POLA BELAJAR MAHASISWA PEKERJA PART-TIME (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: DAFFA TANGGUH EKOPUTRO NIM 11160150000008 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
66
Embed
Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
POLA BELAJAR MAHASISWA PEKERJA PART-TIME
(Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
DAFFA TANGGUH EKOPUTRO
NIM 11160150000008
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ii
iii
iv
v
ABSTRAK
Daffa Tangguh Ekoputro (11160150000008). Pola Belajar Mahasiswa
Pekerja Part-Time (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta).
Menjadi seorang mahasiswa mempunyai tugas pokok yakni belajar. Pola
belajar merupakan masalah penting yang harus diperhatikan oleh setiap
mahasiswa untuk menunjang prestasi belajarnya. Namun, dikalangan mahasiswa
juga terdapat mahasiswa yang sekaligus sebagai pekerja part-time. Oleh karena itu
tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pokok masalah
tentang 1) Pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan PIPS UIN Jakarta 2)
Hambatan dan solusi dalam belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan UIN
Jakarta.
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode kualitatif
yang mana dalam penelitian ini, metode pengumpulan datanya dengan
wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan
ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan dipiih karena merupakan pendekatan yang
tersusun secara sistematis.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1) Pola belajar yang paling
banyak digunakan oleh mahasiswa pekerja part-time adalah pola belajar mandiri
karena dapat disesuaikan dengan jadwal bekerja 2) Permasalahan yang sering
dihadapi oleh mahasiswa pekerja part-time adalah pembagian waktu belajar dan
masalah kesehatan yang sering merasa kelelahan atau bahkan sakit. Berdasarkan
pokok permasalahan oleh mahasiswa pekerja part-time, mereka mampu
menyelsaikan permasalahan yang muncul dengan melakukan manajemen diri,
menjadwalkan ulang kegiatan yang akan dilakukan dan lebih memanfaatkan
waktu luang. Upaya upaya yang telah dilakukan oleh mahasiswa pekerja part-time
dapat dikatakan berhasil dengan indeks prestasi kumulatif rata rata mereka
mencapai 3,5. Dari sepuluh mahasiswa pekerja part-time, terdapat 3 mahasiswa
yang dikatakan belum berhasil karena indeks prestasi komulatifnya masih
dibawah 3,5. Hal ini terjadi karena solusi yang mereka lakukan belum usah.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bekerja part-time dapat dilakukan oleh
mahasiswa dan tidak mengganggu perkuliahan, dengan syarat mampu manajemen
diri dengan baik.
Kata kunci : Pola Belajar, Mahasiswa Perkerja Part-Time
vi
ABSTRACT
Daffa Tangguh Ekoputro (11160150000008). Pola Belajar Mahasiswa
Pekerja Part-Time (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta).
Being a student has a main task, namely learning. Learning patterns are
important issues that every student must pay attention to to support their learning
achievement. However, among students there are also students who are also part-
time workers. Therefore, the purpose of this research is to find out the main
problems about 1. Learning patterns of part-time worker students majoring in
PIPS UIN Jakarta 2. Barriers and solutions in learning part-time worker students
majoring in UIN Jakarta.
This research is a field research with qualitative methods in which in
this study, the data collection method is by interview, observation and
documentation. This research uses a science education approach. The science of
education was chosen because it is a systematically structured approach.
The results of this study indicate that 1. The learning pattern most used
by part-time worker students is the self-study pattern because it can be adjusted to
work schedules 2. The problems often faced by part-time workers are the division
of learning time and health problems often feel tired or even sick. Based on the
subject matter by part-time worker students, they are able to solve problems that
arise by doing self-management, rescheduling activities to be carried out and
making more use of their spare time. The efforts made by part-time student
workers can be said to be successful with their average cumulative grade point
average of 3.5. Of the ten students who work part-time, there are 3 students who
are said to have not succeeded because their cumulative grade point average is
still below 3.5. This happens because they don't have a solution. So it can be
concluded that part-time work can be done by students and does not interfere with
lectures, provided that they are able to manage themselves well.
Keywords: Learning Pattern, Student Part-Time Work
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdullilah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih
dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan Skripsi, yang berjudul “Pola Belajar Mahasiswa
Pekerja part-time (studi kasus mahasiswa pendidikan IPS UIN Syarif
hidayatullah)” Penulisan ini untuk memenuhi Syarat menjadi Sarjana Pendidikan
di Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta Konsentrasi Sosiologi. Penulis menyadari bahwa Penulisan Skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini, terhadap segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya bagi
semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung
maupun tidak langsung dalam skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang
saya hormati:
1. Ibu Prof. Amany Burhanuddin Lubis, Lc. selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Sururin, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Tadris Ilmu
Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Prof. Dr. Ulfa fajarini M.Si. Dan Bapak Dr. Muhammad Arif M.Pd.
Sebagai dosen pembimbing skripsi yang tiada hentinya memberikan
arahan dan saran sampai terselesaikannya skripsi ini dengan baik.
viii
6. Bapak /Ibu dosen Tadris Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan para
staff di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Yang paling terutama, selalu memberikan tenaga, moril, materiil tanpa
pamrih, selama belajar di Universitas Yaitu kedua orang tua penulis.
Bapak Gatut Trianto dan Ibu Dien Herlinawati. Dan adik penulis yaitu
Nisrina Putri Dwi Hapsari ata segala semangat, motivasi dan kasih
sayangnya.
8. Terima kasih untuk Nur Safitri Wihastin yang telah menemani penulis
berjuang bersama semasa kuliah, terima kasih atas segala dukungan,
semangat dan saying yang tiada hentinya.
9. Terima kasih kepada HMI Komisariat Tarbiyah dan HMI Cabang Ciputat
karena saya banyak belajar dan berproses di organisasi ini.
10. HMJ Pendidikan IPS periode 2017, DEMA UIN Jakarta 2019 karena saya
banyak belajar dan berkembang di organisasi ini.
11. Teruntuk sahabat ku black panther squad, terima kasih sudah berjuang
bersama semasa perkuliahan penulis.
12. Teruntuk Sahabat-sahabat Jurusan Tadris IPS Angkatan 2016 yang selalu
membantu saya saat masa perkuliahan berlangsung.
13. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat
bagi kita semua. Aamiin aamiin aamiin yarobbal alamiin
Ciputat, 19 oktober 2020
Daffa Tangguh Ekoputro
ix
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................ iv
LEMBAR UJI REFERENSI .................................................................... v
ABSTRAK ................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6
C. Batasan Masalah................................................................. 6
D. Rumusan Masalah .............................................................. 7
E. Tujuan Penelitian ............................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ............................................................. 7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori ....................................................................... 9
1. Pola Belajar .................................................................. 9
a. Pengertian Pola Belajar .......................................... 9
b. Indikator-indikator Penilaian Pola Belajar ............. 11
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................... 20
d. Masalah dalam Belajar ........................................... 22
e. Cara Mengatasi Hambatan Belajar......................... 27
2. Kerja part-time ............................................................. 28
a. Pengertian kerja Part-Time .................................... 28
b. Macam-macam Kerja Part-Time............................ 29
c. Faktor-faktor Mahasiswa Kerja Part-Time ............ 33
x
B. Penelitian yang Relevan ..................................................... 34
C. Kerangka Berfikir............................................................... 38
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 39
B. Metode Penelitian............................................................... 39
C. Variabel Penelitian ............................................................. 40
D. Subjek dan Fokus Penelitian .............................................. 40
E. Prosedur Pengumpulan Data .............................................. 41
F. Metode Analisis ................................................................. 43
G. Uji Keabsahan Data............................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tempat Penelitian .............................................. 47
B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................... 50
C. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................. 51
D. Pembahasan ........................................................................ 93
BAB V PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................ 103
B. Saran ................................................................................... 104
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 106
Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan .............................................................. 43
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.............................................................. 38
1
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan pendidikan merupakan hak setiap individu di negara ini,
bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah pembangunan sumber daya
manusia yang mempunyai peranan yang sangatpenting bagi kesuksesan dan
kesinambungan pembangunan nasional.1 di era modern saat ini pendidikan
merupakan hal yang sangat penting, karena pendidikan melepaskan kita dari
kungkungan kebodohan zaman. Selain itu pendidikan juga dapat melindungi
kita dari hal hal yang bersifat pembodohan dan merugikan kita.2 namun
dalam penerapannya membutuhkan pengorbanan yang sangat berarti,
diantaranya biaya yang harus dibayarkan untuk dapat merasakan pendidikan
dinegeri ini.
