap yang harus dilanjutkan pada anak.