I. JUDUL PRAKTIKUM
: Pemeriksaan Eschericia coli pada Rectal SwabII. PELAKSANAAN
PRAKTIKUM:
Hari, tanggal
: Selasa, 24 Maret 2015
Waktu
: 07.30 15.00 wib Lokasi
: Lab. Mikrobiologi Kesling Surabaya
III. TUJUAN
1. Tujuan umum:
a. Mahasiswa dapat mengetahui teknik pengambilan sampel pada
rectal swabb. Mahasiswa dapat mengetahui teknik pemeriksaan sampel
pada rectal swab2. Tujuan khusus :
a. Mahasiswa dapat melakukan pembuatan media secara benar
b. Mahasiswa dapat melakukan pengambilan sampel dengan benar
c. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan sampel dengan benarIV.
DASAR TEORIRektal swab merupakan apusan yang dilakukan pada daerah
rectum + 2-3 cm diatas lubang anus. Kuman-kuman pathogen penyebab
gastroenteritis dapat diisolasi dari swab rectum. Kuman-kuman yang
ditemukan dari swab rectumjuga terdapat pada saluran pencernaan.
pengambilan sampel dengan cara memutar lidi kapas pada kripte anus
searah jarum jam satu kali putaran dan putaran selanjutnya dengan
menarik lidi kapas keluar.Menurut Permenkes RI No.
1096/Menkes/Per/VI/2011, Syarat Higiene sanitasi makanan meliputi
pemeriksaan laboratorium, yaitu:
a. Cemaran kimia pada makanan negatif
b. Angka kuman E.coli pada makanan 0/gr contoh makanan
c. Angka kuman pada peralatan makan 0 (nol)
d. Tidak diperoleh adanya carrier (pembawa kuman patogen) pada
penjamah makanan yang diperiksa (usap dubur/rectal swab)Bakteri
Escherichia memiliki cirri-ciri seperti batang lurus, 1,1 1,5 m x
2,0 6,0 m, motil dengan flagellum peritrikus atau nonmotil. Bakteri
ini juga tergolong bakteri gram negative, tumbuh dengan mudah pada
medium nutrient sederhana. Spesies tipe E.coli.
EMB Agar disebut sebagai media selektif karena kandungan
methylen blue pada media bisa menghambat pertumbuhan bakteri Gram
positif. Gula yang terdapat dalam media, yaitu sukrosa dan laktosa
merupakan substrat yang bisa difermentasi oleh sebagian besar
bakteri Gram negative, terutama bakteri Coliform. Adanya sukrosa
dan laktosa juga bertujuan untuk membedakan antara bakteri Coliform
yang mampu memfermentasi sukrosa lebih cepat daripada laktosa dan
yang yang tidak dapat memfermentasi sukrosa. Bakteri Coliform
umumnya mampu memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam. Kondisi
ini membuat media menjadi asam sehingga indikator Eosin Y berubah
warna dari bening menjadi ungu gelap yang biasanya disertai kilap
logam. Koloni yang tumbuh berinti gelap disertai kilap logam pada
permukaan Eosin Methylen Blue (EMB). Agar merupakan ciri koloni
Escherichia coli. Bakteri gram negative lain yang mampu
memfermentasi laktosa dengan lambat akan ditunjukkan dengan warna
coklat merah muda, dan bakteri yang tidak mampu memfermentasi
laktosa akan terlihat merah muda pudar. (Lal dan Cheepthman dkk.,
2007 ; Merck, 1996
V. ALAT
1. Cotton swep
2. Gunting
3. Timbangan
4. Botol kecil berisi media transport
5. Autoclave
6. Pipet ukur 1ml, 10 ml7. pipump
8. Petridish steril
9. Spatula10. Ose
11. Tabung reaksi
12. Rak tabung reaksi
13. Erlenmeyer
14. Gelas ukur
15. Korek api
16. Lampu spiritus
17. Etiket
18. Coolbox
19. Sarung tangan
20. Masker
21. Alat tulis
22. Inkubator
23. Waterbath
24. Termometer VI. BAHAN
1. Media transport (NaCl 0,9 %)
2. Media pemupuk EC Broth ( Eschericia coli broth ) @ 5mL
3. EMB ( Eosin Methilen Blue Agar )
4. Aquades
5. Alkohol 70 %
6. Kapas
7. Alumunium foil
8. Kertas coklat
9. Tali ramiVII. PROSEDUR KERJA
HARI PERTAMA
A. Pembuatan Media Transport
B. Pembuatan Eschericia coli broth (EC Broth)
Lanjutan
C. Teknik Sampling Rectal Swab
Lanjutan
D. Penanganan Sampel Rectal Swab
HARI KEDUA
Lanjutan
VIII. HASIL1. Hari pertama:
( - ) pada media Eschericia coli broth ( EC broth )
Tidak ada perubahan warna pada media EC (warna masih tetap
jernih sama seperti sebelum di inkubasi). Oleh karena itu
pemeriksaan tidak di lanjutkan pada media EMB.
