POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RUANG IRNA NON-BEDAH WANITA RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG Karya Tulis Ilmiah SHINTA HERLINA NIM: 143110188 JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG TAHUN 2017
168
Embed
POLTEKKES KEMENKES PADANG ASUHAN KEPERAWATAN …pustaka.poltekkes-pdg.ac.id/repository/KTI_SHINTA...Peran perawat untuk gangguan pemenuhan nutrisi pada pasien diabetes mellitus adalah
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
POLTEKKES KEMENKES PADANG
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II
DI RUANG IRNA NON-BEDAH WANITA RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
Karya Tulis Ilmiah
SHINTA HERLINA
NIM: 143110188
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
POLTEKKES KEMENKES PADANG
ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN PEMENUHAN NUTRISI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II
DI RUANG IRNA NON-BEDAH WANITA RSUP Dr. M. DJAMIL PADANG
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan ke Program Studi D-III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Sebagai Salah Satu Syarat Untuk
Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan
SHINTA HERLINA
NIM: 143110188
JURUSAN KEPERAWATAN PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN PADANG
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini dengan judul “Asuhan Keperawatan Gangguan
pemenuhan nutrisi pada pasien Diabetes Mellitus tipe II di Ruangan
IRNA Non-Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang Tahun 2017”.
Penulisan karya tulis ilmiah ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada Program
Studi D-III Keperawatan Padang Poltekkes Kemenkes Padang. ”. Peneliti
menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari Bapak Ns. Suhaimi, S.
Kep, M. Kep selaku pembimbing I dan Ibu Wiwi Sartika, DCN, M.
Biomed, selaku pembimbing II yang telah menyediakan waktu, tenaga, dan
pikiran untuk mengarahkan peneliti dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini. Tidak lupa juga peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak H. Sunardi, SKM, M. Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Padang.
2. Ibu Hj. Murniati Muchtar, SKM, M.Biomed selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang.
3. Ibu Ns. Idrawati Bahar, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Program Studi D-III
Keperawatan Padang Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Padang.
4. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Program Studi D-III Keperawatan Padang
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang yang telah
memberikan bekal ilmu untuk bekal peneliti.
5. Bapak Direktur beserta Staf Rumah Sakit RSUP Dr. M. Djamil Padang
yang telah banyak membantu dalam usaha memperoleh data yang peneliti
perlukan.
6. Teristimewa Kepada Kedua Orang Tua dan Saudara tercinta yang telah
memberikan dorongan, semangat, doa restu dan kasih sayang yang tiada
terhingga yang tidak dapat ternilai dengan apapun. Tiada kata yang dapat
Ananda utarakan selain ucapan terima kasih dan semoga Allah SWT selalu
memberikan kesehatan, keselamatan, rahmat dan karunia-Nya.
7. Sahabat-sahabat, abang dan adik yang telah banyak membantu peneliti
dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
8. Teman-temanku yang senasip dan seperjuangan Mahasiswa/i Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Padang Program Studi D-III
Keperawatan Padang Tahun 2017.
Peneliti menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca, akhir kata peneliti berharap karya tulis ilmiah ini dapat
bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri dan pihak yang telah
membacanya, serta peneliti mendoakan semoga segala bantuan yang telah
diberikan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Aamiinn…
Padang, Juni 2017
Peneliti
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL........................................................................................ i HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii KATA PENGANTAR...................................................................................... iii LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. v LEMBAR ORISINALITAS............................................................................. vi ABSTRAK ....................................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ............................................................................................ x DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xi DAFTAR RIWAYAT HIDUP......................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah............................................................................ 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Gangguan Pemenuhan Nutrisi ............................................ 7
1. Pengertian Nutrisi ..................................................................... 7 2. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Nutrisi ....................... 7 3. Sistem Tubuh yang Berperan dalam pemenuhan nutrisi .......... 10 4. Komponen Nutrisi .................................................................... 11 5. Status Nutrisi ............................................................................ 26 6. Masalah Kebutuhan Nutrisi ...................................................... 27
C. Konsep Asuhan Keperawatan Teoritis ............................................ 38 1. Pengkajian Keperawatan .......................................................... 38 2. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul ....................... 44 3. Rencana Keperawatan .............................................................. 45
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ............................................................................. 54 B. Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................... 54 C. Subjek Penelitian ............................................................................. 54 D. Alatatau Instrumen Pengumpulan Data ........................................... 55 E. Jenis-Jenis Data ............................................................................... 56 F. Teknik Pengumpulan Data………………………………………… 57 G. Hasil Analisis ................................................................................... 57
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi Tempat ................................................................................. 59 B. Deskripsi Kasus .................................................................................... 59 C. Pembahasan Kasus ............................................................................... 81
a. Pengkajian Keperawatan ................................................................ 81 b. Diagnosa Keperawatan................................................................... 83 c. Intervensi Keperawatan .................................................................. 85 d. Implementasi Keperawatan ............................................................ 86 e. Evaluasi Keperawatan .................................................................... 88
BAB V PENUTUP .........................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................... 89 B. Saran ..................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA
Adanya perubahan sikap dan psikologis pasien selama sakit yang
dapat mempengaruhi pola makanan pasien selama di rumah sakit.
g. Data sosial
Status ekonomi atau sosial keluarga pasien dalam memilih dan
membeli makanan serta kemampuan keluarga pasien dalam
pemenuhan kesehatan.
h. Data spritual
Kepercayaan yang diyakini dan dianut oleh pasien dan keluarga.
i. Data penunjang
Pemeriksaan laboratorium :
1) Albumin (N: 4 – 5,5mg/100ml)
2) Transferi (N: 170 -25 mg/100ml)
3) Hemoglobin (N: 12mg%)
4) BUN (N: 10 – 20 mg/100ml)
5) Pemeriksaan gula darah puasa
Nilai normal : Wholeblood :60 – 100 mg / dl
Dewasa :70 – 100 mg/ dl
Bayi baru lahir :30 – 80 mg / dl
Anak :60 – 100 mg / dl
(Robbins dkk, 2007)
6) Pemeriksaan guladarah 2 jam setelah makan
Nilai normal : Dewasa : <140 ml / dl / 2 jam
Wholeblood : < 120 mg / dl / 2 jam
(Robbins dkk, 2007)
7) Pemeriksaan gula darah sewaktu
Nilai normal : 200 mg / dl
8) Pemeriksaan HB AIC (Hemoglobin Glikosilasi)
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah, untuk
memperoleh informasi kadar gula darah yang sesungguhnya,
karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam kurun
waktu 2 – 3 bulan. Tes ini berguna untuk mengukur tingkat
ikatan gula pada hemoglobin A (AIC) sepanjang umur sel darah
merah (120 hari).
