POLA PERAKARAN AKTIF TANAHAN KINA SETELAH STUMPING Joko Santoso*, Sukasmono*, Elsje L.Sisworo**, Havid Rasyid**, dan Sumedi Wibowo* ABSTRAK POLA PBRAKARAN AKTIr TANAKAN KINA SETILAH STUMPING. Percobaan untuk mengetahui pola perakaran aktif tanaman kina setelah stumping ullur 1 dan 3 tahun telah dilaksa- nakan di Kebun Percobaan Pusa t Pene 1itian Perkebunan Ga.bung, dengan ket inggian te.pat 1300 m di atas permukaan laut. Rancangan dasar yang digunakan adalah Rancang- an Acak Kelompok dengan anlisis datanya menggunakan pola faktorial. raktor utaaa adalah jarak injeksi 32p dari pohon, yaitu IS, 30, dan, 45 cm, sedangkan faktor ke dua adalah kedalaman injeksi, yaitu 15 dan 30 em. Seluruh koebinasi perlakuan di- ulang 3 kali. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jarak injeksi yang paling bait ialah 15 em dari pohon pada kedalaman 30 em, baik untuk tan_an kina ullur 1 atau 3 tahun setelah stumping. Perkembangan akar ke arah samping mendapat hambatan diban- dingkan ke bawah, oleh karena perkembangan akar tanaman lainnya. Percobaan ini sangat bermanfaat untuk kegiatan pemupukan maupun pemeliharaan lainnya. ABSTRACT ROOT ACTIVE PATTERN ArtER STUMPING ON CINCHONA. An experi.ental to study the pattern rooting system on Cinchona ledgeriana Hoens after 1 and 3 years old was carried out in Gambung Research Institute for Tea and Cinchona by using 32p isotop. The altitude about 1300 m above sea level. Randomized Block Design was used and the field and factorial methode for analysis data. The first factor was distance of injection 32p from the trunk consisted of 15,30, and 45 em and the second factor was depth of injection 32p done depth of IS, and 30 em. Those treat.ens was replicated three times. The result showed that the best distance of injection was a 15 em and 30 em depth in soil for 1 or 3 years old of stumping. The developing root to the side occured was not more inhibited competitions with the others plant root than the bellow. This experiment has meaningful for fertilization activity and the other .aintenance. * Pusat Penelitian Perkebunan Gambung . •• Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN 247
9
Embed
POLA PERAKARAN AKTIF TANAHAN KINA SETELAH …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File Prosiding/Pertanian_Peternakan... · Pemiliham jenis isotop bergantung pada cara pemberian senyawa,
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
POLA PERAKARAN AKTIF TANAHAN KINA SETELAH STUMPING
Joko Santoso*, Sukasmono*, Elsje L.Sisworo**, HavidRasyid**, dan Sumedi Wibowo*
ABSTRAK
POLA PBRAKARAN AKTIr TANAKAN KINA SETILAH STUMPING. Percobaan untuk mengetahui
pola perakaran aktif tanaman kina setelah stumping ullur 1 dan 3 tahun telah dilaksa
nakan d i Kebun Percobaan Pusa t Pene 1itian Perkebunan Ga.bung, dengan ket inggian
te.pat 1300 m di atas permukaan laut. Rancangan dasar yang digunakan adalah Rancang
an Acak Kelompok dengan anlisis datanya menggunakan pola faktorial. raktor utaaa
adalah jarak injeksi 32p dari pohon, yaitu IS, 30, dan, 45 cm, sedangkan faktor ke
dua adalah kedalaman injeksi, yaitu 15 dan 30 em. Seluruh koebinasi perlakuan di
ulang 3 kali. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa jarak injeksi yang paling bait
ialah 15 em dari pohon pada kedalaman 30 em, baik untuk tan_an kina ullur 1 atau 3
tahun setelah stumping. Perkembangan akar ke arah samping mendapat hambatan diban
dingkan ke bawah, oleh karena perkembangan akar tanaman lainnya. Percobaan ini
sangat bermanfaat untuk kegiatan pemupukan maupun pemeliharaan lainnya.
