Top Banner
POLA BELAJAR MAHASISWA PEKERJA PART-TIME (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: DAFFA TANGGUH EKOPUTRO NIM 11160150000008 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020
66

Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

Mar 24, 2023

Download

Documents

Khang Minh
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

POLA BELAJAR MAHASISWA PEKERJA PART-TIME

(Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Salah Satu Syarat Memeperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

DAFFA TANGGUH EKOPUTRO

NIM 11160150000008

PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

i

Page 3: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

ii

Page 4: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

iii

Page 5: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

iv

Page 6: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

v

ABSTRAK

Daffa Tangguh Ekoputro (11160150000008). Pola Belajar Mahasiswa

Pekerja Part-Time (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta).

Menjadi seorang mahasiswa mempunyai tugas pokok yakni belajar. Pola

belajar merupakan masalah penting yang harus diperhatikan oleh setiap

mahasiswa untuk menunjang prestasi belajarnya. Namun, dikalangan mahasiswa

juga terdapat mahasiswa yang sekaligus sebagai pekerja part-time. Oleh karena itu

tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pokok masalah

tentang 1) Pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan PIPS UIN Jakarta 2)

Hambatan dan solusi dalam belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan UIN

Jakarta.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan metode kualitatif

yang mana dalam penelitian ini, metode pengumpulan datanya dengan

wawancara, observasi dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan

ilmu pendidikan. Ilmu pendidikan dipiih karena merupakan pendekatan yang

tersusun secara sistematis.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa 1) Pola belajar yang paling

banyak digunakan oleh mahasiswa pekerja part-time adalah pola belajar mandiri

karena dapat disesuaikan dengan jadwal bekerja 2) Permasalahan yang sering

dihadapi oleh mahasiswa pekerja part-time adalah pembagian waktu belajar dan

masalah kesehatan yang sering merasa kelelahan atau bahkan sakit. Berdasarkan

pokok permasalahan oleh mahasiswa pekerja part-time, mereka mampu

menyelsaikan permasalahan yang muncul dengan melakukan manajemen diri,

menjadwalkan ulang kegiatan yang akan dilakukan dan lebih memanfaatkan

waktu luang. Upaya upaya yang telah dilakukan oleh mahasiswa pekerja part-time

dapat dikatakan berhasil dengan indeks prestasi kumulatif rata rata mereka

mencapai 3,5. Dari sepuluh mahasiswa pekerja part-time, terdapat 3 mahasiswa

yang dikatakan belum berhasil karena indeks prestasi komulatifnya masih

dibawah 3,5. Hal ini terjadi karena solusi yang mereka lakukan belum usah.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa bekerja part-time dapat dilakukan oleh

mahasiswa dan tidak mengganggu perkuliahan, dengan syarat mampu manajemen

diri dengan baik.

Kata kunci : Pola Belajar, Mahasiswa Perkerja Part-Time

Page 7: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

vi

ABSTRACT

Daffa Tangguh Ekoputro (11160150000008). Pola Belajar Mahasiswa

Pekerja Part-Time (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta).

Being a student has a main task, namely learning. Learning patterns are

important issues that every student must pay attention to to support their learning

achievement. However, among students there are also students who are also part-

time workers. Therefore, the purpose of this research is to find out the main

problems about 1. Learning patterns of part-time worker students majoring in

PIPS UIN Jakarta 2. Barriers and solutions in learning part-time worker students

majoring in UIN Jakarta.

This research is a field research with qualitative methods in which in

this study, the data collection method is by interview, observation and

documentation. This research uses a science education approach. The science of

education was chosen because it is a systematically structured approach.

The results of this study indicate that 1. The learning pattern most used

by part-time worker students is the self-study pattern because it can be adjusted to

work schedules 2. The problems often faced by part-time workers are the division

of learning time and health problems often feel tired or even sick. Based on the

subject matter by part-time worker students, they are able to solve problems that

arise by doing self-management, rescheduling activities to be carried out and

making more use of their spare time. The efforts made by part-time student

workers can be said to be successful with their average cumulative grade point

average of 3.5. Of the ten students who work part-time, there are 3 students who

are said to have not succeeded because their cumulative grade point average is

still below 3.5. This happens because they don't have a solution. So it can be

concluded that part-time work can be done by students and does not interfere with

lectures, provided that they are able to manage themselves well.

Keywords: Learning Pattern, Student Part-Time Work

Page 8: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdullilah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih

dan Maha Penyayang yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan Skripsi, yang berjudul “Pola Belajar Mahasiswa

Pekerja part-time (studi kasus mahasiswa pendidikan IPS UIN Syarif

hidayatullah)” Penulisan ini untuk memenuhi Syarat menjadi Sarjana Pendidikan

di Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta Konsentrasi Sosiologi. Penulis menyadari bahwa Penulisan Skripsi ini

masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan

saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan Skripsi ini.

Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,

sehingga pada kesempatan ini, terhadap segala kerendahan hati dan penuh rasa

hormat penulis menyampaikan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya bagi

semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materil baik langsung

maupun tidak langsung dalam skripsi ini hingga selesai, terutama kepada yang

saya hormati:

1. Ibu Prof. Amany Burhanuddin Lubis, Lc. selaku Rektor Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Dr. Sururin, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Tadris Ilmu

Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Prof. Dr. Ulfa fajarini M.Si. Dan Bapak Dr. Muhammad Arif M.Pd.

Sebagai dosen pembimbing skripsi yang tiada hentinya memberikan

arahan dan saran sampai terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

Page 9: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

viii

6. Bapak /Ibu dosen Tadris Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan para

staff di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

7. Yang paling terutama, selalu memberikan tenaga, moril, materiil tanpa

pamrih, selama belajar di Universitas Yaitu kedua orang tua penulis.

Bapak Gatut Trianto dan Ibu Dien Herlinawati. Dan adik penulis yaitu

Nisrina Putri Dwi Hapsari ata segala semangat, motivasi dan kasih

sayangnya.

8. Terima kasih untuk Nur Safitri Wihastin yang telah menemani penulis

berjuang bersama semasa kuliah, terima kasih atas segala dukungan,

semangat dan saying yang tiada hentinya.

9. Terima kasih kepada HMI Komisariat Tarbiyah dan HMI Cabang Ciputat

karena saya banyak belajar dan berproses di organisasi ini.

10. HMJ Pendidikan IPS periode 2017, DEMA UIN Jakarta 2019 karena saya

banyak belajar dan berkembang di organisasi ini.

11. Teruntuk sahabat ku black panther squad, terima kasih sudah berjuang

bersama semasa perkuliahan penulis.

12. Teruntuk Sahabat-sahabat Jurusan Tadris IPS Angkatan 2016 yang selalu

membantu saya saat masa perkuliahan berlangsung.

13. Serta seluruh pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang

telah membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat menjadi manfaat

bagi kita semua. Aamiin aamiin aamiin yarobbal alamiin

Ciputat, 19 oktober 2020

Daffa Tangguh Ekoputro

Page 10: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ......................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ........................................ iv

LEMBAR UJI REFERENSI .................................................................... v

ABSTRAK ................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .............................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................... 6

C. Batasan Masalah................................................................. 6

D. Rumusan Masalah .............................................................. 7

E. Tujuan Penelitian ............................................................... 7

F. Manfaat Penelitian ............................................................. 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ....................................................................... 9

1. Pola Belajar .................................................................. 9

a. Pengertian Pola Belajar .......................................... 9

b. Indikator-indikator Penilaian Pola Belajar ............. 11

c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ...................... 20

d. Masalah dalam Belajar ........................................... 22

e. Cara Mengatasi Hambatan Belajar......................... 27

2. Kerja part-time ............................................................. 28

a. Pengertian kerja Part-Time .................................... 28

b. Macam-macam Kerja Part-Time............................ 29

c. Faktor-faktor Mahasiswa Kerja Part-Time ............ 33

Page 11: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

x

B. Penelitian yang Relevan ..................................................... 34

C. Kerangka Berfikir............................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................ 39

B. Metode Penelitian............................................................... 39

C. Variabel Penelitian ............................................................. 40

D. Subjek dan Fokus Penelitian .............................................. 40

E. Prosedur Pengumpulan Data .............................................. 41

F. Metode Analisis ................................................................. 43

G. Uji Keabsahan Data............................................................ 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian .............................................. 47

B. Deskripsi Subjek Penelitian ............................................... 50

C. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................. 51

D. Pembahasan ........................................................................ 93

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ............................................................................ 103

B. Saran ................................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 106

LAMPIRAN-LAMPIRAN ....................................................................... 109

Page 12: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jurnal Debrina Dwi Wibawa Restu ................................... 35

Tabel 2.2 Skripsi Nur Lailatul Azizah .............................................. 36

Tabel 2.3 Jurnal Dr. Ardianto, M.Pd, Nur Halimah, M.Hum,

Wahyu Eka Susilowati, S.Pd ............................................. 37

Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................... 39

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Observasi ........................................................... 42

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Wawancara ........................................................ 42

Tabel 3.4 Daftar Pertanyaan .............................................................. 43

Page 13: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.............................................................. 38

Page 14: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan pendidikan merupakan hak setiap individu di negara ini,

bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah pembangunan sumber daya

manusia yang mempunyai peranan yang sangatpenting bagi kesuksesan dan

kesinambungan pembangunan nasional.1 di era modern saat ini pendidikan

merupakan hal yang sangat penting, karena pendidikan melepaskan kita dari

kungkungan kebodohan zaman. Selain itu pendidikan juga dapat melindungi

kita dari hal hal yang bersifat pembodohan dan merugikan kita.2 namun

dalam penerapannya membutuhkan pengorbanan yang sangat berarti,

diantaranya biaya yang harus dibayarkan untuk dapat merasakan pendidikan

dinegeri ini.

Pendidikan di perguruan tinggi saat ini sudah menjadi pendidikan

yang seolah-olah wajib diperuntukan oleh generasi muda yang baru saja lulus

jenjang SMA atau MA. Tuntutan zaman dan kebutuhan masyarakat pula,

menjadi salah satu alasan yang mendasar bagi generasi muda untuk

melanjutkan studi ke jenjang perguruan tinggi. Saat ini pendidikan juga

dipercaya menjadi faktor penentu masa depan, dengan gelar sarjana dapat

merubah kondisi ekonomi, strata di masyarakat atau bahkan mengangkat

derajat keluarga. Tidak dipungkiri pula, saat ini banyak sekali mahasiswa

dengan keterbatasan diri dan ekonomi keluarganya memaksakan diri untuk

tetap melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Berbagai latar belakang

yang dimiliki setiap individu, dan bekal seadanya juga tidak menyurutkan

semangat para mahasiswa untuk melanjutkan pendidikan. Tidak sedikit pula

yang berasal dari keluarga menengah keatas, semua kebutuhan tercukupi akan

tetapi enggan untuk giat menjalankan studinya di perguruan tinggi.

1 Aris shoimin, 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013(Yogyakarta; ar-ruz

media, 2014) hal 15-16 2 Nur lailatul azizah , pengaruh kerja part-time terhadap prestasi akademik dan non

akademik mahasiswa program studi pendidikan agama islam angkatan 2014, skripsi hal 2

Page 15: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

2

Berbicara terkait dengan belajar, menurut H.C. Whirington dalam

buku Eveline Siregar menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu perubahan

di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari

reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian.3

Perubahan tingkah laku dan pola pikir dalam diri seseorang juga menjadi

pertanda bahwa ia telah melalui proses belajar.

Proses belajar menurut Bruner, merupakan proses yang dapat dilalui

melalui tiga fase atau episode, yakni informasi, transformasi, dan evaluasi.

Proses belajar ketiga episode ini selalu muncul dan saling berkesinambungan.

Ketika proses ini, yang menjadi masalah adalah berapa banyak informasi

diperlukan agar dapat ditransformasi. Lama tiap episode tidak selalu sama.

Hal ini antara lain juga bergantung pada hasil yang diharapkan, motivasi

seseorang untuk belajar, minat, keinginan untuk mengetahui dan dorongan

untuk menemukan sendiri.4 Seseorang ketika melalui proses belajar tentu

membutuhan kondisi yang baik dapat menunjang proses pembelajaran yang

nantinya dapat menunjang prestasi belajar. Definisi kondisi belajar sendiri,

juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang harus dialami seseorang

dalam melaksanakan kegiatan belajar.

Pendapat Eveline di dalam bukunya, Gagne menyatakan bahwah

kondisi belajar adalah situasi belajar yang dapat menghasilkan perubahan

perilaku seseorang setelah ia berada pada situasi tersebut, Gagne juga

membagi menjadi dua kategori, yakni kondisi internal dan kondisi eksternal.