IX. PEMBAHASANBerdasarkan hasil pengamatan, pada pemeriksaan
rectal swep yang dilakukan, pada media pemupuk ( Eschericia coli
broth ) negative, karena tidak ada perubahan warna pada media EC
(tidak ada tanda-tanda warna keruh). Kekeruhan terjadi karena
bakteri E.coli memfermentasi laktosa pada EC Broth. Sehingga tidak
diteruskan pada media EMB. Hal ini mungkin terjadi karena adanya
kontaminasi pada saat pengambilan sampel rectal swab atau pada saat
penanganan sampel, kemudian kesalahan petugas pada saat mengusap
dubur, kedalaman lubang dubur kurang dari 2,5 3 cm.X.
KESIMPULAN
Dari hasil pemeriksaan rectal swab menunjukkan bahwa Negatif
E.Coli karena pada media EC broth/Ec medium tidak menunjukan warna
keruh sehingga tidak diteruskan pada media EMB. Menurut Permenkes
RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011, Syarat Higiene sanitasi makanan
meliputi pemeriksaan laboratorium, yaitu: Tidak boleh adanya
carrier (pembawa kuman patogen) pada penjamah makanan yang
diperiksa (usap dubur/rectal swab). Keadaan tersebut menunjukan
Higiene perorangan masih sangat kurang, sehingga perlu lebih di
tingkatkan lagi.XI. DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, Srikandi. 1993, Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta :
PT.RajaGrafindoPersadaPermenkes RI No. 1096/Menkes/Per/VI/2011
tentang Higiene Sanitasi JasabogaLal, A., Cheeptham, N. 2007.
http://www.microbelibrary.org/component/resource/laboratory-test/2869-eosin-methylene-blue-agar-plates-ptocol
Eosin Methylen Blue Agar Protocol.ML Library American Society for
Microbiology. Diakses Hari Sabtu 4 April 2015 Pukul 11.25
WIBMichael J. Pelcaar, Jr. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi 2.
Jakarta. Universitas Indonesia (UI-Press)XII. DOKUMENTASI
LAPORAN PRAKTIKUM
PENYEHATAN MAKANAN DAN MINUMAN B (PMM-B)
PEMERIKSAAN ESCHERICIA COLI PADA RECTAL SWAB
Dosen Pembimbing :
Narwati, S.Si, M.Si
Disusun oleh :
Kelas B/ Kelompok A / Semester IV /Sub 3
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi DIII Kampus Surabaya
2015
Nama kelompok:1. Patria Hamka Ranggi
(P278331130)
2. Dema Indah Sulistyorini (P278331130510
3. Aulia Faradina
(P27833113060)
4. Puri Manggar Sari
(P27833113067)Hitung kebutuhan NaCl 0,9% (0,09 gr dalam 10 ml
aquades)
Timbang NaCl 0,09 gr larutkan kedalam 10 ml aquades
Aduk rata dengan spatula
Masukkan kedalam botol kecil @10 ml
Tutup dengan kapas kemudian sterilkan kedalam autoclave 121o
C
Hitung kebutuhan EC Broth, dengan rumus
QUOTE x 10 = 0,74
Timbang EC Broth 0,74 gr, larutkan ke dalam 10 ml aquades
Aduk rata dengan spatula
Masukkan kedalam tabung reaksi @5 ml ( 1 untuk specimen 1 untuk
control)
Tutup dengan kapas kemudian sterilkan ke dalam autoclave 121o
C
Persiapkan sarung tangan, botol kecil berisi media transport,
cotton swab, alat tulis, gunting, lampu spiritus, alkohol 70% dan
coolbox
Gunakan sarung tangan dengan rapi.
Penjamah harus membersihkan dubur terlebih dahulu.
Penderita diambil usap duburnya dengan posisi menungging, kedua
tangan memegang masing-masing pinggul, atau dengan cara
tengkurap
Pemeriksa berdiri disamping kiri dari penderita
Tangan kiri pemeriksa memegang dan melebarkan lubang anus ke
arah samping kiri dan kanan dan meregangkan dengan jari tangan
kiri. Kemudian tangan kanan bersiap dengan cotton swab ( yang telah
dibasahi media transport ) dan dimasukkan kedalam anus.
Masukkan cotton swab steril sepanjang 2,5 cm kedalam dubur
secara hati-hati, putar cotton swep searah jarum jam dengan terus
memutar kearah yang sama sampai cotton swab keluar
Masukkan cotton swep kedalam botol kecil yang berisi media
transport, gunting kelebihan lidi setinggi tutup botol.
Flambir bibir tutup botol dengan lampu spirits, kemudian tutup
rapat
Beri kode pada label botol kecil berisi sampel
Masukkan kedalam coolbox
Siapkan botol kecil berisi sampel rectal swab
Ambil 2 mata ose kedalam EC Broth, dekatkan dengan lampu
spiritus. Lakukan secara steril.
Eramkan dalam inkubator dengan suhu 37oC selama 1x24 jam
Bila EC broth + yang ditandai dengan kekeruhan maka dilanjutkan
ke penanaman media EMB agar
Penanaman dilakukan dengan cara tuang : ambil 1 ml kuman dengan
pipet steril dan masukkan kedalam petridish steril.
Tuang media EMB agar yang telah di waterbath dengan suhu 55oC 15
ml,
Putar searah jarum jam, biarkan hingga membeku.
Eramkan kedalam incubator pada suhu 37o C 1x24 jam