PT KAI COMMUTER JABODETABEK
PT KAI COMMUTER JABODETABEK
PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA
STANDAR KESELAMATAN PERKERETAAPIAN
PENGERTIAN1. Standar keselamatan adalah ketentuan yang digunakan sebagai acuan agar terhindar
dari risiko kecelakaan.2. Perkeretaapian adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas prasarana, sarana, dan
sumber daya manusia, serta norma, kriteria, persyaratan, dan prosedur untuk penyelenggaraan transportasi kereta api.
3. Awak sarana perkeretaapian adalah orang yang ditugaskan di dalam kereta api oleh Penyelenggara Sarana Perkeretaapian selama perjalanan kereta api.
4. Petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian adalah orang yang ditugaskan untuk mengoperasikan prasarana perkeretaapian oleh penyelenggara prasarana perkeretaapian.
5. Masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang bertugas mengoperasikan kereta api serta bertanggung jawab sebagai pemimpin perjalanan kereta api.
6. Asisten masinis adalah awak sarana perkeretaapian yang membantu masinis dalam mengoperasikan kereta api.
STANDAR KESELAMATAN
• Standar keselamatan terdiri atas :1.Standar keselamatan bidang prasarana2.Standar keselamatan bidang sarana3.Standar keselamatan bidang lalu lintas dan
angkutan, dan4.Standar keselamatan bidang sumber daya
manusia
Standar Keselamatan Bidang Prasarana Perkeretaapian
Prasarana Perkeretaapian Prasarana perkertaapian meliputi :• Jalur kereta api• Stasiun kereta api• Fasilitas pengoperasian kereta api
Kelaikan Operasi Prasarana Perkeretaapian
Kelaikan Operasi Prasarana Perkeretaapian• Setiap jenis prasarana perkeretaapian wajib memenuhi kelaikan operasi sarana perkeretaapian, yang ditandai dengan sertifikat dan tanda lulus uji.• Pemeriksaan prasarana perkeretaapian dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
Standar Keselamatan Bidang Sarana Perkeretaapian
Sarana perkeretaapian menurut jenisnya terdiri atas : Lokomotif Kereta Gerbong, dan Peralatan khusus
Peralatan Keselamatan Lokomotif
Lokomotif harus memenuhi persyaratan keselamatan seperti :
- Kabin Masinis- Peralatan keselamatan, dan- Peralatan tracking / pemantauan
Kabin masinis dirancang sekurang – kurangnya harus memenuhi persyaratan keselamatan yang meliputi :
• Kebisingan dalam ruang kabin masinis maksimum 85 dBA
• Mampu melindungi masinis dan asisten masinis dari gas buang sarana perkeretaapian yang menggunakan motor diesel, dan
• Memiliki ruang bebas pandang ke depan ( angle view ) tanpa terhalang badan lokomotif.
Peralatan Keselamatan Lokomotif
Peralatan keselamatan sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi :• Peralatan komunikasi• Penghapus kaca• Lampu sorot ( lampu utama )• Alat pemadam api ringan ( APAR )• Suling• Speedometer• Deadman device• Lampu kabin• Pengganjal roda• Rem darurat, dan• Perekam data ( event recorder / data logger )
Dan semua aspek ini harus memenuhi persyaratan teknis perkeretaapian.
Peralatan Keselamatan Kereta
Kereta yang ditarik lokomotif terdiri atas :• Kereta penumpang• Kereta makan• Kereta pembangkit, dan• Kereta bagasi
Kereta ini sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi :
• Alat pemadam api ringan• Palu pemecah kaca• Pengganjal roda• Rem darurat, dan• Petunjuk keselamatan
Peralatan Keselamatan Kereta
Badan penyelenggara sarana perkeretaapian diwajibkan untuk melaksanakan simulasi keadaan darurat di dalam kereta, sekurang – kurangnya 1 ( satu ) kali dalam 1 tahun.
Kereta dengan penggerak sendiri sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan seperti yang terdapat pada lokomotif.
Gerbong sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan pengganjal roda dan memenuhi persyaratan standar spesifikasi teknis gerbong.
