Top Banner
POLITIK INTERNASIONAL ( KERJASAMA BILATERAL INDONESIA – CHINA ) Makalah Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh mata kuliah Penelusuran Literatur Ilmiah yang dibimbing oleh dosen Tine Ratna Poerwantika S.IP., M.Si. Oleh : WIENDARA PALAMBANICA SETIAWAN NRP : 132030033 PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
27

Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Mar 19, 2023

Download

Documents

Fikiih Achmad
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

POLITIK INTERNASIONAL ( KERJASAMA BILATERALINDONESIA – CHINA )

MakalahDiajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh matakuliah Penelusuran Literatur Ilmiah yang dibimbing oleh

dosen Tine Ratna Poerwantika S.IP., M.Si.

Oleh :

WIENDARA PALAMBANICA SETIAWANNRP : 132030033

PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONALFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Page 2: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG2014

Page 3: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

BAB I

PENDAHULUAN

POLITIK INTERNASIONAL

Studi politik internasional sebenarnya adalah

merupakan studi kebijakan politik luar  negeri dimana

kebjiakan ini didefinisikan sebagai keputusan-keputusan

yang merumuskan tujuan, menentukan presiden atau

melakukan tindakan-tindakan tertentu dan tujuan-tujuan

yang diambil untuk mengimplementasikan tujuan-tujuan

tersebut. Studi ini memusatkan perhatian pada usaha-usaha

yang menggambarkan kepentingan-kepentingan tindakan,

elemen-elemen atau unsur-unsur kekuasaan negara-negara

besar.

Studi politik internasional menurut Holsti adalah

studi mengenai pola tindakan Negara terhadap lingkungan

eksternal sebagai reaksi atas respon Negara lain. Selain

mencakup unsur power, kepentingan, dan tindakan, politik

internasional juga mencakup perhatian terhadap system

internasional, deterrence, dan perilaku para pembuat

keputusan dalam situasi konflik. Jadi politik

internasional menggambarkan reaksi dan respon bukan aksi.1

Politik internasional merupakan salah satu wujud

dari interaksi dalam hubungan internasional. Politik

internasional membahas keadaan atau soal-soal politik di

masyarakat internasional dalam arti yang lebih sempit;

1 K.J. Holsti, Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis (Bandung: Bina Cipta, 1992), hlm. 26.

Page 4: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

yaitu dengan berfokus pada diplomasi dalam hubungan antar

Negara dan kesatuan-kesatuan politik lainnya. Politik

internasional seperti halnya politik domestic terdiri

dari elemen-elemen kerjasama dan konflik, permintaan dan

dukungan, gangguan dan pengaturan. Negara membuat

perbedaan antara kawan dan lawan. Politik internasional

memandang tindakan suatu Negara sebagai respon atas

tindakan Negara lain. Dengan kata lain, politik

internasional adalah proses interaksi antara dua Negara

atau lebih.2

Perbedaan politik internasional dan politik luar

negeri adalah Politik Luar Negeri hanya membahas

bagaimana sebuah negara menanggapi serangkaian tindakan

yang diambil berdasarkan analisis kondisi internasional,

sedangkan politik internasional merupakan aksi-reaksi

tindakan antarnegara. Bidang yang secara khusus membahas

prinsip ‘aksi-reaksi’ ini adalah Politik Internasional

Sebagai suatu disiplin ilmu dalam dunia modern

politik internasional dianggap mulai muncul setelah

terbitnya karya-karya Moseufelly dan kemudian disusun

oleh Sir Belsin Beiken (abad ke-17), David (abad ke-18),

M. Bernard (abad ke-19) dan banyak lagi para penulis

lainnya seperti Hobbs, John Locke, Montesque, Aristoteles

dan lain-lain. Setelah Perang Dunia II di Amerika Serikat

muncul lagi penulis-penulis terkenal seperti Frederich

2 Howard Lentner, Foreign Policy Analysis: A Comparative and Conceptual Approach, (Ohio: Bill and Howell Co), hlm. 2.

Page 5: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Schumann, William Trvox, Kenneth N. Waltz, Yuan C. Chen,

Hans J. Morgenthau dan lain-lain.

Ilmu politik merupakan suatu disiplin yang lahir

sebagai ilmu suatu cabang pengetahuan ilmu politik

membahas hubungan dan berbagai prilaku antara yang satu

dengan yang lain yang dibagi dalam :

1. Fungsinya ke dalam negeri (teori ilmu politik,

administrasi negara, hukum negara dan lain-lain)

2. Hubungan geografi ke dalam (pemerintahan daerah,

pemerintahan nasional)

3. Hubungan ke luar negeri atau hubungan internasional

(hukum internasional, politik internasional,

organisasi, administrasi internasional, politik luar

negeri, diplomasi)3

Salah satu masalah yang penting dalam politik

internasional yang berbeda dari pola klasik zaman dahulu

adalah soal manipulasi kepercayaan masyarakat dan

pendapat rakyat oleh para pembuat keputusan. Timbulnya

gerakan massa yang besar-besaran telah mengugurkan

monopoli atas politik luar negeri oleh golongan elit yang

cerdik saja. Massa rakyat dan cara berpikir mereka telah

dipengaruhi oleh proses politik nasional dan

internasional.

