Asthma Bronchiale
Topik bahasan :Definisi Patofisiologi Gejala klinis Klasifikasi Diagnosis Tatalaksana
DefinisiAsmaadalah penyakit inflamasi kronik saluran nafas yang melibatkan berbagai sel inflamasi dengan akibat penyempitan saluran nafas yang , ditandai dengan wheezing / bervariasi mengi, sesak nafas, rasa berat di dada, batuk terutama pada malam / pagi dini hari. Penyempitan dan gejala asma tersebut dapat bersifat baik secara spontan maupun reversibel dengan pengobatan.
Early phase responseTimbul setelah paparan dengan alergen spesifik atau dipicu oleh beberapa macam faktor pencetus Sering kali membaik sendiri (tanpa pengobatan) setelah 1-2 jam Mediator yang berperan adalah : Histamin, Leukotriene, Prostaglandin, Platelet activating factor (PAF)
Late phase responseTimbul 4-6 jam setelah early response dan dapat berlangsung hingga 4-36 jam Obstruksi saluran nafas disebabkan oleh berbagai sitokin & kemokin yang dilepaskan oleh berbagai sel radang Mediator yang berperan lebih kompleks : eosinophil cationic protein, major basic protein, platelet activating factor, leukotriene
KlasifikasiAsma Ekstrinsik Atopi Asma Ekstrinsik Non Atopi Asma Intrinsik / Kriptogenik Asma yang dipicu oleh aktivitas fisik
KlasifikasiAsma Ekstrinsik AtopiDimediasi oleh IgE, merupakan reaksi hipersensitivitas terhadap alergen hirup Bersifat musiman
Asma Ekstrinsik Non AtopiTidak dimediasi oleh IgE, terdapat antibodi terhadap bahan tertentu yang diketahui
Asma Intrinsik / Kriptogenik Asma yang dipicu oleh aktivitas fisik
KlasifikasiAsma Ekstrinsik Atopi Asma Ekstrinsik Non Atopi Asma Intrinsik / KriptogenikPenyebab tidak diketahui, bersifat menetap Beratnya serangan bervariasi Diduga terdapat antibodi terhadap otot polos bronchus, tiroid, dan gaster Termasuk yang sensitif terhadap Aspirin
Asma yang dipicu oleh aktivitas fisik
KlasifikasiAsma Ekstrinsik Atopi Asma Ekstrinsik Non Atopi Asma Intrinsik / Kriptogenik Asma yang dipicu oleh aktivitas fisikTimbul setelah aktivitas fisik Hiperventilasi menyebabkan saluran nafas menjadi dingin, penguapan air menyebabkan osmolaritas meningkat, sel mast dan basofil teraktivasi pelepasan mediator
Jenis alergenHouse dust mite Pollen (tepung sari bunga / rumput) Spora jamur Serpih kulit / bulu hewan Polutan udara Alergen makanan dll.
Diagnosis (1)AnamnesisAwal mula serangan, frekwensi serangan Faktor pencetus Riwayat atopi pada keluarga Jenis obat yang biasa diminum
Pemeriksaan fisikTanda sesak nafas Wheezing expiratoir, experium memanjang Kadang didapatkan ronkhi Tanda-tanda infeksi saluran nafas
Pemeriksaan penunjang
Diagnosis (2)Pemeriksaan penunjangPemeriksaan darah tepi (hitung jenis, hitung eosinofil, kadar IgE total) Pemeriksaan sputum (peningkatan selsel radang eosinofil, netrofil, spiral Krushman, Creola bodies) Foto thorak (normal atau peningkatan bronchovascular pattern)
Diagnosis (3)Pemeriksaan penunjangPemeriksaan faal paru (tanda obstruksi, PEFR, FEV1) Uji reversibilitas (pengukuran PEFR, FEV1 sebelum dan sesudah inhalasi agonis 2) Uji kulit (Skin prick test terhadap beberapa alergen inhalasi, dan lain-lain) Uji provokasi bronkus (methacholine, histamine, udara dingin)
TatalaksanaTujuan pengobatan asmaPertahankan aktivitas normal pekerjaan sehari hari Pertahankan faal paru mendekati normal Cegah gejala kronis & eksaserbasi Hindari efek samping obat asma Transfer of knowledge tentang asma
Komponen kunci terapi asmaEdukasi penderita & keluarganya Pengendalian lingkungan (hindari alergen pencetus asma) Terapi farmakologis Evaluasi obyektif faal paru (menilai & memonitor perjalanan penyakit)
Klasifikasi derajat asmaKlasifikasi Gejala Gx nokturnal PEF % Variabilitas
Intermittent Mild Persistent
< 1 kali / minggu Tanpa gejala
< 2 kali dalam 1 80 % bulan
< 20 % 20-30 %
1 kali / minggu 2 kali dalam 1 80 % dgn eksaserbasi yg bulan mengganggu aktivitas & tidur Tiap hari eksaser- 1 kali dalam 1 60 % basi yg ganggu minggu < 80 % aktivitas Terus menerus eksaserbasi Sering < 60 %
Moderate Persistent Severe Persistent
> 30 %
> 30 %
Variabilitas diurnalPEFR diukur pagi hari saat bangun pagi & pada sore hari (setelah bronkodilator)
Variabilitas diurnal 20% menunjang diagnosis asma
Tatalaksana serangan asmaOksigenasi BronkodilatorAminophylline Terbutaline
Kortikosteroid Rehidrasi Atasi faktor pencetus
BronkodilatorAminophylline :Bolus 5 mg/kgBB IV pelan-pelan Drip 20 mg/kgBB per 24 jam Syarat : tidak ada hipotensi, tidak ada aritmia, tidak ada gangguan lambung
Terbutaline sulphate :Subkutan : 0,25 cc tiap 6 jam Nebulisasi : 1 respule tiap 6-8 jam Syarat : tidak ada aritmia / kelainan jantung
KortikosteroidDexamethasone Metylprednisolone NebulisasiBeclomethasone dipropionate Budesonide Fluticasone propionate
STEP 4: SEVERE PERSISTENTCONTROLLER: daily multiple medications Inhaled steroid Long-acting bronchodilator Oral steroid
RELIEVER Inhaled 2-agonist p.r.n.
Step down when controlled
Avoid or control triggers STEP 3: MODERATE PERSISTENTCONTROLLER: daily medications RELIEVER Inhaled 2-agonist p.r.n. Inhaled steroid and long-acting bronchodilator Consider anti-leukotriene
Patient education is essential at every step Reduce therapy if controlled for at least 3 months Continue monitoring
Avoid or control triggers STEP 2: MILD PERSISTENTCONTROLLER: daily medications RELIEVER Inhaled 2-agonist p.r.n. Inhaled steroid Or possibly cromone, oral theophylline or anti-leukotriene
Avoid or control triggers STEP 1: INTERMITTENTCONTROLLER: none RELIEVER Inhaled 2-agonist p.r.n.
Avoid or control triggers TREATMENT
Step up if not controlled (after check on inhaler technique and compliance)