Top Banner
MODUL PRAKTIKUM HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI Dosen Pembimbing : Yoyon Darusman. SH. MM, Asip Suyadi. SH. MH. FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS PAMULANG 2010
31

Power Point 5 Peradilan Konstitusi

Jun 23, 2015

Download

Documents

Jefry Djevo Djx
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

MODUL PRAKTIKUMHUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI

Dosen Pembimbing : Yoyon Darusman. SH. MM,Asip Suyadi. SH. MH.

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS PAMULANG

2010

Page 2: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

II

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Allah Subhanahu Watha’ala atas segala limpahan Rahmat dan Barokahnya kepada kami khususnya, dan umumnya kepada seluruh civitas akademi Fakultas Hukum Universitas Pamulang, dengan ini atas ridhonya Alhamdulillah kami dapat menyelesaikan satu penulisan buku modul praktikum yang berjudul “ MODUL PRAKTIKUM HUKUM ACARA PERADILAN KONSTITUSI “ .

Penulisan buku modul praktikum tersebut sebagai kelengkapan mahasiswa dalam menambah ilmu pengetahuan tentang Tahapan-tahapan Hukum Acara Peradilan Konstitusi.Selain itu buku modul praktikum tentang Hukum Acara Peradilan Konstitusi juga merupakan sarana kelengkapan dalam pelaksanaan praktikum ilmu hukum di Laboratorium Fakultas Hukum Universitas Pamulang, khususnya dalam praktikum tentang Hukum Acara Peradilan Konstitusi.

Kami ucapkan terima kasih kepada para dosen yang telah membantu memberikan referensi buku maupun materi praktikum sehingga dapat terselesaikan buku modul tersebut.Harapan kami agar buku modul praktikum tersebut dapat dipergunakan sebaik-baiknya oleh mahasiswa.

  Penyaji,  

Yoyon Darusman, SH, MM Kajur. Hukum

Page 3: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

III

DAFTAR ISI

I. Cover Depan.II. Kata Pengantar.III. Daftar Isi.IV. Dasar Hukum.V. Tahapan-Tahapan Hukum Acara Peradilan Konstitusi : A. Pemohon Pengujian. B. Permohonan Perkara. C. Penelitian Administratif. D. Pemeriksaan Pendahuluan. E. Pemeriksaan Oleh Panel. F. Pemeriksaan Oleh Pleno. G. Penghentian Pemeriksaan Dan Penundaan Putusan. H. Kesaksian Pembentuk Undang-Undang. I. Kesaksian Pemerintah Sebagai Co - Legislator. J. Kesaksian DPD Sebagai Co - Legislator. K. Kesaksian Kuasa Hukum. L. Tujuan Pembuktian. M. Apa Yang Harus Dibuktikan. N. Ragam Alat Bukti. O. Bukti Dokumen. P. Keterangan Saksi. Q. Keterangan Ahli. R. Keterangan Pihak-Pihak.

Page 4: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

S. Bukti Petunjuk. T. Bukti Elektronik. U. Penerjemah. V. Keputusan. W. Ketetapan. X. Putusan.VI. Daftar Pustaka.

Page 5: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

IV

DASAR HUKUM

1. Undang-Undang Dasar 1945.

2. Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2003.

3. KUHAP.

4. HIR.

5. Peraturan MK Nomor : 06/PMK/2005.

Page 6: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

V

A. Pemohon pengujian• Pemohon adalah pihak yang menganggap hak dan/atau

kewenangan konstitutionalnya dirugikan oleh berlakunya undang-undang, yaitu ;a) Perorangan warga negara indonesia.

b) Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diatur dalam undang-undang.

c) Badan hukum publik atau privat.

d) Lembaga negara.

( Pasal 51 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2003 Jo. Pasal 3 Per MK No. 06/PMK/2005 ).

Page 7: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

B. Permohonan perkara

• Permohonan perkara konstitusi harus diajukan secara tertulis dalam bahasa indonesia oleh pemohon atau kuasa pemohon kepada mahkamah konstitusi. Permohonan tersebut harus ditanda tangani oleh pemohon atau kuasanya itu dalam 12 (dua belas) rangkap dimaksudkan dibagikan kepada 9 (sembilan) orang hakim konstitusi dan pihak-pihak terkait lainnya sesuai dengan jenis perkara yang diajukan dalam permohonan. ( Pasal 29 UU No. 24 Tahun 2003 ).

