1 Potret Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran IPA dan IPS (Studi Kasus : SMP N 1 Salatiga) Artikel Diajukan KepadaFakultas Teknologi Informasi Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Teknologi Informasi dan Komputer Disusun oleh: NATASYA YOMIMA SIPAHELUT 70 2010 039 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016
17
Embed
Potret Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/10675/2/T1_702010039_Full... · materi kepada peserta didik berlangsung secara efektif.
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
1
Potret Kompetensi Pedagogik dan Kompetensi Profesional Guru
Mata Pelajaran IPA dan IPS
(Studi Kasus : SMP N 1 Salatiga)
Artikel
Diajukan KepadaFakultas Teknologi Informasi
Guna Memenuhi Sebagian Dari Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Teknologi Informasi dan Komputer
Disusun oleh:
NATASYA YOMIMA SIPAHELUT
70 2010 039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2016
2
3
4
5
6
7
1. Pendahuluan
Guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan
pembangunan nasional di bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai tenaga
pendidik yang profesional. Pada dasarnya seperangkat tugas yang harus dilakukan oleh
seorang guru berhubungan dengan profesinya sebagi pelajar. Pada perkembangannya, guru
yang profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode
pembelajaran, memotifasi peserta didik, memiliki ketrampilan yang tinggi dan wawasan
yang luas terhadap dunia pendidikan, tetapi juga harus memiliki pemahaman yang
mendalam tentang hakikat manusia dan masyarakat. Keberhasilan seorang guru dalam
menjalankan tugas-tugasnya tersebut dangat bergantung kepada kompemtensi yang dimiliki.
Kompetensi dalam pasal 10 Undang Undang Guru dan Dosen, mengemukakan bahwa
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh
melalui pendidikan profesi [1]. Dalam hal ini kompetensi yang digunakan hanya kompetensi
profesional dan pedagogik.
Menurut Prof. Dr. Sudarwan Danim, guru yang benar-benar profesional mampu
membangkitkan citra diri pada anak didiknya, lebih dari sekadar mendesiminasikan bahan
ajar [2]. Guru harus terbuka terhadap hal-hal baru demi pengembangan karier dan akademik.
Guru yang memang memiliki keterbukaan baik dalam hal pemikiran maupun sikap terhadap
setiap gagasan baru akan lebih mudah termotivasi untuk mempelajari dan memahami suatu
gagasan baru, misalnya pemanfaatan TIK dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hasil
belajar peserta didik. Guru harus memiliki gagasan yang luas dan pemahanan tentang
perkembangan teknologi agar dapat menyajikan metode pembelajaran yang bervariasi untuk
terlihat menarik kepada peserta didik.
Dari hasil observasi yang dilakukan di SMP N 1 Salatiga terlihat bahwa kemampuan
guru untuk mengembangkan metode atau media pembelajaran relative terbatas atau
cenderung konfensial. Kemampuan tersebut merupakan bagian dari kompetensi pedagogik
dan kompetensi profesional guru. Oleh karena itu perlu diperoleh gamabaran seperti apa
kemampuan pedagogik dan professional tersebut. Informasi selanjutnya dapat digunakan
sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan kemampuan guru.
2. Tinjauan Pustaka
Dalam suatu penelitian lain yang dilakukan oleh Niarsa pada tahun 2013 yang berjudul
“Studi Kompetensi Guru dalam Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi
Informasi dan Komunikasi”, disebutkan bahwa kompetensi guru dalam merancang media
pembelajaran mendapat kategori cukup, kompetensi guru dalam memproduksi media
pembelajaran mendapakan kategori cukup dan kompetensi guru dalam memanfaatkan media
pembelajaran mendapat kategori baik [3]. Dalam hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa
guru dapat lebih meningkatkan kompetensinya dalam merancang, memproduksi dan
memanfaatkan media pemebalajaran untuk mendukung proses pembelajaran agar lebih baik.
Sedangkan penelitian selanjutnya disebutkan bahwa guru sangat terbantu dengan
pemanfaatan media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Walaupun para guru memperoleh kategori cukup pada point merancang dan memproduksi
media pembelajaran itu sendiri, namun para guru mendapat kategori baik pada point
pemanfaatan media pembelajaran. Berdasarakan penelitian yang pernah dilakukan
sehubungan dengan kemampuan guru dalam mengajar dengan menggunakan media
8
pembelajaran, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang bagaimana
gambaran kompetensi pedagogik dan kompetensi professional guru d
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, dijelaskan bahwa: “kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
melaksankan tugas keprofesionalan’ [4]. Dari uraian tersebut, nampak bahwa Kompetensi
profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam
yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standart kompetensi yang
ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan.Kompetensi profesional ini merupakan suatu
kemampuan yang membedakan profesi guru dengan profesi yang lain [4].
Ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah mengerti dan dapat menerapkan
metode pembelajaran yang bervariasi; mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai
alat, media dan sumber belajar yang relevan serta mampu mengorganisasikan dan
melaksanakan program pembelajaran dengan baik [5]. Kompetensi Pedagogik adalah
kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya
[4]. Kompetensi pedagogik setidaknya meliputi hal-hal berikut: (a) pemahaman terhadap
peserta didik, (b) pengembangan kurikulum, (c) perancangan pembelajaran, (d) pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis, (e) pemanfaatan teknologi pembelajaran, (f)
evaluasi hasil belajar, (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya [4].
