Top Banner
135

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

Feb 06, 2018

Download

Documents

VôẢnh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi
Page 2: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

DISTRO

BANK INDONESIA

Page 3: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

iBANK INDONESIA

KATA PENGANTAR

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional

memiliki peran yang penting dan strategis. Namun demikian, UMKM masih memiliki

kendala, baik untuk mendapatkan pembiayaan maupun untuk mengembangkan

usahanya. Dari sisi pembiayaan, masih banyak pelaku UMKM yang mengalami

kesulitan untuk mendapatkan akses kredit dari bank, baik karena kendala teknis,

misalnya tidak mempunyai/tidak cukup agunan, maupun kendala non teknis, misalnya

keterbatasan akses informasi ke perbankan. Dari sisi pengembangan usaha, pelaku

UMKM masih memiliki keterbatasan informasi mengenai pola pembiayaan untuk

komoditas tertentu. Di sisi lain, ternyata perbankan juga membutuhkan informasi

tentang komoditas yang potensial untuk dibiayai.

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka menyediakan rujukan bagi

perbankan untuk meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan

informasi dan pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan

usahanya, maka menjadi kebutuhan untuk penyediaan informasi pola pembiayaan

untuk komoditi potensial tersebut dalam bentuk model/pola pembiayaan komoditas

(lending model). Sampai saat ini, Bank Indonesia telah menghasilkan 88 judul buku pola

pembiayaan komoditi pertanian, industri dan perdagangan dengan sistem pembiayaan

konvensional dan 21 judul dengan sistem syariah. Dalam upaya menyebarluaskan

lending model tersebut kepada masyarakat maka buku pola pembiayaan ini telah

dimasukkan dalam website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK)

yang terintegrasi dalam Data dan Informasi Bisnis Indonesia (DIBI) dan dapat diakses

melalui internet di alamat www.bi.go.id.

Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

bersedia membantu dan bekerjasama serta memberikan masukan selama penyusunan

Page 4: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

ii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

buku lending model. Bagi pembaca yang ingin memberikan kritik, saran dan masukan

bagi kesempurnaan buku ini atau ingin mengajukan pertanyaan terkait dengan buku

ini dapat menghubungi:

Direktorat Kredit, BPR dan UMKMBiro Pengembangan UMKMTim Penelitian dan Pengembangan Perkreditan dan UMKMJl. M.H. Thamrin No.2 Jakarta PusatTelp. (021) 381.8922 atau 381.7794Fax. (021) 351.8951

Besar harapan kami bahwa buku ini dapat melengkapi informasi tentang pola

pembiayaan komoditi potensial bagi perbankan dan sekaligus memperluas replikasi

pembiayaan terhadap UMKM pada komoditi tersebut.

Jakarta, Desember 2008

Page 5: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

iiiBANK INDONESIA

RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRONo. Uraian

1 Jenis usaha

2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi SendiriInvestasi 178.000.000 189.835.000Modal kerja 93.240.000 112.558.915Total 271.240.000 302.393.915

3 Sumber danaa Porsi pendanaan

Investasi harta tetap Maklon Produksi SendiriPinjaman bank 70,0% 70,0%Modal Sendiri 30,0% 30,0%Total 100,0% 100,0%Modal kerjaPinjaman bank 70,0% 70,0%Modal Sendiri 30,0% 30,0%Total 100,0% 100,0%

b PendanaanInvestasi harta tetap Maklon Produksi SendiriPinjaman bank 124.600.000 132.884.500Modal Sendiri 53.400.000 56.950.500Total 178.000.000 189.835.000Modal kerjaPinjaman bank 65.268.000 65.268.000Modal Sendiri 27.972.000 27.972.000Total 93.240.000 93.240.000

c Jangka waktu pinjaman (tahun) 3 3d Tingkat bunga pinjaman

Kredit investasi 16,0% 16,0%Kredit modal kerja 16,0% 16,0%

4 Penjualana Produk Maklon Produksi Sendiri

(Unit) (Unit)- T-shirt 3.120 13.550- Kemeja 1.872- Jaket 1.872- Blazer 1.872

b Harga jual (Rp/Unit) (Rp/Unit)- T-shirt 70.000 70.000- Kemeja 90.000- Jaket 150.000- Blazer 150.000

c Nilai penjualan (Rp) (Rp)- T-shirt 218.400.000 948.480.000- Kemeja 168.480.000- Jaket 280.800.000- Blazer 280.800.000Total 948.480.000 948.480.000

5 Kelayakan usaha Maklon Produksi Sendiria NPV 121.135.602 523.356.275b IRR 31,7% 71,7%c Payback period 3,52 1,66d BC Ratio 1,45 2,69e Penilaian Layak Layak

6 Breakeven Sales Maklon Produksi Sendiri- Rerata penjualan (Rp) 776.030.214 592.206.400- Rerata penjualan per hari (Rp) 2.155.639 1.645.018- % terhadap penjualan 81,8% 62,4%

7 Analisis sensitivitas Maklon Produksi Sendiria Kenaikkan investasi barang modal 89,5% 365,5%b Margin di atas biaya produksi 90,9% -3,8%c Diskon Pembelian Tunai 9,9% 42,7%d Diskon konsinyasi 18,2% 78,4%e Harga Kain (Rp/Kg) 116.866f Biaya Gaji 12,2% 41,0%

g Biaya Administrasi 73,3% 165,7%h Biaya pemasaran per bulan (Rp) 8.586.525 20.495.281i Tingkat Bunga Pinjaman 34,1% 78,7%

DistroBesaran Parameter

Makloon

Makloon

Makloon

Makloon

Makloon

Makloon

Makloon

Break even sales

Page 6: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

iv POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

DAFTAR ISI

Hal

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….…... iRINGKASAN …………………………………………………………………... iiiDAFTAR ISI …………………………………………………………………….. ivDAFTAR TABEL ………………………………………………........................ viiDAFTAR GAMBAR DAN DAFTAR PHOTO ……………………................... viii

BAB I PENDAHULUAN …………………………………….................... 1

BAB II PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN 2.1 Profil Usaha …………………………………….................. 52.2 Pola Pembiayaan …….……………………….................... 9

BAB III ASPEK PASAR DAN PEMASARAN 3.1 Aspek Pasar …………………………………….................. 13

3.1.1 Permintaan ………………………………................. 133.1.2 Penawaran ……………………………….................. 143.1.3 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar …................ 15

3.2 Aspek Pemasaran …………………………….................... 173.2.1 Produk ………………………………………............. 173.2.2 Harga Jual ..…………………................................... 173.2.3 Sistem Distribusi ……………………….................... 183.2.4 Promosi ………………………................................. 193.2.5 Kendala Pemasaran ………………………............... 20

BAB IV ASPEK TEKNIS PRODUKSI 4.1 Lokasi Usaha ………………………………….................... 214.2 Fasilitas Produksi dan Peralatan ……………….................. 214.3 Bahan Baku …………………………………….................. 26

Page 7: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

vBANK INDONESIA

Hal

4.4 Proses Produksi ………………………………….................. 264.5. Lay-out Ruangan Produksi ……………………………......... 274.6 Kebutuhan Bahan Pembantu ............................................ 284.7 Bahan Pembungkus .................…...................................... 294.8 Biaya Perawatan .................…........................................... 294.9 Kapasitas Produksi .................…........................................ 304.10 Pengawasan Kualitas .................….................................... 314.11 Limbah .................…......................................................... 324.12 Kendala Produksi .................….......................................... 32

BAB V ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI5.1 Jumlah Karyawan ………………........................................ 355.2 Penggajian ……………….................................................. 365.3 Pelatihan …………………………….........……................... 395.4 Biaya-biaya Perizinan ……................................................. 40

BAB VI ASPEK KEUANGAN 6.1 Pemilihan Pola Usaha ………………………….................... 416.2 Asumsi-asumsi Perhitungan ………………......................... 426.3 Biaya Investasi Barang Modal dan Modal Kerja .................. 45

6.3.1 Biaya Investasi Harta Tetap ....................................... 456.3.2 Biaya Produksi, Biaya Operasional dan Modal Kerja

Awal ........................................................................47

6.3.3 Pendanaan Investasi Harta Tetap dan Modal Kerja..... 486.4 Produksi dan Penjualan ……………………........................ 506.5 Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Sales …….................... 516.6 Proyeksi Arus Kas Operasional ........................................... 526.7 Perhitungan Kelayakan Usaha ………………...................... 536.8 Analisis Sensitivitas ............................................................ 53

Page 8: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

vi POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Hal

BAB VII ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN7.1 Aspek Ekonomi dan Sosial ………………........................ 597.2 Aspek Dampak Lingkungan …………………................... 60

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN8.1 Kesimpulan ………………............................................... 618.2 Saran ………………........................................................ 63

DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………......................... 66

MENU DAN CARA MENGOPERASIKAN PROGRAM SIMULASI BISNIS(USAHA DISTRO) ………………………………………………...................... 95

Page 9: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

viiBANK INDONESIA

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

3.1. Jumlah Penduduk Indonesia Usia 15-34 Tahun……………..........……… 17

4.1. Kebutuhan Barang Modal (Kapasitas Produksi 6 lusin T-shirt perhari).... 22

4.2. Kebutuhan Bahan Baku Untuk Membuat 2 lusin T-shirt.......................... 26

4.3. Bahan-Bahan Pembantu Proses Sablon................................................... 29

5.1. Jumlah Karyawan Distro Bandung.......................................................... 36

5.2 Perkiraan Jumlah dan Gaji Karyawan Distro (Sistem Makloon)................ 38

5.3 Perkiraan Jumlah dan Gaji Karyawan Distro (Sistem Produksi Sendiri)...... 38

5.4. Perkiraan Jumlah Karyawan Bagian Produksi.......................................... 39

5.5. Biaya-biaya Perizinan............................................................................. 40

6.1. Asumsi Parameter Teknis dan Keuangan................................................ 44

6.2. Biaya Pendirian dan Biaya Harta Tetap Usaha Distro............................... 46

6.3. Modal Kerja Awal.................................................................................. 48

6.4. Pembelanjaan Investasi Harta Tetap dan Modal Kerja (Sistem Makloon)..... 49

6.5. Pembelanjaan Investasi Harta Tetap dan Modal Kerja (Sistem Produksi

Sendiri).................................................................................................. 49

6.6. Cicilan dan Biaya Bunga Kredit Investasi (Sistem Makloon)........................ 49

6.7. Cicilan dan Biaya Bunga Kredit Investasi (Sistem Produksi Sendiri)........... 50

6.8. Produksi dan Penjualan Distro Per Tahun................................................ 51

6.9. Perbandingan Kelayakan Distro Sistem Makloon dan Produksi Sendiri....... 54

6.10. Pengujian Sensitivitas NPV Terhadap Beberapa Asumsi Penting (Sistem

Makloon).............................................................................................. 56

6.11. Pengujian Sensitivitas NPV Terhadap Beberapa Asumsi Penting (Sistem

Produksi Sendiri).................................................................................... 57

Page 10: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

viii POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

DAFTAR FOTO

Foto Hal

III.1 Contoh Display Sebuah Distro…………………….................................. 19

IV.1 Ruang Potong…………………………………………….......................... 23

IV.2 Pola...................................................................................................... 23

IV.3 Mesin Jahit............................................................................................ 24

IV.4 Mesin Obras.......................................................................................... 24

IV.5 Bahan yang sudah disablon dan siap dijahit........................................... 25

IV.6 Sebagian Gudang.................................................................................. 25

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

IV.1. Layout Ruangan Produksi...................................................................... 30

IV.2. Skema Pengawasan Kualitas Produk...................................................... 32

V.1. Bagan Organisasi Distro Bandung.......................................................... 37

Page 11: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

1BANK INDONESIA

BAB IPENDAHULUAN

Distro atau distribution store merupakan toko distribusi yang menjual berbagai

produk. Jadi, peranannya adalah sebagai distributor. Sedangkan clothing adalah

produsen yang memproduksi sendiri semua produk mereka dengan label sendiri pula.

Sebuah clothing bisa memiliki toko sendiri atau hanya sekedar menitipkan produk

mereka ke distro. Produk suatu clothing bermacam-macam terutama berhubungan

dengan kehidupan anak muda pada umumnya seperti kaos, kemeja, jaket, sandal, tas,

sepatu, bahkan produk elektronik seperti kaset, compact disk (CD), jam tangan digital

dan lain-lain. Dalam perkembangannya, terminologi distro mencakup pengertian

sebagai distributor dan clothing karena distro merupakan tempat menjual produk-

produk clothing.

Distro berbeda dari butik dan factory oultlet (FO) di mana butik hanya menjual

barang-barang yang ada di butik itu sendiri dan tidak ada di tempat lain dengan

harga yang mahal. FO dan toko-toko pengecer lainnya tidak membuat produk, tetapi

hanya sebagai tempat menjual atau penyalur produk yang dibuat oleh pabrik lain.

Sedangkan distro selain membuat dan menjual produk sendiri dalam jumlah terbatas

juga memasarkan produknya melalui penyalur lain dan menerima produk distro lain

(konsinyasi). Perkembangan distro sangat erat kaitannya dengan kreatifitas anak muda

dalam mendesain produk untuk komunitas anak muda itu sendiri. Distro tidak bisa

lepas dari kreatifitas dan komunitas, sehingga mereka rajin membuat desain produk

baru dan melakukan kegiatan promosi yang berhubungan dengan komunitasnya,

seperti mensponsori pertunjukan, pentas musik, perlombaan, bazar dan lain-lain.

Pada mulanya distro tumbuh dan berkembang di kalangan pelaku musik indie.

Distro ini dimaksudkan sebagai tempat menjual semua produk dari band indie, mulai

dari kaset, CD dan merchandise dari band tersebut seperti pin, stiker dan kaos. Distro

sudah ada sejak tahun 1993, tetapi baru berkembang penuh pada tahun 1998. Pada

Page 12: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

2 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

mulanya, distro lahir karena keinginan anak muda untuk membangun identitas dan

kebebasan dalam mengekspresikan dirinya, tetapi dalam kondisi yang serba terbatas.

Perkembangan tersebut didorong pula oleh krisis keuangan yang melanda Indonesia

sehingga anak muda tidak mampu lagi membeli barang impor sebagai penanda

identitas. Kemudian mereka menciptakan sendiri perlengkapan komunitasnya dengan

modal yang relatif terbatas. Pada mulanya produk-produk tersebut diciptakan bukan

untuk tujuan bisnis, tetapi untuk identitas diri (Kompas, 21 Sep 2008, p.18). Distro

mengutamakan nilai keunikan yang ada pada produk-produk yang dijualnya, sehingga

produk yang dijual diproduksi dalam jumlah yang sangat terbatas (non masal).

Di Indonesia distro bermula dari Bandung, kemudian berkembang lebih jauh

menjadi distributor bagi produk clothing lokal dan menjadi sebuah industri kreatif

yang bukan lagi sebuah usaha kecil-kecilan. Menurut Kepala Bagian Perekonomian

Kota Bandung Ema Sumarna, ada tiga dari 14 item industri kreatif yang menjadi

unggulan Kota Bandung, yakni clothing, kuliner dan craft. Industri tersebut mampu

menyerap 650.000 tenaga kerja (Sindo, 23 April 2008). Sementara 400 distro yang

ada di kota Bandung menyerap sekitar 300.000 tenaga kerja (Fikri C. Satari, Ketua

KICK, Sinar Harapan, 9 Agustus 2008).

Distro menjual produk-produk dalam jumlah terbatas dengan desain dan motive

yang berbeda dari produk-produk yang sudah ada, sehingga memenuhi keinginan

pemakai untuk tampil beda dibandingkan dengan orang lain. Dalam segmen pasar

anak muda semangat untuk tampil beda cukup menonjol. Selera anak muda yang

beragam dan ingin tampil lain dari yang lain menyuburkan bermunculan berbagai

desain pakaian dan asesoriesnya. Hal ini juga didorong oleh kreatifitas dari anak muda

itu sendiri untuk menciptakan kebutuhan yang sesuai dengan selera mereka. Distro

juga menyediakan kebutuhan produk-produk yang unik untuk komunitasnya, bahkan

tidak dapat diperoleh di toko-toko lain seperti asesories untuk komunitas penggemar

motor tua, sepeda BMX, skateboard, penggemar musik rock, hip-hop, break dance,

penggemar musik punk, musik indie, penggemar film dan lain-lain.

PENDAHULUAN

Page 13: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

3BANK INDONESIA

Ide produk dapat lahir dari ketertarikan akan satu model, gaya hidup (life style),

dan hobby yang sama sehingga membentuk suatu komunitas. Kemudian mereka

mulai memproduksi barang atau musik rilisan mereka sendiri yang dilengkapi dengan

segala macam pernak-pernik dari mulai kaset, merchandise band, T-shirt, topi dan

sebagainya. Kebutuhan yang spesifik semacam inilah yang mendorong komunitasnya

datang ke distro mencari barang yang tidak terdapat di toko, shopping mall atau

departement store.

Produk-produk yang dijual distro sangat beragam, baik yang diciptakan sendiri

maupun produk impor. Perkembangan distro juga didukung oleh ketersediaan bahan

baku yang banyak dan mudah didapat, tekonologi produksi dan media komunikasi

yang semakin canggih, teknologi rekaman yang memungkinkan band-band baru

merekam musik mereka dengan menggunakan komputer, sehingga tidak lagi

harus bersandar pada produser tertentu. Saat ini, industri musik di Bandung sudah

bisa diproduksi di studio-studio kecil, rumah, maupun di kamar kos. Selain itu,

perkembangan di bidang teknologi informasi juga memudahkan setiap komunitas

yang ada untuk berhubungan dan mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Melalui

jaringan internet, telepon dan mesin fax orang dapat membangun komunitas dan

jaringan untuk mendukung pemasaran suatu produk.

Pertumbuhan media seperti stasiun TV, radio, majalah, katalog dan brosur yang

didukung teknologi percetakan yang canggih ikut pula mendorong perkembangan

distro dan komunitas anak muda di Bandung. Kehadiran MTV juga memiliki peran

yang tidak sedikit karena melalui stasiun inilah beberapa band underground Bandung

mendapat kesempatan untuk didengar oleh publik secara lebih luas. Selain itu, para

presenter MTV siaran nasional pun ikut memasarkan produk-produk distro dengan

memakai produk-produk dari clothing lokal yang berasal dari kota Bandung, sehingga

produk mereka menjadi semakin populer.

Page 14: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

4 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Distro merupakan muara dari kreatifitas anak muda dalam memproduksi berbagai

produk: pakaian, musik dan asesories lainnya. Setiap distro menampilkan tema desain

produk yang berbeda dan mempromosikan merek sendiri. Ada yang mengambil tema

pelestarian lingkungan, flora & fauna, tokoh, artis, berita (news), musik dan lain-

lain. Namun demikian tema tersebut juga tidak tetap sepanjang waktu, Distro dapat

mengganti tema desainnya setiap enam bulan, disesuaikan dengan perkembangan

selera anak muda.

Dalam penampilannya kita melihat kelompok anak muda bergaya hippie dan

punk. Gaya hippie mencirikan diri mereka dengan baju motif berbunga, baju dengan

jurai di bagian tepi dan rambut panjang. Sedangkan punk menegaskan identitas

melalui pakaian yang disertai dengan asesories berupa rantai, jins koyak, serta rambut

berdiri yang dicat warna pucat (Kompas, 21 Sep 2008, p.18). Distro mengusung ciri

khas tersendiri dan membangun komunitas yang setia mengunjungi distro tersebut.

Sejalan dengan kreatifitas anak muda dan ingin tampil beda, mereka terus bergerak

menciptakan kreasi-kreasi baru bagi komunitasnya dan mampu memproduksi

kebutuhan mereka secara mandiri, sehingga tidak tergantung pada produk impor

yang diproduksi oleh industri mapan.

PENDAHULUAN

Page 15: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

5BANK INDONESIA

BAB IIPROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1. Profil Usaha

Usaha distro dapat dikelompokkan kedalam skala usaha kecil dan menengah.

Badan usahanya ada yang berupa perorangan, komanditer (CV) dan perseroan

terbatas (PT). Pemilik distro pada umumnya adalah anak muda dan bahkan memulai

usahanya semenjak masih mahasiswa. Distro memproduksi pakaian berupa baju kaos,

jaket, kemeja, topi, tas, dan sepatu. Selain menjual produk buatan sendiri, distro juga

menjual barang-barang elektronik seperti jam tangan digital, kaset, CD, dan asesories

yang medukung penampilan atau hobby seperti penggemar skateboard, sepeda BMX,

pencinta alam, penggemar terhadap suatu aliran musik tertentu, seperti rock, indie,

punk, dan lain-lain. Dalam studi ini produk distro dibatasi pada pakaian, yaitu T-shirt,

kemeja, blazer, dan jaket. Skala usaha yang digunakan adalah usaha kecil dengan

omset sekitar Rp.950.000.000 per tahun.

Distro menjual produk dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Personalized service, yaitu memberikan pelayanan yang disesuaikan dengan

kebutuhan komunitasnya, khususnya anak muda.

2. Freedom expression, produk dibuat dengan desain yang terus berganti sepanjang

waktu dan terbebas dari status dan embel-embel lainnya.

3. Limited edition, produk dibuat dalam jumlah terbatas, unik, dan tidak melayani

repeat order. Dari penelitian yang dilakukan, repeat order dapat dilakukan satu

sampai dua kali saja selama bahan baku masih tersedia (biasanya untuk pasokan ke

kota lain), tetapi tetap dalam jumlah yang terbatas karena ingin mempertahankan

image bahwa produk tersebut bukan produk masal.

4. Distribution network, produk disalurkan ke berbagai kota di Indonesia melalui

jaringan kerjasama dengan penyalur lain, bahkan sebagian ada yang diekspor ke

Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan Australia.

Page 16: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

6 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Persaingan dipandang oleh pemilik distro sebagai persaingan ide, desain dan

kreativitas. Persaingan merupakan tantangan untuk terus menciptakan kreasi baru

dan membangun komunitas. Produk yang dibuat sangat terbatas, bahkan suatu

desain pakaian yang disukai oleh konsumen tidak akan diproduksi ulang, sehingga

peluang tersebut dimanfaatkan oleh perusahaan garmen lainnya untuk memproduksi

secara masal dengan harga yang relatif lebih murah. Tetapi dari kaca mata distro dan

kumunitasnya, produk tersebut sudah ketinggalan zaman (out of date). Target pasar

yang dituju adalah anak muda baik pria maupun wanita yang sedang mengalami

masa pencarian jati diri dan berkeinginan untuk menjadi pribadi yang unik namun

tetap mengikuti perkembangan dunia fashion. Secara umum, target market produk-

produk distro adalah konsumen berusia antara 14-35 tahun.

Setiap distro membuat produk dalam jumlah terbatas dengan desain yang

unik. Hal ini menjadi andalan distro untuk menarik pelanggan atau komunitasnya.

Konsumen menyukai produk-produk distro dan rela membayar pakaian atau

produk yang relatif langka tersebut sebesar dua kali lipat dari harga produksi masal.

Penciptaan komunitas juga merupakan ciri khas sebuah distro. Jika sudah terbentuk

satu komunitas, diharapkan mereka tidak akan pindah ke komunitas lain sebagaimana

halnya komunitas penggemar motor Harley Davidson tidak akan pindah ke penggemar

motor Honda, Yamaha atau Kawasaki.

Komunitas yang menjadi target market utama sebuah distro juga bermacam-

macam. Dalam bidang pakaian misalnya, ada yang lebih fokus pada pakaian pria,

ada yang fokus pada pakaian wanita atau remaja atau lebih fokus pada produknya

seperti T-shirt, jaket, blazer, dan lain-lain. Jadi, setiap distro mempunyai target market

yang berbeda. Produk yang dijual sebuah distro bisa sama dengan distro lain, seperti

T-shirt, tetapi tema yang diusung dalam desainnya tidak sama: misalnya berkaitan

dengan aliran musik tertentu, tokoh, artis, wanita, politik, dan lain-lain. Setiap distro

menerapkan pengawasan yang ketat terhadap desain produknya untuk menjaga

supaya jangan sampai desain tersebut meniru desain orang lain yang sudah ada.

Pada umumnya distro tidak mempunyai alat produksi sendiri. Mereka membuat

produknya melalui kerjasama dengan penjahit dan tukang sablon, sehingga kebutuhan

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Page 17: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

7BANK INDONESIA

dananya hanya untuk modal kerja, yaitu untuk membeli bahan baku, upah, dan sewa

tempat. Dalam kerjasama tersebut, bahan baku yang digunakan dapat berupa milik

sendiri yang dibeli dari produsen (perusahaan tekstil) atau disediakan oleh penjahit

itu sendiri.

Desain suatu produk dapat dipicu oleh motive bahan yang tersedia, tetapi

tetap memperhatikan tema pokok dari rancangan distro tersebut, misalnya tentang

lingkungan hidup, fauna, perdamaian, musik, politik, dan masalah-masalah sosial

lainnya. Volume produk yang dibuat dibatasi sesuai dengan ketersediaan bahan baku.

Pada umumnya, setiap desain hanya dibuat sekitar dua hingga lima lusin saja (24–60

potong).

Dalam kegiatan pemasaran, beberapa distro berkumpul pada suatu lokasi

sehingga akumulasi pengunjung di lokasi tersebut menjadi besar. Di kota Bandung,

distro banyak dijumpai di Jl. Trunojoyo, Jl Setiabudi, Jl. Sultan Agung, dan Jl. Riau.

Walaupun setiap distro menjual produk yang unik, tetapi tidak memilih lokasi yang

terpencil dari pusat keramaian atau lokasi komunitas distro lainnya karena akan

sepi pengunjung. Sementara, konsumen lebih suka berbelanja di satu lokasi yang

menawarkan banyak pilihan, hemat waktu dan tenaga.

Distro sudah berkembang menjadi industri besar meskipun pelakunya pada

umumnya berskala kecil dengan omset penjualan berkisar antara Rp20.000.000

sampai dengan Rp400.000.000 per bulan. Jumlah distro di kota Bandung sekitar 400

buah dengan total omset penjualan mencapai Rp25 milyar per bulan.

Usaha distro tergabung dalam organisasi yang diberi nama Kreative Independent

Clothing Komunity (KICK). Penulisan nama organisasi ini juga tidak mengikuti tata

bahasa yang benar sebagai cerminan dari kebebasan dan pemberontakan anak muda

untuk keluar dari tatanan baku yang ada. Organisasi ini digunakan untuk melindungi

anggotanya dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kegiatan usahanya.

Kata independent menunjukkan bahwa mereka tidak berafiliasi dengan industri ritel

dan bisnis garmen besar karena usaha ini berangkat dari keterbatasan, yaitu modal.

Perusahaan ritel besar mensyaratkan volume pasokan yang kontinyu dan besar,

Page 18: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

8 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

sementara itu penjualan melalui distro tidak memerlukan pasokan besar. Bahkan

untuk setiap desain produk dibuat dalam volume yang sangat terbatas, hanya sekitar

dua hingga lima lusin saja atau bahkan lebih sedikit lagi tergantung pada bahan baku

yang tersedia, sehingga produk yang dihasilkan terkesan eksklusif. Dari sekitar 400

distro yang ada di kota Bandung, 160 di antaranya sudah menjadi anggota KICK.

Ditinjau dari segi kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman,usaha

distro dapat diuraikan sebagai berikut:

Kekuatan

a. Memiliki produk yang unik yang diproduksi dengan jumlah terbatas (sebanyak

dua sampai dengan lima lusin untuk setiap desainnya).

b. Target pasar yang dituju adalah kaum muda yang sedang dalam masa pencarian

jati diri dan berkeinginan untuk menjadi pribadi yang unik namun tetap mengikuti

perkembangan dunia fashion. Secara umum target pasar berumur antara 15-34

tahun. Jumlah penduduk Indonesia dalam kelompok umur tersebut sekitar 77

juta jiwa.

Kelemahan

a. Free entry and exit. Para pesaing baru dapat masuk pasar setiap waktu sehingga

memiliki potensi pesaing yang tidak sedikit.

b. Harga produk distro relatif tinggi, sehingga membuat target konsumen terbatas

hanya pada kaum muda kalangan menengah ke atas.

Kesempatana. Sikap konsumerisasi kaum muda sebagai pembeli yang akan membuat penjualan

stabil.b. Sedang berkembangnya bisnis clothing dan distro sehingga peluang industri

untuk terus tumbuh adalah sangat besar yang didukung oleh potensi pasar yang disasar.

c. Mahalnya pakaian impor sebagai penanda identitas bagi anak muda, sehingga membuka kesempatan untuk membuat sendiri produk-produk unik sebagai identitas suatu komunitas.

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Page 19: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

9BANK INDONESIA

Ancaman

a. Terus bermunculannya pesaing-pesaing baru yang juga membuka usaha sejenis.

Baik dengan tema yang mirip maupun berbeda, tetapi target konsumennya

sama.

b. Kemungkinan butik menurunkan harga jual produknya sehingga menggeser

kedudukan distro.

c. Masuknya pengusaha besar kedalam industri distro. Pengusaha besar dapat

membuat bermacam distro yang berbeda untuk berbagai komunitas di satu

lokasi tertentu, sehingga mengancam keberadaan distro-distro yang dimiliki oleh

pengusaha kecil.

d. Perlindungan terhadap hak cipta masih lemah, sehingga produk-produk distro

yang bagus ditiru oleh perusahaan garmen lain.