3 “Politik Internasional”, https://www.academia.edu/3548244/Politik_Internasional, (diakses pada22 Desember 2014)

Page 6: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

BAB II

PEMBAHASAN

HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA – CHINA

Indonesia dan China memiliki hubungan erat yang

dibangun melalui interaksi kedua bangsa sejak sebelum

masehi. Di era modern, pasca kemerdekaan Indonesia

hubungan tersebut meningkat pada level bilateral. Namun

permasalahan diantara keduanya tak dapat terhidarkan saat

terjadi peristiwa G30s/PKI di Indonesia, yang kemudian

berakhir dengan pembekuan hubungan. Namun seiring dengan

kemajuan China, pergantian kepemimpinan di Indonesia

serta adanya kepentingan Indonesia pada faktor ekonomi

maka hubungan kedua negara semakin mengalami

perkembangan.

Kerja sama bilateral Indonesia dan China merupakan

suatu hubungan diplomatik yang bersifat idealis dan

kompetitif. Banyaknya hal yang menguntungkan dari

kerjasama ini, akan menciptakan suatu hubungan bilateral

yang dinamis, bersama dengan persaingan produk Cina yang

menjamur di pasaran Indonesia, membuat komdisi pasar

Indonesia pun, harus segera dapat menyeimbangkan

pendapatan distribusi penyebaran produk China, yang telah

menduduki pasaran tingkat atas pada sistem distribusian.

Namun dibalik persaingan ekonomi, di kedua negara ini,

yakni Indonesia dan China, kedua negara ini begitu banyak

membangun diplomasi di bidang lain, selain di bidang

ekonomi, Indonesia dan China terlibat dalam G-20, dan

Page 7: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

termasuk dalam ASEAN plus 3, dan Organisasi perdagangan

WTO.

Ini membuktikan, bahwa Indonesia dan China masih

memiliki hubungan yang berkesinambungan dalam hal

kerjasama politik, yang dimana hubungan ini masih sangat

diperlukan untuk saling mendukung dalam upaya

meningkatkan dukungan intensitas kepercayaan

internasional.

Banyaknya produk China yang menjamur di pasaran

Indonesia, dikarenakan, keahlian para pengusaha dari

China, yang mampu membaca situasi pasar Indonesia, yang

kurang mengembangkan industri kecilnya, yang dinilai

berpotensi menjadi salah satu pengembangan hegemoni baru,

untuk menghasilkan komoditi yang cukup bagus bagi pasaran

ekspor di luar negeri.

Hal ini menjadi sebuah problema tersedendiri yang telah

dimanfaatkan China, untuk membidik pasaran Indonesia,

yang dinilai oleh China, Indonesia masih mengalami

pendapatan ekonomi masyarakatnya. Sehingga sebuah

pencitraan konsumsi pasar baru, diciptakan oleh China,

untuk mencari keuntungan tersendiri dari efek keadaan

Indonesia yang rata-rata penduduknya memiliki income per

kapita yang kecil, dalam statistik perekonomiannya.

Diluar dari permasalahan persaingan bisnis ekonomi,

Indonesia dam China, harus dapat saling memahami, untuk

lebih jauh mengadakan pendekatan ke arah bidang yang

lain.

Page 8: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Berikut ini adalah bebarapa konsep/teori yang mendukung

area studi HI Politik Internasional dalam kasus Hubungan

Bilateral Indonesia-China :

Konsep Hubungan Bilateral

Hubungan Bilateral berdasarkan pendapat yang dikemukakan

oleh Plano dan Olton :

Hubungan kerjasama yang terjadi antara dua negara di

dunia ini pada dasarnya tidak terlepas dari

kepentingan nasional masing-masing negara.

Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat

vital mencakup kelangsungan hidup bangsa dan negara,

kemerdekaan, keutuhan wilayah, keamanan, militer dan

kesejahteraan ekonomi. (Plane, 1990, 7)4

Melalui adanya kerjasama internasional negara-negara

berusaha untuk memecahkan permasalahan ekonomi, sosial

dan politik. Terdapat dua tipe di dalam kerja sama

internasional. Tipe pertama, terkait kondisi di

lingkungan internasional sehingga dibutuhkan pengaturan

khusus sehingga tidak akan menimbul kan ancaman pada

negara-negara yang terlibat. Tipe kedua, mencakup keadaan

ekonomi, sosial dan politik tertentu yang dianggap

membawa konsekuensi luas terhadap system internasional

sehingga dipersepsikan sebagai masalah internasional

bersama. (Coplin,15 1992, 263)5

Secara general hubungan bilateral mengandung arti

sebagai konsep interaksi hubungan kerjasama antar dua4 “Konsep Hubungan Bilateral”, www.portal-hi.net/index.php/teori-teori-realisme/72-konsep-hubungan-bilateral, (diakses pada 21 Desember 2014)5 Ibid.

