Top Banner
PT KAI COMMUTER JABODETABEK
69

PM 24 Tahun 2015

Jan 12, 2016

Download

Documents

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2015
Tentang standart keselamatan perjalanan kereta api
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
Page 1: PM 24 Tahun 2015

PT KAI COMMUTER JABODETABEK

Page 2: PM 24 Tahun 2015

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

STANDAR KESELAMATAN PERKERETAAPIAN

Page 3: PM 24 Tahun 2015

PENGERTIAN1. Standar keselamatan adalah ketentuan yang digunakan sebagai acuan agar terhindar

dari risiko kecelakaan.2. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan

sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.

3. Awak sarana perkeretaapian adalah orang yang ditugaskan di dalam kereta api oleh Penyelenggara Sarana Perkeretaapian selama perjalanan kereta api.

4. Petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian adalah orang yang ditugaskan untuk mengoperasikan prasarana perkeretaapian oleh penyelenggara prasarana perkeretaapian.

5. Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang bertugas mengoperasikan kereta api serta bertanggung jawab sebagai pemimpin perjalanan kereta api.

6. Asisten masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang membantu masinis dalam mengoperasikan kereta api.

Page 4: PM 24 Tahun 2015

STANDAR KESELAMATAN

• Standar keselamatan terdiri atas :1.Standar keselamatan bidang prasarana2.Standar keselamatan bidang sarana3.Standar keselamatan bidang lalu lintas dan

angkutan, dan4.Standar keselamatan bidang sumber daya

manusia

Page 5: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Prasarana Perkeretaapian

Prasarana Perkeretaapian Prasarana perkertaapian meliputi :• Jalur kereta api• Stasiun kereta api• Fasilitas pengoperasian kereta api

Page 6: PM 24 Tahun 2015

Kelaikan Operasi Prasarana Perkeretaapian

Kelaikan Operasi Prasarana Perkeretaapian• Setiap jenis prasarana perkeretaapian wajib memenuhi kelaikan operasi sarana perkeretaapian, yang ditandai dengan sertifikat dan tanda lulus uji.• Pemeriksaan prasarana perkeretaapian dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.

Page 7: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Sarana Perkeretaapian

Sarana perkeretaapian menurut jenisnya terdiri atas : Lokomotif Kereta Gerbong, dan Peralatan khusus

Page 8: PM 24 Tahun 2015

Peralatan Keselamatan Lokomotif

Lokomotif harus memenuhi persyaratan keselamatan seperti :

- Kabin Masinis- Peralatan keselamatan, dan- Peralatan tracking / pemantauan

Kabin masinis dirancang sekurang – kurangnya harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi :

• Kebisingan dalam ruang kabin masinis maksimum 85 dBA

• Mampu melindungi masinis dan asisten masinis dari gas buang sarana perkeretaapian yang menggunakan motor diesel, dan

• Memiliki ruang bebas pandang ke depan ( angle view ) tanpa terhalang badan lokomotif.

Page 9: PM 24 Tahun 2015

Peralatan Keselamatan Lokomotif

Peralatan keselamatan sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi :• Peralatan komunikasi• Penghapus kaca• Lampu sorot ( lampu utama )• Alat pemadam api ringan ( APAR )• Suling• Speedometer• Deadman device• Lampu kabin• Pengganjal roda• Rem darurat, dan• Perekam data ( event recorder / data logger )

Dan semua aspek ini harus memenuhi persyaratan teknis perkeretaapian.

Page 10: PM 24 Tahun 2015

Peralatan Keselamatan Kereta

Kereta yang ditarik lokomotif terdiri atas :• Kereta penumpang• Kereta makan• Kereta pembangkit, dan• Kereta bagasi

Kereta ini sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi :

• Alat pemadam api ringan• Palu pemecah kaca• Pengganjal roda• Rem darurat, dan• Petunjuk keselamatan

Page 11: PM 24 Tahun 2015

Peralatan Keselamatan Kereta

Badan penyelenggara sarana perkeretaapian diwajibkan untuk melaksanakan simulasi keadaan darurat di dalam kereta, sekurang – kurangnya 1 ( satu ) kali dalam 1 tahun.