2.2. Pola Pembiayaan

Sebagian besar distro didanai sendiri oleh pemiliknya. Sumber dana dapat

berasal dari pinjaman orang tua atau tabungan yang bersangkutan. Seorang pemula

dapat memulai usahanya dengan menyewa tempat (toko) dan menyalurkan atau

menjual produk-produk distro lain. Sebuah distro kecil yang tergabung dalam

Distro house di Jl. Setiabudi Bandung dengan ukuran tempat usaha 3x4m dapat

memberikan omset penjualan rata-rata Rp20.000.000 per bulan. Sewa tempat

dibayar melalui potongan penjualan, yaitu 25% dari omset sebulan. Pada tahap awal,

distro tersebut menjual produk distro. Sejalan dengan perkembangan usahanya juga

mengembangkan produk sendiri dengan merek Bride. Jadi, dalam komunitas distro

baik yang tergabung dalam KICK maupun yang di luar organisasi tersebut terjalin

kerjasama yang baik. Mereka bersaing dalam ide dan desain dari suatu produk

(clothing) untuk menciptakan komunitas sendiri.

Menurut Kepala Bagian Kredit UKM Bank Mandiri Bandung, pemilik distro pada

umumnya adalah anak orang kaya yang kreatif dan mandiri, sehingga dalam memulai

usahanya tidak membutuhkan pinjaman bank. Bank Mandiri Cabang Bandung aktif

Page 20: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

10 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

memantau perkembangan distro dan baru memberikan kredit kepada empat distro

yang dipilih secara selektif karena selain bukan merupakan kredit program juga

resiko distro dinilai oleh bank masih cukup besar karena produksi dijual langsung

kepada konsumen lepas (komunitas), yaitu anak muda yang belum mapan secara

ekonomi, sehingga diragukan loyalitasnya. Selain itu, distro masih mendapatkan

”perlindungan” dari pejabat yang notabene orang tua pemilik distro supaya tidak

dimasuki oleh pengusaha besar.

Selain itu, pemantauan Bank Mandiri tampak bahwa outlet-outlet yang

terletak di sepanjang Jalan Cihampelas dan lokasi lain di Bandung dimiliki hanya oleh

satu kelompok usaha, yaitu Group Korek Api. Hal yang sama dapat pula dilakukan

oleh pengusaha besar tersebut terhadap distro, dalam arti membuat beberapa distro

dengan nama yang berbeda pada suatu lokasi. Jika tidak ada perlindungan terhadap

distro yang ada sekarang ini, maka keberadaan distro dengan modal kecil akan

terancam mati oleh pemodal besar. Pinjaman Bank Mandiri adalah untuk kebutuhan

modal kerja yang diberikan kepada empat distro yang sudah berjalan dengan baik

(mapan).

Pihak bank Mandiri secara aktif terus memantau perkembangan distro di

kota Bandung dengan cara ikut ”berdiskusi” dengan anak-anak muda pemilik distro,

khususnya yang tergabung dalam KICK. Untuk fasilitas kredit tersebut diberlakukan

standar prosedur pelayanan kredit biasa dan disertai dengan jaminan, yaitu tanah

dan rumah pemiliknya. Perkembangan usaha distro di mata bank Mandiri cukup baik,

namun demikian tetap harus hati-hati dan selektif dalam menyalurkan pinjaman.

Pembiayaan yang dibutuhkan distro adalah untuk modal kerja, terutama

untuk pembelian bahan baku dan talangan piutang usaha. Distro menerapkan pola

pembayaran tunai atas penjualan kepada konsumen individu, sedangkan untuk

pembelian dalam partai besar oleh pedagang di luar kota Bandung seperti Jakarta,

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

Page 21: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

11BANK INDONESIA

Semarang, Jogyakarta, Malang, Medan, Padang, dan Makassar pada umumnya

diberikan diskon tetapi dibayar tunai. Kepada sebagian kecil pembeli besar juga

diberikan tenggang waktu pembayaran sampai 30 hari. Total omset penjualan distro

kota Bandung (baik yang dijual di Bandung maupun ke luar kota) sekitar Rp25 milyar

per bulan. Sementara itu, volume ekspor masih relatif kecil, yaitu sekitar 5% dari total

penjualan (Fiki C. Satari, Ketua KICK).

Page 22: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

12 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 23: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

13BANK INDONESIA

BAB IIIASPEK PASAR DAN PEMASARAN

3.1. ASPEK PASAR

3.1.1. Permintaan

Permintaan terhadap produk-produk distro (clothing) sejalan dengan

perkembangan selera target market-nya, yaitu remaja dan orang dewasa berusia

antara 14-35 tahun. Keinginan anak muda untuk tampil beda akan mendorong

tingginya permintaan terhadap produksi distro karena tidak diproduksi secara masal,

tetapi dengan harga yang terjangkau. Selama konsumen mampu membeli produk

distro mereka akan lebih memilih untuk membeli produk dengan desain yang tidak

pasaran tersebut. Secara statistik belum ada catatan perkembangan permintaan

produk distro. Menjamurnya pertumbuhan distro di kota-kota besar , khususnya di

Bandung dan Jakarta adalah cerminan dari permintaan terhadap produk distro yang

semakin besar. Hal ini didorong oleh:

1. Banyaknya desain baru yang menampilkan ide-ide kreatif yang inovatif, sehingga

distro menciptakan mode (trend setter) dan mempengaruhi perilaku konsumen.

2. Adanya keinginan untuk keluar dari formalitas berpakaian dari anak muda dan

kebebasan untuk mengekspresikan diri, sehingga melahirkan permintaan pakaian

yang beraneka rupa yang sesuai dengan selera anak muda.

3. Semakin mahalnya pakaian impor sebagai penanda identitas, sehingga

menimbulkan kesadaran dari anak muda untuk membuat sendiri ciri identitas

mereka yang unik.

4. Adanya saluran (channel) Fashion TV, MTV dan juga majalah mode yang

menampilkan berbagai model pakaian dan musik yang ingin ditiru oleh anak

muda.

Page 24: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

14 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

5. Khusus untuk Indonesia yang beriklim tropis dan cuaca yang panas mendorong

permintaan terhadap T-shirt khususnya yang berbahan katun dan rayon semakin

tinggi. Sementara itu, T-shirt dapat pula dipakai untuk berbagai situasi: santai,

kuliah dan kegiatan sehari-hari, bahkan untuk bekerja, khususnya hari Jumat.

3.1.2. Penawaran

Jumlah distro di kota Bandung yang tergabung dalam KICK sebanyak 160

buah, sementara yang belum bergabung dengan organisasi tersebut sekitar 200

buah dengan omset penjualan sekitar Rp25 milyar per bulan. Dari wawancara yang

dilakukan terhadap tiga distro di kota Bandung diketahui bahwa penjualan mereka

rata-rata Rp100 juta per bulan. Secara statistik juga belum ada catatan tentang volume

penjualan produk-produk distro secara rinci.

Dari kaca mata pemerintah kelihatannya juga belum ada perlakuan khusus

yang diberikan kepada distro, semuanya disamakan sebagai toko pakaian dan pihak

pengusaha distro juga belum merasakan adanya bantuan pemerintah daerah, baik

pembinaan maupun pendanaan. Faktor-faktor pendorong penawaran produk distro

adalah sebagai berikut:

1. Perkembangan teknologi penenunan (weaving), pewarnaan (dying) dalam industri

tekstil serta teknik penjahitan dan sablon yang semakin canggih, sehingga semakin

banyak variasi produk yang dapat dibuat.

2. Promosi dan jaringan distribusi yang semakin luas didukung oleh jaringan internet

sehingga membuka kesempatan bagi anak muda di seluruh Indonesia bahkan

dunia, terutama di kota-kota besar untuk mengakses website berbagai distro dan

memilih produk yang diinginkannya.

3. Sistem distribusi yang semakin baik dan luas, pelayanan kepada konsumen akan

semakin cepat dan baik, sehingga mendorong pertumbuhan permintaan produk-

produk distro.

4. Banyaknya sekolah desain yang melahirkan lulusan kreatif untuk menciptakan

kreasi dan inovasi baru khususnya dalam bidang pakaian (fashion).

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Page 25: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

15BANK INDONESIA

5. Adanya semangat kewirausahaan baik yang timbul akibat kondisi lingkungan yang

semakin sulit mendapatkan pekerjaan di perusahaan maupun karena pendidikan

telah mendorong anak muda untuk mendirikan usaha sendiri.

6. Bahan-bahan baku yang dibutuhkan mudah diperoleh mengingat banyaknya

penyedia bahan-bahan utama pakaian dan asesories lainnya seperti kain katun,

kerah rip, label, kancing, dan lain-lain. Di Indonesia, Jawa Barat khususnya, banyak

terdapat perusahaan tekstil penyedia bahan baku pakaian. Pada tahun 2006 di

Indonesia terdapat 2.000 buah perusahaan tekstil dan produk tekstil (TPT) dengan

kapasitas produksi 6,1 juta ton di mana 57% di antaranya berlokasi di Jawa Barat

(Ermina Miranti, Economic Review, No.29. Sept., 2007).

3.1.3. Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Persaingan dipandang oleh pemilik distro sebagai tantangan untuk terus

menciptakan produk dengan desain baru dan memperbesar komunitasnya melalui

penciptaan jaringan pemasaran ke berbagai kota di Indonesia. Masing-masing distro

mempunyai tema rancangan yang berbeda dengan yang lainnya dan ditujukan untuk

komunitas tertentu. Oleh karena itu persaingan terletak pada jaringan pemasaran

dan kreatifitas dalam menciptakan desain produk yang menarik bagi komunitasnya.

Terbatasnya volume produk untuk setiap desain, mendorong distro untuk

membuat dan mempersiapkan puluhan desain baru setiap bulan. Ancaman terhadap

distro datang dari perusahaan garmen lain yang meniru desain produk distro dan

memproduksinya dalam jumlah yang besar. Tetapi, komitmen distro untuk hanya

membuat suatu produk dengan desain tertentu dalam jumlah terbatas dan tidak

melayani permintaan ulang (repeat order), sehingga produk tiruan dianggap sebagai

produk yang sudah ketinggalan zaman. Beberapa distro hanya akan melayani repeat

order satu kali saja. Hal ini menunjukkan konsistensi distro dalam membangun

eksklusifitas komunitasnya dan menekankan persaingan pada kreatifitas penciptaan

desain baru, sehingga distro mampu bertahan dalam persaingan dan sekaligus

mendorong menjamurnya pertumbuhan distro di Indonesia.

Page 26: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

16 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Sampai saat ini, perlindungan atas hak cipta masih lemah, bahkan

pengurusan hak paten juga masih sulit dan mahal. Selain itu, hambatan untuk masuk

kedalam industri distro (entry barrier) sangat rendah karena tidak harus mempunyai

pabrik sendiri atau tidak memerlukan modal yang besar. Pertumbuhan industri distro

sejalan dengan munculnya anak-anak muda kreatif dan inovatif dalam dunia fashion

dan musik, baik yang dilahirkan melalui jalur pendidikan formal maupun informal.

Hal ini juga diperkuat oleh kecenderungan anak muda untuk membentuk komunitas

yang mempunyai ciri, karakter, dan kesukaan (hobby) tersendiri yang didasarkan pada

kesamaan selera dalam aliran musik tertentu, kecintaan terhadap lingkungan hidup,

tokoh, artis, aliran gaya seperti hippie, punk, dan sebagainya.

Persaingan antara satu distro dan distro lainnya didasarkan pada persaingan

kreatifitas desain produk dan menciptakan sebanyak mungkin anggota komunitasnya.

Sejalan dengan dorongan pemerintah untuk menciptakan pengusaha-pengusaha

baru (wirausahawan), persaingan dalam industri fashion, termasuk distro juga akan

semakin meningkat.

Dalam produk pakaian misalnya, pada umumnya orang mempunyai

beberapa koleksi pakaian yang berbeda, baik karena fungsinya: formal dan kasual,

misalnya pakaian untuk bekerja, sekolah, pesta, santai, dan lain-lain. Pilihan terhadap

pakaian juga dipengaruhi oleh motif, warna, dan perancangnya. Jumlah penduduk

Indonesia yang menjadi target market distro, yaitu yang berumur antara 15-34 tahun

adalah 77,1 juta jiwa Lihat Tabel 3.1. Jumlah penduduk tersebut menggambarkan

besarnya potensi pasar pakaian yang dapat dilayani oleh berbagai produsen pakaian,

musik, dan asesories lainnya. Jika setiap orang dalam kelompok umur 15-34 tahun

mempunyai lima lembar T-shirt, tiga celana jeans, satu jaket, dan satu topi, maka total

kebutuhan terhadap pakaian tersebut sangat besar. Jika harga T-shirt, celana jeans,

jaket dan topi masing-masing Rp.50.000, Rp100.000, Rp.150.000 dan Rp20.000,

maka total nilai perdagangan jenis pakaian tersebut sekitar Rp.55,5 triliun.

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Page 27: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

17BANK INDONESIA

Tabel 3.1 Jumlah Penduduk Indonesia Usia 15-34 Tahun

Kelompok Umur Pria Wanita Total15-19 10.370.890 9.918.783 20.289.67320-24 9.754.543 10.150.607 19.905.15025-29 9.271.546 9.821.617 19.093.16330-34 8.709.370 9.054.955 17.764.325

Jumlah 38.106.349 38.945.962 77.052.311

Sumber: BPS, 2005

3.2. ASPEK PEMASARAN

3.2.1. Produk

Produk-produk distro pada umumnya berupa pakaian: T-shirt, kemeja, jaket,

blazer, tas, topi, dan sepatu, kaset, CD, dan asesories lainnya baik untuk pria maupun

wanita. Produk dibuat dengan desain yang unik dalam jumlah terbatas (2-5 lusin

untuk setiap desain). Untuk setiap desain pakaian (T-shirt, kemeja, blazer, dan jaket)

terdiri dari tiga ukuran: S, M, dan L. Sepatu dibuat dalam beberapa ukuran (nomor)

yang disesuaikan dengan ukuran kaki rata-rata dan usia target market (usia 14-35

tahun).

3.2.2. Harga Jual

Harga jual produk berkisar antara Rp.70.000 sampai dengan Rp.200.000

per potong. Harga T-shirt sekitar Rp.70.000–Rp.80.000, Jaket dan blazer sekitar

Rp.120.000–Rp.200.000 per potong, topi Rp.25.000–Rp.60.000 per unit dan

sendal sekitar Rp.45.000 sepasang. Harga jual ditetapkan berdasarkan harga pokok

penjualan ditambah dengan komponen biaya lain, seperti biaya operasi, fee designer

dan keuntungan (margin). Selain itu, juga ditentukan oleh kualitas dari desain produk.

Semakin bagus desainnya, semakin tinggi harga jual yang dikenakan pada produk

tersebut. Harga jual produk distro rata-rata dua kali biaya produksinya dan harga jual

tersebut lebih mahal dari produk sejenis yang diproduksi secara massal.

Page 28: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

18 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Untuk penjualan dalam partai besar, distro memberikan diskon berkisar antara

10%-35%. Diskon diberikan sampai 35% atas pembelian tunai, minimal untuk nilai

pembelian Rp20 juta. Terdapat distro yang memberikan diskon 25% untuk distributor

yang menjual 1.000 potong selama tiga bulan. Distro Ian’s Report memberikan diskon

10%-30% untuk pembelian lusinan secara tunai.

Sistem pembayaran produk distro untuk penjualan ritel adalah tunai. Untuk

penjualan besar kepada beberapa distributor di kota-kota lain seperti di Jakarta,

Surabaya, Jogyakarta, Medan, Padang, dan Makasar diberikan tenggat waktu

pembayaran (terms of payment) sampai 30 hari. Untuk produk-produk sendiri yang

dititipkan pada distro lain (konsinyasi) juga diterima pembayarannya rata-rata dalam

waktu 30 hari.

3.2.3. Sistem Distribusi

Distro memilih lokasi yang ramai dikunjungi konsumen. Di lokasi tersebut

berkumpul banyak distro atau di sana ada merek-merek terkenal, seperti di Jl.

Trunojoyo, Jl. Sultan Agung, Jl. Setiabudi, dan Jl. Riau, Bandung. Di Jakarta banyak

ditemui di Kemang dan Tebet. Walaupun persaingan di tempat tersebut terasa ketat,

tetapi banyak pengunjungnya. Setiap distro menyediakan produk dengan desain

tertentu dalam jumlah terbatas. Setiap distro dapat pula menitipkan produknya pada

distro lain (konsinyasi).

Produk-produk yang dipajang di suatu distro diganti secara periodik (biasanya

sekali seminggu), sehingga distro selalu menampilkan produk-produk baru. Beberapa

distro juga bekerjasama dengan toko-toko pengecer di berbagai kota lain di Indonesia.

Tetapi, ada juga distro seperti Ian’s Report membatasi penjualan ke luar Bandung

untuk menjaga eksklusifitas dan image produknya hanya ada di Bandung. Pemesanan

ulang (repeat order) sangat terbatas, hanya melayani 1-2 kali saja, khususnya untuk

melayani jaringan distribusi yang sudah ada. Dalam penjualan kepada distributor

dibuatkan kontrak yang juga memuat aturan (klausul) supaya tidak terjadi pembajakan

dan peniruan produk oleh rekan bisnis tersebut.

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Page 29: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

19BANK INDONESIA

Foto III.1 Contoh Display Sebuah Distro

Distro, Jl. Trunojoyo Bandung (Foto Zalmi Zubir, 25/10/2008)

3.2.4. Promosi

Media promosi yang digunakan bermacam-macam, di antaranya brosur,

leaflet, flier, poster, free magazine, pameran, bazar, pertunjukkan (penampilan

artis atau musik), katalog Suave dan internet. Kegiatan promosi ditujukan untuk

memperkenalkan merek (brand) produknya. Semua distro menjual produk-produk yang

sejenis, oleh karena itu merek sangat penting untuk di promosikan kepada konsumen

atau komunitasnya dan pada akhirnya merek tersebut dapat mengindikasikan

produknya dalam arti kualitas, tema desain, dan harga.

Free magazine adalah sejenis tabloid yang beredar gratis di kafe-kafe dan

distro-distro. Tabloid ini terdistribusi dengan baik, gratis dan isinya pun menarik untuk

dibaca. Tabloid ini sangat mendukung promosi produk distro karena pasar yang dituju

oleh free magazine sama dengan target pasar distro.

Page 30: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

20 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Kegiatan lain yang juga efektif digunakan untuk mempromosikan produk-

produk distro adalah melalui bazar dan sponsor acara musik anak muda. Selain untuk

memperkenalkan merek (brand awareness) sekaligus untuk menjual produk-produk

distro. KICK secara reguler (tiap tahun) mengadakan bazar (KICK Fest) yang diikuti

oleh distro-distro yang ada di Indonesia.

3.2.5. Kendala Pemasaran

Kendala yang dihadapi distro dalam memasarkan produknya antara lain

adalah:

1. Pembajakan ide dan desain. Dari wawancara yang dilakukan dengan pengusaha

distro, diketahui bahwa banyak perusahaan garmen lain yang meniru (menjiplak)

desain produk-produk distro, terutama produk yang laku atau merek terkenal.

Walapun distro selalu membuat desain produk yang baru dan tidak lagi

memproduksi yang lama, tetapi pembajakan atau tiruan desain tersebut tetap

mengancam pasar distro karena produk tiruan tersebut dijual dengan harga

murah (setengah dari harga produk yang asli) dan di mata komunitasnya produk

tersebut tidak lagi eksklusif. Sampai saat ini belum ada perlindungan hukum atas

pembajakan, tiruan ide dan desain produk distro tersebut.

2. Persyaratan dan izin untuk memasang billboard dan pengurusan hak paten dari

pemerintah masih mahal.

3. Pada umumnya tempat usaha distro berstatus sewa, sementara biaya sewa naik

rata-rata 25% setiap tahun, sedangkan dengan pesaing yang semakin banyak

harga jual sulit di naikkan. Pada waktu studi ini dilakukan, biaya sewa toko rata-

rata di Jl. Trunojoyo Bandung adalah Rp500.000/m2 per tahun.

4. Umumnya distro tidak mempunyai alat produksi. Sistem produksinya berupa

makloon atau diupahkan pada penjahit lain. Pada waktu tertentu, seperti lebaran

dan natal penjahit juga tidak mampu melayani semua distro yang ada dan mereka

meminta cash booking yang besar. Kondisi ini membatasi volume penjualan

distro.

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Page 31: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

21BANK INDONESIA

BAB IVASPEK TEKNIS PRODUKSI

4.1. Lokasi Usaha

Distro berkumpul di pusat-pusat keramaian karena banyak pengunjungnya.

Pada mulanya ada satu distro dengan merek terkenal di suatu lokasi. Karena banyak

pengunjung ke sana, maka distro yang lain akan memilih lokasi berdekatan dengan

distro yang sudah terkenal tersebut. Melihat perkembangan pusat-pusat perbelanjaan

di kota Bandung, seorang pemodal kuat dapat menciptakan satu lokasi bisnis jika

ditempat tersebut dibangun beberapa distro miliknya. Hal ini dilakukan oleh Group

Korek Api dalam mengembangkan kawasan bisnis Cihampelas di mana hampir

semua toko-toko pakaian di sepanjang Jl. Cihampelas tersebut milik Group Korek

Api. Di Bandung distro berkembang di beberapa lokasi, seperti Jl. Trunojoyo, Jl. Sultan

Agung, Jl. Riau, dan Jl. Setiabudi. Di Jakarta distro berkembang di wilayah Kemang

dan Tebet. Pada mulanya di kedua lokasi tersebut berkembang restoran dan cafe yang

banyak dikunjungi anak muda, keramaian pengunjung tersebut menarik pengusaha

untuk membangun distro di lokasi tersebut.

4.2. Fasilitas Produksi dan Peralatan

Sebagian besar distro tidak mempunyai alat produksi sendiri. Proses produksi

diserahkan kepada penjahit lain (outsourcing). Namun demikian, pengawasan kualitas

tetap dilakukan oleh pemilik distro. Salah satu ciri distro yang menonjol adalah

pengawasan terhadap kualitas yang ketat untuk menjaga image dari produk yang

dihasilkannya. Peralatan yang dibutuhkan jika suatu distro ingin membuat sendiri

produknya dengan kapasitas 6 lusin (72 potong) T-shirt per hari adalah seperti pada

Tabel 4.1. Mesin-mesin yang digunakan dapat berupa mesin baru atau mesin bekas.

Harga mesin-mesin bekas sekitar separuh dari mesin baru. Total kebutuhan investasi

barang modal antara Rp.8,3 juta sampai dengan Rp.15,8 juta.

Page 32: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

22 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Dari wawancara dengan W. Satrio Aji, pemilik distro dan Yogi Jayakusuma,

manejer Distro diketahui bahwa mereka akan konsentrasi pada penciptaan produk

baru dan pemasarannya, sementara produksi dilakukan dengan cara makloon. Distro

yang dimiliki W. Satrio Aji semula hanya memiliki 7 buah mesin jahit, tetapi sebagian

sudah dijual dan hanya ingin mempunyai satu mesin saja untuk membuat contoh

produk. Sedangkan distro yang di manejeri Yogi Jayakusuma juga sudah menjual

mesin-mesin produksinya.

Tabel 4.1 Kebutuhan Barang Modal(Kapasitas Produksi 6 lusin T-shirt per hari)

Harga/Unit Harga/Unit Nilai NilaiNo. Jenis Peralatan Jumlah Satuan Bekas Baru (Mesin Bekas) (Mesin Baru)

(Unit) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)1 Mesin jahit 1 Unit 2.500.000 5.000.000 2.500.000 5.000.0002 Mesin kam 1 Unit 2.000.000 4.000.000 2.000.000 4.000.0003 Mesin obras 1 Unit 1.500.000 3.000.000 1.500.000 3.000.0004 Mesin pemotong 1 Unit 1.500.000 3.000.000 1.500.000 3.000.0005 Meja Potong 1 Unit 500.000 1.000.000 500.000 1.000.0005 Semprotan 1 Unit 10.000 10.000 10.0006 Hair dryer 1 Unit 50.000 50.000 50.0007 Lampu neon 1 Unit 40.000 40.000 40.0008 Triplek 72 Unit 5.000 360.000 360.0009 Pemasang label 2 Unit 50.000 100.000 100.000

10 Setrika 2 Unit 75.000 150.000 150.00011 Meja Setrika 1 Unit 125.000 125.000 125.00012 Furnitur (meja, kursi) 1 Set 3.000.000 3.000.000

Total 8.835.000 19.835.000 Sumber: 1. Triza Mudita dalam tugas Simulasi Bisnis, 2005

2. Hasil penelitian

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Page 33: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

23BANK INDONESIA

Foto IV.1 Ruang Potong

Foto IV.2 Pola

Page 34: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

24 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Foto IV.3 Mesin Jahit

Foto IV.4 Mesin Obras

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Page 35: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

25BANK INDONESIA

Foto IV.5 Bahan yang sudah disablon dan siap dijahit

Foto IV.6 Sebagian Gudang

Page 36: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

26 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

4.3. Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk kemeja dan T-shirt adalah kain katun

(Combed 30S dan 20S), rayon, dan polyester. Sedangkan untuk jaket juga

menggunakan bahan parasut. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat dua

lusin (24 potong) T-shirt adalah seperti pada Tabel 4.2.

Price tag dan pengaitnya dimasukkan kedalam kelompok bahan baku (bukan

bagian dari packaging) karena price tag memang merupakan bagian dari produk

yang akan dijual. Produk tidak mungkin diproduksi tanpa price tag sebab kode untuk

setiap desain atau batch dipasang pada price tag tersebut.

4.4. Proses Produksi

Proses produksi pembuatan baju kaos (T-shirt) melewati empat tahap, yaitu:

1. Pemotongan: Bahan baku kain dipotong mengikuti pola baju dan menurut

ukuran, yaitu ukuran kecil (small/S), sedang (medium/M), dan besar (large/L).

Pada umumnya distro membuat ketiga ukuran tersebut dan sangat jarang yang

membuat ukuran ekstra kecil (extra small/XS) dan ekstra besar (extra large/XL).

Tabel 4.2 Kebutuhan Bahan BakuUntuk Membuat 2 lusin T-shirt

Harga/Unit**)Bahan Kebutuhan*) Satuan (Rp)

Kain 4,8 Kg 50.000Kerah rip 0,4 Kg 30.000Benang 0,04 Gulung 150.000Label merk 24 Lembar 500Label size 0,12 Gulung 15.000Cat karet 0,08 Liter 40.000Price tag 24 Lembar 400Pengait price tag 0,01 Kotak 25.000

Sumber: *)Triza Mudita dalam tugas Simulasi Bisnis, 2005

**) Hasil penelitian

BAHAN KEBUTUHAN*) SATUAN

Page 37: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

27BANK INDONESIA

2. Penyablonan: Proses selanjutnya adalah proses memberi gambar yang sudah

didesain ke baju dengan menggunakan peralatan sablon. Untuk menyelesaikan

satu batch (24 unit) T-shirt memakan waktu sekitar 3 jam. Penyablonan dilakukan

sebelum penjahitan sebab resiko rusak lebih besar pada tahap penyablonan ini.

3. Penjahitan: Bahan yang sudah disablon kemudian dijahit menjadi baju yang

sudah diberi label di kerahnya. Tahap penjahitan ini sendiri terdiri dari 3 tahap

sebab bahan harus melalui 3 mesin yang berbeda yaitu: mesin kam, mesin obras,

dan mesin jahit.

4. Pengepakan: Kaos yang sudah selesai kemudian diberi price tag berupa stiker

berlogo atau bermerek produk. Tujuannya adalah sebagai alat promosi gratis

melalui konsumen yang ingin menempelkan stiker tersebut di kaca mobil mereka

atau berbagai tempat lainnya. Dibalik stiker tersebut terdapat kode desain kaos

tersebut dan tempat untuk menempelkan harga. Kemudian baju tersebut disetrika

supaya lebih rapi dan sablonannya tidak retak atau pecah-pecah, Selanjutnya,

satu per satu baju tersebut dimasukkan ke dalam plastik agar ketika ditumpuk,

sablon dari setiap baju tidak menempel satu sama lain. Setelah itu, setiap batch

(24 unit) diikat dengan tali rafia dan dikelompokkan agar mudah dibawa dan

didistribusikan. Total waktu yang dibutuhkan untuk memproses (work in process)

tiap batch adalah sekitar 3 jam. Jadi, untuk memproduksi 72 unit T-shirt (3 batch)

dibutuhkan waktu 9 jam.

4.5. Layout Ruangan Produksi

Tata letak ruangan disusun supaya tidak terjadi saling tabrak dalam proses

produksi. Pada umumnya lokasi produksi dan penjualan terpisah. Lokasi produksi

berada di tempat lain, misalnya di rumah pemilik distro sedangkan lokasi toko berada

di pusat keramaian di mana berbagai distro berkumpul di sana. Kebutuhan ruangan

adalah untuk kegiatan produksi (workshop) dan kantor. Pembagian ruangan adalah

sebagai berikut:

Page 38: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

28 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

1. Ruang potong dan sablon: Pemotongan dan penyablonan dapat dilaksanakan

dalam satu ruangan. Dalan ruangan tersedia dua meja besar untuk masing-masing

kegiatan.