Peralatan Keselamatan Peralatan Khusus
Peralatan khusus sebagaimana yang dimaksud terdiri atas :• Kereta inspeksi ( lori )• Kereta penolong• Kereta ukur• Kereta derek, dan • Kereta pemeliharaan jalan rel
Peralatan khusus sekurang – kurangnya harus dilengkapi dengan perangkat peralatan keselamatan meliputi :• Alat pemadam api ringan• Palu pemecah kaca , dan• Pengganjal roda
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Persiapan Perjalanan Kereta Api
1.Penyelenggara sarana perkeretaapian harus mempersiapkan perjalanan kereta api
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
1.1 Persiapan perjalanan kereta api yang dimaksud meliputi kegiatan ;
a. Menyiapkan sarana dengan atau tanpa rangkaiannyab. Menyiapkan awak sarana perkeretaapianc. Memeriksa sarana perkeretaapiand. Menyediakan waktu kereta api sesuai dengan jalur yang
terjadwal di stasiun awale. Memasang tanda, danf. Menyiapkan dokumen perjalanan KA
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
1.2 Penyelenggara sarana perkeretaapian harus menyiapkan ruangan pengarahan untuk memberikan pengarahan ( briefing ) kepada awak sarana perkeretaapian sebelum berdinas.
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
a.1 Penyiapan sarana perkeretaapian dengan atau tanpa rangkaian yang dimaksud meliputi kegiatan :
• Menyiapkan lokomotif, kereta atau gerbong, kereta dengan penggerak sendiri, atau peralatan khusus, untuk didinaskan dalam perjalanan kereta api, dan• Menentukan susunan rangkaian sarana perkeretaapian untuk
dirangkai oleh penyelenggara sarana perkeretaapian menjadi rangkaian kereta api yang akan berangkat sesuai dengan persyaratan teknis operasi untuk keselamatan perjalanan KA.
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
b.1 Penyiapan awak sarana perkeretaapian meliputi kegiatan :
• Memeriksa sertifikat kecakapan• Memeriksa kesehatan, dan• Memberi surat tugas
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Penyiapan awak sarana perkeretaapian dilaksanakan di ruangan pengarahan ( briefing )
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
c.1 Pemeriksaan sarana perkeretaapian paling sedikit meliputi pemeriksaan terhadap :
1. Perangkat pengereman2. Peralatan keselamatan3. Peralatan perangkai, dan4. Kelistrikan
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Pemeriksaan sarana perkeretaapian sebagaimana dimaksud, baik untuk kereta api antarkota maupun perkotaan, dilakukan pada saat awal pengoperasian di stasiun awal.
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
d.1 Penyediaan waktu kereta api sesuai dengan jalur yang terjadwal di stasiun awal sebagaimana yang dimaksud, dilaksanakan untuk pelayanan kepada pengguna jasa kereta api dengan kegiatan :
1. Memeriksa dokumen perjalanan KA2. Mencocokkan jam yang digunakan masinis dan kondektur
dengan jam induk stasiun3. Mengawasi naiknya penumpang, dan 4. Memuat barang bawaan dan barang kiriman di kereta bagasi
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
e.1 Pemasangan tanda sebagaimana yang dimaksud dilakukan pada :
• Ujung belakang kereta api, dan• Tempat lain di kereta api sesuai dengan kebutuhan
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
f.1 Penyiapan dokumen perjalanan kereta api sebagaimana yang dimaksud meliputi :
• Keterangan kelaikan sarana perkeretaapian• Keterangan tentang rangkaian kereta api, jadwal perjalanan,
termasuk tempat bersilang atau penyusulan kereta api• Dokumen untuk mencatat kejadian selama perjalanan kereta api,
dan• Dokumen yang diperlukan untuk masinis
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Penyusunan sarana perkeretaapian menjadi satu rangkaian dilaksanakan sesuai dengan pesyaratan teknis operasi dan keselamatan perjalanan KA
Standar Keselamatan Bidang Lalu Lintas dan Angkutan
Penyusunan sarana perkeretaapian menjadi satu rangkaian harus mempertimbangkan paling sedikit meliputi :
1. Sistem pengereman pada rangkaian kereta api harus berfungsi dengan baik
2. Kemampuan teknis masing – masing sarana perkeretaapian, harus memperhatikan kecepatan yang mampu ditempuh oleh masing – masing sarana perkeretaapian dalam rangkaian, dan
