Top Banner
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bila kita membicarakan tentang arsitektur maka banyak masyarakat yang mengira bahwa arsitektur adalah bangunan. Tetapi tak semua bangunan adalah arsitektur. Didalam arsitektur tidak hanya membicarakan mengenai fungsi dan kekuatan bangunan saja. Ada segi lain yang membuat arsitektur berbeda dengan bangunan. Seorang arsitek apabila ingin membangun sebuah karya arsitektur akan mempertimbangkan hal – hal lain yang mempengaruhi karya tersebut ataupun hal – hal yang dipengaruhi oleh keberadan karya arsitektur tersebut. Masyarakat awan juga beranggapan bahwa suatu karya arsitektur satu dengan yang lain sama. Namun anggapan mereka kurang tetap karena suatu karya arsitektur satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan itu karena terdapat unsur desain yang membedakan karya satu dengan yang lain . unsur desain selain membuat suatu karya menjadi berbeda dengan yang lain dan juga menjadi lebih estetika. Untuk itu pentingnya belajar arsitektur salah satunya agar mengetahui perbedaan antara arsitektur dengan bangunan yang dilihat sekilas sama ternyata berbeda. Saat kita belajar arsitektur kita akan mendapatkan banyak ilmu baru tidak hanya mengenai bangunan saja . Didalam arsitektur juga diajarkan melihat suatu objek tidak hanya dari satu sisi saja melaikan dari sisi – sisi lain yang memepengaruhi 1
48

Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Mar 17, 2023

Download

Documents

Semesta Alam
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bila kita membicarakan tentang arsitektur maka banyak

masyarakat yang mengira bahwa arsitektur adalah bangunan.

Tetapi tak semua bangunan adalah arsitektur. Didalam

arsitektur tidak hanya membicarakan mengenai fungsi dan

kekuatan bangunan saja. Ada segi lain yang membuat

arsitektur berbeda dengan bangunan. Seorang arsitek apabila

ingin membangun sebuah karya arsitektur akan

mempertimbangkan hal – hal lain yang mempengaruhi karya

tersebut ataupun hal – hal yang dipengaruhi oleh keberadan

karya arsitektur tersebut. Masyarakat awan juga beranggapan

bahwa suatu karya arsitektur satu dengan yang lain sama.

Namun anggapan mereka kurang tetap karena suatu karya

arsitektur satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan itu

karena terdapat unsur desain yang membedakan karya satu

dengan yang lain . unsur desain selain membuat suatu karya

menjadi berbeda dengan yang lain dan juga menjadi lebih

estetika.

Untuk itu pentingnya belajar arsitektur salah satunya

agar mengetahui perbedaan antara arsitektur dengan bangunan

yang dilihat sekilas sama ternyata berbeda. Saat kita

belajar arsitektur kita akan mendapatkan banyak ilmu baru

tidak hanya mengenai bangunan saja . Didalam arsitektur

juga diajarkan melihat suatu objek tidak hanya dari satu

sisi saja melaikan dari sisi – sisi lain yang memepengaruhi1

Page 2: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

ataupun dipengaruhi. Selian itu juga belajar arsitektur

juga akan dapat menbedakan sutu karya satu dengan karya

lain . yang mansing – masing memliki keunikan tersendiri

1.2 Rumusan Masalah

- Apa itu arsitektur, hakekat, serta tujuan arsitektur?

- Apakah perbedaan antara arsitektur dan bangunan?

- Unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam arsitektur?

- Bagaimana contoh penerapan unsur-unsur arsitektur di

sekitar kita?

1.3 Tujuan

- Mengetahui apa itu arsitektur, hakekat, serta tujuannya

- Mengetahui perbedaan arsitektur dan bangunan

- Mengetahui unsur-unsur arsitektur

- Mengetahui contoh penerapan unsur-unsur arsitektur di

sekitar kita

1.4 Lingkup

Portofolio ini menggunakan metode studi literatur yang

dilaksanakan selama 3 minggu yaitu pada 30 September 2014

sampai dengan 21 Oktober 2014. Referensi yang digunakan

berupa buku, sebanyak 2 buah buku, yakni Arsitektur: Bentuk,

Ruang, dan Tatanan oleh Francis D.K. Ching, dan Pengantar

Arsitektur oleh James C. Synder dan Anthony J. Catanese.

1.5 Sistematika Penulisan

I. Pendahuluan

2

Page 3: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Bab I Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Rumusan

Masalah, Tujuan, Lingkup, dan Sistematika Penulisan.

II. Landasan Teori

Bab II Landasan Teori berisi kajian teori mengenai

unsur-unsur arsitektur, dan teori-teori pendukung

mengenai perbedaan arsitektur dengan bangunan.

III.Pembahasan

Bab III Pembahasan berisi mengenai objek atau

bangunan yang kami pilih untuk dikaji lebih lanjut

unsur-unsur arsitekturnya.

IV. Penutup

Bab IV Penutup berisi mengenai Kesimpulan beserta

Harapan Penulis kedepannya.

3

Page 4: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Arsitektur

Arsitektur berasal dari kata à Architecton dalam bahasa

Yunani yang berarti tukang atau ahli bangunan. Arsitektur

adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian

yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan

membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level

makro yaitu perencanaan kota perancangan perkotaan

arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain

bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur

dapat dianggap sebagai suatu konstruksi yang dengan sengaja

merubah lingkungan fisik menurut suatu bagan pengaturan.

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang

bangunan. Istilah “arsitektur” mulai diperkenalkan pada

sekitar abad I sebelum masehi oleh seorang arsitek dan

insinyur berkebangsaan Romawi bernama Marco Pollio

Vitruvius. Menurut Vitruvius dalam bukunya yang berjudul De

Architectura, bangunan arsitektur haruslah memenuhi tiga

komponen, yaitu keindahan/estetika (venustas), kekuatan

(firmitas), dan kegunaan/fungsi (utilitas). Ketiga komponen

tersebut harus seimbang dan saling berkoordinasi dan tidak

ada unsur yang melebihi unsur lainnya.

Menurut Ballantyne (2007), “…architecture is always more than

building, representing as it does as folding together of building and culture, so

that the building come up to have meaning as they are caught up in a way of

4

Page 5: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

life-architecture is best ppreciated as part of an art living”. “Arsitektur

adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan

dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian

terhadap karya tersebut sebagai karya seni” Arsitektur,

menyatu dengan budaya. Sebuah karya

arsitektur,menggambarkan bagaimana budaya kehidupan sehari-

hari masyarakatnya. Artinya arsitektur dapat dipahami

paling baik, bila ia dianggap jauh lebih daripada sekedar

tempat bernaung, tetapi juga tetap melihat nilai estetika

atau keindahannya.