Kondisi internal (internal condition) merupakan kemampuan yang telah ada

pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru. Kondisi ini

dihasilkan oleh seperangkat transformasi. Kondisi eksternal (external

condition) merupakan situasi perangsang di luar diri sibelajar. Kondisi belajar

yang diperlukan untuk belajar berbeda-beda untuk tiap kasus. Jenis

3 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia

Indonesia, 2010), hal. 4 4 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi

Aksara,2009), hal. 9

Page 16: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

3

kemampuan belajar yang berbeda akan membutuhkan kemampuan belajar

sebelumnya yang berbeda dan kondisi eksternal yang berbeda pula.5

Belajar memainkan peranan penting dalam mempertahankan

kehidupan sekelompok umat manusia di tengah-tengah persaingan yang

semakin ketat diantara bangsa lainnya yang lebih dahulu maju karena belajar.

Kualitas hasil proses perkembangan manusia itu banyak terpulang pada apa

dan bagaimana ia belajar, tinggi dan rendahnya kualitas perkembangan

manusia akan menentukan masa depan peradaban manusia itu sendiri. E.L.

Thorndike dalam buku psikologi belajar mengatakan bahwa jika kemampuan

belajar umat manusia dikurangi setengahnya saja maka peradaban yang ada

sekarang ini tak berguna bagi generasi mendatang. Bahkan, mungkin

peradaban itu sendiri akan lenyap.6

Tujuan belajar hakikatnya adalah proses perubahan kepribadian

meliputi kecakapan, sikap, kebiasaan dan kepandaian.7 Belajar merupakan

suatu proses biasanya mencakup tiga komponen yaitu input, proses dan

output. Input sebagai masukkan biasanya terdiri dari mahasiswa, materi

perkuliahan, sarana dan fasilitas perkuliahan, dosen, kurikulum dan

manajemen yang berlaku di perguruan tinggi tersebut. Sedangkan proses

terdiri dari strategi perkuliahan, media instruksional, cara mengajar dosen,

dan cara belajar mahasiswa.8

Fakta yang terjadi pada kebayakan seseorang ketika melalui proses

belajar banyak yang mengalami permasalahan baik internal ataupun eksternal.

Terlebih lagi apabila seorang individu belum mengetahui letak permasalahan

dalam belajarnya, maka diperlukan suatu pola belajar yang dapat membantu

proses pembelajaran seseorang disesuaikan dengan kondisi masing-masing

individu agar dapat menunjang prestasi belajarnya.

5 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, hal. 171 6 Muhibbin syah, psikologi belajar, (pamulang; pt logos,1999) hal 57 7 Iif khoiru dan sofan amri, Mengembangkan pembelajaran ips terpadu (Jakarta;redaksi

pustakarya, 2011) hal.1 8 Putri yulia dan murfiyati defina, hubungan antara motivasi berprestasi dan gaya belajar

dengan prestasi belajar mahasiswa pekerja. Jurnal hal. 48

Page 17: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

4

Pola belajar apabila diartikan secara resmi dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia, berasal dari kata pola diartikan sebagai sistem, cara kerja

atau bentuk (struktur) yang tetap.9 Sedangkan belajar merupakan proses yang

kompleks yang di dalamnya terkandung beberapa aspek. Aspek-aspek

tersebut adalah bertambahnya pengetahuan, adanya kemampuan mengingat

dan mereproduksi, ada penerapan dan pengetahuan, menyimpulkan makna,

menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas, dan adaya perubahan sebagai

pribadi. Seseorang dikatakan telah belajar apabila sudah terdapat di dalam

dirinya perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat dari

interaksi dengan lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik atau

kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit, atau pengaruh obat-obatan.

Kecuali itu, perubahan bersifat relatif permanen, tahan lama, dan menetap

tidak berlangsung sesaat saja.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pola belajar

merupakan suatu sistem, cara kerja, ataupun serangkaian kegiatan yang

dilakukan seseorang dalam melalui proses belajar untuk mendapatkan

perubahan tingkah laku yang baru dan baik secara keseluruhan dari

pengalamannya sendiri melalui interkasi dengan lingkungannya. Sehingga

pola belajar merupakan sesuatu hal yang vital bagi setiap setiap individu

dalam menentukan hasil prestasinya. Apabila pola belajarnya buruk tidak

sesuai dengan dirinya, maka juga akan mempengaruhi hasil belajarnya,

sebaliknya apabila pola belajar yang digunakan sesuai dengan dirinya maka

akan menghasilkan prestasi belajar yang baik pula. Hal ini sebagaimana

dikatakan oleh Gagne, bahwasanya dalam belajar juga dipengaruhi faktor

internal dan eksternal. Pola belajar merupakan salah satu faktor internal yang

mempengaruhi hasil belajar individu. Selain itu juga ada faktor eksternal

yang terkadang menjadi permasalahan dalam proses belajar. Faktor eksternal

ini sangat beragam, bisa berasal dari kondisi lingkungan yang kurang

mendukung, ataupun pengelolaan waktu karena ada aktivitas di luar jam

9 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai

Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet.2, hal.885.

Page 18: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

5

kuliah. Masing-masing individu tentu mempunyai beragam pola belajar yang

dapat menunjang prestasi belajarnya.

Berdasarkan pengamatan peneliti, tidak sedikit mahasiswa di Jurusan

Pendidikan IPS UIN Jakarta yang berstatus mahasiswa aktif, tetapi juga

berkerja secara part-time . karena memang berlatar pendidikan, mahasiswa P.

IPS juga banyak yang menekuni privat les mulai dari SD, SMP, dan SMA

atau bahkan privat mengaji saja. Menurut pengamatan peneliti, hampir setiap

angkatan ada yang melakukan bimbel ini. Sudah tercatat lebih dari 10 orang

yang melakukan bimbel baik untuk khusus mengaji ataupun bimbel mata

pelajaran sekolah. Apabila dilihat secara seksama ada 6 hari kerja yang harus

mereka tempuh dalam satu minggu, sedangkan perkuliahan di Jurusan P.IPS

berlangsung setiap hari Senin sampai Jumat secara full time.

Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan banyak sekali jawaban

yang bervarian ketika peneliti gali terkait dengan indeks prestasi mahasiswa

(IPK) dari mahasiswa pekerja part-time ini, ada yang menjawab berpengaruh

ada pula yang tidak. sebagian besar mengalami penurunan IPK ketika banyak

tugas. Jurusan Pendidikan IPS (PIPS) adalah salah satu jurusan di Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta yang di dalamnya terdapat

beragam mahasiswa yang mempunyai latar belakang yang berbeda, ada yang

dari segi ekonomi menengah kebawah, ataupun menengah ke atas. Tidak

sedikit pula mahasiswa yang secara mandiri membiayai perkuliahannya

dengan bekerja secara part-time di berbagai tempat demi mendapatkan uang

untuk melanjutkan pendidikannya bahkan juga ada yang membiayai adik dan

orangtuanya. Mahasiswa pekerja part-time harus bisa meluangkan waktunya

untuk bekerja dan menentukan pola belajar yang baik untuk menunjang

prestasi belajarnya dengan cara menggunakan menejemen waktu. karena

apabila seorang mahasiswa pekerja part-time tidak bisa menggunakan

menejemen waktu dengan baik, maka akan berimbas kepada Indeks Prestasi

Belajarnya.

Berangkat dari latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian terhadap pola belajar mahasiswa pekerja part-time serta

Page 19: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

6

hambatan dan solusi yang digunakan dalam mengatasi belajarnya.

Sebagaimana yang peneliti ketahui, bahwa mahasiswa pekerja part-time

belajar disela-sela kesibukannya sebagai pekerja dan mahasiswa, belum lagi

apabila mengikuti kegiatan UKM ataupun intra kampus lainya. Hal ini tentu

bukan menjadi suatu hal yang mudah untuk dilalui. Terlebih dalam

perkuliahan juga tentu saja banyak sekali tugas yang diberikan oleh dosen

untuk dikerjakan setiap harinya. Mengingat bahwa pola belajar juga

merupakan suatu hal yang penting dan perlu diperhatikan untuk menunjang

prestasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini mencoba

mengungkapkan bagaimana besarnya “POLA BELAJAR MAHASISWA

PEKERJA PART-TIME (Studi Terhadap Mahasiswa Jurusan

Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta)”.

b. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Rendahnya respon dan antusias belajar mahasiswa dikarenakan

permasalahan ekonomi dalam keluarga

2. Permasalahan ekonomi dalam keluarga sangat menggangu kelancaran

pendidikan bagi seorang mahasiswa.

3. Adanya perbedaan pola belajar antara mahasiswa pekerja part-time dan

non pekerja.

4. Adanya hambatan belajar mahasiswa pekerja part-time

c. Batasan Masalah

Dari rumusan masalah di atas penulis memberi batasan penelitian agar

penelitian lebih efektif, efisien, dan terarah. Oleh karena itu penulis hanya

membatasi ruang lingkup permasalahan sebagai berikut : pola belajar

mahasiswa pekerja part-time, rendahnya respon dan antusias belajar

mahasiswa pekerja part-time, dan tingkat prestasi akademik.

d. Rumusan Masalah

Sebagaimana latar belakang di atas dapat di rumuskan masalah

sebagai berikut:

Page 20: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

7

1. Bagaimana pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan P.IPS UIN

Jakarta ?

2. Apa sajakah hambatan dan solusi dalam belajar mahasiswa pekerja part-

time jurusan P.IPS UIN Jakarta?

e. Tujuan Penelitian

Dari perumusan masalah di atas tujuan yang ingin di capai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan pola belajar mahasiswa pekerja part-time jurusan

pendidikan IPS UIN Jakarta.

2. Untuk mendeskripsikan hambatan belajar dan solusi yang digunakan oleh

mahasiswa pekerja part-time jurusan PIPS UIN Jakarta.

f. Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini di harapkan memiliki

kegunaan Bagi

1. Manfaat Teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khazanah

keilmuan dalam dunia pendidikan sebagai hasil dari pengamatan

langsung serta penerapan disiplin ilmu di perguruan tinggi.

b. Penilitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada

pembaca dan pihak-pihak terkait yang membutuhkan informasi

berkaitan pola belajar mahasiswa pekerja part-time dan cara

mengatasi hambatan dalam belajarnya.

2. Kegunaan Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada

mahasiswa pekerja part-time dalam memahami pola belajar serta

cara mengatasi hambatan-hambatan yang ditemui dalam proses

belajar.

b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi

orang tua ataupun mahasiswa untuk memanfaatkan waktu luang

sebagai mahasiswa pekerja part-time sehingga dapat lebih cermat

Page 21: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

8

dalam memilih apakah ingin menjadi mahasiswa biasa atau sekaligus

menjadi mahasiswa pekerja part-time.

Page 22: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

9

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pola Belajar

a. Pengertian Pola Belajar

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pola berarti

sebagai sistem, cara kerja atau bentuk (struktur) yang tetap.10 Belajar

dalam kamus umum Bahasa Indonesia adalah berusaha memperoleh

kepandaian atau ilmu. Sedangkan dalam kamus Bahasa Inggris,

belajar atau to learn mempunyai arti memperoleh pengetahuan atau

menguasai pengetahuan, mengingat, menguasai melalui pengalaman,

dan mendapatkan informasi atau menemukan.11 Menurut herman

hudojo dalam buku evaluasi pembelajaran mengungkapkan bahwa

belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang. Pengetahuan

keterampilan, kegemaran dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi

dan berkembang disebabkan belajar.12

Menurut Sriyono Pola belajar ialah merupakan sejumlah

rangkaian prosedur dalam belajar yang dapat membantu siswa dalam

menguasai materi pelajaran. Pola belajar di antaranya pola belajar

mandiri, pola belajar terbimbing, pola belajar kelompok, pola belajar

diskusi, dan lain-lain. Dari masing-masing pola belajar tersebut

tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam pelaksanaannya

pola belajar mandiri telah biasa dilakukan oleh siswa dirumahnya

masing-masing13

Slameto mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan

10 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

Pustaka, 2002), Ed. 3, Cet.2, hal. 885. 11 Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, (Yogyakarta: ARuzz, 2012), hal.