ABSTRACT
ROOT ACTIVE PATTERN ArtER STUMPING ON CINCHONA. An experi.ental to study the
pattern rooting system on Cinchona ledgeriana Hoens after 1 and 3 years old was
carried out in Gambung Research Institute for Tea and Cinchona by using 32p isotop.
The altitude about 1300 m above sea level. Randomized Block Design was used and the
field and factorial methode for analysis data. The first factor was distance of
injection 32p from the trunk consisted of 15,30, and 45 em and the second factor was
depth of injection 32p done depth of IS, and 30 em. Those treat.ens was replicated
three times. The result showed that the best distance of injection was a 15 em and
30 em depth in soil for 1 or 3 years old of stumping. The developing root to the
side occured was not more inhibited competitions with the others plant root than the
bellow. This experiment has meaningful for fertilization activity and the other
.aintenance.
* Pusat Penelitian Perkebunan Gambung .
•• Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi, BATAN
247
PENDAHULUAN
Banyak metode untuk mempe1ejari distribusi dan sistem perakaran
di da.lam tanah. Metode tersebut tidak hanya berbeda da1am bentuk
informasi yang diberikan namun juga kekomp1ekan a1at untuk memper
oleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan (1, 2). Secara garis
besarnya metode tersebut dibagi dua macam : a) secara 1angsung (kon
vensiona1) dan b) secara tidak 1angsung dengan menggu-nakan teknik
perunutan. Cara pertama umumnya dilakukan dengan cara destruktif,
sedangkan cara kedua tanpa destruktif terhadap obyek yang dite1iti.
Isotop yang sering digunakan da1am teknik perunut ada1ah 32p•
RACZ, et a1 (1964) dan SUBIAH et a1 (1968) da1am DREW (3) dan 86Rb,
RUSSELL dan ELLIS (1968) da1am DREW (3). Pemiliham jenis isotop
bergantung pada cara pemberian senyawa, perla~uan yang di terapkan
kepada tanaman, jenis tanaman yang di teli ti, pera1atan cacah yang
disediakan dan harga senyawa itu sendiri (4). Kedua senyawa bertanda
di atas sering digunakan diantaranya oleh karena mempunyai mobi1itas
tinggi di dalam tanaman dan waktu paruh yang sesuai.
Teknik perunutan akar aktif dengan menggunakan senyawa bertanda
telah banyak di terapkan untuk mempelajari pertumbuhan dan perkem
bangan akar aktif, baik pada tanaman semusim maupun tahunan (4, 5).
Pada tanaman kina Cinchona ledgeriana Moens pernah dilakukan peru
nutan dengan menggunakan isotop 32p, dan membandingkan antara kulit
dan daun pucuk sebagai sampel untuk pencacahan. Hasil yang dipero1eh
ternyata daun pucuk jauh 1ebih efektif untuk mendeteksi perkembang
an akar aktif (6).
Kerapatan pertumbuhan akar akan bergerak ke samping maupun
ke bawah tanah sesuai dengan pertambahan umur tanaman, namun pertum
buhan akar itu sendiri akan terganggu apabila faktor-faktor lingku
ngan tidak sesuai. Keadaan ini juga akan terjadi apabila tanaman
menga1ami perlakuan-per1akuan khusus, misalnya pengurangan daun,
atau pemangkasan.
Pada peme1iharaan tanaman kina ada pekerjaan yang dikenal
dengan perantingan, yaitu pengambilan sebagian ranting-ranting dari
bawah untuk memberikan kesempatan pertumbuhan batang yang lebih
besar, di samping itu akan diperoleh hasil kulit dari ranting
ranting tersebut, sedangkan panenan kulit dilakukan dengan cara
tebang atau 1ebih dikenal dengan istilah stumpin~.
248
Panenan stumpin~ akan meninggalkan tunggul-tunggul setinggi ±10
- 25 em. Setelah umur 3 - 4 bula akan keluar tunas-tunas baru lagi,
namun tidak sedikit juga yang gagal bertunas (mati), yaitu sekitar
22 % (7). Pada umur satu tahun tunas-tunas yang tumbuh dari tiap
tunggul eukup banyak sehingga perlu dilakukan seleksi tunas dengan
meninggalkan 3 - 4 tunas pada perdu yang dibiarkan tumbuh terus.
