Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada perencanaan pembangunan gedung bertingkat tinggi harus diperhatikan beberapa aspek penting, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta aspek keamanan. Untuk itu diperlukan suatu perencanaan yang matang sehingga setiap hambatan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang dapat teratasi dengan baik. Hal tersebut haruslah menjadi landasan utama dalam setiap pekerjaan khususnya di bidang Teknik Sipil seperti pembuatan gedung, jalan, waduk, bendung, saluran irigasi, jembatan dan struktur-struktur yang lainnya. Semua struktur bangunan yang ada di atas tanah didukung oleh sistem pondasi pada permukaan tanah. Pondasi merupakan bagian dari suatu sistem rekayasa yang meneruskan beban yang ditopang dan beratnya sendiri kepada dan kedalam tanah dan batuan yang terletak dibawahnya. Pemilihan sistem pondasi yang digunakan pada dasarnya merupakan studi alternatif ekonomis. Hal-hal yang ikut dipertimbangkan tidak hanya material dan tenaga kerja, tetapi juga biaya-biaya lain seperti mengendalikan air tanah, cara-cara mengatasi agar seminimal mungkin kerusakan pada bangunan didekatnya dan waktu yang digunakan untuk membangun. Selain itu perlu juga Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada perencanaan pembangunan gedung bertingkat tinggi harus diperhatikan
beberapa aspek penting, seperti lingkungan, sosial, ekonomi, serta aspek keamanan. Untuk
itu diperlukan suatu perencanaan yang matang sehingga setiap hambatan yang mungkin
terjadi dimasa yang akan datang dapat teratasi dengan baik. Hal tersebut haruslah menjadi
landasan utama dalam setiap pekerjaan khususnya di bidang Teknik Sipil seperti
pembuatan gedung, jalan, waduk, bendung, saluran irigasi, jembatan dan struktur-struktur
yang lainnya.
Semua struktur bangunan yang ada di atas tanah didukung oleh sistem pondasi
pada permukaan tanah. Pondasi merupakan bagian dari suatu sistem rekayasa yang
meneruskan beban yang ditopang dan beratnya sendiri kepada dan kedalam tanah dan
batuan yang terletak dibawahnya. Pemilihan sistem pondasi yang digunakan pada dasarnya
merupakan studi alternatif ekonomis. Hal-hal yang ikut dipertimbangkan tidak hanya
material dan tenaga kerja, tetapi juga biaya-biaya lain seperti mengendalikan air tanah,
cara-cara mengatasi agar seminimal mungkin kerusakan pada bangunan didekatnya dan
waktu yang digunakan untuk membangun. Selain itu perlu juga diperhatikan bahwa pada
waktu pelaksanaan pembangunan struktur tidak boleh merusak lingkungan sekitar.
Yang terpenting dari semua aspek diatas adalah aspek keamanan, dimana gedung
diharapkan terjamin keutuhan strukturnya selama umur rencana termasuk di dalamnya
penentuan jenis pondasi yang digunakan. Untuk itu didalam makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai berbagai jenis pondasi terutama pondasi dangkal,selain itu akan
dibahas pula mengenai salah satu dari jenis pondasi dangkal yaitu pondasi sarang laba-laba.
1.2 Tujuan Penulisan
Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 1
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas besar mata kuliah
pondasi di semester IV ini dan untuk memberikan informasi dan pengetahuan tentang
pondasi dangkal. Selain itu diharapkan mahasiswa dapat mengetahui tentang berbagai jenis
dan pengklasifikasian pondasi dangkal, kelebihan dan kekurangannya serta penerapannya
di dalam dunia konstruksi sehingga mahasiswa diharapkan dapat terbantu dalam
memahami tentang materi pondasi dangkal dan dapat menerapkan konsepnya secara tepat.
