-
1
POLA KERUANGAN INDUSTRI KERAJINAN MONEL DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP PENDAPATAN RUMAH
TANGGA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI KECAMATAN KALINYAMATAN KABUPATEN
JEPARA
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Sains (S.Si.)
Oleh :
Nurul Khayati
NIM. 3211412039
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2017
-
i
-
ii
-
iii
-
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
1. “Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka
mengalirlah air dari lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu
membawa buih yang mengembang. Dari apa (logam) yang mereka lebur
dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula)
buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat
perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu,
akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada harganya; adapun yang
member manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.”(Q.S Ar-Ra’ad:17)
2. “Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman
diantaramu dan orang-orang yang menuntut ilmu beberapa derajat”
(QS. Al-Mujadalah: 11)
3. “Suatu keberhasilan tidak akan diperoleh dengan hanya berdiam
dan membuat rencana melainkan harus diperjuangkan melalui sikap
berani melangkah dan bertindak” (Penulis)
Persembahan:
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Ibuku Mursyidah dan Ayahku Bapak Nur Hamid (Alm)
2. Kakak-kakakku Ulin Ni’am, Hisyam Ma’arif, Fuji Romadhan,
Hadza Rahmat
3. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial,
UNNES
4. Almameterku, Prodi Geografi S1, Jurusan Geografis Fakultas
Ilmu Sosial Universitas
Negeri Semarang
-
v
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judu “Pola
Keruangan Industri Kerajinan Monel dan Kontribusinya Terhadap
Pendapatan
Rumah Tangga Pengusaha dan Pekerja di Kecamatan Kalinyamatan
Kabupaten
Jepara”, sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
(S.Si) Universitas Negeri Semarang.
Skripsi ini dapat selesai dengan bantuan dari berbagai pihak
yang
memberikan bimbingan, dorongan, semangat, kritik dan saran
kepada penulis.
Untuk itu dalam ucapan terimaksih penulis sampaikan kepada yang
terhormat,
sebagai berikut.
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri
Semarang
2. Drs. Moh Solehatul Mustofa, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas
Negeri Semarang
3. Dr. Tjaturrahono Budi Sanjoto, M.Si, Ketua Jurusan Geografi,
Fakultas Ilmu
Sosial , Universitas Negeri Semarang
4. Dr. Eva Banowati, M.Si, Ketua Progam Studi Geografi
Univeristas Negeri
Semarang yang telah memberikan ilmu dan pengalaman selama
kuliah
5. Dr. Puji Hardati, M.Si., Dosen Pembimbing I, Ariyani
Indrayati, S.Si, M.Sc.,
Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan
dalam
penyusunan skripsi ini.
-
vi
6. Drs. Hariyanto, M.Si, Dosen Penguji I, Ariyani Indrayati,
S.Si, M.Sc., Dosen
Penguji II, Dr. Puji Hardati, M.Si., Dosen Penguji III yang
telah memberikan
arahan serta masukan dalam penyusunan dan peneyelesaian skripsi
ini
7. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jepara, Dinas UMKM
dan
Pengelolaan Pasar Jepara, BPS Jepara, BAPPEDA Jepara, Kantor
Kelurahan
Desa Robayan, Desa Kriyan, Desa Banyuputih, Desa Margoyoso dan
Desa
Bakalan yang telah membantu dalam inventarisasi data dan
memberikan ijin
penelitian lapangan.
8. Responden penelitian sekalian yakni Pengusaha dan Tenaga
Kerja Industri
Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan yang telah meluangkan
waktu
serta memberikan informasi dan data-data penelitian terkait
karakteristik
pengusaha dan tenaga kerja/pekerja dalam industri kerajinan
monel.
9. Keluargaku, sahabat dan teman-temanku sekalian yang telah
membantu
dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.
10. Seluruh pihak terkait yang membantu dalam penyelesaian
skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semarang, Juli 2017
Penyusun
Nurul Khayati
Nim. 3211412039
-
vii
SARI
Khayati, Nurul. 2017. Pola Keruangan Industri Kerajinan Monel
dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Pengusaha dan
Pekerja di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara. Skripsi.
Jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial. Universitas Negeri
Semarang. Pembimbing I Dr. Puji Hardati, M.Si, Pembimbing II
Ariyani Indrayati, S.Si, M.Sc.
Kata Kunci : Pola Keruangan, Industri, Kerajinan Monel,
Kontribusi Pendapatan
Kabupaten Jepara memiliki industri-industri kecil yang terus
berkembang dan
meningkat jumlahnya namun memiliki kenderungan tersebar hanya
pada bagian wilayah
tertentu di Kabupaten Jepara. Salah satunya industri kerajinan
monel di Kecamatan
Kalinyamatan. Tujuan penelitian adalah mengetahui pola keruangan
industri kerajinan
monel, karakteristik industri pengusaha, usaha dan pekerja
industri kerajinan monel serta
besaranya kontribusi industri kerajinan monel terhadap
pendapatan rumah tangga
pengusaha dan pekerja.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan teknik
nearest neighbour analysis dan analisis peta untuk mengetahui pola
keruangan dan teknik analisis deskriptif persentase untuk
mengetahui karakteristik industri kerajinan monel, keterkaitan
pola
persebaran dengan karakteristik industri kerajinan monel dan
kontribusinya terhadap
pendapatan rumah tangga pengusaha dan pekerja. Sampel yang
diambil adalah 478 unit
rumah pengusaha dengan teknik total sampling, 83 sampel
pengusaha dan 83 sampel pekerja dengan teknik propotional random
sampling.
Hasil penelitian menunjukkan pola persebaran industri kerajinan
monel
mengelompok dengan nilai T=0,006, daerah sumber bahan baku
berasal dari Kab. Kudus,
Pati, Demak dan Semarang. Jangkauan pemasaran industri kerajinan
monel sampai ke
Kudus, Demak, Semarang, Jogja, Surabaya, Malang, Jakarta,
Kebumen, Magelang, Solo,
Medan, Ternate, Kalimantan, Singapura dan Malaysia. Tingkat
pendidikan pengusaha dan
pekerja lebih dari 50% adalah SMP. Modal awal, belanja dan
operasional industri tersebut
adalah kecil dibawah 10 juta. Bahan baku utama yang digunakan
adalah monel , jumlah
pekerja yang dimiliki rata-rata 6 orang berasal dari Kec.
Kalinyamatan, kerajinan monel
yang diproduksi cincin, liontin, gelang dan anting2 dan
dipasarkan lewat pengepul.
Kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan rumah
tangga pengusaha rata-rata
67,49% dan terhadap pendapatan rumah tangga pekerja rata-rata
25,15%.
Kesimpulan dari hasil penelitian adalah industri kerajinan monel
mengelompok di
Kec. Kalinyamatan karena lokasi usahanya berada di rumah
pengusaha dan mengikuti pola
permukiman yang juga mengelompok. Industri kerajinan monel
tergolong industri kecil
rumah tangga karena industri rumahan, modalnya kecil dan jumlah
pekerjanya sedikit.
Tergolong industri non agraris karena bahan bakunya dari bahan
tambang galian bukan dari
hasil pertanian. Tergolong industri ringan karena hasil
produksinya berupa barang jadi
kerajinan monel. Tergolong industri berorientasi pekerja karena
penempatannya berada
pada lokasi potensial tersedianya tenaga kerja yang umumnya
memiliki keahlian membuat
kerajinan monel secara turun temurun. Kontribusi industri
tersebut lebih besar terhadap pendapatan rumah tangga pengusaha
dibanding pekerjanya. Hasil studi merekomendasikan
yaitu (1) perlu adanya kampanye dan promosi produk kerajinan
monel untuk menggerakan
masyarakat agar bersedia membeli produk buatan dalam negeri yang
berasal dari keahlian
turun temurun, (2) perlunya pembeharuan desain kerajinan monel
bagi pengusaha/pekerja
secara kreatif agar produk yang dihasilkan lebih menarik minat
konsumen& meningkatkan
pendapatan keduanya
-
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………...i
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………....ii
PRAKATA……………………………………………………………………....iii
SARI………………………………………………………………………………v
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….vi
DAFTAR TABEL……………………………………………………………….xi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….…xvii
BAB I PENDAHULUAN………………………….…………………………….1
1.1 Latar Belakang Penelitian…………………………………………………….1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………….7
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………..7
1.4 Manfaat Penelitian……………………………………………………………8
1.5 Batasan Istilah………………………………………………………………...9
BAB II KAJIAN PUSTAKA…………………………………………………..12
2.1 Kajian Studi Geografi……………………………………………………….12
2.2 Industri Kerajinan Monel……………………………………………………14
2.2.1 Pengertian Industri………………………………………………………...14
2.2.2 Klasifikasi Industri………………………………………………………...16
2.2.3 Pengertian Kerajinan Monel………………………………………………19
2.3 Pengertian Pola Keruangan………………………………………………….23
2.4 Karakteristik Industri………………………………………………………..29
2.4.1 Pengertian Karakteristik Pengusaha Kerajinan
Monel……………………29
2.4.2 Pengertian Karakteristik Pekerja Kerajinan
Monel……………………….30
2.4.3 Pengertian Karakteristik Bahan Baku…………………………………….31
-
ix
2.4.4 Pengertian Karakteristik Modal…………………………………………..32
2.4.5 Pengertian Karakteristik Proses
Produksi………………………………...33
2.4.6 Pengertian Karakteristik Pemasaran………………………………………34
2.5 Pengertian Pendapatan Rumah Tangga Keluarga dan
Kontribusi
Pendapatan…………………………………………………………………..35
2.6 Penelitian Relevan…………………………………………………………..37
2.7 Kerangka Berpikir…………………………………………………………..44
BAB III METODE PENELITIAN……………………………………………48
3.1 Populasi Penelitian………………………………………………………….48
3.2 Sampel dan Teknik Sampling………………………………………………48
3.3 Variabel Penelitian………………………………………………………….51
3.4 Alat dan Metode Mengumpulkan Data……………………………………..54
3.5 Teknik Analisis Data………………………………………………………..57
BAB 1V HASIL DAN
PEMBAHASAN............................................................64
4.1 Hasil Penelitian……………………………………………………………...64
4.1.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian………………………………………...64
4.1.1.1 Letak Astronomis dan Administratif Daerah
Penelitian………………...64