9) Pemeriksaan fruktosamin
Pemeriksaan fruktosamin menggunakan metoda enzymatic
seperti pada pemeriksaan glukosa.
D. Diagnosa Keperawatan yang mungkinmuncul
Berdasarkan pengkajian diatas kemungkinan diagnosa keperawatan yang
muncul adalah:
a. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis atau ketidakmampuan
mengabsorpsi makanan
b. ResikoketidakstabilankadarguladarahberhubungandenganKurangnya
pengetahuan tentang manajemen diabetes
c. Konstipasiberhubungandengankelemahanotot abdomen
d. Keletihanberhungandenganpeningkatankelemahanfisik
C. Rencana Keperawatan
Tabel 2.1 (Diagnosa dan Intervensi Keperawatan NANDA, NIC-NOC)
NO
Diagosa Keperawatan NOC
NIC
1.
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolic Batasan Karakteristik:
a) Berat badan 20% atau lebih dibawah rentang berat badan ideal
b) Bising usus hiperaktif
c) Kelemahan otot untuk mengunyah
d) Kelemahan otot untuk menelan
e) Kehilangan rambut berlebihan
f) Membran mukosa pucat
g) Ketidakmampuan memakan makanan
h) Nyeri abdomen Faktor yang Berhubungan:
a) Faktor biologis b) Ketidakmampuan
mencerna makanan c) Kurang asupan
makanan
NOC: Nutritional status : food and fluid intake Kriteria Hasil:
a) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
Weight control Indikator : a) Adanya
peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan
b) Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
c) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d) Tidak ada
NIC: Nutrition Management a) Kaji adanya
alergi makanan b) Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
c) Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake fe
d) Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
e) Berikan substansi gula
f) Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
g) Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
h) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
i) Kaji kemampuan
tanda-tanda malnutrisi
e) Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan
f) Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring a) BB pasien
dalam batas normal
b) Monitor adanya penurunan berat badan
c) Monitor lingkungan selama makan
d) Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
e) Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
f) Monitor mual muntah
g) Monitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht
h) Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik, papilla lidah dan cavitas oral
2 Resiko NOC: NIC:
. ketidakstabilan kadar glukosa darah Definisi: Resiko perbedaan kadar gula/glukosa darah dari rentang normal. Faktor yang Berhubungan:
a) Kurangnya pengetahuan tentang manajemen diabetes
b) Tingkat perkembangan
c) Asupan makanan
d) Ketidakadekuatan monitor glukosa darah
e) Kekurangan penerimaan diagnosis
f) Kekurangan ketaatan manajemen diabetes
g) Kekurangan manajemen diabetes
h) Manajemen pengobatan
i) Status kesehatan mental
j) Tingkat aktivitas fisik
k) Status kesehatan fisik
l) Kehamilan m) Kecepatan
periode pertumbuhan
n) Stress o) Pertambahan
Blood glucose level a) Blood glucose b) Glycosylated
hemoglobin c) Fructosamine d) Urine glucose e) Urine ketonas
Severity Hyperglycemia
a) Increase in urine output
b) Increased thirst c) Excessive
hunger d) Malaise e) Fatigue f) Dry mouth
Hyperglikemia Management:
a) Pantau tanda dan gejala poliuria, polidipsia, dan polifagia
b) Memantau keton urine
c) Memantau tekanan darah dan denyut nadi
d) Mengelola insulin
e) Mendorong asupan cairan oral
f) Memberi cairan IV sesuai kebutuhan
g) Mengelola kalium
h) Mengidentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
i) Mengantisipasi dimana kebutuhan insulin akan meningkat
j) Batasi latihan jika kadar gula darah > 250 Mg/dl, terutama jika adanya keton urine
k) Membantu pasien untuk menafsirkan kadar gula darah
berat badan p) Kehilangan
berat badan
l) Memberikan bantuan dalam
m) menyesuaikan rejimen untuk mencegah dan mengobati hiperglikemi
n) Menfasilitasi terhadap diet dan latihan
3.
Konstipasi Definisi : Penurunan pada frekwensi normal defekasi yang disertai oleh kesulitan atau pengeluaran feses yang kering, keras, dan banyak. Batasan karakteristik:
a) Perubahan pola BAB
b) Terdapat darah segar pada tinja
c) Adanya tinja yang lembut seperti pasta di rektum
d) Distensi abdomen e) Tinja yang gelap,
hitam, atau seperti f) Peningkatan
tekanan abdomen g) Perkusi
abdomen dullness h) Nyeri saat defekasi i) Penurunan volume
tinja j) Tegang saat
defekasi k) Frekuensi BAB
menurun
NOC: Bowel Elimination &
- Hydration (hidrasi) Kriteria Hasil: a) Mempertahank
an bentuk feses lunak setiap 1-3 hari
b) Bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
c) Mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi
d) Feses lunak dan berbentuk
NIC: Constipation/Impaction Management
a) Monitor tanda dan gejala konstipasi
b) Monitor bising usus
c) Monitor feses frekuensi, konsistensi dan volume
d) Konsultasi dengan dokter tentang penurunan dan peningkatan bising usus
e) Monitor tanda dan gejala ruptur usus/peritonitis
f) Jelaskan etiologi dan rasionalisasi tindakan terhadap pasien
l) Tinja yang kering, keras, dan berbentuk
m) Teraba massa pada rectum
n) Perasaan rektal penuh atau bertekanan
o) Nyeri abdomen p) Tidak mampu
mengeluarkan tinja q) Anoreksia r) Nyeri kepala s) Perubahan dalam
bunyi peruT t) Indigesti/
gangguan pencernaan
u) Adanya atipikal pada orang dewasa (contoh perubahan dalam status mental, inkontinensia urin, jatuh yang tidak dapat dijelaskan, peningkatan suhu tubuh)
v) Flatus yang hebat w) Kelelahan secara
umum x) Suara usus
hipoaktif atau hiperaktif
y) Terasa massa abdomen Terasa lembut pada abdomen dengan atau tanpa teraba tahanan otot
z) Mual dengan atau tanpa muntah
aa) Tinja seperti air Lumpur Faktor yang berhubungan:
g) Indentifikasi faktor penyebab dan kontribusi konstipasi
h) Dukung intake cairan
i) Kolaborasikan pemberian laktasif
j) Pantau tanda-tanda gejala konstipasi
k) Pantau tanda-tanda gejala impaksi
l) Memantau gerakan usus, termasuk konsistensi frekuensi, bentuk, volume dan warna
m) Memantau bising usus
n) Mendorong meningkatkan asupan cairan, kecuali dikontraindikasikan
o) Anjurkan pasien/ keluarga untuk mencatat warna, volume, frekuensi, dan konsistensi
Fungsional:
a) Perubahan lingkungan saat ini
b) Penolakan c) kebiasaan/menunda
keinginan untuk defekasi
d) Aktivitas fisik yang tidak mencukupi
e) Kebiasaan BAB yang tidak teratur
f) Toileting tidak adekuat (contoh: waktu, posisi defekasi, privasi)
g) Kelemahan otot abdomen
Psikologis:
a) Depresi b) Stres emosional c) Kebingungan
mental
Farmakologis:
a) Antikonvulsan (anti kejang)
b) Overdosis laksatif (pencahar)
c) Antasid yang mengandung aluminium (lihat brosur obat)
pemeriksaan fisik, data psikologis, data ekonomi sosial, data spiritual,
lingkungan tempat tinggal, pemeriksaan laboratorium, dan program
pengobatan.
