Direktorat Otonomi Daerah Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Disampaikan pada: Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Depok Tahun 2019 Depok, 13 Maret 2019 POKOK-POKOK ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL TAHUN 2020
61
Embed
POKOK-POKOK ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL … · 2015 2016 2017 Target 2018 (NK APBN) Target 2019 (RKP 2019) 71,5 71,98 Perkembangan Capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Direktorat Otonomi Daerah
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
Disampaikan pada:
Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang)
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kota Depok Tahun 2019
Depok, 13 Maret 2019
POKOK-POKOKARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN NASIONAL
TAHUN 2020
REPUBLIK INDONESIA
Sistematika
1.Pencapaian Pembangunan Nasional
Kerangka Ekonomi Makro
Pokok-Pokok RKP 2020 2020
Kerangka Pendanaan
Tindak Lanjut Penyusunan RKP 2020
1
2
3
4
5
2
Kewilayahan66
REPUBLIK INDONESIA
PencapaianPembangunan
Nasional1
3
REPUBLIK INDONESIA
Pertumbuhan Ekonomi terus Menguat dengan Stabilitas EkonomiTerjaga
4.7 4.8 4.9 5.0 5.1 5.2 5.3
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2016 2017 2018
Komponen Pengeluaran 20172018
2018Tw I Tw II Tw III Tw IV
Konsumsi Rumah Tangga 4,94 4,94 5,16 5,00 5,08 5,05
Konsumsi LNPRT 6,93 8,10 8,75 8,59 10,79 9,08
Konsumsi Pemerintah 2,13 2,71 5,20 6,27 4,56 4,80
PMTB/Investasi 6,15 7,94 5,85 6,96 6,01 6,67
Ekspor 8,91 5,94 7,65 8,08 4,33 6,48
Impor 8,06 12,64 15,17 14,02 7,10 12,04
PDB 5,07 5,06 5,27 5,17 5,18 5,17
Pertumbuhan ekonomi meningkat didorong oleh penguatan investasi dan konsumsi RT
5,03 5,07 5,173.13
(2.0)-
2.0 4.0 6.0 8.0
10.0 12.0
Jan
uar
i
Mar
et
Mei
Juli
Sep
tem
ber
No
vem
ber
Jan
uar
i
Mar
et
Mei
Juli
Sep
tem
ber
No
vem
ber
Jan
uar
i
Mar
et
Mei
Juli
Sep
tem
ber
No
vem
ber
2016 2017 2018
Per
sen
Umum Inti Harga Diatur Pemerintah Bergejolak
12000
13000
14000
15000
16000
17
/05
/20
17
17
/06
/20
17
17
/07
/20
17
17
/08
/20
17
17
/09
/20
17
17
/10
/20
17
17
/11
/20
17
17
/12
/20
17
17
/01
/20
18
17
/02
/20
18
17
/03
/20
18
17
/04
/20
18
17
/05
/20
18
17
/06
/20
18
17
/07
/20
18
17
/08
/20
18
17
/09
/20
18
17
/10
/20
18
17
/11
/20
18
17
/12
/20
18
17
/01
/20
19
Inflasi stabil pada tingkat yang rendah
Rupiah menguat terhadap dolar AS
(persen, yoy)
(persen, yoy)
(Rupiah thd USD)
2016 2017 2018
4
REPUBLIK INDONESIA
Tingkat Pengangguran Berhasil diturunkan Seiring MeningkatnyaPenciptaan Kesempatan Kerja
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
• Pada 2018 lapangan kerja meningkat 2,98 juta. Jumlah pengangguran turun 39 ribu orang, sehingga tingkat pengangguran terbuka turunmenjadi 5,34%.
• Penciptaan kesempatan kerja tinggi dan dapat melampaui target RKP dan RPJMN 2015-2019 yang sebesar 10 juta orang. Jumlah penciptaan lapangan kerja 2015-2018 telah mencapai 9,38 juta.
• Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% pada 2019, diperkirakan akan tercipta 2,6–2,9 juta lapangan kerja, sehingga TPT diperkirakan akan masuk dalam rentang 4,8–5,2%.