2.2 Pengertian Bangunan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bangunan adalah

suatu susunan elemen-elemen yang membentuk fungsi untuk

mewadahi aktifitas manusia dengan segala komponen yang

dibutuhkan dalam aktifitasnya. Ia memiliki bentuk dan

dimensi yang dapat menaungi dengan memiliki kekakuan dan

kekokohan yang dapat melindungi manusia dan segala

aktifitas di dalamnya dari segala gangguan.

Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi

yang menyatu dengan tempat kedudukan baik yang ada di atas,

di bawah tanah dan/atau di air. Bangunan biasanya

dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana,

prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau

kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti

halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya,

jalan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain.

5

Page 6: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

2.3 Hakekat Arsitektur

Arsitektur yg kita selama ini adalah diturunkan dari

kata bahasa inggris architecture, yg asal muasalnya

sebagaimana kebanyakan ilmu klasik yg ada di eropa adalah

berasal dari bahasa yunani architekton = master builder,

"kepala tukang" = "tukang yg ahli".

Sedangkan karya tulis yg pertama kali hadir adalah De

Architectura ditulis oleh seorang arsitek yunani Vitruvius

pada abad ke-1 Masehi. Dia memberikan syarat sebuah

bangunan itu harus memenuhi 3 syarat yg harus dipenuhi agar

yaitu firmitatis utilitatis venustatis = kekokohan, berdaya

guna, mempesona. landasan pemikirannya ini selanjutnya

merupakan landasan teori berarsitektur klasik di dunia

barat dan selanjutnya berkembang ke seluruh dunia sampai

saat ini.

Dunia timur dengan segala kearifannya juga memiliki

akar arsitektur yg berbeda, di india dikenal istilah Vasthu

(Vidya) yg dapat disetarakan dgn (Ilmu) Arsitektur di

belahan barat. sedangkan pelakunya yaitu arsiteknya punya

bbrp sebutan yg artinya relatif sama artinya yaitu :

sthapati, achariya, atau sutradhara. jadi ternyata kita

sebagai bangsa Indonesia tdk perlu berkecil hati kan,

karena kita ternyata memiliki akar budaya arsitektur yg

murni dan kuat yg kita serap dari kebudayaan india

tersebut.

Arsitektur bukan lagi sekedar membangun fisik untuk

keperluan manusia, tapi melibatkan aspek budaya yg terlibat

didalamnya sehingga apabila kita pada saat ini masih

6

Page 7: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

melihat peninggalan berbagai bangsa kuno dari masa lampau

masih berdiri tegar s/d saat ini itu meruapakan petunjuk

bahwa bangsa tersebut telah memiliki peradaban yg tinggi

pada saat itu karena arsitektur yg telah dicapai berbanding

lurus dgn tinggat peradaban suatu bangsa. hal ini masih

dapat kita lihat bagaimana bangsa yunani, romawi, mesir,

china, india, nusantara, maya dll peninggalan arsitekturnya

masi banyak yg berdiri kokoh sampai dengan saat ini.

Jadi singkat kata bagi masyarakat awam, arsitektur

bisa dimaknai sebagai bangunan buatan manusia yang telah

"ditiupkan jiwa kedalamnya".

Dunia arsitektur yang ada didunia ini sangat beragam

disebabkan banyak faktor yg mempengaruhinya bisa bermacam2,

misal :

Geografis : Mesir yang tandus dan berpadang pasir

lebih cocok membangun suatu super struktur yang

solid berupa piramida karena tersedia tambang

batu granit dgn kualitas terbaik.

Kepercayaan : Yunani yg memiliki banyak dewa yang

serupa dengan manusia menurunkan skala arsitektur

yang merupakan turunan dari dimensi tubuh manusia

ideal itu sendiri ke dalam bangunannya yang

terkenal dengan 3 gaya yaitu: The Doric, Ionic

and Corinthian.

Keadaan alam : Jepang dengan alamnya yang labil

karena terletak daerah pegunungan berapi dan

mudah terjadi gempa, maka melahirkan

7

Page 8: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

arsitekturnya yang non rigid yang terbuat dari

kayu berpasak sehingga fleksible.

Sedangkan arsitek adalah pelaku arsitektur itu

sendiri, arsitek adalah tukang insinyur tentang ilmu

arsitektur yang memahami kaidah estetika dalam perancangan

dan pembangunannya.

2.4 Tujuan Arsitektur

Menurut Vitruvius, tujuan arsitektur tergantung pada

susunan penataan, keselarasan dalam pergerakan, simetri,

kesesuaian dan ekonomi. Arsitektur ditentukan oleh

fungsi/kenyamanan, struktur/ketahanan, dan

estetika/keindahan.

Artinya, setiap daerah mempunyai ciri khas

arsitekturnya tersendiri. Hal tersebut tergantung pada

kesesuaian kondisi daerah tersebut. Kondisi tersebut

meliputi kondisi sosial, ekonomi, iklim, kepercayaan dan

kondisi alam. Misalnya kondisi rumah iglo milik penduduk

eskimo tentu akan berbeda dengan rumah hogan milik penduduk

indian. Hal tersebut terkait dengan perbedaan iklim. Bagitu

pula rumah penduduk pengunugan pasti beda dengan penduduk

pesisir pantai. Faktor kondisi alam juga menentukan

perbedaan bahan bangunan yang digunakan.

Dalam buku Pengantar Arsitektur (1979) disebutkan “..bahwa

tujuan arsitektur melampaui fungsi tempat bernaung guna

mengubah cuaca. Arsitektur dapat memberikan rona bagi

kegiatan-kegiatan tertentu; mengingatkan orang kegiatan-

kegiatan apakah ini; menyatakan kekuasaan, status, atau

8

Page 9: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

hal-hal pribadi; menampilkan dan mendukung keyakinan-

keyakinan kosmologis; menyampaikan informasi; membantu

menetapkan identitas pribadi atau kelompok; dan mengkiaskan

system-sistem nilai.“ (Pengantar Arsitektur, James C.

Synder dan Anthony J. Catanese, 1979)

Menurut Ch. Norberg-Schulz, seorang arsitek Norwegia,

tugas dari sebuah bangunan atau arsitektur (Building Task)

yaitu;

Physical Control terhadap : iklim, gempa bumi,

cahaya, suara, dan lain-lain.

Functional Frame, mewadahi keseluruhan rangkaian

aktifitas yang membutuhkan ruang dan dinyatakan

dengan pola perilaku tertentu.

Social Milieu, tugas bangunan kaitannya dengan fungsi

sosial

Cultural Symbolization, sebagai alat untuk

mengkomunikasikan nilai-nilai.