2. Format analisa data terdiri dari: nama pasien, nomor rekam medik,
data, masalah, dan etiologi
3. Format diagnosa keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medik, diagnosa keperawatan, tanggal dan paraf ditemukannya
masalah, serta tanggal dan paraf dipecahkannya masalah.
4. Format rencana asuhan keperwatan terdiri dari: nama pasien, nomor
rekam medik, diagnosa keperawatan, intervensi NIC dan NOC.
5. Format implementasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor
rekam medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, implementasi
keperawatan, dan paraf yang melakukan implementasi keperawatan.
6. Format evaluasi keperawatan terdiri dari: nama pasien, nomor rekam
medik, hari dan tanggal, diagnosa keperawatan, evaluasi keperawatan,
dan paraf yang mengevaluasi tindakan keperawatan.
E. Jenis-Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan langsung dari pasien
dan keluarga berdasarkan format pengkajian asuhan keperawatan
dasar. Data primer dari penelitian didapatkan dari hasil wawancara
observasi dan pemeriksaan fisik langsung pada partisipan.
b. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari laporan status pasien. Informasi yang
diperoleh berupa data tambahan atau penunjang dalam
merumuskan diagnosa keperawatan. Data yang diperoleh berupa
data penunjang dari laboratorium, terapi pengobatan yang
diberikan dokter.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai
berikut:
1) Wawancara atau Anamnesa
Peneliti melakukan wawancara kepada kedua partisipan melalui
pertanyaan yang diajukan secara langsung. Wawancara dilakukan
secara tatap muka. Wawancara yang dilakukan meliputi perkenalan
diri, menjelaskan tujuan, inform consent, pengkajian yaitu
menanyakan keluhan yang dirasakan pasien sehingga dibawa kerumah
sakit, keluhan yang dirasakan pada saat sekarang ini, riwayat kesehatan
dahulu yang dilakukan pasien, riwayat kesehatan keluarga pasien, dan
ADL pasien.
2) Observasi
Peneliti melakukan pengamatan secara langsung kepada kedua
partisipan untuk mencari perubahan atau perkembangan yang dialami
kedua partisipan.
3) Pengukuran
Peneliti melakukan cek tekanan darah, pemeriksaan fisik head too toe,
menggunakan penlight, mengukur LILA, timbangan.
4) Dokumentasi
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dokumentasi dari rumah
sakit untuk menunjang penelitian yang dilakukan. Seperti data
laboratorium, pemeriksaan diagnostik, dan terapi pengobatan.
G. Hasil analisis
Hasil analisis pada penelitian ini adalah menganalisis semua temuan pada
tahapan proses keperawatan dengan menggunakan konsep dan teori
keperawatan pada gangguan pemenuhan nutrisi. Data yang telah didapat
dari hasil melakukan asuhan keperawatan mulai dari pengkajian asuhan
keperawatan, menegakkan diagnosa keperawatan, merencanakan tindakan
asuhan keperawatan, melaksanakan tindakan asuhan keperawatan,
mengevaluasi hasil tindakan asuhan keperawatan dan dinarasikan. Analisis
selanjutnya membandingkan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
pada pasien kelolaan dengan teori asuhan keperawatan gangguan
pemenuhan nutrisi pada kasus diabetes mellitus tipe II. dan penelitian
terdahulu.
BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN KASUS
A. Deskripsi Tempat
Penelitian ini dilakukan di Irna Non Bedah Wanita RSUP DR. M. Djamil
Padang pada tanggal 20-25 Mei 2017.
B. Deskripsi Kasus
Pembahasan proses keperawatan pada kedua partisipan dilakukan dengan
membandingkan hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan pada
kedua partisipan. Prinsip dari pembahasan ini dibuat dengan
memperhatikan teori proses keperawatan yang terdiri dari tahap
pengkajian, menegakkan diagnosa, perencanaan tindakan keperawatan,
implementasi keperawatan serta evaluasi keperawatan terhadap masalah
yang muncul. Penelitian telah dilakukan selama 5 hari, asuhan
keperawatan pada kedua partisipan dilakukan pada waktu yang berbeda.
Asuhan keperawatan pada partisipan I dilakukan pada tanggal 20- 24 Mei
2017 dengan identitas pasien yaitu Ny A berumur 25 tahun, masuk ke
IRNA Non-Bedah Wanita melalui IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada
tanggal 08 Mei 2017 pukul 19.14 WIB, dengan diagnosa medis diabetes
mellitus tipe II. Asuhan Keperawatan pada partisipan II dilakukan pada
tanggal 21- 25 Mei 2017 dengan identitas pasien yaitu Ny R berumur 43
tahun, masuk ke IRNA Non-Bedah Wanita melalui IGD RSUP Dr. M.
Djamil Padang pada tanggal 20 Mei 2017 pukul 00.08 WIB dengan
diagnosa medis diabetes mellitus tipe II. Hasil dari tahapan keperawatan
pada kedua partisipan dapat dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1 Pengkajian Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017
Asuhan Keperawatan Partisipan 1 Partisipan II
Pengkajian keperawatan
Identitas pasien
Ny A umur 25 tahun dengan nomor MR 978061, masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 08 Mei 2017 pukul 19.14 WIB dengan Diagnosa medis DM tipe II.
Ny R umur 43 tahun dengan nomor MR 979150, masuk RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 20 Mei 2017 pukul 00.08 WIB dengan Diagnosa medis DM tipe II.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan Utama
Ny A datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 08 Mei 2017 sekitar pukul 19.14 WIB dengan keluhan demam tinggi, sesak nafas, mual, nafsu makan menurun, dan penurunan kesadaran sejak ± 12 jam sebelum dibawa kerumah sakit, batuk berdahak yang tidak sembuh-sembuh sejak 1 minggu yang lalu dan mengalami penurunan berat badan sejak ± 4 bulan terakhir.