Sejak mengalami stagnasi sebelum tunas tumbuh sampai tumbuh tanaman
baru, pada umur 1 tahun, 3 tahun dan seterusnya sangat menarik untuk
diketahui sistem perakarannya. Selain itu keperluan pemeliharaan
yang lebih utama adalah untuk keperluan pemupukan. Sampai sekarang
masih menjadi bahan pertanyaan apakah pemupukan pada tanaman mengha
silkan (TM) sarna dengan tanaman mud a setelah stumping, baik eara
maupun takarannya, padahal pertumbuhan bagian atas (shoot-p:rowth)
jelas berbeda. Oleh karena itu, mempelajari sistem perakaran aktif
tanaman ini sangat diperlukan.
BAHAN DAN METODE
Tanaman kina yang akan diketahui perakaran aktifnya adalah Chj
chona ledgeriana Moens klon Cib 5, umur 1 dan 3 tahun setelah stump
in~. Umur tanamannya sendiri sebelum stumping kira-kira 15 tahun.
Pereobaan di lapangan diterapkan melalui Rancangan Aeak Kelom
pok dan analisis datanya dengan pola faktorial. Jarak injeksi isotop
32p yang merupakan faktor utama terdiri dari jarak 15, 30, dan 45 em
dari pohon, sedangkan kedalaman injeksi ditempatkan sebagai faktor
kedua. Seluruh kombinasi perlakuan diulang 3 ka.li.
Untuk menentukan akar aktif pada setiap perlakuan. digunakan
isotop 32p dalam bentuk senyawa KH232p04, dengan aktivitas jenis 29
pCi/ml. Setiap perlakuan menerima 80 ml dengan total aktivitas 2,320
mCi yang diinjeksi pada 16 tempat di sekeliling pohon sesuai dengan
perlakuan yang diterapkan (1 hill = 5 ml).
Penentuan akar kina yang aktif dilakukan meleluiserapan 32p
yang terhadap pada daun muda. Pengamatan dilakukan pada 1, 2, dan 3
minggu setelah penyuntikan.
Metode peneaeahan dilakukan dengan car a Cereneov dengan menggu-
nakan alat LSC Beckman, model LS1801.
249
HASIL DAN PEMBAHASAN
Da1am menentukan ni1ai cacahan daun digunakan satuan dpm
(digint~gragi per menit) yang diperoleh dari pengambilan sampel daun
pucuk, sedangkan persentase akar aktif tiap jarak dan keda1aman
dtentukan secara re1atif terhadap salah satu perlakuan yang dianggap
berni1ai 100 % .Hasi1 analisis varian tiap ka1i panen baik untuk tanaman umur
1 atau 3 tahun setelah stulOpinp: menunjukan adanya interaksi yang
nyata antara jarak dan keda1aman injeksi yang dibuat. Hasi!
selengkapnya ditunjukan pada Tabe1 1.
Tabe1 1. Rata-rata ni1ai cacahan da1am dpm dari tanaman kina umur
1 dan 3 tahun sete1ah stumping.--------------------------------------------------------------------
Pera1akuan
I1I Panen I
IPanen II
IPanen III---------------------1 1I
JarakI
Keda1aman :I
I1
---------:-----------:--------------:-------------------------------A. Tanaman kina umur
1 tahun sete1ah stumpin~15
I15 I1967,67 a :3208,67c :7270,67cI I
15I30 I2061,67 a :8227,33a :38673,33aI I
II30
115 I3156,33 b :3422,67 bc :2761,33cI I
30I30 I2103,00 a :4253,33b :31834,67 abI
III
45I15 I2035,33 a :3355,10c :3869,33cI I
45I30 I2060,67 a :3537,00 bc :27408,00bI
III
B. Tanaman kina umur 3 tahun sete1ah stumping15
I15 I3447,33 b 2773,50d :9124,60cI I
15I30 I8236,67 a 36547,13a :19526,30aI I
II30
I15 I2400,67 c 9528,80c :6901,50cI I
30I30 I3934,00 b 26875,33b :14227,27bI
III45
I15 I1953,00 c 12040,00c :9938,73cI I
45I30 I1720,33 c 10354,40c :16741,33 abI
I
Keterangan: Angka-angka yang diikuti sarna dalam suatu kolam/ke1ompok
tidak menunjukan perbedaan yang nyata menu rut uji jarak
berganda Duncan pada tarap uji 5% .