4.1.1.2 Luas dan Tata Guna Lahan Daerah
Penelitian…………………………..67
4.1.1.3 Kondisi Geografis Daerah Objek
Penelitian…………………………….69
4.1.1.4 Sarana dan Prasarana Fisik Daerah Objek
Penelitian…………………...70
4.1.1.5 Kondisi Demografi Daerah Objek
Penelitian…………………………...76
4.1.2 Pola Keruangan Industri Kerajinan
Monel………………………………..79
4.1.2.1 Pola Persebaran Lokasi Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan…………………………………………………………….79
4.1.2.2 Sebaran Daerah Asal Bahan Baku Industri Kerajinan
Monel…………...83
4.1.2.3 Sebaran Daerah Jangkauan Pemasaran Industri Kerajinan
Monel………86
4.1.3 Karakteristik Industri Kerajinan Monel……………………………………90
-
x
4.1.3.1 Karakteristik Pengusaha Kerajinan
Monel……………………………....90
4.1.3.1.1 Usia Pengusaha………………………………………………………...90
4.1.3.1.2 Tingkat Pendidikan Pengusaha………………………………………. .91
4.1.3.2 Karakteristik Usaha Kerajinan
Monel…………………………………....91
4.1.3.2.1 Modal Usaha Kerajinan Monel……………………………………..….92
4.1.3.2.2 Bahan Baku Usaha Kerajinan Monel…………………………………..95
4.1.3.2.3 Jumlah Pekerja Pengusaha Kerajinan
Monel…………….…………...102
4.1.3.2.4 Proses Produksi Usaha Kerajinan
Monel……………………………..104
4.1.3.2.5 Pemasaran Kerajnan Monel…………………………………………..111
4.1.3.3 Karakteristik Pekerja Kerajinan
Monel………………………………...115
4.1.3.3.1 Usia Pekerja Kerajinan Monel………………………………………..115
4.1.3.3.2 Jenis Kelamin Pekerja………………………………………………...116
4.1.3.3.3 Tingkat Pendidikan Pekerja…………………………………………..117
4.1.3.3.4 Daerah Asal Pekerja……………………………………………….….117
4.1.3.3.5 Spesifikasi Pekerjaan Pekerja Industri Kerajinan Monel
…………….119
4.1.3.3.6 Sistem Kerja dan Pemberian Upah Pekerja Industri
Kerajinan
Monel………………………………………………………………….120
4.1.3.3.7 Besaran Upah Pekerja Berdasarkan Spesifikasi pekerjaan
dan Lamanya
Jam Kerja Pekerja Industri Kerajinan Monel………………………...121
4.1.4 Keterkaitan Pola Persebaran dengan Karakteristik
Industri…………...….133
4.1.5 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap Pendapatan
Rumah
Tangga Pengusaha dan Tenaga Kerja…………………………………….137
4.1.5.1 Pekerjaan Pengusaha dalam Bidang Pertanian Maupun
Non
Pertanian (Industri Kerajinan Monel dan Lainnya)…………………….137
4.1.5.2 Pendapatan Pengusaha dalam Bidang Pertanian dan Non
Pertanian
(Industri Kerajinan Monel dan Lainnya)……………………….……….140
4.1.5.3 Pendapatan Keluarga Pengusaha Industri Kerajinan
Monel…………...141
-
xi
4.1.5.4 Pekerjaan Pekerja dalam Bidang Pertanian dan Non
Pertanian (Industri Kerajinan Monel dan Lainnya)……………………142
4.1.5.5 Pendapatan Pekerja Kerajinan Monel di Bidang
Pertanian
dan/Non Pertanian di Kecamatan Kalinyamatan……………………….145
4.1.5.6 Pendapatan Keluarga Tenaga Kerja Kerajinan Monel
di Kecamatan Kalinyamatan……………………………………………146
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian…………………………………………….150
4.2.1 Pola Keruangan Industri Kerajinan
Monel……………………………….150
4.2.2 Karakteristik Industri Kerajinan
Monel…………………………………..152
4.2.3 Keterkaitan Pola Persebaran Industri Kerajinan Monel
dengan Karakteristik Industri………………………………………...……157
4.2.4 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap
Pendapatan
Rumah Tangga Pengusaha dan Tenaga Kerja…………………………….160
BAB V
PENUTUP..............................................................................................164
5.1 Simpulan……………………………………………………………………164
5.2 Saran………………………………………………………………………..165
DAFTAR PUSATAKA………………………………………………………...167
LAMPIRAN…………………………………………………………………….172
-
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Penelitian yang Relevan………………………………………………42
Tabel 3.2 Jumlah Sampel yang Diambil………………………………………..50
Tabel 4.3 Pembagian Administrasi Menurut Banyaknya Desa,
Rt/Rw
Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2015……………65
Tabel 4.4 Luas Wilayah Tiap Desa di Kec. Kalinyamatan Kabupaten
Jepara
Tahun 2014……………………………………………………………67
Tabel 4.5 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan di Kec.
Kalinyamatan
Kabupaten Jepara……………………………………………………...68
Tabel 4.6 Kondisi Geografis Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten
Jepara…….70
Tabel 4.7 Banyaknya Sarana Pendidikan (Sekolah Negeri dan Swasta
di
Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2014……….……71
Tabel 4.8 Banyaknya Sarana Pendidikan Menurut Desa di
Kecamatan
Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2014…………………………72
Tabel 4.9 Banyaknya Pasar Bangunan Permanen dan Tidak Permanen
di Kec.
Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2014…………………………73
Tabel 4.10 Banyaknya Bank Umum dan Bank Pengkreditan Rakyat
(BPR, Bank Pasar) Kecamatan Kalinyamatan Jepara Tahun
2014….73
Tabel 4.11 Banyaknya Sarana Kesehatan di Kecamatan
Kalinyamatan
Kabupaten Jepara Tahun 2014………………………………………74
Tabel 4.12 Banyaknya Sarana Tempat Ibadah di Kecamatan
Kalinyamatan
Kabupaten Jepara…………………………………………………….75
Tabel 4.13 Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk dan Laju
Pertumbuhan
Penduduk di Kec. Kalinyamatan Tahun 2014………………….…….77
Tabel 4.14 Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
-
xiii
di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2014…………………………...78
Tabel 4.15 Lokasi Industri Kerajinan Monel dan
Jumlahnya…………………...79
Tabel 4.16 Daerah Asal Bahan Baku Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Jepara Tahun 2016…………………………………...83
Tabel 4.17 Daerah Jangkauan Pemasaran Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Tahun 2016…………………………………………..86
Tabel 4.18 Daerah Jangkauan Pemasaran Berdasarkan Produk
Kerajinan Monel
di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016…………………………...87
Tabel 4.19 Usia Pengusaha Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016……………………...90
Tabel 4.20 Tingkat Pendidikan Pengusaha Industri Kerajinan
Monel………….91
Tabel 4.21 Asal/Sumber Modal Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan 2016………………………………………………….92
Tabel 4.22 Besaran Modal Investasi Awal Pengusaha Industri
Kerajinan
Monel di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun
2016………………………………………………………………….93
Tabel 4.23 Besaran Modal Belanja Pengusaha Industri Kerajinan
Monel
di Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016………..94
Tabel 4.24 Besaran Modal Operasional Pengusaha Industri
Kerajinan Monel
di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016………………….………...94
Tabel 4.25 Jenis Bahan Baku yang Digunakan Pengusaha Dalam
Industri
Kerajinan Monel di Kec. Kalinyamatan Kab. Jepara Tahun
2016…...95
Tabel 4.26 Jenis Bahan Baku yang Digunakan Pengusaha Dalam
Industri
Kerajinan Monel di Desa Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten
Jepara
Tahun
2016…………………………………………………………...96
-
xiv
Tabel 4.27 Rata-rata Banyaknya Penggunaan Bahan Monel Industri
Kerajinan
Monel di Kecamatan Kalinyamatan Jepara Tahun 2016………...…..98
Tabel 4.28 Rata-rata Banyaknya Penggunaan Bahan Timah Industri
Kerajinan
Monel di Kec. Kalinyamatan Jepara Tahun 2016……………………99
Tabel 4.29 Rata-rata Banyaknya Penggunaan Bahan Budeng Industri
Kerajinan
Monel di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016…………………...99
Tabel 4.30 Cara Perolehan Bahan Baku Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016………………………101
Tabel 4.31 Jumlah Tenaga Kerja Milik Pengusaha Industri
Kerajinan Monel di
Kecamatan Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016………....103
Tabel 4.32 Jenis Produk Kerajinan Monel Pengusaha di Kec.
Kalinyamatan
Kabupaten Tahun 2016……………………………………………..104
Tabel 4.33 Rata-rata Banyaknya Kerajinan Monel yang Diproduksi
Pengusaha
Industri Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan Jepara
Tahun
2016……………………………………………..………………….110
Tabel 4.34 Cara Pemasaran Pengusaha Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016………………………113
Tabel 4.35 Jangkauan Pemasaran Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Kabupaten Jepara Tahun 2016……………………....114
Tabel 4.36 Distribusi Pekerja Industri Kerajinan Monel
di Kecamatan Kalinyamatan Menurut Kelompok Umur Tahun
2016………………………………………………………………...115
Tabel 4.36 Distribusi Pekerja Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Menurut Jenis Kelamin Tahun 2016………………...116
Tabel 4.37 Tingkat Pendidikan Tenaga Kerja Industri Kerajinan
Monel
di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016…………………………..117
Tabel 4.38 Daerah Asal Pekerja Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
-
xv
Kalinyamatan Tahun 2016……………….…….…………………..118
Tabel 4.39 Pembagian Kerja Pekerja Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Tahun 2016………………………………………….119
Tabel 4.40 Sistem Kerja dan Pemberian Upah Pekerja Industri
Kerajinan Monel di
Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016……………………………..121
Tabel 4.41 Besaran Upah Pembuat Lakaran Monel…………………………….122
Tabel 4.42 Lama Jam Kerja Pembuat Lakaran
Monel………………………….123
Tabel 4.43 Besaran Upah Penyekrap Monel……………………………………124
Tabel 4.44 Lama Jam Kerja Penyekrap Monel………………………………....125
Tabel 4.45 Besaran Upah Pengikir Monel……………………………………...125
Tabel 4.46 Lama Jam Kerja Pengikir Monel…………………………………...126
Tabel 4.47 Besaran Upah Pengambril/braso
Monel…………………………....127
Tabel 4.48 Lama Jam Kerja Pengambril/braso
Monel…………………………128
Tabel 4.49 Besaran Upah Penggergaji Monel………………………………….129
Tabel 4.50 Lama Jam Kerja Penggergaji Monel……………………………….130
Tabel 4.51 Besaran Upah Pengebor/pelubang
Monel…………………………..130
Tabel 4.52 Lama Jam Kerja Penebor/pelubang
Monel…………………………131
Tabel 4.53 Besaran Upah Pengepon/jeblok
Monel………………….………….132
Tabel 4.54 Lama Jam Kerja Pengepon/jeblok
Monel…………………………..132
Tabel 4.55 Tempat Usaha Kerajinan Monel dan Asal Tenaga
Kerja………………………………………………………………...134
Tabel 4.56 Cara Perolehan Bahan Baku dan Cara
Pemasaran…………….……135
Tabel 4.57 Pekerjaan Pengusaha Kerajinan Monel di Kecamatan
Kalinyamatan
Tahun 2016……………………………………………...…………..138
Tabel 4.58 Pekerjaan Pengusaha Diluar Industri Kerajinan
Monel…………….138
-
xvi
Tabel 4.59 Pendapatan Pengusaha dari Industri Kerajinan Monel di
Kec.
