POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU) Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh: Maulisa Sudrajat NIM: 109051000072 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H / 2014 M
94
Embed
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA KEMANUSIAAN … · 2015-05-25 · POLA KOMUNIKASI ORGANISASI . DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL . POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU) Skripsi . Diajukan
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI
DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL
POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Maulisa Sudrajat
NIM: 109051000072
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI
DI LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL
POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh:
Maulisa Sudrajat
NIM: 109051000072
Dibawah Bimbingan
Drs. Cecep Castrawijaya, MA
NIP: 19670818 199803 1 002
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H / 2014 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu (S1) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini merupakan hasil plagiat
atau hasil jiplakan karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi
yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 Januari 2014
Maulisa Sudrajat
i
ABSTRAK
Maulisa Sudrajat (109051000072)
POLA KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA KEMANUSIAAN
NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU adalah lembaga yang bergerak di
bidang sosial. Di lembaga atau organisasi pastinya akan terjadi aktifitas
berkomunikasi karena dua hal tersebut tidak dapat dipisahkan untuk mencapai
tujuan yang dimiliki organisasi. Berbicara komunikasi organisasi, maka akan
timbul pola komunikasi organisasi yang membuat komunikasi menjadi efektif dan
efesien.
Berdasarkan konteks di atas, maka tujuan tulisan ini adalah menjawab
pertanyaan bagaimana pola komunikasi organisasi di lembaga kemanusiaan
nasional PKPU dalam menyampaikan informasi?
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Waktu penelitian dimulai bulan Juli hingga bulan
November 2013. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif.
Teori yang digunakan adalah pola komunikasi organisasi Joseph A.
Devito. Pola terbagi menjadi lima, yakni pola lingkaran yang tidak memiliki
pemimpin, dan setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain
disisinya. Pola Roda, memiliki pemimpin yang berada di pusat, anggota yang
ingin berkomunikasi dengan anggota lain pesannya harus disampaikan melalui
pemimpin. Pola Y anggotanya dapat mengirim dan menerima pesan dari dua
orang lainnya, dan ketiga anggota lainnya berkomunikasi hanya dengan satu orang
lainnya. Pola rantai, anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi
dengan satu orang saja. Pola bintang, semua anggota bisa berkomunikasi dengan
anggota lainnya.
Pola komunikasi organisasi yang ada di Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU adalah pola bintang dan pola rantai. Pola bintang terlihat ketika para
anggota berkomunikasi secara bebas tanpa perantara kepada anggota lainnya, baik
kepada atasan, bawahan ataupun teman sejawat. Untuk pola rantai digunakan
dalam penyampaian informasi yang sifatnya pengumuman dari satu divisi
sehingga harus melalui divisi SDM untuk menyampaikan keseluruh anggota
lainnya.
Kata kunci : Organisasi, Komunikasi, Pola dan PKPU.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Subhanallah Walhamdulillah, puja-puji serta syukur kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan begitu banyak nikmat, khusunya nikmat iman, yang
dengan nikmat tersebut memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi
tantangan dan hambatan dalam penyelesaian skripsi ini. Dengan segala usaha dan
doa, penulis bersyukur dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini begitu banyak bantuan dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan karya ini dengan baik, semua berkat
arahan, bantuan, petunjuk serta motivasi yang diberikan kepada penulis.
Dengan segala cinta kasih penulis ucapkan banyak-banyak terimakasih
kepada kedua orang tua penulis, Ayah Agus Sudrajat dan Ibu Ritawati. Kedua
orang tua yang doanya tak pernah putus, kasih sayangnya tak pernah habis dan
selalu sabar dalam mendidik penulis, terima kasih juga kepada adik-adik penulis
yang begitu penulis sayangi Fitri Mutiara, Diah Amalia, Muhammad Hafidz dan
Muhammad Firdaus yang selalu memberikan do’a, juga semangat kepada penulis
setiap harinya. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada:
1. Dr. Arief Subhan, M. Ag selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan
Pembantu Dekan I Dr. Suparto, M.Ed, Pembantu Dekan II Drs. Jumroni,
M.Si serta Pembantu Dekan III Drs. Wahidin Saputra, MA.
2. Jumroni, M.Si, Ketua jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Ibu
Umi Musyarrofah, MA, sekretaris jurusan Komunikasi dan penyiaran
iii
Islam yang selalu menjadi idola penulis, semoga kelak penulis dapat
mengikuti jejak beliau.
3. Drs. Cecep Castrawijaya, MA selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan pengarahan serta dukungan guna meraih masa depan
yang lebih baik. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat dan
keberkahan untuk beliau dan keluarga.
4. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, khususnya kepada Drs. Masran, MA
selaku dosen penasehat akademik KPI B 2009 yang selalu menyempatkan
waktu disela-sela kesibukannya untuk memberikan pengarahan kepada
penulis dan teman-teman.
5. Pimpinan beserta staff Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, serta Perpustakaan Utama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memudahkan penulis untuk mendapatkan
berbagai referensi dalam penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Bobby Cahyono selaku staff SDM Lembaga kemanusiaan
Nasional PKPU yang telah banyak membantu penulis melengkapi data.
Bapak Sukismo dan Bapak A. Firdaus yang telah bersedia memberikan
informasi mengenai PKPU kepada penulis, serta kepada Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU secara keseluruhan tempat penulis
melakukan penelitian.
7. Kepada sahabat-sahabat penulis, Siska Wulandari sahabat setia yang
begitu sabar. Annisa Mahasidiana teman satu bimbingan tempat penulis
iv
sharing. Siti Mahmudah, S. Kom. I dan Ika Solihah, S. Kom. I sahabat
yang walau jauh namun doanya selalu ada untuk penulis.
8. Untuk yang special Ichsan Galih Prabowo yang selalu ada selama penulis
melakukan penelitian, selalu berusaha ada dalam suka maupun duka dan
keseharian, yang begitu sabar menghadapi sikap dan sifat penulis, semoga
Allah selalu memberikan penjagaan dan keberkahan kepadanya juga
keluarga.
9. Teman-teman kuliah penulis. Khususnya KPI B, KKN SATU dan
angkatan 2009 tanpa terkecuali mudah-mudahan tidak mengurangi rasa
cinta dan sayang penulis terhadap kawan-kawan semuanya yang telah
memberikan nuansa persahabatan dan kekeluargaan. Semoga Allah
mengizinkan kita menjadi orang-orang-orang yang sukses di masa depan.
Amiin Allahumma Amiin ..
Begitu besar ucapan terima kasih yang penulis sampaikan, semoga Allah
membalas semua kebaikan keluarga, sahabat serta sosok terhebat yang penulis
sayangi. Pada akhirnya, tiada yang sempurna kecuali kesempurnaan Allah SWT.
Tentu banyak sekali kekurangan dalam penelitian ini, karena itu kritik dan saran
yang konstruktif sangat penulis harapkan dari semua pihak demi penyempurnaan
skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
terutama untuk penulis dan untuk pembaca pada umumnya.
Jakarta, 15 Januari 2014
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah.................................... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 4
D. Tinjauan pustaka ................................................................... 5
E. Metodologi penelitian ........................................................... 7
F. Sistematika Penulisan............................................................ 10
BAB II KERANGKA TEORITIS
A. Komunikasi Organisasi ......................................................... 12
1. Pengertian Komunikasi Organisasi ................................. 12
2. Fungsi Komunikasi Organisasi ....................................... 15
3. Pola Komunikasi Organisasi ........................................... 18
4. Iklim Komunikasi Organisasi ......................................... 24
B. Media Komunikasi Organisasi .............................................. 27
1. Pengertian Media Komunikasi Organisasi ...................... 27
2. Macam-Macam Media Komunikasi Organisasi.............. 28
vi
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA KEMANUSIAAN
NASIONAL POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos
Keadilan Peduli Umat ........................................................... 31
B. Visi dan Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos
Keadilan Peduli Umat ........................................................... 34
C. Struktur Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat ........................................................................... 35
D. Fungsi dan Komitmen Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat ........................................................................... 37
E. Program Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat .......................................................................... 39
F. Aktifitas Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan
Peduli Umat ........................................................................... 48
BAB IV KOMUNIKASI ORGANISASI DI LEMBAGA
KEMANUSIAAN NASIONAL POS KEADILAN PEDULI
UMAT (PKPU)
A. Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU ..................................................................... 51
1. Pola Komunikasi Organisasi Bintang di Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU......................................... 51
2. Pola Komunikasi Organisasi Rantai di Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU......................................... 53
vii
B. Teknik Komunikasi Vertikal dan Horizontal ........................ 54
1. Komunikasi Atasan Kepada Bawahan ............................ 54
2. Komunikasi Bawahan Kepada Atasan ............................ 55
3. Komunikasi Horizontal ................................................... 57
C. Media Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU ..................................................................... 58
D. Iklim Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU ..................................................................... 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 65
B. Saran ...................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun 1997, terjadilah krisis ekonomi diberbagai Negara ASEAN
termasuk Indonesia. Dengan adanya krisis ekonomi, pada 10 Desember 1999
terbentuklah suatu lembaga swadaya masyarakat yang bernama Pos Keadilan
Peduli Ummat (PKPU) dengan badan hukum yayasan. PKPU menisbahkan
dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial. Lembaga ini
bertujuan untuk membantu masyarakat luas baik dalam bidang sosial,
pendidikan, kesehatan, dan ekonomi.1
Lembaga ini berawal dari keprihatinan sekelompok mahasiswa yang
melihat krisis ekonomi. Hingga akhirnya mereka membentuk suatu organisasi
sosial dan kemudian organisasi tersebut berkembang dan mampu memberikan
banyak kontribusi bagi masyarakat. Pada akhirnya organisasi ini memutuskan
untuk menjadi lembaga yang memiliki visi menjadi lembaga terpercaya dalam
membangun kemandirian dan misi mendayagunakan program rescue,
rehabilitasi, dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian. Lembaga
ini juga memiliki banyak kegiatan diantaranya pengumpulan dana zakat, infak
dan wakaf.2
Komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun non verbal antara
pengirim pesan dan penerima pesan. Adapun pengirim pesan itu dapat berupa
seorang individu, kelompok, atau organisasi. Dan penerima pesannya dapat
Untuk lebih mudah pembahasan skripsi ini, secara sistematis
penulisannya di bagi menjadi lima bab, yang terdiri dari beberapa sub. Adapun
sistematika yang dimaksud sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pendahuluan membahas latar belakang masalah, batasan dan
rumusan masalah, tujuan dan manfaat Penelitian, metodologi
penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II Kerangka teori.
Kerangka teori terdiri dari komunikasi organisasi, pengertian
komunikasi organisasi, fungsi komunikasi dalam organisasi, pola
komunikasi organisasi, iklim komunikasi organisasi. Media
komunikasi organisasi, pengertian media komunikasi organisasi,
fungsi media komunikasi organisasi, dan macam-macam media
komunikasi organisasi.
Bab III Gambaran Umum Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.
Terdiri dari sejarah, visi dan misi, struktur organisasi, fungsi dan
tujuan Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU. Program
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU, dan aktifitas Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU
Bab IV Pola Komunikasi Organisasi di Lembaga Kemanusiaan
Nasional PKPU.
Bab ini berisi tentang pola komunikasi organisai di dalam
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU. Kemudian teknik
11
komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, dan komunikasi
sesama karyawan. Media komunikasi yang digunakan Lembaga
Kemanusiaan Nasional PKPU, serta Iklim komunikasi Organisasi
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU.
Bab V Penutup
Bab ini membahas tentang kesimpulan, saran-saran, daftar
pustaka, dan lampiran-lampiran.
12
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi terdiri dari dua kata, yakni komunikasi dan
organisasi. Agar lebih mudah memahami keduanya, maka kedua kata
tersebut akan diuraikan dengan penjelasan masing-masing. Kata
komunikasi adalah sebuah terjemahan dari bahasa Inggris Communication,
kata tersebut dikembangkan di Amerika Serikat. Untuk definisi
komunikasi dapat dilihat dari sudut pandang (etimologi) dan dari sudut
istilah (terminologi).1
Menurut bahasa atau etimologi, komunikasi dalam Ensiklopedi
Umum diartikan dengan perhubungan, sedangkan yang terdapat dalam
buku komunikasi berasal dari Bahasa Latin communication yang
diturunkan dari kata communis yang memiliki arti membangun
kebersamaan antara dua orang atau lebih. Communis memiliki akar kata
yaitu communico yang memiliki arti berbagi/membuat sama. Dalam hal ini
berbagi yang dimaksud adalah pemahaman bersama melalui pertukaran
pesan.2
Pengertian komunikasi secara etimologi tersebut bermaksud
memberikan pengertian bahwa komunikasi yang dilakukan seharusnya
1Roudhonah, Ilmu Komunikasi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007) h. 19
2Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Depok: PT Indeks
Kelompok Gramedia, 2005) h. 24
13
dilakukan menggunakan bahasa yang maknanya sama-sama dipahami oleh
komunikator dan komunikan.
Komunikasi secara istilah atau terminologi juga disampaikan oleh
para ilmuan yang memfokuskan diri dalam bidang komunikasi. salah
satunya adalah Everret M. Rogers dikutip Hafied Cangara yang
mengatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk
mengubah tingkah laku mereka.3
Dari beberapa definisi yang ada, dapat dikatakan bahwa
komunikasi adalah proses penyampaian ide kepada satu penerima atau
lebih dilakukan dengan menggunakan bahasa yang maknanya sama-sama
dipahami oleh komunikator dan komunikan dan memiliki tujuan untuk
membangun kebersamaan antara komunikan dan komunikator.
Organisasi menurut Everet Roggers dalam buku Perilaku
Organisasi karangan Miftah Thoha adalah suatu sistem individu yang
stabil yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan bersama
lewat suatu struktur hirarki dan pembagian kerja.4
Organisasi adalah wadah yang memungkinkan masyarakat dapat
meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara
sendiri-sendiri. Organisasi merupakan suatu unit yang terkoordinasi yang
beranggotakan minimal dua orang dan memiliki fungsi untuk mencapai
suatu tujuan.5
3Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.1
4Miftah Toha, Perilaku organisasi, (Jakarta. PT. Raja Grafindo Persada,2002), cet ke-12,
h. 162 5Vheithzal Rivai, kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2004), h. 188
14
Arni Muhammad mengutip pernyataan Shcein yang berpendapat
bahwa organisasi adalah suatu koordinasi rasional sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan tanggung
jawab. Organisasi memiliki karakteristik tertentu, yaitu mempunyai struktur,
tujuan, saling berhubungan satu bagian dengan bagian yang lainnya.6
Dapat disimpulkan bahwa organisasi adalah suatu wadah yang
didalamnya terdapat orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan tertentu yang memiliki struktur dan tanggung jawab, dan tujuan
tersebut akan dicapai dengan saling berhubungannya satu bagian dengan
bagian lainnya.
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai
pesan didalam kelompok formal ataupun informal organisasi. Komunikasi
formal adalah komunikasi yang sifatnya berorientasi pada organisasi, dan
komunikasi informal adalah komunikasi yang orientasinya tidak pada
organisasi namun lebih ke para anggotanya secara individual.7
Selain itu ada pula definisi menurut Arni Muhammad, komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi
yang kompleks. Yang termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal,
hubungan manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward
atau komunikasi ke bawah (atasan kepada bawahan), komunikasi upward atau
komunikasi ke atas (komunikasi bawahan kepada atasan).8
6Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 23-24
7Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 6 8 Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 65-66
15
Dengan kata lain komunikasi organisasi adalah penyampaian informasi
atau pesan baik dari atasan ke bawahan maupun dari bawahan kepada atasan.
Bentuk komunikasinya dapat berupa komunikasi formal maupun informal, dan
komunikasi ini hanya sebatas komunikasi internal, yakni komunikasi yang
terjadi hanya dalam lingkup organisasi.
2. Fungsi Komunikasi Organisasi
Komunikasi dalam organisasi memiliki peran yang begitu besar,
bayangkan jika dalam suatu organisasi para anggota tidak saling
berkomunikasi, pastinya tujuan-tujuan yang diharapkan tidak akan pernah
tercapai atau mungkin organisasi tersebut tidak akan berdiri lama.
Dalam bukunya Sosiologi Komunikasi, Burhan Bungin mengutip
peernyataan Sandjaja yang mengantakan bahwa “Dalam suatu organisasi, baik
yang berorientasi untuk menarik keuntungan maupun yang tidak menarik
keuntungan, memiliki empat fungsi organisasi, diantaranya adalah:
a. Fungsi Informatif
Organisasi dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan infromasi. Dimana
seluruh anggota dalam organisasi berharap dapat memperoleh informasi
yang banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat
memungkinkan setiap anggota organisasi melaksanakan pekerjaan secara
lebih pasti
b. Fungsi Regulatif
Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi
16
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini,
maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya
daripada memberi perintah. Karena pekerjaan yang dilakukan secara
sukarela akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibandingkan
kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan
d. Fungsi Integratif
Setiap organisai berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dengan baik. Ada dua komunikasi
formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi dan laporan kemajuan
organisasi, juga saluran komunikasi informal. Pelaksanaan aktivitas ini
akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam
diri karyawan terhadap organisasi.9
Stephen P. Robbins memiliki pendapat juga mengenai fungsi
komunikasi dalam organisasi. Keempat fungsi tersebut adalah :
a. Fungsi Kendali. Komunikasi berfungsi mengendalikan tingkah laku
anggota organisasi dalam beberapa cara. Organisasi mempunyai otoritas
hirarki dan pedoman resmi dimana anggota-anggotanya diwajibkan
mematuhinya.
b. Motivasi. Komunikasi memelihara motivasi dengan memberikan
penjelasan kepada para karyawan tentang apa yang harus dilakukan,
9Burhan Bungin. Sosiologi Komunikasi, (Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2007),
h. 274
17
seberapa baik mereka mengerjakannya, dan apa yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan kinerja jika sedang dibawah standar.
c. pernyataan emosi. Bagi karyawan, kelompok kerja mereka adalah sumber
utama bagi interaksi social. Komunikasi yang terjadi dalam kelompok
merupakan suatu mekanisme mendasar dimana para anggotanya dapat
mengungkapkan dan melukiskan perasaan kecewa dan rasa puas mereka.
Oleh karenanya, komunikasi adalah jalan untuk menyatakan emosi
perasaan dan pemenuhan kebutuhan social.
d. informasi. Fungsi yang terakhir adalah fungsi informasi, komunikasi
berfungsi memberikan informasi bagi perseorangan atau kelompok untuk
membuat keputusan dengan menyertakan data untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi pilihan.10
Dari keempat fungsi menurut Stephen, tidak ada satupun dari keempat
fungsi tersebut yang tampak lebih menonjol dari yang lainnya. Untuk
melaksanakannya secara efektif, kelompok perlu menjaga beberapa bentuk
pengendalian terhadap anggota-anggotanya, mendorong mereka untuk
melaksanakannya, menyediakan media untuk mengungkapkan emosi, dan
membuat pilihan. Memang jika kita perhatikan, setiap interaksi komunikasi
yang terjadi dalam kelompok atau organisasi menampilkan satu atau lebih dari
keempat fungsi yang ada.
Dalam organisasi, antar manusia berkomunikasi dengan manusia
lainnya atau disebut juga dengan komunikasi antarpribadi. Adapun fungsi
10
Stephen P. Robbins, Prinsip- Prinsip Perilaku Organisasi, (Jakarta: Erlangga, 2002), h.
146
18
komunikasi antarpribadi ialah berusaha meningkatkan hubungan insani
(Human relations), menghindari dan mengatasi konflik-konflik pribadi,
mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan
pengalaman dengan orang lain.11
3. Pola Komunikasi Organisasi
Pola komunikasi terdiri dari kata pola dan komunikasi. Pola dikatakan
sebagai model, yaitu cara untuk menunjukkan sebuah obyek yang
mengandung kompleksitas proses didalamnya dan hubungan antara unsur-
unsur pendukungnya.12
Sedangkan kata komunikasi menurut Everret M.
Rogers yang dikutip Hafied Cangara adalah proses dimana suatu ide dialihkan
dari sumber kepada satu penerima atau lebih dengan maksud untuk mengubah
tingkah laku mereka.13
Pola komunikasi adalah bentuk komunikasi yang digunakan. Dalam
suatu oraganisasi para anggota pasti saling bertukar pesan dengan anggota
lainnya. Pertukaran pesan tersebut terjadi dengan melalui suatu jalan yang
dinamakan pola aliran informasi atau jaringan komunikasi. 14
Dalam organisasi ada beberapa pola yang biasa digunakan untuk
berkomunikasi, diantaranya adalah pola komunikasi organisasi menurut
Joseph A. devito dalam buku karangan Abdullah Masmuh, yakni :
11
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),
h.60 12
Wiryanto. Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Gramedia Widiasavina, 2004), h.9 13
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 1 14
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 56
19
a. Pola Lingkaran
Pola lingkaran adalah pola yang tidak memiliki pemimpin. Para anggota
memiliki posisi yang sama. Mereka memiliki kekuatan dan wewenang
yang sama. Tidak ada yang paling kuat diantara mereka semua. Dan setiap
anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain disisinya.
b. Pola Roda
Pola ini memiliki pemimpin yang jelas, yakni orang yang berada di pusat.
Orang ini adalah satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan
dari semua anggota. Karenanya jika ada anggota yang ingin
berkomunikasi dengan anggota lain pesannya harus disampaikan melalui
pemimpinnya.
20
c. Pola Y
Pola yang satu ini relative kurang tersentralisasi dibanding dengan pola
roda, akan tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya.
Pada pola Y terdapat pemimpin yang jelas, dan anggota ini dapat
mengirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota
lainnya memiliki komunikasi yang terbatas, hanya dengan satu orang
lainnya.
d. Pola Rantai
Pola rantai sama dengan pola lingkaran, namun dalam pola ini anggota
yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja.
Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah
lebih berperan sebagai pemimpin daripada orang-orang yang berada di
posisi lain.
21
e. Pola Bintang (Semua Saluran)
Pola bintang hampir sama dengan pola lingkaran. Dalam pola ini semua
anggota adalah sama dan memiliki kekuatan yang sama pula dalam hal
mempengaruhi anggota lainnya. Akan tetapi, dalam struktur pola bintang,
setiap anggota bisa berkomunikasi dengan anggota lainnya. Dan pola ini
memungkinkan adanya partisipasi anggota secara optimum.15
Pola-pola yang telah disebutkan merupakan pola aliran informasi yang
biasa digunakan dalam organisasi dan digunakan hanya untuk berkomunikasi
secara internal, atau hanya dalam lingkup organisasi saja.
Dalam organisasi jika pesan atau informasi yang disampaikan,
ditransfer, dikirim dan diterima melalui pola hirarki kewenangan organisasi
yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi disebut rantai komando,
dengan demikian terjadilah komunikasi formal. Menurut Miftahul Thoha
komunikasi organisasi formal merupakan proses komunikasi yang mengikuti
15
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek
(Malang: UMM Press, 2008), h. 57-58
22
jalur hubungan formal yang tergambar dalam susunan atau struktur
organisasi.16
Komunikasi formal berarti komunikasi yang timbul karena adanya
organisasi. Jadi komunikasi tersebut tersebut bersifat resmi. Komunikasi
formal itu lebih banyak mengandung muatan instruksi atau top-down
(komunikasi dari atasan kepada bawahan).17
Komunikasi formal dalam
organisasi memiliki arah aliran informasi dan jenis-jenis informasi yang
disampaikan. Untuk lebih jelasnya akan dijabarkan arah aliran informasi serta
jenis-jenis informasi yang disampaikan dalam organisasi sebagai berikut :
a. Komunikasi Ke Bawah
Komunikasi ke bawah dalam organisasi berarti bahwa aliran
informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi ke jabatan
yang memiliki otoritas lebih rendah. Pada aliran ini ada lima jenis
informasi yang biasa disampaikan dari atasan kepada bawahan,
diantaranya:
1) Informasi menganai bagaimana melakukan pekerjaan
2) Informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan
3) Informasi mengenai kebijakan dan praktik-praktik organisasi
4) Informasi mengenai kinerja pegawai
5) Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas.18
6) Komunikasi Ke Atas
16
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 14 17
Dydiet Hardjito, Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2001), h. 16 18
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 64
23
Komunikasi keatas dalam sebuah organisasi berarti informasi
mengalir dari tingkat yang lebih rendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Biasanya jenis komunikasi mencakup :
1) Kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan. Maksudnya yang dibahas
disini adalah apa yang sedang terjadi dalam pekerjaan, seberapa jauh
hasil yang sudah dicapai, apa masih ada hal yang harus dilakukan.
2) Masalah yang berkaitan dengan pekerjaan dan pertanyaan yang belum
terjawab.
3) Berbagai saran-saran untuk perubahan.19
b. Komunikasi horizontal
Komunikasi ini berarti mengalirnya informasi diantara orang-orang
yang memiliki tingkat otoritas yang setara dan dalam lingkup unit yang
sama. Biasanya komunikasi ini memiliki tujuan :
1) Mengkoordinasikan penugasan kerja.
2) Berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan.
3) Untuk memecahkan masalah baru.
4) Untuk memperoleh pemahaman bersama.
5) Untuk mendamaikan, berunding, dan menengahi perbedaan.
6) Untuk menumbuhkan dukungan antarpersona.20
c. Komunikasi Lintas Saluran Atau Komunikasi Diagonal
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berlangsung antara
para pegawai pada tingkat kedudukan yang berbeda, pada tugas atau
19
Abdullah Masmuh, Komunikasi Organisasi dalam Perspektif Teori dan Praktek, h. 67-
68 20
Ibid, h. 68-70
24
fungsi yang berbeda dan tidak memiliki otoritas langsung terhadap pihak
lain. komunikasi ini merupakan komunikasi yang jarang dipakai, biasanya
aliran ini digunakan jika para anggota tidak dapat berkomunikasi secara
efektif melalui saluran lainnya.
Selain komunikasi formal, dalam organisasi biasanya juga
menggunakan komunikasi informal, yakni komunikasi yang dilakukan
oleh karyawan kepada karyawan lainnya tanpa memperhatikan posisi
mereka dalam organisasi, maka pengarahan arus informasi bersifat pribadi.
Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah dan secara horizontal tanpa
memperhatikan hubungan posisi, dan kalaupun ada kemungkinan hanya
sedikit. Komunikasi informal cenderung berisi laporan rahasia mengenai
orang dan kejaadian-kejadian yang terjadi secara tidak resmi.21
4. Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim organisasi dan iklim komunikasi adalah dua hal yang berbeda,
namun dalam kenyataannya ada hubungan yang sirkuler antara keduanya.
Tingkah laku komunikasi mengarahkan pada perkembangan iklim,
diantaranya iklim organsiasi. Iklim organisasi dipengaruhi oleh bermacam-
macam cara anggota organisasi bertingkah laku dan berkomunikasi.22
Lebih
mudahnya akan dibahas masing-masing untuk iklim organisasi dan iklim
komunikasi.
Iklim organisasi adalah lingkungan manusia dimana para anggota
organisasi melakukan pekerjaan. Iklim itu ada, dapat kita rasakan dan kita
21
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h.124-125 22
Ibid, h. 45
25
lihat namun tidak dapat kita sentuh. Seperti halnya udara dalam ruangan, iklim
mengitari kita dan mempengaruhi segala hal yang terjadi dalam organisasi dan
ada gilirannya dimana iklim dipengaruhi oleh hampir semua hal yang terjadi
dalam organisasi. Iklim adalah konsep system yang dinamis.23
Selain itu Hillrieger dan Slocum yang dikutip Arni Muhammad
mengemukakan definisi iklim organisasi dengan mempertimbangkan
subsistem dalam organisasi. Mereka mengatakan iklim organisasi adalah suatu
set atribut organisasi dan subsistemnya yang dapat dirasakan oleh anggota
organisasi yang mungkin disebabkan oleh cara-cara organisasi atau subsistem
terhadap anggota dan lingkungannya.24
Litwin dan Stringers mengatakan bahwa iklim organisasi dapat
dipelajari dengan mengobservasi jumlah otonomi secara individual, kebebasan
kebebasan yang dialami individu, tingkat dan kejelasan struktur dan posisi
yang dibebankan kepada pekerja, orientasi ganjaran dari organisasi dan
banyaknya sokongan serta kehangatan yang diberikan kepada pekerja. Itulah
sebabnya mereka memberikan dimensi iklim organisasi sebagai berikut: rasa
tanggung jawab; standard atau harapan tentang kualitas pekerjaan; ganjaran
atau reward; rasa persaudaraan; semangat tim25
Berdasarkan pendapat-pendapat para pakar mengenai iklim organisasi
cenderung mendukung kesimpulan bahwa jika dalam organisasi memiliki
iklim yang lebih postif, maka oraganisasi tersebut akan lebih produktif. Selain
itu iklim yang positif tidak hanya menguntungkan organisasi tetapi juga
penting bagi kehidupan orang-orang yang ada didalam organisasi, karena jika
iklim organisasi positif dengan sendirinya kinerja dalam organisasi akan
berjalan sesuai dengan harapan.
23
Keith Davis & John W. Newstrom, Perilaku Dalam Organisasi (Jakarta: Erlangga,
1985), h. 21 24
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi h. 82-83 25
Ibid, h. 83
26
Wayne Pace dan Don. F. Faules mengatakan bahwa iklim komunikasi
adalah gabungan-gabungan dari beberapa persepsi yang ada mengenai
peristiwa komunikasi, perilaku manusia yang ada didalamnya, respon antar
pegawai, harapan-harapan para pegawai, konflik-konflik yang terjadi
antarpersonal, serta kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi. Iklim
komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang
berhubungan dengan pesan yang terjadi di dalam suatu organisasi.26
Dalam komunikasi istilah iklim merupakan kiasan dari iklim fisik
untuk suatu kawasan. Jika dalam iklim fisik terdiri dari kondisi-kondisi cuaca
mengenai suatu wilayah seperti mendung, hujan, dan sinar matahari maka
dalam komunikasi iklim merupakan gabungan dari persepsi-persepsi
mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respon pegawai terhadap
pegawai lainnya, konflik yang ada antara para pegawai, dan kesempatan bagi
pertumbuhan dalam organisasi tersebut. Iklim komunikasi berbeda dengan
iklim organisasi karena iklim komunikasi meliputi persepsi-persepsi mengenai
pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan organisasi.27
Iklim komunikasi yang penuh persaudaraan mendorong para anggota
organisasi berkomunikasi secara terbuka, rileks, ramah tamah dengan anggota
yang lain. Sedangkan iklim negative menjadikan anggota tidak berani
berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.
Setelah memahami kedua iklim tersebut, maka secara keseluruhan
iklim komunikasi organisasi menurut Falcinone yang dikutip oleh Wayne Pace
26
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan (Bandung: Rosdakarya, 2006), h. 147 27
Ibid, h. 147
27
dan Don F. Faules dalam bukunya Komunikasi Organisasi menjelaskan
bahwa:
Iklim komunikasi organisasi adalah suatu citra makro, abstrak dan
gabungan dari suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.
Kita mengasumsikan bahwa iklim berkembang dari interaksi antara sifat-sifat
suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat-sifat itu. Iklim dipandang
sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas
karakter-karakter yang relative langgeng pada organisasi.28
Selain itu Arni Muhammad mengutip dari Charles Redding dalam
buku Komunikasi Organisasi mengetakan bahwa ada lima dimensi penting
untuk mengetahui iklim komunikasi organisasi, yakni :
1. Supportivennes, atau bawahan mengamati bahwa hubungan
komunikasi mereka dengan atasan membantu mereka membangun,
dan menjaga perasaan diri berharga dan penting
2. Partisipasi membuat keputusan
3. Kepercayaan, dapat dipercaya, dan dapat menyimpan rahasia
4. Keterbukaan dan keterusterangan
5. Tujuan kinerja yang tinggi pada tingkat mana tujuan kinerja
dikomunikasikan dengan jelas kepada anggota organisasi.29
B. Media Komunikasi Organisasi
1. Pengertian Media Komunikasi
Media berasal dari bahasa latin, yakni medius yang secara
harfiahnya memiliki arti tengah, pengantar, atau perantara. Kata tengah itu
sendiri berarti berada diantara dua sisi, maka disebut perantara. Karena
posisinya yang berada ditengah maka bisa disebut juga sebagai pengantar
atau penghubung.30
28
R. Wayne Pace dan Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan
Kinerja Perusahaan, h. 149 29
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 85 30
Yuhdi Munadi, Media Pembelajaran, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 6
28
Media komunikasi adalah sarana atau alat bantu yang digunakan
komunikator dalam menyampaikan pesan atau informasi kepada komunikan
yang digunakan untuk memberikan feedback dari komunikan kepada
komunikator, media sendiri merupakan bentuk jamak dari kata medium yang
memiliki arti perantara, penyampai atau penyalur.31
Selain itu, media juga sebagai salah satu unsur komunikasi agar
komunikasi yang berlangsung berjalan secara efektif. Komunikasi yang terjadi
dalam organisasi pastinya menjadikan media sebagai alat untuk penunjang
proses komunikasi. Seperti halnya atasan menyampaikan suatu informasi
kepada bawahan melalui pamflet yang ditempel pada mading organisasi,
dengan demikian atasan tidak perlu memberikan informasi kepada bawahan
secara satu persatu. Hal tersebut sangat jelas bahwa media sebagai alat
penunjang proses komunikasi dalam organisasi.
2. Macam-Macam Media Komunikasi Organisasi
Komunikasi formal dalam organisasi dapat menggunakan media
komunikasi agar pesan yang disampaikan lebih efisien. Ada banyak media
yang bisa dipakai untuk berkomunikasi dalam organisasi, namun secara garis
besar media komunikasi organisasi terbagi menjadi media elektronik dan
media non elektronik.
Media komunikasi elektronik yang biasa digunakan dalam organisasi
adalah :
31
Endang Lestari dan Maliki, Komunikasi yang Efektif: Bahan Ajar Diklat Prajabatan
Golongan III, (Jakarta: Lembaga Administrasi Negara, 2003), Cet. Ke-22, h. 8
29
a. Telepon, media ini paling sering digunakan karena paling mudah dan
informasi yang disampaikan dapat disampikan secara lebih jelas.
b. E-mail, media ini biasanya digunakan untuk mengirim data baik dengan
kapasitas besar atau kecil secara cepat walau dari jarak jauh.
c. Group dalam media online, media ini biasanya digunakan untuk
menyampaikan informasi dengan jumlah penerima lebih dari satu dan
dapat diterima secara bersamaan.
Sedangkan media komunikasi non elektronik yang biasa digunakan
dalam organisasi diantaranya adalah :
a. Rapat.
Rapat adalah media komunikasi yang didalamnya melibatkan khalayak
dalam jumlah banyak. Rapat biasanya digunakan untuk membicarakan hal-
hal penting yang dihadapi oleh suatu organisasi.32
b. Surat
Merupakan media penyampaian informasi secara tertulis, dapat berupa
surat konvensional maupun surat elektronik. Surat menyurat merupakan
salah satu kegiatan penting diperusahaan. Banyak informasi yang keluar
masuk perusahaan melalui media surat, karena surat merupakan media
komunikasi yang efektif apabila yang terkait tidak dapat berhubungan
secara langsung atau lisan.
c. Memo dan Instruksi Tertulis
Memo dan instruksi tertulis merupakan media yang banyak digunakan
oleh organisasi. Memo adalah catatan singkat yang dapat diketik maupun
32
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi, h. 125
30
ditulis dengan tangan. Pesan yang disampaikan dapat ditujukan kepada
bagian atau karyawan lain dalam organisasi. Memo isinya bermacam-
macam, dapat berupa rencana kebijakan atau hanya pesan-pesan harian
saja.
d. Papan Pengumuman dan Poster
Papan Pengumuman dan Poster memiliki fungsi menyampaikan informasi
yang menyangkut sejumlah besar karyawan dan ditujukan untuk banyak
karyawan. Biasanya informasi yang disampaikan meliputi peringatan
tentang cara bekerja yang efisien dan menjamin keamanan kerja serta
tersedianya peralatan keamanan, dll.
e. Kotak Saran
Media ini memiliki fungsi menyediakan data yang cukup memadai untuk
mendorong produktivitas dan menjamin kepuasan kerja karyawan. Media
ini biasanya digunakan untuk mendaptkan informasi mengenai pertanyaan,
keluhan, dan komentar dari karyawan.33
Penyampaian informasi melalui media komunikasi formal dapat
berbentuk lisan maupun tertulis atau bersifat satu arah dan dua arah.
Penggunaan media tidak memiliki ketentuan yang tetap, namun tergantung
dari anggota organisasi ingin menggunakan media apa sesuai kesepakatan dan
kebutuhan para anggota. Media digunakan untuk labih menghemat waktu,
tenaga, dan cost.
33
Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, h. 116
31
BAB III
GAMBARAN UMUM LEMBAGA KEMANUSIAAN NASIONAL POS
KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
A. Sejarah Berdirinya Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli
Umat PKPU
Lembaga Kemanusiaan PKPU lahir dari krisis multidimensi yang
melanda Indonesia sejak tahun 1997 hingga tahun 1999, yang diperparah
dengan berbagai musibah bencana alam maupun kemanusiaan. Menyikapi
krisis yang berkembang sejumlah anak bangsa dengan ketetapan hati yang
kuat bergandeng tangan dan bergerak menyumbangkan tenaga dan fikirannya
melakukan aksi sosial di beberapa penjuru tanah air. Keinginan kuat untuk
pengelolaan bantuan dengan professional, tepat sasaran dan sampai kepada
penerima manfaat yang benar-benar membutuhkan, membuat satu kebulatan
tekad, mendirikan lembaga yang mewadahi tekad dan niat tersebut. Beberapa
nama yang ada diawal lahirnya PKPU antara lain Dedi Sularso, Ahmad Zaki,
dr. Naharus Surur, Sahabudin, Novel Ariyadi, dan drg. Hardiono.1
Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas
kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10
Desember 1999 lahirlah lembaga swadaya masyarakat yang bernama Pos
Keadilan Peduli Ummat (PKPU) dengan badan hukum yayasan. PKPU
menisbahkan dirinya sebagai lembaga yang bergerak di bidang sosial. Pada 8
Oktober 2001, berdasarkan SK. Menteri Agama No 441 PKPU telah
1PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013. h. 7
32
ditetapkan sekaligus dikukuhkan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional
(LAZNAS).2
Seiring dengan meluasnya jangkauan kegiatan sosial yang terus
disalurkan ke berbagai lapisan masyarakat di seluruh penjuru Indonesia serta
besarnya kepercayaan dan dorongan masyarakat luas untuk bekerjasama
dalam memberdayakan bangsa, maka pada tahun 2004, PKPU bertekad untuk
membangun kemandirian rakyat Indonesia dengan memperluas lingkup
kerjanya sebagai Lembaga Kemanusiaan Nasional.3
Sebuah milestone bagi PKPU, dimana keberadaannya sebagai lembaga
kemanusiaan Nasional juga diakui internasional. Tekad kuat PKPU untuk
bekerja atas nama kemanusiaan lintas lintas Negara, diakui secara
professional. Kerja-kerja nyata itu terwujud dalam bentuk program
kemanusiaan untuk gempa Haiti, gempa Turki, gempa Jepang, palestina,
Badai Sendai Philipina, dan krisis kemanusiaan di Myanmar.4
Sebagai lembaga yang semakin kokoh dalam menangani isu-isu
kemanusiaan global maka tuntutan standarisasi kerja serta pengembangan
program telah mencambuk PKPU untuk mengedepankan peningkatan mutu
program dan layanan dengan menghasilkan kontribusi yang solutif bagi
masyarakat. Tuntutan tersebut dijawab dengan diterimanya PKPU sebagai
”NGO in Special Consultative Status with the Economic and Social Council of
the United Nations” pada 21 Juli 2008, yang menuntut akuntabilitas kinerja
2 www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013.
3 Ibid.
4PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 12
33
kemanusiaan secara periodik sebagai konsekuensi status yang disandang.
Kemudian pada tahun 2010, PKPU juga telah resmi terdaftar sebagai
Organisasi Sosial Nasional berdasarkan keputusan Menteri Sosial RI No
08/Huk/2010.5 Setelah sembilan bulan resmi menjadi ORSOSNAS, pada 8
Oktober 2010, PKPU terdaftar di Uni Eropa dengan nomor registrasi
EuropeAid ID No. 2010-CSD-1203198618.6
Dalam perkembangannya PKPU telah melahirkan cabang-cabang
untuk mempermudah tugasnya. Cabang-cabang PKPU hampir sebagian besar
tumbuh setelah ada moment bencana di sebuah wilayah tersebut. Selain itu,
cabang-cabang PKPU juga lebih banyak lahir karena permintaan sejumlah
aktivis di daerah yang memiliki kesamaan visi dengan PKPU. Salah satu
moment penting dalam perjalanan sejarah perkembangan cabang PKPU
adalah ketika Rakernas pertama PKPU yang dilakukan pada akhir Januari
2001 di Malino, Sulawesi Selatan. Dalam Rakernas tersebut PKPU
mengukuhkan tiga Korlap (Koordinator Lapangan) yang ada saat itu menjadi
Cabang. Ketiga cabang baru tersebut adalah Cabang Sumatera Barat, Cabang
Yogyakarta dan Cabang Jawa Tengah. Namun sebelum ketiga cabang tersebut
ada, sudah lebih dahulu ada beberapa cabang yang menjadi bagian dari PKPU.