Arsitektur adalah wujud karya manusia yang ditujukan

untuk memenuhi suatu fungsi tertentu, yaitu mewadahi

manusia dan aktifitasnya dengan segala tuntutannya,

memiliki kekokohan yang memberikan rasa aman, nyaman dan

memberikan bentukan tegar dan menaungi, serta memiliki

keindahan atau estetika yang menjadi tuntutan manusia untuk

menunjukkan kelebihannya.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan tujuan atau

maksud dari arsitektur adalah sebagai berikut

Sebagai tempat bernaung / berlindung dari :

o Cuaca dan faktor alam yang tidak diinginkan,

9

Page 10: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

o Kondisi dan situasi akibat faktor buatan

yang tidak diinginkan

o Musuh atau binatang buas

Sebagai penunjuk status sosial, identitas, dan

kekuasaan

Menunjukkan kesan formal dan nonformal

Menunjukkan kesan suasana, misalnya intim, akrab,

hangat, sejuk dan sebagainya

2.5 Unsur-Unsur dalam Arsitektur

a. Unsur Titik

Titik merupakan awal dan akhir dari suatu garis,

yang menunjukan posisi dalam sebuah ruang dan merupakan

pusat perhatian pada ruangan tersebut. Sebuah titik tidak

mempunyai panjang, lebar dan luas.

b. Unsur Garis

10

Rumah Iglo (Eskimo) Rumah Hogan (Indian)

Page 11: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Garis merupakan suatu titik yang diperpanjang Pada

suatu garis hanya memiliki panjang tetapi tidak memiliki

lebar dan tinggi.

Elemen garis terbagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:\

o Garis vertikal

Garis vertical mempunyai kesan tinggi, kaku, formal,

dan tegas. Contohnya seperti bentuk dari tiang,

kolom, menara, dan lain-lain.

o Garis Horizontal

Garis horinzontal mempunyai kesan lebar, luas, dan

lapang. Contohnya seperti bentuk dari denah

o Garis Diagonal

Garis diagonal mempunyai kesan dinamis dan tidak

tenang.

o Garis Lengkung

Garis lengkung memiliki kesan dinamis, lembut, dan

gembira.

c. Unsur Bidang

Bidang merupakan suatu garis yang diteruskan kearah

yang berbeda dari garis asalnya. Sebuah bidang memimiliki

panjang dan lebar tetapi tidak memiliki tinggi. Dalam

unsur desain, bidang berfungsi sebagai:11

Page 12: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

o Pemberi arah dan suasana

o Sebagai penerang (penerang dimaksudkan sebagai

petunjuk arah)

o Pengontrol

o Penutup efektif

d. Unsur Ruang

Ruang adalah kumpulan dari susunan beberapa bidang.

Dalam unsur desain ruang terbagi atas beberapa komponen

pembentuk ruang yaitu:

o Lantai

o Dinding (dinding pasif, dinding transparan, dan

dinding semu)

a. Balok b. Tabung c. Kerucut

e. Unsur Bentuk

Bentuk adalah karakteristik pengenal volume utama.

Bentuk juga merupakan cirri utama yang menunjukkan suatu

volume, hal ini ditentukan oleh volume, wujud, dan

hubungan antara bidang-bidang yang menggambarkan batas-

batas.

Adapun ciri-ciri visual bentuk yaitu sebagai

berikut:

Memiliki dimensi/ ukuran yaitu ukuran fisik

suatu bentuk berupa panjang, lebar dan tebal.

12

Page 13: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Memiliki Warna

Memiliki tekstur yaitu kualitas yang dapat

diraba pada permukaan dari sebuah bentuk

Sifat bentuk:

Memiliki posisi yaitu letak relatif terhadap

lingkungannya

Memiliki orientasi yaitu posisi relative suatu

bentuk terhadap bidang dasar, dan terhadap

pandangannya.

Memiliki inersia visual yaitu derajat

konsentrasi dan stabilitas bentuk.

Sifat ini dipengaruhi dari bagaimana kita

memandangnya

Perspektif/sudut pandang

Jarak terhadap bentuk tersebut

Keadaan cahaya, dimana kita melihat bentuk

tersebut

Lingkungan visual yang mengelilingi benda

tersebut

Bentuk terbagi atas 2 yaitu:

i. Bentuk beraturan

Pada umumnya bentuk tersebut bersifat stabil

dan simetris terhadap sumbunya. Contohnya

seperti bola, silinder, kerucut, kubus, dan

lain-lain.

ii. Bentuk tidak beraturan

13

Page 14: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Pada umumnya bentuk ini tidak simetris tetapi

lebih dinamis dibandingkan dengan bentuk

beraturan.

a. Persegi Panjang b. Segitiga c.

Lingkaran

f. Unsur Simetri

Merupakan tatanan komposisi yang seimbang, biasanya

kanan dan kiri. Sesuatu yang simetris sering menimbulkan

kesan tertata rapi dan protokoler. Kondisi simetris

memerlukan pengaturan yang berimbang antara pola-pola

bentuk dan ruang yang setara pada sisi-sisi berlawanan

sebuah garis atau bidang pembagi, ataupun disekeliling

sumbu atau titih tengah.

Terdapat dua jenis simetri yang mendasar;

i. Simetri bilateral

Simetri bilateral merujuk pada penyusunan

berimbang elemen-elemen yang serupa atau setara

pada sisi-sisi berlawanan sebuah sumbu tengah,

agar hanya satu bidang saja yang dapat membagi

keseluruhannya menjadi paruhan-paruhan yang

identik.

ii. Simetri radial

Simetri radial merujuk pada penyusunan

berimbang elemen-elemen yang serupa dan

berputar sedemikian rupa sehingga komposisinya

14

Page 15: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

dapat dibagi menjadi paruhan-paruhan yang

serupa dengan melewati sebuah bidang dari sudut

manapun di sekeliling titik tengah atau di

sepanjang sebuah sumbu sentral.

“The simplest type of balance, both to create and to

recognize, is called symmetrical balance. In symmetrical

balance, like shapes are repeated in the same positions

on either side of a vertical axis. This type of symmetry

is also called bilateral symmetry. One side, in effect,

becomes the mirror image of the other side.”

g. Unsur Tekstur

Tekstur merupakan gambaran mengenai permukaan dari

suatu benda yang dapat menimbulkan kesan-kesan tertentu

seperti mengkilap, buram, halus, licin, dan kasar.