2. Ruang jahit dan packaging: Penjahitan dan packaging dapat ditempatkan

dalam satu ruangan pula. Di dalam ruangan ini ditempatkan meja setrika dan 3

mesin jahit.

3. Kantor: Ruang kerja ini dipisah-pisah dengan menggunakan sekat (partisi) untuk

setiap meja kerja atau sesuai kebutuhan. Ruangan lain yang berhubungan dengan

kegiatan kantor adalah ruang rapat dan ruang direktur.

4. Ruang Jemur: Halaman belakang: berfungsi untuk tempat penjemuran.

Layout ruangan produksi adalah seperti pada Gambar IV.1. Dari wawancara

yang dilakukan dengan pemilik distro di Bandung, mereka pada umumnya hanya

mempunyai mesin untuk membuat contoh produk dan tidak mempunyai alat sablon

sendiri. Pada umumnya distro tidak mempunyai workshop sendiri. Proses produksi

diserahkan pada penjahit lain yang sudah mempunyai mesin-mesin yang canggih.

Dengan demikian, pengelola distro hanya berkonsentrasi pada penciptaan desain

produk baru dan pemasarannya. Selain itu, juga menghemat biaya sewa tempat

produksi dan biaya-biaya overhead produksi. Menurut Satrio Aji, pemilik distro, pada

mulanya efisiensi produksi mempunyai mesin produksi sendiri bisa mencapai 30%-

40% dibanding makloon. Tetapi sekarang hanya sekitar 10%-15% saja. Penghematan

tersebut tidak sebanding dengan tenaga dan biaya yang harus ditanggung, terutama

biaya sewa tempat usaha.

4.6. Kebutuhan Bahan Pembantu

Proses sablon memerlukan bahan-bahan pembantu yang diganti setiap 5

sampai 6 bulan sekali, seperti jarum, film, kain screen, dan lain-lain. Bahan-bahan

yang dibutuhkan adalah seperti pada Tabel 4.3.

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Page 39: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

29BANK INDONESIA

Tabel 4.3 Bahan-Bahan Pembantu Proses Sablon

HargaNama Bahan (Rp/Unit)

Jarum (isi 10 pcs) 20.000Film 1.000.000Screen 65.000Rakel 150.000Ulano 25.000Lakban 5.000Busa 30.000Lem kayu 15.000

4.7. Bahan Pembungkus

Bahan lain yang dibutuhkan adalah pembungkus (packaging) berupa kantong

kertas, kantong plastik, dan tali rafia. Produk diikat dan dikelompokkan agar mudah

dibawa oleh konsumen atau didistribusikan ke distro lain. Bahan pembungkus berupa

kantong kertas juga digunakan sebagai alat promosi dengan membubuhkan merek

produk. Distro membuat kantong packaging produknya menggunakan kertas supaya

tidak menimbulkan limbah yang mencemari lingkungan.

4.8. Biaya Perawatan

Setiap mesin di-service sekali dua bulan. Kemudian penggantian aki dinamo

dilakukan sebulan sampai dua bulan sekali. Sedangkan pemberian gemuk (grease)

dilakukan seminggu sekali. Biaya perawatan per bulan (belum termasuk) suku

cadangnya sekitar Rp.500.000 sampai Rp.1.000.000.

Nama Bahan

Page 40: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

30 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Gambar IV.1 Layout Ruangan Produksi

20 m

Garasi

Parkir

Halaman depan

Teras depan

WC

Dapur

R. Administrasi

RuangDirektur

WC

TerasBelakang

Gudang

HalamanBelakang

RuangRapat

Ruang Potong danSablon

Ruang Jahit danPackaging

15 m

20 m

4.9. Kapasitas Produksi

Kapasitas produksi yang digunakan sebagai contoh dalam tulisan ini adalah

adalah 3 batch atau 6 lusin kaos per hari. Tetapi produk yang dibuat sebagai contoh

adalah T-shirt sebanyak 5 lusin per minggu, kemeja, jaket, dan blazer masing-masing

3 lusin per minggu. Walaupun kemampuan produksi 6 lusin per hari, tetapi produksi

disesuaikan dengan kemampuan pemasarannya. Produk sebanyak 14 lusin tersebut

diperkirakan akan habis dalam waktu seminggu.

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Page 41: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

31BANK INDONESIA

Dengan aliran yang continuous, setiap proses dapat dilakukan secara

bersamaan untuk batch kaos yang berbeda selama kapasitas produksi yang ada

mampu mengerjakannya. Tetapi dengan sistem makloon proses produksi lebih mudah

dilakukan, bahkan dalam volume kecil. Oleh karena itu, pada umumnya distro memilih

untuk tidak mempunyai alat produksi sendiri. Tetapi dalam studi lending model distro

ini akan dilakukan perhitungan kelayakan usaha berdasarkan dua pendekatan, yaitu:

a. Produksi dilakukan dengan peralatan alat milik sendiri.

b. Produksi dilakukan melalui penjahit lain (makloon).

4.10. Pengawasan Kualitas

Distro menerapkan pengawasan kualitas yang cukup ketat terhadap produknya

(lihat Gambar IV.2). Pengecekan kualitas dimulai dari pemeriksaan bahan baku oleh

bagian Quality Control yang berada di bawah Bagian Produksi. Pemeriksaan terhadap

barang jadi dilakukan dua kali, yaitu ketika produk selesai dibuat (oleh bagian Quality

Control), kemudian sebelum didistribusikan (oleh Bagian Gudang dan Distribusi). Jika

produk rusak, maka akan dikembalikan kepada penjahit untuk diperbaiki. Produk

yang rusak di gudang akan dijual dengan harga diskon. Produk-produk dengan

kualitas bagus dijual dengan harga premium. Jika produksi dilakukan dengan sistem

makloon, kerusakan barang dapat terjadi dalam kasus sebagai berikut:

1. Bahan baku disediakan oleh distro: Kerusakan produk yang tidak dapat

diperbaiki akan diganti oleh penjahit. Masalahnya, belum tentu bahan yang sama

tersedia di pasar. Penyelesaiannya, upah penjahit dipotong dengan nilai barang

yang rusak. Tetapi konsekuensinya jumlah produk yang dibuat berkurang.

2. Bahan baku disediakan oleh penjahit: Distro dapat mengembalikan produk

yang rusak kepada penjahit untuk diganti. Jika tidak ada penggantinya, maka

distro hanya menerima sebanyak produk yang bagus saja.

Page 42: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

32 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

4.11. Limbah

Produksi pakaian juga menghasilkan limbah berupa sisa-sia potongan kain

(kain paco). Untuk produksi sekitar 20 potong per hari dihasilkan sekitar 10 karung

kain paco per bulan. Limbah ini dijual kepada pihak lain sebagai bahan baku untuk

membuat boneka. Kain paco di jual dengan harga Rp10.000,00 per karung atau

Rp800 per kg. Dalam perhitungan ini, nilai limbah tersebut diabaikan.

Gambar IV.2

Bahan Baku Desain Produksi sendiri

Mark loan

Sablon

KulitasBagus?

Ya

No

Stop

Masuk GudangKulitasBagus?

Ya

No

No

Jual(harga premium)

KulitasBagus?

Cek UlangKualitas

Ya

No

Jual dengan diskon

Skema Pengawasan Kualitas Produk

4.12. Kendala Produksi

Kendala yang dihadapi oleh distro dalam proses produksi antara lain adalah:

1. Distro cenderung untuk tidak mempunyai alat produksi sendiri karena lebih

efisien untuk makloon dibanding mempunyai fasilitas produksi sendiri. Pengelola

atau pemilik distro lebih berkonsentrasi pada penciptaan produk baru dan

pemasarannya. Sementara itu, penjahit dengan mesin-mesin canggih dan bahkan

untuk produk-produk khusus sudah banyak tersedia. Tidak mungkin bagi distro

untuk menyediakan semua peralatan tersebut karena nilai investasinya cukup

mahal. Sebuah distro di Bandung semula mempunyai alat produksi sendiri, tetapi

kemudian di jual karena tidak sanggup mengikuti perkembangan teknologi

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Page 43: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

33BANK INDONESIA

produksi dan ternyata produksi lebih efisien melalui makloon. Distro lainnya juga

sudah menjual mesin-mesinnya dan menyisakan satu mesin jahit dan satu mesin

obras untuk membuat contoh produk. Tetapi penjahit lebih cenderung melayani

pembuatan produk dalam jumlah besar, sementara distro membuat produk dalam

jumlah terbatas, sehingga penjahit lebih mendahulukan pembuatan produk-

produk dalam skala besar.

2. Kualitas bahan baku tidak stabil, sehingga untuk produk-produk yang repeat

order tidak bisa dilayani dengan baik. Tetapi, hal ini tidak menjadi kendala yang

signifikan karena distro membuat produk yang unik dan tidak sama dengan

produksi sebelumnya.

3. Diskon diberikan oleh pemasok (perusahaan tekstil) bila pembelian bahan baku

dilakukan dalam volume besar dan kontinyu, sementara kebutuhan distro hanya

sedikit dan berpindah-pindah dari satu pemasok ke pemasok lain, tergantung

pada motive dan warna bahan yang dibutuhkan, sehingga tidak memperoleh

diskon yang maksimal.

4. Pembayaran atas pembelian baku dilakukan tunai, sehingga membutuhkan modal

kerja yang relatif besar.

Page 44: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

34 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 45: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

35BANK INDONESIA

BAB VASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI

5.1. Jumlah Karyawan

Jumlah tenaga kerja dibagi atas karyawan tetap dan tidak tetap. Jumlah

karyawan distro sangat tergantung pada besar-kecilnya usaha tersebut dan scope

kegiatannya (produksi, pemasaran, dan administrasi). Distro yang membuat

produknya dengan sistem makloon mempunyai mempunyai karyawan yang lebih

sedikit dibandingkan dengan yang mempunyai unit produksi sendiri karena karyawan

hanya untuk desain dan pemasaran. Karyawan pemasaran, khsususnya pelayan toko

berstatus titak tetap. Jumlahnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan. Sedangkan

karyawan tetap hanya sekitar 5 sampai 10 orang saja. Sebagai contoh, jumlah

karyawan distro yang mempunyai unit produksi sendiri ada sebanyak 25 orang, yang

terdiri dari 15 orang karyawan tetap dan 10 orang karyawan tidak tetap dengan

rincian seperti pada Tabel 5.1. Jumlah karyawan sesuai dengan organisasi perusahaan

dikelompokkan seperti pada Bagan Organisasi pada Gambar V.1.

Karyawan bagian produksi di bawah kendali manager produksi dengan tugas

meliputi: pemotongan, penyablonan, dan penjahit. Sedangkan karyawan operasional

dibagi atas kegiatan toko, promosi dan desain, serta gudang dan distribusi. Manejer

toko membawahi kegiatan toko dan pelayannya. Jumlah pelayan dapat ditambah

atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Pada hari Senin dan Selasa hanya digunakan

5 orang pelayan. Pada akhir pekan (Jumat-Sabtu-Minggu) jumlah pelayan ditambah

menjadi 7 orang.

Manejer promosi dan desain membuat rancangan pakaian, melakukan

promosi, membuat dan mengikuti event promosi, seperti bazar dan pameran yang

diadakan oleh KICK. Manejer promosi dan desain juga bertanggung jawab terhadap

pengendalian kualitas. Produk yang diterima dari bagian produksi akan diperiksa satu

per satu oleh bagian promosi dan desain. Jika ditemukan kesalahan, akan dikembalikan

ke bagian produksi untuk diperbaiki.

Page 46: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

36 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI

Manejer gudang dan distribusi bertanggung jawab terhadap penyaluran

produk baik yang dijual di toko sendiri, konsinyasi, dan pengiriman ke daerah lain.

Selain itu, bagian gudang dan distribusi juga bertanggung jawab untuk memeriksa

kembali kualitas produk sebelum dipajang di toko, dikirimkan atau dititipkan

diberbagai distro lain. Karyawan di bagian produksi, toko, dan distribusi ada yang

bekerja dua shift per hari, khususnya pada akhir pekan dan acara bazar. Sedangkan

jam kerja bagian desain tidak diatur dengan tegas, karena ide desain dapat muncul

setiap waktu. Bagian desain dituntut untuk menciptakan desain produk yang bagus,

biasanya sekitar 10 sampai 15 desain setiap bulan. Sebagai contoh, sebuah distro

membuat sekitar 50 desain produk baru setiap bulan.

Tabel 5.1 Jumlah Karyawan Distro BandungKaryawan Karyawan

Jabatan Tetap Tidak Tetap Jumlah(Orang) (Orang) (Orang)

Direktur 1 1Wakil Direktur 1 1Staf Administrasi 2 2Bagian Desain & PromosiManejer Desain & Promosi 1 1Staf Desain 1 1Bagian ProduksiManejer Produksi 1 1Staf Produksi 4 4Bagian TokoManejer Toko 1 1Pelayan 0 7 7Bagian Gudang & DistribusiManejer Distribusi 1 1Staf Distribusi 2 3 5Jumlah 15 10 25

Sumber: Distro, Hasil Survei

5.2. Penggajian

Dari penelitian yang dilakukan terhadap tiga distro di Bandung diketahui bahwa

sistem penggajian terdiri dari gaji pokok dan uang makan. Untuk karyawan tetap,

upah minimum adalah sebesar UMR, yaitu Rp.700.000 sampai dengan Rp.800.000

Jumlah(Orang)

Page 47: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

37BANK INDONESIA

per bulan. Sedangkan gaji manejer rata-rata Rp.2.000.000 per bulan. Karyawan

tidak tetap digaji Rp.100.000 per hari. Perusahaan memberikan uang makan kepada

karyawan baik berupa uang maupun natura dengan nilai sekitar Rp.7.000 sampai

dengan Rp.8.000 per hari. Untuk menghemat biaya, distro dapat menyediakan

catering senilai Rp.5.000 untuk sekali makan. Jam kerja karyawan pada hari Senin

dan Selasa adalah satu shift, sedangkan hari Rabu sampai dengan Minggu dua shift.

Upah lembur 1,5 kali upah jam kerja biasa. Hari kerja setiap karyawan diatur 5 hari

per minggu dan 2 hari libur, kecuali designer tidak ditentukan hari kerjanya.

Gambar V.1 Bagan Organisasi Distro Bandung

Manejer Toko

Direktur

Wakil Direktur Staf Administrasi

Manejer Produksi

Pelayan

Manejer Promosi & Desain

Manejer Gudang & Distribusi

Staf Penjahit Staf Desain Staf Distribusi

Sumber: Distro, Bandung.

Untuk perhitungan kelayakan usaha distro dengan sistem makloon akan

digunakan struktur karyawan dan penggajian seperti pada Tabel 5.2. Jumlah karyawan

dan penggajian tersebut berpedoman pada struktur organisasi dan penggajian pada

Page 48: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

38 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

distro dengan sedikit penyesuaian, seperti meniadakan wakil direktur. Jika distro

mempunyai unit produksi sendiri, maka dibutuhkan 9 orang karyawan dan satu orang

manejer untuk menangangi kegiatan tersebut (lihat Tabel 5.3 dan Tabel 5.4).

Tabel 5.2 Perkiraan Jumlah dan Gaji Karyawan Distro (Sistem Makloon)Karyawan Gaji Uang Makan Total Total Total

Jabatan Tetap Kar. Tetap Per orang Gaji Uang Makan Gaji & U. Makan(Orang) (Rp/Bulan) (Rp/Hari) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun)

Direktur 1 2.500.000 0 30.000.000 0 30.000.000Staf Administrasi 2 800.000 7.000 19.200.000 1.820.000 21.020.000Bagian Desain & PromosiManejer Desain & Promosi 1 2.000.000 0 24.000.000 0 24.000.000Staf Desain 1 800.000 7.000 9.600.000 1.820.000 11.420.000Bagian ProduksiManejer ProduksiStaf ProduksiBagian TokoManejer Toko 1 1.500.000 0 18.000.000 0 18.000.000Pelayan 3 800.000 7.000 28.800.000 1.820.000 30.620.000Bagian Gudang & DistribusiManejer Distribusi 1 1.500.000 0 18.000.000 0 18.000.000Staf Distribusi 2 700.000 7.000 16.800.000 1.820.000 18.620.000Jumlah 12 10.600.000 164.400.000 7.280.000 171.680.000Catatan:Hari kerja karyawan 5 hari dalam seminggu.

Tabel 5.3 Perkiraan Jumlah dan Gaji Karyawan Distro (Sistem Produksi Sendiri)Karyawan Gaji Uang Makan Total Total Total

Jabatan Tetap Kar. Tetap Per orang Gaji Uang Makan Gaji & U. Makan(Orang) (Rp/Bulan) (Rp/Hari) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun) (Rp/Tahun)

Direktur 1 2.500.000 30.000.000 0 30.000.000Staf Administrasi 2 800.000 7.000 19.200.000 1.820.000 21.020.000Bagian Desain & PromosiManejer Desain & Promosi 1 2.000.000 24.000.000 0 24.000.000Staf Desain 1 800.000 7.000 9.600.000 1.820.000 11.420.000Bagian ProduksiManejer Produksi 1 2.000.000 24.000.000 0 24.000.000Staf Produksi 9 800.000 7.000 86.400.000 1.820.000 88.220.000Bagian TokoManejer Toko 1 1.500.000 18.000.000 0 18.000.000Pelayan 3 800.000 7.000 28.800.000 1.820.000 30.620.000Bagian Gudang & DistribusiManejer Distribusi 1 1.500.000 18.000.000 0 18.000.000Staf Distribusi 2 700.000 7.000 16.800.000 1.820.000 18.620.000Jumlah 22 13.400.000 274.800.000 9.100.000 283.900.000

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI

Page 49: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

39BANK INDONESIA

Tabel 5.4

Perkiraan Jumlah Karyawan Bagian Produksi

JumlahTugas/Jabatan (Orang)

Manejer Produksi 1Tukang Potong 1Tukang Obras 1Tukang Jahit 1Tukang Kam 1Tukang Sablon 3Tukang Strika 1Petugas Gudang dan Pengepakan 1Total 10

5.3. Pelatihan

Karyawan distro pada umumnya berpendidikan S1, D3 dan SMA dengan

usia antara 15-45 tahun. Pelatihan untuk karyawan disesuaikan dengan bidang

pekerjaannya, baik yang dilaksanakan oleh perusahaan sendiri (internal) maupun

oleh pihak lain di luar perusahaan. Dalam bidang pemasaran, pelatihan lebih banyak

ditekankan pada cara menjual dan pengenalan produk. Untuk tenaga administrasi

diberikan pelatihan pengoperasian komputer, kursus kasir, dan mengikuti seminar

manajemen untuk manejer. Untuk bagian produksi diberikan pelatihan tentang cara

mencuci, pembuatan pola dan teknik produksi lain yang dibutuhkan.

Tenaga produksi pada umumnya menekuni pekerjaannya sebagai penjahit

karena hobby. Dalam recruitment karyawan pada distro juga dilakukan psikotes.

Hasilnya cukup efektif dalam mendapatkan karyawan yang tepat, sehingga turnover

karyawan menjadi jauh lebih rendah dibandingkan dengan cara recruitment tanpa

psikotes. Biaya-biaya untuk pelatihan karyawan diasumsikan sudah tercakup dalam

biaya operasional perusahaan.

Tugas/Jabatan

Page 50: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

40 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

ASPEK SUMBER DAYA MANUSIA DAN ORGANISASI

5.4. Biaya-biaya Perizinan

Untuk mendirikan sebuah distro dibutuhkan perzinan dan dokumen-dokumen

yang disyaratkan oleh pemerintah, seperti Akte Pendirian Usaha, Surat Izin Usaha

dan Perdagangan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), Surat izin dari BKPMD,

Surat izin Domisili, dan lain-lain. Biaya-biaya untuk mendapatkan dokumen perizinan

tersebut adalah seperti pada Tabel 5.5. Total biaya dokumen pendirian dan perizinan

diperkirakan sebesar Rp13,1 juta.

Tabel 5.5

Biaya-biaya Perizinan

BiayaJenis Biaya (Rp)

Akte Notaris 9.000.000SIUP 1.500.000NPWP 0Izin BKPM 2.000.000Izin Domisili dari RT/Camat 500.000Lain-lain 100.000Total 13.100.000

Jenis Biaya

Page 51: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

41BANK INDONESIA

BAB VIASPEK KEUANGAN

6.1. Pemilihan Pola Usaha

Model usaha distro dapat dibagi atas dua bagian, yaitu distro dengan unit

produksi tersendiri dan sistem makloon. Pada umumnya distro tidak memiliki peralatan

produksi sendiri karena:

Beragamnya produk yang dibuat sehingga tidak ekonomis kalau memiliki semua a.

mesin-mesin untuk berbagai jenis produk tersebut karena biaya investasinya

mahal.

Tidak bisa mengikuti perkembangan teknologi produksi yang semakin canggih.b.

Biaya SDM yang semakin mahal.c.

Distro yang menjadi responden studi ini, semula mempunyai mesin-mesin dan

alat produksi sendiri sekarang hanya mempunyai satu mesin jahit dan satu mesin

obras untuk membuat contoh produk saja. Disro lainnya juga sudah menjual semua

mesin jahitnya. Dalam studi lending model ini dilakukan perhitungan kelayakan untuk

kedua pendekatan tersebut, yaitu distro mempunyai alat produksi sendiri dan tanpa

alat produksi sendiri (makloon).

Distro dikelompokan sebagai industri kreatif. Persaingan ditekankan pada

desain, tema yang diusung dalam desain dan kualitas produk yang ditujukan untuk

kelompok atau komunitas tertentu, misalnya pencinta skateboard, sepeda BMX,

musik indie, musik rock, penggemar mobil VW Combi, pecinta lingkungan hidup dan

sebagainya. Desain produk, khususnya pakaian berubah-ubah setiap waktu. Dalam

sebulan dibuat beberapa bahkan puluhan desain produk baru, sementara produk

dengan desain lama tidak diproduksi lagi. Produk dibuat dalam jumlah terbatas

sehingga terkesan eksklusif dan dijual dengan harga yang lebih mahal dari produk

yang dibuat secara massal.

Page 52: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

42 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Sebagai sebuah industri kreatif, nilai yang melekat pada produk-produk

distro sangat ditentukan oleh desain dan kualitasnya. Oleh karena itu, pengusaha

distro lebih fokus pada penciptaan desain produk baru, kualitas, dan pemasarannya.

Sementara proses produksinya, yaitu sablon dan penjahitan diupahkan pada pihak lain

(outsourcing). Dalam perkembangan suatu distro, pada tahap awal dimulai dengan

menjual produk-produk distro lain dengan sistem konsinyasi sambil mengembangkan

produk-produk rancangan sendiri.

6.2. Asumsi-Asumsi Perhitungan

Analisis kelayakan usaha ini sangat tergantung pada asumsi-asumsi yang

digunakan yang meliputi aspek produksi, pemasaran, SDM, dan keuangan yang

mempengaruhi biaya dan pendapatan usaha. Asumsi-asumsi dan parameter yang

digunakan didasarkan pada hasil survei lapangan, hasil studi, data sekunder, dan

wawancara dengan pengusaha distro seperti pada Tabel 6.1. Distro beroperasi

sepanjang waktu. Hari libur dan persiapan perayaan lebaran, natal, dan hari-hari

besar lainnya merupakan kesempatan bagi distro untuk menjual produknya sebanyak-

banyaknya. Jadi, dalam perhitungan ini diasumsikan hari kerjanya adalah 360 hari.

T-shirt adalah produk yang paling banyak dijual oleh distro, tetapi porsi

penjualan T-shirt setiap distro berbeda-beda. Porsi penjualan T-shirt distro Ian’s Report

sekitar 70%, sedangkan pada distro lainnya sekitar 40%. Data-data (parameter) pada

Tabel 6.1 adalah untuk produksi 5 lusin T-shirt per minggu, sedangkan kemeja, jaket

dan blazer masing-masing 3 lusin per minggu. Pertimbangan ini diambil karena tiga

distro yang disurvei menjual produknya rata-rata 10 potong T-shirt per hari. Pada

akhir minggu (Sabtu dan Minggu) penjualan bisa mencapai 30 potong, tetapi untuk

perhitungan yang konservatif, kita asumsikan penjualan rata-rata 10 potong per hari

dan produksi dilakukan secara makloon. Sedangkan produk lain, rata-rata separuh

dari penjualan T-shirt.

ASPEK KEUANGAN

Page 53: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

43BANK INDONESIA

Jika distro diasumsikan mempunyai peralatan produksi sendiri, maka produk

yang dibuat diasumsikan hanya T-shirt. Perhitungan volume penjualannya didasarkan

pada nilai penjualan pada pola usaha makloon di atas kemudian dibagi dengan harga

jual per unit, sehingga diperoleh volume penjualan dalam seminggu.

Kegiatan usaha diproyeksikan untuk 5 tahun kedepan yang disesuaikan

dengan perkiraan umur ekonomis barang modalnya. Dari wawancara yang dilakukan

dengan pemilik distro diketahui bahwa biaya produksi sendiri lebih rendah sekitar

10%-15% dari biaya makloon. Harga jual ditetapkan berdasarkan harga pokok

penjualan ditambah dengan biaya operasional dan margin. Sacara rata-rata harga

jual 100% atau dua kali lipat di atas biaya produksinya.

Page 54: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

44 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

ASPEK KEUANGAN

Tabel 6.1 Asumsi Parameter Teknis dan Keuangan

No. Asumsi Satuan Nilai/Jumlah1 Periode Proyek Tahun 52 Hari kerja per tahun Hari 3603 Kapasitas produksi/minggu

a T-shirt Lusin 5b Kemeja Lusin 3c Jaket Lusin 3d Blazer Lusin 3

4 Tenaga Kerjaa Tetap Orang 20b Tidak Tetap Orang 10

5 Biaya Produksi (Maklon)T-shirt Rp/Potong 35.000Kemeja Rp/Potong 45.000Jaket Rp/Potong 100.000Blazer Rp/Potong 75.000

6 Harga Juala T-shirt Rp/Potong 70.000b Kemeja Rp/Potong 90.000c Jaket Rp/Potong 200.000d Blazer Rp/Potong 150.000

7 Penjualana Penjualan Tunai % 90b Kredit % 10c Kredit Penjualan Hari 30d Pembelian Bahan Baku Tunai % 100e Kredit Hari 0f Kredit Pembelian Hari 0

g Pembayaran kepada penjahit dan sablon Hari 15-308 Diskon atas pembelian tunai (vol. besar) % 20%-30%9 Diskon untuk penjualan konsinyasi % 20%10 Pendanaan

a Kebutuhan Barang ModalModal Sendiri % 30,0%Pinjaman Bank % 70,0%Jangka waktu pinjaman (tenor) Tahun 3

b Modal KerjaModal Sendiri % 30,0%Pinjaman Bank % 70,0%Jangka waktu pinjaman (tenor) Tahun 1 (roll over)

11 Tingkat Bunga Pinjamana Kredit Investasi % 16,0%b Modal Kerja % 16,0%c Biaya provisi KI dan KMK % 1,0%

(Makloon)

Page 55: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

45BANK INDONESIA

6.3. Biaya Investasi Barang Modal dan Modal Kerja

Biaya yang dibutuhkan untuk memulai usaha distro terdiri dari biaya investasi

barang modal, perizinan, biaya-biaya administrasi selama periode pembangunan,

modal kerja untuk sewa tempat dan pembelian bahan baku.

6.3.1. Biaya Investasi Harta Tetap

Biaya untuk membangun usaha distro meliputi biaya perizinan dan pengadaan

harta tetap. Biaya perizinan dan dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah Akte

Pendirian Usaha, Surat Izin Usaha dan Perdagangan (SIUP), Nomor Pokok Wajib Pajak

(NPWP), Surat izin dari BKPMD, Surat izin Domisili, dan lain-lain. Biaya-biaya untuk

mendapatkan dokumen perizinan tersebut adalah seperti pada Tabel 6.2. Total biaya

dokumen pendirian dan perizinan diperkirakan sebesar Rp.13.100.000 juta.

Pembangunan sebuah distro memakan waktu sekitar dua bulan. Lamanya

waktu persiapan ini juga tergantung pada besar kecilnya toko dan interior desain yang

diinginkan. Desain dan asesories distro sangat erat dengan tema yang diusungnya dan

komunitas yang akan dilayaninya, tetapi pada umumnya toko-toko distro menerapkan

konsep minimalis.

Selain biaya dokumen perizinan, selama periode pembangunan juga

dikeluarkan biaya untuk upah/gaji dan biaya administrasi lainnya yang besarnya

diperkirakan sekitar Rp.3.000.000. Biaya perizinan dan biaya praoperasi lainnya

dianggap sebagai sunk cost sehingga tidak diperhitungkan sebagai biaya investasi

dan tidak mempengaruhi kelayakan usaha.

Untuk memulai usaha distro tidak diperlukan peralatan yang banyak dan

mahal. Peralatan yang perlu dimiliki hanyalah sebuah mesin jahit untuk membuat

contoh produk (sample). Jika kita membuat model usaha yang ideal, maka pengadaan

barang modal membutuhkan dana yang cukup besar, yaitu untuk membeli berbagai

jenis mesin dan kendaraan operasional.