3. Jenis barang yang diangkut.
Perjalanan Kereta Api
Awak sarana perkeretaapian dalam mengoperasikan kereta api wajib mematuhi semboyan yang merupakan pesan yang bermakna bagi petugas yang berkaitan dengan perjalanan KA yaitu :
Perjalanan Kereta Api
a. Perintah atau larangan yang ditunjukkan melalui orang atau alat berupa wujud, warna, cahaya, atau bunyi meliputi :a.1 Isyarata.2 Sinyala.3 Tanda, dana.4 Marka
b. Pemberitahuan tentang kondisi jalur, pembeda batas, dan petunjuk tertentu yang ditunjukkan melalui marka.
Perjalanan Kereta Api
1. Selain kewajiban awak sarana perkeretaapian mengetahui dan mematuhi semboyan, awak sarana perkeretaapian yang bertugas menjalankan kereta api harus melaporkan kepada petugas pengatur atau pengendali perjalanan kereta api jika terdapat kejanggalan di jalur kereta api yang sedang dan / atau telah dilewati.
Perjalanan Kereta Api
2. Laporan mengenai kejanggalan di jalur kereta api yang sedang dan / atau telah dilewati harus disertai :
• Informasi mengenai kondisi jalur kereta api, sinyal, perlintasan, dan kondisi catu daya, dan• Kewajiban memasang tanda “ pemberitahuan bahwa jalur
yang telah dilewati tidak aman atau bahaya” yang dipasang di lokomotif.
3. Laporan yang dimaksud pada point 1 disampaikan melalui telekomunikasi yang direkam.
Perjalanan Kereta Api
4. Kewajiban memasang tanda “ pemberitahuan bahwa jalur yang telah dilewati tidak aman atau bahaya” sampai di stasiun operasi pertama yang didatangi.
Perjalanan Kereta Api
Awak sarana perkeretaapian selama perjalanan kereta api wajib memastikan perangkat peralatan keselamatan berfungsi dengan baik
Perjalanan Kereta Api
Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa radio lokomotif tidak berfungsi atau rusak, maka awak sarana perkeretaapian harus :• Memberhentikan kereta api di stasiun berikutnya, dan• Memberitahukan hal itu kepada petugas pengatur atau
pengendali perjalanan KA
Perjalanan Kereta Api
Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa penghapus kaca tidak berfungsi atau rusak dalam perjalanan dan menghadapi hujan lebat, maka awak sarana perkeretaapian harus :
• Menjalankan kereta api dengan hati – hati• Memberitahukan hal itu kepada petugas pengatur atau
pengendali perjalanan kereta api stasiun berikutnya, dan • Menghapus kaca secara manual
Perjalanan Kereta Api
Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa lampu sorot ( lampu utama ) rusak dalam perjalanan atau di jalur bebas, maka awak sarana harus :
1. Memberhentikan kereta api2. Memberitahukan hal kerusakan lampu sorot kepada awak
sarana yang lain dan / atau petugas lainnya3. Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali
perjalanan kereta api melalui pesawat radio lokomotif
Perjalanan Kereta Api
Apabila awak sarana diperbolehkan melanjutkan perjalanan, maka awak sarana harus :
• Menjalankan kereta api dengan hati – hati dan dengan kecepatan dibatasi paling tinggi 30 km/jam sampai di stasiun terdekat• memperdengarkan tanda “minta perhatian” melalui suling
lokomotif pada tempat – tempat yang dianggap perlu
Perjalanan Kereta Api
Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa suling lokomotif rusak dalam perjalanan atau di jalur bebas, maka awak sarana harus :
• Memberhentikan kereta api• Memberitahukan hal kerusakan suling lokomotif kepada awak
sarana yang lain dan / atau petugas lainnya, dan• Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali
perjalanan kereta api melalui pesawat radio lokomotif