Page 9: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

negara yang saling menguntungkan. Berdasarkan letak

geografis yang saling berjauhan, tidak lagi menjadi

hambatan bagi kedua negara. Karena semakin tinggi tingkat

ketergantungan kedua negara, maka semakin kecilnya

hambatan kedua negara untuk melakukan hubungan termasuk

letak geografis. Hubungan bilateral akan terjalin sesuai

dengan tujuan spesifik serta bidang- bidang khusus yang

menjadi tolak ukur bagi suatu negara dengan negara lain.

Di dalam hubungan tersebut sangat ditentukan oleh hasil

interaksi kedua negara dalam berbagai bidang.

Konsep Kepentingan Nasional

Konsep kepentingan nasional sangat penting untuk

menjelaskan dan memahami perilaku internasional. Konsep

kepentingan nasional merupakan dasar untuk menjelaskan

perilaku luar negeri suaru Negara.

Para penganut realis menyamakan kepentingan nasional

sebagai upaya untuk mengejar power, dimana power adalah

segala sesuatu yang dapat mengembangkan dan memelihara

kontrol suatu Negara terhadap Negara lain. Hubungan

kekuasaan atau pengendalian ini dapat melalui teknik

pemaksaan atau kerjasama. Karena itu kekuasaan dan

kepentingan nasional dianggap sebagai sarana dan

sekaligus tujuan dari tindakan suaru Negara untuk

bertahan hidup dalam politik internasional.

Kepentingan nasional juga dapat dijelaskan sebagai

tujuan fundamental dan faktor penentu akhir yang

mengarahkan para pembuat keputusan dari suatu Negara

Page 10: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

dalam merumuskan kebijakan luar negerinya. Kepentingan

nasional suatu Negara secara khas merupakan unsur-unsur

yang membentuk kebutuhan Negara yang paling vital,

seperti pertahanan, keamanan, militer, dan kesejahteraan

ekonomi.6

Konsep Kebijakan Luar Negeri

Kebijakan luar negeri merupakan strategi atau

rencana tindakan yang dibuat oleh para pembuat keputusan

Negara dalam menghadapi Negara lain atau unit politik

internasional lainnya, dan dikendalikan untuk mencapai

tujuan nasional spesifik yang dituangkan dalam

terminology kepentingan nasional.7 Kebijakan luar negeri

yang dijalankan oleh pemerintah suatu Negara memang

bertujuan untuk mencapai kepentingan nasional masyarakat

yang diperintahnya meskipun kepentingan nasional suatu

bangsa pada waktu itu ditentukan oleh siapa yang berkuasa

pada waktu itu.8 Untuk memenuhi kepentingan nasionalnya

itu, Negara-negara maupun actor dari Negara tersebut

melakukan berbagai macam kerjasama di antaranya adalah

kerjasama bilateral, trilateral, regional, dan

multilateral.

Konsep Kerjasama

6 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 35.7 Jack C. Plano dan Roy Olton, Kamus Hubungan Internasional, (Bandung: Abardin, 1999), hlm. 5.8 Mochtar Mas’oed, Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metedologi, (Jakarta:LP3ES, 1994), hlm. 184.

Page 11: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Dalam hubungan internasional dikenal apa yang

dinamakan kerjasama internasional. Dalam suatu kerjasama

internasional bertemu berbagai macam kepentingan nasional

dari berbagai Negara dan bangsa yang tidak dapat dipenuhi

didalam negerinya sendiri. Kerjasama internasional adalah

sisi lain dari konflik internasional yang juga merupakan

salah satu aspek dalam hubungan internasional. Isu utama

dari kerjasama internasional yaitu berdasarkan pada

sejauh mana keuntungan bersama yang diperoleh melalui

kerjasama dapat didukung konsepsi dari kepentingan

tindakan yang unilateral dan kompetitif.

