BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bila kita membicarakan tentang arsitektur maka banyak masyarakat yang mengira bahwa arsitektur adalah bangunan. Tetapi tak semua bangunan adalah arsitektur. Didalam arsitektur tidak hanya membicarakan mengenai fungsi dan kekuatan bangunan saja. Ada segi lain yang membuat arsitektur berbeda dengan bangunan. Seorang arsitek apabila ingin membangun sebuah karya arsitektur akan mempertimbangkan hal – hal lain yang mempengaruhi karya tersebut ataupun hal – hal yang dipengaruhi oleh keberadan karya arsitektur tersebut. Masyarakat awan juga beranggapan bahwa suatu karya arsitektur satu dengan yang lain sama. Namun anggapan mereka kurang tetap karena suatu karya arsitektur satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan itu karena terdapat unsur desain yang membedakan karya satu dengan yang lain . unsur desain selain membuat suatu karya menjadi berbeda dengan yang lain dan juga menjadi lebih estetika. Untuk itu pentingnya belajar arsitektur salah satunya agar mengetahui perbedaan antara arsitektur dengan bangunan yang dilihat sekilas sama ternyata berbeda. Saat kita belajar arsitektur kita akan mendapatkan banyak ilmu baru tidak hanya mengenai bangunan saja . Didalam arsitektur juga diajarkan melihat suatu objek tidak hanya dari satu sisi saja melaikan dari sisi – sisi lain yang memepengaruhi 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bila kita membicarakan tentang arsitektur maka banyak
masyarakat yang mengira bahwa arsitektur adalah bangunan.
Tetapi tak semua bangunan adalah arsitektur. Didalam
arsitektur tidak hanya membicarakan mengenai fungsi dan
kekuatan bangunan saja. Ada segi lain yang membuat
arsitektur berbeda dengan bangunan. Seorang arsitek apabila
ingin membangun sebuah karya arsitektur akan
mempertimbangkan hal – hal lain yang mempengaruhi karya
tersebut ataupun hal – hal yang dipengaruhi oleh keberadan
karya arsitektur tersebut. Masyarakat awan juga beranggapan
bahwa suatu karya arsitektur satu dengan yang lain sama.
Namun anggapan mereka kurang tetap karena suatu karya
arsitektur satu dengan yang lain berbeda. Perbedaan itu
karena terdapat unsur desain yang membedakan karya satu
dengan yang lain . unsur desain selain membuat suatu karya
menjadi berbeda dengan yang lain dan juga menjadi lebih
estetika.
Untuk itu pentingnya belajar arsitektur salah satunya
agar mengetahui perbedaan antara arsitektur dengan bangunan
yang dilihat sekilas sama ternyata berbeda. Saat kita
belajar arsitektur kita akan mendapatkan banyak ilmu baru
tidak hanya mengenai bangunan saja . Didalam arsitektur
juga diajarkan melihat suatu objek tidak hanya dari satu
sisi saja melaikan dari sisi – sisi lain yang memepengaruhi1
ataupun dipengaruhi. Selian itu juga belajar arsitektur
juga akan dapat menbedakan sutu karya satu dengan karya
lain . yang mansing – masing memliki keunikan tersendiri
1.2 Rumusan Masalah
- Apa itu arsitektur, hakekat, serta tujuan arsitektur?
- Apakah perbedaan antara arsitektur dan bangunan?
- Unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam arsitektur?
- Bagaimana contoh penerapan unsur-unsur arsitektur di
sekitar kita?
1.3 Tujuan
- Mengetahui apa itu arsitektur, hakekat, serta tujuannya
- Mengetahui perbedaan arsitektur dan bangunan
- Mengetahui unsur-unsur arsitektur
- Mengetahui contoh penerapan unsur-unsur arsitektur di
sekitar kita
1.4 Lingkup
Portofolio ini menggunakan metode studi literatur yang
dilaksanakan selama 3 minggu yaitu pada 30 September 2014
sampai dengan 21 Oktober 2014. Referensi yang digunakan
berupa buku, sebanyak 2 buah buku, yakni Arsitektur: Bentuk,
Ruang, dan Tatanan oleh Francis D.K. Ching, dan Pengantar
Arsitektur oleh James C. Synder dan Anthony J. Catanese.
1.5 Sistematika Penulisan
I. Pendahuluan
2
Bab I Pendahuluan meliputi Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan, Lingkup, dan Sistematika Penulisan.