1.3 Sistematika Penulisan
Kata Pengatar
Daftar Isi
Bab 1 : Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan Penulisan
1.3 Sistematika Penulisan
Bab 2 : Pengertian Pondasi dan Klasifikasinya
2.1 Pengertian Pondasi
2.2 Jenis-Jenis Pondasi
2.2.1 Pondasi Dangkal
Bab 3 : Pondasi Sarang Laba-Laba
3.1 Pengertian Pondasi Sarang Laba-Laba
3.2 Bagian-Bagian Pondasi Sarang Laba-Laba
3.3 Kelebihan Pondasi Sarang Laba-Laba
3.4 Keistimewaan Sistem Konstruksi dan Bentuk Pondasi Sarang Laba-Laba
Daftar Pustaka
Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 2
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
BAB II
PENGERTIAN PONDASI DAN KLASIFIKASINYA
2.1 Pengertian Pondasi
Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk
menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah
dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada
sistem strukturnya. Ada beberapa pengertian tentang pondasi yaitu:
1. Suatu konstruksi bangunan yang memiliki fungsi untuk memindahkan
beban/bobot/gayayang ditimbulkan oleh banguna yang ada diatasnya kedalam tanah.
2. Adalah bagian bangunan yang menghubungkan bangunan tersebut dengan tanah,
dimanatanah harus menerima beban dari bangunan tersebut (beban mati dan beban
hidup) dantugas pondasi untuk membagi beban itu sehingga tekanan tanah yang
diizinkan (dayadukung) tidak terlewati.
3. Konstruksi yang diperhitungkan sedemikian rupa sehingga dapat menjamin
kestabilan bangunan terhadap berat sendiri dan menghindari penurunan bangunan yang
tidak merata.
Sehingga dapat disimpulkan, pengertian pondasi adalah: Bagian dari elemen bangunan
yang berfungsi meletakkan dan meneruskan beban ke dasar tanah yang kuat mengimbangi
dan mendukung (merespon) serta dapat menjamin kestabilan bangunan, paling tidak
terhadap beratnya sendiri, beban yang bekerja serta beban gempa.
Persyaratan umum yang harus dipenuhi oleh pondasi antara lain :
1. Terhadap tanah dasar :
Pondasi harus mempunyai bentuk, ukuran dan struktur sedemikian rupa sehingga
tanah dasar mampu memikul gaya-gaya yang bekerja.
Penurunan yang terjadi tidak boleh terlalu besar / tidak merata.
Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 3
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
Bangunan tidak boleh bergeser atau mengguling.
2. Terhadap struktur pondasi sendiri :
Struktur pondasi harus cukup kuat sehingga tidak pecah akibat gaya yang bekerja.
Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu
cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk
diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.
Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat
Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi,
berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air
tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak
terendam air meskipun jenis tanah sama. Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis
masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian
pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari
tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut. Suatu pondasi harus
direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada
bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.
Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.
Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 4
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
2.2 Jenis-Jenis Pondasi
Secara umum pondasi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu pondasi dalam (Deep
foundation) dan pondasi dangkal (Shallow Foundation)
2.2.1 Pondasi Dalam (Deep Foundation)
Menurut Dr.Ir.L.D.Wesley dalam bukunya Mekanika Tanah 1, pondasi dalam
seringkali diidentikkan sebagai pondasi tiang yaitu suatu struktur pondasi yang mampu
menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan menyerap lenturan. Pondasi tiang dibuat
menjadi satu kesatuan yang monolit dengan menyatukan pangkal tiang yang terdapat
dibawah konstruksi dengan tumpuan pondasi. Untuk keperluan perencanaan, tiang dapat
dibagi menjadi dua golongan :
a. Tiang yang tertahan pada ujung (end bearing pile atau point bearing pile). Tiang
semacam ini dimasukkan sampai lapisan tanah keras, sehingga daya dukung tanah
untuk pondasi ini lebih ditekankan pada tahanan ujungnya. Untuk tiang tipe ini harus
diperhatikan bahwa ujung tiang harus terletak pada lapisan keras. Lapisan keras ini
boleh dari bahan apapun, meliputi lempung keras sampai batuan keras.
b. Tiang yang tertahan oleh pelekatan antara tiang dengan tanah (friction pile) Kadang-
kadang diketemukan keadaan tanah dimana lapisan keras sangat dalam sehingga
pembuatan tiang sampai lapisan tersebut sukar dilaksanakan. Maka untuk menahan
beban yang diterima tiang, mobilisasi tahanan sebagian besar ditimbulkan oleh gesekan
antara tiang dengan tanah (skin friction). Tiang semacam ini disebut friction pile atau
juga sering disebut sebagai tiang terapung (floating piles).