Perjalanan Kereta Api
Apabila awak sarana diperbolehkan melanjutkan perjalanan, maka awak sarana harus menjalankan kereta api dengan hati – hati dan dengan kecepatan dibatasi paling tinggi 30 km/jam sampai di stasiun berikutnya
Perjalanan Kereta Api
Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa deadman device tidak berfungsi atau rusak dalam perjalanan, maka awak sarana harus :
• Memberhentikan kereta api• Memberitahukan kepada kondektur dan / atau petugas
lainnya, dan• Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali
perjalanan KA melalui pesawat radio lokomotif
Perjalanan Kereta Api
Dalam hal kereta api harus melanjutkan perjalanan, awak sarana harus menjalankan kereta api dengan hati – hati
Perjalanan sebagaimana yang dimaksud hanya diperbolehkan sampai dengan stasiun berikutnya
Perjalanan Kereta Api
Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa lampu kabin tidak berfungsi atau rusak dalam perjalanan, maka awak sarana harus ;
• Memberitahukan kerusakan kepada kondektur dan / atau petugas lainnya, dan• Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali
perjalanan KA melalui pesawat radio lokomotif
Dalam hal KA harus melanjutkan perjalanan, awak sarana harus menjalankan KA dengan hati - hati
Perjalanan Kereta Api
Dalam hal perangkat peralatan keselamatan berupa data logger tidak berfungsi atau rusak dalam perjalanan, maka awak sarana harus :
• Memberitahukan kerusakan kepada kondektur dan / atau petugas lainnya, dan• Segera melapor kepada petugas pengatur atau pengendali
perjalanan kereta api melalui pesawat radio lokomotif
Dalam hal KA harus melanjutkan perjalanan, awak sarana harus menjalankan kereta api secara hati – hati dengan kecepatan maksimum 30 km/jam
Perjalanan Kereta Api
Kereta api yang berjalan dan mengalami mogok di petak jalan karena kerusakan pada lokomotif atau kereta dengan penggerak sendiri, awak sarana harus segera meminta lokomotif penolong melalui pesawat radio lokomotif atau alat komunikasi lainnya.
Perjalanan Kereta Api
Apabila sebagian rangkaian kereta api anjlog di petak jalan atau petak blok dan tidak mungkin dapat melanjutkan perjalanan, maka awak sarana diperbolehkan meniggalkan bagian rangkaian yang anjlog
Perjalanan Kereta Api
Awak sarana yang akan meninggalkan bagian rangkaian kereta api yang mengalami anjlog harus :
• Segera melaporkan kejadian tersebut dan meminta lokomotif dan kereta penolong kepada petugas pengatur atau pengendali perjalanan KA• Memindahkan penumpang dan / atau barang dari bagian kereta
api yang anjlog ke rangkaian kereta api yang dapat melanjutkan perjalanan
Perjalanan Kereta Api
• Melaporkan rencana meninggalkan bagian rangkaian kereta api yang mengalami kerusakan atau anjlog ke petugas pengatur atau pengendali perjalanan KA
• Segera melindungi bagian rangkaian kereta api yang mengalami kerusakan atau anjlog dengan tanda “ tidak aman / kereta api harus berhenti” dimuka maupun dibelakang dengan jarak 500 meter
Perjalanan Kereta Api
• Atas seizin petugas pengatur perjalanan KA, menarik bagian rangkaian yang tidak mengalami anjlog sampai stasiun berikutnya
• Menjalankan KA dengan memasang tanda “ pemberitahuan bahwa jalan yang baru dilalui tidak aman atau berbahaya” dan atau “ tanda akhiran “ di ujung bagian belakang rangkaian KA, dan
Perjalanan Kereta Api
• Menghentikan KA di stasiun berikutnya dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada petugas pengatur perjalanan KA dan menunggu perintah lebih lanjut.