Dengan kata lain, kerjasama internasional dapat

terbentuk karena kehidupan internasional meliputi

berbagai bidang, seperti ideology, politik, ekonomi,

sosial, lingkungan hidup, kebudayaan, pertahanan, dan

keamanan. Hal tersebut memunculkan kepentingan yang

beraneka ragam sehingga megakibatkan berbagai masalah

sosial. Untuk mencari solusi atas berbagai masalah

tersebut maka beberapa Negara membentuk suatu kerjasama

internasional.9

Teori Diplomasi

Teori diplomatik dari golongan sistem feodal dan

militer yaitu : The Warrior Of Heroic Theory (teori prajurit

atau pahlawan). Teori ini cenderung condong pada politik

kekuatan dan sangat sensitif yang menyangkut gengsi

nasional, dan merasa mempunyai hak-hak yang lebih tinggi

9 Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani, Pengantar Ilmu Hubungan Internasional (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 33-34

Page 12: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

dan kemegahan. Kebijakan-kebijakannya diatur dan disusun

dari segi militer. Dasar pokok teori ini adalah percaya

akan negosiasi untuk mencapai kemenangan, tetapi apabila

kemenangannya dipungkiri berarti kekalahan. Strategi

negosiasi adalah untuk menghancurkan pihak lawan,

menduduki posisi yang dianggap strategis, melemahkan

musuh agar tidak dapat menyerang dan menghindari setiap

kesempatan untuk bersatu dengan sekutunya.

Dari semua faktor-faktor yang mendatangkan kekuatan suatu

negara atau bangsa, kualitas diplomasi juga adalah

merupakan faktor yang sangat penting walaupun sifatnya

tidak stabil. Kualitas diplomasi dari suatu negara atau

bangsa mengkombinasikan semua faktor-faktor yang

mendatangkan kekuatan tersebut ke dalam satu kesatuan dan

mengarahkan sehingga menjadi berbobot dan mebangkitkan

kemampuan untuk memberikan nafas kekuatan suatu bangsa.

Sikap suatu politik luar negeri dari suatu bangsa yang

dilaksanakan oleh para diplomatnya adalah keuatan

nasional di masa damai atau masa perang, taktik dan

strategi militer yang dibuat pemimpinnya adalah kekuatan

nasional. Hal ini dilakukan oleh para dilpomat suatu

negara merupakan seni membawa kekuatan unsur-unsur

nasionalnya semaksimal mungkin di dalam situasi

internasional.

Diplomasi adalah otak dari kekuatan nasional

sedangkan moral nasional adalah jiwanya. Jika daya

pandangannya kabur, kekuasannya tidak sempurna dan

penggulatan tekadnya lemah semua keuntungan letak

Page 13: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

geografis swasembada pangan, bahan-bahan mentah dari

hasil industri pembenahan suatu keuatan militer tidak

dimainkan atau didiplomasikan secara tepat maka diplomasi

akan mengalami kegagalan dan tentunya menurunkan derajat

negara tersebut di mata dunia internasional. Diplomasi

yang berkulaitas tinggi akan membawa tujuan-tujuan dan

cara-cara kebijaksanaan luar negeri ke dalam keharmonisan

dengan sumber-sumber kekuatan nasional yang tersedia.

Diplomasi akan membuka jalan bagi sumber-sumber kekuatan

nasioanal yang terpendam dan mengolah sepenuhnya ke dalam

kenyataan politik.10

10 “Politik Internasional”, https://www.academia.edu/3548244/Politik_Internasional, (diakses pada22 Desember 2014)

Page 14: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

HUBUNGAN KEAMANAN DAN PERTAHANAN INDONESIA – CHINA

Indonesia dan China telah memulai kerja sama

pertahanan dalam kerangka kemitraan strategis yang

ditandatangani kedua negara pada bulan April 2005. Sesuai

kebijakan luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif,

hubungan strategis dalam bentuk kerja sama pertahanan

dilakukan guna meningkatkan kepercayaan kedua belah pihak

serta membangun suatu kesamaan pandangan terhadap

masalah-masalah keamanan di tingkat global maupun

regional. Hubungan tersebut juga tentunya harus

memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak sesuai

kesepakatan bersama.

Hubungan yang harmonis dalam menjalin kerja sama

pertahanan kedua negara bukan berarti mengindikasikan

adanya keberpihakan dalam politik internasional. Hubungan

ini justru menunjukkan kualitas hubungan dan

kesalingpercayaan kedua negara sehingga apabila muncul

suatu permasalahan, komunikasi bilateral akan menjadi

pilihan utama. Hal ini telah dibuktikan dengan kiprah

Indonesia memposisikan diri sebagai penengah dalam

menjembatani komunikasi antara negara-negara anggota

ASEAN yang terbelah antara pro dan kontra terhadap China,

misalnya dalam masalah Laut China Selatan.

Saat ini Indonesia dan China telah membangun

komitmen untuk memperkuat kemitraan strategis secara

bilateral. Kedua negara telah bersepakat untuk

meningkatkan hubungan, baik di bidang politik, ekonomi,

perdagangan, melakukan pertukaran kebudayaan (promote

Page 15: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

cultural exchanges), meningkatkan interaksi antar individu

(people-to-people interaction) dan memperluas kerja sama

internasional dalam wadah kemitraan strategis Indonesia-

China. Dari kemitraan strategis yang telah dibangun oleh

kedua negara, Indonesia menganggap bahwa hubungan di

bidang pertahanan dengan China adalah sebuah kesempatan

(chance), bukan merupakan tantangan (challenges). Di bidang

pertahanan, kedua negara terus meningkatkan kerja sama

dalam kegiatan-kegiatan seperti; konsultasi pertahanan,

pertukaran kunjungan pejabat, pelatihan personel, kerja

sama industri pertahanan (Idhan), latihan militer

bersama, kerja sama keamanan maritim dalam rangka ikut

menciptakan stabilitas keamanan regional maupun global.