224 12 Asep jihad dan abdul haris, evaluasi pembelajaran (Yogya; multi persindo, 2010) hal. 3 13 Roestiyah, strategi belajar mengajar (Jakarta; rineka cipta; 2008) hal. 106

Page 23: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

10

tingkah laku yang secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri di dalam interkasi dengan lingkungannya.14

Pengertian belajar menurut Gagne sebagaimana yang telah dikutip

oleh Anisah bahwa “Learning is a change in human disposition or

capability, which persist over a period of time, and which is not

simply ascribable to process of growth”. Hal ini dijelaskan bahwa

belajar adalah suatu proses perubahan dalam watak atau kemampuan

manusia yang berlangsung selama jangka waktu dan tidak sekedar

menganggapnya proses pertumbuhan saja.15 Dalam pengertian

menurut Gagne ini dapat di ilustrasikan dengan cara membandingkan

tingkah laku yang terjadi sebelum individu berada dalam situasi

belajar dan tingkah laku yang dapat ditunjukkannya setelah melalui

situasi belajar. Hasil belajar atau perubahan peningkatan belajar dapat

dilihat melalui peningkatan kemampuan, perubahan watak, sikap,

minat, dan nilai.

Menurut Dahama dan Bhatnagar “any change of behavior which

takes place as a result of experience may be called learning” apabila

diartikan bahwa belajar ialah setiap perubahan tingkah laku yang

berlangsung sebagai hasil dari pengalaman.16 maksud dari pengertian

tersebut bahwa pengalaman belajar merupakan bentuk reaksi ketika

seseorang itu memperoleh pemahaman yang bermanfaat dalam

pemecahan masalah baru dan reaksi berupa pengelihatan,

pendengaran, dan perbuatan mengenai sesuatu yang dipelajari.

Berdasarkan uraian di atas, kesimpulan yang dapat diambil

bahwa pengertian bahwa pola belajar merupakan sistem, cara kerja

atau bentuk yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan

penguasaan pengetahuan, mengingat, menguasai melalui pengalaman,

14 Nurochim, perencanaan pembelajaran ilmu-ilmu sosial, (Jakarta : Raja Grafindo Persada,

2013) hal. 6 15 Anisa Basleman & Syamsu Mapa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2011), hal. 8 16 Ibid, hal 8

Page 24: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

11

dan mendapatkan informasi untuk perubahan tingkah laku yang baru,

sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya.

Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan

dalam belajar bersifat positif berarti perubahan itu senantiasa

bertambah dan bertujuan untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik

dari sebelumnya. Sedangkan perubahan hasil belajar bersifat aktif

maksudnya perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya melainkan

karena adanya usaha dari individu itu sendiri. Perubahan dalam belajar

bukan bersifat sementara melainkan permanen. Ini berarti tingkah laku

yang terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.17

Perlunya peneliti untuk mengetahui pola belajar mahasiswa

pekerja part-time ini adalah untuk mendiskripsikan pola belajar yang

dilakukan oleh para mahasiswa pekerja part-time serta hambatan apa

saja yang ditemui oleh mereka dalam menjalani studinya dengan

bekerja paruh waktu. Sehingga dapat pula dijadikan acuan bagi

mereka yang melakukan studi dan juga bekerja paruh waktu.

b. Indikator-indikator Penilaian Pola Belajar

Instrumen yang digunakan dalam penilaian indikator-indikator

pola belajar antara lain:

1) Persiapan belajar

Seorang siswa dikatakan memiliki kesiapan belajar berarti

siswa harus sudah mengetahui apa saja yang nantinya akan

dipelajari, materi apa yang akan disipakan oleh guru dan alat-alat

bantu apa saja yang dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran

tersebut. Persiapan belajar pada dasarnya terdiri dari beberapa

penilaian, antara lain mengenai persiapan mental dan persiapan

sarana.

Yang lebih dibanding dengan siswa yang berkemampuan

tinggi, kebiasaan terhadap tipe tes dan pengadaptasiannya

mengurangi timbulnya kecemasan dalam tes, dan kecemasan

17 A. I. lidya mawar, aktivitas dan hasil belajar mahasiswa kerja part-time UNS. skripsi

Page 25: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

12

tinggi akan mencapai hasil baik. Persiapan sarana belajar adalah

sesuatu yang dapat memudahkan dan memperlancar pelaksanaan

suatu usaha yang dapat berupa benda. Dalam hal ini sarana belajar

bisa disamakan dengan fasilitas belajar. Proses pendidikan itu

terdiri dari beberapa unsur yang saling mempengaruhi satu sama

lainnya. Unsur tersebut antara lain tenaga pendidik, peserta didik,

materi pelajaran, sarrana dan prasarana belajar, dan lain-lainnya.

2) Cara mengikuti pelajaran

Cara seorang siswa dalam mengikuti pelajaran saat di

sekolah merupakan bagian penting dari proses belajar, siswa

dituntut untuk dapat menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

Jika guru memberikan pekerjaan rumah, maka siswa harus

mampu melakukan semaksimal mungkin. Setiap siswa memiliki

cara tersendiri untuk mengikuti pelajaran, apakah belajar sebelum

proses pembelajaran dimulai, atau mencatat materi pelajaran yang

dapat membantu dalam proses belajar siswa. Keberhasilan siswa

dalam mengikuti pelajaran banyak bergantung pada cara

mengikuti pelajarannya. Menurut Slameto, “belajar ialah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dan

lingkungannya”.18 Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa

setiap orang memiliki cara tersendiri untuk memperoleh

perubahan secara keseluruha, orang satu dengan lainnya tidak

dapat dipukul rata guna mendapatkan perubahan secaraa

keseluruhan.

3) Pembuatan jadwal dan catatan

Pembuatan jadwal dan catatan juga merupakan salah satu

indikator yang digunakan untuk menentukan pola belajar siswa.

Setiap siswa memiliki pola-pola tersendiri untuk memahami

18 Slameto, belajar dan faktor yang mempengaruhinya. (Jakarta;pt rineka cipta, 2003) hal. 2

Page 26: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

13

pembelajaran. Deskriptor yang digunakan untuk menentukan

indikator ini antara lain: mencatat jadwal pelajaran, membuat

jadwa belajar, disiplin melaksanakan jadwal tersebut, metode

yang digunakn dalam membuat catatan, dan membaca kembali

materi yang sudah dipelajari.

Jadwal adalah pembagian waktu utuk sejumlah kegiatan

yang dilaksanakan oleh seseorang setiap harinya. Jadwal

berpengaruh terhadap belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan

baik dan berhasil perlulah seseorang membuat jadwal.19

Pembuatan jadwal dan keterampilan mencatat adalah salah satu

kketerampilan yang dapat menunjang siswa dalam belajar,

mencatat menjadi aspek yang paling penting dalam proses belajar,

karena apabila siswa memiliki catatan yang baik maka siswa

tersebut akan terbantu dalam mengulang pelajaran, mengerjakan

latihan ataupun pekerjaan rumah yang diberikan guru di sekolah.

4) Mengerjakan tugas

Tugas merupakan suatu pekerjaan yang harus diselesaikan.

Pemberian tugas sebagai suatu metode atau cara mengajar

merupakan suatu pemberian pekerjaan oleh guru kepada siswa

untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Dengan pemberian

tugas tersebut siswa belajar mengerjakan tugas. Dalam

melaksanakan kegiatan belajar, siswa diharapkan memperoleh

suatu hasil yaitu perubahan tingkah laku sejalan dengan pendapat

slameto yang menyatakan prinsip belajar adalah ulangan dan

latihan. Hal itu berati , ada banyak bahan yang tersedia dengan

waktu kurang seimbang.

Agar bahan pelajaran selesai sesuai batas waktu yang

ditentukan, maka metode inilah yang biasanya digunakan”.

Metode pemberian tugas adalah suatu cara atau proses

pembelajaran bilamana guru memberi tugas tertentu dan murid

19 Ibid hal 82

Page 27: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

14

mengerjakannya, kemudian tugas tersebut

dipertanggungjawabkan kepada guru. Metode pemberian tugas

tidak sama dengan pekerjaan rumah (PR), tetapi jauh lebih luas

dari itu, karena pemberian tugas tersebut dapat dikerjakan di

dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium, di

perpustakaan, di rumah, atau dimana saja asal tugas itu dapat

dikerjakan atau diselesaikan. Dalam pelaksanaan metode

pemberian tugas ini, siswa dapat mengerjakan tugasnya tidak

hanya secara individu tetapi juga bisa dilakukan secara

berkelompok.

c. Macam Pola Belajar

Evita menyatakan bahwa. Secara umum pola belajar di

perguruan tinggi ada tiga macam, yakni 1) Belajar mandiri 2)

Belajar bersama 3) Belajar Institusional.20 Macam-macam pola

belajar menurut Sriyono dalam buku Rostiyah menyatakan bahwa

pola belajar diantaranya yakni 1) Belajar mandiri 2) Belajar

terbimbing oleh guru 3) Belajar kelompok 4) Belajar diskusi.21

Tentu masing-masing dari pola belajar tersebut memiliki

kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaannya, serta

disesuaikan oleh gaya belajar yang diminati oleh individu.

Berkaitan dengan pola belajar, hal ini berarti membicarakan

tentang komponen-komponen dasar dalam proses belajar secara

menyeluruh, model pembelajaran, dan jenis dan tingkah laku

kepemimpinan guru sebagai pribadi yang mengarahkan,

mengawasi dan mengatur pelaksanaannya.

Pembahasan terkait pola belajar, Glasser mengemukakan

ada 4 komponen pola belajar yaitu:

a) IO (Instructional Objectives) atau Tujuan Pengajaran.

b) EB (Entering / Entry Behavior) atau Pengenalan

20 Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, (Yogyakarta: Panduan,

2006), hal.12 21 Roestiyah, strategi belajar mengajar (Jakarta; rineka cipta; 2008) hal. 106

Page 28: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

15

Kemampuan Awal.

c) IP (Intructional Procedures) atau Proses

Mengajar/Pengajaran.

d) PA (Performance Assesment) atau Penilaian Terhadap

Capaian Tujuan Pengajaran.22

Pola belajar dapat dijadikan pertimbangan dasar dalam

menampilkan keterampilan-keterampilan mengajar secara tepat

termasuk pemilihan metode mengajar”. Namun demikian

pemilihan pola mengajar ini pun biasanya dilakukan atas

pertimbangan 1) Tujuan Pengajaran; 2) Karakteristik Bahan yang

Diajarkan; 3) Alokasi Waktu yang Tersedia; 4) Karakteristik

Siswa; 5) Kemampuan Guru.

Berdasarkan kutipan di atas dapat diketahui bahwa

pembelajaran sangat bergantung dari pola-pola belajar yang akan

diterapkan. Seorang individu harus dapat menyesuaikan pola

belajarnya sesuai dengan kepribadiannya. Seorang guru dalam

menghadapi peserta didiknya harus dapat membaca kebutuhan

siswanya, dan sesuai dalam memilih pola belajar yang sesuai

dalam kegiatan pembelajarannya. Berdasarkan penjelasan di atas,

dapat disimpulkan macam-macam pola belajar yakni:

a) Pola Belajar Mandiri

Pola belajar mandiri merupakan pola belajar yang dapat

dilakukan oleh setiap individu dimana saja, dalam suatu

kondisi apapun, dan kapanpun. Menurut wedemeyer dalam

buku model-model pembelajaran peserta didik yang belajar

mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar dengan

mempelajari pokok materi dengan membaca modul atau

melihat dan mengakses program e-learning.23 Pada pola

belajar mandiri, seorang individu harus melakukan aktivitas

22 A. Tabrani Rusyan dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya), hal 172-173 23 Rusman, model model pembelajaran (depok;raja grafindo, 2016) hal. 19

Page 29: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

16

perencanaan pembelajaran harus secara. mandiri yang

meliputi tujuan, target nilai, atau strategi belajar yang sesuai,

menentukan waktu belajar yang sesuai dengan kegiatan

lainnya.24Ada tiga hal yang perlu dilakukan dalam aktivitas

belajar mandiri, yakni :

(1) Menggaris bawahi hal yang penting sebagai key word

(kata kunci), sehingga dengan membaca kata kunci ini

saja kita sudah dapat memahami apa yang dimaksud

dengan kata tersebut secara pengembangannya.

(2) Membuat kesimpulan dari apa yang kita pelajari, kalimat

singkat yang mencerminkan ide utama atau bacaan

(3) Membuat outline atau mindmap ataupun kerangka

berpikir yang memudahkan untuk melihat, mengingat

seluruh yang kita pelajari.

Kelebihan dari pola belajar mandiri ini dapat

dilaksanakan dimanapun, kapanpun, dan dalam kondisi

apapun. Setiap individu dengan belajar mandiri dilatih untuk

dapat mengatur setiap pola belajarnya agar sesuai dengan

tujuan belajar.

