Top Banner
Tugas Kelompok Analisis Runtun Waktu MODEL DERET WAKTU NON STASIONER Identifikasi Data Lampiran 2.1KELOMPOK I Aliah Haerunnisa (H12112003) Nurkamila Jafar (H12112014) Rheonaldy (H12112104) Nur Afiah (H12112252) Nirwana Daswan (H12112253) Tisa (H12112256) A. Mugira Fada (H12112257) Ira Nurcahyani (H12112258) Septiani Muchtar (H12112259) Christian Beren (H12112276) PROGRAM STUDI STATISTIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR
37
Welcome message from author
This document is posted to help you gain knowledge. Please leave a comment to let me know what you think about it! Share it to your friends and learn new things together.
Transcript
  • Tugas Kelompok

    Analisis Runtun Waktu

    MODEL DERET WAKTU NON STASIONER

    Identifikasi Data Lampiran 2.1

    KELOMPOK I

    Aliah Haerunnisa (H12112003)

    Nurkamila Jafar (H12112014)

    Rheonaldy (H12112104)

    Nur Afiah (H12112252)

    Nirwana Daswan (H12112253)

    Tisa (H12112256)

    A. Mugira Fada (H12112257)

    Ira Nurcahyani (H12112258)

    Septiani Muchtar (H12112259)

    Christian Beren (H12112276)

    PROGRAM STUDI STATISTIKA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

  • KATA PENGANTAR

    Tiada untaian kata yang lebih indah selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT yang

    telah melimpahkan karunia, taufik, hidayah, serta inayah-Nya sehingga Makalah ini dapat

    terselesaikan. Tidak lupa pula senantiasa kita panjatkan salawat serta salam kepada junjungan

    dan panutan kita Muhammad SAW. Dalam tahap penyusunan makalah ini, tidak lepas dari

    berbagai kendala yang menghambat penyusunan. Namun, berkat bantuan dan motivasi dari

    berbagai pihak, sehingga kendala dan halangan tersebut dapat teratasi.

    Makalah ini disusun sebagai isyarat tugas kelompok kami.Ucapan terima kasih kami

    sampaikan kepada teman-teman, ibu dosen sehingga makalah ini dapat terselesaikan, serta pihak-

    pihak lainnya yang telah membantu dalam menyelesaikan makalahini yang tidak sempat

    disebutkan.

    Dalam penyusunan makalah ini, disadari bahwa masih terdapat kekurangan karena hal ini

    masih terbilang baru bagi kami. Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun

    sangat kami harapkan. Walau demikian, kami tetap berharap makalah ini dapat memberikan

    manfaat . Amin.

    Makassar, 20 November 2014

    Kelompok I

  • DAFTAR ISI

    Cover .........!!!

    Kata Pengantar....!!

    Daftar Isi......!

    BAB I

    1.1. Latar Belakang

    1.2. Rumusan Masalah..

    BAB II

    2.1. Pembahasan..

    BAB III

    3.1. Kesimpulan....

    Daftar Pustaka...

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Analisis time series (runtun waktu) banyak digunakan dalam berbagai bidang, misalnya

    ekonomi, teknik, geofisik, pertanian dan kedokteran. Runtun waktu adalah suatu deret observasi

    yang berurut dalam waktu. Analisis data runtun waktu digunakan untuk melakukan analisis data

    yang mempertimbangkan pengaruh waktu. Data-data yang dikumpulkan secara periodik

    berdasarkan urutan waktu, bisa dalam jam, hari, minggu, bulan, kuartal dan tahun, dapat

    dilakukan analisis menggunakan metode analisis data runtun waktu .

    Metode yang sering digunakan dalam analisis runtun waktu adalah ARIMA. Model

    ARIMA mampu mewakili deret waktu stasioner maupun nonstasioner. Deret waktu yang

    stasioner jarang dijumpai dalam praktik , padahal kestasioneran merupakan asumsi yang sangat

    bermanfaat dalam pemodelan deret waktu .

    Untuk mengetahui apakah suatu data dikatakan stasioner atau tidak dapat dilihat pada

    plot data time series. Untuk membuat plot data time series dapat digunakan software minitab

    karena software komputer ini mempunyai fasilitas lengkap untuk permasalahan ARIMA.. Deret

    waktu dikatakan stasioner jika tidak ada perubahan kecenderungan dalam rata rata dan

    perubahan variansi .