II. Landasan Teori
Bab II Landasan Teori berisi kajian teori mengenai
unsur-unsur arsitektur, dan teori-teori pendukung
mengenai perbedaan arsitektur dengan bangunan.
III.Pembahasan
Bab III Pembahasan berisi mengenai objek atau
bangunan yang kami pilih untuk dikaji lebih lanjut
unsur-unsur arsitekturnya.
IV. Penutup
Bab IV Penutup berisi mengenai Kesimpulan beserta
Harapan Penulis kedepannya.
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Arsitektur
Arsitektur berasal dari kata à Architecton dalam bahasa
Yunani yang berarti tukang atau ahli bangunan. Arsitektur
adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian
yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang dan
membangun keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level
makro yaitu perencanaan kota perancangan perkotaan
arsitektur lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain
bangunan, desain perabot dan desain produk. Arsitektur
dapat dianggap sebagai suatu konstruksi yang dengan sengaja
merubah lingkungan fisik menurut suatu bagan pengaturan.
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang
bangunan. Istilah “arsitektur” mulai diperkenalkan pada
sekitar abad I sebelum masehi oleh seorang arsitek dan
insinyur berkebangsaan Romawi bernama Marco Pollio
Vitruvius. Menurut Vitruvius dalam bukunya yang berjudul De
Architectura, bangunan arsitektur haruslah memenuhi tiga
komponen, yaitu keindahan/estetika (venustas), kekuatan
(firmitas), dan kegunaan/fungsi (utilitas). Ketiga komponen
tersebut harus seimbang dan saling berkoordinasi dan tidak
ada unsur yang melebihi unsur lainnya.
Menurut Ballantyne (2007), “…architecture is always more than
building, representing as it does as folding together of building and culture, so
that the building come up to have meaning as they are caught up in a way of
4
life-architecture is best ppreciated as part of an art living”. “Arsitektur
adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan
dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian
terhadap karya tersebut sebagai karya seni” Arsitektur,
menyatu dengan budaya. Sebuah karya
arsitektur,menggambarkan bagaimana budaya kehidupan sehari-
hari masyarakatnya. Artinya arsitektur dapat dipahami
paling baik, bila ia dianggap jauh lebih daripada sekedar
tempat bernaung, tetapi juga tetap melihat nilai estetika
atau keindahannya.
2.2 Pengertian Bangunan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Bangunan adalah
suatu susunan elemen-elemen yang membentuk fungsi untuk
mewadahi aktifitas manusia dengan segala komponen yang
dibutuhkan dalam aktifitasnya. Ia memiliki bentuk dan
dimensi yang dapat menaungi dengan memiliki kekakuan dan
kekokohan yang dapat melindungi manusia dan segala
aktifitas di dalamnya dari segala gangguan.
Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi
yang menyatu dengan tempat kedudukan baik yang ada di atas,
di bawah tanah dan/atau di air. Bangunan biasanya
dikonotasikan dengan rumah, gedung ataupun segala sarana,
prasarana atau infrastruktur dalam kebudayaan atau
kehidupan manusia dalam membangun peradabannya seperti
halnya jembatan dan konstruksinya serta rancangannya,
jalan, sarana telekomunikasi, dan lain-lain.
5
2.3 Hakekat Arsitektur
Arsitektur yg kita selama ini adalah diturunkan dari
kata bahasa inggris architecture, yg asal muasalnya
sebagaimana kebanyakan ilmu klasik yg ada di eropa adalah
berasal dari bahasa yunani architekton = master builder,
"kepala tukang" = "tukang yg ahli".
Sedangkan karya tulis yg pertama kali hadir adalah De
Architectura ditulis oleh seorang arsitek yunani Vitruvius
pada abad ke-1 Masehi. Dia memberikan syarat sebuah
bangunan itu harus memenuhi 3 syarat yg harus dipenuhi agar
yaitu firmitatis utilitatis venustatis = kekokohan, berdaya
guna, mempesona. landasan pemikirannya ini selanjutnya
merupakan landasan teori berarsitektur klasik di dunia
barat dan selanjutnya berkembang ke seluruh dunia sampai
saat ini.
Dunia timur dengan segala kearifannya juga memiliki
akar arsitektur yg berbeda, di india dikenal istilah Vasthu
(Vidya) yg dapat disetarakan dgn (Ilmu) Arsitektur di
belahan barat. sedangkan pelakunya yaitu arsiteknya punya
bbrp sebutan yg artinya relatif sama artinya yaitu :
sthapati, achariya, atau sutradhara. jadi ternyata kita
sebagai bangsa Indonesia tdk perlu berkecil hati kan,
karena kita ternyata memiliki akar budaya arsitektur yg
murni dan kuat yg kita serap dari kebudayaan india
tersebut.