Page 8: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

C. Penelitian administratif

• Setiap permohonan perkara pengujian undang-undang yang diajukan, harus lebih dahulu diperiksa dengan teliti oleh petugas kepaniteraan untuk menentukan apakah berkas tersebut sudah lengkap atau belum.

( Pasal 29 UU No. 24 Tahun 2003 ). Pengertian lengkap adalah bahwa berkas permohonan

itu terbukti (i) ditulis dalam bahasa indonesia; (ii) ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya; (iii) berkas permohonan berjumlah 12 rangkap; (iv) jelas memuat nama dan alamat pemohon; dan (v) disertai dengan alat-alat bukti yang mendukung permohonan.

( Pasal 31 ayat (1) huruf a dan ayat (2) UU No. 24 Tahun 2003 ).

Page 9: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

D. Pemeriksaan pendahuluan

• Sebelum mulai memeriksa pokok perkara, mahkamah konstitusi mengadakan pemeriksaan kelengkapan dan kejelasan materi permohonan.

• Dalam pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), mahkamah konstitusi wajib member nasihat kepada pemohon untuk melengkapi dan/atau memperbaiki permohonan dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari. ( Pasal 39 ayat (1) dan (2) UU No. 24 Tahun 2003 ).

Page 10: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

E. Pemeriksaan oleh panel

• Adalah salah satu bentuk (saja) dari persidangan mahkamah konstitusi, dimana pemeriksaan persidangan dilakukan oleh panel hakim yang sekurang-kurangnya terdiri dari tiga orang hakim konstitusi.

( Pasal 28 Ayat (4) UU No. 24 Tahun 2003 ).

Page 11: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

F. Pemeriksaan oleh pleno

• Mahkamah konstitusi memeriksa, mengadili, dan memutus dalam sidang pleno mahkamah konstitusi dengan sembilan hakim konstitusi, kecuali dalam keadaan luar biasa dengan tujuh orang hakim konstitusi yang dipimpin oleh ketua mahkamah konstitusi.

( Pasal 28 Ayat (1) UU No. 24 Tahun 2003 ).

Page 12: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

G. Penghentian pemeriksaan dan penundaan putusan

• Adalah penghentian suatu proses pengujian undang-undang, undang-undang mana dalam proses pembuatannya telah diputuskan oleh pengadilan secara sah telah terjadi tindak pidana korupsi oleh para pihak yang terlibat dalam pembuatan undang-undang tersebut.

Page 13: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

H. Kesaksian pembentuk undang-undang

• Didalam pemeriksaan pengujian suatu undang-undang hakim konstitusi dapat memanggil lembaga pembentuk undang-undang (legislative) untuk dapat diminta keterangannya, yang dalam hal ini adalah Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Page 14: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

I. Kesaksian pemerintah sebagai co - legislator

• Didalam pemeriksaan pengujian suatu undang-undang hakim konstitusi dapat memanggil co – lembaga pembentuk undang-undang untuk dapat diminta keterangannya, yang dalam hal ini adalah pemerintah.

Page 15: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

J. Kesaksian DPD sebagai co - legislator

• Didalam pemeriksaan pengujian suatu undang-undang hakim konstitusi dapat memanggil co – lembaga pembentuk undang-undang untuk dapat diminta keterangannya, yang dalam hal ini adalah Dewan Perwakilan Daerah (DPD).

Page 16: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

K. Kesaksian kuasa hukum

• Bahwa dalam pemeriksaan persidangan, pemohon dan/atau termohon dapat didampingi atau diwakili oleh kuasanya berdasarkan surat kuasa khusus untuk itu. Artinya baik pemohon maupun termohon dapat diwakili atau didampingi oleh kuasa hukum yang ditunjuk dengan surat kuasa khusus untuk itu.

( Pasal 43 UU No. 24 Tahun 2003 ).

Page 17: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

L. Tujuan pembuktian

• Adalah pembuktian yang dilakukan mengenai argumentasi atau dalil yang didasarkan kepada alat-alat bukti yang diajukan dalam pemeriksaan perkara. Dimana metode pembuktian yang dikembangkan oleh hakim, haruslah benar-benar dapat dipertanggungjawabkan, sehingga dapat sungguh-sungguh menghasilkan keadilan.

Page 18: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

M. Apa yang harus dibuktikan

• Terdapat empat persoalan ;a) Keberwenangan mahkamah konstitusi.

b) Kedudukan hukum (legal standing) pemohon.

c) Konstitutionalitas materi undang-undang; dan/atau;

d) Konstitutionalitas pembentukan undang-undang dan/atau hal-hal selain soal materi undang-undang yang bersangkutan.