Page 56: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

46 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

ASPEK KEUANGAN

Dalam contoh model makloon ini diasumsikan mesin jahit dan obras masing-

masing satu unit senilai Rp.8.000.000 (harga mesin baru), kendaraan berupa sepeda

motor sebanyak 2 unit senilai Rp.25.000.000. Biaya sewa toko sekitar Rp.75.000.000

per tahun. Biaya sewa ini berpedoman pada bangunan di sepanjang Jalan Trunojoyo

Bandung dengan ukuran 15mx10m atau Rp.500.000 pe m2 per tahun. Biaya renovasi

sangat bervariasi tergantung pada lokasi, besarnya ruangan, interior design, dan

bahan yang digunakan. Sebagai contoh, biaya renovasi sebuah distro seluas 5mx11m

adalah Rp.150.000.000. Sedangkan biaya renovasi distro lainnya seluas 6mx10m

adalah Rp.100.000.000. Kedua distro tersebut terletak bertetangga di Jl. Trunojoyo

Bandung.

Peralatan toko seperti cash register, gantungan baju, dan lain-lain senilai

Rp.10.000.000. Peralatan kantor dan administrasi seperti komputer, printer, brankas

kecil, file cabinet, telepon, mesin faks, tabung pemadam kebakaran, peralatan pantry

dan lain-lain diperkirakan Rp 25.000.000. Furnitur berupa meja dan kursi kerja untuk

manejer dan karyawan sebanyak 4 set senilai Rp 10.000.000. Total biaya perizinan,

biaya praoperasi, biaya sewa, dan harta tetap adalah Rp 194.100.000. Rencana

penarikan dana untuk kebutuhan investasi harta tetap dapat dilihat pada Lampiran

L1 (Tabel L1.1 dan L1.2).

Jika distro mempunyai peralatan produksi sendiri, maka total biaya investasi

menjadi Rp 205.935.000. Perbedaan tersebut hanya pada investasi mesin dan

peralatannya.

Tabel 6.2 Biaya Pendirian dan Biaya Harta Tetap Usaha Distro

ProduksiNo. Uraian Maklon Sendiri1 Biaya Perzinan dan Praoperasi 16.100.000 16.100.0002 Tanah 0 03 Bangunan (Renovasi Toko) 100.000.000 100.000.0004 Mesin-mesin dan Peralatan 8.000.000 19.835.0005 Kendaraan 25.000.000 25.000.0006 Peralatan Toko 10.000.000 10.000.0007 Peralatan kantor 25.000.000 25.000.0008 Furniture 10.000.000 10.000.000

Total 194.100.000 205.935.000

Uraian MakloonNo.

Page 57: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

47BANK INDONESIA

6.3.2. Biaya Produksi, Biaya Operasional, dan Modal Kerja Awal

Biaya produksi meliputi biaya bahan baku, upah tenaga kerja produksi,

biaya listrik, telepon, perawatan mesin dan peralatan. Biaya produksi akan

mempengaruhi harga pokok penjualan, sedangkan biaya operasional meliputi biaya-

biaya administrasi untuk mendukung aktifitas usaha dan pemasaran, seperti biaya

gaji tenaga administrasi, pelayan toko (pramuniaga), biaya komunikasi, transportasi,

dan perawatan toko akan mempengaruhi laba rugi perusahaan. Biaya produksi dan

operasional dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap dan variabel. Pengelompokkan

biaya ini akan digunakan untuk menghitung titik penjualan pulang pokok (breakeven

sales).

Modal kerja pada awal periode adalah untuk membeli bahan baku dan biaya-

biaya untuk membuat produk yang sudah dimulai pada periode awal. Produk baru

dikeluarkan setiap minggu. Kebutuhan dana (modal kerja) yang dicadangkan biasanya

dua kali dari kebutuhan produksi atau untuk kebutuhan operasi selama dua minggu.

Kebutuhan modal kerja awal kedua pola usaha distro tersebut adalah seperti pada

Tabel 6.3. Kebutuhan dana untuk pembelian bahan baku dan proses produksinya

selama dua minggu dengan sistem makloon adalah Rp 18.240.000. Sedangkan

untuk sewa toko sebesar Rp75.000.000 per tahun yang dibayarkan di muka. Jadi,

total modal kerja yang dibutuhkan pada awal periode adalah Rp 93.240.000.

Jika distro mempunyai peralatan produksi sendiri, maka dibutuhkan ruangan

produksi (rumah) yang dikontrak di pinggiran kota. Sebagai contoh, biaya sewa rumah

di pinggir kota Bandung sekitar Rp25.000.000 setahun, sehingga total modal kerja

yang dibutuhkan pada periode awal adalah Rp112.558.915. Jumlah modal kerja untuk

kedua pola usaha tersebut berbeda karena selain ada perbedaan dalam biaya sewa

tempat juga nilai barang jadi produksi sendiri lebih rendah dari pada sistem makloon.

Proyeksi kebutuhan modal kerja selengkapnya adalah seperti pada Lampiran L1 Tabel

L1.3, Tabel L1.4 dan L1.5. Bagi pengusaha distro yang menggunakan rumah sendiri

untuk berproduksi dan toko, biaya sewa tetap diperhitungkan sebagai kebutuhan

modal kerja, tetapi dalam prakteknya, pinjaman hanya untuk pembelian bahan baku

saja.

Page 58: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

48 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

ASPEK KEUANGAN

Tabel 6.3 Modal Kerja AwalProduksi

No. Uraian Maklon Sendiri(Rp) (Rp)

1 Bahan baku 0 6.254.0402 Bahan Dalam Proses 0 598.0443 Barang Jadi 18.240.000 12.558.9154 Biaya Sewa Toko 75.000.000 100.000.000

Total 93.240.000 112.558.915

6.3.3. Pendanaan Investasi Harta Tetap dan Modal Kerja

Kebutuhan dana untuk harta tetap dan modal kerja awal didanai dengan

pinjaman bank dan modal sendiri dengan porsi masing-masing 70% dan 30%,

sehingga total kebutuhan dan sumber pendanaan usaha distro dengan sistem

makloon dan sistem produksi sendiri adalah seperti pada Tabel 6.4 dan Tabel 6.5.

Rencana penarikan dana investasi harta tetap lihat pada Lampiran L1 (Tabel L1.1 dan

Tabel L1.2). Jangka waktu pinjaman kredit investasi adalah 3 tahun. Tingkat bunga

pinjaman investasi harta tetap dan modal kerja diasumsikan sama besar, yaitu 16%

per tahun dan biaya provisi kredit 1% dari pinjaman. Biaya provisi kredit investasi

dibayarkan hanya sekali, yaitu pada saat kredit pertama kali dicairkan, sedangkan

biaya provisi pinjaman modal kerja dibayarkan setiap tahun yang diperhitungkan

terhadap besarnya pinjaman modal kerja yang ditarik (pinjaman outstanding).

Biaya bunga selama periode pembangunan dapat dilihat pada Lampiran 1

Tabel L1.1 dan Tabel L1.2. Perhitungan cicilan dan biaya bunga kredit investasi selama

periode pinjaman untuk sistem makloon dan sistem produksi sendiri adalah seperti

pada Tabel 6.6 dan Tabel 6.7. Cicilan dan biaya bunga dihitung flat. Rincian rencana

pembayaran cicilan dan biaya bunga pinjaman bulanan dapat dilihat pada Lampiran

L1 (Tabel L1.4 dan Tabel L1.5). Sedangkan pinjaman modal kerja adalah untuk jangka

waktu satu tahun, tetapi dapat diperpanjang (rollover) setiap tahun.

Total modal sendiri yang dibutuhkan pada awal periode dengan sistem

makloon adalah Rp81.372.000, sedangkan dengan sistem produksi sendiri adalah

Rp 94.922.500. Dalam kebutuhan dana tersebut belum termasuk biaya perizinan,

MakloonRp

Page 59: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

49BANK INDONESIA

biaya bunga, biaya provisi pinjaman, upah/gaji, dan biaya administrasi pada periode

pembangunan. Setelah memperhitungkan biaya-biaya tersebut, maka kebutuhan

dana yang harus disediakan oleh pemilik pada awal periode adalah Rp101.732.013

untuk sistem makloon dan Rp113.510.315 untuk sistem produksi sendiri (lihat Proyeksi

Neraca pada Lampiran L1 Tabel L1.14 dan Tabel L1.15).

Tabel 6.4

Pembelanjaan Investasi Harta Tetap dan Modal Kerja

(Sistem Makloon)

Besarnya Besarnya TotalKomponen Biaya Porsi (Rp) Porsi (Rp) (Rp)Pinjaman Bank 70% 124.600.000 70% 65.268.000 189.868.000Modal Sendiri 30% 53.400.000 30% 27.972.000 81.372.000Total 100% 178.000.000 100% 93.240.000 271.240.000

Investasi Barang Modal Modal Kerja

Tabel 6.5

Pembelanjaan Investasi Harta Tetap dan Modal Kerja

(Sistem Produksi Sendiri)

Besarnya Besarnya TotalKomponen Biaya Porsi (Rp) Porsi (Rp) (Rp)Pinjaman Bank 70% 132.884.500 70% 65.268.000 198.152.500Modal Sendiri 30% 56.950.500 30% 27.972.000 84.922.500Total 100% 189.835.000 100% 93.240.000 283.075.000

Modal KerjaInvestasi Barang Modal

Tabel 6.6

Cicilan dan Biaya Bunga Kredit Investasi

(Sistem Makloon)

Uraian 0 1 2 3Pokok pinjaman 124.600.000 89.056.869 47.826.837 0Biaya Bunga 19.936.000 14.249.099 7.652.294Cicilan 35.543.131 41.230.032 47.826.837Biaya Bunga dan Cicilan 55.479.131 55.479.131 55.479.131

Komponen BiayaPorsi

Total(Rp)Porsi

Komponen BiayaPorsi Porsi

Total(Rp)

Uraian

Page 60: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

50 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

ASPEK KEUANGAN

Tabel 6.7

Cicilan dan Biaya Bunga Kredit Investasi

(Sistem Produksi Sendiri)

Uraian 0 1 2 3Pokok pinjaman 132.884.500 94.978.150 51.006.784 0Biaya Bunga 21.261.520 15.196.504 8.161.085Cicilan 37.906.350 43.971.366 51.006.784Biaya Bunga dan Cicilan 59.167.870 59.167.870 59.167.870

6.4. Produksi dan Penjualan

Asumsi perhitungan ini didasarkan pada produksi T-shirt, kemeja, jaket, dan

blazer. Tshirt dibuat sebanyak 5 lusin per minggu, sedangkan kemeja, jaket, dan blazer

sebanyak 3 lusin per minggu. Dari survei yang dilakukan diketahui bahwa untuk

setiap desain produk distro hanya dibuat sebanyak dua sampai lima lusin saja. Volume

produksi distro ditentukan oleh kemampuan dalam menciptakan desain produk baru

dan modal kerja yang dimiliki. Karena pada umumnya distro tidak mempunyai alat

produksi sendiri, maka volume produksinya juga ditentukan oleh kapasitas produksi

penjahit yang juga melayani distro-distro lainnya.

Jenis produk yang dibuat dan dijual oleh distro sangat beragam, terutama

pakaian dan pernak-pernik asesoriesnya baik yang dibuat sendiri maupun titipan orang

lain (konsinyasi) dan barang-barang impor. Pembatasan asumsi tentang jenis produk

dan volume penjualannya hanya merupakan contoh model usaha yang didasarkan

pada tiga distro yang disurvei.

Perhitungan dapat dibuat untuk berbagai jenis dan volume produksi dan

penjualan, sehingga nilai penjualannya memenuhi kriteria kelompok usaha yang

digariskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dimana nilai penjualan kelompok usaha mikro

paling banyak Rp300.000.000, kelompok usaha kecil Rp300.000.000 sampai

Rp2.500.000.000, dan kelompok usaha menengah Rp2.500.000.000 sampai

Rp50.000.000.000 per tahun.

Uraian

Page 61: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

51BANK INDONESIA

Volume dan nilai penjualan pada contoh model usaha ini adalah seperti pada

Tabel 6.8. Total penjualan adalah Rp948.480.000 yang dihasilkan dari penjualan 5

lusin T-shirt per minggu, kemeja, jaket dan blazer masing-masing 3 lusin per minggu.

Harga jual ditetapkan berdasarkan biaya produksi ditambah dengan biaya operasional,

biaya desain dan margin. Secara total harga jual dua kali biaya produksinya. Sesuai

dengan kriteria UU No.20 di atas, usaha ini termasuk kelompok usaha kecil.

Tabel 6.8

Produksi dan Penjualan Distro Per Tahun

BiayaNo. Produk Penjualan Produksi Margin Harga Jual Penjualan

(Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (Rp)1 T-shirt 3.120 35.000 100,0% 70.000 218.400.0002 Kemeja 1.872 45.000 100,0% 90.000 168.480.0003 Jaket 1.872 75.000 100,0% 150.000 280.800.0004 Blazer 1.872 75.000 100,0% 150.000 280.800.000

Total 230.000 948.480.000

Untuk membandingkan kinerja keuangan sistem makloon dan sistem produksi

sendiri, diasumsikan bahwa distro hanya memproduksi T-shirt, tetapi dengan nilai

penjualan yang tetap sama seperti semula, yaitu Rp948.480.000. Untuk mendapatkan

nilai penjualan tersebut harus dijual sebanyak 22,7 lusin atau 13.550 unit T-shirt

dalam setahun.

6.5. Proyeksi Rugi Laba dan Break Even Sales

Proyeksi laba rugi adalah dengan sistem makloon dan sistem produksi sendiri

dapat dilihat pafa Lampiran L1 Tabel L1.6 dan Tabel L1.7. Dari kedua proyeksi laba

rugi tersebut tampak bahwa usaha ini memberikan laba bersih yang positif. Volume

penjualan dipengaruhi pula oleh diskon dan biaya pemasaran yang dikeluarkan.

Dari studi yang dilakukan diketahui bahwa distro memberikan diskon atas penjualan

tunai antara 10%-35% dan biaya pemasaran antara Rp 2.000.000 sampai dengan

Rp10.000.000 per bulan.

Page 62: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

52 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Biaya operasional yang dirasakan sangat memberatkan bagi pengusaha distro

adalah biaya sewa toko dan cenderung meningkat setiap tahun. Dalam perhitungan

ini biaya sewa diasumsikan tetap sebesar Rp 75.000.000 per tahun. Selain itu,

biaya pemasaran juga relatif besar, yaitu 8,5% terhadap nilai penjualan. Jika distro

menerapkan sistem produksi makloon, maka selama proyeksi lima tahun ke depan

rasio laba bersih terhadap penjualan (profit margin) diperkirakan hanya sekitar 5,7%-

7,5% per tahun. Sedangkan dengan sistem produksi sendiri dapat diperoleh sekitar

19,6% -21,5%.

Proyeksi harga pokok penjualan dengan sistem makloon dan sistem produksi

sendiri dapat dilihat pada Lampiran L1 Tabel L1.8 dan Tabel L1.9. Biaya produksi

T-shirt per unit dengan sistem produksi sendiri diperhitungkan sekitar 32,9% lebih

rendah dari biaya produksi sistem makloon atau Rp23.834 per unit. Sedangkan biaya

produksi dengan sistem makloon sebesar Rp35.525 per unit (sudah termasuk biaya

transportasi dan bongkar muat).

Perhitungan titik penjualan pulang pokok (breakeven sales) sistem makloon

dan sistem produksi sendiri adalah seperti pada Lampiran L1 Tabel L1.10 dan Tabel

L1.11. Tampak bahwa titik pulang pokok pada sistem makloon dicapai pada penjualan

rata-rata Rp776.030.214 per tahun atau sekitar 81,8% dari penjualan per tahun.

Sedangkan dengan sistem produksi sendiri penjualan pulang pokok rata-rata pada

Rp592.206.400 atau 62,4% dari penjualan per tahun.

Jika distro hanya menjual T-shirt, maka titik pulang pokok dengan sistem

makloon dicapai pada penjualan sebanyak 30 potong per hari atau senilai Rp2.100.000

per hari. Sedangkan dengan sistem produksi sendiri dicapai pada pada penjualan

sebanyak 24 potong per hari atau Rp1.680.000 per hari.

6.6. Proyeksi Arus Kas Operasional

Proyeksi arus kas (cash flow) operasional dengan metode langsung (direct

method) adalah seperti pada Lampiran L1 Tabel L1.12 dan Tabel L1.13. Tampak bahwa

usaha ini dapat memberikan arus kas yang positif dan tidak ada tambahan pinjaman

ASPEK KEUANGAN

Page 63: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

53BANK INDONESIA

baru selama periode proyeksi. Dalam menguji kelayakan usaha, selain memperhatikan

net present value (NPV) yang positif, juga perlu diperhatikan supaya tidak terjadi cash

shortage atau cash bleeding pada arus kas operasionalnya. Dari kas yang dihasilkan

pada tahun pertama usaha ini sudah tidak memerlukan pinjaman modal kerja karena

dapat ditutupi dari kas hasil operasi sendiri (dana interen).

6.7. Perhitungan Kelayakan Usaha

Kelayakan usaha diukur dengan net present value (NPV), internal rate of

return (IRR), jangka waktu pengembalian investasi (Payback Period) dan rasio manfaat

dan biaya usaha (Benefit-Cost Ratio). Penjelasan mengenai pengertian ukuran-ukuran

kelayakan investasi tersebut dapat dilihat pada Lampiran L2. Perbandingan kelayakan

usaha dengan sistem makloon dan sistem produksi sendiri adalah seperti pada Tabel

6.9. Sistem produksi sendiri memberikan kelayakan usaha yang lebih baik daripada

sistem makloon.

Perhitungan kelayakan usaha selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran L1

Tabel L1.16 dan Tabel L1.17. Dari ukuran-ukuran kelayakan investasi tersebut dapat

dikatakan bahwa usaha ini layak untuk dilaksanakan dan distro yang mempunyai alat

produksi sendiri dapat memberikan hasil yang lebih baik dari pada sistem makloon.

Namun demikian, hasil perhitungan tersebut sangat tergantung pada asumsi yang

digunakan. Untuk menganalisis kelayakan usaha lebih lanjut, perlu dilakukan pengujian

sensitivitas NPV terhadap perubahan besaran asumsi-asumsi yang digunakan.

6.8. Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas ditujukan untuk melihat besarnya pengaruh perubahan

setiap asumsi terhadap NPV. Pengujian dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan

besaran suatu asumsi sehingga NPV menjadi nol. Pada posisi NPV sama dengan nol,

maka IRR akan sama dengan biaya modalnya, payback period akan sama dengan

panjangnya periode proyeksi (bila proyeksi keuangannya dibuat 5 tahun, maka payback

period akan sama dengan 5 tahun), dan Benefit-Cost rasio akan sama dengan satu.

Page 64: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

54 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

ASPEK KEUANGAN

Tabel 6.9 Perbandingan Kelayakan Distro

Sistem Makloon dan Produksi Sendiri

Sistim ProduksiUraian Maklon Sendiri

NPV (Rp) 121.135.602 523.356.275IRR 31,7% 71,7%Payback Period (Tahun) 3,5 1,7Benefit-Cost Ratio 1,4 2,7

Pengujian dilakukan terhadap asumsi satu per satu. Ketika dilakukan pengujian

sensitivitas NPV terhadap satu asumsi, maka asumsi yang lain tetap seperti semula

(ceteris paribus). Jika perubahan sedikit saja dari besaran suatu asumsi menyebabkan

NPV menjadi negatif, maka dikatakan bahwa usaha ini sensitif terhadap asumsi

tersebut. Cara menguji sensitivitas kelayakan usaha ini dapat dilihat pada Buku

Manual Program Simulasi Bisnis Distro.

Analisis sensitivitas penting dilakukan karena memberikan indikasi kepada

calon investor dan kreditur untuk memerhatikan variabel asumsi yang sangat

berpengaruh terhadap kelayakan suatu usaha dan mengambil langkah-langkah

strategik untuk mengatasi kelemahan usaha yang mungkin dihadapi di masa yang

akan datang. Misalnya, suatu usaha sensitif terhadap harga bahan bakunya, maka

untuk mengatasi fluktuasi harga bahan baku yang mengancam keberlangsungan

usaha tersebut dilakukan kontrak pengadaan bahan baku dalam jangka panjang

pada tingkat harga tertentu yang menjamin NPV positif dan cash flow operasionalnya

tidak mengalami shortage.

Pada sistem makloon pengujian sensitivitas tidak dilakukan pada biaya

produksi dan harga jual produk karena produk yang dijual distro bermacam-macam.

Pengujian dilakukan terhadap asumsi-asumsi seperti pada Tabel 6.10. Dari pengujian

sensitivitas tersebut tampak bahwa usaha ini sensitif terhadap margin yang digunakan

untuk menentukan harga harga jual, diskon yang diberikan atas penjualan tunai dan

konsinyasi, serta biaya gaji. Jika margin diturunkan dari 100% menjadi 90,9%, maka

NPV menjadi nol.

UraianSistem

MakloonProduksiSendiri

Page 65: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

55BANK INDONESIA

Untuk dapat menetapkan harga jual yang lebih rendah, maka distro harus

mengelola biaya-biaya produksi dan operasinya se-efisien mungkin. Selain itu, untuk

dapat menjual produk distro dua kali lipat dari biaya produksinya dan bersaing dengan

produk sejenis, khususnya pakaian, maka kualitas desain dan ekslusivitas dari produk

distro menjadi faktor yang sangat penting dalam mempertahankan kelanjutan usaha

ini. Disamping itu, perlindungan terhadap hak cipta atas desain produk-produk

distro sangat penting supaya dapat menjual produknya pada harga yang lebih tinggi

dibanding produk sejenis yang dibuat secara masal.

Faktor kedua yang sensitif terhadap NPV adalah diskon, baik yang diberikan

atas penjualan tunai, maupun untuk penjualan konsinyasi. Diskon atas penjualan

tunai maksimum yang dapat diberikan hanya sebesar 9,9%, sedangkan diskon atau

komisi konsinyasi maksimum sebesar 18,2%. Pemberian diskon yang lebih besar

dapat dilakukan, tetapi harus dibarengi dengan efisiensi dalam biaya produksi dan

operasi. Semakin efisien sebuah distro, semakin besar diskon yang dapat diberikan.

Dalam persaingan yang semakin ketat, diskon menjadi salah satu senjata yang

digunakan untuk mendongkrak penjualan. Untuk dapat memberikan diskon yang

besar atau survive dalam persaingan, maka efisiensi biaya menjadi faktor strategik

yang harus menjadi perhatian pengusaha distro. Dari survei yang dilakukan diketahui

bahwa distro memberikan diskon atas penjualan tunai antara 10%-35%. Diskon yang

besar biasanya diberikan kepada pembeli produk-produk yang kurang laku atau stok

lama dalam program obral (sale).

Faktor ketiga yang sensitif terhadap kelayakan distro dengan sistem makloon

adalah biaya gaji. Jika biaya gaji naik lebih besar dari 12,2%, maka usaha ini menjadi

tidak layak. Persentase perubahan biaya pemasaran sebesar 71,7% menunjukkan

bahwa biaya tersebut tidak begitu sensitif terhadap NPV, tetapi secara absolut biaya

pemasaran dapat lebih besar dari Rp8.586.525. Oleh karena itu, tetap harus menjadi

perhatian dan dikontrol dengan baik oleh manajemen perusahaan. Asumsi-asumsi

lain seperti kenaikan biaya barang modal, biaya administrasi, dan tingkat bunga

pinjaman tidak sensitif terhadap NPV.

Page 66: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

56 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Pengujian sensitivitas NPV terhadap asumsi-asumsi yang sama pada sistem

produksi sendiri (Tabel 6.11) tampak bahwa harga jual dapat diturunkan sebesar

3,8%. Diskon atas pembelian tunai maksimum 42,7% dan komisi konsinyasi dapat

diberikan sampai 78,4%. Biaya gaji dapat naik maksimum 41%. Besaran perubahan

asumsi-asumsi tersebut jauh di atas kondisi bisnis yang berlaku. Dengan demikian,

kondisi usaha distro yang mempunyai peralatan produksi sendiri lebih baik daripada

sistem makloon. Tetapi adanya kecenderungan pemilik distro untuk memilih sistem

makloon dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:

Sewa tempat usaha yang semakin mahal.1.

Biaya tenaga kerja yang juga semakin tinggi serta masalah-masalah dalam 2.

pengelolaan karyawan.

Harga bahan baku cenderung meningkat.3.

Perubahan teknologi proses produksi yang semakin cepat, sementara pemilik 4.

distro tidak fleksibel dalam mengganti peralatan produksi tersebut.

Tabel 6.10

Pengujian Sensitivitas NPV Terhadap Beberapa Asumsi Penting

(Sistem Makloon)

Asumsi UjiNo. Uraian Dasar Sensitivitas Perubahan1 Kenaikan investasi barang modal 0,0% 89,5% 89,5%2 Margin 100,0% 90,9% -9,1%3 Diskon Pembelian Tunai 0,0% 9,9% 9,9%4 Diskon konsinyasi 0,0% 18,2% 18,2%5 Harga Kain (Rp/Kg)6 Biaya Gaji 0,0% 12,2% 12,2%7 Biaya Administrasi 0,0% 73,3% 73,3%8 Biaya pemasaran per bulan (Rp) 5.000.000 8.586.525 71,7%9 Tingkat Bunga Pinjaman 16,0% 34,1% 113,1%

ASPEK KEUANGAN

Page 67: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

57BANK INDONESIA

Tabel 6.11

Pengujian Sensitivitas NPV Terhadap Beberapa Asumsi Penting

(Sistem Produksi Sendiri)

Asumsi UjiNo. Uraian Dasar Sensitivitas Perubahan1 Kenaikan investasi barang modal 0,0% 365,5% 365,5%2 Margin 100,0% -3,8% -103,8%3 Diskon Pembelian Tunai 0,0% 42,7% 42,7%4 Diskon konsinyasi 0,0% 78,4% 78,4%5 Harga Kain (Rp/Kg) 50.000 116.866 133,7%6 Biaya Gaji 0,0% 41,0% 41,0%7 Biaya Administrasi 0,0% 165,7% 165,7%8 Biaya pemasaran per bulan (Rp) 5.000.000 20.495.281 309,9%9 Tingkat Bunga Pinjaman 16,0% 78,7% 391,9%

Page 68: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

58 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

Page 69: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

59BANK INDONESIA

BAB VIIASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN

7.1. Aspek Ekonomi dan Sosial

Usaha distro termasuk dalam kelompok industri kreatif yang melibatkan anak

muda, khususnya mahasiswa dalam membuat dan menjual berbagai produk dengan

desain yang diciptakan sendiri yang ditujukan untuk komunitasnya. Dilihat dari ukuran

usaha, distro dapat berukuran mikro, kecil, dan menengah dengan omset penjualan

antara Rp240.000.000 sampai dengan Rp5.000.000.000 per tahun. Dalam kurun

waktu 10 tahun terakhir industri kreatif berkembang pesat di kota Bandung. Nilai

perputaran uang dalam industri ini mencapai Rp79.000.000.000 per bulan. Menurut

Ema Sumarna, Kepala Bagian Perekonomian Kota Bandung, ada tiga dari 14 item

industri kreatif yang menjadi unggulan Kota Bandung, yakni clothing, kuliner, dan

craft. Industri tersebut mampu menyerap 650.000 tenaga kerja. Sampai saat ini, di

kota Bandung setidaknya ada 250 merek distro. Setiap distro menjual rata-rata 1.625

buah produk atau merek per bulan. Dengan rata- rata harga Rp50.000 per buah,

total arus uang yang beredar di kota Bandung mencapai Rp20,3 miliar per bulan atau

Rp243,7 miliar per tahun (Evi Panjaitan, Koran Seputar Indonesia, 23 April 2008).

Distro di kota Bandung khususnya mempekerjakan mahasiswa dan tenaga

kerja muda. Distro dengan ukuran mikro menyerap 4 orang karyawan, sedangkan

yang berukuran menengah dapat menyerap sampai 50 orang karyawan. Dalam

kondisi ekonomi yang sulit saat ini, di mana lapangan kerja juga sempit, distro

merupakan salah satu alternatif usaha yang dapat memperkecil angka pengangguran

di Indonesia. Selain itu, keberadaan distro juga akan menghidupkan industri tekstil,

musik, asesories pakaian, dan perdagangan lainnya.

Distro sangat memperhatikan kualitas produknya. Hal ini dapat menjadi

motor dan contoh bagi usaha kecil lainnya untuk membuat produk atau jasa yang

berkualitas baik, sehingga dapat bersaing degan produk-produk impor yang sejenis

dan dijual dengan harga yang lebih tinggi.

Page 70: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

60 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Perkembangan distro dan industri kreatif lainnya memberikan umpan balik

kepada dunia pendidikan, khususnya sekolah desain dan keterampilan teknis lainnya

untuk terus menciptakan lulusan yang mandiri dan mampu menciptakan lapangan

kerja baru.