Dari itu semua, peran yang dapat dimainkan

oleh Indonesia dan Indonesia dalam menjaga stabilitas

regional, pemerintah RI memiliki pandangan kebijakan luar

negerithousand friends and zero enemy dan dynamic equilibrium yang

merupakan pengembangan dari politik luar negeri “bebas

aktif”. Sebagai konsekuensi dari pandangan tersebut,

dalam menyikapi pandangan politik dan keamanan di kawasan

Asia Pasifik, pemerintah RI mendorong upaya-upaya

konstruktif melalui mekanisme bilateral dan multilateral

agar kebijakan-kebijakan tersebut sejalan dengan semangat

kerjasama regional dalam rangka menjaga perdamaian dan

stabilitas keamanan di kawasan. Oleh karenanya,

pemerintah RI berharap China juga dapat berperan aktif

dalam mewujudkan perdamaian dan stabilitas keamanan di

kawasan.

Page 16: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Dalam hal latihan militer bersama baru-

baru ini selama ini telah berjalan dengan baik. Latihan

bersama tersebut mempunyai manfaat yang sangat strategis

bagi kedua negara yaitu selain akan lebih mendekatkan

angkatan bersenjata kedua negara, juga akan dapat tukar

menukar pengetahuan dan keterampilan dalam rangka capacity

building untuk meningkatkan profesionalisme kedua angkatan

bersenjata. Dengan demikian, dengan memiliki angkatan

bersenjata yang professional, China dan Indonesia sebagai

negara besar di kawasan tentunya akan dapat berkontribusi

sangat besar juga dalam menjaga keamanan dan perdamaian

serta meningkatkan kesejahteraan di kawasan.

Dalam hal rencana kerja sama Idhan, Indonesia dan

China pada tanggal 22 Maret 2011 telah menandatangani

MoU Defence Industry Cooperation. MoU ini akan menjadi dasar

dari kegiatan implementasi kerja sama Idhan Indonesia dan

China. Dengan demikian bentuk kerja sama Idhan yang

direkomendasikan dapat dilaksanakan dengan China adalah

kegiatan yang tercantum dalam ruang lingkup MoU tersebut

dengan fokus pada ToT, joint development atau joint

productionterhadap produk-produk Idhan mengingat saat ini

kita sedang berupaya melakukan revitalisasi Idhan dan

mengupayakan kemandirian Alutsista dari produksi dalam

negeri seiring dengan meningkatnya kebutuhan pengisian

Alutsista TNI guna memenuhi Minimum Essential Force (MEF) yang

sudah diprogramkan pemerintah sampai tahun 2024

mendatang.11

11 Raffi Anwar, Hubungan Pertahanan China – Indonesia, http://hankam.kompasiana.com/2013/10/18/hubungan-pertahanan-china-dan-indonesia-

Page 17: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Dalam rangka kontribusi terhadap perwujudan

stabilitas kawasan, Indonesia dan China telah sepakat

memperluas dan meningkatkan bentuk latihan militer

bersama. Sejak dibentuk Forum Konsultasi Pertahanan

Indonesia-China pada tahun 2007, TNI dan Angkatan

Bersenjata China (People’ s Liberation Army/PLA) telah banyak

melakukan latihan bersama antara Komando Pasukan Khusus

Angkatan Darat (Kopasus TNI AD) dan Pasukan Khusus PLA

yang memiliki sandi “Sharp Knife”. Demi memperkokoh

profesionalisme dan memperkuat diplomasi pertahanan

sebagai pendukung hubungan bilateral Indonesia dan China,

maka kedua negara juga telah sepakat menambah jumlah

perwira untuk belajar di masing-masing lembaga pendidikan

militer di dua negara, kerjasama simulator Sukhoi Su-27,

memantapkan pembentukan forum “navy to navy talk”, serta

peningkatan daya mampu yang diberikan China melalui

kursus bahasa Mandarin pada para perwira TNI. Selain itu

di tahun 2013, telah dilakukan latihan bersama untuk tiga

angkatan dengan melibatkan fokus “airbone”, dan latihan

maritim antara angkatan laut kedua Negara.12

602603.html, (diakses pada 24 Dsember 2014)12 DEPHAN. 2013. “Indonesia-China Perluas Bentuk Latihan Militer Bersama”, http://www.indonesia.go.id/in/kementerian/kementer ian/kementerian-pertahanan/2281-pertahanan-dan- keamanan/12128-indonesia-china-perluas-bentuk- latihan-militer-bersama.html, (diakses pada 24 Desember 2014)

Page 18: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

KONFLIK YANG TIMBUL AKIBAT KERJASAMA INDONESIA – CHINA

Bagi Indonesia, China bukan hanya sebagai sahabat

tetapi juga mitra strategis yang berpeluang besar tidak

sebatas pada jangka waktu tertentu melainkan juga di

tahun-tahun selanjutnya. Peluang-peluang yang dimiliki

Indonesia terhadap China antara lain seperti,

meningkatnya akses pasar ekspor ke China dengan tingkat

yang lebih rendah bagi produk-produk nasional,

meningkatnya kerjasama antara pelaku bisnis di kedua

negara melalui pembentukan “aliansi strategis”,

meningkatnya akses pasar jasa di China bagi penyedia jasa

nasional, meningkatnya arus investasi asing asal China ke

Indonesia serta terbukanya transfer teknologi antar

pelaku bisnis di kedua Negara.

Melalui sisi diplomasi ekonomi, tergabungnya

Indonesia dalam ACFTA merupakan sebuah upaya diplomasi

ekonomi Indonesia demi mencapai tujuan pertumbuhan

ekonomi. Presiden SBY menargetkan pertumbuhan ekonomi

Indonesia tahun 2014 rata-rata sebesar 7%. Namun

keterbatasan anggaran pembangunan pemerintah hanya

sekitar Rp 1000 triliyun per tahun. Sementara itu Menteri

perekonomian, Hatta Rajasa, melihat investasi dalam

negeri tidak dapat mencukupi pertumbuhan ekonomi yang

ditargetkan, Indonesia membutuhkan anggaran sekitar Rp

2100 triliyun sehingga dibutuhkan peran investasi asing

yang akan didapat melalui kerjasama perdagangan bebas

bilateral ASEAN-China (ACFTA).

Page 19: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Seiring pelaksanaan ACFTA di Indonesia, muncul pula

perdebatan-perdebatan terkait pelaksanaan kerjasama

tersebut. Pro dan kontra dari berbagai kalangan

masyarakat semakin meningkat menyambut keikutsertaan

Indonesia dalam ACFTA. Para kritikus yang kontra dengan

kesepakatan perdagangan bebas tersebut melihat potensi

tumbangnya industry domestik di Indonesia yang akan

kesulitan menghadapi tantangan dari membanjirnya impor

produk murah dari China. Terbukti dengan adanya data

statistik Kementrian Perdagangan RI, menunjukkan surplus

untuk Indonesia pada peningkatan jumlah total perdagangan

Indonesia dan China yang meningkat cukup drastis dari 8,7

miliar dollar AS pada tahun 2004 menjadi 26,8 miliar

dollar pada tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2008,

Indonesia mencatat defisit sebesar 3,6 miliar AS. 13

Kekhawatiran yang ditimbulkan dari kerjasama ACFTA

juga akan memberi dampak negatif pada kelangsungan

industri lokal, khususnya industri mikro, kecil dan

menengah yang saat ini pun masih belum stabil. Mereka

menganggap bahwa kebijakan-kebijakan pemerintah saat ini

belum dapat menaikkan daya saing industri mikro, kecil

dan menengah di tengah dunia industri internasional. Apa

lagi dengan adanya kebijakan baru dibukanya pasar bebas

ACFTA menjadi ketakutan tersendiri bagi industri mikro,

kecil dan menengah yang dapat semakin terpuruk.14

13 Chandra, Alexander C. 2010. “Dilema Indonesia dalam ACFTA”, http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/18/0235 2497/Dilema.Indonesia.dalam.ACFTA, (diakses pada 24 Desember 2014)

14 H Mintaroem, Karjadi (Dekan FE Unair). 2010. “Analisa Ekonomi: ACFTA,

Page 20: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Kurangnya pemahaman dan pembelajaran banyak pihak

terkait dampak buruk implementasi kerjasama perdagangan

ACFTA, juga menjadi faktor semakin meluapnya produk impor

dari China di pasar dalam negeri. Kemenperin hanya

menentukan 30% kebijakan untuk mengembangkan industri dan

70% untuk instalasi lain . Apa lagi dengan minimnya

pasokan energi dan tingginya tingkat suku bunga bank

menjadi alasan utama penghambat daya saing industri dalam

negeri. Daya saing Indonesia yang lemah berpotensi

memperbesar resiko deindustrialisasi, melihat persentase

pertumbuhan ekonomi sebelum era reformasi sekitar 7% dan

industri pengolahan dapat tumbuh hingga 14%. Sedangkan

saat ini dengan pertumbuhan 6,5%, industri pengolahan

hanya tumbuh kurang dari 2%.15

Rendahnya daya saing Indonesia diperparah dengan

tidak adanya desain industri yang komprehensif serta

upaya maksimal untuk menekan biaya produksi yang tinggi.

Walaupun Indonesia tergolong negara kaya akan sumber daya

alamnya, namun industri di dalam negeri masih tidak

efisien. Belum lagi likuiditas berlebih di pasar keuangan

tidak disertai dengan intermediasi yang cukup. Selain itu

besarnya jumlah penduduk juga tidak diimbangi dengan

berkah atau bencana bagi Indonesia?”, http://economy.okezone.com/read/2010/02/23/279/3 06269/large, (diakses pada 24 Desember 2014)

15 Retraubun, Alex S.W (Wakil Menteri Perindustrian). 2013. “Lalai Dampak Buruk ACFTA,Indonesia Kebanjiran Produk China” http://www.kemenperin.go.id/artikel/3817/Lalai-Dampak-Buruk-ACFT A,-Indonesia-Kebanjiran-Produk-China, (diakses pada 24 Desember 2014)

Page 21: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

produktivitas yang masih rendah.16

Pasang Surut Hubungan Indonesia dan China

Hubungan persahabatan antara Indonesia dan China

berlangsung sejak lama. Namun melihat kedekatan hubungan

kedua negara pada masa-masa sekarang, masih saja ada

sejumlah masyarakat Indonesia yang menilai China sebagai

suatu negara yang tertutup dan belum mengalami reformasi

seperti pada era Mao Zedong. Bahkan tidak sedikit pula

masyarakat Indonesia yang menganggap China tidak jauh

berbeda dengan Korea Utara. Sedangkan, masyarakat China

juga rata-rata tidak banyak tahu mengenai Indonesia.

Menanggapi pandangan-pandangan tentang kekurangan

dibalik keeratan hubungan Indonesia dan China, Duta Besar

RI untuk China, Imron Cotan, menjelaskan bahwa sejak

dilakukan normalisasi pada tahun 1990, hubungan kedua

negara semakin mengalami peningkatan. Bahkan pasca

penandatanganan deklarasi kemitraan strategis tahun 2005,

China semakin memandang bahwa Indonesia bukan hanya

sebagai sahabat namun juga mitra strategis yang memiliki

peran penting yang bukan hanya pada lingkup hubungan

bilateral tetapi juga lebih luas dalam kerjasama kawasan.

Selain itu, demi mempererat hubungan kedua negara maka

semakin banyak upaya yang dilakukan, mulai dari

16

Page 22: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

pendekatan antar pimpinan keduanegara, antar pengusaha

bahkan hingga antar anggota masyarakat. Salah satu bukti

peningkatan tersebut, yakni adanya peningkatan pesat

hubungan ekonomi dan perdagangan Indonesia-China pada

tahun-tahun terakhir. Tahun 2009 nilai perdagangan

Indonesia-China mencapai US$ 22,5 milyar, tahun 2010

menjadi US$ 42,5 milyar, dan tahun 2011 meningkat lagi

menjadi US$ 60,5 milyar.17

Di tengah pasang surut hubungan Indonesia dan China

namun juga sekaligus seiring dengan semakin eratnya

hubungan kedua negara, masih ada pula masyarakat

Indonesia yang menganggap China sebagai ancaman, baik

dari sisi keamanan maupun ideologis. Sedangkan di China,

juga terdapat pula pandangan yang melihat bahwa Indonesia

masih seperti di tahun 1960an, dimana pada saat itu marak

terjadi diskriminasi rasial pada etnis China. Dengan

adanya stigma negatif tersebut, Imron Cotan,

mengungkapkan pentingnya memperlihatkan perubahan

paradigma hubungan Indonesia dan China melalui penugasan

seorang duta besar yang bukan berlatar belakang militer

serta lebih banyak melakukan pendekatan dengan jalan

kerjasama hubungan bilateral maupun multilateral, hingga

di bidang pendidikan dapat dilakukan pertukaran pelajar

dan beasiswa pendidikan.18

17 Aris Heru Utama, 2012. “Menghapus Salah Paham Indonesia-China”, dalam http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/30/menghap us-salah-paham-indonesia-china-466925.html, (diakses pada 24 Desember 2014)18 Loc. Cit., Utomo, Aris Heru. 2012

Page 23: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)
Page 24: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Politik internasional membicarakan keadaan-keadaan

politik dimata internasional dalam arti yang sempit yaitu

diplomasi, hubungan antar negara, konflik-konflik yang

menyangkut dengan politik internasional yang dilatar

belakangi dengan menunjukkan hubungan tertentu antara

negara-negara yang berdaulat. Aktor dari hubungan

bilateral Indonesia-China yaitu state (negara) Indonesia

dan China itu sendiri.

Meskipun adanya permasalahan yang masih berlangsung

hingga saat ini terkait klaim Laut China Selatan oleh

negara-negara yang berada di sekitar wilayahnya, termasuk

Indonesia, dan masalah ACFTA namun masalah tersebut tidak

secara langsung memberikan dampak ancaman bagi Indonesia

maupun mengganggu hubungan bilateral Indonesia dan China.

Bahkan dalam rangka modernisasi alutsista (alat utama

sistem persenjataan), Indonesia yang secara agresif

sedang mencari sumber alih teknologi persenjataan justru

mendapatkan bantuan dari China. Di tengah-tengah keeratan

hubungan Indonesia dan China yang semakin berkembang,

tidak menampik adanya pasang surut yang terjadi diantara

kedua negara. Seperti masih adanya anggapan atau stigma

negatif oleh masyarakat China terhadap Indonesia

Kritik dan Saran

Page 25: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Indonesia dapat mempelajari dari sistem hukum China,

mengenai pemberantasan Korupsi, yang dilaksanakan

Pemerintah China dengan tegas. China telah berhasil

menyelesaikan dengan tegas, mengenai ekspansi korupsi,

dengan menggunakan sistem hukum yang cukup berat, bagi

para pelaku Korupsi di negeri China tersebut. Indonesia

juga harus lebih bersikap dewasa dalam mengelola lebih

jauh mengenai hubungan diplomasi yang kondusif dengan

China. Selain AFTA China yang masuk ke dalam regionalisme

ASEAN, Indonesia harus dapat dengan cermat membidik

celah, untuk menyeimbangkan sektor ekonominya, agat tidak

terjadi konjungtivitas terlalu jauh dengan China.

Kerjasama ACFTA yang sudah terlanjur disepakati harus

lebih disikapi dengan bijaksana melalui cara-cara yang

dapat membuat Indonesia semakin tangguh menghadapinya.

Salah satu contoh yang dapat dilakukan agar masyarakat

Indonesia lebih mengenal ACFTA adalah dengan dilakukan

workshop.

DAFTAR PUSTAKA

Perwita, Anak Agung dan Mochamad, Yanyan Yani, Pengantar

Ilmu Hubungan Internasional. Bandung: Remaja Rosdakarya,

2011

Jack C. Plano dan Roy Olton. Kamus Hubungan Internasional,

Bandung: Abardin, 1999

Page 26: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

Mas’oed, Mochtar. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan

Metedologi, Jakarta: LP3ES, 1994

Holsti, KJ. Politik Internasional: Suatu Kerangka Analisis Bandung:

Bina Cipta, 1992

Lentner, Howard. Foreign Policy Analysis: A Comparative and Conceptual

Approach, Ohio: Bill and Howell Co

SUMBER LAIN :

Chandra, Alexander C. 2010. “Dilema Indonesia dalam ACFTA”,

http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/18/0235

2497/Dilema.Indonesia.dalam.ACFTA, (diakses pada 24

Desember 2014)

DEPHAN. 2013. “Indonesia-China Perluas Bentuk Latihan Militer

Bersama”,

http://www.indonesia.go.id/in/kementerian//kementeria

npertahanan/2281-pertahanan-dan-keamanan/12128-

indonesia-china-perluas-bentuk-latihan-militer-

bersama.html, (diakses pada 24 Desember 2014)

Karjadi, Mintaroem. (Dekan FE Unair). 2010. “Analisa Ekonomi:

ACFTA, berkah atau bencana bagi Indonesia?”,

http://economy.okezone.com/read/2010/02/23/279/3

06269/large, (diakses pada 24 Desember 2014)

Page 27: Politik Internasional (Kerjasama Bilateral Indonesia - China)

“Konsep Hubungan Bilateral”, www.portal-hi.net/index.php/teori-

teori-realisme/72-konsep-hubungan-bilateral, (diakses

pada 21 Desember 2014)

Retraubun, Alex S.W (Wakil Menteri Perindustrian). 2013.

“Lalai Dampak Buruk ACFTA,Indonesia Kebanjiran Produk China”

http://www.kemenperin.go.id/artikel/3817/Lalai-

Dampak-Buruk-ACFTA,-Indonesia-Kebanjiran-Produk-

China, (diakses pada 24 Desember 2014)

Raffi Anwar, Hubungan Pertahanan China – Indonesia,

http://hankam.kompasiana.com/2013/10/18/hubungan-pertahanan-

china-dan-indonesia-602603.html, (diakses pada 24 Dsember

2014)

Utomo, Aris Heru. 2012. “Menghapus Salah Paham Indonesia-

China”, dalam

http://sosbud.kompasiana.com/2012/05/30/menghapus-

salah-paham-indonesia-china-466925.html, (diakses

pada 24 Desember 2014)

“Politik Internasional”,

https://www.academia.edu/3548244/Politik_Internasiona

l, (diakses pada 22 Desember 2014)