15

Tekstur dinding Tekstur kaca Tekstur

Page 16: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

h. Unsur Warna

Warna merupakan itensitas dan nilai dari suatu

permukaan bentuk. Dalam perancangan warna berfungsi

sebagai:

o Menambah kualitas dan dapat memberikan nilai tambah

pada sebuah rancangan

o Sebagai media komunikasi yang memiliki arti untuk

memberikan kesan dan menyalurkan informasi kepada

pengamat

o Untuk menutupi kelemahan atau kekurangan suatu

permukaan bentuk atau benda yang dianggap kurang

menarik

2.6 Perlunya Belajar Arsitektur

1. Menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan kanan

Tidak hanya mendesain tapi belajar arsitektur juga

16

Tekstur kayu Tekstur dinding Tekstur pasir

Spektrum Warna

Page 17: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

membutuhkan hitungan matematika dan fisika. Sehingga,

otak kiri dan otak kanan kita dapat seimbang.

2. Mempertajam kepekaan estetika

Dalam belajar arsitektur kita harus mendesain bangunan

yang tidak hanya fungsionalis. Tetapi harus memiliki

tingkat estetika yang tinggi.

3. Bisa memenejemen waktu

Mahasiswa arsitektur dan seorang arsitektur dituntut

untuk mengerjakan suatu proyek sesuai dengan waktu yang

sudah ditentukan. Sehingga dapat mengatur waktu sesuai

deadline.

4. Bekerja sama

Seorang arsitek harus bisa bekerja sama dengan baik.

Untuk merealisasikan suatu arsitektur dibutuhkan kerja

sama antara arsitek, teknik sipil, planologi, dll.

5. Melatih berbicara di depan umum

Mahasiswa arsitektur diwajibkan mempresentasikan hasil

karya nya. Sehingga dapat melatih berbicara di depan

umum. Seorang arsitek harus bisa mempresentasikan hasil

desain ke client nya dengan baik.

2.7 Prinsip-Prinsip Perancangan

a. Kesatuan/ Unity

Kesatuan adalah usaha untuk mencari kesamaan dari sifat

unsur keindahan.

b. Keseimbangan

Keseimbangan adalah kualitas yang terdapat dalam setiap

objek dimana daya tarik visual dari kedua bagian masing-

masing yang memiliki pusat keseimbangan atau pusat

17

Page 18: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

perhatiannya adalah sama.

c. Irama

Irama adalah pengulangan simetris antara elemen-elemen

yang mempunyai hubungan yang dapat dikenal. Dalam

arsitektur, pengulangan dalam visual bangunan seperti

irama garis, volume interior, perbedaan warna, perbedaan

gelap, bukaan, tiang dan kolom.

d. Skala

Skala adalah kualitas yang membuat sebuah bangunan

terlihat benar, tepat dan nyata. Skala terbagi atas 3

jenis yaitu:

- Skala alamiah, yaitu ekspresi dimensi yang

sesungguhnya dalam mengukur keadaan normal.

- Skala heroic, yaitu usaha untuk membuat bangunan

terasa lebih besar dan manusia terasa lebih kecil.

- Skala intim, yaitu usaha untuk membuat bangunan

atau ruangnya terkesan lebih kecil dari bangunan

sesungguhnya.

2.8 Perbedaan Arsitektur dan Bangunan

Sebagian besar orang awam mungkin menganggap bahwa

arsitektur sama dengan bangunan dan bangunan sama dengan

arsitektur, serta mengatakan bahwa setiap bangunan yang

dibangun adalah sebuah karya arsitektur. Padahal, tidak

semua bangunan adalah arsitektur dan dalam arsitektur tidak

hanya menyangkut masalah bangunan.

Bangunan, lebih banyak menjurus pada sifat fungsional

dan dibangun untuk memenuhi kebutuhan manusia dari segi

18

Page 19: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

fungsi fisiknya saja. Bangunan sering kali hanya digunakan

untuk tempat-tempat produksi, meskipun tidak selalu

demikian. Misalnya pabrik, galangan, bangsal, penjara,

tenda, bengkel, gudang.

Arsitektur mempunyai fungsi yang tidak hanya menaungi

dan mewadahi manusia dengan segala aktifitasnya, melainkan

juga memberikan suasana, image, dan mengarahkan pikiran dan

perasaan serta prilaku dari para penggunaannya. Arsitektur

juga mempunyai citra, keindahan, dan nilai seni yang dapat

dibanggakan dan ditunjukkan serta dinikmati sendiri oleh

penghuninya. Atau yang disebutkan oleh Vitruvius: utilitas

(fungsi), firmitas (kekokohan), dan venustas (keindahan).

Kita juga dapat menyebut arsitektur adalah bangunan yang

mempunyai nilai lebih. Nilai lebih ini adalah jiwa,

keindahan atau seni, dan mempunyai kreatifitas serta

keaslian sehingga arsitektur dapat diapresiasikan. Dalam

arsitektur, yang juga sering disebut lingkungan binaan,

ternyata tidak hanya menyangkut masalah bangunan, namun

juga termasuk apa yang ada dalam bangunan itu (interior)

dan yang berada diluar atau di sekeliling bangunan itu

(eksterior).

Perbedaan antara bangunan dan arsitektur terletak pada

estetikanya, karena perbedaan estetika itu berbeda pula

nilai dan tampilannya. Bila bangunan hanya dinilai dari

segi fisik yaitu bahan yang digunakan (kekuatan, keawetan,

ketahanan) dan fungsinya, pada arsitektur tidak hanya itu,

arsitektur juga dinilai seni dan keindahannya. Sebuah

bangunan bisa dikatakan sebagai arsitektur jika mempunyai

19

Page 20: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

ciri-ciri sebagai berikut :

Estetik/indah.

Bernilai fungsi.

Memberikan suasana nyaman.

Ada aktivitas didalamnya.

Memiliki makna .

Mempunyai ukuran/skala.

Mengikuti perkembangan zaman

Jika dituliskan dalam tabel, perbedaan arsitektur dan

bangunan adalah sebagai berikut;

Tabel Perbedaan Arsitektur dan Bangunan

No Arsitektur Bangunan1 Lebih melibatkan aspek

emosi, kejiwaan

Lebih melibatkan logika

2 Kualitatif seni dan humanis Kuantitatif dan sains3 Kepantasan, selera cita rasa

estetika

Kekuatan

4 Untuk safety security Untuk pelindungan5 Sebagai identitas diri Sebagai tempat / pendukung

aktivitas6 Estetika tetapi juga dilihat

nilai dan fungsi

Kaku, kokoh

2.9 Kajian Objek

Setelah mengetahui perbedaan arsitektur dan bangunan,

berikut merupakan contoh objek yang menunjukkan perbedaan

arsitektur dan bangunan.

a. Bangunan

20

Page 21: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

b. Arsitektur

Dari masing-masing dua buah contoh bangunan dan

arsitektur, kita dapat mengkaji perbedaan bangunan dan

arsitektur. Pada contoh bangunan yaitu gubug dan gudang,

tampak bahwa keduanya hanya menonjolkan unsur fungsi

bangunan itu saja, yaitu gubug sebagai tempat berteduh dan

gudang sebagai tempat penyimpanan. Sedangkan pada

arsitektur, selainkan unsur fungsi, juga diimbangi unsur

estetika, namun tetap terkesan kuat.