7.2. Aspek Dampak Lingkungan

Distro tidak memcemari lingkungannya. Keberadaan distro terkait dengan

industri lainnya, seperti tekstil, musik, konfeksi, dan asesories fashion lainnya. Limbah

yang ditimbulkan distro yang memproduksi pakaian adalah potongan-potongan

kain (kain paco) yang dapat diolah lebih lanjut menjadi bahan baku untuk membuat

produk-produk kerajinan, lukisan, dan boneka.

ASPEK EKONOMI, SOSIAL DAN LINGKUNGAN

Page 71: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

61BANK INDONESIA

BAB VIIIKESIMPULAN DAN SARAN

8.1. Kesimpulan

Distro merupakan industri kreatif yang dijalankan oleh anak muda dalam membuat 1.

dan menjual produk dengan desain yang berbeda dari yang lainnya. Perbedaan

tersebut terletak pada tema yang diusung dalam desain produk tersebut, seperti

pencinta lingkungan, fauna, flora, musik, film, artis, tokoh, dan masalah-masalah

sosial disekitarnya. Kreatifitas untuk menciptakan produk-produk dengan desain

baru dalam jumlah terbatas dan menciptakan komunitas tersendiri menjadi

prasyarat penting untuk bersaing dengan distro dan perusahaan fashion lainnya

dan dapat menjual produk lebih mahal daripada produk sejenis yang diproduksi

secara masal. Dapat dikatakan bahwa kelanjutan usaha ini sangat ditentukan

oleh kreatifitas pengelolanya untuk membuat produk-produk baru dan unik bagi

komunitasnya. Penciptaan jaringan dan memperbesar komunitas yang mempunyai

hobby atau selera yang sama merupakan strategi pemasaran yang harus terus

dikembangkan oleh pengusaha distro.

Walaupun desain produk distro ditujukan untuk komunitas tertentu, tetapi 2.

dalam dunia fashion, khususnya pakaian sehari-hari (casual) dengan harga yang

relatif murah rasanya sulit untuk mengelompokkan konsumen secara tegas dan

mempertahankan loyalitas konsumen pada tema desain yang diusung oleh sebuah

distro. Jika ada, komunitasnya relatif kecil. Konsumen membeli produk-produk

distro karena kualitasnya yang baik.

Pada umumnya distro tidak memiliki alat produksi sendiri. Pengelola distro lebih 3.

fokus pada penciptaan desain produk baru dan pemasarannya. Khusus untuk

produksi pakaian dilakukan secara makloon. Walaupun kalkulasi biaya produksi

per unit barang yang dibuat (dalam contoh ini T-shirt) lebih rendah sekitar 32,9%

Page 72: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

62 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

daripada sistem makloon. Distro di kota Bandung dapat memperoleh bahan

baku yang murah karena banyak perusahaan pemasok disekitarnya serta banyak

tersedia usaha-usaha proses produksi dengan teknologi canggih, sehingga distro

tidak perlu memiliki mesin-mesin sendiri. Pada umumnya, distro lebih fokus pada

desain produk dan pemasarannya, sehingga menghemat waktu dan tenaga

dan tidak direpotkan dengan peraturan ketenagakerjaan yang memberatkan

pengusaha.

Distro berkumpul di lokasi sekitar pusat-pusat keramaian khususnya tempat 4.

”mangkal” anak muda, sehingga mudah mendapatkan konsumen dan bagi

konsumen juga memudahkan dari segi waktu, tenaga, dan tersedia pilihan produk

distro yang beragam. Pilihan lokasi juga mengikuti distro yang sudah terkenal dan

banyak dikunjungi konsumen, sehingga dengan menempatkan diri berdekatan

dengan distro tersebut diharapkan juga akan dikunjungi oleh konsumen. Dalam

persaingan yang semakin ketat, baik dengan usaha distro lain yang tumbuh

menjamur maupun dengan usaha garmen dan fashion lainnya, efisiensi dalam

biaya produksi dan operasi harus menjadi perhatian pengelola distro, sehingga

mampu menjual dengan harga yang kompetitif dan memberikan diskon yang

relatif besar kepada pembeli, khususnya dalam jumlah besar secara tunai.

Karena distro tidak membutuhkan alat produksi sendiri, maka kebutuhan 5.

dananya hanya untuk modal kerja. Sementara itu, distro memilih lokasi di pusat-

pusat keramaian, di mana sewa tempat di lokasi tersebut cenderung mahal. Oleh

karena itu, persoalan yang dihadapi oleh pengusaha distro adalah modal kerja

yang harus disediakan untuk sewa tempat. Sementara itu, biaya sewa tempat

usaha cenderung meningkat setiap tahun.

Ukuran (6. size) distro bermacam-macam. Ada yang mempunyai omset Rp

20.000.000,00 per bulan dan ada pula yang Rp 300.000.000,00 lebih per bulan.

Perbedaan tersebut sangat tergantung pada besarnya modal usaha yang dimilikinya

dan didukung oleh merek produk yang sudah terkenal. Dalam perhitungan ini

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 73: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

63BANK INDONESIA

digunakan distro dengan omset penjualan rata-rata R79.000.000 per bulan,

yaitu rata-rata omset tiga distro yang disurvei dalam studi ini. Baik distro dengan

sistem makloon maupun yang mempunyai peralatan produksi sendiri layak untuk

dijalankan.

Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa distro dengan peralatan produksi sendiri 7.

lebih baik dari pada sistem makloon. Usaha distro dengan sistem makloon sensitif

terhadap margin yang ditetapkan untuk menentukan harga jual di atas biaya

produksinya, diskon, dan biaya gaji. Penurunan margin dari 100% menjadi

90,9% terhadap biaya produksinya menyebabkan NPV menjadi nol. Jika margin

turun lebih besar lagi, maka usaha ini menjadi tidak layak dijalankan. Usaha ini

juga sensitif terhadap besarnya diskon yang diberikan kepada konsumen maupun

toko konsinyasi. Jika diskon atas penjualan tunai diberikan melebihi 9,9% dari

harga jual atau biaya komisi toko konsinyasi lebih besar dari 18,2%, maka usaha

ini menjadi tidak layak dilaksanakan. Selain itu, usaha ini juga sensitif terhadap

biaya gaji. Kenaikkan biaya gaji maksimum adalah 12,5% dari gaji yang berlaku

saat ini. Semakin ketat persaingan yang dihadapi baik sesama distro maupun

dengan usaha lain yang sejenis akan menekan harga jual dan menaikkan diskon.

Akibatnya, usaha baru akan kesulitan untuk masuk kedalam industri ini.

8.2. Saran

Perlindungan terhadap hak cipta supaya desain produk-produk distro tidak ditiru 1.

oleh perusahaan lain menjadi faktor yang sangat penting untuk diperjuangkan

kepada pemerintah melalui organisasi yang mengayomi usaha distro, yaitu KICK.

Dengan demikian, eksklusivitas produk distro dapat terjamin dan dijual pada

harga yang lebih tinggi daripada produk sejenis yang dibuat secara masal.

Pemerintah daerah harus melindungi usaha ini supaya tidak didominasi oleh 2.

pengusaha besar dan mempermudah proses pengurusan hak paten dengan biaya

yang murah. Bila terjadi pelanggaran hak cipta, pemerintah harus menindak tegas

pelanggarnya.

Page 74: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

64 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Distro cenderung berkelompok ditempat keramaian, oleh karena itu dalam rangka 3.

pengembangan usaha industri kreatif, khususnya distro, Pemerintah Daerah perlu

membuka pusat-pusat usaha baru.

Pada umumnya pengusaha distro adalah anak muda, bahkan sebagian masih 4.

berstatus mahasiswa. Pendanaan yang dibutuhkan oleh usaha distro adalah untuk

modal kerja yang besarnya sangat tergantung pada skala usaha yang dijalankan

(usaha mikro, kecil, atau menengah). Bagi pihak perbankan yang akan menyalurkan

kredit kedalam usaha distro ini sebaiknya juga memberikan pelatihan manajemen

kepada pengusaha muda tersebut karena pengusaha distro pada mulanya lebih

banyak mengandalkan kemampuan dalam merancang produk baru, tetapi lemah

dalam bidang pengelolaan usaha. Dari survei yang dilakukan diketahui beberapa

pengusaha distro menjadi korban penipuan dari rekan usahanya.

KESIMPULAN DAN SARAN

Page 75: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

65BANK INDONESIA

LAMPIRAN

Page 76: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

66 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

LAMPIRAN

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

LAMPIRAN 1

1 Penarikan Dana dan Biaya Bunga ......................................................... 67

2 Proyeksi Kebutuhan Modal Kerja ................…………………………….. 68

3 Proyeksi Laba Rugi ….…………………………………………………...... 70

4 Proyeksi Harga Pokok Penjualan ...………………………........................ 71

5 Break Even Sales ................................................................................... 73

6 Proyeksi Arus Kas Operasional .....……………………………................. 75

7 Proyeksi Neraca ......................………………………………………….... 77

8 Perhitungan NPV, IRR, Payback Period dan BC Ratio (Sistem Makloon).... 79

9 Pembayaran Cicilan dan Biaya Bunga Pinjaman ……………………….... 81

LAMPIRAN 2 : RUMUS PERHITUNGAN DALAM ASPEK KEUANGAN

1 Menghitung Net Present Value (NPV) …....................…………............. 83

2 Menghitung Internal Rate Of Return (IRR) ................…………….......... 89

3 Menghitung Payback Period …............................................................ 91

4 Menghitung Benefit-Cost Ratio ……..................................................... 92

5 Menghitung Titik Penjualan Pulang Pokok ............................................ 93

Page 77: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

67BANK INDONESIA

LAMPIRAN 1.

Penarikan Dana dan Biaya Bunga1.

Tabel L1.1

Penarikan dana, Biaya Bunga dan Provisi Kredit (Sistem Makloon)

HARTA TETAP % 1 2 TotalTanah 0,0% 0 0 0Renovasi Toko 56,2% 50.000.000 50.000.000 100.000.000Mesin-mesin dan Peralatan 4,5% 0 8.000.000 8.000.000Kendaraan 14,0% 25.000.000 0 25.000.000Peralatan Toko 5,6% 0 10.000.000 10.000.000Peralatan kantor 14,0% 0 25.000.000 25.000.000Furniture 5,6% 0 10.000.000 10.000.000Total 100,0% 75.000.000 103.000.000 178.000.000FINANCING 1 2 TotalModal Sendiri 30,0% 22.500.000 30.900.000 53.400.000Pinjaman 70,0% 52.500.000 72.100.000 124.600.000Total 100,0% 75.000.000 103.000.000 178.000.000BIAYA BUNGA 1 2 TotalBiaya Bunga 16,0% 1.400.000 961.333 2.361.333Pembayaran Bunga 100,0% 1.400.000 961.333 2.361.333Bunga Terutang 0,0% 0 0 0Biaya Provisi 1,0% 1.246.000 0 1.246.000

BULANHARTA TETAP

Page 78: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

68 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel L1.2

Penarikan Dana, Biaya Bunga dan Provisi Kredit (Sistem Produksi Sendiri)

HARTA TETAP % 1 2 TotalTanah 0,0% 0 0 0Renovasi Toko 56,2% 50.000.000 50.000.000 100.000.000Mesin-mesin dan Peralatan 4,5% 0 8.000.000 8.000.000Kendaraan 14,0% 25.000.000 0 25.000.000Peralatan Toko 5,6% 0 10.000.000 10.000.000Peralatan kantor 14,0% 0 25.000.000 25.000.000Furniture 5,6% 0 10.000.000 10.000.000Total 100,0% 75.000.000 103.000.000 178.000.000FINANCING 1 2 TotalModal Sendiri 30,0% 22.500.000 30.900.000 53.400.000Pinjaman 70,0% 52.500.000 72.100.000 124.600.000Total 100,0% 75.000.000 103.000.000 178.000.000BIAYA BUNGA 1 2 TotalBiaya Bunga 16,0% 1.400.000 961.333 2.361.333Pembayaran Bunga 100,0% 1.400.000 961.333 2.361.333Bunga Terutang 0,0% 0 0 0Biaya Provisi 1,0% 1.246.000 0 1.246.000

BULAN

Proyeksi Kebutuhan Modal Kerja2.

Tabel L1.3

Modal Kerja Awal (Untuk Bahan Baku)Volume Modal Kerja Produk yang Kebutuhan

No. Barang Penjualan Awal dibuat Biaya Modal KerjaDagangan (Unit) (Minggu) (Unit) (Rp/Unit) (Rp)

1 T-shirt 3.120 2 120 35.000 4.200.0002 Kemeja 1.872 2 72 45.000 3.240.0003 Jaket 1.872 2 72 75.000 5.400.0004 Blazer 1.872 2 72 75.000 5.400.00056789

10Total 18.240.000

HARTA TETAP

BarangDagangan

LAMPIRAN 1

Page 79: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

69BANK INDONESIA

Tabel L1.4

Proyeksi Kebutuhan Modal Kerja (Sistem Makloon)

Uraian 0 1 2 3 4 5Piutang usaha 0 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000Persediaan bahan baku 0 0 0 0 0 0Persediaan bahan dalam proses 0 0 0 0 0 0Persediaan Barang Jadi 18.240.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000Sewa dibayar dimuka 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Persediaan Barang Jadi 18.240.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000Utang usaha 0 19.769.583 19.760.000 19.760.000 19.760.000 19.760.000Kebutuhan Modal Kerja 93.240.000 97.412.417 97.422.000 97.422.000 97.422.000 97.422.000Incremental Working Capital 93.240.000 4.172.417 9.583 0 0 0FinancingModal Sendiri 27.972.000 1.251.725 2.875 0 0 0Pinjaman 65.268.000 2.920.692 6.708 0 0 0Total 93.240.000 4.172.417 9.583 0 0 0Biaya Bunga 0 10.910.191 10.911.264 10.911.264 10.911.264 10.911.264Biaya Provisi 652.680 681.887 681.954 681.954 681.954 681.954

TAHUN

Tabel L1.5

Proyeksi Kebutuhan Modal Kerja (Sistem Produksi Sendiri)

Uraian 0 1 2 3 4 5Piutang usaha 0 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000Persediaan bahan baku 6.254.040 6.254.040 6.254.040 6.254.040 6.254.040 6.254.040Persediaan bahan dalam proses 598.044 598.044 598.038 598.038 598.038 598.038Persediaan Barang Jadi 12.558.915 12.558.915 12.558.795 12.558.795 12.558.795 12.558.795Sewa dibayar dimuka 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000Total 119.410.998 143.122.998 143.122.873 143.122.873 143.122.873 143.122.873Utang usaha 0 0 0 0 0 0Kebutuhan Modal Kerja 119.410.998 143.122.998 143.122.873 143.122.873 143.122.873 143.122.873Incremental Working Capital 119.410.998 23.712.000 (125) (0) 0 0FinancingModal Sendiri 35.823.299 7.113.600 (38) (0) 0 0Pinjaman 83.587.699 16.598.400 (88) (0) 0 0Total 119.410.998 23.712.000 (125) (0) 0 0Biaya Bunga 0 16.029.776 16.029.762 16.029.762 16.029.762 16.029.762Biaya Provisi 835.877 1.001.861 1.001.860 1.001.860 1.001.860 1.001.860

TAHUN

Uraian

Uraian

Page 80: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

70 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Proyeksi Laba-Rugi3.

Tabel L1.6

Proyeksi Laba-Rugi (Sistem Makloon)Uraian 0 1 2 3 4 5

Penjualan 0 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000Diskon 0 0 0 0 0 0Penjualan Bersih 0 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000Harga pokok penjualan 0 481.357.050 481.353.600 481.353.600 481.353.600 481.353.600Laba kotor 0 467.122.950 467.126.400 467.126.400 467.126.400 467.126.400Biaya OperasionalBiaya upah/gaji 0 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000Biaya penyusutan 0 35.600.000 35.600.000 35.600.000 35.600.000 35.600.000Biaya asuransi 0 1.304.940 1.304.480 1.304.480 1.304.480 1.304.480Biaya administrasi dan umum 16.100.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000Biaya Admin Lain-lain 0 0 0 0 0 0Biaya pemasaran 0 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya sewa 0 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Total biaya operasional 16.100.000 382.584.940 382.584.480 382.584.480 382.584.480 382.584.480Laba operasi (16.100.000) 84.538.010 84.541.920 84.541.920 84.541.920 84.541.920Biaya bunga 2.361.333 19.936.000 14.249.099 7.652.294 0 0Pendapatan (biaya) lain-lain (1.898.680) (681.887) (681.954) (681.954) (681.954) (681.954)Laba sebelum pajak (20.360.013) 63.920.123 69.610.867 76.207.672 83.859.966 83.859.966Pajak perusahaan 0 9.588.018 10.441.630 11.431.151 12.578.995 12.578.995Laba bersih (20.360.013) 54.332.105 59.169.237 64.776.521 71.280.971 71.280.971

LAMPIRAN 1

Page 81: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

71BANK INDONESIA

Tabel L1.7

Proyeksi Laba-Rugi (Sistem Produksi Sendiri)Uraian 0 1 2 3 4 5

Penjualan 0 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000Diskon 0 0 0 0 0 0Penjualan Bersih 0 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000Harga pokok penjualan 0 322.943.516 322.940.566 322.940.442 322.940.441 322.940.441Laba kotor 0 625.536.484 625.539.434 625.539.558 625.539.559 625.539.559Biaya OperasionalBiaya upah/gaji 0 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000Biaya penyusutan 0 37.967.000 37.967.000 37.967.000 37.967.000 37.967.000Biaya asuransi 0 701.306 701.306 701.306 701.306 701.306Biaya administrasi dan umum 16.100.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000Biaya Admin Lain-lain 0 0 0 0 0 0Biaya pemasaran 0 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya sewa 0 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Total biaya operasional 16.100.000 384.348.306 384.348.306 384.348.306 384.348.306 384.348.306Laba operasi (16.100.000) 241.188.177 241.191.127 241.191.252 241.191.252 241.191.252Biaya bunga 2.471.793 21.261.520 15.196.504 8.161.085 0 0Pendapatan (biaya) lain-lain (2.164.722) (1.001.861) (1.001.860) (1.001.860) (1.001.860) (1.001.860)Laba sebelum pajak (20.736.515) 218.924.796 224.992.763 232.028.306 240.189.392 240.189.392Pajak perusahaan 0 32.838.719 33.748.914 34.804.246 36.028.409 36.028.409Laba bersih (20.736.515) 186.086.077 191.243.849 197.224.060 204.160.983 204.160.983

Proyeksi Harga Pokok Penjualan4.

Tabel L1.8

Proyeksi Harga Pokok Penjualan (Sistem Makloon)Uraian 1 2 3 4 5

Persedian awal barang dagangan 18.240.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000Pembelian 474.470.000 474.240.000 474.240.000 474.240.000 474.240.000Persediaan akhir barang dagangan 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000Penjualan 474.240.000 474.240.000 474.240.000 474.240.000 474.240.000Biaya Transportasi 4.744.700 4.742.400 4.742.400 4.742.400 4.742.400Biaya Bongkar-muat 2.372.350 2.371.200 2.371.200 2.371.200 2.371.200Biaya Penyimpanan 0 0 0 0 0Harga Pokok Penjualan 481.357.050 481.353.600 481.353.600 481.353.600 481.353.600

Page 82: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

72 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel L1.9

Proyeksi Harga Pokok Penjualan (Sistem Produksi Sendiri)Uraian 1 2 3 4 5

Persediaan awal bahan baku 6.254.040 6.254.040 6.254.040 6.254.040 6.254.040Pembelian 160.818.171 160.818.171 160.818.171 160.818.171 160.818.171Persediaan akhir bahan baku 6.254.040 6.254.040 6.254.040 6.254.040 6.254.040Bahan baku 160.818.171 160.818.171 160.818.171 160.818.171 160.818.171Upah langsung 88.220.000 88.220.000 88.220.000 88.220.000 88.220.000Biaya Overhead Produksi 0 0 0 0 0Biaya Administrasi Produksi 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000Biaya Upah Tak Langsung 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000Biaya Maintanance 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000Biaya Sewa 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000Biaya alat-alat jahit dan sablon 2.590.000 2.590.000 2.590.000 2.590.000 2.590.000Biaya Transportasi 4.744.700 4.742.400 4.742.400 4.742.400 4.742.400Biaya Bongkar-muat 2.372.350 2.371.200 2.371.200 2.371.200 2.371.200Biaya Penyimpanan 0 0 0 0 0Biaya Asuransi 31.670 31.670 31.670 31.670 31.670Biaya Penyusutan 3.167.000 3.167.000 3.167.000 3.167.000 3.167.000Total Factory Overhead 73.905.720 73.902.270 73.902.270 73.902.270 73.902.270Biaya Pabrikasi 322.943.891 322.940.441 322.940.441 322.940.441 322.940.441Persediaan awal WIP 598.044 598.044 598.038 598.038 598.038Persediaan akhir WIP 598.044 598.038 598.038 598.038 598.038Total biaya produksi 322.943.891 322.940.448 322.940.441 322.940.441 322.940.441Persediaan awal barang jadi 12.558.929 12.558.929 12.558.795 12.558.795 12.558.795Persediaan akhir barang jadi 12.558.929 12.558.795 12.558.795 12.558.795 12.558.795Harga Pokok Penjualan 322.943.891 322.940.582 322.940.442 322.940.441 322.940.441Biaya produksi/unit 23.834 23.834 23.834 23.834 23.834

LAMPIRAN 1

Page 83: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

73BANK INDONESIA

Break Even Sales5.

Tabel L1.10

Break Even Sales (Sistem Makloon)Uraian Jenis Biaya 1 2 3 4 5

Biaya sewa T 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Biaya upah/gaji T 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000Biaya penyusutan T 35.600.000 35.600.000 35.600.000 35.600.000 35.600.000Biaya Bunga T 19.936.000 14.249.099 7.652.294 0 0Biaya asuransi T 1.304.940 1.304.480 1.304.480 1.304.480 1.304.480Nilai Perolehan Barang Dagangan V 474.240.000 474.240.000 474.240.000 474.240.000 474.240.000Biaya pemasaran V 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya administrasi dan umum V 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000Pajak V 9.588.018 10.441.630 11.431.151 12.578.995 12.578.995Biaya Transportasi V 4.744.700 4.742.400 4.742.400 4.742.400 4.742.400Biaya Bongkar-muat V 2.372.350 2.371.200 2.371.200 2.371.200 2.371.200Biaya Admin Lain-lain V 0 0 0 0 0Biaya Penyimpanan V 0 0 0 0 0TOTAL 893.466.009 888.628.809 883.021.525 876.517.075 876.517.075Biaya Variabel 589.945.069 590.795.230 591.784.751 592.932.595 592.932.595Biaya Tetap 303.520.940 297.833.579 291.236.774 283.584.480 283.584.480Penjualan 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000BE Sales 802.944.193 789.771.376 774.420.899 756.507.301 756.507.301BE Sales/Penjualan 84,7% 83,3% 81,6% 79,8% 79,8%Jika yang dijual hanya T-ShirtHarga T-Shirt 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000Volume Penjualan (Unit) 11.471 11.282 11.063 10.807 10.807Volume Penjualan (Lusin) 956 940 922 901 901Volume Penjualan/Bulan (Lusin) 80 78 77 75 75Volume Penjualan/Hari (Lusin) 2,7 2,6 2,6 2,5 2,5Volume Penjualan/Hari (Potong) 31,9 31,3 30,7 30,0 30,0Penjualan/Hari (Rp) 2.230.401 2.193.809 2.151.169 2.101.409 2.101.409Penjualan/Minggu(Rp) 15.612.804 15.356.666 15.058.184 14.709.864 14.709.864

T = biaya tetap dan V = biaya variabel

Page 84: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

74 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel L1.11

Break Even Sales (Sistem Produksi Sendiri)Uraian Jenis Biaya 1 2 3 4 5

Bahan baku V 160.818.171 160.818.171 160.818.171 160.818.171 160.818.171Upah langsung V 88.220.000 88.220.000 88.220.000 88.220.000 88.220.000Biaya Administrasi Produksi T 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000 12.000.000Biaya Upah Tak Langsung T 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000 18.000.000Biaya Maintanance T 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000 6.000.000Biaya Sewa T 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000Biaya alat-alat jahit dan sablon V 2.590.000 2.590.000 2.590.000 2.590.000 2.590.000Biaya Asuransi T 1.336.610 1.336.150 1.336.150 1.336.150 1.336.150Biaya Penyusutan T 38.767.000 38.767.000 38.767.000 38.767.000 38.767.000Biaya Transportasi V 4.744.700 4.742.400 4.742.400 4.742.400 4.742.400Biaya Bongkar-muat V 2.372.350 2.371.200 2.371.200 2.371.200 2.371.200Biaya Penyimpanan V 0 0 0 0 0Biaya upah/gaji T 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000Biaya administrasi dan umum T 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000Biaya Admin Lain-lain T 0 0 0 0 0Biaya pemasaran V 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya sewa T 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Biaya bunga T 19.936.000 14.249.099 7.652.294 0 0Pajak perusahaan V 9.588.018 10.441.630 11.431.151 12.578.995 12.578.995Total Biaya 735.052.850 730.215.651 724.608.366 718.103.916 718.103.916Biaya Variabel 352.333.240 353.183.402 354.172.922 355.320.766 355.320.766Biaya Tetap 382.719.610 377.032.249 370.435.444 362.783.150 362.783.150Penjualan 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000BE Sales 608.913.643 600.721.638 591.193.716 580.101.502 580.101.502BE Sales/Penjualan 64,2% 63,3% 62,3% 61,2% 61,2%Jika yang dijual hanya T-ShirtHarga T-Shirt 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000Volume Penjualan (Unit) 8.699 8.582 8.446 8.287 8.287Volume Penjualan (Lusin) 725 715 704 691 691Volume Penjualan/Bulan (Lusin) 60 60 59 58 58Volume Penjualan/Hari (Lusin) 2,0 2,0 2,0 1,9 1,9Volume Penjualan/Hari (Potong) 24,2 23,8 23,5 23,0 23,0Penjualan/Hari (Rp) 1.691.427 1.668.671 1.642.205 1.611.393 1.611.393Penjualan/Minggu(Rp) 11.839.988 11.680.699 11.495.433 11.279.751 11.279.751

T = biaya tetap dan V = biaya variabel

LAMPIRAN 1

Page 85: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

75BANK INDONESIA

Proyeksi Arus Kas Operasional6.

Tabel L1.12

Arus Kas Operasional (Sistem Makloon)Uraian 0 1 2 3 4 5

PENERIMAANPenerimaan dari penjualan 0 924.768.000 924.768.000 924.768.000 924.768.000 924.768.000Diskon 0 0 0 0 0 0Penerimaan piutang usaha 0 0 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000Pendapatan lain-lain 0 0 0 0 0 0Total penerimaan 0 924.768.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000PEMBAYARANPembayaran pembelian 18.240.000 454.700.417 454.480.000 454.480.000 454.480.000 454.480.000Pembayaran utang usaha 0 0 19.769.583 19.760.000 19.760.000 19.760.000Biaya upah/gaji 0 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000Biaya asuransi 0 1.304.940 1.304.480 1.304.480 1.304.480 1.304.480Biaya administrasi dan umum 16.100.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000Biaya Admin Lain-lain 0 0 0 0 0 0Biaya pemasaran 0 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya sewa 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Pajak perusahaan 0 0 9.588.018 10.441.630 11.431.151 12.578.995Pembayaran cicilan utang bank 0 35.543.131 41.230.032 47.826.837 0 0Pembayaran bunga 2.361.333 19.936.000 14.249.099 7.652.294 0 0Biaya provisi bank 1.898.680 681.887 681.954 681.954 681.954 681.954Deviden 0 0 54.332.105 59.169.237 64.776.521 71.280.971Pembelian harta tetap baru 178.000.000 0 0 0 0 0Total pembayaran 291.600.013 864.963.425 948.428.871 954.110.032 905.227.706 912.880.000Selisih penerimaan dan pembayaran (291.600.013) 59.804.575 51.129 (5.630.032) 43.252.294 35.600.000Kas awal 0 0 63.976.992 64.037.704 58.407.672 101.659.966Kas sebelum financing (291.600.013) 59.804.575 64.028.121 58.407.672 101.659.966 137.259.966FINANCINGInvestasi Harta TetapModal Sendiri 73.107.333 0 0 0 0 0Pinjaman Bank 124.600.000 0 0 0 0 0Modal KerjaModal Sendiri 28.624.680 1.251.725 2.875 0 0 0Pinjaman Bank 65.268.000 2.920.692 6.708 0 0 0Pinjaman Baru 0 0 0 0 0 0Total financing 291.600.013 4.172.417 9.583 0 0 0Kas akhir 0 63.976.992 64.037.704 58.407.672 101.659.966 137.259.966

Page 86: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

76 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel L1.13

Arus Kas Operasional (Sistem Produksi Sendiri)Uraian 0 1 2 3 4 5

PENERIMAANPenerimaan dari penjualan 0 924.768.000 924.768.000 924.768.000 924.768.000 924.768.000Diskon 0 0 0 0 0 0Penerimaan piutang usaha 0 0 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000Pendapatan lain-lain 0 0 0 0 0 0Total penerimaan 0 924.768.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000 948.480.000PEMBAYARANPembayaran pembelian 19.410.998 160.818.171 160.818.171 160.818.171 160.818.171 160.818.171Pembayaran utang usaha 0 0 0 0 0 0Biaya upah/gaji 0 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000 171.680.000Biaya asuransi 0 701.306 701.306 701.306 701.306 701.306Biaya administrasi dan umum 16.100.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000 15.000.000Biaya Admin Lain-lain 0 0 0 0 0 0Biaya pemasaran 0 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya sewa 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000Pajak perusahaan 0 0 32.838.719 33.748.914 34.804.246 36.028.409Pembayaran cicilan utang bank 0 37.906.350 43.971.366 51.006.784 0 0Pembayaran bunga 2.471.793 21.261.520 15.196.504 8.161.085 0 0Biaya provisi bank 2.164.722 1.001.861 1.001.860 1.001.860 1.001.860 1.001.860Deviden 0 0 186.086.077 191.243.849 197.224.060 204.160.983Pembelian harta tetap baru 189.835.000 0 0 0 0 0Total pembayaran 329.982.513 729.494.554 948.416.274 954.484.241 902.351.914 910.513.000Selisih penerimaan dan pembayaran (329.982.513) 195.273.446 63.726 (6.004.241) 46.128.086 37.967.000Kas awal 0 0 218.985.446 219.049.047 213.044.806 259.172.892Kas sebelum financing (329.982.513) 195.273.446 219.049.172 213.044.807 259.172.892 297.139.892FINANCINGInvestasi Harta TetapModal Sendiri 76.851.138 0 0 0 0 0Pinjaman Bank 132.884.500 0 0 0 0 0Modal KerjaModal Sendiri 36.659.176 7.113.600 (38) (0) 0 0Pinjaman Bank 83.587.699 16.598.400 (88) (0) 0 0Pinjaman Baru 0 0 0 0 0 0Total financing 329.982.513 23.712.000 (125) (0) 0 0Kas akhir 0 218.985.446 219.049.047 213.044.806 259.172.892 297.139.892

LAMPIRAN 1

Page 87: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

77BANK INDONESIA

Proyeksi Neraca7.