    Pada ARIMA, suatu runtun waktu nonstasioner harus diubah menjadi data stasioner

    dengan melakukan differensiasi. Differensiasi adalah menghitung perubahan atau selisih nilai

    observasi. Nilai selisih yang diperoleh dicek lagi apakah stasioner atau tidak.

    Berdasarkan uraian di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas mengenai analisis data

    runtun waktu dengan model nonstasioner.

    1.2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah

    sebagai berikut :

    1. Bagaimana cara untuk mengidentifikasi suatu model?

    2. Bagaimana mengestimasi parameter dalam suatu model?

    3. Bagaimana cara untuk memverifikasi suatu model?

    4. Bagaimana cara Uji Diagnostik untuk menguji kelayakan model. Jika tidak layak, maka dicari model

    yang tepat, sebaliknya jika layak maka model tersebut yang akan digunakan.

    5. Bagaimana meramalkan data dari model?

  • BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1. Identifikasi Model

    Data Lampiran 2.1

    PENGANGGURAN WANITA USIA 16 - 19 TAHUN

    DI AMERIKA SERIKAT

    MULAI JANUARI 1961 DESEMBER 1985

    Tabel data pengangguran wanita yang berusia 16 s.d. 19 tahun di Amerika Serikat mulai Januari

    1961 Desember 1985

    Tahun Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des

    1961 375 384 383 326 344 375 419 424 429 399 376 288

    1962 360 376 360 381 543 301 333 339 316 352 678 360

    1963 388 398 377 383 449 415 429 369 414 462 447 403

    1964 409 390 380 438 431 426 348 394 396 451 384 491

    1965 466 454 442 475 401 406 385 380 422 397 430 433

    1966 421 374 401 451 465 456 469 466 412 427 414 384

    1967 328 395 381 360 383 383 403 425 422 414 382 390

    1968 320 412 437 421 450 442 450 412 422 372 375 392

    1969 356 392 426 442 426 406 392 426 445 464 379 409

    1970 497 459 513 549 447 445 432 514 565 557 601 582

    1971 587 560 590 556 582 527 585 556 574 556 582 583

    1972 644 620 618 623 546 568 595 605 598 592 558 595

    1973 549 637 568 605 594 567 545 545 592 576 593 603

    1974 631 614 617 546 632 673 732 593 693 730 731 733

    1975 802 755 805 751 855 769 800 825 799 802 765 827

    1976 760 781 769 766 752 751 761 873 750 758 772 791

    1977 813 781 797 802 782 838 756 764 796 781 780 679

    1978 748 759 749 756 802 754 792 772 769 731 746 741

    1979 712 723 698 746 754 735 722 737 728 773 723 741

    1980 738 765 748 707 808 746 773 751 721 731 735 701

    1981 762 783 796 803 506 765 781 768 812 854 858 818

    1982 856 897 817 872 895 825 922 915 902 908 911 919

    1983 861 827 855 867 836 916 828 835 792 771 757 756

    1984 712 733 746 728 707 666 636 676 696 654 613 677

    1985 705 680 699 650 687 638 670 555 631 676 659 689

  • Tahap awal untuk melakukan identifikasi model sementara adalah menentukan apakah

    data runtun waktu yang akan digunakan untuk peramalan sudah stasioner atau tidak, baik dalam

    rata-rata maupun dalam variansi. Hal ini penting, sebab model-model ini hanya berlaku untuk

    data yang stasioner. Secara sederhana, konsep stasioner dapat diartikan suatu kondisi dimana

    nilai suatu data tidak jauh berbeda atau mungkin sama dengan data yang lain. Bentuk visual yang

    disediakan oleh paket computer seperti Minitab,SPSS, dan SAS dari suatu diagram runtun waktu

    akan dapat dengan mudah memperlihatkan kestasioneran suatu data. Untuk memeriksa

    kestasioneran data dapat dilakukan dengan membuat diagram data terhadap waktu dengan

    bantuan software Minitab 16 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

    Adapun ciri untuk runtun waktu nonstasiner terdiri dari :

    Plot data tidak berpluktuasi (memiliki trend untuk selang yang cukup lebar).

    Fak turun secara lambat dan linear.

    Pada grafik fakp, hanya yang nilainya mendekati satu, sedangkan yang lainnya tidak berbeda

    secara signifikan dengan nol.