121.8
7
122.3
8
125.4
4
128.0
6
131.0
1
114.6
3
114.8
2
118.4
1
121.0
2
124.0
0
7.2
4
7.5
6
7.0
3
7.0
4
7.0
0
5.94%
6.18%
5.61%5.50%
5.34%
4.0%
4.5%
5.0%
5.5%
6.0%
6.5%
-
20
40
60
80
100
120
140
2014 2015 2016 2017 2018
Juta
Ora
ng
Angkatan Kerja Pekerja Pengangguran Terbuka TPT
1.87
0.19
3.59
2.612.98 [VALUE]–2.90
0.370.04
0.710.52 0.58
5.01
4.88
5.035.07
5.17
5.30
4.2
4.4
4.6
4.8
5
5.2
5.4
0
1
2
3
4
5
6
2014 2015 2016 2017 2018 2019
%
Juta
Ora
ng
Tambahan KK
Kesempatan Kerja per 1% Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
5
REPUBLIK INDONESIA
Tetapi TPT kaum muda dan lulusan SMK yang tinggi, serta keberadaansetengah penganggur masih perlu menjadi perhatian
Sumber: Publikasi Sakernas periode Agustus
• Tingkat pengangguran terbuka (TPT) usia muda berada di atas TPT nasional. TPT 15-19 tahun mencapai 26,67% dan20-24 tahun 16,73%.
• TPT lulusan SMK sebesar 11,24%. Besarnya TPT tersebutdisusul oleh lulusan SMA 7,95%.
• Proporsi setengah penganggur 2018: 6,62% (8,21 jutaorang), berhasil turun dari 8,45% di 2014. 39,02% setengahpenganggur berusia 15-29 tahun (3,2 juta orang).
Memperkuat permintaan domestik dan kinerja perdagangan internasional...
15
Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh meningkat
• Penciptaan kesempatan kerja yang lebih berkualitas• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu• Efektivitas Bansos• Stabilitas harga• Perkembangan E-commerce
Konsumsi pemerintah diarahkan pada belanja operasionaldan penguatan belanja produktif
Penguatan investasi dilakukan melalui peningkataninvestasi pemerintah (pusat dan daerah) serta swastamelalui perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan
• Pendalaman pasar keuangan• Tingkat keyakinan ↑ pasca pemilu• Perbaikan iklim investasi yang berkelanjutan (penerapan OSS, insentif
fiskal)• Pembangunan infrastruktur terus belanjut dan mulai berdampak
Penguatan ekspor melalui diversifikasi produkekspor, termasuk jasa pariwisata
• Pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas membaik tapiterbatas.
• Didorong oleh peningkatan investasi dan perbaikan sektor industripengolahan
• Peningkatan sektor pariwisata
I: 7,00 – 7,32
X: 5,26 – 6,61
M: 6,05 – 6,95
Impor meningkat sejalan dengan peningkatan aktivitasekonomi domestik
C: 5,09 – 5,15 G: 4,07 – 4,21
REPUBLIK INDONESIA
Transformasi struktural untuk peningkatan kesejahtaraan
16
TRANSFORMASI SEKTOR JASA
8,87,26 – 7,54
2015-2018
2020
7,47,04 – 7,12
2015-2018
2020
4,05,46 – 5,58
2015-2018
2020
6,85,72 – 6,60
2015-2018
2020
TRANSPORTASI INFOKOM JASA KEUANGAN PERDAGANGAN
Mendorong sektor jasa dengan nilai tambah yang tinggi didorong oleh inovasi dan teknologi
REVITALISASI INDUSTRI MANUFAKTUR
4,35,00 – 5,40
2015-2018
2020
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
3,34,25 – 4,45
2015-2018
2020Perbaikan enabling environmentuntuk persiapan menghadapi era
Industry 4.0
MODERNISASI PERTANIAN
3,73,77 – 3,79
2015-2018
2020
Meningkatkan produktivitasserta pendapatan petani dan
nelayan
Melanjutkan pembangunan infrastruktur terutamakonektivitas dan energi untuk mendukung ekspansi
ekonomi dan pertumbuhan inklusif
6,15,68 – 5,72
2015-2018
2020
INDUSTRI MANUFAKTUR PERTANIAN LISTRIK KONSTRUKSI
HILIRISASI PERTAMBANGAN
PERTAMBANGAN
2015-2018
2020
Peningkatan nilai tambah pertambanganyang mendukung pengembangan
indutsri hilir
0,11,03 – 1,17
REPUBLIK INDONESIA
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Wilayah 2020
17
SUMATERA
LPE: 4,62KALIMANTAN
LPE: 4,08
SULAWESI
LPE: 6,68
MALUKU
LPE: 6,88PAPUA
LPE: 7,18
JAWA-BALI
LPE: 5,74NUSTRA
LPE: 3,12
• Skenario pertumbuhan PDB nasional 5,4 persen (titik tengah)
Sumber: Perhitungan Bappenas setelah rapat temu konsultasi Tw-I 2019*angka proyeksi sangat sementara
REPUBLIK INDONESIA
Sasaran Pertumbuhan Ekonomi Provinsi 2020
18
ACEH
LPE: 4,64
SUMUT
LPE: 5,21
SUMBAR
LPE: 5,16
BENGKULU
LPE: 5,04 LAMPUNG
LPE: 5,29
BANTEN
LPE: 5,85
DKI JAKARTA
LPE: 6,01
RIAU
LPE: 2,43JAMBI
LPE: 4,77
KEP. RIAU
LPE: 4,65
SUMSEL
LPE: 6,03
KEP. BABEL
LPE: 4,60
KALBAR
LPE: 5,20
KALTARA
LPE: 6,05
KALTENG
LPE: 5,65 KALSEL
LPE: 5,14
KALTIM
LPE: 2,87
SULBAR
LPE: 6,27
SULTENG
LPE: 6,32
GORONTALO
LPE: 6,54
SULUT
LPE: 6,01
SULSEL
LPE: 7,10
SULTRA
LPE: 6,44
MALUKU UTARA
LPE: 7,94
MALUKU
LPE: 5,96
PAPUA BARAT
LPE: 6,40
PAPUA
LPE: 7,47
JABAR
LPE: 5,65
JATENG
LPE: 5,40
DIY
LPE: 6,22
JATIM
LPE: 5,60
BALI
LPE: 6,38
NTB
LPE: 1,55
NTT
LPE: 5,16
• Skenario pertumbuhan PDB nasional 5,4 persen (titik tengah)
Sumber: Perhitungan Bappenas setelah rapat temu konsultasi Tw-I 2019*angka proyeksi sangat sementara
REPUBLIK INDONESIA
Pokok-PokokRKP 20204
19
REPUBLIK INDONESIA
Infrastrukturdan
PemerataanWilayah
Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
Nilai Tambah Ekonomi, Industrialisasi dan Kesempatan
Kerja
PN
1
PN
2
PN
3
PN
4
Ketahanan Pangan, Air, Energi
dan Lingkungan Hidup
StabilitasPertahanan dan
KeamananPN
5
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020
20
Kesetaraan Gender Tata KelolaKerentanan Bencanadan Perubahan Iklim
Modal Sosial Budaya Transformasi Digital
Pengarusutamaan
TEMA: “Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas”
RKP 2020
REPUBLIK INDONESIA
Prioritas Nasional 1Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
21
REPUBLIK INDONESIA
22
1. Meningkatkan keterjangkauan perlindungan sosial bagi kelompok rentan dan
penduduk yang terkendala dokumen kependudukan.
2. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan
semesta.
3. Meningkatkan pemerataan layanan pendidikan yang berkualitas untuk semua
penduduk.
4. Meningkatkan daya tahan ekonomi bagi kelompok miskin dan rentan.
5. Memajukan kebudayaan dan penguatan karakter untuk mewujudkan bangsa
berprestasi.
Kebijakan Strategis PN 1
23
PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
PP
3
Pembangunan Budaya, Karakter, dan Prestasi Bangsa
PengentasanKemiskinan
Perlindungan Sosialdan Tata KelolaKependudukan
Peningkatan Aksesdan KualitasPelayanan Kesehatan
PemerataanLayanan Pendidikan Berkualitas
PP
1PP
2
PP
4PP
5
Program Prioritas PN 1
Prioritas Nasional 2Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
24
REPUBLIK INDONESIA
25
1. Meningkatkan akses hunian, air minum, dan sanitasi yang layak serta terjangkau.
2. Mengembangkan aksesibilitas transportasi di kawasan 3T yang mempertimbangkan
karakteristik wilayah, keterpaduan multimoda, dan mendukung kawasan yang lebih maju.
3. Meningkatkan standar bangunan dan memperkuat rantai pasokan konstruksi melalui
inovasi kebencanaan.
4. Membangun infrastruktur transportasi yang mampu meningkatkan konektivtas dan
menjangkau seluruh wilayah serta terhubung dengan kawasan prioritas dan sistem
jaringan utama logistik.
5. Mengembangkan angkutan massal perkotaan berbasis rel dan jalan yang
aman, terjangkau, mudah diakses dan berkelanjutan.
6. Membangun infrastruktur serta memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
serta penyiaran melalui transformasi digital.
Kebijakan Strategis PN 2
Peningkatan Konektivitas Multimodadan Antarmoda MendukungPertumbuhan Ekonomi
PP
3PerluasanInfrastruktur Dasar
PP
1Penguatan InfrastrukturKawasan Tertinggal dan Ketahanan Bencana
PP
2
PeningkatanInfrastruktur Perkotaan
PP
4Perluasan TeknologiInformasi dan Komunikasi
PP
5
PN 2 Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
26
Program Prioritas PN 2
Prioritas Nasional 3Nilai Tambah Ekonomi, Industrialisasi dan
Kesempatan Kerja
27
REPUBLIK INDONESIA
1. Meningkatkan kapasitas pemanfaatan peluang usaha dan pengelolaan UMKM.
2. Mempercepat transformasi struktural.
3. Meningkatkan kualitas tenaga kerja yang berdaya saing.
4. Menurunkan defisit neraca transaksi berjalan untuk menjaga stabilitas ekonomi.
5. Membangun ekosistem yang kondusif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kebijakan Strategis PN 3
28
PenguatanKewirausahaan dan UMKM
Peningkatan Nilai Tambah dan Investasidi Sektor Riil
Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja
Peningkatan Ekspor BernilaiTambah Tinggi dan PenguatanTingkat Komponen DalamNegeri (TKDN)
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
PP
3PP
1PP
2
PP
4PP
5
PN 3 Nilai Tambah Ekonomi, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja
Program Prioritas PN 3
29
Prioritas Nasional 4Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup
30
REPUBLIK INDONESIA
1. Meningkatkan EBT untuk memenuhi kebutuhan energi.
2. Meningkatkan produktivitas pangan dalam menjamin stabilitas ketersediaan pangan berkualitas.
3. Meningkatkan kuantitas, kualitas dan aksebilitas air.
4. Meningkatkan daya dukung, daya tampung serta mitigasi dampak dan bahaya perubahan iklim.
5. Mengoptimalkan pembangunan berketahanan bencana.
Kebijakan Strategis PN 4
31
PN 4 Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup
Peningkatan Ketersediaan, Akses dan Kualitas Konsumsi Pangan
Peningkatan Kuantitas, Kualitas dan Aksesibilitas Air
Pemenuhan Kebutuhan Energi melalui Peningkatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
Peningkatan DayaDukung SDA dan DayaTampung Lingkungan
PP
3PP
1PP
2
PP
4PP
5Penguatan Ketahanan Bencana
Program Prioritas PN 4
32
Prioritas Nasional 5Stabilitas Pertahanan dan Keamanan
33
REPUBLIK INDONESIA
1. Meningkatkan posisi kekuatan pertahanan.
2. Meningkatkan stabilitas kawasan dan kerjasama pembangunan internasional.
3. Menegakkan hukum dan anti korupsi.
4. Membasmi peredaran dan penyalahgunaan narkoba, penanggulanganterorisme serta gangguan kamtibmas.
5. Meningkatkan keamanan siber.
Kebijakan Strategis PN 5
34
Program Prioritas PN 5
Penanggulangan TerorismePeningkatan Keamanan Siber, dan Penguatan Keamanan Laut
PP
4
Penguatan Kemampuan Pertahanan
PP
1Peningkatan DiplomasiPolitik dan Kerjasama Pembangunan Internasional
PP
2
Penanggulangan Narkotikadan Penguatan Kamtibmas
PP
5
Penguatan SistemPeradilan dan Upaya Anti Korupsi
PP
3
PN 5 Stabilitas Pertahanan dan Keamanan
35
REPUBLIK INDONESIA
Kerangka Pendanaan4
36
REPUBLIK INDONESIA
Kerangka Pendanaan
RKP 2020 merupakan RKP transisi menuju RPJMN 2020 – 2024, untuk itu dilakukan :
Reviu efektifitas dan efisiensi program
Reviu/Identifikasi kontribusi Masyarakat – Dunia Usaha - BUMN – Pemerintah dalampendanaan program
PemangkuKepentingan
Mekanisme Keterangan
Masyarakat Melalui CSR, filantropis, waqaf, ZIS Mendukung prioritas pembangunan.
Dunia Usaha Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah(PINA)
Infrastruktur ekonomi dan sosial yang memilikikelayakan ekonomi.
BUMN Penugasan kepada BUMN Mendorong pertumbuhan ekonomi Meningkatkan pelayanan pada masyarakat.
Pemerintah APBN : Memperkuat pengendalian melaluipenyiapan Proyek Prioritas (“satuan 3”)
APBD : Mengembangkan output based transfer melalui DAK Penugasan dan Hibah Daerah untukmengamankan prioritas pembangunan di daerah
Dirarahkan utamanya pada: Fungsi absolut pemerintah (antara lain politik,
hankam). Pelayanan dasar (antara lain pendidikan,
kesehatan, perumahan) dengan StandarPelayanan Minimal.
37
REPUBLIK INDONESIA
Tindak Lanjut
Penyusunan RKP 2020538
REPUBLIK INDONESIA
Agenda Penting Selanjutnya
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota akan:1. Menajamkan program dan proyek dan inisiatif baru untuk mendukung prioritas nasional.2. Memastikan mitigasi dan adaptasi pengurangan risiko bencana dan perubahan iklim dengan
melakukan kajian lingkungan hidup strategis.3. Memastikan program dan proyek mendukung pencapaian SDGs
M-III Feb Maret M IV Maret
Dimohonkan informasibesaran anggaran(Resource Envelope) (K/L, Non K/L dan DAK) dari Menteri Keuangan
PenetapanRancangan AwalRKP 2020 dan PaguIndikatif
April
Koordinasi denganK/L (Trilateral Meeting) dan pemerintah daerah(Musrenbangnas)
Menteri PPN/KepalaBappenas bersamaMenteri Keuanganmenyusun RancanganPagu Indikatif
39
Menteri PPN/Kepala Bappenas akan:
1. Menajamkan hingga tingkat proyek prioritas.2. Membahas dengan instansi terkait dan pemerintah daerah.3. Mengintegrasikan dengan sumber pendanaan (APBN, DAK, BUMN dan lainnya).
REPUBLIK INDONESIA
Inisiatif Baru
Angkutan umum massal perkotaan
Magang vokasi di luar negeri
Jaringan gas perkotaan
Desa sejahtera
40
Perlindungan sosial untuk petani dan nelayan
Optimalisasiinfrastruktur untukpembangunan wilayah
Catatan: kontribusi pendanaan program baik dari Masyarakat, Dunia Usaha, BUMN, Pemerintah
REPUBLIK INDONESIA
Kewilayahan641
REPUBLIK INDONESIA
42
Pertumbuhan ekonomi tidak terpusat di Jawa dan Sumatra…
Prioritas Pembangunan Wilayah Kalimantan1. Penguatan konektivitas wilayah.
2. Pengembangan industri pengolahan sumber dayaalam (hilirisasi) perkebunan dan hasil tambang.
3. Percepatan pembangunan kawasanperdesaan, tertinggal dan perbatasan.
2. Pengembangan industripengolahan (hilirisasi) komoditas unggulan(agroindustri).
3. Pengembangan SDM terampil untuk mendukungkawasan industri.
Prioritas Pembangunan Wilayah Jawa-Bali1. Penguatan ketahanan
bencana di pantai selatan dan pantai barat Jawa.
2. Pembangunan saranatransportasi massalmetropolitan.
3. Percepatan pengembangankawasan industri.
4. Pengembangan Bali bagianutara.
Prioritas Pembangunan Wilayah Nusa Tenggara1. Pengembangan kawasan pariwisata terpadu Mandalika, Labuan Bajo, dan Tambora.
2. Peningkatan pendidikan vokasional pariwisata, perikanan, dan peternakan.
3. Penguatan konektivitas antarpulau untuk mendukung industriperikanan, peternakan, dan pariwisata.
4. Percepatan pembangunan kawasan perdesaan, tertinggal dan perbatasan.
Prioritas Pembangunan Wilayah Papua1. Pegembangan tol udara untuk memperkuat konektivitas
wilayah.
2. Peningkatan kualitas SDM khususnya pendidikanvokasional pertanian, perkebunan, dan perikanan, sertapemerataan layanan kesehatan.
3. Percepatan pengembangan Kawasan Industri.
4. Peningkatan kinerja dan manfaat pelaksanaan otonomikhusus: pemberdayaan masyarakat adat; percepatanpembangunan kawasan kampung; penguatan peran Distrikatau Kecamatan; penguatan kerjasama antarKabupaten; dan pengembangan kawasan perbatasan secara terpadu.
Prioritas Pembangunan Wilayah Sulawesi1. Penguatan ketahanan bencana alam dan
pemulihan pascabencana Sulawesi Tengah.
2. Pengembangan industri pengolahan(hilirisasi) hasil perikanan, pertanian dan logam dasar.
3. Pengembangan kawasan pariwisata.
4. Percepatan pembangunan kawasanperdesaan, tertinggal dan perbatasan.
Prioritas Pembangunan Wilayah Maluku1. Pengembangan kawasan
perikanan terpadu dan industripengolahan hasil perikanan.
2. Penguatan konektivitasantarpulau untuk mendukungindustri perikanan dan pariwisata.
• Tingkat kemiskinan kabupaten/kota di bagian utara timur dan selatan timur Jawa Barat perlu diatasi secara terencana dan sistematik.
REPUBLIK INDONESIA
Kota Tasikmalaya14,80 % Kab. Kuningan
13,27 %
Kab. Indramayu13,67 %
Tingkat Kemiskinan Kota Depok Sudah di Bawah Rata-Rata Nasional
❶❷
❸
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Angka Kemiskinan di Provinsi Jawa Barat relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata tingkat kemiskinan nasional, namun cenderung mengalami penurunan.
Secara Spasial angka kemiskinan tertinggi pada tahun 2017 (Maret) terdapat di Kota Tasikmalaya, Kab. Indramayu, dan Kab. Kuningan, sedangkan terendah di
Kota Depok 2,34 %
49
Angka Kemiskinan Provinsi Jawa Barat dan NasionalTahun 2011 – 2017 (September)
KEMISKINAN TERTINGGI DI PROVINSI JAWA BARAT
REPUBLIK INDONESIA
50
Perkembangan Rasio Gini
0.380
0.422
0.406
0.398
0.426
0.402
0.393
0.405
0.388
0.413
0.406
0.414
0.402
0.3940.391
0.384
0.350
0.360
0.370
0.380
0.390
0.400
0.410
0.420
0.430
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
JAWA BARAT INDONESIA
0.390
0.431 0.4240.412
0.446
0.4120.399
0.413
0.297 0.293 0.299 0.2940.310 0.310
0.3260.315
0.000
0.050
0.100
0.150
0.200
0.250
0.300
0.350
0.400
0.450
0.500
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Perkotaan Perdesaan
Perkembangan Rasio Gini Jawa Barat dan Nasional Tahun 2011-2018 (September)
Perkembangan Rasio Gini Perkotaan dan PerdesaanDi Jawa Barat Tahun 2011-2018 (September)
REPUBLIK INDONESIA
51
PERKEMBANGAN TPT JAWA BARAT DAN NASIONAL Tahun 2011-2018
9.839.08 9.22
8.45 8.72 8.898.22 8.17
6.566.14 6.25 5.94 6.18
5.61 5.50 5.34
0.00
2.00
4.00
6.00
8.00
10.00
12.00
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018TPT Jawa Barat TPT Nasional
Perkembangan Tingkat Pengangguran TerbukaJawa Barat dan Nasional 2011-2018 (Agustus)
Perkembangan Tingkat Pengangguran TerbukaKabupaten/Kota di Jawa Barat 2018 (Agustus)
• Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat lebih tinggi dari nasional, tapi tingkat pengangguran di Jawa Barat lebih tinggi dari nasional.
• Dampak pengangguran adalah meningkatnya kriminalitas, KDRT, angka perceraian, dan angka kenakalan remaja.
• Permasalahan pengangguran di Jawa Barat perlu segera diatasi dengan sungguh-sungguh.
REPUBLIK INDONESIA
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Kab. Bekasi 10,97 % Kab. Cirebon
9,61 %
Kab. Cianjur10,10 %
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
❶❷
❸
TPT Provinsi Jawa Barat relatif jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata TPT nasional
Secara Spasial, TPT tertinggi pada tahun 2017 (Agustus) terdapat Kab. Bekasi, Kab. Cianjur, dan Kab. Cirebon, sedangkan TPT terendah di Kab.
Pangandaran 3,34 %
52
Perkembangan TPT Provinsi Jawa Barat dan NasionalTahun 2011 – 2017 (Agustus)
Perbandingan TPT Kabupaten-Kota di Jawa BaratTahun 2011 – 2017 (Agustus)
PENGANGGURAN TERBUKA TERTINGGI DI PROVINSI JAWA BARAT
REPUBLIK INDONESIA
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Kab. Tasikmalaya63,57 Kab. Indramayu
64,78
Kab. Garut63,64
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
❶❷
❸
Secara spasial IPM terendah terdapat di Kab. Tasikmalaya, Kab. Garut, Kab. Indramayu, sedangkan IPM tertinggi di Kota Bandung 80,13.
IPM Provinsi Jawa Barat relatif lebih rendah dibandingkan rata-rata IPM nasional, namun cenderung meningkat.
53
Perkembangan IPM Provinsi Jawa Barat dan NasionalTahun 2011 – 2017
Perbandingan IPM Kota Depok terhadap Kabupaten-Kota di Jawa Barat Tahun 2017
IPM TERRENDAH DI PROVINSI JAWA BARAT
REPUBLIK INDONESIA
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Gini Rasio dan PDRB Perkapita
Gini rasio Provinsi Jawa Barat relatif lebih tinggi dari rata-rata nasional, dengan kisaran Gini rasio 0,38-0,43. Namun menujukan
perbaikan dalam tiga tahun terakhir.
Adanya Gap PDRB Perkapita tertinggi di Kota Bandung dengan PDRB Perkapita terendah di Kab. Cianjur
54
Perbandingan PDRB Per Kapita ADHB Kota Depok terhadapKabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 (Rp Juta/Jiwa)Gini Rasio Provinsi Jawa Barat Tahun 2011-2018
TERIMA KASIH
REPUBLIK INDONESIA
Lampiran
56
57
PN 1 Pembangunan Manusia dan Pengentasan Kemiskinan
PerlindunganSosial dan Tata KelolaKependudukan
PP
1Peningkatan Akses dan Kualitas Pelayanan Kesehatan
PP
2PP
3PemerataanLayananPendidikan Berkualitas
Pembangunan Budaya, Karakter, dan PrestasiBangsa
PengentasanKemiskinan
PP
4PP
5
KP1. Sistem jaminan sosial nasional
KP2. Bantuan sosial dan subsidi tepat sasaran
KP3. Kesejahteraan sosial
K4. Penguatan layanan terpadu dan
pendampingan
KP5. Percepatan cakupan administrasi
kependudukan
KP6. Integrasi sistem administrasi
kependudukan
KP1. Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB
dan kesehatan reproduksi
KP2. Percepatan perbaikan gizi
masyarakat
KP3. Penguatan pengendalian penyakit
KP4. Penguatan Germas
KP5. Peningkatan pelayanan kesehatan dan pengawasan obat
dan makanan
KP1. Peningkatan kualitas pengajaran dan
pembelajaran
KP3. Pengelolaan dan penempatan pendidik dan
tenaga kependidikan
KP4. Penjaminan mutu pendidikan
KP5. Penguatan pendidikan tinggi
berkualitas
KP2. Afirmasi akses dan percepatan pelaksanaan Wajib Belajar 12 Tahun
KP6. Peningkatan tata kelola pendidikan
KP1. Akselerasipenguatan ekonomi
keluarga
KP2. Keperantaraanusaha dan dampak
sosial
KP3. Peningkatan akses pembiayaan ultra
mikro
KP4. Reforma agraria dan perhutanan sosial
KP1. Ketahanan budaya dan memori bangsa
KP2. Pemajuan dan pelestarian kebudayaan
KP3. Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
agama
KP4. Budaya literasi
KP6. Penguatan kualitas keluarga
KP5. Pemenuhan hak dan perlindungan anak, perempuan, dan pemuda
Kegiatan Prioritas PN 1
KP7. Kapabilitas adopsi Iptek dan penciptaan
inovasi
KP7. Penguatan prestasi olahraga
58
PN 2 Infrastruktur dan Pemerataan Wilayah
PerluasanInfrastrukturDasar
PP
1
Penguatan
Infrastruktur Kawasan
Tertinggal dan
Ketahanan Bencana
PP
2PP
3Peningkatan KonektivitasMultimoda dan Antarmoda MendukungPertumbuhan Ekonomi
PerluasanTeknologi Informasidan Komunikasi
PeningkatanInfrastrukturPerkotaan
PP
4PP
5KP1. Penyediaan Akses
Perumahan dan Permukiman Layak
KP2. Penyediaan Akses Air Minum dan Sanitasi yang Layak dan Aman
KP3. Keamanan dan Keselamatan Transportasi
K4. Penyediaan dan Pengamanan Air Baku
dan Air Tanah
KP1. Aksesibilitas Daerah Tertinggal
KP2. Ketahanan Kebencanaan Infrastruktur
KP3. Pembangunan Terpadu Pesisir Utara
Pulau Jawa
KP1. Konektivitas Transportasi Jalan
KP3. Konektivitas Transportasi Laut
KP4. Konektivitas Transportasi Udara
KP5. Konektivitas Transportasi Darat
KP2. Konektivitas Transportasi Kereta Api
KP1. Sistem angkutan umum masal perkotaan
berbasis rel
KP2. Sistem angkutan umum masal perkotaan
berbasis jalan
KP3. Infrastruktur Jalan Perkotaan
KP4. Air Minum dan Sanitasi Perkotaan
KP1. Infrastruktur Teknologi Informasi dan
Komunikasi
KP2. Utilitas dan Ekosistem Teknologi
Informasi dan Komunikasi
KP3. PendukungInfrastruktur, Utilitas
dan Ekosistem TeknologiInformasi dan
KomunikasiKP5. Perumahan di
Kota Besar dan Metropolitan
Kegiatan Prioritas PN 2
KP6. Energi Berkelanjutan untuk
Perkotaan
KP7. Infrastruktur dan Ekosistem ICT
Perkotaan
59
Kegiatan Prioritas PN 3
PN 3 Nilai Tambah Ekonomi, Industrialisasi dan Kesempatan Kerja
PenguatanKewirausahaandan UMKM