Pendidikan di perguruan tinggi saat ini sudah menjadi pendidikan
yang seolah-olah wajib diperuntukan oleh generasi muda yang baru saja lulus
jenjang SMA atau MA. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat pula,
menjadi salah satu alasan yang mendasar bagi generasi muda untuk
melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Saat ini pendidikan juga
dipercaya menjadi faktor penentu masa depan, dengan gelar sarjana dapat
merubah kondisi ekonomi, strata di masyarakat atau bahkan mengangkat
derajat keluarga. Tidak dipungkiri pula, saat ini banyak sekali mahasiswa
dengan keterbatasan diri dan ekonomi keluarganya memaksakan diri untuk
tetap melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Berbagai latar belakang
yang dimiliki setiap individu, dan bekal seadanya juga tidak menyurutkan
semangat para mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Tidak sedikit pula
yang berasal dari keluarga menengah keatas, semua kebutuhan tercukupi akan
tetapi enggan untuk giat menjalankan studinya di perguruan tinggi.
1 Aris shoimin, 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013(Yogyakarta; ar-ruz
media, 2014) hal 15-16 2 Nur lailatul azizah , pengaruh kerja part-time terhadap prestasi akademik dan non
akademik mahasiswa program studi pendidikan agama islam angkatan 2014, skripsi hal 2
2
Berbicara terkait dengan belajar, menurut H.C. Whirington dalam
buku Eveline Siregar menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu perubahan
di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari
reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.3
Perubahan tingkah laku dan pola pikir dalam diri seseorang juga menjadi
pertanda bahwa ia telah melalui proses belajar.
Proses belajar menurut Bruner, merupakan proses yang dapat dilalui
melalui tiga fase atau episode, yakni informasi, transformasi, dan evaluasi.
Proses belajar ketiga episode ini selalu muncul dan saling berkesinambungan.
Ketika proses ini, yang menjadi masalah adalah berapa banyak informasi
diperlukan agar dapat ditransformasi. Lama tiap episode tidak selalu sama.
Hal ini antara lain juga bergantung pada hasil yang diharapkan, motivasi
seseorang untuk belajar, minat, keinginan untuk mengetahui dan dorongan
untuk menemukan sendiri.4 Seseorang ketika melalui proses belajar tentu
membutuhan kondisi yang baik dapat menunjang proses pembelajaran yang
nantinya dapat menunjang prestasi belajar. Definisi kondisi belajar sendiri,
juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami seseorang
dalam melaksanakan kegiatan belajar.
Pendapat Eveline di dalam bukunya, Gagne menyatakan bahwah
kondisi belajar adalah situasi belajar yang dapat menghasilkan perubahan
perilaku seseorang setelah ia berada pada situasi tersebut, Gagne juga
membagi menjadi dua kategori, yakni kondisi internal dan kondisi eksternal.
Kondisi internal (internal condition) merupakan kemampuan yang telah ada
pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi ini
dihasilkan oleh seperangkat transformasi. Kondisi eksternal (external
condition) merupakan situasi perangsang di luar diri sibelajar. Kondisi belajar
yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk tiap kasus. Jenis
3 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), hal. 4 4 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi
Aksara,2009), hal. 9
3
kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar
sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula.5
Belajar memainkan peranan penting dalam mempertahankan
kehidupan sekelompok umat manusia di tengah-tengah persaingan yang
semakin ketat diantara bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.
Kualitas hasil proses perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa
dan bagaimana ia belajar, tinggi dan rendahnya kualitas perkembangan
manusia akan menentukan masa depan peradaban manusia itu sendiri. E.L.
Thorndike dalam buku psikologi belajar mengatakan bahwa jika kemampuan
belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada
sekarang ini tak berguna bagi generasi mendatang. Bahkan, mungkin
peradaban itu sendiri akan lenyap.6
Tujuan belajar hakikatnya adalah proses perubahan kepribadian
meliputi kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian.7 Belajar merupakan
suatu proses biasanya mencakup tiga komponen yaitu input, proses dan
output. Input sebagai masukkan biasanya terdiri dari mahasiswa, materi
perkuliahan, sarana dan fasilitas perkuliahan, dosen, kurikulum dan
manajemen yang berlaku di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan proses
terdiri dari strategi perkuliahan, media instruksional, cara mengajar dosen,
dan cara belajar mahasiswa.8
Fakta yang terjadi pada kebayakan seseorang ketika melalui proses
belajar banyak yang mengalami permasalahan baik internal ataupun eksternal.
Terlebih lagi apabila seorang individu belum mengetahui letak permasalahan
dalam belajarnya, maka diperlukan suatu pola belajar yang dapat membantu
proses pembelajaran seseorang disesuaikan dengan kondisi masing-masing
individu agar dapat menunjang prestasi belajarnya.
5 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, hal. 171 6 Muhibbin syah, psikologi belajar, (pamulang; pt logos,1999) hal 57 7 Iif khoiru dan sofan amri, Mengembangkan pembelajaran ips terpadu (Jakarta;redaksi
pustakarya, 2011) hal.1 8 Putri yulia dan murfiyati defina, hubungan antara motivasi berprestasi dan gaya belajar
dengan prestasi belajar mahasiswa pekerja. Jurnal hal. 48
4
Pola belajar apabila diartikan secara resmi dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, berasal dari kata pola diartikan sebagai sistem, cara kerja
atau bentuk (struktur) yang tetap.9 Sedangkan belajar merupakan proses yang
kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek
tersebut adalah bertambahnya pengetahuan, adanya kemampuan mengingat
dan mereproduksi, ada penerapan dan pengetahuan, menyimpulkan makna,
menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas, dan adaya perubahan sebagai
pribadi. Seseorang dikatakan telah belajar apabila sudah terdapat di dalam
dirinya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari
interaksi dengan lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik atau
kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan.
Kecuali itu, perubahan bersifat relatif permanen, tahan lama, dan menetap
tidak berlangsung sesaat saja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pola belajar
merupakan suatu sistem, cara kerja, ataupun serangkaian kegiatan yang
dilakukan seseorang dalam melalui proses belajar untuk mendapatkan
perubahan tingkah laku yang baru dan baik secara keseluruhan dari
pengalamannya sendiri melalui interkasi dengan lingkungannya. Sehingga
pola belajar merupakan sesuatu hal yang vital bagi setiap setiap individu
dalam menentukan hasil prestasinya. Apabila pola belajarnya buruk tidak
sesuai dengan dirinya, maka juga akan mempengaruhi hasil belajarnya,
sebaliknya apabila pola belajar yang digunakan sesuai dengan dirinya maka
akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula. Hal ini sebagaimana
dikatakan oleh Gagne, bahwasanya dalam belajar juga dipengaruhi faktor
internal dan eksternal. Pola belajar merupakan salah satu faktor internal yang
mempengaruhi hasil belajar individu. Selain itu juga ada faktor eksternal
yang terkadang menjadi permasalahan dalam proses belajar. Faktor eksternal
ini sangat beragam, bisa berasal dari kondisi lingkungan yang kurang
mendukung, ataupun pengelolaan waktu karena ada aktivitas di luar jam
9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet.2, hal.885.
5
kuliah. Masing-masing individu tentu mempunyai beragam pola belajar yang
dapat menunjang prestasi belajarnya.
Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak sedikit mahasiswa di Jurusan
Pendidikan IPS UIN Jakarta yang berstatus mahasiswa aktif, tetapi juga
berkerja secara part-time . karena memang berlatar pendidikan, mahasiswa P.
IPS juga banyak yang menekuni privat les mulai dari SD, SMP, dan SMA
atau bahkan privat mengaji saja. Menurut pengamatan peneliti, hampir setiap
angkatan ada yang melakukan bimbel ini. Sudah tercatat lebih dari 10 orang
yang melakukan bimbel baik untuk khusus mengaji ataupun bimbel mata
pelajaran sekolah. Apabila dilihat secara seksama ada 6 hari kerja yang harus
mereka tempuh dalam satu minggu, sedangkan perkuliahan di Jurusan P.IPS
berlangsung setiap hari Senin sampai Jumat secara full time.
Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan banyak sekali jawaban
yang bervarian ketika peneliti gali terkait dengan indeks prestasi mahasiswa
(IPK) dari mahasiswa pekerja part-time ini, ada yang menjawab berpengaruh
ada pula yang tidak. sebagian besar mengalami penurunan IPK ketika banyak
tugas. Jurusan Pendidikan IPS (PIPS) adalah salah satu jurusan di Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta yang di dalamnya terdapat
beragam mahasiswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda, ada yang
dari segi ekonomi menengah kebawah, ataupun menengah ke atas. Tidak
sedikit pula mahasiswa yang secara mandiri membiayai perkuliahannya
dengan bekerja secara part-time di berbagai tempat demi mendapatkan uang
untuk melanjutkan pendidikannya bahkan juga ada yang membiayai adik dan
orangtuanya. Mahasiswa pekerja part-time harus bisa meluangkan waktunya
untuk bekerja dan menentukan pola belajar yang baik untuk menunjang
prestasi belajarnya dengan cara menggunakan menejemen waktu. karena
apabila seorang mahasiswa pekerja part-time tidak bisa menggunakan
menejemen waktu dengan baik, maka akan berimbas kepada Indeks Prestasi
Belajarnya.