Cabang yang ada ketika itu adalah cabang Jawa Barat, Cabang Maluku,
Cabang Sulawesi Selatan dan Cabang Jawa Timur.7
5www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013.
6PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 24 7Ario Munandar. “Sejarah Perkembangan & Dinamika Kantor Cabang PKPU (Sebuah
Catatan Kecil dari Dokumen yang Berserak)” yang ditulis oleh : Nana Sudiana yang saat ini
menjabat sebagai partnership director. Di Akses ubaR, 6 Novemaer 2013, bra
ptth://braosembaRkabba.aooskhot.mom.
34
Bila merunut sejarah, harus diakui cabang tertua dan pertama di PKPU
ketika itu adalah Cabang Maluku. Hal ini tidak dipisahkan dari sejarah PKPU
sendiri yang bermula dari terjadinya krisis kemanusiaan tahun 1999 di
Maluku. Bahkan bisa dikatakan, Maluku-lah cikal bakal PKPU ada sebelum
PKPU berdiri secara nasional dan mengembangkan lembaganya dengan
menambah cabang yang lain.8
Hingga saat ini, PKPU sudah memiliki 15 kantor cabang di berbagai
kota besar di Indonesia. Cabang-cabang tersebut berada di kota Yogyakarta,
Semarang, Surabaya, Aceh, Medan, Padang, Bukittinggi, Bengkulu, Makassar,
Bandung, Balikpapan, Kendari, Palu, Manado dan Maluku. PKPU juga
memiliki 9 kantor kas dan 13 KCP (Kantor Cabang Pembantu) dibawah
pimpinan Agung Notowiguno sebagai direktur uama9
B. Visi dan Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU)
Visi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU) : Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian.
Misi Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU) : Misi Kemanusiaan yang kami lakukan meliputi kegiatan :
1. Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk
mengembangkan kemandirian.
8Ibid
9PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 105-107
35
2. Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah,
dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri.
3. Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada
masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).10
Visi dan misi tersebut kemudian dibagi dalam tiga program utama,
yaitu : penanganan bantuan bencana, rehabilitasi, dan pemberdayaan
komunitas yang disalurkan melalui 17 cabang di daerah dan mitra kerja
disemua propinsi. Program-program tersebut diperuntukan bagi masyarakat
miskin, pengungsi dan korban bencana.11
C. Struktur Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat
(PKPU)
Struktur Organisasi PKPU Periode 2013-201612
:
Direktur Utama : Agung Notowiguno
Wakil Direktur : Wildhan Dewayana
Deputy of Network and Strategic Alliance : Sri Adi Bramasetia.
Program director : Rully Barlian Thamrin
GM of Empowerment Program : Erwin
Community and Education Program Network : Ivan Satria
Social Enterpreneurship program Network : Bachtiar
10
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013. 11
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 6
12
Wawancara langsung dengan Bapak Bobby Cahyono staff divisi SDM. Selasa, 12
November 2013. Di kantor pusat PKPU Jakarta.
36
Health and Environtment Program Network : Ferry Suranto
Disaster Risk Management : Kainuddin
Research and Development : Akbar Ali
Quality Control and Assurance : Iwan
Deputy Director of Relation and Resource Management : Tomy
Hendrajati
Eksternal Relation : Sukismo
Information Technology : Lulud
Human Resource : Dramadji
General Affairs : Suharyanto
Partnership Director : Nana Sudiana
GM of International partnership : Dedi Vena Rosa
Foregein Affairs : Lindayani
Marketing Communicaton : Nana Sudiana
Customer Relation Management : Ira Nurulia
GM of National Partnership : Romdon H
Zakat Center Manager : Cecep Ismail
Regional I-III : Cecep Ismail
Finance and Accounting Director : Eddy Nursantio
Finance and Accounting Manager : Fitri
Dalam pembagian struktur, PKPU memiliki tiga bagian yang terdiri
dari penghimpunan yang biasa disebut PHP, kedua ada program yakni divisi
yang menjalankan program-program yang telah dibentuk, dan ketiga adalah
37
support yakni divisi-divisi yang melengkapi atau memberikan support agar
semua yang ada berjalan dengan baik.
D. Fungsi dan Komitmen Pos Keadilan Peduli Umat
PKPU berfungsi sebagai fasilitator untuk membangun sebuah harapan
melalui kerja-kerja kemanusiaannya. Kerja-kerja kemanusiaannya diwujudkan
melalui program dan aktifitas yang dilakukannya.
PKPU sejak didirikannya, berkomitmen untuk selalu memberikan
pelayanan terbaik kepada para pemangku kepentingan (stakeholders) baik
kepada donator, penerima manfaat, staff maupun para pihak yang
berhubungan dengan PKPU. Tata kelola dan tata nilai tersebut diwujudkannya
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Komitmen terhadap pengetahuan dan keahlian dalam mengelola
masyarakat
Komitmen ini diwujudkan dengan memberikan pelatihan-pelatihan
secara berkesinambungan kepada staf dan relawan PKPU baik pada
tingkatan dasar hingga tingkatan ahli. Diselenggarakan oleh internal
lembaga maupun pihak eksternal seperti BNPB, BASARNAS,
KEMENSOS, KEMENDAGRI, HFI, Forum Zakat, dll
2. Komitmen Memberikan Manfaat Positif Kepada Masyarakat
Komitmen ini diwujudkan dengan standar base live survey untuk
memulai sebuah program kemanusiaan dimasyarakat. Sehingga bias
terukur manfaat yang bias diberikan kepada masyarakat dari setiap
program yang digulirkan
38
3. Komitmen Terhadap Kredibilitas
Komitmen ini diwujudkan melalui pengakuan dan perijinan yang
telah diberikan oleh para pihak-pihak penting. Membangun kredibilitas
staf melalui pelaksanaan nilai budaya organisasi, yaitu jujur, tanggung
jawab, kerjasama, cepat dan peduli dalam menjalankan tugasnya
4. Komitmen Berpengalaman dalam Menjalin Kerja Sama
PKPU sejak awal berdiri hingga saat ini telah banyak menjalin
kerjasama dengan perusahaan nasional (seperti Telkomsel, XL Axiata,
Bank Mandiri, PLNN, dll) maupun multinasional (seperti ExxonMobil Oil
Indonesia, Conoco Philips, Danone Group, dll). NGO nasional maupun
Internasional NGO, Universitas dan Badan-badan pemerintah
5. Komitmen Berkelanjutan
Komitmen ini diwujudkan melalui perumusan “Quality of Life”
dalam mengukur tingkat keberhasilan para penerima manfaat program
kemanusiaan dan menjadikan masyarakat sebagai subyek program bukan
obyek program
6. Komitmen Akuntabel dan Transparan