250
gangguan tersebut
di sekelilingnya
Tabel 1, menunjukan adanya keeenderungan meningkat dari panenan
I sampai dengan ke III, terutama untuk tanaman umur 1 tahun setelah
stumpin~. Panenan ke II sejalan dengan panenan ke III sehingga dapat
diwakili dari salah satu panenan. Ternyata baik panenan ke II maupun
ke III, jarak injeksi 15 em dengan kedalaman 30 em menunjukan pola
aktivitas akarnya paling tinggi dibandingkan dengan perlakuan
lainnya, masing-masing dengan nilai 8227,33 dpm dan 38673,33 dpm.
Hal ini akan lebih jelas terlihat pada tanaman kina umur 3 tahun
setelah stumping. Dari 3 kali panenan, seluruhnya menunjukan pada
jarak dan kedalaman injeksi yang sama (15 em dan 30 em) memberikan
angka tertinggi dan berbeda nyata. Hal ini diduga dengan adanya pa
nenan penebangan, tanaman mendapatkan gangguan yang berat, demikian
pula kegiatan akar. Untuk mempertahankan hidup sebelum tunas tumbuh
diduga akar pada lapisan atas dan terjauh akan mengalami masa tidak
aktif (dorman), atau bahkan mati. Keeuali akar
pada lapisan bawah yang relatif lebih jauh dari
dan pengaruh kompetisi dengan akar tanaman lain
sangat keci 1.
Untuk melih~t gambaran yang lebih jelas dari angka-angka yang
di peroleh di atas maka dihitung nilai persentase akar aktifnya pada
panenan I sampai dengan panenan ke III. Nilai ini didasarkan pada
perlakuan jarak injeksi 15 em dan kedalaman 30 em adalah 100% •
Selanjutnya nilai-nilai persentase akar aktif tersebut disajikan
pada tabel 2.
Terlihat bahwa pada tanaman umur 1 tahun, dengan jarak injeksi
15 em dan kedalaman 30 em persentase akar aktifnya terbesar terdapat
pada panenan II dan III, sedangkan pada umur 3 tahun keadaannya sama
bahkan ditunjukan pula pada panenan I.
Ditijau dari rat-rata total tiap jarak 15, 30, dan 45 em dari
pohon ditunjukkan hasil yang sepadan antara kina umur 1 tahun dan 3
tahun. Seperti ditunjukkan pada Tabel di atas, misalnya untuk pa
nenan ke III berturut-turut diperoleh rata-rata persentase akar
aktif 1167,41; 879,09; dan 794,77 (umur 1 tahun) dan 415,66;
306,45; dan 386, 96 (umur 3 tahun ). Dari angka-angka ini jelas
bahwa jarak injeksi 15 em dengan kedalaman 30 em penyebaran akar
aktifnya paling besar.
251
Tabel 2. Persentase akar aktif tanaman kina dari berbagai jarakdan kedalaman.
A. Tanaman kina umur 1 tahunsetelah stumpin~15 : 15 : 100,00 : 163,12
15 : 30 : 104,78 : 418,12: Rata-
: rataI
Perlakuan
Panen I
102,39
Panen II
290.62
Panen III
369,50
1965,41
1167,45
3 tahun setelah stumping100,00 : 80,45238,93 : 1060,12
3030
45
45
B. Tanaman
1515
3030
4545
252
1530
Ratarata
15
30Ratarata
kina umur1530
Ratarata
1530
Rata
rata
15
30Rata
rata
160,41
106,88
133,64
103,44
104,73
104,08
169,46
69,64114,64
91,88
55,21
49,90
52,55
173,94
216,16
195,05
170,30179,24
174,77
570,28
276,41
782,51
529,46
349,26
300,36
324,81
140,33
1617,86
879,09
196,641392,90
794,77
264,69566,64
415,66
200,20
412,71
306,45
288,28
485,64
386,96
KESIMPULAN
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut;
1. Pada tanaman kina umur 1 dan 3 tahun setelah stumpin~, keaktifan
perakaran paling besar diperoleh pada jarak 15 cm dan kedalaman
30 cm.