Berangkat dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap pola belajar mahasiswa pekerja part-time serta
6
hambatan dan solusi yang digunakan dalam mengatasi belajarnya.
Sebagaimana yang peneliti ketahui, bahwa mahasiswa pekerja part-time
belajar disela-sela kesibukannya sebagai pekerja dan mahasiswa, belum lagi
apabila mengikuti kegiatan UKM ataupun intra kampus lainya. Hal ini tentu
bukan menjadi suatu hal yang mudah untuk dilalui. Terlebih dalam
perkuliahan juga tentu saja banyak sekali tugas yang diberikan oleh dosen
untuk dikerjakan setiap harinya. Mengingat bahwa pola belajar juga
merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan untuk menunjang
prestasi belajar mahasiswa.
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mencoba
mengungkapkan bagaimana besarnya “POLA BELAJAR MAHASISWA
PEKERJA PART-TIME (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta)”.
b. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi
masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya respon dan antusias belajar mahasiswa dikarenakan
permasalahan ekonomi dalam keluarga
2. Permasalahan ekonomi dalam keluarga sangat menggangu kelancaran
pendidikan bagi seorang mahasiswa.
3. Adanya perbedaan pola belajar antara mahasiswa pekerja part-time dan
non pekerja.
4. Adanya hambatan belajar mahasiswa pekerja part-time
c. Batasan Masalah
Dari rumusan masalah di atas penulis memberi batasan penelitian agar
penelitian lebih efektif, efisien, dan terarah. Oleh karena itu penulis hanya
membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut : pola belajar
mahasiswa pekerja part-time, rendahnya respon dan antusias belajar
mahasiswa pekerja part-time, dan tingkat prestasi akademik.
d. Rumusan Masalah
Sebagaimana latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut:
7
1. Bagaimana pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan P.IPS UIN
Jakarta ?
2. Apa sajakah hambatan dan solusi dalam belajar mahasiswa pekerja part-
time jurusan P.IPS UIN Jakarta?
e. Tujuan Penelitian
Dari perumusan masalah di atas tujuan yang ingin di capai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mendeskripsikan pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan
pendidikan IPS UIN Jakarta.
2. Untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan solusi yang digunakan oleh
mahasiswa pekerja part-time jurusan PIPS UIN Jakarta.
f. Manfaat Penelitian
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini di harapkan memiliki
kegunaan Bagi
1. Manfaat Teoritik
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah
keilmuan dalam dunia pendidikan sebagai hasil dari pengamatan
langsung serta penerapan disiplin ilmu di perguruan tinggi.
b. Penilitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada
pembaca dan pihak-pihak terkait yang membutuhkan informasi
berkaitan pola belajar mahasiswa pekerja part-time dan cara
mengatasi hambatan dalam belajarnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
mahasiswa pekerja part-time dalam memahami pola belajar serta
cara mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui dalam proses
belajar.
b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
orang tua ataupun mahasiswa untuk memanfaatkan waktu luang
sebagai mahasiswa pekerja part-time sehingga dapat lebih cermat
8
dalam memilih apakah ingin menjadi mahasiswa biasa atau sekaligus
menjadi mahasiswa pekerja part-time.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pola Belajar
a. Pengertian Pola Belajar
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti
sebagai sistem, cara kerja atau bentuk (struktur) yang tetap.10 Belajar
dalam kamus umum Bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh
kepandaian atau ilmu. Sedangkan dalam kamus Bahasa Inggris,
belajar atau to learn mempunyai arti memperoleh pengetahuan atau
menguasai pengetahuan, mengingat, menguasai melalui pengalaman,
dan mendapatkan informasi atau menemukan.11 Menurut herman
hudojo dalam buku evaluasi pembelajaran mengungkapkan bahwa
belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan
keterampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi
dan berkembang disebabkan belajar.12
Menurut Sriyono Pola belajar ialah merupakan sejumlah
rangkaian prosedur dalam belajar yang dapat membantu siswa dalam
menguasai materi pelajaran. Pola belajar di antaranya pola belajar
mandiri, pola belajar terbimbing, pola belajar kelompok, pola belajar
diskusi, dan lain-lain. Dari masing-masing pola belajar tersebut
tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pelaksanaannya
pola belajar mandiri telah biasa dilakukan oleh siswa dirumahnya
masing-masing13
Slameto mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
10 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet.2, hal. 885. 11 Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta: ARuzz, 2012), hal.
224 12 Asep jihad dan abdul haris, evaluasi pembelajaran (Yogya; multi persindo, 2010) hal. 3 13 Roestiyah, strategi belajar mengajar (Jakarta; rineka cipta; 2008) hal. 106
10
tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman
individu itu sendiri di dalam interkasi dengan lingkungannya.14
Pengertian belajar menurut Gagne sebagaimana yang telah dikutip
oleh Anisah bahwa “Learning is a change in human disposition or
capability, which persist over a period of time, and which is not
simply ascribable to process of growth”. Hal ini dijelaskan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan dalam watak atau kemampuan
manusia yang berlangsung selama jangka waktu dan tidak sekedar
menganggapnya proses pertumbuhan saja.15 Dalam pengertian
menurut Gagne ini dapat di ilustrasikan dengan cara membandingkan
tingkah laku yang terjadi sebelum individu berada dalam situasi
belajar dan tingkah laku yang dapat ditunjukkannya setelah melalui
situasi belajar. Hasil belajar atau perubahan peningkatan belajar dapat
dilihat melalui peningkatan kemampuan, perubahan watak, sikap,
minat, dan nilai.
Menurut Dahama dan Bhatnagar “any change of behavior which
takes place as a result of experience may be called learning” apabila
diartikan bahwa belajar ialah setiap perubahan tingkah laku yang
berlangsung sebagai hasil dari pengalaman.16 maksud dari pengertian
tersebut bahwa pengalaman belajar merupakan bentuk reaksi ketika
seseorang itu memperoleh pemahaman yang bermanfaat dalam
pemecahan masalah baru dan reaksi berupa pengelihatan,
pendengaran, dan perbuatan mengenai sesuatu yang dipelajari.
Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil
bahwa pengertian bahwa pola belajar merupakan sistem, cara kerja
atau bentuk yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan
penguasaan pengetahuan, mengingat, menguasai melalui pengalaman,
tengah pembelajaran masih ada kesulitan yang belum bisa
diselesaikan oleh tutor sebaya ini yang nantinya juga masih
membutuhkan mediator dari guru.
Dalam pemilihan tutor sebaya juga diperlukan
pertimbangan- pertimbangan seperti memiliki kepandaian
yang lebih unggul dari teman-temanya, tidak tinggi hati, tidak
kejam atau keras hati terhadap sesama kawan, memiliki
kecakapan dalam menerima pelajaran, dan mempunyai
kreativitas dalam membimbing dan menerangkan materi
pelajaran kepada kawannya.
c) Pola Belajar Terbimbing Oleh Guru
Pola belajar terbimbing oleh guru merupakan satu
upaya yang dilakukan untuk memperhatikan adanya
perbedaan kemampuan dalam belajar, karena guru sebagai
pembimbing di dalam kelas maka harus mampu melihat
perbedaan-perbedaan individual sehingga guru dapat
meningkatkan hasil belajar siswa ataupun mahasiswa.
Bimbingan sendiri merupakan bantuan yang diberikan
kepada individu agar mandiri, dengan mempergunakan
berbagai bahan, interaksi, nasehat, dan gagasan, dalam
suasana asuhan, dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Berdasarkan uraian di atas pola belajar terbimbing oleh
guru juga dapat diartikan sebagai pola belajar yang berbentuk
institusional, dimana mahasiswa harus mengikuti kegiatan-
kegiatan yang teratur dan berstruktur yang telah diberikan
oleh guru atau dosen agar pelaksanaan pembelajaran dapat
terarah, yang perlu diperhatikan dalam belajar terbimbing
oleh guru ini dari persiapan, hingga akhir mengikuti ujian.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengikuti pola
belajar terbimbing oleh guru adalah :
(1) Mempersiapkan diri, menurut wasty soemanto seseorang
19
baru dapat belajar tentang sesuatu apabila dalam dirinya
sudah terdapat kesiapan untuk mempelajari sesuatu.28
yakni meliputi kegiatan yang terdiri dari perolehan garis
besar dari pokok persoalan yang akan dibahas dan
persiapan peralatan yang diperlukan dalam Mencatat
bahan materi belajar
(2) Mencerna hasil belajar, kegiatan ini berupa membaca
atau mengulang kembali catatan yang dibuat.