Ridwan di dalam bukunya mengemukakan, bahwa salah

satu bentuk penunjang untuk belajar mandiri adalah dengan

menggunakan modul untuk memudahkan dalam belajar, atau

sebagai pemandu pola pikir dalam belajar karena modul ini

merupakan bahan ajar yang disusun secara sistematis,

operasional, dan terarah untuk digunakan peserta didik,

ataupun di kalangan mahasiswa juga sangat membantu.25

Kozma, belle, williams dalam buku model model

pembelajaran menyatkan bahwa belajar mandiri sebagai

usaha individu peserta didik yang bersifat otonomis untuk

24A. Tabrani Rusyan dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya), hal. 112 - 113 25 Ridwan Abdullah Sani, Inovasi Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015) hal. 183

Page 30: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

17

mencapai kompetensi akademis tertentu.26 Keterampilan

mencapai kemampuan akademis secara otonom ini bila sudah

menjadi milik peserta didik dapat diterapkan dalam berbagai

situasi dalam kehidupan sehari hari mereka.

b) Pola Belajar Terbimbing Tutor Sebaya

Pola belajar terbimbing oleh tutor sebaya juga biasa

disebut dengan peer tutoring merupakan pola belajar dengan

bantuan seorang peserta didik yang berkompeten untuk

mengajar peserta didik lainya terkait tugas yang diberikan

oleh guru baik dikerjakan di sekolah ataupun di rumah.

Peserta didik yang menjadi tutor ini bertugas sebagai

fasilitator yang berperan sebagai guru, mediator, teman

kerja, pelatih, atau role model. Pembelajaran tutor sebaya ini

merupakan kegiatan belajar yang berpusat pada peserta didik.

Pembelajaran ini akan sukses apabila terjadi timbal balik

antara teman sebaya yang secara bersama sama membuat

perencanaan dan memfasilitasi kegiatan belajar dan dapat

belajar dari kegiatan belajar bersama. Teman dalam proses

belajar sangat penting, kalau menghadapi kesulitan peserta

didik seringkali lebih berani bertanya pada teman daripada

guru atau instruktur.27

Pembelajaran ini biasanya sangat efektif dilakukan oleh

anak-anak yang mempunyai batas dengan guru, atau sulit

berkomunikasi dengan guru, karena dalam kegiatan belajar

dengan teman sebaya ini pembelajaran akan lebih hangat,

karena dibimbing oleh orang yang sudah dekat dengannya.

Tentu dalam belajar juga lebih mudah untuk diterima karena

biasanya seorang anak lebih mempunyai kedekatan dan lebih

santai dengan temannya sendiri. Akan tetapi terkadang di

26 Rusman, Model-Model Pembelajaran (Depok; raja grafindo, 2016) hal. 356 27 Ibid., hal.355

Page 31: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

18

tengah pembelajaran masih ada kesulitan yang belum bisa

diselesaikan oleh tutor sebaya ini yang nantinya juga masih

membutuhkan mediator dari guru.

Dalam pemilihan tutor sebaya juga diperlukan

pertimbangan- pertimbangan seperti memiliki kepandaian

yang lebih unggul dari teman-temanya, tidak tinggi hati, tidak

kejam atau keras hati terhadap sesama kawan, memiliki

kecakapan dalam menerima pelajaran, dan mempunyai

kreativitas dalam membimbing dan menerangkan materi

pelajaran kepada kawannya.

c) Pola Belajar Terbimbing Oleh Guru

Pola belajar terbimbing oleh guru merupakan satu

upaya yang dilakukan untuk memperhatikan adanya

perbedaan kemampuan dalam belajar, karena guru sebagai

pembimbing di dalam kelas maka harus mampu melihat

perbedaan-perbedaan individual sehingga guru dapat

meningkatkan hasil belajar siswa ataupun mahasiswa.

Bimbingan sendiri merupakan bantuan yang diberikan

kepada individu agar mandiri, dengan mempergunakan

berbagai bahan, interaksi, nasehat, dan gagasan, dalam

suasana asuhan, dan berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Berdasarkan uraian di atas pola belajar terbimbing oleh

guru juga dapat diartikan sebagai pola belajar yang berbentuk

institusional, dimana mahasiswa harus mengikuti kegiatan-

kegiatan yang teratur dan berstruktur yang telah diberikan

oleh guru atau dosen agar pelaksanaan pembelajaran dapat

terarah, yang perlu diperhatikan dalam belajar terbimbing

oleh guru ini dari persiapan, hingga akhir mengikuti ujian.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengikuti pola

belajar terbimbing oleh guru adalah :

(1) Mempersiapkan diri, menurut wasty soemanto seseorang

Page 32: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

19

baru dapat belajar tentang sesuatu apabila dalam dirinya

sudah terdapat kesiapan untuk mempelajari sesuatu.28

yakni meliputi kegiatan yang terdiri dari perolehan garis

besar dari pokok persoalan yang akan dibahas dan

persiapan peralatan yang diperlukan dalam Mencatat

bahan materi belajar

(2) Mencerna hasil belajar, kegiatan ini berupa membaca

atau mengulang kembali catatan yang dibuat.

Keuntungan dari membaca kembali materi pembelajaran

adalah dapat melengkapi yang kurang, dapat memahami

yang kurang jelas, dapat meresapi pembelajaran, dan

dapat menambah penguasaan bahan.

d) Pola Belajar Kelompok/Diskusi

Pola belajar kelompok didasari bahwa manusia

merupakan sejenis homo socius, yakni makhluk yang

berkecenderungan untuk hidup bersama.29

Beberapa hal yang butuh dilakukan belajar kelompok

atau diskusi agar berhasil yakni dalam belajar mahasiswa

harus memiliki keterampilan berkomunikasi, karena dalam

belajar diskusi ada dua peran yang harus dilakukan, yaitu

sebagai pembicara dan juga sebagai pendengar. Peran ini

dapat dilakukan secara bergantian antara anggota kelompok

yang belajar bersama. Hal ini perlu diperhatikan jangan

sampai ada hanya satu orang saja yang mendominasi

kelompok untuk berbicara. Bahan aja menurut arif s sadiman

segala macam sumber belajar yang ada diluar seseorang dan

yang memungkinkan terjadinya proses belajar disebut sumber

belajar.30

Menurut Mc Donal, mahasiswa yang belajar

28 M Syarif Soemantri, strategi pembelajaran, (Depok: Raja Grafindo, 2015) hal. 189 29 S Bahri dan Aswa Zain, Strategi Belaja Mengajar (Jakarta; Rineka Cipta, 2010) hal.55 30 Ahmad Rohani, Pengeolaan Pengajaran. (Jakarta; Rineka Cipta. 2010) Hal. 186

Page 33: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

20

berkelompok dapat mengingat lebih lama materi-materi yang

dipelajari daripada mahasiswa yang tidak belajar bersama.31

Bagian yang menarik adalah bahwa anggota kelompok yang

menerangkan dan menjelaskan justru dapat mempelajari lebih

banyak dari pada yang mendengarkan saja. Hal ini satu

keuntungan yang didapat dari belajar secara berkelompok.

c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Mahasiswa yang bekerja memiliki tingkat lelah yang lebih tinggi

dikarenakan padatnya jadwal aktivitas kuliah dan bekerja

dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja, pada saat jam kuliah

berlangsung mereka menjadi kurang fokus dan kurang memperhatikan

penjelasan dosen. Ada beberapa dari mahasiswa yang lebih fokus

kepada kerja dibandingkan kuliah sehingga ketika jam kuliah

berlangsung mereka sering tidak hadir, hal ini dapat mengganggu

capaian pendidikannya. 32

Keberhasilan dalam belajar sangat penting dipengaruhi oleh

berfungsinya secara integratif dari setiap faktor pendukungnya.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara

lain33:

1) Peserta didik dengan jumlah latar belakangnya, yang mencakup:

a) Tingkat kecerdasan (intellegent quotien);

b) Bakat (aptitude);

c) Sikap (atittude);

d) Minat (interest);

e) Motivasi (motivation);

f) Keyakinan (belief);

g) Kesadaran (consciounsness);

h) Kedisiplinan (discipline);

31 Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, hal. 114 32 Fitria dan zulfan, hubungan kerja part-time dengan capaian pendidikan, hal. 275-276 33 Nanang Hanafiah dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT Refika Aditama,

2012).

Page 34: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

21

i) Tanggung jawab (responsibility).

2) Pengajar yang professional memiliki kompetensi sebagai tenaga

kependidikan yakni kompetensi pedagogik, sosial, personal,

professional, serta kualifikasi pendidikan yang memadai dan

kesejahteraan yang memadai. Oemar malik dalam buku model-

model pembelajaran mengungkapkan bahwa guru profesional

merupakan orang- orang yang telah menempuh program

pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat

ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada

kelas-kelas besar.34

3) Atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang

dimanifestasikan dengan adanya komunikasi timbal balik dan

multi arah (multiple communication) secara aktif, kreatif, inovatif,

dan menyenangkan.

4) Sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran,

sehingga peserta didik merasa betah dan bergairah (enthuse)

untuk belajar.

5) Kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, khusus mengenai

perubahan perilaku (behavior change) peserta didik secara

integral, baik yang berkiatan dengan kognitif, afektif, maupun

psikomotor. Tujuan kurikulum adalah tujuan dari setiap program

pendidikan yang akan diberikan pada peserta didik.35

6) Lingkungan agama, sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu sosial,

dan teknologi, serta lingkungan alam sekitar, yang mendukung

terlaksananya proses pemblajaran secara aktif, kreatif, efektif,

inovatif, dan menyenangkan. Lingkungan ini merupakan faktor

peluang (opportunity) untuk terjadinya belajar konstekstual

(constextual leraning).

7) Pembiayaan yang memadai, baik biaya rutin (recurrent budget)

34Rusman, model model pembelajaran (Depok; Raja Grafindo, 2016) hal. 19 35 Nana sudjana, pembinaan dan pengembangan kurikulum disekolah. (Bandung: Sinar

baru.2002) hal.21

Page 35: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

22

maupun biaya pembangunan (capital budget) yang datangnya dari

pihak pemerintah, orang tua, dan stakeholder lainnya. Sekolah

mampu melangkah maju dari sebagai pengguna dana (cost)

menjadi penggali dana (revenue).

d. Masalah dalam Belajar

Masalah dalam tentu dapat terjadi dari siswa ataupun dari

pendidik yang berperan sebagai pemandu dalam belajar. mahasiswa

yang bekerja part-time seperti berkurangnya waktu belajar, sosialisasi

dengan teman, dan waktu istirahatnya, sehingga dampak negatif yang

ditimbulkan akhirnya akan dapat mempengaruhi aktivitas belajar

mahasiswa dan prestasi akademik mahasiswa itu sendiri.36 Waktu

belajar di sini pengaruhnya terhadap mahasiswa melakukan kerja part-

time adalah tersitanya waktu yang seharusnya untuk belajar digunakan

untuk hal lain sehingga dapat mengganggu aktivitas belajar

mahasiswa itu sendiri, dapat dilihat dari kemungkinan banyak

mahasiswa yang lalai dalam mengerjakan tugas-tugas kuliahnya, tidak

konsentrasinya mahasiswa pada saat kegiatan belajar-mengajar, dan

lain sebagainya. Dan dikhawatirkan, mahasiswa malah keasikan

bekerja sehingga mengenyampingkan kuliah, kuliahnya menjadi

terbengkalai, atau bahkan drop-out karena kemungkinan kurangnya

motivasi untuk menyelesaikan studi dan hasil belajar mengalami

penurunan atau merasa pekerjaan yang dijalaninya sudah cukup untuk

bekal mereka hidup.

Dimensi guru, masalah belajar dapat ditemui sebelum kegiatan

belajar, selama proses dan evaluasi hasil belajar. Peran siwa juga hal

terpenting di sini yakni masalah yang berkaitan dari dimensi siswa,

masalah-masalah belajar yang dapat muncul sebelum kegiatan belajar

dapat berhubungan dengan karakteristik ataupun ciri siswa, berkenaan

minat, kecakapan, maupun pengalaman. Selama proses belajar pula,

36 Elma mardelina dan ali muhson, mahasiswa pekerja dan dampaknya pada aktivitas

belajar dan prestasi akademik. hal 203

Page 36: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

23

masalah seringkali berkaitan dengan sikap terhadap belajar, motivasi,

konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, menyimpan pesan,

menggali kembali pesan yang telah disimpan, unjuk hasil belajar.