    Diagram Data pengangguran

  • Menginput data ke worksheet , klik StatTime SeriesTime Series Plot, lalu pilih Simpleklik

    Okselect C1 Datalalu OK, maka akan tampil Gambar 1. seperti berikut;

    3002702402101801501209060301

    1000

    900

    800

    700

    600

    500

    400

    300

    Index

    Dat

    a

    Time Series Plot of Data

    Gambar 1 Diagram Jumlah Pengangguran Wanita Usia 16 - 19 Tahun di Amerika Serikat

    (Januari 1961 Desember 1985)

    Berdasarkan diagram deret waktu pada Gambar 1, dapat disimpulkan bahwa data tersebut tidak

    stasioner dalam rata-rata. Dengan nilai rata-rata yang diperoleh dari pengolahan data pada tabel 1

    adalah

    dapat diidentifikasi bahwa terjadi perubahan rata-rata dari

    waktu ke waktu. Selain itu dapat juga dilihat melalui pola diagram dimana bentuk pola diagram

    diatas membentuk pola trend yang ditandai data observasi naik atau menurun pada perluasan

    periode suatu waktu.

    FAK dari Data

    Adapun diagram ACF untuk data pada Tabel 1 dapat dilihat pada Gambar 2. Dan cara

    mendapatkan diagram ACF adalah sebagai berikut :

  • Klik StatTime SeriesAutocorrelation select C1 Datapilih Default number of laglalu OK, maka

    akan tampil Gambar 2. seperti berikut;

    605550454035302520151051

    1,0

    0,8

    0,6

    0,4

    0,2

    0,0

    -0,2

    -0,4

    -0,6

    -0,8

    -1,0

    Lag

    Auto

    corr

    ela

    tion

    Autocorrelation Function for Data(with 5% significance limits for the autocorrelations)

    Gambar 2.

    Diagram ACF Jumlah Pengangguran Wanita Usia 16 - 19 Tahun

    di Amerika Serikat (Januari 1961 Desember 1985)

  • Autocorrelation Function: Data Lag ACF T LBQ

    1 0,941653 16,31 268,68

    2 0,934220 9,72 534,03

    3 0,926315 7,55 795,78

    4 0,916806 6,36 1053,05

    5 0,904277 5,57 1304,19

    6 0,910759 5,10 1559,80

    7 0,898566 4,65 1809,47

    8 0,892387 4,32 2056,56

    9 0,879184 4,01 2297,21

    10 0,874211 3,79 2535,97

    11 0,859710 3,56 2767,68

    12 0,845720 3,36 2992,68

    13 0,841193 3,23 3216,06

    14 0,826081 3,06 3432,23

    15 0,817048 2,94 3644,45

    16 0,801558 2,80 3849,41

    17 0,801220 2,73 4054,93

    18 0,785949 2,62 4253,39

    19 0,774564 2,52 4446,82

    20 0,761672 2,43 4634,54

    21 0,753475 2,36 4818,90

    22 0,737724 2,27 4996,27

    23 0,739334 2,23 5175,05

    24 0,719714 2,14 5345,09

    25 0,714792 2,09 5513,41

    26 0,704769 2,03 5677,65

    27 0,695232 1,98 5838,06

    28 0,685625 1,93 5994,64

    29 0,682230 1,89 6150,24

    30 0,671980 1,84 6301,76

    31 0,661301 1,79 6449,05

    Lag ACF T LBQ

    32 0,652453 1,75 6592,96

    33 0,638961 1,70 6731,50

    34 0,635171 1,67 6868,91

    35 0,629339 1,64 7004,32

    36 0,617646 1,60 7135,24

    37 0,610586 1,56 7263,67

    38 0,606395 1,54 7390,83

    39 0,590959 1,49 7512,06

    40 0,588473 1,47 7632,73

    41 0,583395 1,45 7751,79

    42 0,574105 1,42 7867,53

    43 0,558245 1,37 7977,39

    44 0,550455 1,34 8084,62

    45 0,541105 1,31 8188,65

    46 0,532442 1,28 8289,77

    47 0,522562 1,25 8387,56

    48 0,518427 1,24 8484,19

    49 0,513722 1,22 8579,45

    50 0,505083 1,19 8671,90

    51 0,504744 1,19 8764,60

    52 0,494727 1,16 8854,01

    53 0,488675 1,14 8941,60

    54 0,478778 1,11 9026,03

    55 0,469380 1,08 9107,50

    56 0,461015 1,06 9186,42

    57 0,455337 1,04 9263,72

    58 0,445927 1,02 9338,16

    59 0,436979 0,99 9409,95

    60 0,425176 0,96 9478,19

    61 0,416531 0,94 9543,96

    62 0,402224 0,91 9605,55

    Berdasarkan diagram ACF pada Gambar 2. terlihat bahwa nilai autokorelasi cenderung turun