Perjalanan Kereta Api
• Dalam keadaan terpaksa karena kerusakan pada kereta atau gerbong, awak sarana diperbolehkan meniggalkan kereta atau gerbong yang mengalami kerusakan di petak jalan
• Dalam hal kereta atau gerbong mengalami kerusakan di petak jalan dan harus ditinggalkan, awak sarana harus menjamin kereta yang ditinggal dalam kondisi aman dan memasang tanda “ tidak aman / kereta api harus berhenti “ yang diletakkan 500 meter dimuka dan dibelakang kereta atau gerbong yang ditinggal
Perjalanan Kereta Api
• Jika meneruskan perjalanan harus :a. Memasang tanda “ pemberitahuan bahwa jalan yang
baru dilewati tidak aman atau berbahaya “b. Berjalan tanpa membawa “ tanda akhiran “ di ujung
rangkaianc. Melaporkan kejadian kepada petugas pengatur di
stasiun sebelumnya dan / atau di stasiun berikutnya untuk mengambil langkah – langkah lebih lanjut, dan
d. Meminta lokomotif penolong ke petugas pengatur atau pengendali perjalanan KA melalui pesawat radio lokomotif untuk menarik kereta atau gerbong yang ditinggalkan oleh awak sarana
Perjalanan Kereta Api
Apabila kereta api dalam perjalanan karena sesuatu hal awak sarana ( masinis ) tidak dapat melakukan tugasnya, maka asisten masinis harus segera menghentikan kerata api dan memberitahukan kepada pengendali perjalanan kereta api dan menunggu perintah lebih lanjut
Perjalanan Kereta Api
• Apabila kereta api dalam perjalanan karena sesuatu hal asisten masinis tidak dapat melakukan tugasnya, maka masinis harus segera menghentikan kereta api di stasiun berikutnya dan memberitahukan hal tersebut kepada pengatur atau pengendali perjalanan KA
• Apabila asisten masinis tetap tidak dapat melakukan tugasnya, maka awak sarana perkeretaapian tersebut harus tetap mendampingi masinis sampai dimana seorang asisten masinis lain dapat menggantikannya
Perjalanan Kereta Api
1) Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun, limbah bahan berbahaya dan beracun harus memenuhi syarat :a. Pengirim merupakan instansi yang berwenang atau pengguna jasa yang telah mendapat izin tertulis dari Menteri setelah mendapat rekomendasi dari instansi yang terkaitb. Dilengkapi dengan lembar data keselamatan bahan ( material safety data sheet ), dokumen B3, dan / atau dokumen limbah B3 yang ditetapkan oleh instansi yang berwenangc. Setiap kemasan B3 dan / atau limbah B3 wajib diberikan simbol dan label yang ditetapkan instansi yang berwenangd. Diangkut dengan gerbong sesuai dengan jenis bahan yang diangkut dan diberikan tanda khusus dengan dilengkapi simbol dan label yang ditetapkan instansi yang berwenang
Perjalanan Kereta Api
e. Dilakukan pengawalan dan / atau menyertakan petugas yang memiliki keterampilan dan kualifikasi tertentu sesuai sifat B3 dan / atau limbah B3 yang diangkutf. Petugas pengawal harus mengambil tindakan apabila terjadi hal – hal yang membahayakan keamanan dan keselamatan barang yang dibawag. Antara 2 gerbong yang berisi harus ditempatkan gerbong kosong sebagai penyekath. Perjalan KA menggunakan kecepatan sesuai dengan kecepatan yang ditetapkani. Bongkar muat dilakukan pada tempat dam / atau stasiun tertentu yang mempunyai fasilitas bongkar muat sesuai dengan karakteristik B3 dan / atau limbah B3 yang diangkut, dan
Perjalanan Kereta Api
2) Awak sarana perkeretaapian yang ditugaskan mengangkut bahan berbahaya dan beracun, serta limbah berbahaya dan beracun harus mengetahui sifat dan karakteristik barang yang diangkut
Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian
1. Sumber daya manusia penyelenggara perkeretaapian dalam pengoperasian kereta api terdiri dari :
a. Sumber daya manusia penyelenggara prasarana perkeretaapian :