21

Gubug Gudang

City University ofMetropol Parasol

Page 22: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Bumps

22

Eksterior BUMPS

Page 23: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Nama gedung : BUMPS

Lokasi : Beijing, China

Arsitek : Sako Keiichiro

Dibangun : 2006 – 2008

Luas area : 103,218 m2

Fungsi : Apartemen dan department

store

a. Sejarah

Sako Arsitek telah merancang kompleks gedung BUMPS

di Beijing, Cina. Kompleks ini adalah gabungan

perumahan dan komersial pengembangan, yang akan menjadi

landmark yang mengarah ke pengembangan lebih lanjut di

daerah sekitarnya kota.

Bangunan ini ditandai dengan itu variasi konstan

antara tingkat yang berbeda. Setiap dua lantai

ditetapkan sebagai satu unit, dan setiap unit terhuyung

23

Interior BUMPS

Page 24: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

oleh 2 meter horizontal, dengan daerah setback yang

dihasilkan digunakan untuk teras.

District. Neo - Metabolist "bergelombang" desain

arsitek Jepang Keiichiro Sako adalah istirahat gaya dari

menara perkotaan tradisional slabsided, memberikan sinar

matahari yang optimal dan teras semilir yang mencerahkan

langit Beijing.

b. Unsur Titik

Titik merupakan awal dan

akhir dari suatu garis, yang

menunjukan posisi dalam

sebuah bangunan dan merupakan

pusat perhatian pada bangunan

tersebut. Sebuah titik tidak

mempunyai panjang, lebar dan luas.

Pada bangunan ini unsur titik terletak pada ujung-

ujung gedung.

c. Unsur Garis

Garis merupakan suatu titik yang

diperpanjang Pada suatu garis hanya

memiliki panjang tetapi tidak

memiliki lebar dan tinggi.

Kedua titik diujung gedung

diperpanjang sehingga menjadi sebuah

garis horizontal. Garis-garis pada Bumps bersifat tegas

dan memberi bentuk.

d. Unsur Bentuk

24

Page 25: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Bentuk adalah segala hal yang memiliki diameter

tinggi dan lebar. Bentuk menurut kamus adalah lengkung,

lekuk, lentur, wujud atau rupa.

Dalam gedung ini bentuk persegi panjang terlihat

jelas pada satu sisi. Apabila dilihat dari sisi yang ada

disebelahnya terlihat bentuk bujur sangkar.

e. Unsur Ruang

Sebuah bidang yang

diperpanjang ke arah selain arah

hakikatnya akan menjadi sebuah

ruang (volume). Secara

konseptual, volume memiliki tiga

dimensi: panjang, lebar dan

kedalaman.

Tiap stack membentuk sebuah

balok. Dan balok balok tersebut disusun sehingga

membentuk sebuah balok secara vertikal. Balok balok

tersebut disusun ada yang menjorok kedalam dan ada yang

menjorok keluar. Sehingga memberi kesan “bumpy”.

f. Unsur Bidang

25

Page 26: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Didalam komposisi sebuah konstruksi visual, sebuah

bidang berfungsi untuk mendefinisikan batas-batas sebuah

ruang. Bidang diatas kepala ditunjukkan dengan warna

biru. Bidang yang membentang dan melindungi ruang- ruang

interior sebuah bangunan dari elemen-elemen iklim atau

bidang yang membentuk permukaan pada ruangan diatasnya.

Bidang dinding ditandai dengan warna hijau dan merah.

Merupakan orientasi yang vertikal, sifat aktif didalam

lingkup pandang kita yang 

normal, serta memegang peranan yang penting dalam

pembentukan dan penutupan sebuah bidang arsitektural.

Bidang dasar ditunjukkan dengan warna oranye. Sebuah

bidang lantai dasar yang berfungsi sebagai pondasi fisik

dan dasar visual bentuk bangunan, ataupun bidang atap

yang membentuk permukaan penutup sebuah ruangan dibawah

tempat kita berjalan.

g. Unsur Simetri

Bumps tidak memiliki unsur simetri baik radial

maupun bilateral. Hal ini dikarenakan jika ditarik

sebuah garis lurus baik vertikal maupun horizontal pada

26

Page 27: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

gedung bumps, garis tersebut tidak dapat membagi dua

bagian bumps sama besar.

h. Unsur Tekstur

Panel Aluminium mencakup

dinding luar Bumps. Teksturnya

licin, tetapi tidak selicin kaca.

Mudah untuk dipotong, bending,

tahan api, tahan korosi, dan

suhu. Keuntungan menggunakan

panel aluminium yaitu, ringan,

namun sangat kaku dan datar.

Menghemat 40% dari berat dibandingkan dengan lembaran

aluminium padat. Fabricates dan instalasi mudah,

memberikan efisiensi biaya keuntungan untuk mendukung

struktur dan pengencang.

i. Unsur Warna

Di gedung ini setiap

balok yang tersusun memiliki

warna hitam dan putih. Agar

setiap balok memperlihatkan

kontras warna dan

susunannya. Warna hitam dan

putih dipilih agar memberi kesan minimalis dan sederhana

pada gedung tersebut.

27

Page 28: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

3.2 Museum Purna Bhakti Pertiwi

28

Eksterior Museum Purna Bhakti Pertiwi

Page 29: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Nama gedung : Museum Purna Bhakti Pertiwi

Lokasi : TMII, Jakarta, Indonesia

Arsitek : Ir. Franky du Ville

Dibangun : 1987 – 1992

Luas area : 25.095 m2

Fungsi : Museum penghargaan dan

cenderamata

a. Sejarah

Berawal dari tahun 1984 Ibu Tien Soeharto

berkeinginan untuk membangun sebuah wadah yang mampu

menampung dan menyimpan serta merawat penghargaan-

29

Interior Museum Purna Bhakti Pertiwi

Page 30: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

penghargaan berbagai macam cenderamata yang diberikan

dari berbagai pihak kepada Bapak Soeharto, pada masa

beliau manjabat sebagai Presiden ke II Republik

Indonesia.

Cenderamata tersebut sebagai ungkapan tali

persahabatan dari berbagai negara, maupun cenderamata

yang diberikan dari teman, kerabat ataupun rakyat biasa.