PP
1
Peningkatan Nilai Tambah Ekonomidan Investasi di Sektor Riil
PP
2PP
3Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja dan Penciptaan Lapangan Kerja
Penguatan Pilar Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi
PP
4PP
5
KP1. Peningkatan kemitraan usaha antara usaha mikro kecil
dan usaha menengah besar
KP2. Peningkatan akses pembiayaan bagi wirausaha
KP3. Peningkatan kapasitas, jangkauan, dan
inovasi koperasi
KP1. Peningkatan peran dan kerja sama dengan
dunia usaha
KP3. Peningkatan sertifikasi kompetensi
KP4. Peningkatan tata kelola pendidikan dan
pelatihan vokasi
KP2. Peningkatan kualitas penyelenggaraaan
pendidikan dan pelatihan vokasi
KP1. Peningkatan diversifikasi, nilaitambah, dan daya saing produk
ekspor dan jasa
KP6. Peningkatan pengadaan pemerintah yang menggunakan
produk dalam negeri
KP1. Peningkatanpendalaman sektor keuangan
KP2. Pengembangan teknologi digital untuk meningkatkan transformasi ekonomi dan
efisiensi pelayanan
KP3. Peningkatan efisiensisistem logistik
KP4. Peningkatan efisiensi pergerakan wisatawan
KP5. Peningkatan nilai tambah dan daya saing produk kreatif dan digital
KP1. Peningkatan industri berbasis pertanian yang terintegrasi hulu-hilir
KP2. Peningkatan akses dan pendalaman pasar ekspor
KP3. Peningkatan efektivitas Free Trade Agreement (FTA) dan
diplomasi ekonomi
KP4. Peningkatan partisipasi dalam global production network/GPN
(inbound dan outbound)
KP5. Pengelolaan impor
KP7. Peningkatan citra dan diversifikasi pemasaran pariwisata dan
produk kreatif
KP5. Peningkatan pengembangan industri dan
pariwisata yang berkelanjutan
KP4. Peningkatan penciptaan peluang usaha
KP5. Pengembangan sentra industri kecil dan menengah
KP2. Peningkatan industri berbasis kemaritiman yang terintegrasi hulu-hilir
Peningkatan Ekspor Bernilai Tambah Tinggi dan Penguatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
KP6. Peningkatanketersediaan dan kualitas
data dan informasiperkembangan
ekonomi, terutamakemaritiman, pariwisata, eko
nomi kreatif, dan ekonomidigital
KP8. Peningkatan rantai nilai industri halal dan produk sehat
KP6. Perbaikan iklim usaha dan peningkatan investasi
KP3. Peningkatan produktivitas dan nilai tambah industri non-agro yang didukung
sistem bisnis terintegrasi hulu-hilir
KP4. Peningkatan daya saing destinasi dan industri pariwisata, termasuk wisata
alam, yang didukung penguatan rantai pasok
KP7. Peningkatan hilirisasi sumber daya alam, termasuk melalui pengembangan
smelter dan kawasan industri terutama di luar Jawa
60
PN 4 Ketahanan Pangan, Air, Energi, dan Lingkungan Hidup
Penguatan Ketahanan Bencana
PP
5
KP1. Penguatan Kesiapsiagaan
Menghadapi Bencana
KP3. Penguatan Manajemen Kedaruratan
KP4. Percepatan Pemulihan
Pascabencana
KP2. Penguatan Peringatan Dini
Bencana
KP1. Pencegahan KerusakanSumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
KP2. Penanggulangan Kerusakan Sumber Daya
Alam dan Lingkungan Hidup
KP3. Rahabilitasi dan Pemulihan Kerusakan
Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup
KP4. Penegakkan Hukum di Bidang Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Hidup
Pemenuhan Kebutuhan Energi melalui Peningkatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)
PP
1KP1. Akselerasi
Pembangunan Pembangkit Energi Terbarukan
KP2. Peningkatan Pasokan dan Akses Listrik
KP3. Peningkatan Produksi dan Akses
Minyak dan Gas
K4. Peningkatan Implementasi Efisiensi
Energi
PP
4Peningkatan DayaDukung SDA dan Daya TampungLingkungan