    lambat atau turun secara linear dan grafik autokorelasi berbeda secara signifikan dari nol dan

    mengecil secara perlahan berangsur-angsur turun menuju ke nol. Dengan kata lain, nilai

    autokorelasi pada suatu lag relative tidak jauh berbeda dengan lag sebelumnya. Nilai

    autokorelasi pada lag 1 adalah 0,941653, autokorelasi pada lag 2 adalah 0,934220, dan lag 3

    adalah 0,926315, begitu seterusnya pada lag-lag selanjutnya sehingga dapat disimpulkan bahwa

    data belum stasioner dalam rata-rata dan memiliki pola trend.

  • FAKP dari Data

    Klik StatTime SeriesPartial Autocorrelation select C1 Datapilih Default number of laglalu

    OK, maka akan tampil Gambar 3. seperti berikut;

    605550454035302520151051

    1,0

    0,8

    0,6

    0,4

    0,2

    0,0

    -0,2

    -0,4

    -0,6

    -0,8

    -1,0

    Lag

    Part

    ial A

    uto

    corr

    ela

    tion

    Partial Autocorrelation Function for Data(with 5% significance limits for the partial autocorrelations)

    Gambar 3.

    Diagram PACF Jumlah Pengangguran Wanita Usia 16 -. 19 Tahun

    di Amerika Serikat (Januari 1961 Desember 1985)

    Partial Autocorrelation Function: Data

  • Lag PACF T

    1 0,941653 16,31

    2 0,419364 7,26

    3 0,220933 3,83

    4 0,103491 1,79

    5 0,011595 0,20

    6 0,195284 3,38

    7 0,007738 0,13

    8 0,010175 0,18

    9 -0,077103 -1,34

    10 0,009289 0,16

    11 -0,051417 -0,89

    12 -0,106122 -1,84

    13 0,033636 0,58

    14 -0,076958 -1,33

    15 0,012242 0,21

    16 -0,091731 -1,59

    17 0,109452 1,90

    18 -0,012933 -0,22

    19 -0,039873 -0,69

    20 -0,025437 -0,44

    21 0,001616 0,03

    22 0,007929 0,14

    23 0,092205 1,60

    24 -0,080978 -1,40

    25 0,031242 0,54

    26 0,020960 0,36

    27 -0,002645 -0,05

    28 0,016831 0,29

    29 0,048815 0,85

    30 0,010727 0,19

    31 -0,050489 -0,87

    Lag PACF T

    32 -0,011768 -0,20

    33 -0,067110 -1,16

    34 0,058893 1,02

    35 0,037748 0,65

    36 -0,081691 -1,41

    37 0,028837 0,50

    38 0,020214 0,35

    39 -0,029924 -0,52

    40 0,008263 0,14

    41 0,055892 0,97

    42 -0,010708 -0,19

    43 -0,113514 -1,97

    44 -0,047573 -0,82

    45 0,013954 0,24

    46 0,000795 0,01

    47 -0,028096 -0,49

    48 0,001818 0,03

    49 0,095346 1,65

    50 0,038048 0,66

    51 0,089627 1,55

    52 -0,050288 -0,87

    53 0,039552 0,69

    54 -0,020745 -0,36

    55 -0,104970 -1,82

    56 0,016588 0,29

    57 -0,021147 -0,37

    58 -0,045564 -0,79

    59 -0,088662 -1,54

    60 -0,056079 -0,97

    61 0,001008 0,02

    62 -0,042949 -0,74

    Adapun untuk diagram PACF pada Gambar 3 terlihat bahwa terdapat beberapa nilai lag yang

    berada di luar garis signifikansi dan cenderung turun secara linear sehingga berdasarkan diagram

    PACF tersebut dapat disimpulkan bahwa data belum stasioner dalam rata-rata.

    Model untuk Data NonStasioner

    Model ARIMA merupakan bentuk model untuk runtun waktu nonstasioner. Biasanya,

    runtun waktu nonstasioner disebabkan karena runtun waktu mempunyai rata-rata yang tidak

    tetap. Adapun runtun waktu nonstasioner homogen adalah runtun waktu yang walaupun bergerak

    bebas pada suatu lokasi tetapi gerakannya pada lokasi lain pada dasarnya sama. Runtun waktu ini

    ditandai oleh suatu runtun waktu di mana selisih data yang berurutannya adalah stasioner.