Pondasi dalam sering dibuat dalam bentuk tiang pancang maupun kaison (D/B ≥ 4)
Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 5
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
gambar 2.1 Pondasi Dalam (D/B ≥ 4)
2.2.2 Pondasi Dangkal ( Shallow Foundation )
Disebut Pondasi dangkal karena kedalaman masuknya ke tanah relatif dangkal,
hanya beberapa meter masuknya ke dalam tanah. Salah satu tipe yang sering digunakan
ialah pondasi menerus yang biasa pada rumah-rumah,dibuat dari beton atau pasangan
batu,meneruskan beban dari dinding dan kolom bangunan ke tanah keras.
Pondasi dangkal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis :
- Pondasi Setempat ( Single Footing )
- Pondasi Menerus ( Continuous Footing )
- Pondasi Pelat ( Plate Foundation )
- Pondasi Cakar Ayam
- Pondasi Sarang Laba-laba
- Pondasi Grid
- Pondasi Gasing
a. Pondasi Setempat ( Single Footing )
Pondasi setempat dibuat pada bagian yg terpisah (di bawah kolom
pendukung/kolom struktur), tiang, dsb), juga biasa digunakan pada konstruksi bangunan
kayu di daerah rawa-rawa. Pada bangunan sementara sering juga digunakan penumpu batu
alam massif yang bertarah dan diletakkan di atas permukaan tanah yang diratakan.
Ciri pondasi setempat :
Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 6
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
Jika tanahnya keras, mempunyai kedalaman > 1,5 meter
Pondasi dibuat hanya di bawah kolom
Masih menggunakan pondasi menerus sebagai tumpuan men-cor sloof, tidak
digunakan untuk mendukung beban.
Adapun bentuk-bentuk dari pondasi setempat antara lain:
Pondasi pilar, dari pasangan batu kali berbentuk kerucut terpancung.
Pondasi sumuran, dari galian tanah berbentuk bulat sampai kedalaman tanah keras,
kemudian diisi adukan beton tanpa tulangan dan batu-batu besar.
Pondasi umpak, dipakai untuk bangunan sederhana. Pondasi umpak dipasang di
bawah setiap tiang penyangga. Antara tiang dihubungkan dengan balok kayu di
bagian bawah tiang, di bagian atas tiang menyatu dengan atapnya. Pondasi kayu
dibuat keluar permukaan tanah sampai ketinggian ± 1 meter
gambar 2.2.2a Pondasi Setempat
b. Pondasi Menerus ( Continuous Footing )
Pondasi menerus (Pondasi Langsung) dapat digunakan pada tanah yang seragam.
Ciri-ciri pondasi menerus :
Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 7
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
ukuran sama besar dan terletak pada kedalaman yang sama
dipasang di bawah seluruh dinding penyekat dan kolom
biasanya digunakan sebagai pondasi bangunan tidak bertingkat
untuk tanah lembek, dibuat dari sloof memanjang bagian bawah diperlebar
menjadi pelat.
gambar 2.2.2b Pondasi Menerus
c. Pondasi Pelat ( Plate Foundation )
Pondasi pelat biasanya seluas ukuran gedung. Pondasi ini membagi beban secara
merata ke tanah bangunan.
Pondasi pelat ini biasa digunakan dalam hal:
daya dukung tanah jelek atau beban bangunan yang tinggi
raster atau jarak-jarak tiang/dinding kurang dari 8 meter
Pondasi, Grace Dana Ayori, 2013 8
Teknik Sipil – Politeknik Negeri Jakarta
beban bangunan yang tinggi sudah dibagi merata oleh konstruksi atas
pada daerah rawan banjir, pondasi ini akan mencegah meresapnya air dari bawah
(tanah).
gambar 2.2.2c Pondasi Pelat
d. Pondasi Cakar Ayam
Merupakan salah satu rekayasa
keteknikan di bidang pondasi, hasil temuan Prof. Dr.
Ir. Sedijatmo. Kostruksi ini terdiri dari plat beton