Ny R datang ke IGD RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tanggal 20 Mei 2017 sekitar pukul 00.08 WIB dengan keluhan sesak nafas meningkat sejak 1 jam yang lalu, demam, mual, dan pusing.
Keluhan saat dikaji
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 20 Mei 2017 sekitar pukul 10.00 WIB, Ny A mengeluh terasa kebas dan lemah pada ektremitas bawah saat dibawa berjalan, penglihatan kabur, kerongkongan sakit, mual dan tidak nafsu makan.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 21 Mei 2017 sekitar pukul 10.00 WIB, Ny R mengeluh mual, masih pusing, dan tidak nafsu makan.
Riwayat Kesehatan Ny A memiliki riwayat Ny R memiliki riwayat
Dahulu
DM tipe II sejak 6 bulan yang lalu, hampir setiap kali cek gula darah hasilnya > 500 mg/dl, berobat ke Dokter umum diterapi dengan motformin 3× 500 j, kontrol tidak teratur, kesemutan sejak ± 2 bulan, penglihatan kabur sejak ± 3 bulan.
DM tipe II sejak 7 tahun yang lalu kontrol tidak teratur, pasien juga memiliki riwayat TB 3 tahun yang lalu, pasien pernah minum obat OAT selama 3 bulan.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah kandung dari Ny A mempunyai riwayat penyakit DM tipe II yang sama dengan Ny A.
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan Ny R.
Activity Daily Live (ADL)
Makan/ minum
Selama sehat Ny A makan 3 kali setiap hari dengan nasi, lauk pauk, dan sayuran. Minum selama sehat sekitar 1500 ml setiap harinya. Selama sakit nafsu makan Ny R menurun, diet ML DD V 1900 kkal yang diberikan tidak pernah habis, minum sekitar 1600 ml setiap harinya.
Selama sehat Ny R makan 3 kali setiap hari dengan nasi, lauk- pauk, dan jarang memakan buah-buahan dan sayuran. Minum selama sehat sekitar 1600 ml setiap harinya. Selama sakit nafsu makan Ny R menurun, diet ML DD IV 1700 kkal yang diberikan tidak pernah habis, minum sekitar 1500 ml setiap harinya.
Istirahat/ tidur
Selama sehat Ny A tidur siang ± 2 jam sehari, tidur malam ± 6-7 jam setiap harinya. Ny A mengatakan tidurnya nyenyak. Selama sakit Ny A tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang lebih 4-5 jam sehari. Ny A mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena mual.
Selama sehat Ny R tidur siang ± 1 jam sehari, tidur malam ± 6-7 jam setiap harinya. Ny R mengatakan tidurnya nyenyak. Selama sakit Ny R tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang lebih 5 jam sehari. Pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun karena mual dan pusing.
Eliminasi Selama sehat Ny A BAB 1 kali sehari dengan kosistensi lembek, Ny A
Selama sehat Ny R BAB 1 kali sehari dengan kosistensi lembek, Ny R
mengatakan BAK 5-6 kali sehari. Ny A bisa BAB dan BAK ke wc sendiri. Selama sakit Ny A BAB 2 hari sekali dengan kosistensi lembek terkadang keras. Ny A mengatakan BAK sekitar 2800 cc setiap harinya.
mengatakan BAK 5-6 kali sehari. Ny R bisa BAB dan BAK ke Wc sendiri. Selama sakit Ny R mengatakan BAB 2 hari sekali dengan kosistensi keras. Ny R terpasang kateter, keluarga mengatakan Ny R BAK sekitar 3000 cc setiap harinya yang di tampung dengan urine bag.
Aktivitas Selama sehat Ny A sering beraktifitas di sekolah dasar untuk melakukan pekerjaannya sebagai guru SD. Ny A mengatakan jarang melakukan olahraga. Selama sakit aktivitas hanya bisa diatas tempat tidur dan kursi roda, Ny A tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya karena badan dan kedua kaki pasien terasa lemah.
Selama sehat Ny R sering beraktifitas di rumah saja untuk melakukan pekerjaan nya sebagai ibu rumah tangga. Ny R mengatakan jarang melakukan olahraga. Selama sakit Ny R hanya bisa di atas tempat tidur, tidak bisa melakukan aktifitas seperti biasanya.
Pemeriksaan fisik Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tingkat kesadaran CMC, tinggi badan 165 cm, berat badan 46 kg, GCS 15 (E4,M6,V5), tekanan darah 130/80 mmHg, HR 90 x/i, RR 22 x/i, suhu 36,7oC. Kepala dan wajah tidak ada benjolan, rambut rontok dan kusam, wajah tampak pucat. Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan kabur, reflek pupil baik. Hidung simetris, tidak
Saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan tingkat kesadaran CMC, tinggi badan 153 cm, berat badan 62 kg, GCS 15 (E4,M6,V5), tekanan darah 100/70 mmHg, HR 96 x/i, RR 24 x/i, suhu 36,5oC, Kepala dan wajah tidak ada benjolan, rambut rontok, kering, wajah tampak pucat. Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, reflek pupil baik, Hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping
ada pernapasan cuping hidung, terpasang O2 binasal 3 liter/ menit, penciuman baik bisa membedakan bau. Bibir simetris, mukosa bibir kering dan pucat, mulut kurang bersih, reflek menelan kurang baik, (mual). Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, pendengaran masih baik. Leher tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening. Pemeriksaan paru-paru, inspeksi : simetris kiri dan kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan, perkusi : terdengar sonor, auskultasi : bronkovesikuler. Pemeriksaan jantung, inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, palpasi : iktus teraba di RIC 5, perkusi : batas jantung normal, auskultasi : suara jantung normal. Pemeriksaan abdomen inspeksi: simetris palpasi: ada nyeri tekan, perkusi : thympani, auskultasi : bising usus normal. Pemeriksaan genitalia : tidak ada terpasang kateter, klien memakai pempers. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah : kulit teraba kering dan kasar, CRT kembali cepat < 2 detik, teraba hangat, tepasang infus IVFD NaCl 0,9