  • Karena diperoleh bahwa data belum stasioner maka data tidak dapat langsung digunakan

    untuk mendapatkan model ARIMA terbaik, tetapi terlebih dahulu data tersebut distasionerkan.

    Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstasionerkan data yang tidak stasioner dalam

    rata-rata yaitu dengan menggunakan metode differencing (pembedaan).

    Misalkan runtun waktu stasioner wt ARMA (p, q)

    dan misalkan data para wt diperoleh dari selisih data para zt yang tidak

    stasioner (data mentah). Karena , maka persamaan

    dapat ditulis sebagai

    ( ) ( ) . Persamaan

    terakhir inilah yang disebut dengan persamaan differensi.

    Dari bentuk , diperoleh , ,

    , ... sehingga .

    Ini berarti bahwa zt dapat dinyatakan sebagai jumlah (integrasi) para wt. Akibatnya,

    persamaan differensi disebut auto regresive integrated moving average (ARIMA (p, 1, q)). Jika

    d menyatakan banyaknya penyelisihan yang dilakukan sampai runtun waktu menjadi stasioner,

    maka runtun waktu nonstasioner dinyatakan dengan ARIMA (p, d, q). Artinya, runtun waktu

    tersebut akan stasioner menjadi ARMA (p, q) setelah diselisihkan d kali.

    Metode differencing adalah membentuk suatu data yang diperoleh dengan cara

    mengurangi nilai pengamatan pada waktu t dengan nilai pengamatan pada waktu sebelumnya.

    Jika hasil differencing tersebut disimbolkan dengan Wt maka secara umum differencing orde 1

    dapat dituliskan sebagai berikut :

    Sehingga diperoleh nilai untuk data pada Data penggangguran yang dibentuk seperti

    pada tabel differencing = 1 , Setelah dilakukan proses differencing, maka data yang sudah

    ditransformasi diplot kembali. Jika hasil plot menunjukkan data masih belum stasioner maka

    dilakukan kembali proses differencing hingga hasil plot menunjukkan stasioner.

    Secara umum operasi differencing yang menghasilkan suatu proses baru yang stasioner, yaitu

    adalah

    ( )

  • Apabila kondisi stasioner baik dalam rata-rata mapun dalam variansi sudah dipenuhi,

    langkah selanjutnya adalah membuat diagram autokorelasi dan parsial autokorelasi. Dibawah ini

    adalah proses differencing orde 1;

    differencing=1

    Klik StatTime SeriesDifference select C1 Dataselect C2 d=1 isi lag =1 untuk

    difference=1 lalu OK, maka akan tampil Tabel difference = 1 seperti berikut;