Page 19: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

N. Ragam alat bukti

• Terdapat 6 (enam) alat bukti ;a) Surat atau tulisan.

b) Keterangan saksi.

c) Keterangan ahli.

d) Keterangan para pihak.

e) Petunjuk dan,

f) Alat bukti lain yang berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optik atau yang serupa dengan itu.

( Pasal 36 Ayat (1) UU No. 24 Tahun 2003 ).

Page 20: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

O. Bukti dokumen

• Yaitu dokumen resmi yaitu suatu dokumen perundang-undangan ;a) Lembaga negara dan tambahan berita negara.

b) Berita negara dan tambahan berita daerah.

c) Lembaran daerah dan berita daerah.

d) Risalah-risalah dan arsip-arsip.

e) Surat akta otentik.

f) Surat resmi lainnya yang dibuat oleh pejabat umum.

g) Surat resmi lainnya yang dibuat dan dibubuhi tanda tangan pejabat atau petugas yang bersangkutan.

h) Dokumen-dokumen tertulis yang bersifat resmi lainnya.

Page 21: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

P. Keterangan saksi

• Saksi adalah seseorang yang memberikan pernyataan atau menandatangani kesaksian dalam suatu dokumen sebagai alat bukti dikemudian hari atau seseorang yang memberikan keterangan berdasarkan kesaksian lainnya sendiri mengenai sesuatu fakta yang dilihatnya sendiri, didengarnya sendiri, dirasakannya sendiri, atau dialaminya sendiri.

Page 22: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

Q. Keterangan ahli

• Adalah keterangan seseorang dibawah sumpah mengenai sesuatu hal menurut pengetahuan dan pendapat berdasarkan bidang keahliannya.

Page 23: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

R. Keterangan pihak-pihak

• Adalah keterangan yang diberikan oleh para pihak yang terlibat ;a) Pemohon.

b) Pemerintah.

c) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

d) Dewan Perwakilan Daerah (fakultatif).

e) Lembaga Negara yang terkait langsung sebagai pelaksana undang-undang yang bersangkutan.

f) Pihak-pihak lain diluar organ Negara yang mempunyai kepentingan yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan undang-undang yang bersangkutan.

Page 24: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

S. Bukti petunjuk

• Adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yang karena persesuaiannya, baik antara yang satu dengan yang lain, maupun dengan tindak pidana itu sendiri, menandakan bahwa telah terjadi suatu tindak pidana dan siapa pelakunya.

( Pasal 188 Ayat (1) UU No. 8 Tahun 1981 (KUHAP).

Page 25: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

T. Bukti elektronik

• Adalah alat bukti yang berupa informasi yang diucapkan, dikirimkan, diterima, atau disimpan secara elektronik dengan alat optic atau yang serupa dengan itu.

( Pasal 36 Ayat (1) Huruf f UU No. 24 Tahun 2003 )

Page 26: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

U. Penerjemah

• Adalah seseorang yang ditunjuk oleh hakim dibawah sumpah untuk membantu menjelaskan kepada para pihak yang berperkara yang dalam pemberian keterangannya tidak mengerti dan/atau tidak dapat berbahasa indonesia.

Page 27: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

V. Keputusan

• Adalah suatu peraturan yang dikeluarkan oleh/atau dibidang administrasi umum.

Page 28: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

W. Ketetapan

• Adalah suatu peraturan yang dikeluarkan oleh/atau dibidang administrasi justicial.

Page 29: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

X. Putusan

• Adalah suatu vonis atas suatu proses hukum yang dikeluarkan oleh hakim dan/atau pengadilan.

Page 30: Power Point 5 Peradilan Konstitusi

VI

DAFTAR PUSTAKA

Jimly Asshiddiqy. 2006. Hukum Acara Pengujian Undang-Undang. Jakarta : Konpress.

Abdul Latif. Muhammad Syarif Nuh. Hamzah Baharudin. Hasbi Ali. Said Sampara. 2009.

Bahan Ajar Hukum Acara Mahkamah Konstitusi. Jakarta : Total Media.

Undang-Undang Dasar 1945.

Undang-Undang Nomor : 24 Tahun 2003.

Peraturan Mahkamah Konstitusi No. 06/PMK/2005.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP.

Herzining Indische Reglemen (HIR).

Page 31: Power Point 5 Peradilan Konstitusi