hidung, terpasang O2 binasal 3 liter/ menit, penciuman baik bisa membedakan bau. Bibir simetris kiri dan kanan, mukosa bibir kering dan pucat, mulut kurang bersih, ada plak di gigi, reflek mengunyah baik, reflek menelan kurang baik,(mual). Telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, pendengaran masih baik. Leher tidak ada pembengkakan kelenjer getah bening. Pemeriksaan paru -paru, inspeksi: simetris kiri dan kanan, palpasi : fremitus kiri dan kanan, perkusi : terdengar sonor, auskultasi : bronkovesikuler. Pemeriksaan jantung, inspeksi : iktus kordis tidak terlihat, palpasi : iktus teraba di RIC 5, perkusi : batas jantung normal, auskultasi : suara jantung normal. Pemeriksaan abdomen inspeksi : simetris, palpasi: distensi abdomen, nyeri tekan, perkusi: thympani, auskultasi: bising usus normal. Pemeriksaan genitalia : terpasang kateter. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah : kulit teraba kering dan kasar, CRT kembali cepat <2 detik, teraba hangat, terpasang
20x/menit, kekuatan otot: Kanan Kiri
555 555 444 444
infus IVFD NaCl 0,9 20x/menit, kekuatan otot: Kanan Kiri
444 444 444 444
Data penunjang Hasil pemeriksaan urin pada tanggal 10 mei 2017 didapatkan badan keton (+) positif satu. Hasil pemeriksaan urin pada tanggal 17 mei 2017 didapatkan warna kuning, kekeruhan(+), BJ 1.015 (nr 1.003-1.030), Ph 5.5 (nr 4,6-8,0), lekosit 18-20/LPB (nr ≤ 5), eritrosit 1-2/LPB (nr≤ 1), silinder (-)/LPK, kristal (-) /LPK, epitel gepeng +/LPK, yeast (+), protein(+), glukosa(-), bilirubin(-), urobilinogen(+). Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 14 mei 2017 didapatkan ureum darah 194 mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 5,4 mg/dl (nr 0,6-1,1). Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 15 mei 2017 didapatkan GDP 472 mg/dl (nr 70-126), GD 2 jam PP 476 mg/dl (nr <200), total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), globulin 2,7 g/dl (nr 1,3-2,7), total kolestrol 201 mg/dl (nr <200), ureum darah 198 mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 6,3 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl), kalsium 8,9 mg/dl (nr
Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 19 mei 2017 didapatkan GDS 241 mg/dl (nr < 200), ureum darah 97 mg/dl (nr 10,0-50,0 mg/dl), kreatinin darah 0,8 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl), total protein 7,1 g/dl (nr 6,6-8,7 g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), globulin 4,2 g/dl (nr 1,3-2,7 g/dl), Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 22 mei 2017 didapatkan Hemoglobin 10,6 g/dl (nr 12-16g/dl) leukosit 20.090 /mm3 (nr 5000-10.000/mm3), trombosit 439.000 /mm3 (nr 150.000-400.000), hematokrit 33% (nr 37-43%), LED 82 mm (nr 0-15), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 0% (nr 1,0-3,0%), N batang 8% (nr 2,0-6,0), N segmen 82% (nr 50-70%), limfosit 7% (nr 20-40%), monosit 3% (nr 2,0-8,0%).
8,1-10,4 mg/dl), natrium 125 Mmol (nr 136-145 Mmol), kalium 5,3 Mmol (nr 3,5-5,1 Mmol), klorida serum 95 Mmol (nr 97-111 Mmol). Hasil pemeriksaan kimia klinik pada tanggal 18 mei 2017 didapatkan ureum darah 176 mg/dl (nr 10,0-50,0), kreatinin darah 5,9 mg/dl (nr 0,6-1,1 mg/dl), kalsium 8,6 mg/dl (nr 8,1-10,4 mg/dl), natrium 130 Mmol (nr 136-145 Mmol), kalium 4,2 Mmol (nr 3,5-5,1 Mmol), klorida serum 102 Mmol (nr 97-111 Mmol), SGOT 14 u/l (nr < 32), SGPT 12 u/l (nr <31). Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 15 mei 2017 didapatkan Hemoglobin 10,6 g/dl (nr 12-16g/dl) leukosit 22.850 /mm3 (nr 5000-10.000/mm3), trombosit 234.000 /mm3 (nr 150.000-400.000), hematokrit 30% (nr 37-43%), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 0% (nr 1,0-3,0%), N batang 6% (nr 2,0-6,0), N segmen 69% (nr 50-70%), limfosit 19% (nr 20-40%), monosit 6% (nr 2,0-8,0%). Hasil pemeriksaan hematologi tanggal 17 mei 2017 didapatkan Hemoglobin 10,8 g/dl (nr 12-16g/dl) hematokrit 31% (nr 37-43%), basofil 0% (nr 0-1,0), eosinofil 3% (nr 1,0-3,0%), N
Program pengobatan Ny A mendapatkan IVFD NaCl 0,9 % 500 ml/ 8 jam yang di berikan dengancara Intra Vena (IV), diet DD V 1900 kkal, meropenem dengan dosis 3 x 1 gr yang diberikan dengan IV, nevorapid 3 x 12 unit diberikan 15 menit sebelum makan dengan cara Sc, inf levofloxacin 1x750 j, O2 binasal 3 liter/menit, Pct 3x500 j, inj levemir 1x 15 unit, nebu flumucyl 3x1.
Ny R mendapatkan IVFD Nacl 0,9% 6 tts/i, ceftriaxon 2x 1 gr, nevorapid 3x6 unit diberikan 15 menit sebelum makan dengan cara sc, diet DD IV 1700 kkal, RL 20x/i, koreksi Kcl 25 mEq dalam 200 cc, Nacl 0,9 %, drip lasix 5 amp dalam 50 cc Nacl 0,9%, inj ranitidine 2x1 amp, KSR 2x1 tab(po), dulcolax cara supost.
Setelah dilakukan pengkajian asuhan keperawatan maka peneliti menegakkan diagnosa keperawatan sesuai dengan keluhan yang ditemukan pada kedua partispan saat pengkajian selama partisipan dirawat oleh peneliti mulai tanggal 20 - 25 Mei 2017. Diagnosa keperawatan yang muncul dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Diagnosa Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017
Asuhan Keperawatan Partisipan I Partisipan II
Diagnosa keperawatan
1. Ketidakseimbangan NutrisI Kurang Dari Kebutuhan Tubuh. Data subjektif yang ditemukan yakni Ny A mengatakan tidak nafsu makan, Ny A mengatakan diet nya hanya habis 2-3 sendok makan, mengeluh mual. Data objektif dinilai dari Ny A mengalami penurunan berat badan, bb sehat 53 kg, sakit 46 kg, LILA dibawah normal yaitu 21 cm (nr 23,5 cm), nilai IMT termasuk dalam kategori kekurangan bb tingkat berat yaitu 16,89 (nr >18,5-25,0), diet tampak tidak habis, membran mukosa bibir tampak pucat, rambut tampak rontok dan kusam, Ny A tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), hematokrit 29% (nr 37-43%).