Kereta dengan penggerak sendiri sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan seperti yang terdapat pada lokomotif.

Gerbong sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan pengganjal roda dan memenuhi persyaratan standar spesifikasi teknis gerbong.

Page 12: PM 24 Tahun 2015

Peralatan Keselamatan Peralatan Khusus

Peralatan khusus sebagaimana yang dimaksud terdiri atas :• Kereta inspeksi ( lori )• Kereta penolong• Kereta ukur• Kereta derek, dan • Kereta pemeliharaan jalan rel

Peralatan khusus sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi :• Alat pemadam api ringan• Palu pemecah kaca , dan• Pengganjal roda

Page 13: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Persiapan Perjalanan Kereta Api

1.Penyelenggara sarana perkeretaapian harus mempersiapkan perjalanan kereta api

Page 14: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

1.1 Persiapan perjalanan kereta api yang dimaksud meliputi kegiatan ;

a. Menyiapkan sarana dengan atau tanpa rangkaiannyab. Menyiapkan awak sarana perkeretaapianc. Memeriksa sarana perkeretaapiand. Menyediakan waktu kereta api sesuai dengan jalur yang

terjadwal di stasiun awale. Memasang tanda, danf. Menyiapkan dokumen perjalanan KA

Page 15: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

1.2 Penyelenggara sarana perkeretaapian harus menyiapkan ruangan pengarahan untuk memberikan pengarahan ( briefing ) kepada awak sarana perkeretaapian sebelum berdinas.

Page 16: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

a.1 Penyiapan sarana perkeretaapian dengan atau tanpa rangkaian yang dimaksud meliputi kegiatan :

• Menyiapkan lokomotif, kereta atau gerbong, kereta dengan penggerak sendiri, atau peralatan khusus, untuk didinaskan dalam perjalanan kereta api, dan• Menentukan susunan rangkaian sarana perkeretaapian untuk

dirangkai oleh penyelenggara sarana perkeretaapian menjadi rangkaian kereta api yang akan berangkat sesuai dengan persyaratan teknis operasi untuk keselamatan perjalanan KA.

Page 17: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

b.1 Penyiapan awak sarana perkeretaapian meliputi kegiatan :

• Memeriksa sertifikat kecakapan• Memeriksa kesehatan, dan• Memberi surat tugas

Page 18: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Penyiapan awak sarana perkeretaapian dilaksanakan di ruangan pengarahan ( briefing )

Page 19: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

c.1 Pemeriksaan sarana perkeretaapian paling sedikit meliputi pemeriksaan terhadap :

1. Perangkat pengereman2. Peralatan keselamatan3. Peralatan perangkai, dan4. Kelistrikan

Page 20: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Pemeriksaan sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud, baik untuk kereta api antarkota maupun perkotaan, dilakukan pada saat awal pengoperasian di stasiun awal.

Page 21: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

d.1 Penyediaan waktu kereta api sesuai dengan jalur yang terjadwal di stasiun awal sebagaimana yang dimaksud, dilaksanakan untuk pelayanan kepada pengguna jasa kereta api dengan kegiatan :

1. Memeriksa dokumen perjalanan KA2. Mencocokkan jam yang digunakan masinis dan kondektur

dengan jam induk stasiun3. Mengawasi naiknya penumpang, dan 4. Memuat barang bawaan dan barang kiriman di kereta bagasi

Page 22: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

e.1 Pemasangan tanda sebagaimana yang dimaksud dilakukan pada :

• Ujung belakang kereta api, dan• Tempat lain di kereta api sesuai dengan kebutuhan

Page 23: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

f.1 Penyiapan dokumen perjalanan kereta api sebagaimana yang dimaksud meliputi :

• Keterangan kelaikan sarana perkeretaapian• Keterangan tentang rangkaian kereta api, jadwal perjalanan,

termasuk tempat bersilang atau penyusulan kereta api• Dokumen untuk mencatat kejadian selama perjalanan kereta api,

dan• Dokumen yang diperlukan untuk masinis

Page 24: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Penyusunan sarana perkeretaapian menjadi satu rangkaian dilaksanakan sesuai dengan pesyaratan teknis operasi dan keselamatan perjalanan KA

Page 25: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Penyusunan sarana perkeretaapian menjadi satu rangkaian harus mempertimbangkan paling sedikit meliputi :

1. Sistem pengereman pada rangkaian kereta api harus berfungsi dengan baik

2. Kemampuan teknis masing – masing sarana perkeretaapian, harus memperhatikan kecepatan yang mampu ditempuh oleh masing – masing sarana perkeretaapian dalam rangkaian, dan

3. Jenis barang yang diangkut.

Page 26: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Awak sarana perkeretaapian dalam mengoperasikan kereta api wajib mematuhi semboyan yang merupakan pesan yang bermakna bagi petugas yang berkaitan dengan perjalanan KA yaitu :

Page 27: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

a. Perintah atau larangan yang ditunjukkan melalui orang atau alat berupa wujud, warna, cahaya, atau bunyi meliputi :a.1 Isyarata.2 Sinyala.3 Tanda, dana.4 Marka

b. Pemberitahuan tentang kondisi jalur, pembeda batas, dan petunjuk tertentu yang ditunjukkan melalui marka.

Page 28: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

1. Selain kewajiban awak sarana perkeretaapian mengetahui dan mematuhi semboyan, awak sarana perkeretaapian yang bertugas menjalankan kereta api harus melaporkan kepada petugas pengatur atau pengendali perjalanan kereta api jika terdapat kejanggalan di jalur kereta api yang sedang dan / atau telah dilewati.

Page 29: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

2. Laporan mengenai kejanggalan di jalur kereta api yang sedang dan / atau telah dilewati harus disertai :

• Informasi mengenai kondisi jalur kereta api, sinyal, perlintasan, dan kondisi catu daya, dan• Kewajiban memasang tanda “ pemberitahuan bahwa jalur

yang telah dilewati tidak aman atau bahaya” yang dipasang di lokomotif.

3. Laporan yang dimaksud pada point 1 disampaikan melalui telekomunikasi yang direkam.

Page 30: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

4. Kewajiban memasang tanda “ pemberitahuan bahwa jalur yang telah dilewati tidak aman atau bahaya” sampai di stasiun operasi pertama yang didatangi.

Page 31: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Awak sarana perkeretaapian selama perjalanan kereta api wajib memastikan perangkat peralatan keselamatan berfungsi dengan baik

Page 32: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa radio lokomotif tidak berfungsi atau rusak, maka awak sarana perkeretaapian harus :• Memberhentikan kereta api di stasiun berikutnya, dan• Memberitahukan hal itu kepada petugas pengatur atau

pengendali perjalanan KA

Page 33: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa penghapus kaca tidak berfungsi atau rusak dalam perjalanan dan menghadapi hujan lebat, maka awak sarana perkeretaapian harus :

• Menjalankan kereta api dengan hati – hati• Memberitahukan hal itu kepada petugas pengatur atau

pengendali perjalanan kereta api stasiun berikutnya, dan • Menghapus kaca secara manual

Page 34: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa lampu sorot ( lampu utama ) rusak dalam perjalanan atau di jalur bebas, maka awak sarana harus :

1. Memberhentikan kereta api2. Memberitahukan hal kerusakan lampu sorot kepada awak

sarana yang lain dan / atau petugas lainnya3. Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali

perjalanan kereta api melalui pesawat radio lokomotif

Page 35: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Apabila awak sarana diperbolehkan melanjutkan perjalanan, maka awak sarana harus :

• Menjalankan kereta api dengan hati – hati dan dengan kecepatan dibatasi paling tinggi 30 km/jam sampai di stasiun terdekat• memperdengarkan tanda “minta perhatian” melalui suling

lokomotif pada tempat – tempat yang dianggap perlu

Page 36: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa suling lokomotif rusak dalam perjalanan atau di jalur bebas, maka awak sarana harus :

• Memberhentikan kereta api• Memberitahukan hal kerusakan suling lokomotif kepada awak

sarana yang lain dan / atau petugas lainnya, dan• Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali

perjalanan kereta api melalui pesawat radio lokomotif

Page 37: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Apabila awak sarana diperbolehkan melanjutkan perjalanan, maka awak sarana harus menjalankan kereta api dengan hati – hati dan dengan kecepatan dibatasi paling tinggi 30 km/jam sampai di stasiun berikutnya

Page 38: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa deadman device tidak berfungsi atau rusak dalam perjalanan, maka awak sarana harus :

• Memberhentikan kereta api• Memberitahukan kepada kondektur dan / atau petugas

lainnya, dan• Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali

perjalanan KA melalui pesawat radio lokomotif

Page 39: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Dalam hal kereta api harus melanjutkan perjalanan, awak sarana harus menjalankan kereta api dengan hati – hati

Perjalanan sebagaimana yang dimaksud hanya diperbolehkan sampai dengan stasiun berikutnya

Page 40: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa lampu kabin tidak berfungsi atau rusak dalam perjalanan, maka awak sarana harus ;

• Memberitahukan kerusakan kepada kondektur dan / atau petugas lainnya, dan• Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali

perjalanan KA melalui pesawat radio lokomotif

Dalam hal KA harus melanjutkan perjalanan, awak sarana harus menjalankan KA dengan hati - hati

Page 41: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa data logger tidak berfungsi atau rusak dalam perjalanan, maka awak sarana harus :

• Memberitahukan kerusakan kepada kondektur dan / atau petugas lainnya, dan• Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali

perjalanan kereta api melalui pesawat radio lokomotif

Dalam hal KA harus melanjutkan perjalanan, awak sarana harus menjalankan kereta api secara hati – hati dengan kecepatan maksimum 30 km/jam

Page 42: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Kereta api yang berjalan dan mengalami mogok di petak jalan karena kerusakan pada lokomotif atau kereta dengan penggerak sendiri, awak sarana harus segera meminta lokomotif penolong melalui pesawat radio lokomotif atau alat komunikasi lainnya.

Page 43: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Apabila sebagian rangkaian kereta api anjlog di petak jalan atau petak blok dan tidak mungkin dapat melanjutkan perjalanan, maka awak sarana diperbolehkan meniggalkan bagian rangkaian yang anjlog

Page 44: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Awak sarana yang akan meninggalkan bagian rangkaian kereta api yang mengalami anjlog harus :

• Segera melaporkan kejadian tersebut dan meminta lokomotif dan kereta penolong kepada petugas pengatur atau pengendali perjalanan KA• Memindahkan penumpang dan / atau barang dari bagian kereta

api yang anjlog ke rangkaian kereta api yang dapat melanjutkan perjalanan

Page 45: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

• Melaporkan rencana meninggalkan bagian rangkaian kereta api yang mengalami kerusakan atau anjlog ke petugas pengatur atau pengendali perjalanan KA

• Segera melindungi bagian rangkaian kereta api yang mengalami kerusakan atau anjlog dengan tanda “ tidak aman / kereta api harus berhenti” dimuka maupun dibelakang dengan jarak 500 meter

Page 46: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

• Atas seizin petugas pengatur perjalanan KA, menarik bagian rangkaian yang tidak mengalami anjlog sampai stasiun berikutnya

• Menjalankan KA dengan memasang tanda “ pemberitahuan bahwa jalan yang baru dilalui tidak aman atau berbahaya” dan atau “ tanda akhiran “ di ujung bagian belakang rangkaian KA, dan

Page 47: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

• Menghentikan KA di stasiun berikutnya dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada petugas pengatur perjalanan KA dan menunggu perintah lebih lanjut.

Page 48: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

• Dalam keadaan terpaksa karena kerusakan pada kereta atau gerbong, awak sarana diperbolehkan meniggalkan kereta atau gerbong yang mengalami kerusakan di petak jalan

• Dalam hal kereta atau gerbong mengalami kerusakan di petak jalan dan harus ditinggalkan, awak sarana harus menjamin kereta yang ditinggal dalam kondisi aman dan memasang tanda “ tidak aman / kereta api harus berhenti “ yang diletakkan 500 meter dimuka dan dibelakang kereta atau gerbong yang ditinggal

Page 49: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

• Jika meneruskan perjalanan harus :a. Memasang tanda “ pemberitahuan bahwa jalan yang

baru dilewati tidak aman atau berbahaya “b. Berjalan tanpa membawa “ tanda akhiran “ di ujung

rangkaianc. Melaporkan kejadian kepada petugas pengatur di

stasiun sebelumnya dan / atau di stasiun berikutnya untuk mengambil langkah – langkah lebih lanjut, dan

d. Meminta lokomotif penolong ke petugas pengatur atau pengendali perjalanan KA melalui pesawat radio lokomotif untuk menarik kereta atau gerbong yang ditinggalkan oleh awak sarana

Page 50: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

Apabila kereta api dalam perjalanan karena sesuatu hal awak sarana ( masinis ) tidak dapat melakukan tugasnya, maka asisten masinis harus segera menghentikan kerata api dan memberitahukan kepada pengendali perjalanan kereta api dan menunggu perintah lebih lanjut

Page 51: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

• Apabila kereta api dalam perjalanan karena sesuatu hal asisten masinis tidak dapat melakukan tugasnya, maka masinis harus segera menghentikan kereta api di stasiun berikutnya dan memberitahukan hal tersebut kepada pengatur atau pengendali perjalanan KA

• Apabila asisten masinis tetap tidak dapat melakukan tugasnya, maka awak sarana perkeretaapian tersebut harus tetap mendampingi masinis sampai dimana seorang asisten masinis lain dapat menggantikannya

Page 52: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

1) Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun, limbah bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi syarat :a. Pengirim merupakan instansi yang berwenang atau pengguna jasa yang telah mendapat izin tertulis dari Menteri setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang terkaitb. Dilengkapi dengan lembar data keselamatan bahan ( material safety data sheet ), dokumen B3, dan / atau dokumen limbah B3 yang ditetapkan oleh instansi yang berwenangc. Setiap kemasan B3 dan / atau limbah B3 wajib diberikan simbol dan label yang ditetapkan instansi yang berwenangd. Diangkut dengan gerbong sesuai dengan jenis bahan yang diangkut dan diberikan tanda khusus dengan dilengkapi simbol dan label yang ditetapkan instansi yang berwenang

Page 53: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

e. Dilakukan pengawalan dan / atau menyertakan petugas yang memiliki keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan / atau limbah B3 yang diangkutf. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal – hal yang membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawag. Antara 2 gerbong yang berisi harus ditempatkan gerbong kosong sebagai penyekath. Perjalan KA menggunakan kecepatan sesuai dengan kecepatan yang ditetapkani. Bongkar muat dilakukan pada tempat dam / atau stasiun tertentu yang mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan / atau limbah B3 yang diangkut, dan

Page 54: PM 24 Tahun 2015

Perjalanan Kereta Api

2) Awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan mengangkut bahan berbahaya dan beracun, serta limbah berbahaya dan beracun harus mengetahui sifat dan karakteristik barang yang diangkut

Page 55: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian

1. Sumber daya manusia penyelenggara perkeretaapian dalam pengoperasian kereta api terdiri dari :

a. Sumber daya manusia penyelenggara prasarana perkeretaapian :

a.1 Tenaga pemeriksaa.2 Tenaga perawatana.3 Tenaga pengoperasian prasarana perkeretaapian

b. Sumber daya manusia penyelenggara sarana perkeretaapian :b.1 Tenaga pemeriksab.2 Tenaga perawatanb.3 Awak sarana perkeretaapian

Page 56: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian

Petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian harus memenuhi standar kompetensi

1. Pengatur dan Pengendali Perjalanan Kereta Api ( PPKA )2. Penjaga Pintu Perlintasan ( PJL )3. Awak sarana perkeretaapian :

a. Mengetahui dan memahami peraturan perundang – undangan terkait dengan operasi KAb. Mampu menilai sarana perkeretaapian siap untuk dioperasikanc. Mengetahui, memahami, dan menguasai serta mampu mengoperasikan sarana perkeretaapian sesuai standar operasi prosedur

Page 57: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian

d. Mengetahui, memahami, dan menguasai standar operasi prosedur pengoperasian sarana perkeretaapian selama berhenti, berjalan dan / atau langsire. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi perjalanan KAf. Mengetahui, memahami dan menguasai aspek standar operasi prosedur persinyalan, telekomunikasi dan listrik dalam pengoperasian KAg. Mengetahui, memahami dan menguasai dan membaca GAPEKA, Maklumat KA, telegram Maklumat dan daftar waktu serta perubahannyah. Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah perjalanan pengoperasian sarana perkeretaapian, dani. Pengetahuan, keterampilan, sikap dalam bekerja mengoperasikan sarana perkeretaapian

Page 58: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian

Sumber daya manusia penyelenggara perkeretaapian wajib :1. Mempunyai kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat2. Mengikuti pelatihan berkala sekurang – kurangnya 2 tahun

sekali

Sumber daya manusia penyelenggara perkeretaapian dilarang menggunakan obat terlarang, narkotika, dan psikotropika serta tidak dalam pengaruh alkohol.

Page 59: PM 24 Tahun 2015

Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian

Waktu kerja untuk awak sarana perkeretaapian dalam pengoperasian kereta api yaitu maksimal 8 jam per hari, 40 jam seminggu dengan waktu efektif operasi 4 jam untuk setiap harinya

Page 60: PM 24 Tahun 2015

Pemeriksaan Awak Sarana

Penyelenggara sarana perkeretaapian sebelum mengoperasikan kereta api wajib melakukan pemeriksaan terhadap awak sarana perkeretaapian

Page 61: PM 24 Tahun 2015

Pemeriksaan Awak Sarana

1. Kegiatan pemeriksaan awak sarana perkeretaapian dilakukan di tempat yang disediakan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian

2. Pemeriksaan awak sarana perkeretaapian paling sedikit meliputi :a. Pemeriksaan sertifikat kecakapanb. Pemeriksaan kesehatan, danc. Pemberian surat tugas

3. Pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum dinasan dan secara berkala 1 kali dalam 1 tahun

4. Pemeriksaan kesehatan sebelum dinasan dilakukan terhadap awak sarana yang pelaksanaannya dilakukan 30 menit sebelum awak sarana bertugas

Page 62: PM 24 Tahun 2015

Pemeriksaan Awak Sarana

5. Jenis pemeriksaan kesehatan sebelum dinasan minimal meliputi pemeriksaan tekanan darah, pengaruh obat terlarang dan alcohol

6. Pemeriksaaan kesehatan secara berkala sekurang – kurangnya meliputi pemeriksaan ;a. Pemeriksaan mentalb. Pemeriksaan fisikc. Pemeriksaan kesegaran jasmani

Page 63: PM 24 Tahun 2015

Pemeriksaan Awak Sarana

Dalam hal hasil pemeriksaan dinyatakan bahwa awak sarana perkeretaapian tidak memiliki sertifikat kecakapan atau habis masa berlakunya serta dinyatakan kurang sehat atau tidak sehat, maka yang bersangkutan dilarang untuk mengoperasikan KA

Dalam hal pemeriksaan kesehatan berkala dinyatakan kurang sehat, maka yang bersangkutan memerlukan pengobatan / perawatan. Pemeriksaan kesehatan diulang setelah selesai pengobatan / perawatan.

Page 64: PM 24 Tahun 2015

Kereta Api Dalam Perjalanan

Tindakan awak KA saat menghadapi bahaya1. Pada waktu menghadapi bahaya, masinis dan asisten

masinis harus mengambil tindakan yang tepat dan berupaya sekuat tenaga untuk menghindarkan atau memperkecil dampak dari kecelakaan yang tidak dapat dihindari

2. Apabila segala upaya sudah dilakukan namun masinis dan asisten masinis sudah tidak mampu lagi, maka masinis dan asisten masinis boleh meninggalkan kabin masinis

3. Dalam menghadapi bahaya, rem darurat harus digunakan dengan memperhatikan keselamatan penumpang dan rangkaian kereta

4. Apabila terjadi kebakaran sewaktu menjalankan KA, masinis segera menghentikan KA nya dan menekan tombol pantho down agar pantograf turun / lepas, sedangkan pembantu masinis segera mengambil alat pemadam kebakaran serta berusaha untuk memadamkan api

Page 65: PM 24 Tahun 2015

Kereta Api Dalam Perjalanan

Tindakan pada waktu menghadapi sinyal utama1. Pada saat menghadapi sinyal masuk / keluar yang

menunjukkan indikasi “berhenti”, masinis harus menghentikan KA nya di muka sinyal masuk / keluar yang dihadapi, kemudian memperdengarkan S35

2. Apabila KA melanggar indikasi sinyal utama yang berindikasi “berhenti”, masinis segera melaporkan kejadian tersebut kepada PPKA dengan menggunakan radio masinis atau memerintahkan pembantunya menuju stasiun untuk melaporkan kejadian tersebut, dan KA harus tetap berhenti sampai ada perintah lebih lanjut dari PPKA stasiun yg bersangkutan

Page 66: PM 24 Tahun 2015

Kereta Api Dalam Perjalanan

3. Apabila masinis ragu – ragu terhadap indikasi sinyal masuk / keluar, maka masinis harus mengambil tindakan terberat dengan menghentikan KA di muka sinyal masuk / keluar yang dihadapi dan memperdengarkan S35, selanjutnya masinis segera menghubungi PPKA

4. Apabila pada persinyalan elektrik masinis menghadapi sinyal masuk padam, masinis harus mengambil tindakan terberat dengan menghentikan KA di muka sinyal dan memperdengarkan S35, sampai ada perintah lebih lanjut dari PPKAa. Masinis boleh melewati sinyal tersebut apabila sinyal darurat menyala paling lama 90 detik dengan kecepatan tidak melebihi 30 km/jamb. Masinis menerima bentuk 92 ditandatangani PPKAc. Di belakang sinyal tersebut ada “isyarat perintah masuk” atau S4A oleh petugas stasiun atas perintah PPKA dan masinis harus berhenti tepat di dekat “isyarat perintah masuk” guna menerima petunjuk selanjutnya dan masinis mencatatnya dalam Lapka megenai sinyal masuk indikasi berhenti telah dilalui, sinyal – sinyal yang akan dilalui, dan jalur yang akan dilalui untuk masuk berhenti atau langsung

Page 67: PM 24 Tahun 2015

Kereta Api Dalam Perjalanan

5. Diperbolehkan melewati sinyal keluar yang berindikasi “berhenti” dengan kecepatan tidak lebih dari 30 km/jam apabila :a. Diperlihatkan kepada masinis sinyal darurat atau S6A,

pada persinyalan elektrikb. Diberikan bentuk 92 dan ditandatangani PPKAc. Apabila PPKA tidak ada atau tidak dapat melakukan

tugasnya,maka pembantu masinis melapor kepada masinis dan masinis melapor melalui radio masinis

6. Apabila di sinyal blok antara jalan bebas dan persinyalan elektrik menunjukkan indikasi “berhenti”a. Masinis harus menghentikan KA dan melapor kepada

PPKA stasiun berikutnya menggunakan radio masinis untuk meminta petunjuk bila mendapatkan izin masinis dapat melanjutkan perjalanannya

Page 68: PM 24 Tahun 2015

Kereta Api Dalam Perjalanan

b. Apabila komunikasi tidak berhasil dan belum dapat kepastian, setelah KA berhenti selama 5 menit, maka KA diperbolehkan “berjalan hati – hati” dengan kecepatan tidak lebih dari 15 km/jam

c. Apabila masinis melakukan tindakan pada point a dan b, masinis harus memperhatikan kemungkinan terpasangnya S3 dan / atau “tanda akhiran KA” untuk kereta api di depannya dan masinis harus berusaha untuk memberhentikan KA nya pada S3 dengan jarak 50 km/jam dari “tanda akhiran KA” di depannya

Page 69: PM 24 Tahun 2015

TERIMA KASIH