Arsitektur bukan lagi sekedar membangun fisik untuk
keperluan manusia, tapi melibatkan aspek budaya yg terlibat
didalamnya sehingga apabila kita pada saat ini masih
6
melihat peninggalan berbagai bangsa kuno dari masa lampau
masih berdiri tegar s/d saat ini itu meruapakan petunjuk
bahwa bangsa tersebut telah memiliki peradaban yg tinggi
pada saat itu karena arsitektur yg telah dicapai berbanding
lurus dgn tinggat peradaban suatu bangsa. hal ini masih
dapat kita lihat bagaimana bangsa yunani, romawi, mesir,
china, india, nusantara, maya dll peninggalan arsitekturnya
masi banyak yg berdiri kokoh sampai dengan saat ini.
Jadi singkat kata bagi masyarakat awam, arsitektur
bisa dimaknai sebagai bangunan buatan manusia yang telah
"ditiupkan jiwa kedalamnya".
Dunia arsitektur yang ada didunia ini sangat beragam
disebabkan banyak faktor yg mempengaruhinya bisa bermacam2,
misal :
Geografis : Mesir yang tandus dan berpadang pasir
lebih cocok membangun suatu super struktur yang
solid berupa piramida karena tersedia tambang
batu granit dgn kualitas terbaik.
Kepercayaan : Yunani yg memiliki banyak dewa yang
serupa dengan manusia menurunkan skala arsitektur
yang merupakan turunan dari dimensi tubuh manusia
ideal itu sendiri ke dalam bangunannya yang
terkenal dengan 3 gaya yaitu: The Doric, Ionic
and Corinthian.
Keadaan alam : Jepang dengan alamnya yang labil
karena terletak daerah pegunungan berapi dan
mudah terjadi gempa, maka melahirkan
7
arsitekturnya yang non rigid yang terbuat dari
kayu berpasak sehingga fleksible.
Sedangkan arsitek adalah pelaku arsitektur itu
sendiri, arsitek adalah tukang insinyur tentang ilmu
arsitektur yang memahami kaidah estetika dalam perancangan
dan pembangunannya.
2.4 Tujuan Arsitektur
Menurut Vitruvius, tujuan arsitektur tergantung pada
susunan penataan, keselarasan dalam pergerakan, simetri,
kesesuaian dan ekonomi. Arsitektur ditentukan oleh
fungsi/kenyamanan, struktur/ketahanan, dan
estetika/keindahan.
Artinya, setiap daerah mempunyai ciri khas
arsitekturnya tersendiri. Hal tersebut tergantung pada
kesesuaian kondisi daerah tersebut. Kondisi tersebut
meliputi kondisi sosial, ekonomi, iklim, kepercayaan dan
kondisi alam. Misalnya kondisi rumah iglo milik penduduk
eskimo tentu akan berbeda dengan rumah hogan milik penduduk
indian. Hal tersebut terkait dengan perbedaan iklim. Bagitu
pula rumah penduduk pengunugan pasti beda dengan penduduk
pesisir pantai. Faktor kondisi alam juga menentukan
perbedaan bahan bangunan yang digunakan.
Dalam buku Pengantar Arsitektur (1979) disebutkan “..bahwa
tujuan arsitektur melampaui fungsi tempat bernaung guna
mengubah cuaca. Arsitektur dapat memberikan rona bagi
kegiatan-kegiatan tertentu; mengingatkan orang kegiatan-
kegiatan apakah ini; menyatakan kekuasaan, status, atau
8
hal-hal pribadi; menampilkan dan mendukung keyakinan-
keyakinan kosmologis; menyampaikan informasi; membantu
menetapkan identitas pribadi atau kelompok; dan mengkiaskan
system-sistem nilai.“ (Pengantar Arsitektur, James C.
Synder dan Anthony J. Catanese, 1979)
Menurut Ch. Norberg-Schulz, seorang arsitek Norwegia,
tugas dari sebuah bangunan atau arsitektur (Building Task)
yaitu;
Physical Control terhadap : iklim, gempa bumi,
cahaya, suara, dan lain-lain.
Functional Frame, mewadahi keseluruhan rangkaian
aktifitas yang membutuhkan ruang dan dinyatakan
dengan pola perilaku tertentu.
Social Milieu, tugas bangunan kaitannya dengan fungsi
sosial
Cultural Symbolization, sebagai alat untuk
mengkomunikasikan nilai-nilai.