Komitmen diwujudkan PKPU melalui upaya (a) Melakukan Audit
Keuangan oleh Kantor Akuntan Publik independen setiap tahun anggaran
dan mempublikasikannya kepada khalayak melalui media cetak nasional
dan media publikasi internal (b) Standar akuntansi keuangan mengacu
pada PSAK nomor 109 (c) Telah tersertifikasi proses manajemen mutu
ISO 9001: 2008 (d) Mengimplementasikan sistem keuangan terintegraasi
39
secara nasional (e) Menginisialisasi audit syariah dalam koridor
implementasi proses organisasi (f) Pengelolaan bantuan dilakukan dengan
mengadopsi dan merujuk pada prinsip-prinsip akuntabilitas pengelolaan
bantuan kemanusiaan di Indonesia.13
E. Program Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU)
Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU memiliki program untuk
membantu masyarakat. Ada enam bidang yang menjadi sasaran, dan program-
program yang telah dibentuk dibagi dalam bidang yang sesuai. Diantara
program-program yang dibentuk dan sudah berjalan dadalah :
1. Pendidikan
Program pemberdayaan dibidang pendidikan merupakan investasi
jangka panjang. Program bebas biaya sekolah yang digulirkan pemerintah
masih sangat terbatas. Terbatas hanya untuk sekolah negeri, dan terbatas
hanya untuk tingkat SD-SLTP. Disisi lain, kebutuhan pelajar dari keluarga
miskin tidak hanya biaya sekolah tapi juga uang buku, transportasi dan
pengeluran pendidikan lainnya. Lembaga Kemanusiaan Nasional PKPU
membentuk beberapa program dalam bidang pendidikan, diantaranya :
a. Sekolah Berbasis Komunitas (SBK). SBK merupakan pendidikan
berbasis potensi dan kearifan lokal. Dilaksanakan untuk melengkapi
pendidikan formal yang ada sehingga peserta didik diharapkan
13
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 23-24
40
memiliki motivasi, pengetahuan dan keterampilan untuk
mengembangkan daerahnya
b. Beasiswa Peduli Generasi. Pemberian bantuan sekolah dari kalangan
masyarakat tidak mampu, guna meringankan biaya sekolah mereka,
tanpa mengikat apa pun. Semua siswa sekolah yang berhak dan layak
menerima beasiswa (setelah melalui proses seleksi internal PKPU),
akan memperoleh beasiswa ini. Tujuan program ini adalah untuk
membangun dan meningkatkan pemahaman konsep dan keterampilan
praktis dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi proses
pembelajaran, melalui konsep education for all bagi anak-anak yang
kurang mampu, Membantu pemerintah dalam usaha wajib belajar 9
tahun, Memberikan pembinaan yang maksimal kepada penerima
beasiswa. Dengan diberikannya beasiswa maka akan meningkatkan
motivasi belajar anak. Sasaran dari beasiswa peduli generasi ini adalah
siswa SD, SMP, dan SMA yang bersekolah di negeri maupun swasta
c. Perpustakaan Keliling. Perpustakaan keliling merupakan sebuah
program yang bertujuan meningkatkan minat baca kepada anak-anak,
khususnya bagi anak-anak korban bencana. Karena melalui
membacalah anak-anak akan dengan mudah menghilangkan trauma
yang dialami ketika bencana. Dalam perpustakaan keliling terdapat,
berbagai macam buku bacaan menarik, selain itu para relawannya
diberikan kemampuan seorang pustakawan, mulai dari katalogisasi
buku, pengolaan sirkulasi buki, perawatan buku, hingga manajemen
41
perpustakaan. Sarana perpustakaan keliling ini bisa menggunakan
motor atau mobil
d. Bedah Sekolah. Sebuah program pendidikan untuk membantu sekolah-
sekolah yang sudah tidak layak pakai, yaitu dengan membantu
memperbaiki bagian-bagian yang dianggap rusak parah. Dalam
program ini, masyarakat juga diajak untuk aktif berpartisipasi
memperbaiki sekolah yang dibedah.14
e. Pelatihan Guru. Selain bangunan fisik, PKPU juga meningkatkan
kompetensi pengajar dengan program ini.15
Program-program pendidikan Lembaga Kemanusiaan Nasional
PKPU dirancang untuk memenuhi kebutuhan belajar masyarakat, dan
terwujud dalam bentuk kegiatan belajar di sekolah, komunitas, sekolah
terbuka, taman bacaan, perpustakaan keliling, balai latihan kerja hingga
pondok-pondok yatim dan tahfidz yang dimiliki PKPU. Bagi PKPU
mempersiapkan masa depan generasi nan gemilang harus dimulai sejak
dini hingga akhir hayat, oleh karenanya intervensi program pendidikan
PKPU menjangkau mulai dari anak-anak usia dini, para siswa usia wajib
belajar, kaum wanita usia produktif hingga masyarakat di pelosok-pelosok
daerah dibangkitkan kesadaran belajarnya.
2. Ekonomi
Program ini memberikan intervensi kepada dhuafa berupa
penyaluran modal usaha dengan pendekatan kelompok. Selama
14
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013. 15
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 34
42
pengguliran dana berlangsung dilakukan juga pendampingan dalam
pengelolaannya. Beberapa program yang ada dalam bidang ekonomi
adalah :
a. PROSPEK atau Program Sinergi Pemberdayaan Komunitas. Ini
merupakan program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui
kelompok. Masyarakat yang menjadi sasaran dalam program ini adalah
kelompok petani, peternak, pengrajin, pedagang kecil, tukang ojek dan
nelayan. Masyarakat dihimpun dalam Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) untuk mendapatkan pelatihan dan pendampingan rutin. KSM,
kemudian dihimpun dalam koperasi yang dikelola oleh, dari dan untuk
anggota.16
b. Program sekolah Enterpreneur
Pada program ini peserta diharapkan dapat meningkatkan kapasitas
usaha yang telah berjalan, ataupun berani untuk memulai usaha baru.
Setelah kegiatan pelatihan berakhir, komunikasi antara PKPU dan
peserta berupa konsultasi dan pelatihan-pelatihan berikutnya.17
c. One Village One Production (OVOP)
Program ini berupaya untuk mengembangkan potensi daerah agar
dapat menghasilkan satu produk kelas global yang unik dank has
dengan memanfaatkan sumber daya local. Proses transfer pengetahuan,
informasi, teknologi tepat guna, dan jaringan bisnis yang mendukung
16
www.pkpu.or.id, Kamis, 28 iebruari 2013. 17
PKPU Lembaga Kemanusiaan Nasional. Menanam Harapan Untuk Masa Depan.
Laporan Aktifitas Lembaga kemanusiaan Nasional PKPU periode 2009-2013, h. 30
43
pemberdayaan hasil alam dan petani adalah beberapa hal yang akan
menjadi kunci program OVOP.18
Hingga saat ini PKPU terus melakukan upaya pemberdayaan
masyarakat yang berbasis pada potensi ekonomi dan potensi lokal