Keuntungan dari membaca kembali materi pembelajaran
adalah dapat melengkapi yang kurang, dapat memahami
yang kurang jelas, dapat meresapi pembelajaran, dan
dapat menambah penguasaan bahan.
d) Pola Belajar Kelompok/Diskusi
Pola belajar kelompok didasari bahwa manusia
merupakan sejenis homo socius, yakni makhluk yang
berkecenderungan untuk hidup bersama.29
Beberapa hal yang butuh dilakukan belajar kelompok
atau diskusi agar berhasil yakni dalam belajar mahasiswa
harus memiliki keterampilan berkomunikasi, karena dalam
belajar diskusi ada dua peran yang harus dilakukan, yaitu
sebagai pembicara dan juga sebagai pendengar. Peran ini
dapat dilakukan secara bergantian antara anggota kelompok
yang belajar bersama. Hal ini perlu diperhatikan jangan
sampai ada hanya satu orang saja yang mendominasi
kelompok untuk berbicara. Bahan aja menurut arif s sadiman
segala macam sumber belajar yang ada diluar seseorang dan
yang memungkinkan terjadinya proses belajar disebut sumber
belajar.30
Menurut Mc Donal, mahasiswa yang belajar
28 M Syarif Soemantri, strategi pembelajaran, (Depok: Raja Grafindo, 2015) hal. 189 29 S Bahri dan Aswa Zain, Strategi Belaja Mengajar (Jakarta; Rineka Cipta, 2010) hal.55 30 Ahmad Rohani, Pengeolaan Pengajaran. (Jakarta; Rineka Cipta. 2010) Hal. 186
20
berkelompok dapat mengingat lebih lama materi-materi yang
dipelajari daripada mahasiswa yang tidak belajar bersama.31
Bagian yang menarik adalah bahwa anggota kelompok yang
menerangkan dan menjelaskan justru dapat mempelajari lebih
banyak dari pada yang mendengarkan saja. Hal ini satu
keuntungan yang didapat dari belajar secara berkelompok.
c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Mahasiswa yang bekerja memiliki tingkat lelah yang lebih tinggi
dikarenakan padatnya jadwal aktivitas kuliah dan bekerja
dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja, pada saat jam kuliah
berlangsung mereka menjadi kurang fokus dan kurang memperhatikan
penjelasan dosen. Ada beberapa dari mahasiswa yang lebih fokus
kepada kerja dibandingkan kuliah sehingga ketika jam kuliah
berlangsung mereka sering tidak hadir, hal ini dapat mengganggu
capaian pendidikannya. 32
Keberhasilan dalam belajar sangat penting dipengaruhi oleh
berfungsinya secara integratif dari setiap faktor pendukungnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara
lain33:
1) Peserta didik dengan jumlah latar belakangnya, yang mencakup:
a) Tingkat kecerdasan (intellegent quotien);
b) Bakat (aptitude);
c) Sikap (atittude);
d) Minat (interest);
e) Motivasi (motivation);
f) Keyakinan (belief);
g) Kesadaran (consciounsness);
h) Kedisiplinan (discipline);
31 Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, hal. 114 32 Fitria dan zulfan, hubungan kerja part-time dengan capaian pendidikan, hal. 275-276 33 Nanang Hanafiah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama,
2012).
21
i) Tanggung jawab (responsibility).
2) Pengajar yang professional memiliki kompetensi sebagai tenaga
kependidikan yakni kompetensi pedagogik, sosial, personal,
professional, serta kualifikasi pendidikan yang memadai dan
kesejahteraan yang memadai. Oemar malik dalam buku model-
model pembelajaran mengungkapkan bahwa guru profesional
merupakan orang- orang yang telah menempuh program
pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat
ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada
kelas-kelas besar.34
3) Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang
dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik dan
multi arah (multiple communication) secara aktif, kreatif, inovatif,
dan menyenangkan.
4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran,
sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah (enthuse)
untuk belajar.
5) Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai
perubahan perilaku (behavior change) peserta didik secara
integral, baik yang berkiatan dengan kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program
pendidikan yang akan diberikan pada peserta didik.35
6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu sosial,
dan teknologi, serta lingkungan alam sekitar, yang mendukung
terlaksananya proses pemblajaran secara aktif, kreatif, efektif,
inovatif, dan menyenangkan. Lingkungan ini merupakan faktor
peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar konstekstual
(constextual leraning).
7) Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget)
34Rusman, model model pembelajaran (Depok; Raja Grafindo, 2016) hal. 19 35 Nana sudjana, pembinaan dan pengembangan kurikulum disekolah. (Bandung: Sinar
baru.2002) hal.21
22
maupun biaya pembangunan (capital budget) yang datangnya dari
pihak pemerintah, orang tua, dan stakeholder lainnya. Sekolah
mampu melangkah maju dari sebagai pengguna dana (cost)
menjadi penggali dana (revenue).
d. Masalah dalam Belajar
Masalah dalam tentu dapat terjadi dari siswa ataupun dari
pendidik yang berperan sebagai pemandu dalam belajar. mahasiswa
yang bekerja part-time seperti berkurangnya waktu belajar, sosialisasi
dengan teman, dan waktu istirahatnya, sehingga dampak negatif yang
ditimbulkan akhirnya akan dapat mempengaruhi aktivitas belajar
mahasiswa dan prestasi akademik mahasiswa itu sendiri.36 Waktu
belajar di sini pengaruhnya terhadap mahasiswa melakukan kerja part-
time adalah tersitanya waktu yang seharusnya untuk belajar digunakan
untuk hal lain sehingga dapat mengganggu aktivitas belajar
mahasiswa itu sendiri, dapat dilihat dari kemungkinan banyak
mahasiswa yang lalai dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, tidak
konsentrasinya mahasiswa pada saat kegiatan belajar-mengajar, dan
lain sebagainya. Dan dikhawatirkan, mahasiswa malah keasikan
bekerja sehingga mengenyampingkan kuliah, kuliahnya menjadi
terbengkalai, atau bahkan drop-out karena kemungkinan kurangnya
motivasi untuk menyelesaikan studi dan hasil belajar mengalami
penurunan atau merasa pekerjaan yang dijalaninya sudah cukup untuk
bekal mereka hidup.
Dimensi guru, masalah belajar dapat ditemui sebelum kegiatan
belajar, selama proses dan evaluasi hasil belajar. Peran siwa juga hal
terpenting di sini yakni masalah yang berkaitan dari dimensi siswa,
masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar
dapat berhubungan dengan karakteristik ataupun ciri siswa, berkenaan
minat, kecakapan, maupun pengalaman. Selama proses belajar pula,
36 Elma mardelina dan ali muhson, mahasiswa pekerja dan dampaknya pada aktivitas
belajar dan prestasi akademik. hal 203
23
masalah seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi,
menggali kembali pesan yang telah disimpan, unjuk hasil belajar.
Sesudah belajar, terkadang juga masih ada saja masalah yang ditemui
misalkan saja penerapan prestasi atau keterampilan yang sudah
diperoleh melalui proses belajar sebelumnya. Masalah-masalah
tersebut muncul dari siswa karena terdapat berbagai faktor,
diantaranya faktor internal dalam diri siswa ataupun faktor eksternal,
dari luar diri siswa atau sebagai pendukung siswa.37
Beberapa hal berikut merupakan faktor internal yang
mempengaruhi belajar oleh siswa :
1) Ciri Khas/Karakteristik Siswa
Masalah siswa berkaitan dengan masalah fisik tentu akan
sangat mudah dipahami oleh guru dibandingkan masalah yang
berkaitan dengan mental atau emosional. Padahal selama ini
justru masalah yang berkaitan emosional lah yang banyak
menjadi permasalahan intern yang dihadapi oleh siswa. Masalah-
masalah belajar pada umumnya berkenaan dengan minat,
kecakapan dan pengalaman.
Uraian di atas dapat diilustrasikan misalkan saja, siswa yang
memiliki minat yang tinggi untuk belajar, maka ia berupaya
mempersiapkan kegiatan pembelajarannya secara maksimal
dengan mencatat pelajaran, mempersiapkan buku, alat tulis yang
diperlukan untuk menunjang belajar. Hal ini akan terjadi
sebaliknya kepada siswa yang kurang memiliki minat terhadap
belajar. Demikian pula pengalaman siswa juga akan menentukan
muncul atau tidaknya masalah belajar sebelum kegiatan dimulai.
Siswa yang memiliki pengalaman yang baik yang
mendukung materi pelajaran yang akan dipelajari, tidak memiliki
banyak masalah sebelum belajar dan dalam proses pembelajaran.
37 Aunurrahman, Belajar dan Pembeljaran, ( Bandung: Alfabeta, 2009), hal.177
24
Hal yang sebaliknya terjadi pada siswa yang tidak memiliki
pengalaman terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari.
Hal ini akan berdampak pada siswa dalam menerima
pembelajaran dalam hal kesiapannya.