Tabel L1.14

Proyeksi Neraca (Sistem Makloon)Uraian 0 1 2 3 4 5

HARTAHARTA LANCARKas dan bank 0 63.976.992 64.037.704 58.407.672 101.659.966 137.259.966Piutang usaha 0 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000Persediaan Barang Dagangan 18.240.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000 18.470.000Sewa dibayar di muka 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Total harta lancar 93.240.000 181.158.992 181.219.704 175.589.672 218.841.966 254.441.966HARTA TETAPNilai perolehan 178.000.000 178.000.000 178.000.000 178.000.000 178.000.000 178.000.000Akumulasi penyusutan 0 (35.600.000) (71.200.000) (106.800.000) (142.400.000) (178.000.000)Harta tetap (net) 178.000.000 142.400.000 106.800.000 71.200.000 35.600.000 0TOTAL HARTA 271.240.000 323.558.992 288.019.704 246.789.672 254.441.966 254.441.966UTANGUtang usaha 0 19.769.583 19.760.000 19.760.000 19.760.000 19.760.000Utang bunga 0 0 0 0 0 0Utang pajak 0 9.588.018 10.441.630 11.431.151 12.578.995 12.578.995Utang Deviden 0 54.332.105 59.169.237 64.776.521 71.280.971 71.280.971Utang bank jangka pendek 65.268.000 68.188.692 68.195.400 68.195.400 68.195.400 68.195.400Utang bank jangka panjang 124.600.000 89.056.869 47.826.837 0 0 0Pinjaman Baru 0 0 0 0 0 0Total Utang 189.868.000 240.935.267 205.393.104 164.163.072 171.815.366 171.815.366MODAL SENDIRIModal disetor 101.732.013 102.983.738 102.986.613 102.986.613 102.986.613 102.986.613Laba ditahan 0 (20.360.013) (20.360.013) (20.360.013) (20.360.013) (20.360.013)Laba tahun berjalan (20.360.013) 0 0 0 0 0Total ekuitas 81.372.000 82.623.725 82.626.600 82.626.600 82.626.600 82.626.600TOTAL UTANG DAN MODAL SENDIRI 271.240.000 323.558.992 288.019.704 246.789.672 254.441.966 254.441.966

Page 88: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

78 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel L1.15

Proyeksi Neraca (Sistem Produksi Sendiri)Uraian 0 1 2 3 4 5

HARTAHARTA LANCARKas dan bank 0 218.985.446 219.049.047 213.044.806 259.172.892 297.139.892Piutang usaha 0 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000 23.712.000Persediaan Barang Dagangan 19.410.998 19.410.998 19.410.873 19.410.873 19.410.873 19.410.873Sewa dibayar di muka 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000Total harta lancar 119.410.998 362.108.444 362.171.920 356.167.679 402.295.765 440.262.765HARTA TETAPNilai perolehan 189.835.000 189.835.000 189.835.000 189.835.000 189.835.000 189.835.000Akumulasi penyusutan 0 (37.967.000) (75.934.000) (113.901.000) (151.868.000) (189.835.000)Harta tetap (net) 189.835.000 151.868.000 113.901.000 75.934.000 37.967.000 0TOTAL HARTA 309.245.998 513.976.444 476.072.920 432.101.679 440.262.765 440.262.765UTANGUtang usaha 0 0 0 0 0 0Utang bunga 0 0 0 0 0 0Utang pajak 0 32.838.719 33.748.914 34.804.246 36.028.409 36.028.409Utang Deviden 0 186.086.077 191.243.849 197.224.060 204.160.983 204.160.983Utang bank jangka pendek 83.587.699 100.186.099 100.186.011 100.186.011 100.186.011 100.186.011Utang bank jangka panjang 132.884.500 94.978.150 51.006.784 0 0 0Pinjaman Baru 0 0 0 0 0 0Total Utang 216.472.199 414.089.045 376.185.558 332.214.317 340.375.403 340.375.403MODAL SENDIRIModal disetor 113.510.315 120.623.915 120.623.877 120.623.877 120.623.877 120.623.877Laba ditahan 0 (20.736.515) (20.736.515) (20.736.515) (20.736.515) (20.736.515)Laba tahun berjalan (20.736.515) 0 0 0 0 0Total ekuitas 92.773.799 99.887.399 99.887.362 99.887.362 99.887.362 99.887.362TOTAL UTANG DAN MODAL SENDIRI 309.245.998 513.976.444 476.072.920 432.101.679 440.262.765 440.262.765

LAMPIRAN 1

Page 89: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

79BANK INDONESIA

Perhitungan NPV, IRR, 8. Payback Period, dan BC Ratio

Tabel L1.16

Pehitungan NPV, IRR, Payback Period dan BC Ratio (Sistem Makloon)

Uraian 0 1 2 3 4 5CASH INFLOWEBIT (1-T) 0 71.857.308 71.860.632 71.860.632 71.860.632 71.860.632Biaya Penyusutan 0 35.600.000 35.600.000 35.600.000 35.600.000 35.600.000Nilai Sisa Harta Tetap 0 0 0 0 0 0Modal Kerja Akhir Priode 0 0 0 0 0 82.626.600Total Cash Inflow 0 107.457.308 107.460.632 107.460.632 107.460.632 190.087.232CASH OUTFLOWHarga Tetap 178.000.000 0 0 0 0 0Incremental Working Capital 93.240.000 4.172.417 9.583 0 0 0Total Cash Outflow 271.240.000 4.172.417 9.583 0 0 0Net Cash Flow (271.240.000) 103.284.892 107.451.049 107.460.632 107.460.632 190.087.232PVIF 15,5% 1,0000 0,8657 0,7494 0,6487 0,5615 0,4861PV (271.240.000) 89.408.667 80.518.615 69.707.234 60.342.135 92.398.952NPV 121.135.602 LAYAKIRR 31,7%Payback Period 3,5 tahunBenefit-Cost Ratio 1,4

Page 90: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

80 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel L1.17

Pehitungan NPV, IRR, Payback Period, dan BC Ratio (Sistem Produksi Sendiri)

Uraian 0 1 2 3 4 5CASH INFLOWEBIT (1-T) 0 205.009.951 205.012.458 205.012.564 205.012.564 205.012.564Biaya Penyusutan 0 37.967.000 37.967.000 37.967.000 37.967.000 37.967.000Nilai Sisa Harta Tetap 0 0 0 0 0 0Modal Kerja Akhir Priode 0 0 0 0 0 99.887.362Total Cash Inflow 0 242.976.951 242.979.458 242.979.564 242.979.564 342.866.926CASH OUTFLOWHarga Tetap 189.835.000 0 0 0 0 0Incremental Working Capital 119.410.998 23.712.000 (125) (0) 0 0Total Cash Outflow 309.245.998 23.712.000 (125) (0) 0 0Net Cash Flow (309.245.998) 219.264.951 242.979.583 242.979.564 242.979.564 342.866.926PVIF 15,5% 1,0000 0,8657 0,7494 0,6487 0,5615 0,4861PV (309.245.998) 189.806.917 182.077.140 157.615.240 136.439.786 166.663.191NPV 523.356.275 LAYAKIRR 71,7%Payback Period 1,7 tahunBenefit-Cost Ratio 2,7

LAMPIRAN 1

Page 91: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

81BANK INDONESIA

Pembayaran Cicilan dan Biaya Bunga Pinjaman9.

Tabel L1.18

Pembayaran Cicilan dan Biaya Bunga Pinjaman (Sistem Makloon)

KREDIT INVESTASI 0 1 2 3Pokok pinjaman (USD) 124.600.000 89.056.869 47.826.837 0Biaya bunga 19.936.000 14.249.099 7.652.294Cicilan 35.543.131 41.230.032 47.826.837Cicilan dan bunga 55.479.131 55.479.131 55.479.131

SKEDULE PEMBAYARAN CICILAN DAN BIAYA BUNGA BULANANTAHUN 1 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 2 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 3 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 4 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 5 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 6 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 7 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 8 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 9 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 10 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 11 2.961.928 1.661.333 4.623.261Bulan 12 2.961.928 1.661.333 4.623.261Total 35.543.131 19.936.000 55.479.131TAHUN 2 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 2 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 3 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 4 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 5 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 6 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 7 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 8 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 9 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 10 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 11 3.435.836 1.187.425 4.623.261Bulan 12 3.435.836 1.187.425 4.623.261Total 41.230.032 14.249.099 55.479.131TAHUN 3 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 2 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 3 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 4 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 5 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 6 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 7 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 8 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 9 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 10 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 11 3.985.570 637.691 4.623.261Bulan 12 3.985.570 637.691 4.623.261Total 47.826.837 7.652.294 55.479.131

TAHUNKredit Investasi

Page 92: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

82 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel L1.19

Pembayaran Cicilan dan Biaya Bunga Pinjaman (Sistem Produksi Sendiri)

KREDIT INVESTASI 0 1 2 3Pokok pinjaman (USD) 132.884.500 94.978.150 51.006.784 0Biaya bunga 0 21.261.520 15.196.504 8.161.085Cicilan 0 37.906.350 43.971.366 51.006.784Cicilan dan bunga 0 59.167.870 59.167.870 59.167.870

SKEDULE PEMBAYARAN CICILAN DAN BIAYA BUNGA BULANANTAHUN 1 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 2 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 3 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 4 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 5 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 6 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 7 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 8 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 9 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 10 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 11 3.158.862 1.771.793 4.930.656Bulan 12 3.158.862 1.771.793 4.930.656Total 37.906.350 21.261.520 59.167.870TAHUN 2 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 2 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 3 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 4 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 5 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 6 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 7 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 8 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 9 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 10 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 11 3.664.280 1.266.375 4.930.656Bulan 12 3.664.280 1.266.375 4.930.656Total 43.971.366 15.196.504 59.167.870TAHUN 3 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 2 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 3 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 4 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 5 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 6 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 7 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 8 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 9 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 10 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 11 4.250.565 680.090 4.930.656Bulan 12 4.250.565 680.090 4.930.656Total 51.006.784 8.161.085 59.167.870

TAHUNKredit Investasi

LAMPIRAN 1

Page 93: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

83BANK INDONESIA

LAMPIRAN 2

RUMUS PERHITUNGAN DALAM ASPEK KEUANGAN

Menghitung 1. Net Present Value (NPV)

NPV adalah nilai sekarang dari arus yang dihasilkan usaha di masa yang akan

datang dikurangi nilai investasi pada awal periode. NPV dirumuskan sebagai berikut:

n CFn

NPV = ∑ ------------------ - I0 t=1 (1+WACC)n

Keterangan:

CFn = arus kas pada periode ke n

WACC = rata-rata tertimbang biaya modal (weighted average cost of capital)

I0 = investasi pada awal periode.

Arus kas (CFn) terdiri dari arus kas masuk dan arus kas keluar. Selisih kedua

arus kas tersebut disebut sebagai arus kas bersih. Dengan mendiskontokan arus kas

bersih tersebut dengan biaya modal (WACC), maka diperoleh nilai sekarang (present

value) dari arus kas tersebut. Arus kas bisa positif bisa pula negatif. Pengeluaran

investasi awal tentu merupakan arus kas negatif. Total seluruh arus kas tersebut akan

menghasilkan nilai bersih arus kas (net present value).

Jika NPV positif berarti, usaha tersebut memberikan nilai tambah terhadap

pemiliknya dan juga perekonomian secara umum. Dengan demikian, usaha tersebut

layak untuk dijalankan. Jika NPV negatif berarti usaha tersebut tidak layak dijalankan.

Jika NPV sama dengan nol berarti imbal hasil (return) investasi tersebut sama persis

dengan biaya modalnya. Investasi di sektor ril mempunyai resiko yang lebih besar

daripada deposito misalnya. Untuk mengkompensasi resiko yang besar tersebut,

investor meminta imbal hasil (return) yang besar pula. Jika imbal hasil usaha yang

dianalisis ini tidak lebih baik daripada investasi lain yang resikonya lebih kecil, maka

investor tidak akan menjalankan usaha ini. Cara menghitung NPV adalah seperti pada

Tabel L2.1.

Page 94: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

84 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel L2.1

Contoh Perhitungan NPVTahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

Uraian 0 1 2 3 4 5ARUS KAS MASUKLaba Operasi x (1 - Tarif Pajak) 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500Biaya Penyusutan 200 200 200 200 200Nilai Sisa Harta Tetap 500Nilai Sisa Modal Kerja Bersih 750Total Arus Kas Masuk 2.700 2.700 2.700 2.700 3.950

ARUS KAS KELUARHarta Tetap 6.000Perubahan Modal Kerja Bersih 370 300 0 0 0 0Total Arus Kas Keluar 6.370 300 0 0 0 0Arus Kas Bersih -6.370 2.400 2.700 2.700 2.700 3.950Discount Rate = WACC 15,5% 1,0000 0,8657 0,7494 0,6487 0,5615 0,4861PV -6.370 2.078 2.023 1.751 1.516 1.920NPV 2.918

Cara mendapatkan angka-angka pada Tabel L2.1 di atas adalah sebagai berikut:

Laba operasi diperoleh dari proyeksi laba rugi. Nilai tambah yang diberikan oleh 1.

suatu usaha adalah sebesar laba operasinya (earning before interest and tax =

EBIT). Sedangkan biaya bunga, pajak, dan laba bersih merupakan bagian dari laba

operasi yang diberikan kepada kreditur, negara (pemerintah), dan pemilik. Dari

kaca mata usaha, pajak diperhitungkan terhadap nilai tambah yang diciptakan

tersebut. Jika laba operasi negatif, pajak tetap diperhitungkan, sehingga usaha

tersebut seperti mendapatkan benefit dari pajak. Dengan kata lain, negara

memberikan ”subsidi” atas fasilitas negara yang digunakan.

Biaya penyusutan dan nilai sisa harta tetap didapatkan dari nilai perolehan harta 2.

tetap dibagi dengan nilai ekonomisnya (metode penyusutan garis lurus). Nilai sisa

harta tetap adalah selisih antara nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya

pada akhir tahun proyeksi (dalam contoh ini akhir tahun kelima).

Nilai sisa modal kerja diperoleh dari selisih harta lancar dan utang lancar pada 3.

akhir tahun proyeksi (dalam contoh ini akhir tahun kelima). Untuk mendapatkan

nilai sisa modal kerja pada tahun kelima dibutuhkan proyeksi neraca karena pada

bagian harta lancarnya akan terdapat proyeksi kas. Kas tersebut merupakan

akumulasi kas yang berasal dari proyeksi arus kas usaha. Jika kas yang dihasilkan

Uraian

LAMPIRAN 2

Page 95: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

85BANK INDONESIA

besar, maka nilai sisa modal kerja akan besar pula. Tetapi setelah dikurangi

dengan bagian keuntungan untuk pemilik (deviden), maka nilai sisa modal kerja

akan sama dengan nilai aset bersih (total modal sendiri) pada akhir tahun kelima

tersebut. Jika arus kas operasional usaha tidak mengalami shortage atau tidak

ada tambahan pinjaman baru selama periode proyeksi, maka nilai sisa modal kerja

akan sama dengan total ekuitas pada tahun awal. Dengan demikian, bila anda

tidak membuat proyeksi neraca dan arus kas operasional, tetap dapat menghitung

nilai sisa modal kerja tersebut pada akhir tahun proyeksi, yaitu sebesar total ekuitas

pada tahun awal.

Harta tetap pada awal periode adalah total investasi harta tetap yang 4.

dibutuhkan.

Perubahan modal kerja bersih diperoleh dengan cara sebagai berikut:5.

Hitung kebutuhan modal kerja yaitu untuk mendanai harta lancar yang terdiri a. dari kas untuk transaksi, piutang usaha, persediaan bahan baku, barang

dalam proses, barang jadi, dan biaya sewa. Dana tersebut sebagian sudah

dibutuhkan sejak awal periode, misalnya untuk biaya sewa, membeli bahan

baku dan biaya pengolahannya.

Hitung utang lancar yang dapat digunakan untuk menalangi sebagian b. kebutuhan dana untuk harta lancar di atas, khususnya utang yang diberikan

oleh pemasok bahan baku.

Hitung selisih harta lancar dan utang lancar, sehingga diperoleh modal kerja c. bersih. Jadi, kebutuhan dana yang masih harus dicarikan adalah sebesar

modal kerja bersih tersebut. Sumber dananya bisa berasal dari modal sendiri

atau pinjaman. Pada Tabel L2.2 tampak bahwa modal kerja bersih pada

awal periode sebesar Rp370 dan pada tahun pertama dan seterusnya adalah

Rp670.

Hitung perubahan modal kerja bersih dari waktu ke waktu. Modal kerja bersih d. pada awal periode adalah Rp370. Sedangkan pada tahun kedua dibutuhkan

sebesar Rp670. Jadi, tambahan modal kerja yang dibutuhkan pada tahun

pertama adalah Rp300. Dengan cara yang sama diperoleh tambahan modal

Page 96: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

86 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

kerja untuk tahun-tahun berikutnya sebesar Rp0. Angka-angka perubahan

modal kerja inilah yang dimasukkan kedalam Tabel L1.1

Perubahan modal kerja bersih dapat didanai dengan modal sendiri dan e. pinjaman. Jika 30% didanai dengan modal sendiri dan sisanya dengan

pinjaman, maka besarnya dana yang harus disediakan oleh pemilik pada awal

periode adalah Rp111 dan pinjaman Rp259. Pada tahun pertama tambahan

dana untuk modal kerja dari pemilik adalah Rp90 dan pinjaman Rp210.

Bunga pinjaman dihitung atas pinjaman yang sudah ditarik. Karena pinjaman f. modal kerja bisa diperpanjang setiap tahun (roll over), maka baki kredit modal

kerja usaha ini adalah Rp259 + Rp210 = Rp469. Biaya bunga dihitung atas

pinjaman yang sudah ditarik tersebut (outstanding loan).

Untuk menghitung biaya modal (WACC) digunakan formula berikut:g.

E DWACC = ------- Ke + ------- Kd (1-t) E + D E + D

Keterangan:

E = modal sendiri

D = pinjaman

Ke = biaya modal sendiri

Kd = biaya modal pinjaman

t = tarif pajak

LAMPIRAN 2

Page 97: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

87BANK INDONESIA

Tabel L2.2

Perhitungan Modal Kerja

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun TahunUraian 0 1 2 3 4 5

Kas 20 20 20 20 20 20Piutang Usaha 0 250 250 250 250 250Persediaan Bahan Baku 200 200 200 200 200 200Persediaan Barang Dalam Proses 300 300 300 300 300 300Persesiaan Barang Jadi 0 50 50 50 50 50Biaya Sewa 150 150 150 150 150 150Total 670 970 970 970 970 970Utang Usaha 300 300 300 300 300 300Modal Kerja Bersih 370 670 670 670 670 670Perubahan Modal Kerja Bersih 370 300 0 0 0 0PendanaanModal Sendiri 30% 111 90 0 0 0 0Pinjaman Bank 70% 259 210 0 0 0 0Total 100% 370 300 0 0 0 0

Langkah-langkah untuk menghitung biaya modal usaha tersebut adalah sebagai

berikut:

Hitung porsi pendanaan harta tetap yang berasal dari modal sendiri dan pinjaman. 1.

Misalnya 30% dari modal sendiri dan sisanya pinjaman bank. Buat perhitungan

seperti pada Tabel L2.3.

Tentukan biaya modal pinjaman, misalnya 16% per tahun (biasanya disamakan 2.

dengan tingkat bunga pinjaman). Kemudian tentukan biaya modal sendiri, yaitu

dengan menambahkan tingkat bunga pinjaman dengan persentase tertentu

(spread) untuk menutupi resiko usaha, misalnya 4% di atas tingkat bunga

pinjaman, sehingga biaya modal sendiri adalah 20%.

Hitung biaya modal pinjaman setelah pajak, sementara biaya modal sendiri tidak 3.

dikenakan pajak. Mengapa biaya modal sendiri tidak dikenakan pajak? Proses

penurunan rumusnya adalah sebagai berikut:

Uraian

Page 98: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

88 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Perhatikan bagian bawah dari laporan laba rugi (mulai dari laba operasi sampai a.

dengan laba bersih) yang terdiri dari:

Laba Operasi (EBIT)

- Biaya Bunga (I)

= Laba sebelum pajak (EBT)

- Pajak (T)

= Laba Bersih (NI)

Keterangan:

NI = laba bersih (net income = NI)

EBT = laba setelah pajak (earning before tax = EBT)

T = Pajak, t = tarif pajak

EBIT = laba sebelum biaya bunga bunga dan pajak (eaning before interest

and taxes = EBIT)

Dalam bentuk persamaan bagian laba rugi di atas dapat dibuat sebagai b.

berikut:

NI = EBT – T

NI = EBT–EBT x t

NI = EBT (1–t)

Sementara EBT = EBIT – I

Substitusikan (EBIT–I) ke dalam persamaan di atas, sehingga diperoleh:

NI = (EBIT – I)(1–t)

NI = EBIT(1–t) – I(1–t)

EBIT (1–t)=I(1–t)+NI

Jadi, EBIT dibagikan kepada kreditur dalam bentuk biaya bunga (I) yang

besarnya sama dengan pinjaman (debt = D) dikalikan dengan tingkat bunganya

(kd). Sedangkan laba bersih (net income = NI) diberikan kepada pemilik yang

besarnya minimal sama dengan modal yang ditanam (equity = E) dikalikan

dengan biaya modalnya (Ke), sehingga diperoleh:EBIT (1-t) = D kd (1–t) + E ke

LAMPIRAN 2

Page 99: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

89BANK INDONESIA

Bagi persamaan di atas dengan total pendanaan (E+D), maka diperoleh: c.

EBIT (1-t) E D ------------ = -------- Ke + -------- Kd (1-t) (E+D) (E+D) (E+D

E DWACC = ------- Ke + ------- Kd (1-t)

E + D E + D

EBIT(1-t)/(E+D) adalah biaya modal dari usaha (WACC). Jadi, usaha tersebut

harus menghasilkan imbal hasil (return) minimum sebesar WACC, Jika tidak

NPV akan negatif.

Kalikan porsi pendanaan dengan biaya modal setelah pajak. Jumlah dari hasil d.

perkalian tersebut adalah rata-rata terimbang biaya modal usaha (WACC).

Dalam contoh ini adalah 15,5%.

Tabel L2.3

Menghitung Biaya Modal Usaha

Porsi Biaya Biaya ModalSumber Pendanaan Pendanaan Modal Setelah Pajak Perkalian

(1) (2) (3) (4) = (1)x(3)Modal Sendiri 30% 20% 20,0% 6,0%Pinjaman 70% 16% 13,6% 9,5%Total 100% WACC = 15,5%

Menghitung 2. Internal Rate of Return

Internal rate of return (IRR) adalah tingkat pengembalian investasi yang

menyamakan arus kas masuk dan arus kas keluar. Jadi, pada posisi tersebut NPV

sama dengan nol. Untuk menghitung IRR dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

manual dan formula komputer (program Excel). Penggunaan formula komputer

dapat dilakukan bila perhitungan dibuat dalam spreadsheet Excel. Cara menghitung

IRR adalah sebagai berikut:

SumberPendanaan

Page 100: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

90 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Formula Komputer (Excel)A.

Formula Excel untuk berbagai perhitungan dapat dilihat dengan meng-klik fx

yang ada pada Toolbars komputer anda. Formula IRR adalah =IRR(arus kas bersih,%

sembarangan). Untuk lebih jelasnya lihat contoh perhitungan pada Tabel L2.4. Pada

sel C42 kita rumuskan: =IRR(C41:H41;10%). Tanda pemisah dalam rumus-rumus

Excel ada yang menggunakan koma (,) atau titik-koma (;), tergantung pada setting

yang dilakukan. Bila komputer menolak ketika digunakan separator koma, coba ganti

dengan titik-koma dan sebaliknya.

Tabel L2.4

Contoh Data Untuk Menghitung IRR dengan Formula ExcelA B C D E F G H

0 1 2 3 4 541 Arus Kas Bersih -6.370 2.400 2.700 2.700 2.700 3.95042 IRR 32,4%43

Cara ManualB.

Perhitungan IRR dengan cara manual menggunakan formula interpolasi

sebagai berikut: NPV1

IRR = r1 + (r2-r1) x --------------------- NPV1 – NPV2

Keterangan:

r1 = tingkat diskonto yang menghasilkan NPV1 bernilai positif

r2 = tingkat diskonto yang menghasilkan NPV2 bernilai negatif

Untuk menghitung IRR secara manual kita harus mempunyai dua NPV, satu

bernilai positif dan satu lagi negatif. Kita sudah mendapatkan NPV yang bernilai positif

seperti pada Tabel L2.1. Untuk mendapatkan NPV yang negatif, gunakan discount

rate yang besar. Jika kita sudah mendapatkan IRR dengan formula Excel, maka untuk

mendapatkan NPV negatif, gunakan discount rate yang lebih besar dari IRR komputer

tersebut. Contoh perhitungan dapat dilihat seperti pada Tabel L2.5.

LAMPIRAN 2

Page 101: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

91BANK INDONESIA

Dalam menggunakan rumus IRR di atas perlu diperhatikan bahwa NPV2 bernilai

negatif, bila dikurangkan terhadap NPV1 akan menghasilkan penjumlahan. Misalnya,

seperti pada Tabel L2.4 tampak bahwa NPV1 = 2.918 dan NPV2 = -320, maka (NPV1 –

NPV2) = 3.238. Jika perbedaan antara r1 dan r2 kecil, maka hasil perhitungan IRR manual

akan sama dengan hasil perhitungan formula Excel. Semakin besar perbedaan r1 dan

r2, maka perbedaan hasil perhitungan IRR manual dan formula Excel akan semakin

besar pula. Oleh karena itu, disarankan untuk menghitung IRR dengan formula Excel

lebih dahulu, kemudian bandingkan dengan cara manual.

Tabel L2.5

Contoh Perhitungan IRR Cara ManualTahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun

No. Uraian 0 1 2 3 4 51 NPV POSITIF

Arus Kas Bersih -6.370 2.400 2.700 2.700 2.700 3.950Discount Rate (1) 15,5% 1,0000 0,8657 0,7494 0,6487 0,5615 0,4861PV -6.370 2.078 2.023 1.751 1.516 1.920NPV (1) 2.918

2 NPV NEGATIFArus Kas Bersih -6.370 2.400 2.700 2.700 2.700 3.950Discount Rate (2) 35,0% 1,0000 0,7407 0,5487 0,4064 0,3011 0,2230PV -6.370 1.778 1.481 1.097 813 881NPV (2) -320r1 0,16r2 0,35NPV1 2.918NPV2 -320IRR 33,1%

Menghitung 3. Payback Period

Contoh perhitungan jangka waktu pengembalian investasi (payback period)

adalah seperti pada Tabel L2.6. Langkah-langkah perhitungannya adalah sebagai

berikut:

Ambil arus kas bersih dari Tabel L2.1.a. Buat akumulasi arus kas bersih tersebut, sehingga akan tampak perubahan b. akumulasi kas tersebut dari negatif ke positif. Sampai dengan akhir tahun kedua

akumulasi kas masih negatif dan pada akhir tahun ketiga sudah positif.

Uraian

Page 102: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

92 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Untuk akumulasi kas yang negatif kita tuliskan angka 1 di bawahnya (tidak c. termasuk tahun 0).