Kalinyamatan Jepara Tahun 2016…………………………………140
Tabel 4.60 Pendapatan Pengusaha Diluar Usaha Kerajinan Monel di
Kec.
Kalinyamatan Tahun 2016…………………………………………141
Tabel 4.61 Pendapatan Keluarga Pengusaha Industri Kerajinan
Monel di Kec.
Kalinyamatan Tahun 2016…………………………………………142
Tabel 4.62 Pekerjaan Pekerja Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Tahun 2016……………………………………….143
Tabel 4.63 Pekerjaan Pekerja Diluar Industri Kerajinan Monel di
Kecamatan
Kalinyamatan Tahun 2016………………………………………...143
Tabel 4.64 Pendapatan Tenaga Kerja yang Berasal dari Industri
Kerajinan Monel
di Kec. Kalinyamatan Tahun 2016………………………………145
Tabel 4.65 Pendapatan Pekerja Diluar Industri Kerajinan Monel di
Kec.
Kalinyamatan Tahun 2016……………………………………….146
Tabel 4.66 Pendapatan Keluarga Pekerja Industri Kerajinan Monel
di Kec.
Kalinyamatan Tahun 2016…………………………………………147
Tabel 4.67 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap
Pendapatan Rumah
Tangga/Keluarga Pengusaha di Kec. Kalinyamatan………………148
Tabel 4.68 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap
Pendapatan Rumah
Tangga/Keluarga Pekerja di Kec. Kalinyamatan………………….149
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Industri Kecil Menengah Kabupaten
Jepara
Thn 2010-2014………………………………………………………..5
Grafik 1.2 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor IKM di
Kabupaten
Jepara Thn 2010-2014……………………………………..………….6
Gambar 2.3 Produk Aksesoris Cincin dan Kalung Kerajinan
Monel…………....23
Bagan 2.4 Kerangka Berpikir……………………………………………………47
Gambar 4.5 Peta Administrasi Kecamatan Kalinyamatan
Jepara………………..66
Gambar 4.6 Peta Persebaran Industri Kerajinan
Monel………………………….82
Gambar 4.7 Peta Asal Bahan Baku Industri Kerajinan
Monel……………….....84
Gambar 4.8 Peta Jangkauan Pemasaran Industri Kerajinan
Monel……………...86
Gambar 4.9 Alur Perolehan Bahan Baku Industri Kerajinan
Monel
di Kecamatan Kalinyamatan Jepara………………………………..98
Gambar 4.10 proses pengambrilan dan pembrasoan cincin monel di
Kecamatan
Kalinyamatan……………………………………………………..107
Gambar 4.11 proses menggergaji kerajinan liontin monel di
Kecamatan
Kalinyamatan…………………………………………………….108
-
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Penelitian Pengusaha Kerajinan
Monel………………..172
Lampiran 2 Instrumen Penelitian Tenaga Kerja Kerajinan
Monel……………..176
Lampiran 3 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Produk dan Lokasi
Usaha
Industri Kerajinan Monel Di Kecamatan Kalinyamatan
Tahun 2016…………………………………………………...….178
Lampiran 4 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Modal Industri
Kerajinan
Monel di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016………...………..181
Lampiran 5 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Modal Belanja
Industri
Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan Tahun 2016……...183
Lampiran 6 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Modal
Operasional
Industri Kerajinan Monel di Kecamatan Kalinyamatan Tahun
2016………………………………………………………….…….188
Lampiran 7 Tabulasi Asal Bahan Baku Industri Kerajinan
Monel......................194
Lampiran 8 Tabulasi Jawaban Responden (Pengusaha) Tentang Tenaga
Kerja
yang Dimiliki Industri Kerajinan Monel di Kecamatan
Kalinyamatan Thn 2016………………………………………….200
Lampiran 9 Tabulasi Jawaban Responden (Pengusaha) Pemasaran
Produk
Industri Kerajinan Monel Di Kecamatan Kalinyamatan
Tahun 2016……………………………………………………...202
Lampiran 10 Tabulasi Jawaban Responden Tentang Total Pendapatan
dari
Produksi Monel Pengusaha Tahun 2016……….………………...209
Lampiran 11 Tabulasi Pendapatan Bersih/Laba Pendapatan Monel
Pengusaha………………………………………………………...212
-
xix
Lampiran 12 Tabulasi Kontribusi Pendapatan Usaha Kerajinan
Monel
Pengusaha……………..................................................................214
Lampiran 13 Tabulasi Identitas Pengusaha Industri Kerajinan
Monel
Tahun 2016…………………………………………………….217
Lampiran 14 Tabulasi Asal Tenaga Kerja Usaha
Monel………...……………..221
Lampiran 15 Tabulasi Pendapatan Tenaga Kerja Usaha
Monel…………...…...224
Lampiran 16 Tabulasi Identitas Tenaga Kerja Industri Kerajinan
Monel
Tahun 2016………………………………………………………227
Lampiran 17 Dokumentasi Penelitian Lapangan……………………………….232
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor industri merupakan sektor utama dalam perekonomian
Indonesia.
sektor industri sebagai penyumbang terbesar dalam pembentukan
PDB
Indonesia selama sepuluh tahun terakhir, dimana pada tahun 2009
peran
sektor industri utamanya industri pengolahan mencapai 26,4%
komponen
pembentukan PDB. Sedangan peranan sektor pertanian terhadap
PDB
Indonesia tahun 2009 tumbuh dari 14,5% menjadi 15,3% sehingga
sektor
pertanian berada pada rangking kedua yang memiliki kontribusi
terhadap PDB
setelah sektor industri pengolahan (Banowati, 2012:172).
Pertumbuhan sektor industri memang dapat membawa perubahan
pada
tata kehidupan masyarakat di sekitar lokasi industri. Perubahan
tata kehidupan
masyarakat tersebut tidak hanya terjadi di daerah perkotaan,
namun juga
keberadaan industri yang berada di pedesaan. Setiap wilayah
memiliki potensi
dan keunggulan sektor yang menjadi spesialisasi perekonomian
dalam
mendorong pertumbuhan wilayah. Salah satu upaya yang dapat
dilakukan
yaitu mendorong pengembangan kegiatan industri sebagai kegiatan
ekonomi
utama (primemover) yang dapat memberi efek ganda (multiplier
effect)
terhadap tumbuhnya sektor-sektor lainnya (Ferdyansyah,
2013:31).
Sektor industri yang tumbuh di daerah pedesaan berawal dari
masyarakat pedesaan yang hanya mengenal pertanian sebagai
mata
-
1
pencaharian utama yang memiliki potensi penting dalam salah satu
sistem
perekonomian pedesaan di Indonesia. Salah satu alternatif untuk
memecahkan
masalah terkait kurangnya kesempatan kerja akibat sektor
pertanian yang
semakin surut di daerah pedesaan adalah sektor industri. Selain
berperan
dalam menyediakan lapangan pekerjaan, sektor industri juga
berperan
meningkatkan perekonomian masyarakat karena dengan adanya
industri
masyarakat pedesaan yang mayoritas bermatapencaharian sebagai
petani dan
buruh tani dengan penghasilan rendah memiliki kesempatan
untuk
meningkatkan pendapatannya. Salah satu industri yang berpotensi
dan banyak
dikembangkan adalah industri kecil dan menengah.
Industri kecil dan menengah (IKM) merupakan salah satu
tumpuanutama pemerintah dalam menciptakan lapangan kerja baru
terutama
setelah krisis ekonomi yangterjadi beberapa tahun yang lalu. IKM
juga bagian
penting dari perekonomian suatu negara termasukIndonesia.
Sebagai
gambaran, walaupun sumbangan sektor IKM dalam output
nasional
(PDRB)tahun 2000 hanya 56,7 persen dan dalam ekspor non migas
hanya 15
persen pada tahun 2000,namun IKM memberikan kontribusi sebanyak
99
persen dalam jumlah badan usaha di Indonesiaserta memiliki andil
sebayak
99,6 persen dalam penyerapan tenaga kerja (Lestari,
2010:146).
Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan Usaha Mikro Kecil
Menengah
(UMKM) memiliki jumlah yang mendominasi dengan persentase 99,9%
dari
seluruh unit usaha yang ada. Tercatat pada tahun 2013 terdapat
56.534.592
juta unit pelaku UMKM di Indonesia. Dalam hal penyerapan tenaga
kerja
-
2
potensi UMKM lebih besar dari pada usaha besar. Sektor UMKM,
memiliki
tiap unit investasi yang dapat menciptakan lebih banyak
kesempatan kerja
dibandingkan dengan usaha besar pada unit investasi. Sebesar
97,16% tenaga
kerja dari total angkatan kerja yang bekerja diserap oleh sektor
UMKM.
Selain itu dari total ekspor yang ada, ekspor UMKM mencapai
14,09% dan
UMKM memiliki kontribusi yang cukup signifikan sebesar 57,48%
dalam
pembentukan PDB (Kementerian Koperasi dan UMKM, 2014). Data
Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah menunjukkan
terdapat
645 ribu perusahaan industri kecil dan menengah (UKM) pada tahun
2013
atau naik relatif kecil sebesar 0,02 persen dibandingkan jumlah
perusahaan
pada tahun sebelumnya. Jumlah tenaga kerja yang diserap sebanyak
2,85 juta
orang. Nilai produksi industri kecil dan menengah pada tahun
yang sama
mencapai 7,6 triliun rupiah atau turun 18,35 persen dari tahun
sebelumnya
(BPS Provinsi Jateng, 2014:314).
Industri kecil menengah (IKM) memiliki peran besar dalam
menyerap
tenaga kerja di Indonesia, tidak heran jika industri kecil
menengah menjadi
sektor yang memiliki peranan penting dalam pembangunan ekonomi
di
Indonesia. Hal tersebut tidak terlepas dari fakta bahwa sebagian
besar jumlah
penduduk di Indonesia masih memiliki tingkat pendidikan yang
masih
terbilang rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil di sektor
tradisional
maupun modern (Prasetyo, 2008:2).