Karena itu Ibu Tien Soeharto ingin membuat suatu wadah

yang berupa museum yang berfungsi sebagai penghimpun,

merawat, meneliti dan dokumentasi dari seluruh

cenderamata atau penghargaan tersebut. Namun demikian

museum yang akan dibangun tersebut tentunya juga memiliki

fungsi sebagai bukti eksistensi historis tentang peranan

dan perjuangan Pak Harto dalam keterlibatan bagi

perjalanan bangsa Indonesia sejak dari merebut,

menegakkan, membela dan mengisi kemedekaan.

Gagasan mendirikan museum dengan konsep tumpeng

tersebut disampaiikan kepada Ir. Franky du Ville, IAI

untuk menyiapkan rancang bangunnya selama 3 tahun, yang

pada akhirnya pada tanggal 26 Desember 1987 peletakan

batu pertama pembangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi

dimulai, pembangunan berlangsung selama 5 tahun dari

tahun 1987 sampai dengan tahun 1992. Proses selanjutnnya

adalah penataan koleksi yang berlangsung selama kurang

lebih 8 (delapan) bulan, mulai dari bulan Desember 1992

dan sampai dengan Agustus 1993.

Bangunan museum dengan bentuk tumpeng adalah sebuah

pilihannya, konsep bangunan yang bertumpu pada khasanah

30

Page 31: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

budaya Jawa merupakan representasi dari Pak Harto sebagai

ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa serta

ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat Indonesia

yang telah memberi dukungan kepada Pak Harto selama

pengabdianya pada bangsa Indonesia. Pemilihan bangunan

dengan konsep tumpeng juga merupakan cerminan dari Pak

Harto sebagai pribadi Jawa, dengan beberapa simbol-simbol

serta pemilihan koleksi dan tata letak yang sangat

terorganisir melalui penataan ruangan pamer.

Setelah melalui proses yang cukup panjang Museum

Purna Bhakti Pertiwi pada 23 Agustus 1993 diresmikan oleh

Bapak Soeharto Presiden Republik Indonesia.

Museum Purna Bhakti Pertiwi terleak di jalan Taman

Mini I Jakarta Timur, tepatnya di depan komplek Taman

Mini Indonesia Indah

b. Unsur Titik

Unsur titik pada bangunan Museum Purna Bhakti

Pertiwi terletak pada ujung-ujung bangunan. Pada bagian

atap bangunan, unsur titik memberikan kesan seolah-olah

lancip dan tajam. Sedangkan titik-titik pada ujung-ujung

yang lain berfungsi sebagai pembentuk garis.

c. Unsur Garis

31

Page 32: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Dari unsur titik, berkembanglah menuju unsur garis.

Unsur garis pada bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi ini

berupa garis-garis vertikal, horizontal, dan diagonal.

Garis vertikal memberi tinggi, garis horizontal memberi

kesan lebar. Sedangkan garis diagonal memberi kesan

dinamis.

d. Unsur Bentuk

Unsur bentuk adalah penarikan atau gabungan dari

unsur-unsur garis. Dua buah garis vertikal dan dua buah

garis horizontal menghadirkan unsur bentuk berupa persegi

panjang, yang terletak pada bagian bawah bangunan depan.

Dua buah garis vertikal dan dua buah garis diagonal

menghadirkan bentuk trapesium, yang terletak pada bagian

tengah bangunan depan, serta bagian bawah bangunan

32

Page 33: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

samping. Duah buah garis diagonal dan sebuah garis

horizontal menghadirkan bentuk segitiga yang terletak

pada atap setiap bangunan.

e. Unsur Ruang

Unsur ruang sama dengan volume atau unsur geometri

pada bangunan. Pada Museum Purna Bhakti Pertiwi terdapat

dua unsur ruang yang dominan yaitu tabung dan kerucut.

Tabung terletak pada dasar bangunan, sedangkan kerucut

terletak pada bagian atap bangunan.

f. Unsur Bidang

33

Page 34: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Bidang dalam Museum Purna Bhakti Pertiwi memiliki

peran sebagai batas runag satu dengan yang lain. Terdapat

bidang atas kepala, bidang alas, bidang samping yang

masing masing diwakili dengan warna yang berbeda.

g. Unsur Simetri

Unsur simetri pada Museum Purna Bhakti Pertiwi

berupa simetri bilateral. Jika ditarik garis vertikal

ditengah bangunan, maka bangunan terbagi dua sama besar

baik di sisi kanan maupun kiri.

h. Unsur Tekstur

Tekstur pada

dinding Museum Purna

Bhakti Pertiwi yaitu

tidak merata karena

menggunakan pola

separuh dinding dan

separuh kaca riben.

Teralis yang ditata

mengerucut dari

bawah ke atas membentuk jajaran genjang terbuat dari besi

tulang beton. Sifat dari besi tulang beton yang digunakan

34

Page 35: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

yaitu lentur dan kuat terhadap tarikan. Sedangkan untuk

kaca riben bersifat transparan, licin, dan halus.

Pemilihan bahan menggunakan kaca riben dikarenakan fungsi

kaca riben itu sendiri sebagai pereduksi intensitas

cahaya yang masuk ke dalam ruangan.

i. Unsur Warna

Unsur warna pada Museum Purna Bhakti Pertiwi

didominasi oleh warna putih, hijau, dan kuning. Hal ini

sesuai dengan filosofi bentuk Museum Purna Bhakti Pertiwi

yang terinspirasi dari nasi tumpeng. Dinding yang putih

menggambarkan nasi putih yang putih dan bersih. Warna

hijau di bagian atas melambangkan daun pisang yang biasa

digunakan untuk menutup nasi tumpeng. Sedangkan dinding

dengan warna kuning yang idak terlalu tinggi melambangkan

anyaman bambu yang biasa digunakan sebagai alas nasi

tumpeng.

3.2 Lawang Sewu / Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS)

35

Page 36: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

36

Eksterior Lawang Sewu

Blueprint Lawang Sewu

Interior Lawang Sewu

Page 37: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Nama gedung : Lawang Sewu / Nederlansch Indische

Spoorweg Maatscappij (NIS)

Lokasi : Semarang, Indonesia

Arsitek : Ir P de Rieau, Prof Jacob K

Klinkhamer di Delft dan BJ Oudang

Dibangun : 1904 - 1907

Luas area : 2,5 ha

Fungsi : Tempat wisata

a. Sejarah

Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau yang

lebih terkenal dengan nama lawang sewu berlokasi di jalan

pemuda semarang, merupakan salah satu arsitektur

peninggalan belanda. Gedung ini menghadap ketaman

Wilhelmina, yang mana sekarang lebih terkenal dengan

sebagai Komplek Tugu Muda, terdiri atas gedung induk,

sayap kiri, dan sayap kanan. Kompleks gedung Lawang Sewu

terdiri atas dua massa bangunan utama. Di sebelah barat

berbentuk “I” dengan pertemuan kakinya menghadap Tugu

Muda, dan di sebelah timur merupakan massa linier

membujur dari barat ketimur. Semua bangunan pada Lawang

Sewu berlantai dua.