Arsitektur adalah wujud karya manusia yang ditujukan
untuk memenuhi suatu fungsi tertentu, yaitu mewadahi
manusia dan aktifitasnya dengan segala tuntutannya,
memiliki kekokohan yang memberikan rasa aman, nyaman dan
memberikan bentukan tegar dan menaungi, serta memiliki
keindahan atau estetika yang menjadi tuntutan manusia untuk
menunjukkan kelebihannya.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan tujuan atau
maksud dari arsitektur adalah sebagai berikut
Sebagai tempat bernaung / berlindung dari :
o Cuaca dan faktor alam yang tidak diinginkan,
9
o Kondisi dan situasi akibat faktor buatan
yang tidak diinginkan
o Musuh atau binatang buas
Sebagai penunjuk status sosial, identitas, dan
kekuasaan
Menunjukkan kesan formal dan nonformal
Menunjukkan kesan suasana, misalnya intim, akrab,
hangat, sejuk dan sebagainya
2.5 Unsur-Unsur dalam Arsitektur
a. Unsur Titik
Titik merupakan awal dan akhir dari suatu garis,
yang menunjukan posisi dalam sebuah ruang dan merupakan
pusat perhatian pada ruangan tersebut. Sebuah titik tidak
mempunyai panjang, lebar dan luas.
b. Unsur Garis
10
Rumah Iglo (Eskimo) Rumah Hogan (Indian)
Garis merupakan suatu titik yang diperpanjang Pada
suatu garis hanya memiliki panjang tetapi tidak memiliki
lebar dan tinggi.
Elemen garis terbagi menjadi 4 yaitu sebagai berikut:\
o Garis vertikal
Garis vertical mempunyai kesan tinggi, kaku, formal,
dan tegas. Contohnya seperti bentuk dari tiang,
kolom, menara, dan lain-lain.
o Garis Horizontal
Garis horinzontal mempunyai kesan lebar, luas, dan
lapang. Contohnya seperti bentuk dari denah
o Garis Diagonal
Garis diagonal mempunyai kesan dinamis dan tidak
tenang.
o Garis Lengkung
Garis lengkung memiliki kesan dinamis, lembut, dan
gembira.
c. Unsur Bidang
Bidang merupakan suatu garis yang diteruskan kearah
yang berbeda dari garis asalnya. Sebuah bidang memimiliki
panjang dan lebar tetapi tidak memiliki tinggi. Dalam
unsur desain, bidang berfungsi sebagai:11
o Pemberi arah dan suasana
o Sebagai penerang (penerang dimaksudkan sebagai
petunjuk arah)
o Pengontrol
o Penutup efektif
d. Unsur Ruang
Ruang adalah kumpulan dari susunan beberapa bidang.
Dalam unsur desain ruang terbagi atas beberapa komponen
pembentuk ruang yaitu:
o Lantai
o Dinding (dinding pasif, dinding transparan, dan
dinding semu)
a. Balok b. Tabung c. Kerucut
e. Unsur Bentuk
Bentuk adalah karakteristik pengenal volume utama.
Bentuk juga merupakan cirri utama yang menunjukkan suatu
volume, hal ini ditentukan oleh volume, wujud, dan
hubungan antara bidang-bidang yang menggambarkan batas-
batas.
Adapun ciri-ciri visual bentuk yaitu sebagai
berikut:
Memiliki dimensi/ ukuran yaitu ukuran fisik
suatu bentuk berupa panjang, lebar dan tebal.
12
Memiliki Warna
Memiliki tekstur yaitu kualitas yang dapat
diraba pada permukaan dari sebuah bentuk
Sifat bentuk:
Memiliki posisi yaitu letak relatif terhadap
lingkungannya
Memiliki orientasi yaitu posisi relative suatu
bentuk terhadap bidang dasar, dan terhadap
pandangannya.
Memiliki inersia visual yaitu derajat
konsentrasi dan stabilitas bentuk.
Sifat ini dipengaruhi dari bagaimana kita
memandangnya
Perspektif/sudut pandang
Jarak terhadap bentuk tersebut
Keadaan cahaya, dimana kita melihat bentuk
tersebut
Lingkungan visual yang mengelilingi benda
tersebut
Bentuk terbagi atas 2 yaitu:
i. Bentuk beraturan
Pada umumnya bentuk tersebut bersifat stabil
dan simetris terhadap sumbunya. Contohnya
seperti bola, silinder, kerucut, kubus, dan
lain-lain.
ii. Bentuk tidak beraturan
13
Pada umumnya bentuk ini tidak simetris tetapi
lebih dinamis dibandingkan dengan bentuk
beraturan.
a. Persegi Panjang b. Segitiga c.