Jumlahkan angka-angka pada baris tahun tersebut. Diperlukan lebih dari 2 tahun d. untuk membuat supaya akumulasi arus kas tersebut positif.

Untuk menghitung waktu di atas tahun kedua sampai akumulasi arus kas tersebut e. sama dengan nol, kita asumsikan bahwa arus kas yang dihasilkan sama besar

setiap bulan. Jika arus kas pada tahun ketiga sebesar Rp2.700, maka rata-rata

arus kas sebulan adalah Rp225. Jadi, untuk menutupi arus kas negatif sebesar

Rp1.270 pada akhir tahun kedua dibutuhkan waktu selama 5,6 bulan (1.270/225)

atau 0,47 tahun. Jadi, total waktu untuk mengembalikan investasi tersebut adalah

2,47 tahun.

Tabel L2.6

Contoh Menghitung Payback Period

Uraian Total 0 1 2 3 4 5Arus Kas Bersih -6.370 2.400 2.700 2.700 2.700 3.950Akumulasi Arus Kas Bersih -6.370 -3.970 -1.270 1.430 4.130 8.080Tahun 2 1 1 0 0 0Bulan 0,47 0,00 0,00 0,47 0,00 0,00

Menghitung4. Benefit-Cost Ratio

Untuk menghitung B-C ratio lakukan langkah-langkah berikut:

Ambil a. present value (PV) pada Tabel L2.1 dan tempatkan seperti pada Tabel L2.7

Tempatkan PV arus kas yang positif pada baris kedua Tabel L2.7 dan PV arus kas b.

yang negarif pada baris berikutnya.

Hitung jumlah PV yang positif dan yang negatif pada baris yang bersangkutan.c.

Bagi jumlah PV positif dan jumlah PV negatif (abaikan tanda negatifnya), hasilnya d.

adalah B-C Ratio yang dicari, yaitu 1,37.

LAMPIRAN 2

Page 103: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

93BANK INDONESIA

Tabel L2.7

Contoh Menghitung Benefit-Cost RatioUraian Total 0 1 2 3 4 5

PV -6.370 2.078 2.023 1.751 1.516 1.920PV Positif 9.288 0 2078 2023 1751 1516 1920PV Negatif -6.370 -6370 0 0 0 0 0B-C Ratio 1,46

Menghitung Titik Penjualan Pulang Pokok5.

Titik penjualan pulang pokok (breakeven sales) adalah nilai atau volume

penjualan yang memberikan laba sama dengan nol. Jadi, pada posisi pulang pokok,

nilai penjualan sama dengan biaya-biayanya. Perlu disadari bahwa titik penjualan

pulang pokok bukanlah ukuran untuk menilai kelayakan usaha. Indikator ini hanya

sebagai pedoman bagi pengusaha untuk melihat batas penjualan minimum yang

harus dicapai supaya memperoleh keuntungan. Secara matematis kondisi pulang

pokok dinyatakan sebagai berikut:

Laba = Penjualan – Biaya-biaya

Pada titik pulang pokok laba = 0, maka

Penjualan – Biaya-biaya = 0

Biaya-biaya dapat dikelompokkan atas biaya tetap dan biaya variabel. Biaya

tetap adalah biaya-biaya yang tidak terpengaruh atau tidak berubah bila terjadi

perubahan dalam volume atau nilai penjualan, misalnya biaya penyusutan, biaya

sewa, biaya bunga, dan gaji karyawan tetap. Sedangkan biaya variabel adalah biaya-

biaya yang berubah-ubah mengikuti perubahan penjualan, misalnya biaya bahan

baku, biaya upah tenaga tidak tetap, dan biaya pemasaran.

Page 104: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

94 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Bila kita uraikan komponen penjualan dan biaya-biaya tersebut, maka diperoleh

bahwa penjualan (sales = S) adalah hasil perkalian antara volume penjualan (quantity

=Q) dengan harga jual per unit (price = p) atau Qp. Sedangkan biaya terdiri dari biaya

tetap (fixed cost = F) dan biaya variabel (variable cost = V). Karena biaya variabel

berfluktuasi mengikuti penjualan, kita dapat menyatakan total biaya variabel tersebut

sebagai volume penjualan dikalikan dengan biaya variabel per unit (v), sehingga biaya

variabel sama dengan (Qv). Jadi, pada titik pulang pokok:

Penjualan – Biaya-biaya = 0

Qp = F + V

Qp = F + Qv

Qp - Qv = F

Q(p-v) = F

Q = F/(p-v)

Faktor (p-v) disebut juga sebagai contribution margin. Jika ruas kanan pada persamaan

Q = F/(p-v) dibagi dengan p, maka diperoleh: Q = (F/p)/(1-v/p). Kalikan kedua ruas

persamaan tersebut dengan p, maka diperoleh: Qp = F/(1-v/p). Jika biaya variabel per

unit dan harga per unit pada pembagi persamaan di atas dikalikan dengan volume

penjualan (Q), maka diperoleh rumus penjualan pada titik pokok (breakeven sales

=BES) sebagai berikut:

FBES = ------------------ Qv 1 – ---------- Qp

FBES = ------------------ V 1 – ---------- S

LAMPIRAN 2

Page 105: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

95BANK INDONESIA

MENU DAN CARA MENGOPERASIKAN PROGRAM SIMULASI BISNIS

(USAHA DISTRO)

Pengantar

Buku ini merupakan bagian dari laporan studi pola pembiayaan (lending model)

usaha Distro yang menjelaskan cara menggunakan program simulasi bisnis untuk

membuat proyeksi keuangan dan perhitungan kelayakan usaha tersebut. Program

simulasi bisnis ini menggunakan Excel yang mengintegrasikan semua asumsi dengan

proyeksi laporan keuangan dan perhitungan lainnya. Program simulasi ini membantu

dalam membuat proyeksi laba rugi, arus kas, neraca, modal kerja, perhitungan NPV,

IRR, payback period, benefit-cost ratio, break even sales, dan rasio keuangan. Karena

program ini terintegrasi, maka pengujian terhadap sensitifitas suatu asumsi terhadap

kelayakan usaha dapat dilakukan dengan mudah.

Menu program adalah seperti pada Gambar P.1. Daftar menu yang ada pada

gambar tersebut merupakan tombol yang dapat di-klik dan akan menampilkan

lembaran tempat memasukkan asumsi-asumsi yang bersangkutan. Misalnya, bila di-

klik tombol Barang Modal, maka di layar komputer akan tampil seperti pada Tabel P-1.

Asumsi hanya dapat dimasukkan kedalam sel yang berwarna kuning dan tulisannya

berwarna merah. Jika dipasang proteksinya, maka kursor hanya akan bergerak dalam

sel-sel yang berwarna kuning itu saja, sehingga tidak khawatir angka-angka dalam

sel-sel lain terhapus. Sel-sel tersebut berisi formula dan berhubungan (link) dengan

sel-sel lainnya. Jika terhapus akan merusak program keseluruhan. Untuk kembali ke

Menu Utama (Gambar 1) klik tombol ”Go to Menu”.

Harta Tetap1.

Tempat memasukkan nilai harta tetap digunakan sheet seperti pada Tabel P-1.

Kebutuhan dana adalah untuk membeli harta tetap, seperti tanah, bangunan, mesin-

mesin dan peralatannya, kendaraan, peralatan toko, peralatan kantor dan furnitur. Jika

Page 106: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

96 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

dibutuhkan rincian setiap kelompok harta tetap tersebut, misalnya kendaraan terdiri

dari berbagai jenis mobil dan sepeda motor dapat dibuat pada lembar kerja (sheet)

lain. Kedalam program ini masukkan jumlahnya saja. Anda dapat menghubungkan

(link) total tabel rincian harta tetap tersebut dengan kelompok harta tetap yang

bersangkutan. Pada program simulasi ini disediakan fasilitas untuk memasukkan

kenaikan biaya investasi barang modal, bila diasumsikan harga barang-barang modal

mengalami kenaikan selama periode pembangunannya. Kenaikan biaya dapat terjadi

karena perubahan harga atau akibat perubahan kualitas bahan-bahan yang digunakan

dari yang murah menjadi yang mahal. Tabel 1 juga tempat memasukkan tarif pajak

perusahaan (corporate tax) dan tahun awal dimulainya pembangunan usaha ini.

Gambar P.1

Menu Program Studi Kelayakan Distro

BARANG MODAL

PENARIKAN DANA

ASURANSI

FINANCING

BIAYA PRAOPERASI

PENJUALAN

BIAYA PENYUSUTAN

TRANSP & GUDANG

BIAYA SEWA

TERMS OF PAYMENT

MODAL KERJA

LABA-RUGI

COST OF CAPITAL

BIAYA OPERASI

NPV, IRR, PAYBACK

CASH FLOW

NERACA

RASIO KEUANGANSENSITIVITAS

Zalmi Zubir, SE.MBA

BEP

CICILAN DAN BUNGA

IDC

MODAL KERJA AWAL

IKHTISAR PENJUALAN

BIAYA PEMASARAN

TAMBAHAN DANA

DEVIDEN

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 107: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

97BANK INDONESIA

Skedul Pembangunan dan Penarikan Dana Investasi2.

Program simulasi ini hanya dapat menampung skedul pembangunan usaha

selama 12 bulan. Pada Tabel P-2 tampak bahwa periode pembangunan hanya dua

bulan. Penarikan dana disesuaikan dengan rencana penggunaannya. Misalnya,

pembayaran biaya renovasi ruangan toko atau bangunan dilakukan secara bertahap

dalam dua bulan, masing-masing 50% pada bulan pertama dan 50% pada bulan

kedua. Pembelian kendaraan dilakukan pada bulan pertama dan pembayarannya

diasumsikan tunai. Peralatan toko, peralatan kantor, dan furnitur diadakan pada

bulan kedua. Pembayarannya dilakukan pada bulan yang bersangkutan. Pada bulan

pertama dibutuhkan dana sebesar Rp75.000.000 dan pada bulan kedua sebesar

Rp99.000.000. Pengunaan dana untuk barang modal lainnya disesuaikan dengan

skedul pengadaan barang tersebut. Jika skedul pembangunan usaha kurang dari 12

bulan, misalnya 8 bulan, maka kolom tabel yang diisi adalah delapan kolom yang

terakhir. Jadi, kolom pertama sampai dengan keempat dikosongkan.

Tabel P-1

Biaya Investasi Barang Modal

NPV = 473.060.398Nilai Nilai

No. Harta Tetap Perolehan Setelah Kenaikan1 Tanah 0 02 Renovasi Toko 100.000.000 100.000.0003 Mesin-mesin dan Peralatan 4.000.000 4.000.0004 Kendaraan 25.000.000 25.000.0005 Peralatan Toko 10.000.000 10.000.0006 Peralatan kantor 25.000.000 25.000.0007 Furniture 10.000.000 10.000.000

Total 174.000.000 174.000.000

Antisipasi kenaikan investasi 0,00%Tahun Pembangunan 0Asumsi pajak 15%

Go to Menu

Page 108: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

98 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-2

Skedul Pembangunan dan Alokasi Penarikan Dana Investasi Barang Modal

NPV = 473.060.398BULAN

Uraian Keterangan Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tanah Tidak ada 0,00%Renovasi Toko OK 100,00% 50,00% 50,00%Mesin-mesin dan Peralatan OK 100,00% 100,00%Kendaraan OK 100,00% 100,00%Peralatan Toko OK 100,00% 100,00%Peralatan kantor OK 100,00% 100,00%Furniture OK 100,00% 100,00%

HARTA TETAP % Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tanah 0,0% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Renovasi Toko 57,5% 100.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50.000.000 50.000.000Mesin-mesin dan Peralatan 2,3% 4.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4.000.000Kendaraan 14,4% 25.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25.000.000 0Peralatan Toko 5,7% 10.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10.000.000Peralatan kantor 14,4% 25.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25.000.000Furniture 5,7% 10.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10.000.000Total 100,0% 174.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75.000.000 99.000.000

Go to Menu

Pendanaan3.

Tabel P-3 adalah tempat memasukkan porsi pendanaan investasi barang

modal, modal kerja, tingkat bunga, dan jangka waktu pelunasan pinjaman (tenor).

Jika 30% dari kebutuhan dana untuk barang modal di belanjai dengan modal sendiri,

maka sisanya secara otomatis dibelanjai dengan pinjaman bank. Demikian pula

dengan kebutuhan modal kerja. Masukkan tingkat bunga, biaya provisi kredit dan

jangka waktu pelunasan pinjaman tersebut. Program simulasi ini juga memberikan

fasilitas untuk memasukkan tingkat bunga dan jangka waktu kredit pinjaman baru bila

arus kas operasional usaha ini mengalami shortage. Tetapi, sangat disarankan dalam

membuat analisis kelayakan usaha, proyeksi keuangan usaha ini tidak mengalami

cash shortage.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 109: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

99BANK INDONESIA

Tabel P-3

Pendanaan Usaha (Financing)

NPV = 473.060.398INVESTASI BARANG MODAL MODAL KERJAModal Sendiri (%) 30,0% 52.200.000 Modal Sendiri 30,0%Pinjaman (%) 70,0% 121.800.000 Pinjaman 70%Total 100,0% 174.000.000 Total 100%BIAYA BUNGA (IDC)Biaya Bunga 16,0% 2.324.000 Biaya Bunga 16,0%Biaya Provisi 1,0% 1.218.000 Biaya Provisi 1,0%Cicilan Utang Pokok (tahun) 3Cicilan Utang IDC (tahun) 1

Pinjaman BaruCicilan 3Biaya bunga 16,0%

Go to Menu

Penarikan Dana dan IDC4.

Tabel P-4 menyajikan dana yang harus ditarik setiap bulan selama periode

pembangunan dan biaya bunga yang timbul selama periode tersebut (interest during

construction = IDC). Jika sebagian kebutuhan dana dibiayai dengan pinjaman, misalnya

70%, maka pada bulan pertama penarikan pinjaman adalah Rp 52.500.000 dan pada

bulan kedua Rp 69.300.000. Penarikan dana pinjaman tersebut akan mempengaruhi

besarnya IDC. Jika tingkat bunga pinjaman sebesar 16% per tahun dan biaya provisi

kredit sebesar 1,0% dari pinjaman, maka IDC dan biaya provisi masing-masing adalah

Rp 2.324.000 dan Rp 1.218.000. Program ini juga memungkinkan untuk menunda

pembayaran bunga sampai proyek beroperasi secara komersial, yaitu dengan

memasukkan angka nol pada asumsi pembayaran bunga.

Biaya Praoperasi5.

Biaya-biaya yang dikeluarkan selama periode konstruksi meliputi biaya

perizinan, upah, dan biaya administrasi. Cara memasukkan asumsi kedalam Tabel P-5

sama dengan Tabel P-2.

Page 110: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

100 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-4

Penarikan dana, IDC dan Biaya Provisi Kredit

NPV = 473.060.398

HARTA TETAP % Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Tanah 0,0% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Renovasi Toko 57,5% 100.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 50.000.000 50.000.000Mesin-mesin dan Peralatan 2,3% 4.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 4.000.000Kendaraan 14,4% 25.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25.000.000 0Peralatan Toko 5,7% 10.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10.000.000Peralatan kantor 14,4% 25.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 25.000.000Furniture 5,7% 10.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 10.000.000Total 100,0% 174.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75.000.000 99.000.000

FINANCING 0 Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Modal Sendiri 0 52.200.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 22.500.000 29.700.000Pinjaman 1 121.800.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 52.500.000 69.300.000Total 1 174.000.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 75.000.000 99.000.000

BIAYA BUNGA (IDC)Biaya Bunga 16,0% 2.324.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.400.000 924.000Pembayaran Bunga 100,0% 2.324.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1.400.000 924.000Bunga Terutang 0,0% 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0Biaya Provisi 1,0% 1.218.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

BULAN

Go to Menu

Tabel P-5

Biaya Praoperasi

NPV = 473.060.398

BIAYA Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12Upah 1.000.000 500.000 500.000Biaya Izin-izin 13.100.000 13.100.000Biaya Konsultan 0Biaya Administrasi Lain-lain 2.000.000 1.000.000 1.000.000Total 16.100.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 14.600.000 1.500.000

BULAN

Go to Menu

Biaya Penyusutan6.

Biaya penyusutan adalah alokasi dari nilai perolehan harta tetap selama umur

ekonomisnya. Metode penyusutan ada bermacam-macam seperti metode garis lurus

(straight line), sum of the year digit method, declining balance method, dan double

declining balace method. Metode penyusutan yang paling sederhana dan yang

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 111: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

101BANK INDONESIA

digunakan dalam program ini adalah garis lurus, yaitu dengan membagi nilai perolehan

harta tetap dengan umur ekonomisnya. Tabel P-6 adalah tempat memasukkan umur

ekonomis harta tetap. Perlu diingat bahwa tanah lokasi usaha tidak disusutkan karena

tanah tidak mengalami penurunan kondisi fisik dan nilai.

Tabel P-6

Biaya Penyusutan

NPV = 473.060.398Nilai Umur Biaya

HARTA TETAP Perolehan Ekonomis Depresiasi/ThnTanah 0 0 0Renovasi Toko 100.000.000 5 20.000.000Mesin-mesin dan Peralatan 4.000.000 5 800.000Kendaraan 25.000.000 5 5.000.000Peralatan Toko 10.000.000 5 2.000.000Peralatan kantor 25.000.000 5 5.000.000Furniture 10.000.000 5 2.000.000Total 174.000.000 34.800.000

Go to Menu

Modal Kerja Awal7.

Tabel P-7 adalah tempat menghitung besarnya modal kerja yang dibutuhkan

pada awal periode. Besarnya modal kerja tersebut dipengaruhi oleh volume kegiatan

usaha dan lamanya proses produksi sejak dari bahan baku sampai barang jadi. Jika

untuk membuat produk dibutuhkan waktu selama satu minggu, maka kebutuhan

modal kerja selama periode tersebut biasanya dua kali biaya produksi seminggu atau

lebih. Jika hasil penjualan diterima seminggu kemudian, maka modal kerja yang

dibutuhkan paling kurang tiga kali dari nilai bahan baku periode yang bersangkutan.

Penjualan8.

Program simulasi ini dapat menampung sebanyak 25 macam produk (lihat

Tabel P-8). Volume penjualan dapat pula diasumsikan naik dengan persentase tertentu,

misalnya 10% per tahun dan biaya produksi juga meningkat dengan persentase

Page 112: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

102 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

tertentu pula, misalnya 10% per tahun. Asumsi kenaikkan volume penjualan

tergantung pada perkiraan pengusaha terhadap perkembangan permintaan dan

penawaran produknya di masa yang akan datang. Kenaikkan biaya produksi juga

tergantung pada perkembangan biaya bahan baku, upah jahit dan sablon. Dalam

program simulasi ini kenaikan biaya produksi sebesar 10% akan meningkatkan

harga jual dengan persentase yang sama karena harga jual ditetapkan berdasarkan

biaya produksi ditambah dengan margin dengan persentase tertentu. Jika tidak

ada kenaikan, masukkan angka nol. Dalam biaya produksi belum termasuk biaya

operasional, seperti upah/gaji karyawan, biaya administrasi, biaya pemasaran, dan

biaya bunga. Ikhtisar penjualan, biaya produksi, dan margin dapat dilihat pada Tabel

P-9.

Tabel P-7 Modal Kerja Awal (Untuk Bahan Baku)

NPV = 473.060.398

Volume Modal Kerja Produk yang KebutuhanNo. Barang Penjualan Awal dibuat Biaya Modal Kerja

Dagangan (Unit) (Minggu) (Unit) (Rp/Unit) (Rp)1 T-shirt 3.240 2 125 35.000 4.361.5382 Kemeja 1.944 2 75 45.000 3.364.6153 Jaket 1.944 2 75 75.000 5.607.6924 Blazer 1.944 2 75 75.000 5.607.6925 Tas 0 0 0 06 Sepatu 0 0 0 07 Sendal 0 0 0 08 0 0 0 09 0 0 0 0

10 0 0 0 011 0 0 0 012 0 0 0 013 0 0 0 014 0 0 0 015 0 0 0 016 0 0 0 017 0 0 0 018 0 0 0 019 0 0 0 020 0 0 0 021 0 0 0 022 0 0 0 023 0 0 0 024 0 0 0 025 0 0 0 0

Total 18.941.538

Go to Menu

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 113: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

103BANK INDONESIA

Tabel P-8

Volume Penjualan, Margin, dan Kenaikan Biaya Produksi

NPV = 473.060.398

Persediaan Biaya Kenaikan KenaikanNo. Barang Penjualan Akhir Produksi Margin Vol.Penjualan Biaya Prod Harga Jual

Dagangan (Unit) (Hari) (Rp/Unit) (Rp/Unit) (%/Thn) (%/Thn) (Rp/Unit)1 T-shirt 3.240 14 35.000 100,0% 0,0% 0,0% 70.0002 Kemeja 1.944 14 45.000 100,0% 0,0% 0,0% 90.0003 Jaket 1.944 14 75.000 100,0% 0,0% 0,0% 150.0004 Blazer 1.944 14 75.000 100,0% 0,0% 0,0% 150.0005 Tas 06 Sepatu 07 Sandal 08 09 0

10 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 0

Go to Menu

Page 114: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

104 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-9

Ikhtisar Penjualan, Biaya Produksi dan Margin

NPV = 473.060.398

Uraian 1 2 3 4 5Penjualan 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000Biaya Produksi 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000Gross Margin 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000

Go to Menu

Pembelian dan Penjualan Kredit9.

Kedalam program ini dapat pula dimasukkan porsi penjualan di lokasi distro

dan kota lain, diskon dan jangka waktu kredit penjualan dan pembelian (term of

payment). Pada Tabel P-10 dapat dilihat volume produk yang dijual di kota Bandung

sekitar 50% dan yang dijual ke kota lain sekitar 50%. Separoh dari produk yang dijual di

Bandung dititipkan pada distro lain (konsinyasi). Untuk produk-produk yang dititipkan

pada distro lain (konsinyasi) diberikan tenggang waktu pembayaran sampai 30 hari.

Program simulasi ini juga dilengkapi dengan fasilitas untuk memasukkan penjualan ke

kota lain yang dilakukan secara kredit serta tenggang waktu pembayarannya.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 115: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

105BANK INDONESIA

Tabel P-10

Term of Payment Penjualan dan Pembayaran

NPV = 473.060.398

Porsi Dijual Sendiri KonsinyasiPenjualan di Bandung 50,0% 50,0% 50,0%TOP (hari) 0 30

Porsi Tunai KreditPenjualan ke kota lain 50,0% 90,0% 10,0%TOP (hari) 30Diskon 0,0%

TOP Penjahit 15 hari

Go to Menu

Biaya Transportasi, Bongkar-Muat dan Penyimpanan10.

Biaya pengangkutan adalah untuk membawa bahan baku dari pabrik

pemasok ke tukang jahit. Jika bahan baku disediakan oleh penjahit, maka tidak ada

biaya transpor bahan baku. Biaya transpor barang jadi adalah untuk mengangkut

hasil produksi dari penjahit dan pendistribusiannya ke distro-distro lain (konsinyasi).

Biaya pengangkutan atau pengiriman produk pesanan ke derah lain ditanggung oleh

pembeli.

Tabel P-11 adalah tempat memasukkan biaya pengangkutan, bongkar muat

dan penyimpanan bahan baku dan barang jadi. Dalam program ini diasumsikan

biaya-biaya tersebut dibebankan pada bahan baku, sehingga mempengaruhi harga

pokok penjualannya. Biaya-biaya tersebut ditetapkan berdasarkan persentase tertentu

terhadap nilai pembelian bahan baku atau biaya produksi.

Page 116: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

106 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-11

Biaya Pengangkutan, Bongkar-Muat, dan Biaya Penyimpanan

NPV = 473.060.398

Uraian Asumsi KeteranganBiaya Transportasi 2,00% terhadap nilai pembelianBiaya Bongkar-muat 1,00% terhadap nilai pembelianBiaya Penyimpanan 0,00% terhadap nilai pembelian

1 2 3 4 5Persedian awal barang dagangan 18.941.538 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000Pembelian 492.768.462 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000Persediaan akhir barang dagangan 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000Penjualan 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000

Biaya Transportasi 9.855.369 9.849.600 9.849.600 9.849.600 9.849.600Biaya Bongkar-muat 4.927.685 4.924.800 4.924.800 4.924.800 4.924.800Biaya Penyimpanan 0 0 0 0 0Harga Pokok Penjualan 507.263.054 507.254.400 507.254.400 507.254.400 507.254.400

Go to Menu

Biaya Pemasaran11.

Biaya pemasaran meliputi biaya iklan dan promosi, biaya pembungkus, dan

jamuan (entertainment). Biasanya, dalam kegiatan distro tidak dipisahkan antara biaya

promosi dan entertainment. Biaya promosi meliputi pemasangan iklan di majalah,

pembuatan brosur, flier, sponsorship suatu pementasan musik, bazar, dan lain-lain.

Kedalam program ini dapat pula dimasukkan persentase rata-rata kenaikan biaya-

biaya tersebut setiap tahun (lihat Tabel P-12).

Biaya Asuransi12.

Tabel P-13 adalah tempat untuk memasukkan premi asuransi, yaitu asuransi

kerugian untuk perlindungan harta tetap perusahaan, kecuali tanah. Misalnya

perlindungan terhadap kebakaran, banjir, dan bencana lainnya. Selain itu, barang

dagangan juga diasuransikan. Pada Tabel P-13 hanya tampak biaya asuransi untuk

harta tetap. Dalam biaya asuransi yang tercantum pada Tabel P-18 sudah termasuk

biaya asuransi untuk barang dagangan.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 117: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

107BANK INDONESIA

Biaya Sewa13.

Pada umumnya distro tidak mempunyai gedung atau bangunan pabrik dan

toko sendiri. Fasilitas tersebut disewa dari pihak lain. Dalam program simulasi ini

disediakan fasilitas untuk menyewa tempat usaha, kendaraan, dan peralatan lainnya

serta persentase kenaikan biaya sewa rata-rata per tahun (lihat Tabel P-14).

Tabel P-12

Biaya Pemasaran

NPV = 473.060.398

Uraian Asumsi Keterangan Kenaikan BiayaBiaya Iklan dan Promosi 5.000.000 Rp per bulan 0,0% % per tahunBiaya Packaging 2.000.000 Rp per bulan 0,0% % per tahunBiaya Entertainment 0 Rp per bulan % per tahun

1 2 3 4 5Biaya Iklan dan Promosi 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000Biaya Packaging 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000 24.000.000Biaya Entertainment 0 0 0 0 0Total 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000

Go to Menu

Tabel P-13

Biaya Asuransi

NPV = 473.060.398

Asset yang diasuransikan (Rp) 174.000.000Premi Asuransi (%) 0,20%Premi Asuransi (Rp) 348.000

Go to Menu

Page 118: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

108 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-14

Biaya Sewa

NPV = 473.060.3981 2 3 4 5

Sewa Tempat Usaha 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Sewa Kendaraan 0 0 0 0Sewa Peralatan 0 0 0 0

Kenaikan Sewa 0,0% per tahun

Go to Menu

Biaya Operasi14.

Tabel P-15 adalah tempat memasukkan biaya-biaya operasional. Biaya operasi

meliputi biaya upah/gaji tenaga kerja, biaya administrasi, transportasi, dan lain-lain.

Biaya gaji sesuai dengan jumlah tenaga kerja dan gaji masing-masing karyawan yang

ada (payroll). Biaya administrasi dan biaya transportasi adalah perkiraan rata-rata biaya

tersebut per bulan. Program simulasi ini menyediakan fasilitas untuk memasukkan

asumsi kenaikan gaji dan biaya administasi sebesar persentase tertentu per tahun.

Kebutuhan Modal Kerja15.

Tabel P-16 menampilkan proyeksi modal kerja sebagai hasil dari berbagai input

asumsi sebelumnya. Kebutuhan modal kerja adalah untuk pembelanjaan dana yang

tertanam dalam piutang, persediaan, dan biaya sewa toko setelah dikurangi dengan

kredit yang diperoleh dari pemasok dan penjahit. Kebutuhan modal kerja untuk bahan

baku dan sewa toko ditarik pada tahun 0 (periode pembangunan) karena renovasi

toko dapat dilakukan kalau sewanya sudah dibayar.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 119: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

109BANK INDONESIA

Tabel P-15

Proyeksi Biaya Operasi

NPV = 473.060.398

1 2 3 4 5Biaya upah/gaji 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000Biaya administrasi dan umum 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000Biaya Transportasi 0 0 0 0 0Total 73.000.000 73.000.000 73.000.000 73.000.000 73.000.000

Kenaikkan BiayaBiaya upah/gaji 0%Biaya administrasi dan umum 0%Biaya Transportasi 0%SUMMARY BIAYA OPERASIONAL

1 2 3 4 5Biaya upah/gaji 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000Biaya penyusutan 34.800.000 34.800.000 34.800.000 34.800.000 34.800.000Biaya asuransi 1.333.537 1.332.960 1.332.960 1.332.960 1.332.960Biaya administrasi dan umum 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000Biaya Admin Lain-lain 0 0 0 0 0Biaya sewa 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Total 184.133.537 184.132.960 184.132.960 184.132.960 184.132.960

Go to Menu

Page 120: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

110 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-16

Proyeksi Kebutuhan Modal Kerja

Uraian 0 1 2 3 4 5Piutang usaha 0 24.624.000 24.624.000 24.624.000 24.624.000 24.624.000Persediaan Barang Dagangan 18.941.538 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000Sewa dibayar dimuka 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Total 93.941.538 118.854.000 118.854.000 118.854.000 118.854.000 118.854.000

Utang usaha 0 20.532.019 20.520.000 20.520.000 20.520.000 20.520.000Kebutuhan Modal Kerja 93.941.538 98.321.981 98.334.000 98.334.000 98.334.000 98.334.000Incremental Working Capital 93.941.538 4.380.442 12.019 0 0 0

FiancingModal Sendiri 28.182.462 1.314.133 3.606 0 0 0Pinjaman 65.759.077 3.066.310 8.413 0 0 0Total 93.941.538 4.380.442 12.019 0 0 0

Biaya Bunga 1.753.575 11.012.062 11.013.408 11.013.408 11.013.408 11.013.408Biaya Provisi 657.591 688.254 688.338 688.338 688.338 688.338

Go to Menu

Harga Pokok Penjualan16.