2) Sikap Terhadap Belajar
Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap
dapat tercermin melalui tindakanya. Sikap juga merupakan
kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu. Penilaian
terhadap sesuatu itu yang nantinya mengakibatkan terjadinya
sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.38 Menurut samuel
A. Cypert ada dua kesempatan dalam hidup seseorang, dimana
seseorang sangat membutuhkan disiplin diri untuk
menyelamatkan kehancuran. Pertama, ketika seseorang
mengalami kegagalan atau kekalahan. Kedua, saat seseorang
sudah berada pada jenjang kesuksesan lebih tinggi.39
Uraian di atas dapat diilustrasikan misalnya ketika siswa
memperoleh kesempatan belajar, tentu berbagai respon yang
dapat diberikan, dapat menolak, menerima, ataupun mengabaikan
kesempatan belajar tersebut. Berbagai respon inilah yang nantinya
dapat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian. Oleh karena
itu, ada baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak akibat
sikapnya terhadap belajar.
3) Motivasi Belajar
Menurut Mc Donald motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan
didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.40 Motivasi
belajar dimaksudkan segala sesuatu yang ditujukan untuk
mendorong dan memberikan semangat kepada seseorang yang
38 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2002), hal. 239. 39 Martinis Yasmin dan maisah, orientasi baru ilmu pendidikan. (Ciputat; Referensi. 2012)
hal 51 40 Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo,2011) hal. 73
25
melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam
belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.41
Motivasi belajar pada siswa dapat mengalami naik turun.
Turunnya motivasi belajar pada siswa akan melemahkan motivasi
belajarnya. Mutu belajar akan membaik apabila motivasi
belajarnya juga naik atau tinggi. Oleh karena itu, motivasi belajar
pada diri siswa harus diperkuat terus menerus, agar memiliki
motivasi belajar yang kuat dan hal ini dapat diraih apabila
pembelajaran yang tercipta juga menyenangkan.
4) Konsentrasi belajar
Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan
perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju
pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Kesulitan
berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang
dihadapi siswa, hal ini akan menjadi kendala siswa dalam belajar.
Siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan
waktu yang cukup lama, sebagaimana yang dikutip oleh Dimyati,
Rooijakker mengatakan kekuatan perhatian selama tiga puluh
menit menurun, ia menyarankan agar guru memberikan istirahat
selingan beberapa menit dalam belajar.
5) Mengolah Bahan Belajar
Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa
untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga
menjadi bermakna. Cara pemerolehan belajar berupa cara belajar
sesuatu. Kemampuan siswa mengolah bahan tersebut menjadi
semakin baik, bila siswa berpeluang aktif belajar. Guru pada
tempatnya menggunakan pendekatan-pendekatan keterampilan
proses, inkuiri, ataupun laboratory.42
41 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, hal. 180 42 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, hal. 239.
26
6) Menggali Hasil Belajar
Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan
kembali pesan yang telah diterima. Berasal dari pesan baru, maka
siswa akan memeperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali
atau mengaitkan dengan bahan lama. Sedangkan dari pesan lama,
maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan
pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. Gangguan
dalam hal ini, dapat bersmber dari kesukaran penerimaan,
pengolahan, dan penyimpanan.
7) Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis
seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental
dalam proses pembelajaran. Sudut pandang perkembangan, rasa
percaya diri muncul dengan sehat apabila ada pengakuan dari
lingkungannya. Mendidik dengan memberikan penghargaan dan
pujian jauh lebih baik dari pada mendidik dengan cemooh dan
mencela, dari hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang
tinggi terhadap anak.
8) Kebiasaan Belajar
Kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar seseorang
yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga
memberikan ciri dalam aktivitas belajarnya. Hal ini disebabkan
karena kurangnya pemahaman siswa tentang arti belajar bagi
dirinya sendiri. Hal ini tentu dapat diatasi dengan cara pembinaan
disiplin membelajarkan diri.
Selain faktor internal, juga terdapat faktor eksternal yang
bersumber dari pendidik atau dari lingkungan belajar siswa Namun
hal ini yang menjadi kunci keberhasilan belajar yang utama yakni
faktor yang ada di dalam siswa.
Slameto menambahkan bahwa faktor eksternal dalam belajar
tidak hanya berasal dari sekolah saja sebagaimana disebut di atas,
27
tetapi juga berasal dari keluarga dan masyarakat.43 Berikut uraian
faktor dari keluarga dan masyarakat :
1) Keluarga
Keluarga merupakan keluarga inti, menurut w.j.s
poerwadarminta keluarga merupakan unit terkecil yang berada
seisi rumah, yang sekurang kurangnya suami istri44. Keluarga ini
dan bahwa melalui keluarga pendidikan pertama diterima oleh
setiap individu. Siswa dalam belajar akan menerima pengaruh
dari keluarga dapat berupa cara orang tua mendidik anak,
relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, pengertian orang
tua, dan keadaan ekonomi keluarga.
2) Masyarakat
Masyarakat juga dapat berpengaruh terhadap belajar siswa.
Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa di masyarakat.
Semua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap belajar siswa dan
perkembangannya dalam belajar.
e. Cara Mengatasi Hambatan Belajar
Berbagai permasalahan dalam belajar sering sekali muncul baik
muncul dari internal ataupun eksternal. Pembelajaran yang efektif ini
dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang
diharapkan sesuai dengan tujuan yabg ingin dicapai. Upaya
meningkatkan cara belajar yang lebih efektif, perlu memperhatikan
beberapa hal berikut :
1) Kondisi internal, merupakan kondisi yang berasal dari dalam diri
siswa, hal tersebut dapat berupa kesehatan, keamanan,
ketentraman, kebutuhan status, kebutuhan estetik, dan kebutuhan
kebersamaan.
2) Kondisi eksternal, merupakan kondisi yang berada diluar diri
manusia. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan belajar.
43 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),
hal. 60-63 44 Syaukani, titik temu dalam dunia pendidikan. (Jakarta; nuasa madani, 2002) hal. 128
28
Misalkan saja dapat berupa ruang belajar, fasilitas belajar, dan
suasana belajar.
3) Strategi belajar, merupakan kesesuaian dirinya menggunakan
strategi belajar apa yang sesuai dengan dirinya. Setiap siswa harus
mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam strategi yang sesuai
dengan dirinya.
2. Kerja part-time
a. Pengertian kerja part-time
Kerja adalah cara untuk menghasilkan uang dan meningkatkan
kesejahteraan, jadi orang bekerja bukan hanya sekedar mendapatkan
uang tetapi juga bagian dari kehidupan sosial, penerimaan,
penghargaan, dan sebagainya yang dapat meningkatkan produktifitas
mereka.45
Part-time berasal dari bahasa inggris yaitu part yang berarti
paruh atau separuh dan time berarti waktu. Menurut nariswari galih
kerja part-time adalah kerja sampingan yang dimana jam kerjanya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjanya. Disejumlah negara,
banyak pekerja musiman yang hanya bekerja paruh waktu sesuai
dengan musim yang sedang terjadi dalam waktu tiga jam.46
UU NO.12 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sendiri ridak
membedakan antara pekerja penuh, pekerja paruh waktu, pekerja
sementara maupun pengganti. Pekerja atau buruh di indonesia
menurut UU No. 13 tahun 2003 adalah setiap orang yang bekerja
dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dalam UU
No. 13 Tahun 2013 pasal 77 dan 85 disebutkan bahwa ketentuan jam
kerja adalah selama 40 jam dalam satu minggu. Pekerja paruh waktu
(part-time worker) adalah seseorang yang bekerja hanya dalam
sebagian waktu tertentu dari kerja normal. Berdasarkan Badan Pusat
45 Lina Aprilia dkk, faktor-faktor yang mendorong mahasiswa fakutas keguruan dan ilmu
pendidikan bekerja 46 Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo
Indonesia, 2015), h. 88.
29
Statistik yang dimaksud dengan kerja paruh waktu (part time) adalah
kerja dibawah jam normal (kurang dari 35 jam seminggu).
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui pengertian kerja part-
time adalah pekerjaan yang memiliki setengah dari jam kerja normal
atau full time (kurang dari 35 jam seminggu). Kerja part-time tidak
terbatas pada jam kerja saja. Pekerjaan part-time umumnya bersifat
temporary (sementara) untuk periode tertentu yang ditetapkan
perusahaan.
b. Macam-macam Kerja Part-Time
Hampir semua pekerjaan dapat memiliki jalur part-time. Berikut
beberapa pekerjaan part-time, antara lain:
1) Pengajar Bimbingan Belajar Privat
Dari pengamatan peneliti, banyak peneliti jumpai
mahasiswa-mahasiswa yang memberikan bimbingan belajar
privat. Tentunya memang pekerjaan sampingan ini memberikan
peluang yang cukup tinggi karena banyak sekali pelajar-pelajar
SMP maupun SMA yang memerlukan bantuan dalam belajar.
Dan tentu saja honor per-jam-nya cukup tinggi.