Kabupaten Jepara memiliki jumlah industri kecil banyak dengan
jenis
yang beragam. Umumnya industri kecil tersebut mengelompok
membentuk
-
3
sentra. Perkembangan industri kecil yang terus meningkat
berdampak pada
meluasnya sebaran sentra pada tiap kecamatan. Sebaran industri
kecil yang
terbentuk secara spontan dan terdapat pada wilayah tertentu
berpotensi
menimbulkan dampak negatif berupa ketidakteraturan ruang karena
kegiatan
ekonomi hanya terkonsentrasi pada wilayah tertentu saja
(Nugroho, 2002:2).
Lebih lanjut pola ketidakteraturan dapat menimbulkan ruang
wilayah menjadi
kurang efektif dan efisien. Kondisi semacam itu juga berpotensi
menimbulkan
permasalahan lain yaitu ketidakmerataan kemajuan tiap
wilayah.
Arahan penataan yang jelas dengan memperhatikan
karakteristik
aktivitas industri-industri kecil di tiap wilayah termasuk pola
keruangannya
sangat diperlukan agar kedepannya tidak berdampak lebih luas.
Persebaran
industri dapat terbentuk secara mengelompok,acak dan seragam.
Misalnya
apabila suatu industri memiliki pola persebaran mengelompok
maka
pengelompokan tersebut akan mendatangkan berbagai keuntungan
bagi
industri yang ada. Industri yang mengelompok akan dengan
mudah
mendapatkan bahan baku, karena para pemasok bahan baku jumlahnya
cukup
banyak. Terhadap pasar pun akan semakin mudah karena selain
dengan
pemasaran bersama, para pengusaha juga dapat memanfaatkan
para
penampung yang ada di wilayah tersebut. Akses terhadap institusi
permodalan
semacam perbankan juga semakin terbuka luas disebabkan telah
terbentuknya
asosiasi. Bahkan dalam menghadapi berbagai permasalahan akan
dapat
dengan mudah dipecahkan secara bersama-sama.
-
4
Industri kecil menengah di Kabupaten Jepara dalam kurun waktu
lima
tahun yakni dari tahun 2010 sampai 2014 terus berkembang dan
meningkat
jumlahnya dengan peningkatan rata-rata sebesar 2,19% dengan
jumlah usaha
11.071 unit. Kenaikan jumlah unit usaha yang lebih signifikan
terjadi pada
tahun 2013 dimana pada tahun 2012 dari 10.38%dengan jumlah unit
usaha
9.959 unit naik sebesar 33,17% menjadi 13.263 unit seperti yang
ditunjukkan
pada tahun 2013. Seperti yang ditunjukkan pada Grafik 1.1
berikut.
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010-2014 dan diolah
Grafik 1.1 Perkembangan Jumlah Industri Kecil Menengah
Kabupaten
Jepara Tahun 2010-2014
Industri kecil menengah dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah
yang
banyak. Hal tersebut dapat ditunjukkan bahwa dalam kurun waktu
lima tahun
antara tahun 2010 sampai tahun 2014 data penyerapan tenaga kerja
terus
mengalami peningkatan dengan rata-rata peningkatan sebesar
1,94%.
Meskipun penyerapan tenaga kerja terbesar terjadi pada tahun
2014 dengan
jumlah tenaga kerja yang terserap sebanyak 128.640 orang
dibanding tahun
sebelumnya (2013) sebanyak 117.243 orang, namun peningkatan
penyerapan
tenaga kerja terbesar terjadi pada tahun 2013 sebesar 33,90%
yang naik
dibanding tahun sebelumnya (2012) sebesar 1,69% dan pada tahun
2014
sebesar 9,72% seperti yang terdapat pada Grafik 1.2.
0
5000
10000
15000
20000
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah UMKM/Unit
-
5
Sumber: BPS Kabupaten Jepara, 2010-2014 dan diolah
Grafik 1.2 Perkembangan Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Industri
Kecil
Menengah di Kabupaten Jepara
Kabupaten Jepara memiliki banyak industri kecil yang berpotensi
untuk
dikembangkan salah satunya adalah industri kerajinan monel
berskala rumah
tangga. Dari 16 kecamatan di Kabupaten Jepara, industri
kerajinan monel
berkembang dan hanya terdapat di tiga kecamatan antara lain di
Kecamatan
Kalinyamatan, Kecamatan Pecangaan dan Kecamatan Welahan.
Berdasarkan
Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Jepara No 2 Tahun 2011
tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jepara Tahun 2011-2031
pasal 37
ayat 3 (C) Kecamatan Kalinyamatan khususnya Desa Kriyan lah yang
menjadi
sentra dari industri kerajinan monel.
Latar belakang dan permasalahan yang ada tersebut menjadi
dasar
penelitian ini diarahkan untuk mengetahui bagaimana pola
keruangan industri
kerajinan monel dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah
tangga
pengusaha dan pekerja di Kecamatan Kalinyamatan Jepara.
0
50000
100000
150000
2010 2011 2012 2013 2014
Jumlah TK/orang
-
6
1.2 Rumusan Masalah
Uraian latar belakang yang ada menunjukkan bahwa tidak semua
kecamatan di Kabupaten Jepara memiliki industri kerajinan
monel.
Kecamatan Kalinyamatan merupakan salah satu dari tiga kecamatan
yang
memiliki indutri kerajinan monel dengan jumlah unit usaha paling
banyak,
maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu
sebagai berikut.
1. Bagaimana pola keruangan industri kerajinan monel di
Kecamatan
Kalinyamatan?
2. Bagaimana karakteristik industri kerajinan moneldi
Kecamatan
Kalinyamatan?
3. Bagaimana keterkaitan antara pola persebaran industri
kerajinan monel
dengan karakteristik industri kerajinan monel di Kecamatan
Kalinyamatan?
4. Seberapa besar kontribusi industri kerajinan monel terhadap
pendapatan
rumah tangga pengusaha dan pekerja yang ada di Kecamatan
Kalinyamatan?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui sebagai
berikut.
1. Pola keruangan industri kerajinan monel, terdiri atas pola
persebaran
lokasi usaha kerajinan monel, daerah asal bahan baku serta
daerah
jangkauan pemasaran industri kerajinan monel di Kecamatan
Kalinyamatan.
-
7
2. Karakteristik industri kerajinan monel meliputi karakteristik
pengusaha
kerajinan monel, karakteristik usaha kerajinan monel dan
karakteristik
pekerja kerajinan monel.
3. Keterkaitan antara pola persebaran industri kerajinan monel
dengan
karakteristik tempat usaha kerajinan monel, asal pekerja yang
dimiliki
pengusaha, cara perolehan bahan baku dan cara pemasaran di
Kecamatan
Kalinyamatan.
4. Kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan rumah
tangga
pengusaha dan pekerja di Kecamatan Kalinyamatan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat
yaitu sebagai
berikut.
1.4.1 Secara Teoritis, manfaat penelitian ini antara lain
sebagai berikut.
1) Sebagai media untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
utamanya
dalam bidang geografi industri.
2) Sebagai media untuk mengetahui titik persebaran industri
kerajinan
monel yang ada di Kecamatan Kalinyamatan melalui peta titik
persebaran yang dapat digunakan oleh dinas/instansi terkait.
1.4.2 Secara Praktis, manfaat penelitian ini antara lain sebagai
berikut.
1) Sebagai alat bantu bagi Dinas Perindustrian dan
Perdagangan,Dinas
Koperasi, UMKM dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Jepara dalam
merumuskan kebijakan yang mengarah pada pengembangan sektor
industri kerajinan monel
-
8
2) Sebagai informasi berupa kelengkapan data peta titik
persebaran lokasi
keberadaan industri kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan
bagi
masyarakat dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
(BAPPEDA)
Jepara.
1.5 Batasan Istilah
Batasan istilah dalam penelitian ini memiliki maksud agar tidak
terjadi
pengertian menyimpang dari judul “Pola Keruangan Industri
Kerajinan
Monel dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga
Pengusaha
dan Pekerja di Kecamatan Kalinyamatan Jepara”. Batasan istilah
dalam
penelitian ini dimaksud untuk membatasi ruang lingkup
permasalahan yang
diteliti. Adapun batasan istilah tersebut yaitu sebagai
berikut.
1.5.1 Industri Kerajinan Monel
Kerajinan adalah aktifitas usaha manusia untuk menghasilkan
karya
atau produk barang-barang kerajinan yang dikerjakan dengan
keterampilan
tangan secara kreatif dan inovatif dengan ide dan daya cipta
yang baru
sehingga menghasilkan barang atau produk kerajinan yang indah
dan
mempunyai nilai seni dan monel merupakan campuran antara 30%
tembaga
dan 70% nikel.
Industri kerajinan monel yang dimaksud adalah suatu proses
pekerjaan
yang secara kreatif mengolah bahan baku monel menjadi berbagai
macam
produk seni yaitu aksesoris dan perhiasan seperti kalung,
gelang, anting-
anting, giwang, cincin, leontin, bros jilbab, dan lain
sebagainya.
-
9
1.5.2 Pola Keruangan
Pola keruangan (spatial approach) dapat diartikan sebagai
kekhasan
sebaran keruangan (special spatial distribution) gejala geosfer
di permukaan
bumi.Persebaran dapat juga diartikan sebagai distribusi, posisi
lokasi yang
terletak disuatu area/tempat dalam keadaan tertentu.
Pola keruangan yang dimaksud adalah pola atau bentuk dari
persebaran industri kerajinan monel yang terdapat di
Kecamatan
Kalinyamatan Kabupaten Jepara termasuk daerah sumber bahan baku
dan
daerah jangkauan pemasaran kerajinan monel. Pola persebaran
tersebut
dapat berupa (1) pola mengelompok, (2) pola acak, (3) pola
seragam, yang
dapat ditentukan berdasarkan teknik analisis tetangga terdekat
dengan
menghitung nilai parameter tetangga terdekat.
1.5.3 Karakteristik Industri Kerajinan Monel
Karakteristik merupakan sifat-sifat,ciri-ciri atau hal-hal yang
dimiliki
suatu elemen tertentu. Karakteristik Industri merupakan
ciri-ciri atau sifat
tertentu yang ada pada suatu industri.Dalam penelitian ini yang
dimaksud
karakteristik industri terdiri atas karakteristik pengusaha dan
pekerja industri
kerajinan monel.