Pada saat itu arsitek yang mendapat kepercayaan

untuk membuat desain adalah Ir P de Rieau. Ada beberapa

cetak biru bangunan itu, antara lain A 387 Ned. Ind.

Spooweg Maatschappij yang dibuat Februari 1902, A 388 E

37

Page 38: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Idem Lengtedoorsnede bulan September 1902, dan A 541 NISM

Semarang Voorgevel Langevlenel yang dibuat tahun 1903.

Ketiga cetak biru tersebut dibuat di Amsterdam. Namun

sampai Sloet Van Den Beele meninggal, pembangunan gedung

itu belum dimulai. Pemerintah Belanda kemudian menunjuk

Prof Jacob K Klinkhamer di Delft dan BJ Oudang untuk

membangun gedung NIS di Semarang dengan mengacu

arsitektur gaya Belanda. Pada bagian depan lawang sewu

dihiasi oleh menara kembar yang bergaya gotik dan terbagi

menjadi dua area, memanjang kebelakang. Lawang sewu yang

miliki 2 lantai ini bergaya art deco yang bercirikan

ekslusif yang berkembang pada era 1850-1940 di benua

eropa.

Arsitektur dari lawang sewu disesuaikan dengan kondisi

cuaca indonesia yang selalu disinari matahari. Agar

lantai selalu dingin, dibuat lah ruang bawah tanah yang

digenangi air dan dilengkapi lorong - lorong yang

berfungsi sebagai ventilasi pada setiap ruangan

diatasnya. Desain atap dan langit-langit dibuat dengan

perencanaan yang baik supaya dapat menyirkulasi udara

panas keluar melalui ventilasi. Pada lawang sewu terdapat

jendela – jendela yang besar. Masyarakat sekitar sering

mengartikan jendela tersebut adalah pintu (lawang dalam

bahasa jawa), maka disebutlah NIS sebagai lawang sewu

oleh masyrakat sekitar. Interior Lawang sewu juga

memiliki ruang bawah tanah yang digunakan sebagai penjara

pada masa kependudukan jepang di Indonesia. Lawang sewu

(NIS) mulai dibagun pada 27 Februari 1904 dan selesai

38

Page 39: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

pada 01 Juli 1907. Pada masa kependudukan Belanda lawang

sewu (NIS) difungsikan sebagai kantor pusat jawatan

kereta api. Pada saat masa kependudukan Jepang, lawang

sewu digunakan sebagai markas

kempetai, polisi militer

Jepang.

b. Unsur Titik

Titik merupakan ujung dan

pangkal pada sebuah garis.

Pada lawang sewu terdapat

banyak titik-titik yang

apabila dihubungan titik-titik

tersebut akan membentuk sebuah garis. Menara kembar yang

berada di sayap kanan–kiri pada lawang sewu merupakan

pangkal mula dari titik- tik tersebut dan berakhir pada

ujung dari sayap-sayap lawang sewu atau sebaliknya.Titik

– titik pada lawan gsewu yang berderet memanjang memberi

kesan luas dan panjang bangunan tersebut dan juga pada

titik – titik yang menjulang ke atas pada bagian menara

kembar memberi kesan kokoh dan megah pada lawang sewu.

c. Unsur Garis

39

Page 40: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Suatu titik yang diperpanjang akan menjadi sebuah

garis. Garis juga dapat menjelaskan batas- batas serta

memberikan bentuk kepada bidang. titik – titik yang

terdapat pada bangunan lawang sewu apabila dihubungkan

akan membentuk sebuah garis baik itu garis horizontal

maupun vertikal. Garis-garis horizontal yang terbentuk

pada lawang sewu semakin memperkuat kesan panjang pada

bangunan tersebut.

Serta garis-garis yang lurus pada bangunan tersebut

menegaskan permukaaan bidang lawang sewu. Garis

horozintal pada bangunan tersebut juga berfungsi sebagai

penghubung anatara bagian-bagian satu dengan bagian lain,

mislnya pada sayap kanan dengan sayap kiri lawang sewu.

Garis vertikal yang terbentuk dari menghubungkan titik-

titik pada lawang sewu memberi kesan bangunan tersebut

kokoh dan juga garis–garis vertikal yang berfungsi

sebagai penopang bagian-bagain diatasnya pada lawang

sewu.

d. Unsur Bentuk

40

Page 41: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Bentuk adalah gabungan dari bidang-bidang Lawang

sewu, yang terdiri dari gedung induk, sayap kanan, sayap

kiri. Pada sayap kiri dan kanan terdapat bentuk pesegi

panjang. Selain itu ada pula bentuk trapesium dan

segitiga.

e. Unsur Bidang

Garis apabila diperpanjang ke arah hakikatnya akan

membentuk sebuah bidang. Bidang memiliki panjang dan

lebar tetapi tidak memliki

kedalaman. Bidang di dalam

lawang sewu banyak ditemukan

antara menghubungkan garis

satu dengan garis yang lain.

Pada lawang sewu kebanyakan

bentuk dari bidang – bidang

tersebut adalah persegi.

Kolom – kolom pada lawang

sewu apabila dihungkan satu

dengan yang lainya akan membentuk bidang persegi. Bidang

atas kepala pada lawang sewu melindungi ruang – ruang

interior yang berada di bawahnya. Bidang atas kepala

tersebut membentuk permukaaan tertutup. Bidang dinding

41

Page 42: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

yang berorentasi vertikal pada lawang sewu lebih

menegaskan bentuk dari lawang sewu tersebut dan juga

bidang di dinding digunakan sebagai pembatas baik

pembatas untuk ruang lain maupun pembatas antara interior

dengan eksterior.

f. Unsur Ruang

Ruang merupakan tempat kita bisa berada. Ruang pada

lawang sewu bisa terbentuk dari sela- sela antara kolom

satu dengan kolom lain. Lawang sewu memliki banyak kolom

yang mana kolom – kolom tersebut akan membentuk ruang,

ruang – ruang yang bersejajar dan berjejer memberi kesan

luas dan besar pada lawang sewu.

Contoh ruangan yang tebentuk oleh pertemuan antar

kolom:

g. Unsur Simetri

42

Page 43: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Unsur simetri pada Lawang Sewu berupa simetri

bilateral. Jika ditarik garis vertikal ditengah bangunan,

maka bangunan terbagi dua sama besar baik di sisi kanan

maupun kiri.

h. Unsur Tekstur

Tekstur pada lawang sewu

seperti tekstur tembok pada

umumnya. Tetapi, yang

membedakan disini adalah

tekstur dari tembok terdapat juga tekstur dari kayu-kayu

dan kaca. Serta patri yang berturut-turut membentuk

sebuah irama.