Bisa dibayangkan bila dalam seminggu mahasiswa
mempunyai banyak jam bimbingan, maka penghasilan mahasiswa
akan cukup banyak. Beberapa jenis pelajaran yang banyak
memerlukan bimbingan mulai dari pelajaran sekolah seperti
matematika, fisika, kimia sampai mengaji.
Menjadi pengajar bimbingan belajar privat tidak hanya
mendapat kepuasan karena memperoleh penghasilan, tapi juga
puas karena bisa memanfaatkan ilmu. Profesi ini tidak
membutuhkan modal apapun. Asalkan mampu menguasai betul
materi yang akan dipelajari nantinya bersama anak-anak didik
yang ada. Jenis pekerjaan ini diusahakan yang mempunyai
potensi di wilayah akademik. Terutama supaya tidak malu
sewaktu berhadapan dengan anak-anak, ketika bingung dengan
30
pertanyaan yang diajukan. Kebanyakan mahasiswa yang
bergabung di ranah ini dari jurusan pendidikan.
Motivasi yang dijadikan dalam pekerjaan ini adalah untuk
berbagi ilmu, agar senantiasa di jalan yang istiqomah.
Kemampuan di bidang MIPA bisa dijadikan untuk mengajar anak
SMA yang membutuhkan jasa pengajar. Kemampuan berbahasa
asing juga sangatlah berguna di tempat kursus bahasa asing
maupun menjadi pengajar bimbingan belajar privat bagi anak-
anak sekolah. Menjadi pengajar bimbingan belajar privat haruslah
mempunyai keuletan dan kesabaran yang ekstra. Ketika mampu
berbagi ilmu dengan peserta didik, pastilah akan merasakan
kepuasan yang tak ternilai harganya.
Manfaat pengajar bimbingan belajar privat lain yaitu untuk
melatih diri di dunia pendidikan terutama dalam menghadapi
beragam jenis peserta didik. Seperti menurut Abu Ahmad bahwa
peserta didik memiliki perbedaan dan juga memiliki persamaan.47
Demikian, menjadikan mahasiswa terutama yang dari jurusan
pendidikan, menjadi lebih terlatih dalam menghadapi dunia kerja
yang sesungguhnya.
2) Penjaga (Operator) Warnet
Di sekitar kampus, biasanya terdapat banyak bertebaran
warnet (Warung Internet). Warung Internet membantu mahasiswa
yang tidak memiliki laptop atau jaringan internet untuk
mengerjakan tugas. Mayoritas yang terjadi, para mahasiswa yang
jadi penjaga warnet adalah mereka yang dulunya atau
sekarangnya dari jurusan IT dan mahasiswa yang berdomisili di
area kampus. Mahasiswa dapat memanfaatkan waktu senggang
saat jaga shift di warnet dengan kegiatan-kegiatan produktif.
Keuntungannya selain mendapat ongkos bayaran, tugas-
tugas kuliah bisa dijamin terselesaikan tanpa menghabiskan uang.
47 S. Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 49.
31
Karena dirinya sendiri yang jaga warnet, jadi tak perlu lagi
mendatangi warnet atau membeli pulsa modem buat mengerjakan
tugas kuliah. Mahasiswa bisa memanfaatkannya dengan belajar
materi kuliah, mencari paper jurnal online yang berkaitan dengan
disiplin ilmu yang di pelajari di perkuliahan, menambah
pengetahuan di bidang lain, menulis blog, dan lain sebagainya.
Kendala yang disayangkan yaitu, kewalahan dalam mengatur
waktu karena jam kerja menjaga warnet harus shif-shift an. Jadi
tidak jarang kalau mahasiswa penjaga warnet sering tertidur pada
jam kuliah berlangsung.
3) Penulis
Di era yang serba digital, apapun bisa dilakukan dan didapat
dalam genggaman tangan. Itulah mengapa website atau blog
mulai bermunculan untuk bersaing mendapatkan pembaca dari
penghasilan pasifnya. Banyak di antara mereka yang kadang tidak
sempat menulis, akhirnya mereka menawarkan jasa menulis
artikel untuk website atau blog dengan bayaran tertentu.
Menjadi penulis paruh waktu yang bisa menulis artikel,
opini ataupun cerpen dari kos atau rumah sangatlah bermanfaat.
Menjadi seorang penulis lepas tidak menyita banyak waktu kuliah
maupun belajar, justru mendorong prestasi akademik.
4) Fotografer
Foto bagus yang menjadi kebutuhan mendesak,
menciptakan peluang besar bagi yang mempunyai skill fotografer.
Peluang untuk menjadi fotografer yang sekaligus mampu menjual
stok fotonya. Memiliki hobi fotografi juga mengantarkan pada
sebuah pekerjaan. Sering hunting foto, bisa menjual hasil fotonya
di kalangan media serta pihak yang membutuhkannya. Semua itu
merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Adapun kendala dari
profesi ini yaitu, mahalnya harga sebuah kamera dan juga melihat
kemampuan fotografer yang tidak mudah.
32
Semakin banyaknya orang yang membutuhkan jasa
fotografer, semakin mendesak pula kebutuhan foto saat ini.
Sebuah peluang lumayan bagi usaha seorang mahasiswa.
Penghasilan nominal dari sebuah pemotretan terbilang tinggi bagi
seukuran mahasiswa. Bekerja sebagai fotografer, juga dapat untuk
mengembangkan kemampuan dalam bidang fotogarafi.
5) Bisnis Pulsa Elektrik
Kebutuhan pulsa semakin hari menjadi sangat tinggi,
menjadikan bisnis jual pulsa sebagai alternatif membuka peluang
Sekarang ini, sudah banyak rumah yang memasang materan
listrik prabayar yang membutuhkan token untuk mengalirkan
listrik. Ini adalah salah satu jenis bisnis dengan modal yang
sedikit namun menguntungkan. Caranya cukup dengan
menyetorkan uang seperlunya, maka akan langsung bisa menjual
pulsa dari hp secara langsung.
6) Jasa Servis
Semakin banyaknya jenis-jenis barang elektronik, dan
mayoritas orang pasti memilikinya. Baik handphone, laptop,
radio, televisi dan lain-lain nantinya juga akan membutuhkan
layanan perbaikan. Hal inilah yang menjadi peluang bagi mereka
yang mampu di bidang elektronik, sedang penggunanya sendiri
tidak mengerti cara memperbaikinya. Instalasi perangkat lunak
merupakan salah satu kebutuhan bagi orang awam di ranah
perawatan komputer. Usaha ini merupakan suatu hal yang
menguntungkan karena tidak membutuhkan banyak peralatan tapi
keahlian dalam setting elektronik. Servis ponsel juga salah satu
usaha yang dibutuhkan banyak orang. Peluang ini dimanfaatkan
menjadi ladang usaha bagi para mahasiswa yang mencari kerja
sampingan. Kebutuhan teknisi canggih saat ini semakin tinggi,
terutama di kalangan para anak muda saat ini. Jasa seperti ini
tidak hanya ditawarkan lewat mulut saja, tapi secara online juga
33
perlu dilakukan. Saat ini yang menjadi catatan penting yaitu
sebisa mungkin memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada
di sekitar.20
7) Driver Ojek Online
Ojek online memang sedang benar-benar naik daun
sekarang. Ojek online mulai populer di awal tahun 2015 lalu, saat
dimana Gojek mulai merilis aplikasi mobile Android dan iOSnya.
Gojek menjadi pelopor di Indonesia. Dan gojek adalah
perusahaan yang memang asli dalam negeri. Dimana fokus gojek
emang untuk pasar Indonesia, seperti yang kita tahu Gojek sudah
hadir di berbagai kota-kota besar di Indonesia misalkan Jakarta,
Bali, Yogyakarta, dan Surabaya
Mengapa jadi driver Gojek bisa jadi pilihan? Karena
mahasiswa bisa jadi driver kapanpun dia mau, jadi kemungkinan
besar tidak akan mengganggu waktu kuliah kamu dan tidak perlu
menunggu
c. Faktor-faktor Mahasiswa Kerja Part-Time
Abraham Maslow (1951) dengan Teori Motivasinya
mengemukakan lima keperluan yang menyebabkan mengapa manusia
perlu bekerja, yaitu :48
1) Keperluan asas
2) Keperluan keselamatan
3) Keperluan sosial dan kasih sayang
4) Keperluan penghargaan diri
5) Keperluan kesempurnaan diri
Beberapa faktor yang mendorong mahasiswa untuk kerja part-
time (paruh waktu) antara lain:
1) Untuk Mendapatkan uang
Faktor ini bisa dibilang peringkat paling tinggi. Mahasiswa
membutuhkan uang untuk membayar atau membeli kebutuhannya
48 Rusli Bin Ahmad, Penilaian Prestasi Berkesan, (Sarawak: InfoGrafik Press, 2013), h. 4.
34
seperti makanan, pakaian, peralatan tulis, sampai membayar UKT
(Uang Kuliah Tunggal) pada setiap semester. Mahasiswa juga
ingin uang dapat membuat hidup menjadi lebih baik dan lebih
nyaman, misalnya untuk kendaraan, rekreasi atau untuk beramal.