1. Ketidakseimbangan NutrisI Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Data subjektif yang temukan yakni Ny R mengatakan tidak nafsu makan, Ny R mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan, dan mengeluh mual dan nyeri pada abdomen. Data objektif dinilai dari diet Ny R tampak tidak habis, Ny R tampak mual dan memegangi perutnya, LILA dibawah normal yaitu 23 cm (nr 23,5 cm), nilai IMT termasuk dalam kategori kelebihan bb tingkat ringan yaitu 26,49 (nr >18,5-25,0), rambut terlihat rontok dan kering, membran mukosa bibir tampak pucat, tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis, Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), hematokrit 33% (nr 37-43%).
2. Keletihan
Data subjektif yang ditemukan yakni Ny A mengatakan merasa lelah, Ny A mengatakan
2. Konstipasi Data subjektif yang ditemukan yakni Ny R mengatakan BAB nya
tidurnya tidak nyeyak, Ny A mengatakan tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang lebih 4-5 jam sehari, mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga. Data objektif yang didapat yaitu Ny A tampak kelelahan, tampak lesu, tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas Ny A dibantu oleh keluarga, diet tampak tidak habis, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), gula darah 476 mg/dl (nr <200).
tidak lancar, BAB nya keras dan berwarna hitam, Ny R juga mengeluh perutnya terasa tegang dan nyeri saat defekasi. Data objektif yang didapat yaitu Ny R tampak mengeluh sambil memegang perutnya, perut tampak tegang, tampak mual, diet Ny R tampak tidak habis, Ny R mendapatkan obat pencahar secara supost.
3. Keletihan Data subjektif yang ditemukan yakni pasien mengatakan merasa lelah, pasien mengeluh tidurnya tidak nyenyak, tidur siang kurang lebih 1 jam sehari, tidur malam kurang lebih 5 jam sehari, dan sering terbangun, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas
seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga.
Data objektif yang didapat yaitu pasien tampak kelelahan, pasien tampak lesu, pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas pasien dibantu oleh keluarga, diet pasien tidak habis, Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), gula darah 241 mg/dl (nr <200).
Setelah menegakkan diagnosa keperawatan, maka peneliti membuat
perencanaan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan keadaan kedua
partisipan pada saat pengkajian selama pasien dirawat oleh peneliti mulai
tanggal 20 - 25 Mei 2017. Intervensi keperawatan yang dibuat dapat dilihat
pada tabel 4.3.
Tabel 4.3 Intervensi Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017
Asuhan
Keperawatan
Partisipan I Partisipan II
Intervensi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh NOC: Nutritional status : food and fluid intake
a) Adanya peningkatan berat
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh NOC: Nutritional status : food and fluid intake a) Adanya
peningkatan berat
badan sesuai dengan tujuan, berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan,
b) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
c) tidak ada tanda-tanda malnutrisi
d) tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC: Nutrition Management
a) kaji adanya alergi makanan,
b) kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien,
c) anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
d) berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
e) monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori,
f) identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya,
Nutrition Monitoring a) monitor adanya
penurunan berat badan,
b) monitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak
c) monitor lingkungan selama makan
badan sesuai dengan tujuan, berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan
b) Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
c) tidak ada tanda-tanda malnutrisi
d) tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti
NIC: Nutrition Management a) kaji adanya alergi
makanan, b) kolaborasi dengan
ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
c) anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin c
d) yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi,
e) berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
f) monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
g) identifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya
Nutrition Monitoring a) monitor diet yang
didapatkan pasien habis atau tidak
b) monitor lingkungan
d) monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi,
e) monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah,
f) monitor mual muntah, monitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht.
selama makan, c) monitor kulit kering
dan perubahan pigmentasi,
d) monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah,
e) monitor mual muntah, monitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht.
2. Keletihan NOC:
a) pasien mampu memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
b) menjelaskan penggunaan energy untuk mengatasi kelelahan
c) kecemasan menurun
d) glukosa darah adekuat
e) kulaitas hidup meningkat
f) istirahat cukup g) mempertahankan
kemampuan untuk berkonsentrasi.
NIC: a) Observasi adanya
pembatasan klien dalam melakukan aktvitas
b) kaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan
c) monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
d) monitor pasien
2. Konstipasi NOC:
a) pasien mampu mempertahankan bentuk feses lunak setiap 1-3 hari
b) bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi
c) mengidentifikasi indikator untuk mencegah konstipasi
d) feses lunak dan berbentuk.
NIC: a) monitor tanda
dan gejala konstipasi
b) monitor feses frekuensi, konsistensi dan volume
c) indentifikasi faktor penyebab konstipasi
d) dukung intake cairan
e) kolaborasikan pemberian laktasif
f) pantau tanda-
akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
e) monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien
f) bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan
g) konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi
tanda gejala konstipasi
g) anjurkan pasien/ keluarga untuk diet tinggi serat
3. Keletihan NOC:
a) pasien mampu memverbalisasikan peningkatan energi dan merasa lebih baik
b) menjelaskan penggunaan energi untuk mengatasi kelelahan, kecemasan menurun
c) glukosa darah adekuat, kualitas hidup meningkat
d) istirahat cukup, e) mempertahankan
kemampuan untuk berkonsentrasi.
NIC: a) observasi adanya
pembatasan klien dalam melakukan aktvitas
b) kaji adanya faktor yang
menyebabkn kelelahan
c) monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat,
d) monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
e) monitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien
f) bantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan
g) konsultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.
Setelah merencanakan tindakan asuhan keperawatan, maka peneliti
melaksanakan tindakan asuhan keperawatan sesuai dengan keadaan kedua
partisipan pada saat pengkajian selama pasien dirawat oleh peneliti mulai
tanggal 20 - 25 Mei 2017. Intervensi keperawatan yang dibuat dapat dilihat
pada tabel 4.4.
Tabel 4.4 Implementasi Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017
Asuhan
Keperaw
atan
Partisipan 1 Partisipan 2
Implementasi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Tindakan yang dilakukan yaitu:
a) Mengkaji adanya alergi makanan
b) berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
c) memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang didapatkan pasien
d) memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak
e) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya
f) mencatat adanya penurunan berat badan
g) memonitor lingkungan selama makan
h) memonitor kekeringan, rambut kusam,
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Tindakan yang dilakukan yaitu:
a) Mengkaji adanya alergi makanan,
b) berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
c) meyakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
d) memonitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori yang didapatkan pasien
e) memonitor diet yang didapatkan pasien habis atau tidak,
f) mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan mual pasien sebelumnya,
g) memonitor lingkungan
dan mudah patah i) memonitor mual
muntah j) memonitor kadar
albumin, total protein, Hb, Ht.
selama makan, h) memonitor
kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
i) memonitor mual muntah
j) memonitor kadar albumin, total protein, Hb, Ht.