43

Page 44: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

i. Unsur Warna

Warna dalam lawang sewu sebelum dipugar adalah putih

dengan warna atap berwarna merah setelah dipugar yang

selesai pada akhir Juni warna lawang sewu menjadi lebih

krem tetapi warna atap tetap diberi warna merah.

Warna sebelum dipugar;

44

Page 45: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Arsitektur adalah seni merancang bangunan. Sesuai

dengan hakekatnya, perancangan arsitektur daerah satu

dengan yang lain berbeda, sesuai dengan faktor budaya

maupun alam. Arsitektur berbeda dengan bangunan.

Arsitektur bisa dikatakan sebagai bangunan yang

memperhatikan nilai estetika. Sedangkan bangunan belum

tentu sebuah arsitektur, karena bangunan diukur dari segi

kekuatannya. Dalam arsitektur, terdapat unsur-unsur yaitu

unsur titik, garis, bentuk, bidang, ruang, warna,

tekstur, dan simetri.

Untuk mengkaji unsur-unsur sebuah objek bangunan,

telebih dahulu untuk mengetahui latar belakang sejarah

bangunan tersebut. Setiap unsur dalam arsitektur memiliki

tujuan dan menimbulkan kesan. Pada unsur titik, tujuan

dari unsur titik sendiri adalah mebentuk sebuah garis.

Sedangkan kesan yang ditimbulkan, misalnya pada atap yang

bebentuk segitiga, unsur titik mamberi kesan tajam atau

runcing. Begitu pula unsur-unsur yang lain pun memiliki

tujuan dan kesan.

Dari kajian karya arsitektur tersebut, ternyata setiap

unsur dalam arsitektur memberi kesan tersendiri pada

suatu karya arsitektur. Pada Bumps, unsur titik memberi

kesan bahwa ujung-ujung bangunan pada Bumps adalah

45

Page 46: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

runcing, tetapi masih berbentuk siku. Unsur garis memberi

bentuk pada Bumps menjadi tegas, yaitu bujur sangkar.

Untuk unsur bentuk, memberi sosok pada Bumps, yakni

menyerupai tumpukan kontainer. Unsur bidang memberi

batasan satu ruang dengan yang lain. Unsur ruang memberi

kesan bumpy, bergelombang (tidak rata) dan unsur warna

yang dominan hitam putih memberi kesan minimalis.

Sedangkan untuk unsur tekstur pada Bumps yang dari

alumunium memberi kesan bahwa meskipun bumpy, tetapi

licin dan halus.

Pada Museum Purna Bhakti Pertiwi, unsur titik yang

berada di atap memberi kesan runcing, lancip, dan tajam,

seta menunjukkan bahwa disitulah ujung sebuah bangunan.

Unsur garis yang didominasi garis-garis diagonal memberi

kesan dinamis pada bangunan. Unsur bentuk memberi kesan

pada bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi seperti nasi

tumpeng. Unsur ruang memberi kesan bahwa museum ini

merupakan replika dari nasi tumpeng yang diletakkan pada

sebuah wadah. Unsur bidang memberi batas ruangan dalam

museum, misalnya antara ruang utama dengan ruang khusus

yang berisi koleksi penghargaan. Unsur warna yang dominan

putih, hijau, dan emas menunjukkan karakter nasi tumpeng

itu sendiri. Hingga unsur tekstur pun dibuat menyerupai

nasi tumpeng, yaitu pada teralis yang meberi kesan tidak

rata pada permukaannya. Sedagnkan unsur simetri, memberi

kesan bahwa bangunan Museum Purna Bhakti Pertiwi

seimbang.

46

Page 47: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

Pada Lawang Sewu, unsur titik yang panjang dan

berderet memberi kesan bahwa bangunan tersebut luas.

Unsur garis yang dominan horizontal menjadi penghubung

bagian satu dengan yang lain, yaitu pada lorong.

Sedangkan garis vertikal memberi kesan sebagai penopang.

Unsur bentuk yang didominasi bujur sangkar menjulang

memberi kesan bahwa bangunan tersebut masih berbau aliran

klasik dan berskala megah. Unsur ruang yang terdapat

antar kolom memberi kesan bahwa bangunan tersebut luas.

Unsur bidang tetap sebagai pembatas antar kolom, bahkan

antar ruang. Unsur simetri memberi kesan

keseimbangan/balance pada Lawang Sewu. Unsur tekstur yang

didominasi kayu (pada bukaan yang berirama) memberi kesan

kokoh, alami, dan kuat. Unsur warna yang didominasi

coklat dan krem memberi kesan kuno namun tetap hangat.

4.2 Harapan Penulis

Dari hasil portofolio ini, penulis berharap

masyarakat tidak lagi kebingungan untuk membedakan antara

arsitektur dan bangunan. Serta penulis berharap

masyarakat mengetahui apa itu arsitektur serta unsur-

unsurnya. Besar harapan penulis agar portofolio ini

berguna bagi pembaca sekalian.

47

Page 48: Portofolio Arsitektur dan Bangunan

DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis D.K. 2008. Arsitektur. Bentuk. Ruang. Tatanan. Jakarta:Penerbit Erlangga.

Snyder, James C. dkk. 1985. Pengantar Arsitektur. Jakarta: PenerbitErlangga.

Lauer, David A. 2012. Design Basic, Eight Edition. Boston: Wadsworth.

Maulizar, Afif. 2012. “Definisi Arsitektur” dalamhttp://affifmaulizar.blogspot.com/2012/12/definisi-arsitektur.html

Mailizar, Afif. 2013. “Elemen-Elemen dalam PerancanganArsitektur” dalamhttp://affifmaulizar.blogspot.com/2013/04/elemen-elemen-dalam-perancangan.html

Widianto, Madya. 2013. “PENGERTIAN BANGUNAN DLL MENGENAIBANGUNAN” dalamhttp://madya94.blogspot.com/2013/02/pengertian-bangunan-dll-mengenai.html

Arsitektur, Kuliah. 2008. “SEJARAH, TEORI, DAN KRITIKARSITEKTUR” dalamhttp://kuliaharsitektur.blogspot.com/2008/11/sejarah-teori-dan-kritik-arsitektur.html

Hindarto, Probo. 2014. “Prinsip mendesain: Simetri danAsimetri dalam rancangan ruang” dalamhttp://www.astudioarchitect.com/2014/05/prinsip-mendesain-simetri-dan-asimetri.html

Widodo, Gunawan Wahyu. 2008. “MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI:MENJELANG DUA WINDU MUSEUM PURNA BHAKTI PERTIWI” dalamhttp://purnabhaktipertiwi.blogspot.com/

48