Karena alasan tersebutlah banyak mahasiswa bekerjapart-time.
2) Menambah Pengalaman
Dengan kegiatan atau pekerjaan diluar perkuliahan,
mahasiswa dapat berkembang dan mendapatkan ilmu
pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang bermanfaat
bagi individunya.
3) Mempraktekkan ilmu yang pernah didapat
Seseorang dapat mengembangkan dan mempraktekkan
teori-teori yang pernah didapatkannya dibangku sekolah pada
kehidupan melalui banyak kegiatan. Salah satunya adalah bekerja
part-time. Mahasiswa telah menerima banyak ilmu ketika
dibangku perkuliahan, kemudian diaplikasikan pada kegiatan
yang dilakukan. Selain mengembangkan dan mempraktekkan
ilmu yang pernah didapatkan, bekerja part-time juga mampu
menambah soft-skill dan ilmu pengetahuan baru.
4) Mencari teman baru
Dengan bekerja part-time, mahasiswa mendapatkan teman
baru di lingkungan yang baru. ketika bertemu dengan orang baru,
mahasiswa akan mendapatkan banyak cerita dan pengalaman
diluar bangku perkuliahan yang dapat menyebabkan wawasan
mahasiswa bertambah luas dan bertambah pula relasi. Hal ini
menguntungkan, sebab memudahkan untuk mencari lapangan
pekerjaan setelah mahasiswa tersebut lulus dari universitas.
B. Penelitian yang Relevan
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang dikaji penulis dalam hal ini
adalah sebagai berikut:
35
1. Jurnal Tarbawi STAI AL Fithrah, Debriana Dwi Wibawa Restu dengan
judul ”Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-time: Studi Terhadap
Mahasiswa Jurusan PAI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”. Penelitian ini
memaparkan bahwa pola belajar merupakan objek penting yang harus
diperhatikan, teruntuk mahasiswa pekerja yang harus membagi waktunya
belajar dan bekerja. Karena tentunya menjadi permasalahan utama yaitu
terkait membagi waktu untuk belajar dan bekerja. Fokus pada penelitian
ini adalah mengkaji pola belajar apa yang sering digunakan mahasiswa
pekerja jurusan PAI UIN JOGJA, serta hambatan dan solusi dalam
belajar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metode
pengumpulan data wawancara mendalam,observasi dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini bahwa upaya yang telah dilakukan oleh mahasiswa
pekerja dapat dikatakan berhasil dengan perolehan IPK rata-rata
mencapai 3,5.
Tabel 2.1
Jurnal Debrina Dwi Wibawa Restu
Nama
Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan dan
Perbedaan
Debriana Dwi
Wibawa Restu
”Pola Belajar
Mahasiswa Pekerja
Part-time: Studi
Terhadap Mahasiswa
Jurusan PAI UIN
Sunan Kalijaga
Yogyakarta””
Dari delapan
mahasiswa pekerja,
tujuh diantaranya
memeiliki pola belajar
yang sama yaitu
mandiri.
Persamaan dalam
peneliti saya
peneliti ini sama
sama mengkaji
pola belajar hanya
saja berbeda pada
objek penelitiannya
2. Skripsi Nur Lailatul Azizah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN sunan
ampel surabaya dengan judul “pengaruh kerja part-time terhadap
prestasi akademik dan non akademik mahasiswa program studi
pendidikan agama islam angkatan 2014 fakultas tarbiyah dan keguruan”
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
metode kuantitatif dan teknik analisis regresi linear sederhana. Fokus
penelitian pada tiga hal 1). Bagaimana implementasi kerja part-time
36
mahasiswa? 2). Bagaimana prestasi akademik dan non akademik
mahasiswa ? 3). Pengaruh kerja part-time terhadap prestasi akademik dan
non akademik. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kerja
part-time menunujukan hasil baik dengan presentasi 90% . prestasi
akademik dan non akademik cukup dengan presentasi 65% dan terdapat
pengaruh yang kurang pada kedua variabel yaitu bekerja part-time
terhadap prestasi akademik terbukti dengan hasil regresi linear sederhana.
Tabel 2.2
Skripsi Nur Lailatul Azizah
Nama
Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan dan
Perbedaan
Nur Lailatul
Azizah
“pengaruh kerja
part-time terhadap
prestasi akademik
dan non akademik
mahasiswa
program studi
pendidikan agama
islam angkatan
2014 fakultas
tarbiyah dan
keguruan”
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
implementasi kerja part-
time menunujukan hasil
baik dengan presentasi 90%
. prestasi akademik dan non
akademik cukup dengan
presentasi 65% dan terdapat
pengaruh yang kurang pada
kedua variabel yaitu bekerja
part-time terhadap prestasi
akademik terbukti dengan
hasil regresi linear
sederhana
Penelitian dengan
persamaan variabel
pertama yaitu
mahasiswa pekerja
part-time, perbedaan
penelitian ini terdapat
pada variabel
lanjutannya dan juga
metode penelitiannya
dengan kualitatif
3. Jurnal Penelitian Dr. Ardianto, M.Pd, Nur Halimah, M.Hum, Wahyu Eka
Susilowati, S.Pd dengan judul “pola belajar mahasiswa pekerja part-
time (studi pada mahasiswa program studi pendidikan agama islam IAIN
Manado”. Penelitian ini menggunakan penelitian etnografi dengan jenis
penelitian kualitatif, dimana penulis memaparkan pola belajar, sehingga
hasilnya dibedakan atau dibandingkan. Dengan menggunakan metode
pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian
dianalisis. Hasil penelitian ini yang dilakukan dengan delapan responden
37
pola belajar yang paling banyak digunakan adalah pola belajar bersama
atau kelompok. Dan juga problematika yang terjadi adalah kelelahan dan
tertundanya pekerjaan rumah dan tugas tugas perkuliahan, disamping itu
pekerjaan part-time memberi dampak positif bagi mahasiswa diantaranya
menambah pengalaman, terlatih dan mengatur waktu.
Tabel 2.2
Jurnal Dr. Ardianto, M.Pd, Nur Halimah, M.Hum, Wahyu Eka
Susilowati, S.Pd
Nama
Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan dan
Perbedaan
Dr. Ardianto,
M.Pd,
Nur Halimah,
M.Hum,
Wahyu Eka
Susilowati,
S.Pd
“pola belajar
mahasiswa
pekerja part-time
(studi pada
mahasiswa
program studi
pendidikan
agama islam
IAIN Manado”
pola belajar yang paling
banyak digunakan adalah
pola belajar bersma atau
kelompok dan belajar
mandiri. Karena dinilai
lebih efektif dalam
proses dan efisiensi
waktu. Namun terjadi
juga beberapa
problematika yang ada
seperti kelelahan dan
tertundanya tugas tugas
perkuliahan namun
disamping itu pekerjaan
part-time dinilai
berdampak positif
terhadap responden
Persamaan pada
variable pola belajar
dan perbedaan pada
objek penelitian
terkait
38
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan serangkaian konsep dan kejelasan
hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar
tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan hasil-hasil
penelitian yang terdahulu yang terkait. Kerangka pikir ini digunakan sebagai
dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Atau,
bisa diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis
(construct logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab
penyebab terjadinya masalah. Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini
terlihat pada bagang sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Pola belajar mahasiswa
pekerja part-time
Mahasiswa aktif Pekerjaan part-time
Faktor yang mempengaruhi
belajar
Pola belajar
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di gedung PPG UIN Jakarta Jl. Raya Parung
Ciputat, Bojongsari Baru, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat 16516
pada tahun 2020. Waktu penelitian dijelaskan dalam tabel di bawah ini:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Jenis
Kegiatan
Bulan
Maret April Mei Juni Juli Agus Sep
1. Observasi
Pendahuluan
2. Bimbingan
Skripsi
3. Permohonan
Izin
Penelitian
4. Pelaksaan
penelitian
dan
pengumpulan
data
5. Analisis dan
pengelolaan
data
6. Hasil
Penelitian
B. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui
sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian
berfungsi menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk
dipecahkan dan dipahami.49 Metode penelitian yang digunakan adalah metode
penelitian kualitatif. jika dilihat berdasarkan tempatnya, termasuk dalam
49 Husaini Usman dan Purnomo S, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta; Bumi Aksara.
2008) hal. 41
40
kategori penelitian lapangan (field research) merupakan penelitian yang
dilakukan secara langsung di lapangan oleh peneliti kepada responden.
Ditinjau dari tujuan penelitiannya, termasuk dalam penelitian deskriptif
merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan
menginterpretasikan objek secara riil apa adanya, tanpa memanipulasi data
penelitian.
Berdasarkan pengukuran dan analisis data penelitian tergolong dalam
jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
dilaporkan secara verbal dan dianalisis tanpa menggunakan data statistic.
Penelitian yang menggunakan cara ini biasanya berupa studi kasus seperti
halnya yang digunakan oleh peneliti dalam meniliti pola belajar mahasiswa
pekerja part-time ini. Adapun ciri dari penelitian kualitatif memiliki kejelasan
unsur tujuan, pendekatan, subjek, sampel, dan sumber data yang sudah
terperinci sejak awal persiapan penelitian disusun.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditertapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis varibel
dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai
“variasi” antara satu orang dengan yang lain Variabel juga dapat merupakan
atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan digunakan
untuk menganalisa terkait penelitian ini, variabel terikat yaitu mahasiswa
pekerja part-time sedangkan variabel bebasnya adalah pola belajar
mahasiswa.
D. Subjek dan Fokus Penelitian
Penelitian di dalamnya selalu terdapat objek yang akan menjadi fokus
penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah pola belajar mahasiswa P.IPS
UIN Jakarta pekerja part-time yang juga masih berstatus mahasiswa aktif di
jurusan pendidikan IPS UIN Jakarta.
41
E. Prosedur Pengumpulan Data
Melaksanakan proses penelitian tentu membutuhkan metode
pengumpulan data untuk memperoleh segala bentuk informasi Adapun
metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Observasi menurut Nawawi & Martini dalam buku prosedur
penelitian suatu pendekatan praktik bahwa observasi merupakan
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur yang
tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian. Teknik observasi
partisipan atau participant observation adalah observasi dengan cara
melibatkan peneliti secara aktif atau menjadi bagian dari lingkungan
sosial yang sedang diamati.50 Penelitian ini memiliki banyak
kelebihan dengan terlibatnya peneliti dalam proses observasi tentu
peneliti akan memperoleh data yang akurat dan lebih banyak.
Penelitian ini menggunakan penelitian partisipan, yakni peneliti
akan terlibat langsung dengan subjek penelitian yang sedang bekerja
part-time di tempat kerja dan kondisi tempat belajar, serta pola belajar
yang digunakan disela-sela waktu bekerja oleh mahasiswa part-time.
Perlu diketahui, dalam observasi ini yang peneliti butuhkan yakni
informasi terkait dengan sistem pembagian kerja part-time yang
diberikan kepada subjek penelitian, jarak tempuh mahasiswa antara
kampus, tempat kerja, dan tempat mukim mahasiswa, dan tentu pola
belajar yang digunakan mahasiswa ketika di sela-sela waktu
bekerjanya.
2. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang
menggunakan pertanyaan kepada responden atau subjek penelitian.
Wawancara dilakukan apabila peneliti memerlukan komunikasi atau
hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan dengan
wawancara umumnya berupa masalah yang tertentu bersifat
kompleks, sensitive, atau kontroversial. Teknik yang ini melibatkan
50 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Jakarta; rinekacipta
2006) hal. 229
42
responden atau informan yang dapat memberikan data terkait dengan
penelitian yakni mahasiswa P.IPS UIN Jakarta yang sekaligus juga
sebagai pekerja part-time.
3. Instrumen Penelitian
a. Lembar Observasi
Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat langsung pola belajar mahasiswa pekerja part-time,
sistem pembagian kerja, jarak tempu, dan tempat mukin
mahasiswa pekerja part-time.
Tabel 3.2
Kisi-kisi observasi
No Hal yang diamati
1 Latar belakang mahasiswa
2 Pola belajar mahasiswa
3 Sarana dan prasarana belajar
4 Tempat kerja mahasiswa
5 Tempat mukim mahasiswa
6 Lingkungan sosial
7 sistem jam kerja
8 Masalah dalam belajar
b. Lembar Wawancara
Wawancara dilakukan kepada mahasiswa pekerja part-time
yang telah dikualifikasikan.
Tabel 3.3
Kisi-kisi wawancara
No Aspek masalah Sub aspek masalah
1 latar belakang ekonomi a) latar belakang keluarga
mahasiswa
b) motivasi menjadi pekerja
part-time
c) fasilitas yang disediakan
2 Pola belajar a) terganggunya aktifitas
belajar
b) cara membagi waktu
antara bekerja dan
belajar
c) pola belajar
d) lingkungan belajar
e) kendala dan solusi
3 Prestasi akademik a) prestasi akademik yang
43
sudah tercapai
b) seberapa sering
mengulang mata kuliah
Tabel 3.4
Daftar Pertanyaan
No. Daftar Pertanyaan Responden
1 Menurut anda apa itu pola belajar?
2 Dalam perkuliahan apakah anda melakukan
persiapan belajar? persiapan belajar seperti apa
yang anda lakukan?
3 Bagaimana cara anda mengikuti pembelajaran
dalam kelas?
4 Apakah anda membuat catatan dan jadwal
keseharian?
5 bagaimana cara anda mengerjakan tugas?
6 Apa pola belajar yang anda gunakan?
7 Apa jenis pekerjaan part-time anda?
8 Bagaimana cara anda membagi waktu antara
belajar dan bekerja?
9 Mengapa anda memilih pola belajar tersebut?
10 Pertimbangan apa yang anda buat dalam
menentukan pola belajar?
11 Bagaimana latar belakang diri anda? Apa
pengaruhnya terhadap belajar?
12 Bagaimana dosen pada perkulihan anda?
13 Bagaimana atmosfer pembelajaran anda?
14 Bagaimana sarana dan prasarana penunjang anda
belajar?
44
15 Apakah pelaksanaan kurikulum sebagai kerangka
dasar sudah sesuai?
16 Bagaimana lingkungan sosial, budaya ekonomi
anda?
17 Bagaimana pembiayaan yang diberikan orang tua?
18 Apakah pembiayaan berpengaruh terhadap proses
belajar anda?
19 Bagaimana hasil perkuliahan anda?
20 Apakah bekerja mengganggu perkuliahan anda?
21 Apakah anda sering mengulang mata kuliah?
22 Apa hambatan yang anda rasakan selama kuliah
sambil bekerja?
23 Bagaimana solusi yang anda lakukan?
F. Metode Analisis
Analisis data merupakan proses mengolah dengan cara
mengorganisasikan data dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan
satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan suatu hasil tafsiran dari
susunan itu. Data dalam penelitian kualitatif semua bahan, keterangan, dan
fakta-fakta tidak dapat diukur secara matematis, karena berwujud dalam
keterangan verbal.51 Proses analisis data kualitatif sendiri dilakukan melalui
tiga langkah besar yakni reduksi data, penyajian atau display data dan
kesimpulan atau verifikasi.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data sesuai dengan
prosedur di atas, yakni sebagai berikut :
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan bentuk analisis untuk mempertajam,
memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data kearah
penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar
dalam penelitian.54
Selain memberikan jawaban atas rumusan masalah, kesimpulan
juga harus menemukan temuan yang baru di bidang ilmu yang belum
pernah ada sebelumnya. Penjelasan tersebut yang dimaksud tentu dalam
setiap penelitian dapat memberikan temuan-temuan baru. Hal ini dapat
berupa deskripsi terkait suatu objek yang belum jelas, setelah di teliti
menjadi jelas, dapat pula berupa hipotesis atau bahkan teori baru.
G. Uji Keabsahan Data
Penelitian kualitatif tentu setelah data penelitian terkumpul, lantas tidak
langsung begitu saja dianggap valid. Tentu dalam metode penelitian ada
istilah uji keabsahan data yakni pemeriksaan kembali keabsahan atau
kredibilitas datanya layak digunakan sebagai data penelitian ataukah tidak.
Peneliti mengambil salah satu teknik atau cara untuk menguji kredibilitasnya
yakni teknik triangulasi.
Triangulasi atau biasa disebut dengan “cek dan ricek” yaitu
pemerikasaan kembali data dengan tiga cara, yaitu triangulasi sumber,
metode, dan waktu.55 Triangulasi juga merupakan teknik untuk mendapatkan
data dari tiga sudut yang berbeda, dalam artian ketika peneliti mendapatkan
data tidak hanya dari satu informasi saja, melainkan menggabungkan dengan
berbagai informasi data dan sumber data.56
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber
yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu
informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Pengujian ini dapat dicapai dengan jalan
membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,
membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang tentang
54 Eva latipah, metodologi penelitian psikologi pendidikan hal. 50 55 Putra nusa & santi lisnawati, penelitian kualitatif pendidikan agama islam, (bandung:
remaja rosdakarya,2013) hal.34 56 M. Jamal, paradigm penelitian kualitatif, hal 93
47
situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu,
membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat
dan pandangan orang, membandingkan hasil wawancara dengan suatu
dokumen yang berkaitan.57
Peneliti tidak boleh mengharapkan kesamaan dalam proses
pembandingan, pendapat, atau pemikiran. Yang perlu diamati oleh peneliti
ialah alasan mengapa bisa terjadi perbedaan di dalam proses triangulasi data.