Sesudah belajar, terkadang juga masih ada saja masalah yang ditemui

misalkan saja penerapan prestasi atau keterampilan yang sudah

diperoleh melalui proses belajar sebelumnya. Masalah-masalah

tersebut muncul dari siswa karena terdapat berbagai faktor,

diantaranya faktor internal dalam diri siswa ataupun faktor eksternal,

dari luar diri siswa atau sebagai pendukung siswa.37

Beberapa hal berikut merupakan faktor internal yang

mempengaruhi belajar oleh siswa :

1) Ciri Khas/Karakteristik Siswa

Masalah siswa berkaitan dengan masalah fisik tentu akan

sangat mudah dipahami oleh guru dibandingkan masalah yang

berkaitan dengan mental atau emosional. Padahal selama ini

justru masalah yang berkaitan emosional lah yang banyak

menjadi permasalahan intern yang dihadapi oleh siswa. Masalah-

masalah belajar pada umumnya berkenaan dengan minat,

kecakapan dan pengalaman.

Uraian di atas dapat diilustrasikan misalkan saja, siswa yang

memiliki minat yang tinggi untuk belajar, maka ia berupaya

mempersiapkan kegiatan pembelajarannya secara maksimal

dengan mencatat pelajaran, mempersiapkan buku, alat tulis yang

diperlukan untuk menunjang belajar. Hal ini akan terjadi

sebaliknya kepada siswa yang kurang memiliki minat terhadap

belajar. Demikian pula pengalaman siswa juga akan menentukan

muncul atau tidaknya masalah belajar sebelum kegiatan dimulai.

Siswa yang memiliki pengalaman yang baik yang

mendukung materi pelajaran yang akan dipelajari, tidak memiliki

banyak masalah sebelum belajar dan dalam proses pembelajaran.

37 Aunurrahman, Belajar dan Pembeljaran, ( Bandung: Alfabeta, 2009), hal.177

Page 37: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

24

Hal yang sebaliknya terjadi pada siswa yang tidak memiliki

pengalaman terkait dengan mata pelajaran yang akan dipelajari.

Hal ini akan berdampak pada siswa dalam menerima

pembelajaran dalam hal kesiapannya.

2) Sikap Terhadap Belajar

Sikap adalah kecenderungan seseorang untuk berbuat. Sikap

dapat tercermin melalui tindakanya. Sikap juga merupakan

kemampuan memberikan penilaian tentang sesuatu. Penilaian

terhadap sesuatu itu yang nantinya mengakibatkan terjadinya

sikap menerima, menolak, atau mengabaikan.38 Menurut samuel

A. Cypert ada dua kesempatan dalam hidup seseorang, dimana

seseorang sangat membutuhkan disiplin diri untuk

menyelamatkan kehancuran. Pertama, ketika seseorang

mengalami kegagalan atau kekalahan. Kedua, saat seseorang

sudah berada pada jenjang kesuksesan lebih tinggi.39

Uraian di atas dapat diilustrasikan misalnya ketika siswa

memperoleh kesempatan belajar, tentu berbagai respon yang

dapat diberikan, dapat menolak, menerima, ataupun mengabaikan

kesempatan belajar tersebut. Berbagai respon inilah yang nantinya

dapat berpengaruh dalam perkembangan kepribadian. Oleh karena

itu, ada baiknya siswa mempertimbangkan masak-masak akibat

sikapnya terhadap belajar.

3) Motivasi Belajar

Menurut Mc Donald motivasi adalah perubahan energi

dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan

didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.40 Motivasi

belajar dimaksudkan segala sesuatu yang ditujukan untuk

mendorong dan memberikan semangat kepada seseorang yang

38 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta:Rineka Cipta, 2002), hal. 239. 39 Martinis Yasmin dan maisah, orientasi baru ilmu pendidikan. (Ciputat; Referensi. 2012)

hal 51 40 Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo,2011) hal. 73

Page 38: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

25

melakukan kegiatan belajar agar menjadi lebih giat lagi dalam

belajarnya untuk memperoleh prestasi yang lebih baik lagi.41

Motivasi belajar pada siswa dapat mengalami naik turun.

Turunnya motivasi belajar pada siswa akan melemahkan motivasi

belajarnya. Mutu belajar akan membaik apabila motivasi

belajarnya juga naik atau tinggi. Oleh karena itu, motivasi belajar

pada diri siswa harus diperkuat terus menerus, agar memiliki

motivasi belajar yang kuat dan hal ini dapat diraih apabila

pembelajaran yang tercipta juga menyenangkan.

4) Konsentrasi belajar

Konsentrasi belajar merupakan kemampuan memusatkan

perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju

pada isi bahan belajar maupun proses memperolehnya. Kesulitan

berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang

dihadapi siswa, hal ini akan menjadi kendala siswa dalam belajar.

Siswa agar dapat berkonsentrasi dalam belajar tentu memerlukan

waktu yang cukup lama, sebagaimana yang dikutip oleh Dimyati,

Rooijakker mengatakan kekuatan perhatian selama tiga puluh

menit menurun, ia menyarankan agar guru memberikan istirahat

selingan beberapa menit dalam belajar.

5) Mengolah Bahan Belajar

Mengolah bahan belajar merupakan kemampuan siswa

untuk menerima isi dan cara pemerolehan ajaran sehingga

menjadi bermakna. Cara pemerolehan belajar berupa cara belajar

sesuatu. Kemampuan siswa mengolah bahan tersebut menjadi

semakin baik, bila siswa berpeluang aktif belajar. Guru pada

tempatnya menggunakan pendekatan-pendekatan keterampilan

proses, inkuiri, ataupun laboratory.42

41 Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, hal. 180 42 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, hal. 239.

Page 39: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

26

6) Menggali Hasil Belajar

Menggali hasil belajar merupakan proses mengaktifkan

kembali pesan yang telah diterima. Berasal dari pesan baru, maka

siswa akan memeperkuat pesan dengan cara mempelajari kembali

atau mengaitkan dengan bahan lama. Sedangkan dari pesan lama,

maka siswa akan memanggil atau membangkitkan pesan dan

pengalaman lama untuk suatu unjuk hasil belajar. Gangguan

dalam hal ini, dapat bersmber dari kesukaran penerimaan,

pengolahan, dan penyimpanan.

7) Rasa Percaya Diri

Rasa percaya diri merupakan salah satu kondisi psikologis

seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental

dalam proses pembelajaran. Sudut pandang perkembangan, rasa

percaya diri muncul dengan sehat apabila ada pengakuan dari

lingkungannya. Mendidik dengan memberikan penghargaan dan

pujian jauh lebih baik dari pada mendidik dengan cemooh dan

mencela, dari hal ini akan menimbulkan rasa percaya diri yang

tinggi terhadap anak.

8) Kebiasaan Belajar

Kebiasaan belajar merupakan perilaku belajar seseorang

yang telah tertanam dalam waktu yang relatif lama sehingga

memberikan ciri dalam aktivitas belajarnya. Hal ini disebabkan

karena kurangnya pemahaman siswa tentang arti belajar bagi

dirinya sendiri. Hal ini tentu dapat diatasi dengan cara pembinaan

disiplin membelajarkan diri.

Selain faktor internal, juga terdapat faktor eksternal yang

bersumber dari pendidik atau dari lingkungan belajar siswa Namun

hal ini yang menjadi kunci keberhasilan belajar yang utama yakni

faktor yang ada di dalam siswa.

Slameto menambahkan bahwa faktor eksternal dalam belajar

tidak hanya berasal dari sekolah saja sebagaimana disebut di atas,

Page 40: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

27

tetapi juga berasal dari keluarga dan masyarakat.43 Berikut uraian

faktor dari keluarga dan masyarakat :

1) Keluarga

Keluarga merupakan keluarga inti, menurut w.j.s

poerwadarminta keluarga merupakan unit terkecil yang berada

seisi rumah, yang sekurang kurangnya suami istri44. Keluarga ini

dan bahwa melalui keluarga pendidikan pertama diterima oleh

setiap individu. Siswa dalam belajar akan menerima pengaruh

dari keluarga dapat berupa cara orang tua mendidik anak,

relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, pengertian orang

tua, dan keadaan ekonomi keluarga.

2) Masyarakat

Masyarakat juga dapat berpengaruh terhadap belajar siswa.

Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa di masyarakat.

Semua hal tersebut sangat berpengaruh terhadap belajar siswa dan

perkembangannya dalam belajar.

e. Cara Mengatasi Hambatan Belajar

Berbagai permasalahan dalam belajar sering sekali muncul baik

muncul dari internal ataupun eksternal. Pembelajaran yang efektif ini

dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang

diharapkan sesuai dengan tujuan yabg ingin dicapai. Upaya

meningkatkan cara belajar yang lebih efektif, perlu memperhatikan

beberapa hal berikut :

1) Kondisi internal, merupakan kondisi yang berasal dari dalam diri

siswa, hal tersebut dapat berupa kesehatan, keamanan,

ketentraman, kebutuhan status, kebutuhan estetik, dan kebutuhan

kebersamaan.

2) Kondisi eksternal, merupakan kondisi yang berada diluar diri

manusia. Hal ini berkaitan dengan kondisi lingkungan belajar.

43 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003),

hal. 60-63 44 Syaukani, titik temu dalam dunia pendidikan. (Jakarta; nuasa madani, 2002) hal. 128

Page 41: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

28

Misalkan saja dapat berupa ruang belajar, fasilitas belajar, dan

suasana belajar.

3) Strategi belajar, merupakan kesesuaian dirinya menggunakan

strategi belajar apa yang sesuai dengan dirinya. Setiap siswa harus

mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam strategi yang sesuai

dengan dirinya.

2. Kerja part-time

a. Pengertian kerja part-time

Kerja adalah cara untuk menghasilkan uang dan meningkatkan

kesejahteraan, jadi orang bekerja bukan hanya sekedar mendapatkan

uang tetapi juga bagian dari kehidupan sosial, penerimaan,

penghargaan, dan sebagainya yang dapat meningkatkan produktifitas

mereka.45

Part-time berasal dari bahasa inggris yaitu part yang berarti

paruh atau separuh dan time berarti waktu. Menurut nariswari galih

kerja part-time adalah kerja sampingan yang dimana jam kerjanya

dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjanya. Disejumlah negara,

banyak pekerja musiman yang hanya bekerja paruh waktu sesuai

dengan musim yang sedang terjadi dalam waktu tiga jam.46

UU NO.12 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan sendiri ridak

membedakan antara pekerja penuh, pekerja paruh waktu, pekerja

sementara maupun pengganti. Pekerja atau buruh di indonesia

menurut UU No. 13 tahun 2003 adalah setiap orang yang bekerja

dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. Dalam UU

No. 13 Tahun 2013 pasal 77 dan 85 disebutkan bahwa ketentuan jam

kerja adalah selama 40 jam dalam satu minggu. Pekerja paruh waktu

(part-time worker) adalah seseorang yang bekerja hanya dalam

sebagian waktu tertentu dari kerja normal. Berdasarkan Badan Pusat

45 Lina Aprilia dkk, faktor-faktor yang mendorong mahasiswa fakutas keguruan dan ilmu

pendidikan bekerja 46 Wirawan, Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia, (Jakarta: RajaGrafindo

Indonesia, 2015), h. 88.

Page 42: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

29

Statistik yang dimaksud dengan kerja paruh waktu (part time) adalah

kerja dibawah jam normal (kurang dari 35 jam seminggu).

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui pengertian kerja part-

time adalah pekerjaan yang memiliki setengah dari jam kerja normal

atau full time (kurang dari 35 jam seminggu). Kerja part-time tidak

terbatas pada jam kerja saja. Pekerjaan part-time umumnya bersifat

temporary (sementara) untuk periode tertentu yang ditetapkan

perusahaan.

b. Macam-macam Kerja Part-Time

Hampir semua pekerjaan dapat memiliki jalur part-time. Berikut

beberapa pekerjaan part-time, antara lain:

1) Pengajar Bimbingan Belajar Privat

Dari pengamatan peneliti, banyak peneliti jumpai

mahasiswa-mahasiswa yang memberikan bimbingan belajar

privat. Tentunya memang pekerjaan sampingan ini memberikan

peluang yang cukup tinggi karena banyak sekali pelajar-pelajar

SMP maupun SMA yang memerlukan bantuan dalam belajar.

Dan tentu saja honor per-jam-nya cukup tinggi.

Bisa dibayangkan bila dalam seminggu mahasiswa

mempunyai banyak jam bimbingan, maka penghasilan mahasiswa

akan cukup banyak. Beberapa jenis pelajaran yang banyak

memerlukan bimbingan mulai dari pelajaran sekolah seperti

matematika, fisika, kimia sampai mengaji.