Tabel P-17 adalah proyeksi harga pokok penjualan (HPP). Harga pokok

penjualan dibuat seperti HPP usaha dagang karena dalam hal ini distro tidak

mempunyai alat produksi sendiri.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 121: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

111BANK INDONESIA

Tabel P-17

Proyeksi Harga Pokok Penjualan

1 2 3 4 5Persedian awal barang dagangan 18.941.538 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000Pembelian 492.768.462 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000Persediaan akhir barang dagangan 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000Penjualan 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000Biaya Transportasi 9.855.369 9.849.600 9.849.600 9.849.600 9.849.600Biaya Bongkar-muat 4.927.685 4.924.800 4.924.800 4.924.800 4.924.800Biaya Penyimpanan 0 0 0 0 0Harga Pokok Penjualan 507.263.054 507.254.400 507.254.400 507.254.400 507.254.400

Go to Menu

Proyeksi Laba-Rugi17.

Tabel P-18 adalah proyeksi laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian yang

diperoleh sangat tergantung pada asumsi yang digunakan. Jika usaha ini merugi,

sementara harga pokok penjualan dan biaya operasi sudah mencerminkan kondisi

yang sesungguhnya, maka dapat dikatakan bahwa volume penjualannya masih di

bawah titik pulang pokok atau harga jual terlalu murah. Jika terjadi kerugian sementara

penjualan sudah maksimal, maka koreksian dapat dilakukan terhadap diskon, biaya

pemasaran, dan biaya-biaya lainnya. Namun demikian, dalam menurunkan asumsi

biaya pemasaran dan diskon perlu dipertimbangkan bahwa volume penjualan

juga dipengaruhi oleh biaya-biaya tersebut. Jika tidak diberikan diskon dan biaya

pemasarannya juga terlalu kecil, maka volume penjualan akan turun. Kerugian juga

dapat disebabkan oleh biaya bunga yang lebih besar daripada laba operasi.

Page 122: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

112 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-18

Proyeksi Laba-Rugi

Uraian 0 1 2 3 4 5Penjualan 0 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000Diskon 0 0 0 0 0 0Penjualan Bersih 0 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000Harga pokok penjualan 0 507.263.054 507.254.400 507.254.400 507.254.400 507.254.400Laba kotor 0 477.696.946 477.705.600 477.705.600 477.705.600 477.705.600Biaya OperasionalBiaya upah/gaji 0 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000Biaya penyusutan 0 34.800.000 34.800.000 34.800.000 34.800.000 34.800.000Biaya asuransi 0 1.333.537 1.332.960 1.332.960 1.332.960 1.332.960Biaya administrasi dan umum 16.100.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000Biaya Admin Lain-lain 0 0 0 0 0 0Biaya pemasaran 0 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya sewa 0 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Total biaya operasional 16.100.000 268.133.537 268.132.960 268.132.960 268.132.960 268.132.960Laba operasi (16.100.000) 209.563.409 209.572.640 209.572.640 209.572.640 209.572.640Biaya bunga 4.077.575 19.488.000 13.928.895 7.480.332 0 0Pendapatan (biaya) lain-lain (1.875.591) (688.254) (688.338) (688.338) (688.338) (688.338)Laba sebelum pajak (22.053.166) 189.387.155 194.955.407 201.403.970 208.884.302 208.884.302Pajak perusahaan 0 28.408.073 29.243.311 30.210.595 31.332.645 31.332.645Laba bersih (22.053.166) 160.979.082 165.712.096 171.193.374 177.551.657 177.551.657

Go to Menu

Titik Penjualan Pulang Pokok18.

Tabel P-19 menyajikan perhitungan titik penjualan pulang pokok (break even

sales). Untuk perhitungan tersebut harus dimasukkan klasifikasi biayanya: biaya

tetap (T) atau biaya variabel (V). Jika produk yang dijual hanya T-shirt atau produk

nomor 1 pada Tabel P-8, maka akan didapatkan volume penjualan produk tersebut

pada titik pulang pokok dalam sehari, seminggu, dan setahun. Untuk mendapatkan

keuntungan, penjualan harus di atas titik penjualan pulang pokok tersebut.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 123: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

113BANK INDONESIA

Tabel P-19

Proyeksi Titik Penjualan Pulang Pokok (Break Even Sales)

Jenis Biaya 1 2 3 4 5Biaya sewa T 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Biaya upah/gaji T 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000Biaya penyusutan T 34.800.000 34.800.000 34.800.000 34.800.000 34.800.000Biaya Bunga T 19.488.000 13.928.895 7.480.332 0 0Biaya asuransi T 1.333.537 1.332.960 1.332.960 1.332.960 1.332.960Nilai Perolehan Barang Dagangan V 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000 492.480.000Biaya pemasaran V 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya administrasi dan umum V 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000Pajak V 28.408.073 29.243.311 30.210.595 31.332.645 31.332.645Biaya Transportasi V 9.855.369 9.849.600 9.849.600 9.849.600 9.849.600Biaya Bongkar-muat V 4.927.685 4.924.800 4.924.800 4.924.800 4.924.800Biaya Admin Lain-lain V 0 0 0 0 0Biaya Penyimpanan V 0 0 0 0 0TOTAL 823.292.664 818.559.566 813.078.288 806.720.005 806.720.005

Biaya Variabel 644.671.127 645.497.711 646.464.996 647.587.045 647.587.045Biaya Tetap 178.621.537 173.061.855 166.613.292 159.132.960 159.132.960Penjualan 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000BE Sales 517.016.814 502.144.155 484.814.920 464.588.516 464.588.516BE Sales/Penjualan 52,5% 51,0% 49,2% 47,2% 47,2%

Jika yang dijual hanya T-ShirtHarga T-Shirt 70.000 70.000 70.000 70.000 70.000Volume Penjualan (Unit) 7.386 7.173 6.926 6.637 6.637Volume Penjualan (Lusin) 615,5 597,8 577,2 553,1 553,1Volume Penjualan/Bulan (Lusin) 51,3 49,8 48,1 46,1 46,1Volume Penjualan/Hari (Lusin) 1,7 1,7 1,6 1,5 1,5Volume Penjualan/Hari (Potong) 21 20 19 18 18Penjualan/Hari (Rp) 1.436.158 1.394.845 1.346.708 1.290.524 1.290.524Penjualan/Minggu(Rp) 10.053.105 9.763.914 9.426.957 9.033.666 9.033.666

Go to Menu

Proyeksi Arus Kas19.

Tabel P-20 adalah proyeksi arus kas (cash flow) operasional dengan metode

langsung (direct method). Dalam menguji kelayakan usaha, selain memperhatikan

net present value yang positif, juga harus diperhatikan supaya tidak terjadi cash

shortage atau bleeding pada arus kas operasionalnya. Bila terjadi cash shortage, maka

kekurangan kas tersebut akan ditempatkan sebagai pinjaman baru. Oleh karena itu,

jangka waktu pelunasan dan tingkat bunga pinjaman baru pada Tabel P-3 harus

diisi. Tetapi dalam perhitungan kelayakan usaha, jangan sampai terjadi cash shortage

tersebut.

Page 124: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

114 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Jika cash shortage tidak bisa dihindarkan, pertanyaannya adalah: ”Siapa yang

akan menalangi kekurangan kas tersebut?” Pada Tabel P-21 dapat dimasukkan dana

sendiri untuk menutupi kekurangan kas tersebut. Jika semua kekurangan kas ditutupi

dengan modal sendiri, maka pinjaman baru akan sama dengan nol.

Tabel P-20

Proyeksi Arus Kas Operasional

Uraian 0 1 2 3 4 5PENERIMAANPenerimaan dari penjualan 0 960.336.000 960.336.000 960.336.000 960.336.000 960.336.000Diskon 0 0 0 0 0 0Penerimaan piutang usaha 0 0 24.624.000 24.624.000 24.624.000 24.624.000Pendapatan lain-lain 0 0 0 0 0 0Total penerimaan 0 960.336.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000 984.960.000PEMBAYARANPembayaran pembelian 18.941.538 472.236.442 471.960.000 471.960.000 471.960.000 471.960.000Pembayaran utang usaha 0 0 20.532.019 20.520.000 20.520.000 20.520.000Biaya upah/gaji 0 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000 48.000.000Biaya asuransi 0 1.333.537 1.332.960 1.332.960 1.332.960 1.332.960Biaya administrasi dan umum 16.100.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000Biaya Admin Lain-lain 0 0 0 0 0 0Biaya pemasaran 0 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000 84.000.000Biaya sewa 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Pajak perusahaan 0 0 28.408.073 29.243.311 30.210.595 31.332.645Pembayaran cicilan utang bank 0 34.744.409 40.303.514 46.752.077 0 0Pembayaran bunga 4.077.575 19.488.000 13.928.895 7.480.332 0 0Biaya provisi bank 1.875.591 688.254 688.338 688.338 688.338 688.338Deviden 0 0 160.979.082 165.712.096 171.193.374 177.551.657Pembelian harta tetap baru 174.000.000 0 0 0 0 0Total pembayaran 289.994.705 775.273.696 984.907.282 990.463.514 942.679.668 950.160.000Selisih penerimaan dan pembayaran (289.994.705) 185.062.304 52.718 (5.503.514) 42.280.332 34.800.000Kas awal 0 0 189.442.746 189.507.484 184.003.970 226.284.302Kas sebelum financing (289.994.705) 185.062.304 189.495.465 184.003.970 226.284.302 261.084.302FINANCINGInvestasi Harta TetapModal Sendiri 71.842.000 0 0 0 0 0Pinjaman Bank 121.800.000 0 0 0 0 0Modal KerjaModal Sendiri 30.593.628 1.314.133 3.606 0 0 0Pinjaman Bank 65.759.077 3.066.310 8.413 0 0 0Pinjaman Baru 0 0 0 0 0 0Total financing 289.994.705 4.380.442 12.019 0 0 0Kas akhir 0 189.442.746 189.507.484 184.003.970 226.284.302 261.084.302

Go to Menu

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 125: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

115BANK INDONESIA

Pembayaran Cicilan dan Biaya Bunga Pinjaman20.

Tabel P-22 menyajikan program pembayaran cicilan dan biaya bunga pinjaman

utang bank jangka panjang (untuk pembelian harta tetap). Cicilan dan biaya bunga

dihitung dengan metode anuitas (pembayaran tetap). Jangka waktu pelunasan utang

dapat diubah-ubah, maksimum lima tahun. Pembayaran cicilan dan biaya bunga

per bulan diperoleh dengan membagi pembayaran cicilan dan biaya bunga setahun

dengan 12. Jika suatu usaha dapat melunasi utangnya dalam jangka waktu yang

diperjanjikan, maka usaha tersebut bankable di mata kreditur.

Tabel P-21

Tambahan Modal Sendiri Untuk Menutupi Cash Shortage

NPV = 473.060.398

0 1 2 3 4 5Investasi Harta TetapModal Sendiri 71.842.000 0 0 0 0 0Pinjaman Bank 121.800.000 0 0 0 0 0Modal KerjaModal Sendiri 30.593.628 1.314.133 3.606 0 0 0Pinjaman Bank 65.759.077 3.066.310 8.413 0 0 0Pinjaman Baru 0 0 0 0 0 0Total financing 289.994.705 4.380.442 12.019 0 0 0Kas akhir 0 189.442.746 189.507.484 184.003.970 226.284.302 261.084.302

Go to Menu

Proyeksi Neraca21.

Pada Tabel P-23 dapat dilihat proyeksi neraca untuk lima tahun ke depan.

Dalam program simulasi ini, proyeksi neraca penting dibuat selain sebagai salah satu

laporan keuangan perusahaan juga sebagai alat kontrol terhadap kebenaran program

dan untuk mendapatkan nilai sisa modal kerja yang akan digunakan dalam perhitungan

kelayakan usaha. Jika proyeksi neraca tidak balance, berarti ada kesalahan dalam

program. Angka-angka dalam kolom Kontrol Neraca harus sama dengan nol.

Page 126: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

116 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Rasio Keuangan22.

Rasio-rasio keuangan merupakan indikator terhadap kesehatan kinerja usaha.

Rasio keuangan dikelompokkan atas liquidity ratio, activity ratio, leverage ratio dan

profitability ratio (Lihat Tabel P-24). Jika anda belum puas dengan proyeksi kinerja

usaha tersebut, perbaiki asumsi-asumsi yang mempengaruhi rasio keuangan tersebut.

Misalnya, profit margin terlalu rendah dibandingkan dengan usaha sejenis yang sudah

ada, anda dapat menaikkan harga jual (jika memungkinkan) atau menurunkan biaya-

biaya, termasuk tingkat bunga pinjaman.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 127: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

117BANK INDONESIA

Tabel P-22

Pembayaran Cicilan dan Biaya Bunga Pinjaman

KREDIT INVESTASI 0 1 2 3 4 5Pokok pinjaman (USD) 121.800.000 87.055.591 46.752.077 0 0 0Biaya bunga 19.488.000 13.928.895 7.480.332 0 0Cicilan 34.744.409 40.303.514 46.752.077 0 0Cicilan dan bunga 54.232.409 54.232.409 54.232.409 0 0

SKEDULE PEMBAYARAN CICILAN DAN BIAYA BUNGA BULANAN

TAHUN 1 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 2 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 3 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 4 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 5 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 6 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 7 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 8 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 9 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 10 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 11 2.895.367 1.624.000 4.519.367Bulan 12 2.895.367 1.624.000 4.519.367Total 34.744.409 19.488.000 54.232.409TAHUN 2 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 2 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 3 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 4 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 5 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 6 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 7 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 8 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 9 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 10 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 11 3.358.626 1.160.741 4.519.367Bulan 12 3.358.626 1.160.741 4.519.367Total 40.303.514 13.928.895 54.232.409TAHUN 3 CICILAN BIAYA BUNGA TOTALBulan 1 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 2 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 3 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 4 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 5 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 6 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 7 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 8 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 9 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 10 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 11 3.896.006 623.361 4.519.367Bulan 12 3.896.006 623.361 4.519.367Total 46.752.077 7.480.332 54.232.409

Go to Menu

Page 128: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

118 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-23

Proyeksi Neraca

Kontrol Neraca 0 0 0 0 0 0Uraian 0 1 2 3 4 5

HARTAHARTA LANCARKas dan bank 0 189.442.746 189.507.484 184.003.970 226.284.302 261.084.302Piutang usaha 0 24.624.000 24.624.000 24.624.000 24.624.000 24.624.000Persediaan Barang Dagangan 18.941.538 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000 19.230.000Sewa dibayar di muka 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000 75.000.000Total harta lancar 93.941.538 308.296.746 308.361.484 302.857.970 345.138.302 379.938.302HARTA TETAPNilai perolehan 174.000.000 174.000.000 174.000.000 174.000.000 174.000.000 174.000.000Akumulasi penyusutan 0 (34.800.000) (69.600.000) (104.400.000) (139.200.000) (174.000.000)Harta tetap (net) 174.000.000 139.200.000 104.400.000 69.600.000 34.800.000 0TOTAL HARTA 267.941.538 447.496.746 412.761.484 372.457.970 379.938.302 379.938.302UTANGUtang usaha 0 20.532.019 20.520.000 20.520.000 20.520.000 20.520.000Utang bunga 0 0 0 0 0 0Utang pajak 0 28.408.073 29.243.311 30.210.595 31.332.645 31.332.645Utang Deviden 0 160.979.082 165.712.096 171.193.374 177.551.657 177.551.657Utang bank jangka pendek 65.759.077 68.825.387 68.833.800 68.833.800 68.833.800 68.833.800Utang bank jangka panjang 121.800.000 87.055.591 46.752.077 0 0 0Pinjaman Baru 0 0 0 0 0 0Total Utang 187.559.077 365.800.152 331.061.284 290.757.770 298.238.102 298.238.102MODAL SENDIRIModal disetor 102.435.628 103.749.760 103.753.366 103.753.366 103.753.366 103.753.366Laba ditahan 0 (22.053.166) (22.053.166) (22.053.166) (22.053.166) (22.053.166)Laba tahun berjalan (22.053.166) 0 0 0 0 0Total ekuitas 80.382.462 81.696.594 81.700.200 81.700.200 81.700.200 81.700.200TOTAL UTANG DAN MODAL SENDIRI 267.941.538 447.496.746 412.761.484 372.457.970 379.938.302 379.938.302

Go to Menu

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 129: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

119BANK INDONESIA

Tabel P-24

Rasio Keuangan

1 2 3 4 5LIQUIDITY RATIOCurrent ratio 1,11 1,08 1,04 1,16 1,27Quick ratio 1,04 1,02 0,98 1,09 1,21ACTIVITY RATIOInventory turnover 51,22 51,22 51,22 51,22 51,22Average collection period 9,0 9,0 9,0 9,0 9,0Average payment period 15,0 15,0 15,0 15,0 15,0Working capital turnover 3,19 3,19 3,25 2,85 2,59Fixed asset turnover 7,08 9,43 14,15 28,30 0,00Total asset turnover 2,20 2,39 2,64 2,59 2,59LEVERAGE RATIOInterest coverage ratio 10,75 15,05 28,02 0,00 0,00Debt to equity ratio 447,8% 405,2% 355,9% 365,0% 365,0%Bebt ratio 81,7% 80,2% 78,1% 78,5% 78,5%PROFITABILITY RATIOReturn on assets 36,0% 40,1% 46,0% 46,7% 46,7%Return on equity 197,0% 202,8% 209,5% 217,3% 217,3%Profit margin 16,3% 16,8% 17,4% 18,0% 18,0%

Go to Menu

Biaya Modal23.

Tabel P-25 adalah untuk menghitung biaya modal (cost of capital) usaha ini.

Biaya modal ditentukan oleh porsi pendanaannya: modal sendiri dan pinjaman, biaya

modal sendiri (cost of equity) dan biaya modal pinjaman (cost of debt). Biaya modal

sendiri selalu lebih tinggi daripada tingkat bunga pinjaman. Besarnya selisih biaya

modal sendiri dengan modal pinjaman tergantung pada keinginan investor atau

pemilik usaha. Biaya modal sendiri ditetapkan berdasarkan konsep opportunity cost,

yaitu hasil investasi tertinggi yang dikorbankan investor karena memilih usaha ini.

Jika investor mempunyai beberapa pilihan investasi yang memberikan hasil (return)

masing-masing 15%, 20%, dan 25%, maka hasil yang dikorbankan oleh investor

karena memilih usaha ini adalah 25%. Jadi, biaya modalnya adalah 25%. Pendekatan

lain yang lebih praktis digunakan adalah dengan membebankan persentase tertentu

(spread) di atas biaya modal pinjaman untuk menutup (cover) resiko investasi usaha

ini. Biaya modal usaha adalah rata-rata tertimbang dari biaya modal pinjaman dan

biaya modal sendiri (weighted average cost of capital = WACC).

Page 130: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

120 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Tabel P-25

Biaya Modal

NPV = 473.060.398

Cost of Cost of CapitalFinancing Porsi Capital Setelah Pajak Perkalian

Modal Sendiri 30% 20,0% 20,0% 6,0%Pinjaman 70% 16,0% 13,6% 9,5%Total 100% WACC = 15,5%

Spread Ke di atas Kd 4%

Ke = biaya modal sendiri. Kd = biaya modal pinjaman

Go to Menu

Perhitungan Kelayakan Usaha24.

Tabel P-26 adalah hasil perhitungan kelayakan usaha. Ukuran kelayakan

investasi yang digunakan adalah nilai bersih dari arus kas usaha (net present value

= NPV), tingkat pengembalian usaha (internal rate of retun = IRR), jangka waktu

pengembalian investasi (payback period), dan rasio antara arus kas positif dan negatif

yang dihasilkan usaha (benefit-cost ratio). Usaha yang layak (feasible) untuk dijalankan

adalah yang menghasilkan NPV positif. Jika NPV positif, maka IRR akan lebih besar

dari biaya modal usaha, benefit-cost ratio akan lebih besar daripada satu dan payback

period relatif pendek. Hasil perhitungan kelayakan usaha tersebut sangat tergantung

pada asumsi yang digunakan. Perlu diperhatikan bahwa pada posisi NPV positif

mungkin saja arus kas operasionalnya negatif. Kalau kondisi tersebut terjadi, untuk

menghilangkan cash shortage tersebut, asumsi-asumsi yang digunakan harus ditinjau

kembali atau pemilik usaha harus menambahkan modalnya seperti dijelaskan pada

Bagian Arus Kas Operasional di atas.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 131: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

121BANK INDONESIA

Tabel P-26

Perhitungan NPV, IRR, Payback Period, dan B-C Ratio

Satus Proyek LAYAK

Uraian 0 1 2 3 4 5CASH INFLOWEBIT (1-T) 0 178.128.898 178.136.744 178.136.744 178.136.744 178.136.744Biaya Penyusutan 0 34.800.000 34.800.000 34.800.000 34.800.000 34.800.000Nilai Sisa Harta Tetap 0 0 0 0 0 0Modal Kerja Akhir Priode 0 0 0 0 0 81.700.200Total Cash Inflow 0 212.928.898 212.936.744 212.936.744 212.936.744 294.636.944

CASH OUTFLOWHarga Tetap 174.000.000 0 0 0 0 0Incremental Working Capital 93.941.538 4.380.442 12.019 0 0 0Total Cash Outflow 267.941.538 4.380.442 12.019 0 0 0

Net Cash Flow (267.941.538) 208.548.455 212.924.725 212.936.744 212.936.744 294.636.944PVIF 15,5% 1,0000 0,8657 0,7494 0,6487 0,5615 0,4861PV (267.941.538) 180.530.173 159.555.483 138.127.155 119.569.906 143.219.219NPV 473.060.398 LAYAKIRR 75,4%Payback Period 1,55 tahunBenefit-Cost Ratio 2,77

Go to Menu

Pengujian Sensitivitas25.

Tabel P-27 adalah tempat melakukan uji sensitivitas NPV terhadap beberapa

asumsi. Pengujian sensitivitas ditujukan untuk melihat besarnya pengaruh perubahan

setiap asumsi terhadap NPV. Pengujian dilakukan dengan menaikkan atau menurunkan

besaran suatu asumsi sehingga NPV menjadi nol. Pengujian dilakukan terhadap asumsi

satu per satu. Ketika dilakukan pengujian sensitivitas NPV terhadap satu asumsi, maka

asumsi yang lain tetap seperti semula. Jika perubahan sedikit saja dari besaran suatu

asumsi menyebabkan NPV menjadi negatif, maka dapat dikatakan bahwa usaha ini

sensitif terhadap asumsi tersebut. Pada NPV sama dengan nol, IRR akan sama besar

dengan cost of capital-nya, dan B-C ratio akan sama dengan 1.

Page 132: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

122 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Pengujian sensitivitas penting dilakukan karena memberikan indikasi kepada

calon investor dan kreditur untuk memperhatikan variabel asumsi yang sangat

berpengaruh terhadap kelayakan suatu usaha dan mengambil langkah-langkah

strategik untuk mengatasi kelemahan usaha yang mungkin dihadapi di masa yang

akan datang. Misalnya, suatu usaha sensitif terhadap harga bahan bakunya, maka

untuk mengatasi fluktuasi harga bahan baku yang mengancam kelangsungan hidup

usaha tersebut dilakukan kontrak pengadaan bahan baku dalam jangka panjang pada

tingkat harga tertentu yang menjamin NPV positif dan arus kas operasionalnya tidak

mengalami shortage atau bleeding.

Tabel P-27

Uji Sensitivitas

Asumsi Uji Tambahan Laba BersihDasar Sensitivitas Perubahan Asumsi NPV Dana Tahun Tahun 1

Kenaikan investasi barang modal 0,0% 306,5% 306,5% 0,0% 473.060.398 0 1 160.979.082Margin 100,0% 65,7% -34,3% 100,0% 2 165.712.096Diskon 0,0% 37,1% 37,1% 0,0% IRR 75,4% 3 171.193.374Biaya Gaji 0,0% 59,3% 59,3% 0,0% Payback Period 1,55 4 177.551.657Biaya Administrasi 0,0% 83,9% 83,9% 0,0% Benefit-Cost Ratio 2,77 5 177.551.657Biaya pemasaran per bulan (Rp) 5.000.000 19.006.145 280,1% 5.000.000Tingkat Bunga Pinjaman 16,0% 82,9% 418,1% 16,0%

Go to Menu

Pengujian sensitivitas dilakukan dengan program Goal-Seek yang ada dalam

Excel. Komputer akan mengubah besarana suatu asumsi sampai NPV sama dengan

nol. Cara melakukan uji senstifitas adalah sebagai berikut:

A. Persiapan

Sebelum melakukan uji sensitivitas tentukan asumsi-asumsi penting yang

diperkirakan akan sangat mempengaruhi NPV. Tentukan besarnya asumsi dasar atau

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 133: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

DISTRO

123BANK INDONESIA

standar yang digunakan dalam perhitungan kelayakan tersebut. Masukkan angka-

angka asumsi yang sama kedalam sel pada kolom Asumsi dan kosongkan kolom Uji

Sensitivitas.

Link sel-sel pada kolom Asumsi dengan sel-sel pada sheet di mana asumsi

tersebut berada. Misalnya Margin berada pada sheet Penjualan di sel G7. Diskon pada

sheet TOP pada sel D10.

B. Proses Pengujian

Tempatkan kursor pada sel NPV (sel pada angka 602.751.883) atau pada 1.

sembarang tempat pada sheet ini.

Klik Tools pada menu 2. Toolbar komputer anda, maka akan tampil daftar menu

yang salah satu isinya adalah Goal-Seek.

Klik 3. Goal-Seek tersebut, sehingga tampil menu yang berisi kotak-kotak yang akan

diisi, yaitu: Set cell, To value, dan By changing cell. Jika kursor pada butir 1 di atas

ditempatkan pada nilai NPV, maka pada kotak Set cell akan berisi nomor sel NPV

tersebut, misalnya G6.

Masukkan nilai 0 pada kotak 4. To value dan sel tempat asumsi yang akan diubah

pada kotak By changing cell, misalnya kita akan mengubah asumsi margin pada

sel F7.

Klik OK, maka komputer akan memprosesnya. Kemudian akan tampil kotak 5. Goal

Seek Status, klik OK.

Jika dalam hasil proses tersebut ditemukan bahwa NPV sama dengan nol, tetapi 6.

muncul tambahan dana atau arus kas operasionalnya mengalami shortage, maka

supaya tidak terjadi cash shortage, lakukan proses pengujian yang sama (dari butir

1 sampai dengan butir 5) dengan menggunakan ”sel tambahan dana” (misalnya

sel H6) sebagai Set cell dengan nilai (To value) sama dengan nol dan By changing

value adalah sel asumsi yang bersangkutan. Hasil akhirnya adalah nilai NPV akan

positif dan tambahan dana sama dengan nol.

Page 134: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi

124 POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL

Masukkan angka asumsi yang dihitung komputer tersebut kedalam sel pada 7.

kolom Uji sensitifitas (sel D7), maka kita akan melihat perubahan asumsi tersebut

pada kolom Perubahan. Jika asumsi dasarnya sama dengan nol, maka pada

kolom perubahan akan tampil angka yang sama dengan angka yang dimasukkan

kedalam sel pada kolom Uji Sensitivitas. Jika asumsi dasarnya suatu besaran angka,

maka akan tampil persentase perubahan asumsi tersebut.

Kembalikan nilai asumsi pada kolom Asumsi sama dengan nilai dasarnya (sama 8.

seperti pada kolom Asumsi Dasar).

Setelah semua asumsi diuji, kita akan melihat persentase perubahan setiap asumsi 9.

seperti pada Tabel P-27. Angka-angka perubahan yang kecil menunjukkan bahwa

NPV sensitif terhadap perubahan asumsi tersebut.

PROGRAM SIMULASI BISNIS

Page 135: POLA PEMBIAYAAN USAHA KECIL - bi.go.id · PDF fileBANK INDONESIA iii RINGKASAN POLA PEMBIAYAAN DISTRO No. Uraian 1 Jenis usaha 2 Dana yang diperlukan Maklon Produksi