2. Pada tanaman kina setelah stumping kerapatan akar ke arah bawah
lebih baik dibandingkan dengan kerapatan ke arah samping.
3. Tidak dijumpai adanya perbedaan yang jelas pada sistem perakaran
aktif antara tanaman kina umur 1 tahun dan 3 tahun setelah
stumping.
UCAPAN TEIMA KASIH
Ucapaan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak
Puslitbun Gambung, yang telah memberi izin terlaksananya
ini. Ucapan yang sama disampaikankepada Kepala PAIR-BATAN
Kelompok Tanah dan Nutrisi Tanaman PAIR-BATAN atas bantuan
samanya yang baik selama ini.
DAFTAR PUSTAKA
Direktur
percobaan
dan Staf
dan kerja
1. RUSSELL, S.R., Plant Root Systems, Their Fungtion and International With the Soil, Mc. Graw-Hill Book Company, (UK) (1977).
2. BOHM,W., Methods of Studying Root System, Springeverlag, New York
(1979).
3. DREW, M.C., Use of techniques for determination of root aktivity
pattern of cropping systems, Majalah BATAN , XIV 1 (1977).
4. SISWORO, E.L., DARMAWIJAYA, M.I., SISWORO, W.H., ABDULLAH, N.,dan RASYID, H., "Mempelajari distribusi akar tanaman teh denganteknik nuklir", Aplikasi Isotop dan Radiasi dalam Bidang Pertanian dan Peternakan (Ris. Pertemuan Ilmiah Jakarta, 1985),
PAIR-BAT AN , Jakarta (1985) 278 ..
253
5. SISWORO, E.L., dan RASYID, H. Mempelajari pertumbuhan danperkembangan system perakaran tanaman dengan teknik isotop,Majalah BATAN X 3 (1977) 41.
6. SISWORO, E. L., RASYID, H., SUKASMONO, SANTOSO, J., DAN WIBOWO,S., Determination of pattern rooting systems on Chinchona led
geriana Moens, Indonesia of Journal, IPB, 1 1 (1990).
7. SANTOSO, J., SUKAMSONO, WIBOWO, Pengaruh tinggi tebangan pohonkina klon Cib 5 terhadap peretumbuhan tunas baru, Warta BPTK.13 3 (1987).
254
DISKUSI
SISMIYATI R.
1. Sebaiknya "Stumping" diearikan Bahasa Indonesianya dan pada ma
kalah ini istilah tersebut diganti.
2. Kami masih awam dalam tanaman kina. Bila distribusi dan perkem
bang an akar aktif sudah diketahui, bagaimana prospek kedepannya
dari hasil pereobaan ini.
JOKO SANTOSO
1. Istilah stumping istilah umum untuk budidaya kina. Namun bila
diistilahkan kedalam Bahasa Indonesia adalah "Tebang". Terima
kasih atas sarannya.
2. Untuk keperluan pemupukan, oleh karena perlakuan pemupukan
pada tanaman kina setelah stumping masih mengikuti dosis dan
temperatur untuk tanaman sebelum stumping. Sehingga penting
penelitian ini dilakukan.
SOETJIPTO
1. Apakah letak pereobaan aktif pada kina itu kira-kira terletak
di bawah mahkota daun atau mungkin lebih jauh atau sebaliknya
lebih pendek.
2. Pada umur berapa pertumbuhan tereepat pada akar. Apakah sepanjang
tahun pertumbuhan panjang akar ini tetap atau barangkali pertum
buhan eepat pada umur 1 tahun dan melanjutkannya tetap atau ba
gaimana ?
JOKO SANTOSO
1. Teoritis untuk pemupukan seeara awam, demikian. Namun, kenyataan
nya tidak, pertumbuhan akar sedikit lebih eepat. Pernah dibongkar
tanaman kina umur 3 tahun (± tinggi 4 m), panjang akar ± 60 em,
lebar mahkota ± 70 em.
2. Pada masa vegetatif (TBM), yaitu umur 1 - 4 tahun. Tiap tahun
pertumbuhan panjang bertambah, tetapi akar berkurang setelah TM.