Menjadi pengajar bimbingan belajar privat tidak hanya

mendapat kepuasan karena memperoleh penghasilan, tapi juga

puas karena bisa memanfaatkan ilmu. Profesi ini tidak

membutuhkan modal apapun. Asalkan mampu menguasai betul

materi yang akan dipelajari nantinya bersama anak-anak didik

yang ada. Jenis pekerjaan ini diusahakan yang mempunyai

potensi di wilayah akademik. Terutama supaya tidak malu

sewaktu berhadapan dengan anak-anak, ketika bingung dengan

Page 43: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

30

pertanyaan yang diajukan. Kebanyakan mahasiswa yang

bergabung di ranah ini dari jurusan pendidikan.

Motivasi yang dijadikan dalam pekerjaan ini adalah untuk

berbagi ilmu, agar senantiasa di jalan yang istiqomah.

Kemampuan di bidang MIPA bisa dijadikan untuk mengajar anak

SMA yang membutuhkan jasa pengajar. Kemampuan berbahasa

asing juga sangatlah berguna di tempat kursus bahasa asing

maupun menjadi pengajar bimbingan belajar privat bagi anak-

anak sekolah. Menjadi pengajar bimbingan belajar privat haruslah

mempunyai keuletan dan kesabaran yang ekstra. Ketika mampu

berbagi ilmu dengan peserta didik, pastilah akan merasakan

kepuasan yang tak ternilai harganya.

Manfaat pengajar bimbingan belajar privat lain yaitu untuk

melatih diri di dunia pendidikan terutama dalam menghadapi

beragam jenis peserta didik. Seperti menurut Abu Ahmad bahwa

peserta didik memiliki perbedaan dan juga memiliki persamaan.47

Demikian, menjadikan mahasiswa terutama yang dari jurusan

pendidikan, menjadi lebih terlatih dalam menghadapi dunia kerja

yang sesungguhnya.

2) Penjaga (Operator) Warnet

Di sekitar kampus, biasanya terdapat banyak bertebaran

warnet (Warung Internet). Warung Internet membantu mahasiswa

yang tidak memiliki laptop atau jaringan internet untuk

mengerjakan tugas. Mayoritas yang terjadi, para mahasiswa yang

jadi penjaga warnet adalah mereka yang dulunya atau

sekarangnya dari jurusan IT dan mahasiswa yang berdomisili di

area kampus. Mahasiswa dapat memanfaatkan waktu senggang

saat jaga shift di warnet dengan kegiatan-kegiatan produktif.

Keuntungannya selain mendapat ongkos bayaran, tugas-

tugas kuliah bisa dijamin terselesaikan tanpa menghabiskan uang.

47 S. Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), h. 49.

Page 44: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

31

Karena dirinya sendiri yang jaga warnet, jadi tak perlu lagi

mendatangi warnet atau membeli pulsa modem buat mengerjakan

tugas kuliah. Mahasiswa bisa memanfaatkannya dengan belajar

materi kuliah, mencari paper jurnal online yang berkaitan dengan

disiplin ilmu yang di pelajari di perkuliahan, menambah

pengetahuan di bidang lain, menulis blog, dan lain sebagainya.

Kendala yang disayangkan yaitu, kewalahan dalam mengatur

waktu karena jam kerja menjaga warnet harus shif-shift an. Jadi

tidak jarang kalau mahasiswa penjaga warnet sering tertidur pada

jam kuliah berlangsung.

3) Penulis

Di era yang serba digital, apapun bisa dilakukan dan didapat

dalam genggaman tangan. Itulah mengapa website atau blog

mulai bermunculan untuk bersaing mendapatkan pembaca dari

penghasilan pasifnya. Banyak di antara mereka yang kadang tidak

sempat menulis, akhirnya mereka menawarkan jasa menulis

artikel untuk website atau blog dengan bayaran tertentu.

Menjadi penulis paruh waktu yang bisa menulis artikel,

opini ataupun cerpen dari kos atau rumah sangatlah bermanfaat.

Menjadi seorang penulis lepas tidak menyita banyak waktu kuliah

maupun belajar, justru mendorong prestasi akademik.

4) Fotografer

Foto bagus yang menjadi kebutuhan mendesak,

menciptakan peluang besar bagi yang mempunyai skill fotografer.

Peluang untuk menjadi fotografer yang sekaligus mampu menjual

stok fotonya. Memiliki hobi fotografi juga mengantarkan pada

sebuah pekerjaan. Sering hunting foto, bisa menjual hasil fotonya

di kalangan media serta pihak yang membutuhkannya. Semua itu

merupakan suatu kebanggaan tersendiri. Adapun kendala dari

profesi ini yaitu, mahalnya harga sebuah kamera dan juga melihat

kemampuan fotografer yang tidak mudah.

Page 45: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

32

Semakin banyaknya orang yang membutuhkan jasa

fotografer, semakin mendesak pula kebutuhan foto saat ini.

Sebuah peluang lumayan bagi usaha seorang mahasiswa.

Penghasilan nominal dari sebuah pemotretan terbilang tinggi bagi

seukuran mahasiswa. Bekerja sebagai fotografer, juga dapat untuk

mengembangkan kemampuan dalam bidang fotogarafi.

5) Bisnis Pulsa Elektrik

Kebutuhan pulsa semakin hari menjadi sangat tinggi,

menjadikan bisnis jual pulsa sebagai alternatif membuka peluang

Sekarang ini, sudah banyak rumah yang memasang materan

listrik prabayar yang membutuhkan token untuk mengalirkan

listrik. Ini adalah salah satu jenis bisnis dengan modal yang

sedikit namun menguntungkan. Caranya cukup dengan

menyetorkan uang seperlunya, maka akan langsung bisa menjual

pulsa dari hp secara langsung.

6) Jasa Servis

Semakin banyaknya jenis-jenis barang elektronik, dan

mayoritas orang pasti memilikinya. Baik handphone, laptop,

radio, televisi dan lain-lain nantinya juga akan membutuhkan

layanan perbaikan. Hal inilah yang menjadi peluang bagi mereka

yang mampu di bidang elektronik, sedang penggunanya sendiri

tidak mengerti cara memperbaikinya. Instalasi perangkat lunak

merupakan salah satu kebutuhan bagi orang awam di ranah

perawatan komputer. Usaha ini merupakan suatu hal yang

menguntungkan karena tidak membutuhkan banyak peralatan tapi

keahlian dalam setting elektronik. Servis ponsel juga salah satu

usaha yang dibutuhkan banyak orang. Peluang ini dimanfaatkan

menjadi ladang usaha bagi para mahasiswa yang mencari kerja

sampingan. Kebutuhan teknisi canggih saat ini semakin tinggi,

terutama di kalangan para anak muda saat ini. Jasa seperti ini

tidak hanya ditawarkan lewat mulut saja, tapi secara online juga

Page 46: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

33

perlu dilakukan. Saat ini yang menjadi catatan penting yaitu

sebisa mungkin memanfaatkan peluang dan kesempatan yang ada

di sekitar.20

7) Driver Ojek Online

Ojek online memang sedang benar-benar naik daun

sekarang. Ojek online mulai populer di awal tahun 2015 lalu, saat

dimana Gojek mulai merilis aplikasi mobile Android dan iOSnya.

Gojek menjadi pelopor di Indonesia. Dan gojek adalah

perusahaan yang memang asli dalam negeri. Dimana fokus gojek

emang untuk pasar Indonesia, seperti yang kita tahu Gojek sudah

hadir di berbagai kota-kota besar di Indonesia misalkan Jakarta,

Bali, Yogyakarta, dan Surabaya

Mengapa jadi driver Gojek bisa jadi pilihan? Karena

mahasiswa bisa jadi driver kapanpun dia mau, jadi kemungkinan

besar tidak akan mengganggu waktu kuliah kamu dan tidak perlu

menunggu

c. Faktor-faktor Mahasiswa Kerja Part-Time

Abraham Maslow (1951) dengan Teori Motivasinya

mengemukakan lima keperluan yang menyebabkan mengapa manusia

perlu bekerja, yaitu :48

1) Keperluan asas

2) Keperluan keselamatan

3) Keperluan sosial dan kasih sayang

4) Keperluan penghargaan diri

5) Keperluan kesempurnaan diri

Beberapa faktor yang mendorong mahasiswa untuk kerja part-

time (paruh waktu) antara lain:

1) Untuk Mendapatkan uang

Faktor ini bisa dibilang peringkat paling tinggi. Mahasiswa

membutuhkan uang untuk membayar atau membeli kebutuhannya

48 Rusli Bin Ahmad, Penilaian Prestasi Berkesan, (Sarawak: InfoGrafik Press, 2013), h. 4.

Page 47: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

34

seperti makanan, pakaian, peralatan tulis, sampai membayar UKT

(Uang Kuliah Tunggal) pada setiap semester. Mahasiswa juga

ingin uang dapat membuat hidup menjadi lebih baik dan lebih

nyaman, misalnya untuk kendaraan, rekreasi atau untuk beramal.

Karena alasan tersebutlah banyak mahasiswa bekerjapart-time.

2) Menambah Pengalaman

Dengan kegiatan atau pekerjaan diluar perkuliahan,

mahasiswa dapat berkembang dan mendapatkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang bermanfaat

bagi individunya.

3) Mempraktekkan ilmu yang pernah didapat

Seseorang dapat mengembangkan dan mempraktekkan

teori-teori yang pernah didapatkannya dibangku sekolah pada

kehidupan melalui banyak kegiatan. Salah satunya adalah bekerja

part-time. Mahasiswa telah menerima banyak ilmu ketika

dibangku perkuliahan, kemudian diaplikasikan pada kegiatan

yang dilakukan. Selain mengembangkan dan mempraktekkan

ilmu yang pernah didapatkan, bekerja part-time juga mampu

menambah soft-skill dan ilmu pengetahuan baru.

4) Mencari teman baru

Dengan bekerja part-time, mahasiswa mendapatkan teman

baru di lingkungan yang baru. ketika bertemu dengan orang baru,

mahasiswa akan mendapatkan banyak cerita dan pengalaman

diluar bangku perkuliahan yang dapat menyebabkan wawasan

mahasiswa bertambah luas dan bertambah pula relasi. Hal ini

menguntungkan, sebab memudahkan untuk mencari lapangan

pekerjaan setelah mahasiswa tersebut lulus dari universitas.

B. Penelitian yang Relevan

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang dikaji penulis dalam hal ini

adalah sebagai berikut:

Page 48: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

35

1. Jurnal Tarbawi STAI AL Fithrah, Debriana Dwi Wibawa Restu dengan

judul ”Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-time: Studi Terhadap

Mahasiswa Jurusan PAI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta”. Penelitian ini

memaparkan bahwa pola belajar merupakan objek penting yang harus

diperhatikan, teruntuk mahasiswa pekerja yang harus membagi waktunya

belajar dan bekerja. Karena tentunya menjadi permasalahan utama yaitu

terkait membagi waktu untuk belajar dan bekerja. Fokus pada penelitian

ini adalah mengkaji pola belajar apa yang sering digunakan mahasiswa

pekerja jurusan PAI UIN JOGJA, serta hambatan dan solusi dalam

belajar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan metode

pengumpulan data wawancara mendalam,observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini bahwa upaya yang telah dilakukan oleh mahasiswa

pekerja dapat dikatakan berhasil dengan perolehan IPK rata-rata

mencapai 3,5.

Tabel 2.1

Jurnal Debrina Dwi Wibawa Restu

Nama

Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan dan

Perbedaan

Debriana Dwi

Wibawa Restu

”Pola Belajar

Mahasiswa Pekerja

Part-time: Studi

Terhadap Mahasiswa

Jurusan PAI UIN

Sunan Kalijaga

Yogyakarta””

Dari delapan

mahasiswa pekerja,

tujuh diantaranya

memeiliki pola belajar

yang sama yaitu

mandiri.

Persamaan dalam

peneliti saya

peneliti ini sama

sama mengkaji

pola belajar hanya

saja berbeda pada

objek penelitiannya

2. Skripsi Nur Lailatul Azizah Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN sunan

ampel surabaya dengan judul “pengaruh kerja part-time terhadap

prestasi akademik dan non akademik mahasiswa program studi

pendidikan agama islam angkatan 2014 fakultas tarbiyah dan keguruan”

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan

metode kuantitatif dan teknik analisis regresi linear sederhana. Fokus

penelitian pada tiga hal 1). Bagaimana implementasi kerja part-time

Page 49: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

36

mahasiswa? 2). Bagaimana prestasi akademik dan non akademik

mahasiswa ? 3). Pengaruh kerja part-time terhadap prestasi akademik dan

non akademik. Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi kerja

part-time menunujukan hasil baik dengan presentasi 90% . prestasi

akademik dan non akademik cukup dengan presentasi 65% dan terdapat

pengaruh yang kurang pada kedua variabel yaitu bekerja part-time

terhadap prestasi akademik terbukti dengan hasil regresi linear sederhana.