2. Keletihan Tindakan yang dilakukan yaitu:
a) mengkaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan,
b) memonitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat,
c) memonitor pola tidur dan lamanya tidur/ istirahat pasien,
d) membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan.
2. Konstipasi Tindakan yang dilakukan yaitu: a) memonitor tanda dan
gejala konstipasi, b) memonitor feses
frekuensi, konsistensi dan volume,
c) mengindentifikasi faktor penyebab konstipasi
d) mendukung intake cairan
e) berkolaborasi dalam pemberian laktasif
f) memantau tanda-tanda gejala konstipasi
g) mendorong meningkatkan asupan cairan
h) menganjurkan pasien untuk menghabiskan diet tinggi serat
3. Keletihan Tindakan yang dilakukan yaitu: a) mengobservasi
adanya pembatasan klien dalam melakukan aktvitas,
b) mengkaji adanya faktor yang menyebabkn kelelahan,
c) memonitor nutrisi dan sumber energi
yang adekuat, d) memonitor pola tidur
dan lamanya tidur/ istirahat pasien,
e) membantu aktivitas sehari-hari sesuai dengan kebutuhan,
f) berkosultasi dengan ahli gizi untuk meningkatkan asupan makanan yang berenergi tinggi.
Setelah melaksanakan tindakan asuhan keperawatan, maka peneliti
melakukan evaluasi tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan
dengan kedua partisipan mulai tanggal 20 - 25 Mei 2017. Evaluasi
keperawatan yang dapat dilihat pada tabel 4.5.
Tabel 4.5 Evaluasi Keperawatan Gangguan Pemenuhan Nutrisi pada Pasien
Diabetes Mellitus Tipe II di Ruang IRNA Non- Bedah Wanita RSUP Dr. M. Djamil Padang 2017
Asuhan
Keperaw
atan
Partisipan I Partisipan II
Evaluasi Keperawatan
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah pemenuhan nutrisi belum terpenuhi ditandai dengan Pasien
1. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah pemenuhan nutrisi belum terpenuhi ditandai dengan Pasien
mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan diet nya hanya habis 1/2 porsi makan, pasien mengalami penurunan berat badan, bb sehat 53 kg, sakit 46 kg, LILA dibawah normal yaitu 21 cm (nr 23,5 cm), nilai IMT termasuk dalam kategori kekurangan bb tingkat berat yaitu 16,89 (nr >18,5-25,0), diet pasien tampak tidak habis, membran mukosa bibir tampak pucat, pasien tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), total protein 5,1 g/dl (nr 6,6-8,7), albumin 2,4 gdl (nr 3,8- 5,0), hematokrit 29% (nr 37-43%). Masalah keperawatan pemenuhan nutrisi belum terpenuhi, pasien pulang paksa pada hari ke 5, maka dilakukan rencana tindak lanjut dengan menjelaskan diet diabetes sehari-hari mengikuti pedoman 3 J : 1) J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambahkan 2) J II : jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya 3) J III : jenis makanan yang manis harus dihindari.
mengatakan tidak nafsu makan, pasien mengatakan diet nya hanya habis 3 sendok makan, pasien mengeluh mual, diet pasien tampak tidak habis, pasien tampak mual, rambut pasien terlihat rontok dan kusam, membran mukosa bibir tampak pucat, pasien tampak lesu dan lemah, konjungtiva anemis, LILA dibawah normal yaitu 23 cm (nr 23,5 cm), nilai IMT termasuk dalam kategori kelebihan bb tingkat ringan yaitu 26,49 (nr >18,5-25,0), Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), albumin 2,9 g/dl (nr 3,8-5,0 g/dl), hematokrit 33% (nr 37-43%). Masalah keperawatan pemenuhan nutrisi belum teratasi, pasien pulang paksa pada hari ke 5, maka dilakukan rencana tindak lanjut dengan menjelaskan diet diabetes sehari- hari mengikuti pedoman 3 J : 1) J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau ditambahkan 2) J II : jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya 3) J III : jenis makanan yang manis harus dihindari.
2. Keletihan
Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah keletihan belum teratasi ditandai dengan pasien mengatakan merasa lelah, pasien mengatakan tidurnya tidak nyenyak, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat ataupun keluarga, pasien tampak kelelahan, pasien tampak lesu, pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas pasien dibantu oleh keluarga, diet pasien tidak habis, Hb 10,2 g/dl (nr 12-16 g/dl), Gula darah 476 mg/dl (nr <200). Masalah keperawatan belum teratasi pasien pulang paksa pada hari ke 5.
2. Konstipasi Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah konstipasi teratasi pada hari ke 2 ditandai dengan pasien mengatakan BAB nya sudah lancar, BAB nya tidak keras lagi, pasien juga mengatakan perutnya tidak tegang dan sakit lagi, pasien tampak tenang, perut pasien tampak tidak tegang, pasien pasien mendapatkan obat pencahar secara supost. Berdasarkan kriteria hasil yaitu bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi, sudah tercapai, maka intervensi dihentikan karena masalah pasien sudah teratasi.
3. Keletihan Setelah dilakukan implementasi selama 5 hari masalah keletihan belum teratasi ditandai dengan pasien mengatakan merasa lelah, pasien mengeluh tidurnya tidak nyenyak dan sering terbangun, pasien mengatakan tidak mampu beraktivitas seperti biasanya dan selalu dibantu oleh perawat
ataupun keluarga, pasien tampak kelelahan, pasien tampak lesu, pasien tampak kurang berkonsentrasi, kurang minat terhadap sekitar, tampak mengantuk, aktifitas pasien dibantu oleh keluarga, diet pasien tidak habis, Hb 10,6 g/dl (nr 12-16 g/dl), Gula darah 241 mg/dl (nr <200). Masalah keperawatan belum teratasi pasien pulang paksa pada hari ke 5.
iii
Poltekkes Kemenkes Padang
C. Pembahasan Kasus
Berdasarkan hasil asuhan keperawatan yang dilakukan meliputi dari
GDS 241 mg/dl (nr <200), melihat apakah ada kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan pada pasien (ada, pasien cepat lelah dan kurang
berinteraksi), menanyakan kepada pasien pola tidur dan lamanya istirahat
pasien (partisipan 1 kurang tidur :Tidursiangkuranglebih 1 jam sehari,
tidurmalamkuranglebih 4-5 jam sehari. danpartisipan 2 kurang tidur
:Tidursiangkuranglebih 1 jam sehari, tidurmalamkuranglebih 5 jam
sehari), membantu aktivitas sehari – hari sesuai dengan kebutuhan (klien
dibantu oleh keluarga dalam melakukan kegiatan seperti makan dan
mandi), menganjurkan pasien untuk meningkatkan istirahat dan
pembatasan aktifitas, konsultasi dengan ahli gizi untuk diet pasien (diet
yang didapat partisipan 1 DD V 1900 kkaldanpartisiapan 2 DD IV 1700
kkal).MenurutDamayanti (2015) penentuan jumlah kalori dietpada
diabetes melitus harus disesuaikan oleh status gizi penderita, melakukan
intervensi pada pasien DM tipe II dengan diagnosa keletihan harus
diperhatikanaktivitaspasien, seperti pola tidur dan istirahatnya,
pemeriksaan Hb, GDS, danjumlah diet yang didapatkan harussesuai
dengan status gizinya.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan yang digunakan
untuk menentukan seberapa baik rencana keperawatan bekerja dengan
meninjau respon pasien. Evaluasi ini dilakukan dengan mengacukepada
NOC, berdasarkankriteriahasil yang telahditentukan.