Karakteristik industri kerajinan monel yang dimaksud terdiri
dari
kerakteristik umur dan tingkat pendidikan pengusaha kerajinan
monel,
besaran modal/jumlah biaya investasi awal yang digunakan
pengusaha pada
awal mendirikan usaha kerajinan monel, modal belanja dan
modal
operasional pengusaha, jenis bahan baku yang digunakan pengusaha
untuk
-
10
kebutuhan produksi kerajinan monel dan cara perolehan
baku,jumlah
pekerja yang dimiliki pengusaha, proses produksi dan pemasaran
usaha
kerajinan monel, karakteristik jenis kelamin, umur dan tingkat
pendidikan
pekerja, daerah asal pekerja serta bagian proses produksi yang
dilakukan
pekerja dalam membuat kerajinan monel dan rata-rata besaran upah
yang
diterima.
1.5.4 Kontribusi Industri Kerajinan Monel Terhadap Pendapatan
Rumah Tangga
Pengusaha dan Pekerja.
Pendapatan adalah sejumlah balas jasa berupa upah atau gaji
keuntungan yang diterima sebagai faktor produksi. Pendapatan
rumah
tangga adalah jumlah pendapatn ril dari seluruh anggota keluarga
yang
dapatdisumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama atau
perseorangan
dalam rumah tangga.
Kontribusi industri kerajinan monel terhadap pendapatan
pengusaha
dan pekerja yang dimaksud adalah besarnya sumbangan/ kontribusi
industri
kerajinan monel terhadap pendapatan rumah tangga yang diterima
oleh
pengusaha dan pekerja nya.
-
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Berkaitan dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini,
maka
diberikan suatu tinjauan pustaka yang dipakai sebagai dasar
dalam penulisan
karya tulis ini. Karena memilih tinjauan pustaka menjadi sangat
penting guna
mendapatkan pengetahuan yang baru dan dapat dijadikan pegangan
secara umum.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh kemudahan dalam suatu
penelitian. Pada
bagian ini berisi kajian pustaka antara lain tentang objek studi
geografi, industri
kerajinan monel, pola keruangan, karakteristik industri,
pendapatan rumah
tangga/keluarga, penelitian yang relevan dan kerangka berpikir
penelitian.
2.1 Kajian Studi Geografi
Sumaatmadja (1988:13) menjelaskan studi geografi menelaah
benda,
gejala dan masalah kehidupan dalam ruang (space) yeng menyangkut
lokasi,
penyebaran dan interaksinya (interaksi keruangan) satu sama
lain. Penelitian
ini merupakan penelitian geografi karena menggunakan salah satu
konsep
dasar geografi yaitu keterkaitan keruangan. Dalammengkaji
masalah industri
terdapat aspek keterkaitan keruangan yang merupakan bagian dari
konsep
dasar geografi. Keterkaitan keruangan menunjukkan derajat
keterkaitan
persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang lain di satu
tempat atau
ruang.
Konsep geografi penelitian ini adalah keterkaitan keruangan
yaitu
berkaitan dengan berkembangnya industri kerajinan monel yang
memerlukan
pekerja untuk mengolah bahan baku monel menjadi produk kerajinan
sebagai
-
12
hasil produksi dalam industri tersebut, sehingga secara otomatis
sektor non
pertanian yakni sektor industri kerajinan monel akan membuka
lapangan
pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar karena sektor pertanian
yang sudah
tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut juga
akan
disertai dengan banyak munculnya kaum pengusaha yang membuka
usaha
kerajinan monel skala rumah tangga dan kaum buruh yang bekerja
sebagai
pembuat kerajinan monel di daerah sekitar lokasi industri
kerajinan monel.
Kaum buruh inipun tidak hanya terbatas pada kaum laki-laki
tetapi juga para
wanitayang mendapat kesempatan yang sama bekerja dalam bidang
industri
tersebut. Hal ini merupakan fenomena sosial yang saling
menunjukkan
keterkaitan antara fenomena yang satu dengan yang lainnya di
satu tempat
atau ruang.
Geografi memiliki dua objek studi yang dapat dikaji antara lain
objek
studi material dan objek studi formal. Objek studi material
adalah segala
materi yang menjadi kajian dalam geografi meliputi fenomena
geosfer baik
fisik maupun sosial. Objek studi formal adalah sudut pandang
atau cara
berpikir terhadap gejala geosfer sebagai objek material
geografi. Hartono
(2007:6) menjelaskan bahwa objek material geografi adalah
fenomena geosfer
terdiri atas litosfer (lapisan kulit bumi), atmosfer (lapisan
udara), hidrosfer
(lapisan air), biosfer (lapisan hewan dan tumbuhan), dan
antroposfer (lapisan
manusia). Cara pandang geografi terhadap objek formal dapat
dilihat dari
organisasi keruangan (spatial setting) yeng meliputi 1) pola
persebaran gejala
tertentu di permukaan bumi (spatial pattern); 2) keterkaitan
atau hubungan
-
13
yang terjadi antargejala atau fenomena tersebut (spatial
system); 3)
perkembangan atau perubahan yang terjadi pada gejala tersebut
(spatial
process). Objek material geografi dalam penelitian ini yaitu
mengkaji tentang
fenomena antroposfer (lapisan manusia) berupa penduduk yang
menjadi
pengusaha/pemilik usaha kerajinan monel dan pekerja yang bekerja
sebagai
pembuat kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan Jepara. Objek
formal
geografi dalam penelitianini yaitu mengkaji tentang pola
persebarantitik lokasi
usaha kerajinan monel, sebaran daerah asal bahan baku
monel,sebaran daerah
jangkauan pemasaran kerajinan monel serta karakteristik bahan
baku,
karakteristik asal pekerjaserta cara pemasaran industri
kerajinan monel yang
memiliki keterkaitan dengan pola persebaran yang terbentuk.
2.2 Industri Kerajinan Monel
Sub bab kajian pustaka tentang industri kerajinan monel dalam
penelitian
ini berisi kajian pustaka yang berkaitan dengan industri dan
kerajinan monel.
Adapun kajian pustaka yang ada meliputi pengertian industri,
klasifikasi
industri, pengertian kerajinan dan monel.
2.2.1 Pengertian Industri
Ginting, et. al(1996:36) menjelaskan bahwa industri berasal dari
kata
industria yang dalam bahasa latin memiliki arti kerajinan, maka
industri
merupakan kegiatan berupa kerajinan untuk menghasilkan sesuatu
produk
atau hasil. Indutri juga merupakan usaha memproduksi bahan baku
atau
bahan mentah menjadi barang jadi melalui suatu proses
penggarapan dalam
jumlah besar.
-
14
Indutri dalam arti luas ialah segala aktivitas manusia dibidang
ekonomi
yang menghasilkan suatu barang atau jasa. Menurut
Undang-Undang
Nomor 5 Tahun 1984 Tentang Perindutrian, industri diartikan
sebagai
kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku,
barang
setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai
yang lebih
tinggi penggunaannya (Kudanarpodo, 1997:31).
Wardiyatmoko (1995:65) menjelaskan industri adalah bagian
dari
proses produksi yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku
atau
bahan baku menjadi barang jadi, sehingga menjadi barang yang
bernilai
bagi masyarakat.
Sumaatmadja (1981:179) menjelaskan bahwa dari kacamata
geografi,
industri sebagai suatu sistem merupakan perpaduan subsistem
fisis dengan
subsistem manusia. Subsistem fisis yang mendukung pertumbuhan
dan
perkembangan industri yaitu komponen-komponen lahan, bahan
mentah
atau bahan baku. Sumber daya energi, iklim dengan segala
proses
alamiahnya. Sedangkan subsistem manusia yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan industri meliputi
komponen-komponen
tenaga kerja, kemampuan teknologi, tradisi, keadaan poitik,
keadaan
pemerintahan, transportasi dan komunikasi, konsumen dan pasar
dan lain-
lain sebagainya. Perpaduan semua komponen itulah yang
mendukung
maju-mundurnya industri.
-
15
2.2.2 Klasifikasi Industri
Klasifikasi atau penggolongan industri beraneka ragamkarena
banyak hal atau aspek yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk
menggolongkan, mengelompokan atau mengklasifikasikan.
Ginting, et. al. (1996:38) menjelaskan bahwa dilihat dari
jumlah
“ruang” atau tempat yang dipakai oleh sebuah usaha industri,
usaha
industri dapat digolongkan menjadi dua yaitu sebagai
berikut.
1. Industri kecil, yaitu usaha industri yang tidak membutuhkan
ruang
yang besar sehingga bisa dilakukan dirumah atau
ditengah-tengah
pertokoan dengan jumlah fasilitas dan tenaga kerja yang
sedikit.
2. Industri besar, yaitu usaha industri yang membutuhkan tempat
atau
ruang yang besar, tenaga kerja yang banyak, jalan yang
diperkeras
(mampu menahan beban berat), bahkan kadang-kadang memerlukan
rel kereta api. Selain itu industri tersebut memerlukan berbagai
fasilitas
berupa tenaga listrik, aid an alat komunikasi yang sangat
banyak.
Wardiyatmoko (1995:66) menjelaskan bahwa industri dapat
diklasifikasikan/digolongkan berdasarkan beberapa kriteriaantara
lain
berdasarkan jumlah pekerja, bahan mentah, hasil produksi,
dan
berdasarkan yang mengusahakan.
a. Klasifikasi industri berdasarkan jumlah pekerja, antara lain
sebagai
berikut.
1) Industri kecil, mempunyai jumlah pekerja kurang dari 20
orang.
2) Industri sedang, mempunyai pekerja antara 20 sampai 99
orang
-
16
3) Industri besar, mempunyai pekerja lebih dari 100 orang.
b. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah, antara lain
sebagai
berikut.
1) Industri agraris adalah industri yang mengolah bahan mentah
baik
langsung maupun tidak langsung dari pertanian.
2) Industri non agraris adalah industri yang mengolah bahan
mentah
baik langsung maupun tidak langsung dari hasil tambang dan
bahan-bahan kimia sintetis lainnya.
c. Klasifikasi industri berdasarkan hasil produksi antara lain
sebagai
berikut.
1) Industri berat, merupakan industri yang menghasilkan
mesin-mesin
alat produksi, bahan-bahan baku, dan bahan-bahan penolong.
2) Industri ringan merupakan industri yang menghasilkan
barang-
barang jadi.
3) Industri campuran merupakan industri yang membuat lebih dari
satu
barang karena hasilnya diperlukan.
d. Klasifikasi industri berdasarkan yang mengusahakan antara
lain
sebagai berikut.
1) Industri rumah tangga merupakan industri yang berskala kecil
,
biasanya diusahakan oleh perorangan atau keluarga, memiliki
modal kecil alat-alat dan cara produksinya masih sederhana
derta
dilakukan dirumah..
-
17
2) Industri negara merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
atau Perusahaan Negara (PN) yang pada umumnya merupakan
industri besar yang menggunakan mesin modern.