Tabel 2.2

Skripsi Nur Lailatul Azizah

Nama

Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan dan

Perbedaan

Nur Lailatul

Azizah

“pengaruh kerja

part-time terhadap

prestasi akademik

dan non akademik

mahasiswa

program studi

pendidikan agama

islam angkatan

2014 fakultas

tarbiyah dan

keguruan”

Hasil penelitian

menunjukan bahwa

implementasi kerja part-

time menunujukan hasil

baik dengan presentasi 90%

. prestasi akademik dan non

akademik cukup dengan

presentasi 65% dan terdapat

pengaruh yang kurang pada

kedua variabel yaitu bekerja

part-time terhadap prestasi

akademik terbukti dengan

hasil regresi linear

sederhana

Penelitian dengan

persamaan variabel

pertama yaitu

mahasiswa pekerja

part-time, perbedaan

penelitian ini terdapat

pada variabel

lanjutannya dan juga

metode penelitiannya

dengan kualitatif

3. Jurnal Penelitian Dr. Ardianto, M.Pd, Nur Halimah, M.Hum, Wahyu Eka

Susilowati, S.Pd dengan judul “pola belajar mahasiswa pekerja part-

time (studi pada mahasiswa program studi pendidikan agama islam IAIN

Manado”. Penelitian ini menggunakan penelitian etnografi dengan jenis

penelitian kualitatif, dimana penulis memaparkan pola belajar, sehingga

hasilnya dibedakan atau dibandingkan. Dengan menggunakan metode

pengumpulan data observasi, wawancara dan dokumentasi kemudian

dianalisis. Hasil penelitian ini yang dilakukan dengan delapan responden

Page 50: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

37

pola belajar yang paling banyak digunakan adalah pola belajar bersama

atau kelompok. Dan juga problematika yang terjadi adalah kelelahan dan

tertundanya pekerjaan rumah dan tugas tugas perkuliahan, disamping itu

pekerjaan part-time memberi dampak positif bagi mahasiswa diantaranya

menambah pengalaman, terlatih dan mengatur waktu.

Tabel 2.2

Jurnal Dr. Ardianto, M.Pd, Nur Halimah, M.Hum, Wahyu Eka

Susilowati, S.Pd

Nama

Penelitian Judul Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan dan

Perbedaan

Dr. Ardianto,

M.Pd,

Nur Halimah,

M.Hum,

Wahyu Eka

Susilowati,

S.Pd

“pola belajar

mahasiswa

pekerja part-time

(studi pada

mahasiswa

program studi

pendidikan

agama islam

IAIN Manado”

pola belajar yang paling

banyak digunakan adalah

pola belajar bersma atau

kelompok dan belajar

mandiri. Karena dinilai

lebih efektif dalam

proses dan efisiensi

waktu. Namun terjadi

juga beberapa

problematika yang ada

seperti kelelahan dan

tertundanya tugas tugas

perkuliahan namun

disamping itu pekerjaan

part-time dinilai

berdampak positif

terhadap responden

Persamaan pada

variable pola belajar

dan perbedaan pada

objek penelitian

terkait

Page 51: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

38

C. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan serangkaian konsep dan kejelasan

hubungan antar konsep tersebut yang dirumuskan oleh peneliti berdasar

tinjauan pustaka, dengan meninjau teori yang disusun dan hasil-hasil

penelitian yang terdahulu yang terkait. Kerangka pikir ini digunakan sebagai

dasar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diangkat. Atau,

bisa diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka logis

(construct logic) atau kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab

penyebab terjadinya masalah. Adapun kerangka berpikir pada penelitian ini

terlihat pada bagang sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Pola belajar mahasiswa

pekerja part-time

Mahasiswa aktif Pekerjaan part-time

Faktor yang mempengaruhi

belajar

Pola belajar

Page 52: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di gedung PPG UIN Jakarta Jl. Raya Parung

Ciputat, Bojongsari Baru, Kec. Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat 16516

pada tahun 2020. Waktu penelitian dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1

Waktu Penelitian

No Jenis

Kegiatan

Bulan

Maret April Mei Juni Juli Agus Sep

1. Observasi

Pendahuluan

2. Bimbingan

Skripsi

3. Permohonan

Izin

Penelitian

4. Pelaksaan

penelitian

dan

pengumpulan

data

5. Analisis dan

pengelolaan

data

6. Hasil

Penelitian

B. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui

sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Metode penelitian

berfungsi menyederhanakan masalah, sehingga lebih mudah untuk

dipecahkan dan dipahami.49 Metode penelitian yang digunakan adalah metode

penelitian kualitatif. jika dilihat berdasarkan tempatnya, termasuk dalam

49 Husaini Usman dan Purnomo S, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta; Bumi Aksara.

2008) hal. 41

Page 53: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

40

kategori penelitian lapangan (field research) merupakan penelitian yang

dilakukan secara langsung di lapangan oleh peneliti kepada responden.

Ditinjau dari tujuan penelitiannya, termasuk dalam penelitian deskriptif

merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan

menginterpretasikan objek secara riil apa adanya, tanpa memanipulasi data

penelitian.

Berdasarkan pengukuran dan analisis data penelitian tergolong dalam

jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang

dilaporkan secara verbal dan dianalisis tanpa menggunakan data statistic.

Penelitian yang menggunakan cara ini biasanya berupa studi kasus seperti

halnya yang digunakan oleh peneliti dalam meniliti pola belajar mahasiswa

pekerja part-time ini. Adapun ciri dari penelitian kualitatif memiliki kejelasan

unsur tujuan, pendekatan, subjek, sampel, dan sumber data yang sudah

terperinci sejak awal persiapan penelitian disusun.

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditertapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya. Secara teoritis varibel

dapat didefenisikan sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai

“variasi” antara satu orang dengan yang lain Variabel juga dapat merupakan

atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel yang akan digunakan

untuk menganalisa terkait penelitian ini, variabel terikat yaitu mahasiswa

pekerja part-time sedangkan variabel bebasnya adalah pola belajar

mahasiswa.

D. Subjek dan Fokus Penelitian

Penelitian di dalamnya selalu terdapat objek yang akan menjadi fokus

penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah pola belajar mahasiswa P.IPS

UIN Jakarta pekerja part-time yang juga masih berstatus mahasiswa aktif di

jurusan pendidikan IPS UIN Jakarta.

Page 54: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

41

E. Prosedur Pengumpulan Data

Melaksanakan proses penelitian tentu membutuhkan metode

pengumpulan data untuk memperoleh segala bentuk informasi Adapun

metode pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi menurut Nawawi & Martini dalam buku prosedur

penelitian suatu pendekatan praktik bahwa observasi merupakan

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsur yang

tampak dalam suatu gejala dalam objek penelitian. Teknik observasi

partisipan atau participant observation adalah observasi dengan cara

melibatkan peneliti secara aktif atau menjadi bagian dari lingkungan

sosial yang sedang diamati.50 Penelitian ini memiliki banyak

kelebihan dengan terlibatnya peneliti dalam proses observasi tentu

peneliti akan memperoleh data yang akurat dan lebih banyak.

Penelitian ini menggunakan penelitian partisipan, yakni peneliti

akan terlibat langsung dengan subjek penelitian yang sedang bekerja

part-time di tempat kerja dan kondisi tempat belajar, serta pola belajar

yang digunakan disela-sela waktu bekerja oleh mahasiswa part-time.

Perlu diketahui, dalam observasi ini yang peneliti butuhkan yakni

informasi terkait dengan sistem pembagian kerja part-time yang

diberikan kepada subjek penelitian, jarak tempuh mahasiswa antara

kampus, tempat kerja, dan tempat mukim mahasiswa, dan tentu pola

belajar yang digunakan mahasiswa ketika di sela-sela waktu

bekerjanya.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang

menggunakan pertanyaan kepada responden atau subjek penelitian.

Wawancara dilakukan apabila peneliti memerlukan komunikasi atau

hubungan dengan responden. Data yang dikumpulkan dengan

wawancara umumnya berupa masalah yang tertentu bersifat

kompleks, sensitive, atau kontroversial. Teknik yang ini melibatkan

50 Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik (Jakarta; rinekacipta

2006) hal. 229

Page 55: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

42

responden atau informan yang dapat memberikan data terkait dengan

penelitian yakni mahasiswa P.IPS UIN Jakarta yang sekaligus juga

sebagai pekerja part-time.

3. Instrumen Penelitian

a. Lembar Observasi

Lembar observasi dalam penelitian ini digunakan untuk

melihat langsung pola belajar mahasiswa pekerja part-time,

sistem pembagian kerja, jarak tempu, dan tempat mukin

mahasiswa pekerja part-time.

Tabel 3.2

Kisi-kisi observasi

No Hal yang diamati

1 Latar belakang mahasiswa

2 Pola belajar mahasiswa

3 Sarana dan prasarana belajar

4 Tempat kerja mahasiswa

5 Tempat mukim mahasiswa

6 Lingkungan sosial

7 sistem jam kerja

8 Masalah dalam belajar

b. Lembar Wawancara

Wawancara dilakukan kepada mahasiswa pekerja part-time

yang telah dikualifikasikan.

Tabel 3.3

Kisi-kisi wawancara

No Aspek masalah Sub aspek masalah

1 latar belakang ekonomi a) latar belakang keluarga

mahasiswa

b) motivasi menjadi pekerja

part-time

c) fasilitas yang disediakan

2 Pola belajar a) terganggunya aktifitas

belajar

b) cara membagi waktu

antara bekerja dan

belajar

c) pola belajar

d) lingkungan belajar

e) kendala dan solusi

3 Prestasi akademik a) prestasi akademik yang

Page 56: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

43

sudah tercapai

b) seberapa sering

mengulang mata kuliah

Tabel 3.4

Daftar Pertanyaan

No. Daftar Pertanyaan Responden

1 Menurut anda apa itu pola belajar?

2 Dalam perkuliahan apakah anda melakukan

persiapan belajar? persiapan belajar seperti apa

yang anda lakukan?

3 Bagaimana cara anda mengikuti pembelajaran

dalam kelas?

4 Apakah anda membuat catatan dan jadwal

keseharian?

5 bagaimana cara anda mengerjakan tugas?

6 Apa pola belajar yang anda gunakan?

7 Apa jenis pekerjaan part-time anda?

8 Bagaimana cara anda membagi waktu antara

belajar dan bekerja?

9 Mengapa anda memilih pola belajar tersebut?

10 Pertimbangan apa yang anda buat dalam

menentukan pola belajar?

11 Bagaimana latar belakang diri anda? Apa

pengaruhnya terhadap belajar?

12 Bagaimana dosen pada perkulihan anda?

13 Bagaimana atmosfer pembelajaran anda?

14 Bagaimana sarana dan prasarana penunjang anda

belajar?

Page 57: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

44

15 Apakah pelaksanaan kurikulum sebagai kerangka

dasar sudah sesuai?

16 Bagaimana lingkungan sosial, budaya ekonomi

anda?

17 Bagaimana pembiayaan yang diberikan orang tua?

18 Apakah pembiayaan berpengaruh terhadap proses

belajar anda?

19 Bagaimana hasil perkuliahan anda?

20 Apakah bekerja mengganggu perkuliahan anda?

21 Apakah anda sering mengulang mata kuliah?

22 Apa hambatan yang anda rasakan selama kuliah

sambil bekerja?

23 Bagaimana solusi yang anda lakukan?

F. Metode Analisis

Analisis data merupakan proses mengolah dengan cara

mengorganisasikan data dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan

satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan suatu hasil tafsiran dari

susunan itu. Data dalam penelitian kualitatif semua bahan, keterangan, dan

fakta-fakta tidak dapat diukur secara matematis, karena berwujud dalam

keterangan verbal.51 Proses analisis data kualitatif sendiri dilakukan melalui

tiga langkah besar yakni reduksi data, penyajian atau display data dan

kesimpulan atau verifikasi.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis data sesuai dengan

prosedur di atas, yakni sebagai berikut :

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bentuk analisis untuk mempertajam,

memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data kearah

51 Rusdin pohan,metodologi penelitian pendidikan, (yoyakarta: lanarka publisher, 2017),

hal. 93

Page 58: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

45

pengambilan kesimpulan.52 Mengingat bahwa data yang diperoleh di

lapangan ketika penelitian, tentu peneliti mencari berbagai informasi

yang kompleks, dan juga masih belum sistematis, secara bahasa dapat

diartikan sebagai data kasar yang perlu diolah dirapikan sehingga

nantinya dapat disajikan dalam bentuk yang lebih bermakna.

Penelitian ini sebagaimana dijelaskan di atas, peneliti

mendapatkan informasi terkait dengan pola belajar mahasiswa part- time

di lapangan baik dari data wawancara, observasi ataupun dokumentasi

tentu semakin lama berjalannya waktu hingga penelitian selesai, tentu

banyak sekali data yang ditemukan oleh peneliti. Ketika memilah

informasi terkait hal tersebut sehingga nantinya dapat disajikan

dengan baik, maka sangat diperlukan tahap reduksi data dalam

menganalisis data penelitian yang relevan.

2. Penyajian Data

Penyajian data ini merupakan proses yang dilakukan setelah

reduksi atau memilah data yang relevan dengan penelitian. Djamal di

dalam bukunya, menguraikan bahwa penyajian data dalam penelitian

kualitatif dilakukan dalam bentuk ikhtisar, bagan, hubungan antar

kategori, tabel, grafik, chart, dan sebagainya.53 Penyajian data juga

dilakukan untuk dapat melihat gambaran keseluruhan atau bagian- bagian

tertentu dari gambaran keseluruhan.

Setiap proses penelitian tentu data yang didapatkan oleh peneliti

masih berupa naratif, sehingga perlu adanya display data yang akan

memudahkan pembaca melalui penyederhanaan dan tentu tanpa

mengurangi isi.

3. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir, setelah adanya reduksi data dan juga penyajian

data yakni penarikan kesimpulan. Penarikan kesimpulan bisa dilakukan

dengan jalan membandingkan kesesuaian pernyataan dari subjek

52 M. Jamal, paradigm penelitian kualitatif, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2015) hal. 147 53 M. Jamal, paradigm penelitian kualitatif, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2015) hal. 147

Page 59: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

46

penelitian dengan makna yang terkandung dengan konsep-konsep dasar

dalam penelitian.54

Selain memberikan jawaban atas rumusan masalah, kesimpulan

juga harus menemukan temuan yang baru di bidang ilmu yang belum

pernah ada sebelumnya. Penjelasan tersebut yang dimaksud tentu dalam

setiap penelitian dapat memberikan temuan-temuan baru. Hal ini dapat

berupa deskripsi terkait suatu objek yang belum jelas, setelah di teliti

menjadi jelas, dapat pula berupa hipotesis atau bahkan teori baru.

G. Uji Keabsahan Data

Penelitian kualitatif tentu setelah data penelitian terkumpul, lantas tidak

langsung begitu saja dianggap valid. Tentu dalam metode penelitian ada

istilah uji keabsahan data yakni pemeriksaan kembali keabsahan atau

kredibilitas datanya layak digunakan sebagai data penelitian ataukah tidak.

Peneliti mengambil salah satu teknik atau cara untuk menguji kredibilitasnya

yakni teknik triangulasi.

Triangulasi atau biasa disebut dengan “cek dan ricek” yaitu

pemerikasaan kembali data dengan tiga cara, yaitu triangulasi sumber,

metode, dan waktu.55 Triangulasi juga merupakan teknik untuk mendapatkan

data dari tiga sudut yang berbeda, dalam artian ketika peneliti mendapatkan

data tidak hanya dari satu informasi saja, melainkan menggabungkan dengan

berbagai informasi data dan sumber data.56

Peneliti dalam penelitian ini menggunakan triangulasi dengan sumber

yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu

informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam

penelitian kualitatif. Pengujian ini dapat dicapai dengan jalan

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara,

membandingkan apa yang dikatakan di depan umum dengan apa yang

dikatakan secara pribadi, membandingkan apa yang dikatakan orang tentang

54 Eva latipah, metodologi penelitian psikologi pendidikan hal. 50 55 Putra nusa & santi lisnawati, penelitian kualitatif pendidikan agama islam, (bandung:

remaja rosdakarya,2013) hal.34 56 M. Jamal, paradigm penelitian kualitatif, hal 93

Page 60: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

47

situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu,

membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat

dan pandangan orang, membandingkan hasil wawancara dengan suatu

dokumen yang berkaitan.57

Peneliti tidak boleh mengharapkan kesamaan dalam proses

pembandingan, pendapat, atau pemikiran. Yang perlu diamati oleh peneliti

ialah alasan mengapa bisa terjadi perbedaan di dalam proses triangulasi data.

57 Lexy j. moleong, metodologi penelitian kualitatif, (bandung: remaja rosdakarya, 1993)

hal. 330

Page 61: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

105

dirasakan oleh setiap individu, yakni terkait dengan pembagian waktu

belajar dan masalah kesehatan yang sering merasa kelelahan atau

bahkan sakit. Setiap individu dalam merespon setiap masalah yang

muncul berbeda-beda. Kualitas belajar dan respon individu dalam

mengatasi masalah ini dapat dilihat dari hasil prestasi akademik yang

didapatkan oleh mahasiswa pekerja part-time. Berdasarkan pokok

masalah yang dihadapi oleh mahasiswa pekerja part-time, mereka

mampu mengatasi permasalahan yang muncul dengan melakukan

menejemen diri, re-scheduling kegiatan yang diprioritaskan, dan lebih

memanfaatkan jika terdapat waktu luang. Upaya-upaya yang telah

dilakukan oleh mahasiswa pekerja part-time dapat dikatakan berhasil,

dengan indikator indeks prestasi kumulatif rata-rata mereka mencapai

3.5. Terdapat satu mahasiswa pekerja part-time yang belum dikatakan

berhasil karena indeks prestasi kumulatif masih dibawah 3.5, hal ini

karena solusi yang ia lakukan belum sesuai. Berdasarkan hasil data

penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa bekerja part-time dapat

dilakukan oleh mahasiswa dan tidak mengganggu kegiatan perkuliahan,

dengan syarat mampu memenejemen diri dengan baik.

B. Saran

Agar pelaksanaan proses pembelajaran mahasiswa pekerja part-time

dapat berjalan secara optimal dan dapat menghasilkan pribadi yang mandiri

serta semangat dalam meraih prestasinya, maka peneliti memberikan saran

sebai berikut untuk :

1. Mahasiswa

Menjadi mahasiswa pekerja part-time tidak mengganggu kegiatan

perkuliahan, ketika mahasiswa tersebut mampu memanajemen diri dan

waktu. Sebagai mahasiswa pekerja part-time, harus mampu

memanfaatkan waktu dengan seksama dalam kehidupannya sehari hari.

Karena menjadi mahasiswa sekaligus pekerja part-time dapat dilakukan

dengan bersamaan. Mahasiswa pekerja part-time hendaknya cermat

dalam mengatur waktu belajarnya dan menerapkan pola belajar sesuai

Page 62: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

106

dengan kebutuhan dirinya. Keberhasilan dalam belajar ada pada

pemilihan pola belajar yang sesuai dengan dirinya, apablika mahasiswa

pekerja part-time tidak mampu mengelola waktu bekerja dan belajarnya

maka akan kurang optimal dalam hasil belajarnya.

2. Keluarga dan Masyarakat

Keluarga sebagai kontrol terhadap mahasiswa pekerja part-time

hendaknya senantiasa memberikan masukan dan pertimbangan kepada

mahasiswa yang hendak memutuskan untuk mimilih pekerjaan part-

time ketika masih menempuh perkuliahan. Senantiasa memberikan

masukan dan segala pertimbangan masalah yang akan dihadapi ketika

memilih sebagi mahasiswa pekerja part-time.

Page 63: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

107

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rusli Bin, Penilaian Prestasi Berkesan, Sarawak: InfoGrafik Press, 2013.

Aprilia, Lina dkk, Faktor-Faktor Yang Mendorong Mahasiswa Fakutas Keguruan

Dan Ilmu Pendidikan. jurnal.

Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2009.

Bahri, S dan Zain, Aswa Strategi Belaja Mengajar, Jakarta; Rineka Cipta, 2010

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Dwi, Debriana, Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time. Jurnal tarbawi

Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Panduan,

2006.

Evita dan Soetarlinah, Sukses Belajar di Perguruan Tinggi, Yogyakarta: Panduan,

2006.

Fitria dan Zulfan, Hubungan Kerja Part-Time Dengan Capaian Pendidikan.

Jurnal.

Hanafiah, Nanang dkk, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Refika

Aditama, 2012.

Jihad, Asep dan Haris, Abdul, Evaluasi Pembelajaran, Yogya; Multi Persindo,

2010.

Khoiru, Iif dan Amri, Sofan, Mengembangkan Pembelajaran IPS Terpadu.

Jakarta; Redaksi Pustakarya, 2011.

Lailatul, Nur, pengaruh kerja part-time terhadap prestasi akademik dan non

akademik mahasiswa program studi pendidikan agama islam angkatan

2014, Skripsi.

Mardelina, Elma dan Muhson, Ali, Mahasiswa Pekerja Dan Dampaknya Pada

Aktivitas Belajar Dan Prestasi Akademik. Jurnal.

Mawar, A. I. Lidya, Aktivitas Dan Hasil Belajar Mahasiswa Kerja Part-Time

UNS. Skripsi.

Nalim, Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa Yang

Kuliah Sambil Bekerja. Jurnal

Page 64: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

108

Nasution, S., Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta:

Bumi Aksara, 2009.

Nurochim, Perencanaan Pembelajaran Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2013.

Prawira, Psikologi Pendidikan Dalam Perspektif Baru, Yogyakarta: ARuzz, 2012.

Rohani, Ahmad, Pengeolaan Pengajaran. Jakarta; Rineka Cipta. 2010.

Rusman, Model Model Pembelajaran . Depok; Raja Grafindo, 2016

Rusyan, A. Tabrani, dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 1992.

Rusyan, Tabrani, dkk., Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung:

PT Remaja Rosdakarya

Sani, Ridwan Abdullah, Inovasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara, 2015.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar Jakarta; Raja Grafindo, 2011.

Shoimin, Aris, 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-ruz media, 2014.

Siregar, Eveline dan Nara, Hartini, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor:

Ghalia Indonesia, 2010.

Slameto, Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta; PT Rineka Cipta,

2003.

Soemantri, M Syarif, Strategi Pembelajaran, Depok; Raja Grafindo, 2015.

Sudjana, Nana, Pembinaan Dan Pengembangan Kurikulum Disekolah. Bandung;

Sinar Baru. 2002.

Syah, Muhibbin. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999.

Syaukani, Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan. Jakarta; nuasa madani, 2002.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2002.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta:

Balai Pustaka, 2002

Page 65: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

109

Usman, Husaini dan S., Purnomo, Metodologi Penelitian Sosial Jakarta; Bumi

Aksara. 2008.

Yasmin, Martinis dan Maisah, Orientasi Baru Ilmu Pendidikan. Ciputat; referensi.

2012.

Yulia, Putri dan Defina, Murfiyati, hubungan antara motivasi berprestasi dan

gaya belajar dengan prestasi belajar mahasiswa pekerja. Jurnal

Page 66: Pola Belajar Mahasiswa Pekerja Part-Time (Studi Terhadap ...

146

Biodata Penulis

Daffa Tangguh Ekoputro lahir di Jakarta pada

tanggal 27 Januari 1999. Daffa adalah anak pertama

dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Gatut

Trianto dan ibu Dien Herlinawati. Daffa tinggal di

komplek depsos jalan 9 No. 1 RT/RW 04/02 Bintaro

Jakarta Selatan.

Pendidikan formal yang telah ditempuh: SDN

Bintaro 01 pagi (2004 – 2010), SMPN 164 Jakarta

(2010 – 2013), SMAN 86 Jakarta (2013 – 2016), dan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016 – 2020). Pada

tahun 2016, penulis diterima sebagai mahasiswa

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan

Sosial, melalui jalur SPAN-PTKIN. Pengalaman organisasi yang pernah diikuti

yaitu sebagai anggota himpunan mahasiswa jurusan pendidikan IPS bidang sosial

(2017), wakil ketua himpunan mahasiswa jurusan pendidikan IPS (2018), ketua

bidang penelitian pengembangan DEMA UIN Jakarta (2019-2020). Skripsi ini

peneliti dedikasikan untuk kedua orangtua tercinta, dan adik tersayang, kerabat

serta sahabat yang Insha Allah penulis cintai karena Nya. Perjalanan dalam setiap

langkah penyelesaian skripsi ini adalah suatu proses pendewasaan untuk penulis

dan tak lepas dari doa kedua orangtua serta keridhoan Allah SWT. Semua tidak

dapat terselesaikan tanpa tekad dan niat yang kuat. Seperti motto hidup yang

selama ini penulis terapkan yaitu “jadilah yang terbaik diantara yang baik”

Bersyukur dan selalu sertakan Allah dalam setiap langkah. Semoga dengan

selesainya skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.