Berdasarkan hasil pengkajian peneliti didapatkan untuk diagnosa
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh pada
kedua partisipan didapatkan kriteria hasil pada kedua partisipan belum
tercapai dan intervensi dihentikan karena kedua partisipan pulang paksa
pada penelitian hari kelima. Peneliti memberikan rencana tindak lanjut
dengan menjelaskan diet diabetes sehari-hari mengikutipedoman 3 J:J I :
jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan dikurangi atau
ditambahkan, J II : jadwal diet harus sesuai dengan intervalnya, J III: jenis
makanan yang manis harus dihindari. Ini menurut teori Damayanti (2015).
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan peneliti untuk diagnosa
Konstipasi untuk partisipan II didapatkan kriteria hasil sudah tercapai
pada hari ke II, yaitu bebas dari ketidaknyamanan dan konstipasi, maka
rencana keperawatan dihentikan karena masalah pasien sudah teratasi.
Berdasarkan hasil pengkajian yang didapatkan peneliti untuk diagnosa
keletihan untuk kedua partisipan didapatkan kriteria hasil pada kedua
partisipan belum tercapai, dan intervensi dihentikan karena kedua
partisipan pulang paksa pada penelitian hari kelima.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap penerapan asuhan keperawatan pada kedua partisipan diabetes mellitus tipe II dengan gangguan pemenuhan nutrisi di Irna Non-BedahWanita RSUP Dr. M. Djamil Padang pada tahun 2017, peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Hasil pengkajian pada kedua partisipan adalah pusing, mual, badan
teraba panas, kebas dan lemah pada kaki saat dibawa berjalan,lesu,
konjungtiva anemis, kerongkongan sakit dan penurunannafsu makan,
gula darah sewaktu 470 mg/dl pada partisipan 1 dan 241 mg/dl pada
partisipan 2. Tanda dan gejala yang di alami kedua partisipan sesuai
dengan teori diabetes mellitus dengan gangguan nutrisi.
2. Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan 3 masalah keperawatan yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor biologis atau ketidakmampuan mengabsorpsi makanan,
konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen, keletihan
berhungan dengan peningkatan kelemahan fisik.
3. Hasil yang diperoleh dalam intervensi keperawatan yang dilakukan
oleh peneliti maupun dalam intervensi yang dilakukan rumah sakit
sudah cukup baik dalam hal penatalaksanaan pasien diabetes mellitus
dengan masalah pemenuhan nutrisi seperti menentukan status gizi
pasien, berkolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan diet pasien,
cek gula darah pasien, melihat konjungtiva pasien dan melihat hasil
laboratorium, tetapi perawat ruangan tidak ada mengukur berat badan,
tidak ada memberikan penkes pada pasien dan keluarga tentang
manfaat diet DM, tidak ada memantau diet yang dimakan habis atau
tidak.
4. Dalam proses implementasi yang dilakukan peneliti mulai tanggal 20-
25 Mei 2017, peneliti menemukan adanya kesenjangan antara praktik
terutama yang dilakukan oleh tenaga kesehatan khususnya perawat
yang ada diruangan seperti tidak ada memantau diet pasien yang
dimakan habis atau tidak, tidak memberikan penkes pada pasien dan
keluarga tentang manfaat diet DM.
5. Hasil evaluasi yang dilakukan selama 5 hari, untuk partisipan 1
dilakukan dari tanggal 20 -24 Mei 2017 dan pada partisipan 2 dimulai
pada tanggal 21-25 Mei 2017 mengacu kepada NOC yaitu berdasarkan
kepada kriteria hasil. Evaluasi tersebut dilakukan pada setiap masing-
masing masalah keperawatan yang muncul. Diagnosa
Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh untuk
kedua partisipan didapatkan kriteria hasil pada kedua partisipan belum
tercapai dan intervensi dihentikan karena kedua partisipan pulang
paksa pada penelitian hari kelima. Peneliti memberikan rencana tindak
lanjut dengan menjelaskan diet diabetes sehari-hari mengikuti
pedoman 3 J : J I : jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan
dikurangi atau ditambahkan, J II : jadwal diet harus sesuai dengan
intervalnya, J III: jenis makanan yang manis harus dihindari.
Damayanti (2015), untuk diagnosa Konstipasi untuk partisipan II
didapatkan kriteria hasil sudah tercapai pada hari ke II, yaitu bebas dari
ketidaknyamanan dan konstipasi, maka rencana tindak lanjut
dihentikan karena masalah pasien sudah teratasi dan untuk diagnosa
keletihan untuk kedua partisipan didapatkan kriteria hasil pada kedua
partisipan belum tercapai, dan intervensi dihentikan karena kedua
partisipan pulang paksa pada penelitian hari ke lima.
B. Saran
Dengan memperhatikan kesimpulan diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut : 1. Bagi Direktur RSUP Dr. M. Djamil Padang
Melalui Direktur rumah sakitdiharapkanperawatyang adadiruangan dapat memberikan penyuluhan kesehatan pada pasien dan keluarga tentang manfaat diet DM, memantau diet yang dimakan habis atau tidak, dan melakukan timbang berat badan, karena penyembuhan atau perkembangan penyakit diabetes mellitus lebih tergantung pada kebutuhan pemenuhan nutrisinya.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya.
Hasil penelitian yang peneliti dapatkan diharapkandapat menjadiacuan dan menjadi bahan pembanding pada peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian pada pasien yang mengalam igangguan pemenuhan nutrisi khususnya pasien diabetes mellitus.
DAFTAR PUSTAKA Atoilah, Elang Mohamad & Kusnadi, Engkus. 2013. Askep pada Klien
dengan Gangguan Kebutuhan Dasar Manusia. Garut: In Media
Asmadi, 2008. Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: