BAB I PENDAHULUAN Jika mengalami hidung tersumbat yang menetap dan semakin lama semakin berat ditambah dengan ingus yang selalu menetes serta gangguan fungsi penciuman, kemungkinan besar menderita polip hidung. Polip hidung terjadi karena munculnya jaringan lunak pada rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa diamati langsung dengan mata telanjang setelah lubang hidung diperbesar dengan alat spekulum hidung. Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip hidung antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh karena kelainan anatomi dan adanya pembesaran pada konka. Prinsip pengobatan dari polip hidung yaitu mengatasi 1
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
BAB I
PENDAHULUAN
Jika mengalami hidung tersumbat yang menetap dan semakin lama semakin berat
ditambah dengan ingus yang selalu menetes serta gangguan fungsi penciuman,
kemungkinan besar menderita polip hidung. Polip hidung terjadi karena munculnya
jaringan lunak pada rongga hidung yang berwarna putih atau keabuan. Jaringan ini bisa
diamati langsung dengan mata telanjang setelah lubang hidung diperbesar dengan alat
spekulum hidung. Polip hidung biasanya menyerang orang dewasa yang kemungkinan
disebabkan oleh karena reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung yang
berlangsung lama. Beberapa faktor lain yang meningkatkan kemungkinan terkena polip
hidung antara lain sinusitis (radang sinus) yang menahun, iritasi, sumbatan hidung oleh
karena kelainan anatomi dan adanya pembesaran pada konka. Prinsip pengobatan dari
polip hidung yaitu mengatasi polipnya dan menghindari penyebab atau factor-faktor yang
mendorong terjadinya polip. Bila polip kecil dilakukan pengobatan dengan obat obatan
oral dan penyemprotan dengan obat semprot hidung. Namun bila polip besar dan tidak
dimungkinan dengan pengobatan oral atau semprot maka harus dilakukan operasi
pengangkatan polip Sayangnya bila faktor yang menyebabkan terjadinya polip tidak
teratasi maka polip hidung ini rawan untuk kambuh kembali demikian berulang ulang.
Oleh sebab itu sangat diharapkan kepatuhan pasien untuk menghindari hal hal yang
menyebabkan alergi yang bisa menjurus untuk terjadinya polip hidung (1).
1
Polip nasi adalah suatu kondisi infeksi yang penyebabnya tidak diketahui dan
berasal dari membrane mukosa, pada penelitian yang dilakukan 30 % terjadi karena
alergi terhadap lingkungan, 5 % terjadi pada pasien yang tidak alergi dan hanya 1,5 %
terjadi pada pasien yang Rhinitis alergi, frekuensi akan meningkat pada pasien cystic
fibrosis dan hipersensitifity aspirin (1,2).
Berikut akan dilaporkan sebuah kasus Polip Nasi pada pasien Nn. SM yang
dirawat dibangsal THT Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Hidung
Untuk mengetahui penyakit dan kelainan hidung, misalnya sumbatan hidung,
misalnya sumbatan hidung, perlu diketahui dulu tentang anatomi hidung. Hidung
terdiri dari hidung bagian luar atau pyramid hidung dan rongga hidung dengan
perdarahan serta persarafannya serta fisiologis hidung. Untuk mendiagnosa penyakit
yang terdapat di dalam hidung perlu diketahui dan dipelajari pula cara pemeriksaan
hidung (11).
Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian-bagiannya dari atas ke bawah :
1. Pangkal hidung (bridge)
2. Dorsum nasi
3. Puncak hidung
4. Ala nasi
5. Kolumela
6. Lubang hidung (nares anterior).
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi oleh
kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang berfungsi untuk melebarkan atau
menyempitkan lubang hidung. Kerangka tulang terdiri dari (11):
1. Tulang hidung (os nasalis)
2. Prosesus frontalis os maksila
3
3. Prosesus nasalis os frontalis
Sedangkan kerangka tulang rawan terdiri dari beberapa pasang tulang rawan yang
terletak di bagian bawah hidung (11) ;
1. Sepasang kartilago nasalis lateralis superior
2. Sepasang kartilago nasalis lateralis inferior yang disebut kartilago alar mayor
3. Beberapa pasang kartilago alar minor
4. Tepi anterior kartilago septum
Rongga hidung atau kavum nasi berbentuk terowongan dari depan ke belakang,
dipisahkan oleh septum nasi di bagian tengahnya menjadi kavum nasi kanan dan kiri.
Pintu atau lubang masuk kavum nasi bagian depan disebut nares anterior dan lubang
belakang disebut nares posterior (koana) yang menghubungkan kavum nasi dengan
nasofaring (11).
Bagian dari kavum nasi yang letaknya sesuai dengan ala nasi, tepat di belakang
nares anterior disebut vestibulum. Vestibulum ini dilapisi oleh kulit yang mempunyai
banyak kelenjar sebasea dan rambut-rambut panjang yang disebut vibrise.
Tiap kavum nasi mempunyai 4 buah dinding yanitu dinding medial, lateral, inferior
dan superior. Dinding medial hidung ialah septum nasi. Septum dibentuk oleh tulang dan
tulang rawan. Bagian tulang adalah (11) :
1. lamina perpendikularis os etmoid
2. Vomer
3. Krista nasalis os maksila
4. Krista nasalis os palatina
4
Bagian tulang rawan adalah :
1. Kartilago septum (lamina kuadrangularis)
2. Kolumela
5
B. Definisi
Polip hidung adalah penonjolan mukosa kavum nasi yang panjang dan bertangkai.
Polip bukan neoplasma tetapi pseudotumor. Kebanyakan polip berwarna putih bening
atau keabu-abuan, mengkilat, lunak karena banyak mengandung cairan (polip
edematosa). Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi kekuning-kuningan atau
kemerah-merahan, suram dan lebih kenyal (polip fibrosa) (3)
Polip hidung biasanya terjadi bilateral dan ditemukan di maksila, ethmoide dan
sphenoidalis dan biasanya berasal mukosa hidung atau sinus paranasal. Polip umumnya
berasal dari perkembangan sinus ethmoid dan meatus medius (3,4).
Grade polip hidung (5) :
Grade 0 : tidak ada polip
6
Grade 1 : ditemukan polip di meatus medius
Grade 2 : ditemukan polip dibawah meatus medius tetapi tidak terjadi obstruksi
total
Grade 3 : ditemukan polip dengan obstruksi total
C. Etiologi
Etiologi pasti belum diketahui tetapi ada 3 faktor yaitu (3,4,5) :
1. Adanya peradangan kronik dan berulang pada mukosa hidung dan sinus yang
kemudian menonjol dan turun ke dalam rongga hidung oleh gaya berat. Polip
banyak mengandungcairan interseluler dan sel radang (neutrofil dan eosinofil)
dan tidak mempunyai ujung saraf atau pembuluh darah.
2. Adanya gangguan keseimbangan vasomotor
3. Adanya peningkatan tekanan cairan interstitial dan edema mukosa hidung
Quantitation in Non-Neoplastic Polypoidal Nasal Lesions. Indian Journal of Otolaryngology and Head and Neck Surgery. Vol 56 No.2, 2004
9. Dalzel, K. Systomatic reviewer of endoscopic sinus surgery for nasal polyps, Vol 7 No.17,2003
10.Anonymous, Nasal Polyps, Nonsurgical Treatment (online) Available at www.emedicine.com, 2007
11.Soepardi, Efiaty Arsyad. Iskandar, Nurbaiti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher Edisi ke lima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001