Kudanarpodo (1997:35) menjelaskan bahwa berdasarkan
penentuan
suatu lokasi, industri dapat digolongkan menjadi 3 yaitu
industri yang
berorientasi pada bahan baku, industri yang berorientasi pada
pasar,
industri yang berorientasi pada sumber tenaga dan industri
yang
berorientasi pada tenaga kerja.
1) Industri berorientasi pada bahan baku merupakan suatu
industri yang
penempatannya memilih lokasi didaerah terdapatnya bahan
baku.
2) Industri berorientasi pada pasar meruapakn suatuindustri
yang
penempatannya memperhatikan lokasi pasar, umumnya industri
tersebut memproduksi barang-barang yang modelnya selalu
berubah.
3) Industri berorientasi pada sumber tenaga merupakan suatu
industri
yang penempatannya memilih lokasi terdapatnya sumber tenaga,
meliputi tenaga hewan, angin, air, panas bumi, panas matahari,
tenaga
uap dan listrik.
4) Industri berorientasi pada tenaga kerja merupakan suatu
industri yang
penempatannya memilih lokasi potensial tersedianya tenaga
kerja.
-
18
2.2.3 Pengertian Kerajinan
Kerajinan adalah hal yang berkaitan dengan buatan tangan
atau
kegiatan yang berkaitan dengan barang yang dihasilkan
melalui
keterampilan tangan (kerajinan tangan). Kerajinan yang dibuat
biasanya
terbuat dari berbagai bahan. Dari kerajinan ini menghasilkan
hiasan atau
benda seni maupun barang pakai. Dengan menggunakan
bahan-bahan
yang sangat beraneka ragam dari yang berasal dari bahan alami
sampai
dengan bahan non alami (Rahmat, 2011:15).
Kerajinan merupakan semua kegiatan dalam bidang industri
atau
pembuatan barang sepenuhnya dikerjakan oleh sifat rajin,
terampil, ulet
serta serta kreatif dalam upaya pencapaianya. Kerajinan
diantaranya yaitu
kerajinan logam,kerajinan kulit, kerajinan kayu, kerajinan batik
serta masih
banyak seni kerajinan lainnya yang dimiliki budaya Indonesia
(Wiyadi et
al,1991:45) dalam (Falashifa, 2013:22)
Kamus Umum Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa kerajinan
merupakan suatu hal yang bersifat rajin, kegetolan dalam
kegiatan yang
bersifat rutinitas yang dilakukan oleh seseorang atau perusahaan
dan
dikerjakan dengan mengandalkan keutamaan pada keterampilan
tangan,
bukan pada mesin(Mertaningrum,2015:238).
Kerajinan adalah aktifitas usaha manusia untuk menghasilkan
karya
atau produk barang-barang kerajinan yang dikerjakan dengan
keterampilan
tangan secara kreatif dan inovatif dengan ide dan daya cipta
yang baru
-
19
sehingga menghasilkan barang atau produk kerajinan yang indah
dan
mempunyai nilai seni (Falashifa, 2013:23).
2.2.4 Monel
Sub-sub bab kajian pustaka monel dalam penelitian ini berisi
kajian
pustaka yang berkaitan dengan monel. Kajian pustaka yang ada
meliputi
tentang pengertian monel dan klasifikasi monel. Adapun
penjelasanya
sebagai berikut.
2.2.4.1 Pengertian Monel
Monel adalah sebuah logam baja putih yang sangat kuat dan
eksotis. Monel merupakan logam dengan kandungan utamanya
nikel
(nickel), yang dipadukan dengan tembaga (copper) serta
sedikit
kandungan besi (iron) dan mineral. Logam Monel mengandung
kurang
lebih 66 % nikel dan 32 % tembaga, lebih tahan terhadap
perkaratan dan
logam (Lubis,2004:1).
Monel merupakan nama dagang untuk paduan logam yang tahan
korosi, berwarna putih keperak-perakan, mengandung 67% nikel
(Ni),
30% tembaga (Cu), dan sedikit besi, sulfur, atau unsur lain
untuk
membuat alat-alat dapur, alat-alat rumah sakit, dan alat-alat
setrika
(http://kbbi.web.id/monel diakses tanggal 14-04-2016).
2.2.4.2 Jenis-Jenis Monel
Monel memiliki beberapa jenis antara lain monel alloy 400,
monelalloy 401, monel alloy 404, monel alloy 405 dan monel alloy
K-
-
20
500. Adapun penjelasan masing-masing jenis monel tersebut
adalah
sebagai berikut.
1. Monel Alloy 400 adalah monel yang terdiri dari setidaknya 63
persen
nikel, tembaga 28-34 persen dan jumlah yang lebih kecil dari
bahan
ringan, termasuk besi, silikon dan karbon. Jenis paduan adalah
larutan
padat-yang mengeras ketika mengalami suhu dingin. Beberapa
kegunaan paduan monel 400 meliputi teknik kelautan, pompa,
pengencang, komponen elektronik dan penukar panas. Jenis logam
ini
tersedia dalam sheet, strip, flat bar, round bar, forging stock,
pipe
wire and hexagon.
2. Monel Alloy 401 adalah monel yang digunakan produsen
dalam
industri elektronik dan listrik. Logam ini terdiri dari 40
sampai 45
persen nikel, mangan 2,25 persen dan memiliki bahan ringan
dengan
jumlah yang lebih kecil seperti kobalt, sulfur dan tembaga.
Logam
paduan 401 Monel adalah material yang paling baik untuk
me-las.
Logam khusus membuat 401 paduan monel sebagai kawat. Namun,
perusahaan dapat membuatnya dalam bentuk lain sesuai
permintaan.
3. Monel Alloy 404 adalah monel yang terbuat dari sedikitnya
52
sampai 57 persen nikel, besi 0,50 persen dan memiliki berbagai
bahan
campuran lainnya, termasuk aluminium, sulfur dan silikon.
Jenis
logam ini tersedia dalam round bar, sheet dan wire. Beberapa
produsen memilih untuk memproduksi Monel 404 untuk aplikasi
listrik dan elektronik.
-
21
4. Monel Alloy R-405adalah versi turunan dari paduan 400. Paduan
R-
405 logam terdiri dari 63 persen nikel, tembaga 28 persen,
0,025-
0,060 persen jumlah yang lebih kecil sulfur dan lainnya dari
bahan-
bahan ringan. Sulfur dalam logam menawarkan inklusi sulfida
yang
membantu chip mesin logam lebih mudah. Produk ini Monel
tersedia
dalam bentuk heksagon, bar bulat dan kawat. Beberapa aplikasi
untuk
paduan monel R-405 termasuk sekrup-mesin produk dan
pengencang.
5. Monel Alloy K-500adalah paduan nikel-tembaga dengan titanium
dan
aluminium yang membuat paduan terkuat dari logam Monel.
Paduan
ini memiliki setidaknya 63 persen nikel, tembaga 27 persen,
2,30-3,15
persen aluminium, titanium 0,35-0,85 persen dan jumlah yang
lebih
kecil bahan lainnya. Beberapa aplikasi umum untuk paduan monel
K-
500 termasuk pisau dokter, bagian pompa, jasa kelautan dan
lift
keselamatan. Selain itu, paduan monel K-500 tersedia dalam
berbagai
bentuk seperti sheets, tubes, round bars, strips, flat bars
and
hexagons (Danu, 2013 dalam Http:
//Bungdanu.blogspot.co.id/2013/01/Jenis-Jenis-Logam-Monel.html
diakses tanggal 14-04-2016).
2.2.5 Pengertian Industri Kerajinan Monel
Mubyarto (1999) dalam Sutrisna (2014:60) menjelaskan
industri
kerajinan rumah tangga merupakan keterampilan yang dihubungkan
dengan
suatu barang yang harus di kerjakan secara rajin dan teliti,
biasanya dengan
tangan.
-
22
Kerajinan monel merupakan suatu proses pekerjaan dengan
mengolah bahan baku logam menjadi berbagai macam produk
aksesoris
busana dan perhiasan (Khuriyati, 2013:7).
Industrikerajinan monel yang dimaksud adalah semua kegiatan
dalam bidang industriatau pembuatan produk barang skala rumah
tangga
(home industry) yang terbuat dari monel yang sepenuhnya
dikerjakan oleh
sifat rajin, terampil, ulet serta serta kreatif menjadi berbagai
macam produk
seni yaitu aksesoris dan perhiasan seperti kalung, gelang,
anting-anting,
giwang, cincin, leontin dan lain sebagainya.
Sumber: www.google.com
Gambar 2.3 Produk Aksesoris Cincin dan Kalung Kerajinan
Monel
2.3 Pola Keruangan
Mulyanto (2008:1) menjelaskan bahwa studi geografi menelaah
benda,
gejala dan masalah kehidupan dalam ruang (space) yang menyangkut
lokasi,
penyebaran dan interaksinya (interaksi keruangan) satu sama
lain. Suatu
kawasan permukiman, kawasan industri, daerah perdesaan,
perkotaan dapat
dinyatakan sebagai ruang (Suatmadja,1979:13).
Bintarto, dkk (1979:76) mendefinisikan ruang sebagai bentangan
geografi
dengan batas-batas jelas beserta infrastruktur di dalamnya
dengan udara
-
23
diatasnya sesuai yang diakui secara hukum yang
berlaku.Hakikatnya analisis
keruangan adalah analisa lokasi yang menitikberatkan kepada tiga
unsur
geografi yaitu jarak (distance), kaitan (interaction) dan
gerakan (movement).
Tarigan (2005:77) menjelaskan bahwa lokasi menggambarkan posisi
pada
ruang tersebut (dapat ditentukan bujur dan lintangnya). Studi
tentang lokasi
adalah melihat kedekatan (atau jauhnya) satu kegiatan dengan
kegiatan lain
dan apa dampaknya atas kegiatan masing-masing karena lokasi
yang
berdekatan/berjauhan tersebut.
Sumaatmadja (1981:118) menjelaskan bahwa lokasi dalam ruang
dapat
dibedakan antara lokasi absolut dengan lokasi relatip. Lokasi
absolut suatu
tempat atau suatu wilayah yaitu lokasi yang berkenaan dengan
posisinya
menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan
jaring-jaring derajat.
Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, dapat dibaca
pada peta.
Lokasi relatip suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi
tempat atau
wilayah yang bersangkutan berkenaan dengan hubungan tempat atau
wilayah
itu dengan faktor alam atau faktor budaya yang ada disekitarnya.