a.1 Tenaga pemeriksaa.2 Tenaga perawatana.3 Tenaga pengoperasian prasarana perkeretaapian
b. Sumber daya manusia penyelenggara sarana perkeretaapian :b.1 Tenaga pemeriksab.2 Tenaga perawatanb.3 Awak sarana perkeretaapian
Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian
Petugas pengoperasian prasarana perkeretaapian harus memenuhi standar kompetensi
1. Pengatur dan Pengendali Perjalanan Kereta Api ( PPKA )2. Penjaga Pintu Perlintasan ( PJL )3. Awak sarana perkeretaapian :
a. Mengetahui dan memahami peraturan perundang – undangan terkait dengan operasi KAb. Mampu menilai sarana perkeretaapian siap untuk dioperasikanc. Mengetahui, memahami, dan menguasai serta mampu mengoperasikan sarana perkeretaapian sesuai standar operasi prosedur
Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian
d. Mengetahui, memahami, dan menguasai standar operasi prosedur pengoperasian sarana perkeretaapian selama berhenti, berjalan dan / atau langsire. Mengetahui, memahami dan menguasai standar operasi prosedur teknis dan administrasi perjalanan KAf. Mengetahui, memahami dan menguasai aspek standar operasi prosedur persinyalan, telekomunikasi dan listrik dalam pengoperasian KAg. Mengetahui, memahami dan menguasai dan membaca GAPEKA, Maklumat KA, telegram Maklumat dan daftar waktu serta perubahannyah. Mengetahui, memahami dan menguasai wilayah perjalanan pengoperasian sarana perkeretaapian, dani. Pengetahuan, keterampilan, sikap dalam bekerja mengoperasikan sarana perkeretaapian
Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian
Sumber daya manusia penyelenggara perkeretaapian wajib :1. Mempunyai kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat2. Mengikuti pelatihan berkala sekurang – kurangnya 2 tahun
sekali
Sumber daya manusia penyelenggara perkeretaapian dilarang menggunakan obat terlarang, narkotika, dan psikotropika serta tidak dalam pengaruh alkohol.
Standar Keselamatan Bidang Sumber Daya Manusia Perkeretaapian
Waktu kerja untuk awak sarana perkeretaapian dalam pengoperasian kereta api yaitu maksimal 8 jam per hari, 40 jam seminggu dengan waktu efektif operasi 4 jam untuk setiap harinya
Pemeriksaan Awak Sarana
Penyelenggara sarana perkeretaapian sebelum mengoperasikan kereta api wajib melakukan pemeriksaan terhadap awak sarana perkeretaapian
Pemeriksaan Awak Sarana
1. Kegiatan pemeriksaan awak sarana perkeretaapian dilakukan di tempat yang disediakan oleh penyelenggara sarana perkeretaapian
2. Pemeriksaan awak sarana perkeretaapian paling sedikit meliputi :a. Pemeriksaan sertifikat kecakapanb. Pemeriksaan kesehatan, danc. Pemberian surat tugas
3. Pemeriksaan kesehatan dilakukan sebelum dinasan dan secara berkala 1 kali dalam 1 tahun
4. Pemeriksaan kesehatan sebelum dinasan dilakukan terhadap awak sarana yang pelaksanaannya dilakukan 30 menit sebelum awak sarana bertugas
Pemeriksaan Awak Sarana
5. Jenis pemeriksaan kesehatan sebelum dinasan minimal meliputi pemeriksaan tekanan darah, pengaruh obat terlarang dan alcohol
6. Pemeriksaaan kesehatan secara berkala sekurang – kurangnya meliputi pemeriksaan ;a. Pemeriksaan mentalb. Pemeriksaan fisikc. Pemeriksaan kesegaran jasmani
Pemeriksaan Awak Sarana
Dalam hal hasil pemeriksaan dinyatakan bahwa awak sarana perkeretaapian tidak memiliki sertifikat kecakapan atau habis masa berlakunya serta dinyatakan kurang sehat atau tidak sehat, maka yang bersangkutan dilarang untuk mengoperasikan KA
Dalam hal pemeriksaan kesehatan berkala dinyatakan kurang sehat, maka yang bersangkutan memerlukan pengobatan / perawatan. Pemeriksaan kesehatan diulang setelah selesai pengobatan / perawatan.