Lingkaran
f. Unsur Simetri
Merupakan tatanan komposisi yang seimbang, biasanya
kanan dan kiri. Sesuatu yang simetris sering menimbulkan
kesan tertata rapi dan protokoler. Kondisi simetris
memerlukan pengaturan yang berimbang antara pola-pola
bentuk dan ruang yang setara pada sisi-sisi berlawanan
sebuah garis atau bidang pembagi, ataupun disekeliling
sumbu atau titih tengah.
Terdapat dua jenis simetri yang mendasar;
i. Simetri bilateral
Simetri bilateral merujuk pada penyusunan
berimbang elemen-elemen yang serupa atau setara
pada sisi-sisi berlawanan sebuah sumbu tengah,
agar hanya satu bidang saja yang dapat membagi
keseluruhannya menjadi paruhan-paruhan yang
identik.
ii. Simetri radial
Simetri radial merujuk pada penyusunan
berimbang elemen-elemen yang serupa dan
berputar sedemikian rupa sehingga komposisinya
14
dapat dibagi menjadi paruhan-paruhan yang
serupa dengan melewati sebuah bidang dari sudut
manapun di sekeliling titik tengah atau di
sepanjang sebuah sumbu sentral.
“The simplest type of balance, both to create and to
recognize, is called symmetrical balance. In symmetrical
balance, like shapes are repeated in the same positions
on either side of a vertical axis. This type of symmetry
is also called bilateral symmetry. One side, in effect,
becomes the mirror image of the other side.”
g. Unsur Tekstur
Tekstur merupakan gambaran mengenai permukaan dari
suatu benda yang dapat menimbulkan kesan-kesan tertentu
seperti mengkilap, buram, halus, licin, dan kasar.
15
Tekstur dinding Tekstur kaca Tekstur
h. Unsur Warna
Warna merupakan itensitas dan nilai dari suatu
permukaan bentuk. Dalam perancangan warna berfungsi
sebagai:
o Menambah kualitas dan dapat memberikan nilai tambah
pada sebuah rancangan
o Sebagai media komunikasi yang memiliki arti untuk
memberikan kesan dan menyalurkan informasi kepada
pengamat
o Untuk menutupi kelemahan atau kekurangan suatu
permukaan bentuk atau benda yang dianggap kurang
menarik
2.6 Perlunya Belajar Arsitektur
1. Menyeimbangkan penggunaan otak kiri dan kanan
Tidak hanya mendesain tapi belajar arsitektur juga
16
Tekstur kayu Tekstur dinding Tekstur pasir
Spektrum Warna
membutuhkan hitungan matematika dan fisika. Sehingga,
otak kiri dan otak kanan kita dapat seimbang.
2. Mempertajam kepekaan estetika
Dalam belajar arsitektur kita harus mendesain bangunan
yang tidak hanya fungsionalis. Tetapi harus memiliki
tingkat estetika yang tinggi.
3. Bisa memenejemen waktu
Mahasiswa arsitektur dan seorang arsitektur dituntut
untuk mengerjakan suatu proyek sesuai dengan waktu yang
sudah ditentukan. Sehingga dapat mengatur waktu sesuai
deadline.
4. Bekerja sama
Seorang arsitek harus bisa bekerja sama dengan baik.
Untuk merealisasikan suatu arsitektur dibutuhkan kerja
sama antara arsitek, teknik sipil, planologi, dll.
5. Melatih berbicara di depan umum
Mahasiswa arsitektur diwajibkan mempresentasikan hasil
karya nya. Sehingga dapat melatih berbicara di depan
umum. Seorang arsitek harus bisa mempresentasikan hasil
desain ke client nya dengan baik.
2.7 Prinsip-Prinsip Perancangan
a. Kesatuan/ Unity
Kesatuan adalah usaha untuk mencari kesamaan dari sifat
unsur keindahan.
b. Keseimbangan
Keseimbangan adalah kualitas yang terdapat dalam setiap
objek dimana daya tarik visual dari kedua bagian masing-
masing yang memiliki pusat keseimbangan atau pusat
17
perhatiannya adalah sama.
c. Irama
Irama adalah pengulangan simetris antara elemen-elemen
yang mempunyai hubungan yang dapat dikenal. Dalam
arsitektur, pengulangan dalam visual bangunan seperti