Jadi lokasi
relatip ini ditinjau dari posisi suatu tempat atau suatu wilayah
terhadap kondisi
wilayah-wilayah yang ada disekitarnya
Muta’ali (2015:125) menjelaskan bahwa identifikasi pola
distribusi
keruangan suatu obyek sangat penting dalam menyusun
implikasi
pengembangan wilayah yaitu kebijakan distribusi ruang dan
penataan ruang,
kebijakan konsentrasi maupun dekonsentrasi. Misalnya, jika
diketahui bahwa
-
24
industri dan permukiman cenderung terkonsentrasi di tempat
tertentu dan
memberikan dampak lingkungan yang berat, maka dapat dilakukan
kebijakan
redistribusi dan penentuan lokasi pengembangan yang baru.
Demikian
sebaliknya, jika misalnya pusat bisnis tersebar secara acak dan
tidak efisien,
maka dapat dibuat kebijakan sentralisasi kawasan pusat
bisnis.
Pola keruangan adalah gambaran persebaran suatu gejala
diatas
permukaanbumi yang disajikan dalam bentuk peta (Yunus, 2010)
dalam
Yustianty (2012:5). Pola keruangan merupakan keberaturan dari
benda yang
lebih dari satu diatas permukaan bumi yang membentuk struktur
tertentu dan
berbeda dari tempat lain (Vasanthi, 2012:4).
Cara untuk megetahui pola keruangan adalah dengan melihat
sebaran dan
untuk menggambarkan sebaran, alat yang dipakai adalah peta.
Untuk setiap
analisis geografis baik melalui pendekatan keruangan,
ekologikal, dan
wilayah. Keberadaan peta merupakan suatu keharusan. Yunus (2010)
dalam
Yustianty (2012:5) menjelaskan bahwa pola keruangan (spatial
approach)
dapat diartikan sebagai kekhasan sebaran keruangan (special
spatial
distribution) dari suatu fenomena di permukaan bumi. Definisi
tersebut dapat
berarti bahwa pola keruangan merupakan sebagai suatu kekhasan
sebaran
objek, baik berupa titik-titik, garis-garis, atau areal-areal
pada bagian
permukaan bumi tertentu.
Sumaatmadja (1981:137) menjelaskan bahwa analisis pola
penyebaran
gejala geografi dapat diketahui dengan menerapkan analisis
tetangga terdekat.
-
25
Analisis tetangga terdekat ini telah dikembangkan oleh P.J Clark
dan F.C
Evans pada studi ekonomi tanaman. Metode kuantitatip ini
membatasi suatu
skala yang berkenaan dengan pola-pola penyebaran pada ruang atau
wilayah
tertentu. Pola penyebaran itu dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu (1)
pola bergerombol (cluster pattern), (2) tersebar tidak merata
(random
pattern), (3) dan tersebar merata (dispersed pattern).
2.3.1 Analisis Tetangga Terdekat
Muta’ali (2015:125) menjelaskan identifikasi pola persebaran
kegiatan dalam wilayah dapat dilakukan dengan analisis tetangga
terdekat
(nearest neighbour analysis). Analisis ini digunakan untuk
menentukan pola
sebaran kegiatan, apakah mengikuti pola random, mengelompok
atau
seragam, yang ditunjukan dari besarnya nilai T. Hasil dari
analisis ini, bisa
memberikan gambaran terhadap kecenderungan suatu kegiatan,
mengapa
menunjukan kecenderungan pada suatu pola tertentu.Nilai T atau
indeks
penyebaran tetangga terdekat sendiri diperoleh melalui formula
sebagai
berikut.
T = Ju/Jh Ju = / Jh = 1/
Keterangan :
Ju : Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan
titik
tetangganya yang terdekat
Jh : Jarak rata-rata yang diperoleh andai kata semua titik
mempunyai
pola random = 1/2
P : Kepadatan titik dalam tiap km² (A), sehingga menjadi
(N/A)
-
26
T : Indeks penyebaran tetangga terdekat
J : Total jumlah jarak antar titik
N : Jumlah titik yang diamati
P : / L
Bintarto (1979:76) menjelaskan bahwa parameter
tetangga-terdekat
T (nearest neighbour statistic) tersebut dapat ditunjukkan pula
dengan
kesatuan (continuum) untuk mempermudah perbandingan antara pola
titik.
Berikut Gambar Continuum nilai nearest neighbour statistic
T.
T=0 T=1,0 T=2,15
Mengelompok Random Seragam
Sumaatmadja (1981:139) menjelaskan bahwa analisis tetangga
terdekat seperti dikemukakan diatas dapat digunakan untuk
mengadakan
evaluasi pola-pola permukiman, penyebaran sumber daya alam
seperti
pengendapan batu bara, bijih logam, batu kapur, dan penyebaran
jenis-jenis
vegetasi. Dengan menerapkan analisis ini, kita akan dapat
melakukan studi
perbandingan berbagai pola dari berbagai gejala geografi pada
suatu ruang.
Dari analisis penyebaran dalam ruang ini, kita akan dapat,
mengungkapkan
berbagai karakter dari gejala yang kita pelajari, kita akan
dapat melakukan
sintesa lebih jauh dan kita akan dapat mengungkapkan tata guna
lahan pada
ruang yang bersangkutan.
-
27
Muta’ali (2015:125) menjelaskan bahwa untuk mengtahui pola
persebaran, dalam penelitian untuk mengetahui pola persebaran
industri
kerajinan monel dapat diketahui dengan cara menghitung nilai
parameter
tetangga terdekat (T) melalui langkah-langkah sebagai
berikut.
1) Menentukan Luas Wilayah daerah yang diteliti
2) Merubah bentuk keruangan daerah yang diteliti (bentuk luasan)
menjadi
pola penyebaran titik.
3) Memberikan nomor urut titik-titik lokasi penelitian misal
huruf
alphabet (A1, A2) dst.
4) Mengukur jarak terdekat, yakni jarak pada garis lulus antara
satu titik
dengan titik yang lain yang merupakan tetangga terdekatnya.
Pengukuran garis lurus yang dimaksud adalah jarak lurus pada
suatu
peta antara satu titik dengan tetangga terdekatnya. Selanjutnya
akan
ditentukan jarak rata-rata yang akan diukur antara satu titik
dengan titik
tetangga terdekatnya.
5) Mengitung besar parameter tetangga terdekat atau T untuk
mengetahui
pola pesebaran dengan menggunakan rumus diatas.
Analisis pola keruangan dengan mengetahui pola persebaran
industri
kerajinan monel, titik-titik lokasi usaha kerajinan monel yang
diperoleh
melalui GPS, selanjutnya dipetakan titik-titik persebarannya
menggunakan
aplikasi ArcGIS menjadi peta persebaran industri kerajinan
monel. Selain itu
pemetaan daerah-daerah penghasil bahan baku dan jangkauan
pemasaran
yang datanya berupa informasi yang diberikan oleh pengusaha
industri
-
28
kerajinan monel terkait daerah mana saja yang memasok dan
menjual bahan
baku monel untuk diolah menjadi kerajinan monel, serta daerah
tujuan
pengiriman/penjualan yang menjadi penerima/pembeli produk
kerajinan
monel tersebut.
2.4 Karakteristik Industri
Karakteristik industri merupakan ciri, sifat atau keunggulan
yang ada
pada masing-masing industri yang menggambarkan informasi
tentang
keberadaan industri tersebut. Dalam penelitian ini yang dimaksud
dengan
karakteristik industri kerajinan monel merupaka ciri atau sifat
yang ada pada
industri kerajinan monel yang menggambarkan keberadaan industri
kerajinan
monel. ciri atau sifat yang dimaksud ada pada industri kerajinan
monel
tersebut yaitu sebagai berikut.
2.4.1 Karakteristik Pengusaha Kerajinan Monel
Undang-Undang Nomor 3 pasal 1 butir C Tahun 1982,
menyebutkan
bahwa pengusaha adalah setiap orang, perseorangan atau
persekutuan atau
badan hukum yang menjalankan sesuatu jenis perusahaan
(Raharjo,
2009:5). Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Ayat 5 Tentang
Ketenagakerjaan menjelaskan bahwa terdapat tiga pengertian
pengusaha
yaitu a) pengusaha adalah orang perseorangan, persekutuan, atau
badan
hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; b)
pengusaha
adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
secara
berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; c)
pengsuaha
adalah orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang
berada di
-
29
Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan b
yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia.
Pengusaha adalah orang yang menjalankan kegiatan usaha, baik
usaha jual-beli, maupun usaha poduksi yang tujuan utamanya
adalah
mendapatkan keuntungan dan menanggung resiko yang akan
terjadinya
dalam kegiatan usahanya (Tery, 2011 dalam http://
taileecircus.blogspot.co.id/2011/10/mengenal-pasar-modal-pasar
modal.html diakses tanggal 01-03-2016).
Pengusaha yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pemilikusaha kerajinan monel berskala rumah tangga di
Kecamatan
Kalinyamatan. Karakteristik pengusahayang dimaksud dalam
penelitian
ini adalah karakteristik rata-rata usia pengusaha dan tingkat
pendidikan
pengusaha industri kerajinan monel.
2.4.2 Karakteristik Pekerja Industri Kerajinan Monel
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
Pasal 1 Ayat 2 dan 3 menjelaskan bahwa pekerja/buruh adalah
setiap orang
yang bekerja dengan menerima upah atau imbalandalam bentuk
lain.
Sedangkan tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu
melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk
memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Hardati (2013:9) menjelaskan tenaga kerja digolongkan menjadi
dua,
yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja
adalah
penduduk yang telah memasuki usia kerja yang bekerja, atau
punya
-
30
pekerjaan namun sementara tidak bekerja, dan pengangguran.
Bukan
angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang masih sekolah,
mengurus
rumah tangga atau kegiatan lainnya selain keperluan pribadi.
Angkatan
kerja dibagi menjadi penduduk yang bekerja, yaitu seseorang
yang
melakukan kegiatan ekonomi dengan maksud memperoleh atau
membantu
memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit 1 jam
(tidak
terputus) dalam seminggu yang lalu.
Tan Goan Tiang (1965) dalam Mantra (2000:23) menjelaskan
bahwa
tenaga kerja (man power) merupakan besarnya bagian dari penduduk
yang
dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Tenaga kerja
merupakan
penduduk yang berada dalam usia kerja. Semakin tinggi tingkat
kualitas
sumber daya manusia dan tingkat produktivitas yang dapat dicapai
,akan
semakin banyak jumlah dan jenis barang-barang dan jasa yang
dapat
dihasilkan,akan semakin tinggi pula tingkat hidup manusia
(Robiyanto,
2003:72).
Hardati (2009: 159) menjelaskan definisi tentang kerja
seringkali tidak
hanya menyangkut apa yang dilakukan seseorang, tetapi juga
menyangkut
kondisiyang melatar belakangi kerja tersebut, serta penilaian
sosial yang
diberikan terhadap pekerjaan tersebut
Tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pekerja
yang membuat kerajinan monel di Kecamatan Kalinyamatan.