Kereta Api Dalam Perjalanan
Tindakan awak KA saat menghadapi bahaya1. Pada waktu menghadapi bahaya, masinis dan asisten
masinis harus mengambil tindakan yang tepat dan berupaya sekuat tenaga untuk menghindarkan atau memperkecil dampak dari kecelakaan yang tidak dapat dihindari
2. Apabila segala upaya sudah dilakukan namun masinis dan asisten masinis sudah tidak mampu lagi, maka masinis dan asisten masinis boleh meninggalkan kabin masinis
3. Dalam menghadapi bahaya, rem darurat harus digunakan dengan memperhatikan keselamatan penumpang dan rangkaian kereta
4. Apabila terjadi kebakaran sewaktu menjalankan KA, masinis segera menghentikan KA nya dan menekan tombol pantho down agar pantograf turun / lepas, sedangkan pembantu masinis segera mengambil alat pemadam kebakaran serta berusaha untuk memadamkan api
Kereta Api Dalam Perjalanan
Tindakan pada waktu menghadapi sinyal utama1. Pada saat menghadapi sinyal masuk / keluar yang
menunjukkan indikasi “berhenti”, masinis harus menghentikan KA nya di muka sinyal masuk / keluar yang dihadapi, kemudian memperdengarkan S35
2. Apabila KA melanggar indikasi sinyal utama yang berindikasi “berhenti”, masinis segera melaporkan kejadian tersebut kepada PPKA dengan menggunakan radio masinis atau memerintahkan pembantunya menuju stasiun untuk melaporkan kejadian tersebut, dan KA harus tetap berhenti sampai ada perintah lebih lanjut dari PPKA stasiun yg bersangkutan
Kereta Api Dalam Perjalanan
3. Apabila masinis ragu – ragu terhadap indikasi sinyal masuk / keluar, maka masinis harus mengambil tindakan terberat dengan menghentikan KA di muka sinyal masuk / keluar yang dihadapi dan memperdengarkan S35, selanjutnya masinis segera menghubungi PPKA
4. Apabila pada persinyalan elektrik masinis menghadapi sinyal masuk padam, masinis harus mengambil tindakan terberat dengan menghentikan KA di muka sinyal dan memperdengarkan S35, sampai ada perintah lebih lanjut dari PPKAa. Masinis boleh melewati sinyal tersebut apabila sinyal darurat menyala paling lama 90 detik dengan kecepatan tidak melebihi 30 km/jamb. Masinis menerima bentuk 92 ditandatangani PPKAc. Di belakang sinyal tersebut ada “isyarat perintah masuk” atau S4A oleh petugas stasiun atas perintah PPKA dan masinis harus berhenti tepat di dekat “isyarat perintah masuk” guna menerima petunjuk selanjutnya dan masinis mencatatnya dalam Lapka megenai sinyal masuk indikasi berhenti telah dilalui, sinyal – sinyal yang akan dilalui, dan jalur yang akan dilalui untuk masuk berhenti atau langsung
Kereta Api Dalam Perjalanan
5. Diperbolehkan melewati sinyal keluar yang berindikasi “berhenti” dengan kecepatan tidak lebih dari 30 km/jam apabila :a. Diperlihatkan kepada masinis sinyal darurat atau S6A,
pada persinyalan elektrikb. Diberikan bentuk 92 dan ditandatangani PPKAc. Apabila PPKA tidak ada atau tidak dapat melakukan
tugasnya,maka pembantu masinis melapor kepada masinis dan masinis melapor melalui radio masinis
6. Apabila di sinyal blok antara jalan bebas dan persinyalan elektrik menunjukkan indikasi “berhenti”a. Masinis harus menghentikan KA dan melapor kepada
PPKA stasiun berikutnya menggunakan radio masinis untuk meminta petunjuk bila mendapatkan izin masinis dapat melanjutkan perjalanannya
Kereta Api Dalam Perjalanan
b. Apabila komunikasi tidak berhasil dan belum dapat kepastian, setelah KA berhenti selama 5 menit, maka KA diperbolehkan “berjalan hati – hati” dengan kecepatan tidak lebih dari 15 km/jam
c. Apabila masinis melakukan tindakan pada point a dan b, masinis harus memperhatikan kemungkinan terpasangnya S3 dan / atau “tanda akhiran KA” untuk kereta api di depannya dan masinis harus berusaha untuk memberhentikan KA nya pada S3 dengan jarak 50 km/jam dari “tanda akhiran KA” di depannya
TERIMA KASIH