3. Metodologi Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan metode penelitian kombinasi (mixed method).
Penelitian kombinasi menurut Dr. Sugiyono adalah “suatu metode penelitian yang
mengkombinasikan atau menggabungkan antara metode kuantitatif dan metode kualitatif
untuk digunakan secara bersama-sama dalam suatu kegitan penelitian [6]. Data kuantitatif
yang diperoleh dari penelitian ini adalah angket atau kuesioner yang disebarkan kepada
peserta didik untuk menilai kompetensi pedagogik guru dalam mengajar di kelas, dan
kuesioner pada guru IPA dan IPS untuk menilai kompetensi professional guru dalam
mengajar. Untuk data kuantitatif, diperoleh dari data observasi yang dilakukan oleh penulis
ketika proses pembelajaran sedang berlangsung di kelas, dan dari data wawancara yang
dilakukan oleh penulis kepada guru IPA dan IPS mengenai penggunaan media pembelajaran
dikelas.
Penelitian tentang penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) oleh guru di SMP Negeri
1 Salatiga dilaksanakan pada kelas VIII A, VIII B, VIII E, VIII G, VIII H dan guru yang
mengampuh mata pelajran IPA dan IPS pada kelas-kelas tersebut. Yang menjadi populasi
dari penelitian ini adalah SMP Negeri 1 Salatiga guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP Negeri 1 Salatiga. Dengan sampel
adalah 5 orang guru gabungan mata pelajaran IPA dan IPS, IPA 2 orang guru, dan IPS 3
orang guru serta peserta didik kelas VIII A, VIII B, VIII E, VIII G, dan VIII H .
Metode observasi (mengamati) adalah suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Metode ini digunakan untuk
mengamati kegiatan guru pada saat mengajar sehingga dapat diketahui proses pemberian
9
materi kepada peserta didik berlangsung secara efektif. Observasi adalah suatu proses yang
kompleks, dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan [6].
Metode kuisioner/angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
menjawabnya dan digunakan untuk mengetahui pendapat peserta didik tentang proses
pembelajaran IPA dan IPS dan bagaimana cara mengajar guru dengan menggunakan media
power point [7] :
Tabel1.Aspek Kompetensi Guru
I. Kompetensi
Profesional Indikator Instrument
1. Aspek penguasaan
materiIPA dan IPS
1.a. Mengkaitkan materi dengan permasalahan yang
relevan
1.b. Mampu menjelaskan materi dengan baik
1.c. Menggunakan berbagai teknik pembelajaran atau
sumber belajar dengan model pembelajaran
yang bervariasi yang sesuai dengan materi
yang akan disampaikan kepada peserta didik
Lembar Observasi
Lembar Observasi
Lembar Observasi
2. Aspek pemahaman
karakteristik peserta
didik
2.a. Memahami perbedaan kemampuan peserta
didik
2.b.Memahami perbedaan SARG (suku, agama, ras,
dan golongan) peserta didik dan
memperlakukan peserta didik secara adil
2.c. Menjalin hubungan yang akrab dengan peserta
didik
Lembar Observasi
dan Angket
Lembar Observasi
dan Angket
Lembar Observasi
dan Angket
3. Aspek kemampuan
mengelola
pembelajaran
3.a. Merencanakan pembelajaran
3.b.Mengimplementasikan teknik dan strategi
pengelolaan kelas
Lembar Observasi
Lembar Observasi
II. Kompetensi
Pedagogik Indikator
Instrument
1. Aspek penguasaan
strategi pembelajaran
1.a. Menerapkan berbagi strategi pembelajaran
1.b. Menggunakan alat dan media pembelajaran
Lembar Observasi
Lembar Observasi
2. Aspek kemampuan
melaksanakan
penilaian hasil belajar
IPA dan IPS
2.a. Menerapkan berbagai teknik penilaian
2.b. Menilai hasil belajar peserta didik dengan
objektif dan adil
2.c. Memberikan umpan balik (feedback) terhadap
tugas-tugas yang di kerjakan peserta didik
Lembar Observasi
Dan Angket
Lembar Observasi
Dan Angket
Adapun perhitungan kegiatan pembelajaran guru dalam memberikan pembelajan.
Kriteria persentase guru adalah sebagai berikut [8]:
10
Tabel 2. Kriteria Persentase Guru
Rumus Rerata Skor Klasifikasi
> 4,20 Sangat Tinggi
> 3,40 - 4,20 Tinggi
> 2,60 - 3,40 Sedang
> 1,80 – 2,60 Rendah
≤ 1,8 Sangat Rendah
Keterangan :
).
X = Skor empiri
4. Hasil dan Pembahasan
Berdasarkan hasil observasi guru IPA pada kompetensi pedagogik yang terdiri
dari 2 aspek yaitu aspek pemahaman karakteristik peserta didik dan aspek kemampuan
mengelola pembelajaran serta 5 indikator yaitu memahami perbedaan kemampuan