Analisis
pekerja yang dimaksud adalah analisis rata-rata usia pekerja,
jenis kelamin
-
31
pekerja, daerah asal pekerja, bagian proses produksi pekerja dan
lama jam
kerja pekerja serta besaran upah yang diterima pekerja.
2.4.3 Karakteristik Bahan Baku
Ginting, dkk (1996:37) menjelaskan bahwa bahan baku adalah
bahan mentah yang belum diolah maupun yang sudah diolah menjadi
bahan
setengah jadi, misal plat besi atau baja merupakan bahan bahan
mentah yang
sudah diolah untuk industri kawat, kapal, mobil dan
sebagainya.
Wardiyatmoko (1995:65) menjelaskan bahwa bahan baku adalah
bahan metah yang sudah diolah tetapi belum menjadi barang
jadi.
Sedangkan bahan mentah adalah bahan yang diperoleh dari sumber
daya
alam yang akan dimanfaatkan dalam usaha industri.
Analisis karakteristik bahan baku yang dimaksud dalam
penelitian
ini adalah deskripsi tentang karakteristik jenis bahan baku dan
banyaknya
rata-rata penggunaan bahan tersebut dalam usaha kerajinan monel
yang
datanya diperoleh berdasarkan informasi yang diberikan oleh
pengusaha
industri kerajinan monel.
2.4.4 Karakteristik Modal
Anoraga (2002:163) menjelaskan bahwa modal merupakan salah
satu unsur penting didalam menjalankan suatu usaha,karena modal
dapat
diumpamakan darah yang senantiasa mengalir dan brefungsi
menjaga
kehidupan tubuh manusia.
Chourmain (1994:45) menjelaskan modal adalah setiap benda
ekonomi
baik dalam bentuk barang maupun jasa yang dapat digunakan untuk
proses
-
32
produksi lebih lanjut. Faktor produksi modal adalah faktor
produksi yang
keberadaanya diciptakan oleh sistem atau pola hidup perekonomian
itu
sendiri. Kehadiran modal sangat ditentukan oleh sistem
perekonomian yang
berlaku dalam suatu masyarakat. Masyarakat yang cenderung
selalu
menghabiskan barang dan jasa yang dihasilkan akan miskin dengan
modal.
Masyarakat yang kaya akan modal mampu mencapai tingkat
kemakmuran
yang tinggi
Mubyarto (1975:92) menjelaskan modal berhubungan erat dengan
uang. Modal adalah uang tidak dibelanjakan, jadi disimpan
untuk
kemudian diinvestasikan, yang termasuk uang disini tentu saja
bukanlah
hanya uang kartal atau uang kertas saja tetapi termasuk
didalmnya uang
giral yaitu uang terdapat dalam rekening di bank Asal modal
dapat dibagi
menjadi dua yaitu sebagai berikut.
1. Modal sendiri, adalah modal yang berasal dari pemilik usaha
dan
tertanam untuk jangka waktu tidak tertentu.
2. Modal pinjaman, adalah modal yang berasal dari luar, modal
tersebut
merupakan utang yang harus dibayar
Analisis karakteristik modalyang dimaksud dalam penelitian
ini
adalah modal awal, modal belanja dan modal operasional pengusaha
yang
diperlukan untuk kegiatan industri kerajinan monelskala rumah
tangga
yang didapat dari modal sendiri maupun berasal dari modal
pinjaman yang
datanya diperoleh berdasarkan informasi yang diberikan oleh
pengusaha
industri kerajinan monel.
-
33
2.4.5 Karakteristik Proses Produksi
Fuad, dkk (2002:142) menjelaskan bahwa produksi merupakan
istilah
yang dipergunakan dalam organisasi yang menghasilkan keluaran
atau
output berupa barang maupun jasa. Secara umum produksi
diartikan
sebagai suatu kegiatan atau proses yang mentransformasikan
masukan
(input) menjadi keluaran (output). Dalam arti sempit pengertian
produksi
hanya dimaksudkan sebagai kegiatan yang menghasilkan barang,
baik
berupa barang jadi atau setengah jadi, barang industri, suku
cadang
(spareparts) maupun komponen-komponen penunjang.
Chourmain, dkk (1994:38) menjelaskan bahwa kegiatan membuat
barang dan jasa disebut kegiatan produksi. Produksi adalah
kegiatan untuk
menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa. Jadi
proses
produksi merupakan kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan faktor-faktor
yang
ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan baku dan agar lebih
bermanfaat bagi
kebutuhan manusia.
Analisis karakteristik proses produksi adalah deskripsi data
terkait
informasi yang diberikan oleh pengusaha ataupun tenaga kerja
(pengrajin)
tentang bagaimana proses, langkah-langkah atau tahapan yang
dilakukan
dalam membuat kerajinan monel dimulai dari proses awal
pembuatan
sampai proses pengemasan.
-
34
2.4.6 Karakteristik Pemasaran
Pemasaran adalah proses perencanaan dan penerapan konsepsi,
penetapan harga, dan distribusi barang, jasa, dan ide untuk
mewujudkan
pertukaran yang memenuhi tujuan individu atau organisasi.
Pemasaran
mencakup berbagai aktivitas yang ditujukan pada rangkaian
berbagai jenis
barang, jasa dan ide. Aktivitas ini meliputi pengembangan,
penetapan
harga, promosi dan distribusi untuk memenuhi kebutuhan barang
jasa oleh
konsumen maupun industri pengguna (Machfoedz, 2007:29).
Kotler (1997:8 mendefinisikan pemasaran sebagai segala
kegiatan
yang berhubungan dengan penyampaian barang dan jasa, sejak
dari
produsen sampai konsumen yang terakhir. Mawaddah (2013:27)
menjelaskan bahwa jalur-jalur pemasaran secara garis besar
dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
1. Pemasaran secara langsung
a) Produsen menjual langsung dengan cara mengunjungi
konsumen
dari rumah ke rumah.
b) Produsen menjual produknya secara langsung kepada
konsumen
di pasar.
2. Pemasaran secara tidak langsung
a) Produsen menjual produk melalui tengkulak
b) Produsen menjual produk melalui pengecer
c) Produsen menjual produk melalui suatu lelang
-
35
Analisis karakteristik pemasaran dalam penelitian ini adalah
deskripsi mengenai bagaimana hasil produk kerajinan monel di
kecamatan
Kalinyamatan dipasarkan dari tangan produsen sampai kepada
konsumen/pembeli, apakah secara langsung atau secara tidak
langsung
yang datanya diperoleh berdasarkan informasi yang diberikan
pengusaha
industri kerajinan monel.
2.4.7 Pendapatan Rumah Tangga /Keluarga
Haryanto (2008:223) menjelaskan bahwa pendapatan merupakan
uang
yang diterima seseorang karena seseorang bekerja. Djamin (1999)
dalam
Sutrisna (2014:61) menjelaskan bahwa pendapatan rumah tangga
adalah
imbalan jasa yang diterima seseorang untuk membiayakan hidup
keluarga
secara wajar, baik dalam bentuk penghasilan seperti gaji, upah,
hasil dari
usaha sendiri dan lainnya yang dapat membantu seseorang
dalam
menanggulangi persoalan materi rumah tangga.
Mawaddah (2013:31) menjelaskan bahwa pendapatan keluarga
adalah
jumlah penghasilan riil dari seluruh anggota rumah tangga yang
digunakan
untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam
rumah
tangga.
Mubyarto (1971:59) mejelaskan bahwa pendapatan ada dua macam
yaitu pendapatan pokok dan pendapatan sampingan. Pendapatan
pokok
berarti pendapatan yang diperoleh dari usaha pokok. Sedangkan
pendapatan
sampingan adalah pendapatan diluar pendapatan pokok. Hardati
(2001:24)
menjelaskan bahwa untuk mengetahui pendapatan keluarga yaitu
dengan
-
36
menambahkan pendapatan dari industri rumah tangga (IRT) dan
diluar
industri rumah tangga dengan menggunakan rumus sebagai
berikut.
I = +
Keterangan :
I : Pendapatan keluarga
: Pendapatan diluar IRT
: Pendapatan dari IRT
Kontribusi pendapatan industri kerajinan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah besarnya sumbangan atau andil pendapatan
yang
diterima pengusaha dan tenaga kerja dari usaha kerajinan monel
terhadap
pendapatan secara keseluruhan.
2.5 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan
Kajian penelitian yang relevan dimaksudkan untuk menggali
informasi
tentang ruang penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
Dengan
penelusuran penelitian ini akan dapat dipastikan sisi ruangan
yang akan diteliti
yang dapat diteliti dalam ruangan ini, dengan harapan penelitian
ini tidak
tumpang tindih dan tidak terjadi penelitian ulang dengan
penelitian
sebelumnya yang relevan. Penelitian relevan yang berhasil
dipilih untuk
dikedepankan dapat dilihat dalam Tabel 2.1.
Hardati (2014:74) meneliti tentang pola persebaran outlet air
minum
isi ulang di Kabupaten Semarang dengan menggunakan teknik
analisis
tetangga terdekat dan deskriptif, yang mana pola persebaran
outlet minum
-
37
tersebut memiliki pola persebaran random atau acak mengikuti
pola
permukiman penduduk. Sedangkan dalam penelitian ini meneliti
tentang pola
keruangan berupa sebaran industri kerajinan monel menggunakan
teknik
analisis tetangga terdekat dan karakteristik industri kerajinan
monel serta
kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga pengusaha dan
pekerjanya
menggunakan teknik deskriptif persentase.
Hardati (2002:52) meneliti tentang kontribusi industri rumah
Tangga
bahan bangunan terhadap pengentasan kemiskinan di Kabupaten
Boyolali
Provinsi Jawa Tengah dengan menggunakan analisis data statistik
deskriptif
dan metode pengambilan sampel secara area proporsional random
sampling,
meskipun sama dengan penelitian ini untuk mengetahui besarnya
kontribusi
pendapatan suatu industri namun dalam penelitian ini,peneliti
meneliti tentang
besarnya kontribusi industri kerajinn monel skala rumah tangga
terhadap
pendapatan keluarga pengusaha dan tenaga kerja di Kabupaten
Jepara bukan
meneliti tentang industri rumah tangga bangunan yang ada di
Kabupaten
Boyolali.
Hardati (1998:59) meneliti tentang peranan angkatan kerja
perempuan
pada industri pedesaan terhadap pendapatan rumah tangga di
Kabupaten
Semarang dengan menggunakan analisis data deskriptif persentase,
tabel dan
regresi untuk mengetahui karakteristik, peranan angkatan kerja
perempuan
yang bekerja pada indu