  • Tabel Differencing , d=1

    Jan 1961 375 *

    Feb 384 9

    Mar 383 -1

    Apr 326 -57

    Mei 344 18

    Jun 375 31

    Jul 419 44

    Agu 424 5

    Sep 429 5

    Okt 399 -30

    Nov 376 -23

    Des 288 -88

    Jan 1962 360 72

    Feb 376 16

    Mar 360 -16

    Apr 381 21

    Mei 543 162

    Jun 301 -242

    Jul 333 32

    Agu 339 6

    Sep 316 -23

    Okt 352 36

    Nov 678 326

    Des 360 -318

    Jan 1963 388 28

    Feb 398 10

    Mar 377 -21

    Apr 383 6

    Mei 449 66

    Jun 415 -34

    Jul 429 14

    Agu 369 -60

    Sep 414 45

    Okt 462 48 Nov 447 -15 Des 403 -44 Jan 1964 409 6 Feb 390 -19 Mar 380 -10

    Apr 438 58

    Mei 431 -7

    Jun 426 -5

    Jul 348 -78

    Agu 394 46

    Sep 396 2

    Okt 451 55

    Nov 384 -67

    Des 491 107

    Jan 1965 466 -25

    Feb 454 -12

    Mar 442 -12

    Apr 475 33

    Mei 401 -74

    Jun 406 5

    Jul 385 -21

    Agu 380 -5

    Sep 422 42

    Okt 397 -25

    Nov 430 33

    Des 433 3

    Jan 1966 421 -12

    Feb 374 -47

    Mar 401 27

    Apr 451 50

    Mei 465 14

    Jun 456 -9

    Jul 469 13

    Agu 466 -3

    Sep 412 -54

    Okt 427 15

    Nov 414 -13

    Des 384 -30

    Jan 1967 328 -56

    Feb 395 67

    Mar 381 -14

    Apr 360 -21

    Mei 383 23

    Jun 383 0

    Jul 403 20

    Agu 425 22

    Sep 422 -3

    Okt 414 -8

    Nov 382 -32

    Des 390 8

  • Jan 1968 320 -70

    Feb 412 92

    Mar 437 25

    Apr 421 -16

    Mei 450 29

    Jun 442 -8

    Jul 450 8

    Agu 412 -38

    Sep 422 10

    Okt 372 -50

    Nov 375 3

    Des 392 17

    Jan 1969 356 -36

    Feb 392 36

    Mar 426 34

    Apr 442 16

    Mei 426 -16

    Jun 406 -20

    Jul 392 -14

    Agu 426 34

    Sep 445 19

    Okt 464 19

    Nov 379 -85

    Des 409 30

    Jan 1970 497 88

    Feb 459 -38 Mar 513 54

    Apr 549 36

    Mei 447 -102

    Jun 445 -2

    Jul 432 -13

    Agu 514 82

    Sep 565 51

    Okt 557 -8

    Nov 601 44

    Des 582 -19

    Jan 1971 587 5

    Feb 560 -27

    Mar 590 30

    Apr 556 -34

    Mei 582 26

    Jun 527 -55

    Jul 585 58

    Agu 556 -29

    Sep 574 18

    Okt 556 -18

    Nov 582 26

    Des 583 1

    Jan 1972 644 61

    Feb 620 -24

    Mar 618 -2

    Apr 623 5

    Mei 546 -77

    Jun 568 22

    Jul 595 27

    Agu 605 10

    Sep 598 -7

    Okt 592 -6

    Nov 558 -34

    Des 595 37

    Jan 1973 549 -46

    Feb 637 88

    Mar 568 -69

    Apr 605 37

    Mei 594 -11

    Jun 567 -27

    Jul 545 -22

    Agu 545 0

    Sep 592 47

    Okt 576 -16

    Nov 593 17

    Des 603 10

    Jan 1974 631 28

    Feb 614 -17

    Mar 617 3

    Apr 546 -71

    Mei 632 86

    Jun 673 41

    Jul 732 59

    Agu 593 -139

    Sep 693 100

    Okt 730 37

    Nov 731 1

    Des 733 2

  • Jan 1975 802 69

    Feb 755 -47

    Mar 805 50

    Apr 751 -54

    Mei 855 104

    Jun 769 -86

    Jul 800 31

    Agu 825 25

    Sep 799 -26

    Okt 802 3

    Nov 765 -37

    Des 827 62

    Jan 1976 760 -67

    Feb 781 21

    Mar 769 -12

    Apr 766 -3

    Mei 752 -14

    Jun 751 -1

    Jul 761 10

    Agu 873 112

    Sep 750 -123

    Okt 758 8

    Nov 772 14

    Des 791 19

    Jan 1977 813 22

    Feb 781 -32 Mar 797 16

    Apr 802 5

    Mei 782 -20

    Jun 838 56

    Jul 756 -82

    Agu 764 8

    Sep 796 32

    Okt 781 -15

    Nov 780 -1

    Des 679 -101

    Jan 1978 748 69

    Feb 759 11

    Mar 749 -10

    Apr 756 7

    Mei 802 46

    Jun 754 -48

    Jul 792 38

    Agu 772 -20

    Sep 769 -3

    Okt 731 -38

    Nov 746 15

    Des 741 -5

    Jan 1979 712 -29

    Feb 723 11

    Mar 698 -25

    Apr 746 48

    Mei 754 8

    Jun 735 -19

    Jul 722 -13

    Agu 737 15

    Sep 728 -9

    Okt 773 45

    Nov 723 -50

    Des 741 18

    Jan 1980 738 -3

    Feb 765 27

    Mar 748 -17

    Apr 707 -41

    Mei 808 101

    Jun 746 -62

    Jul 773 27

    Agu 751 -22

    Sep 721 -30

    Okt 731 10

    Nov 735 4

    Des 701 -34

    Jan 1981 762 61

    Feb 783 21

    Mar 796 13

    Apr 803 7

    Mei 506 -297

    Jun 765 259

    Jul 781 16

    Agu 768 -13

    Sep 812 44

    Okt 854 42

    Nov 858 4

    Des 818 -40

  • Jan 1982 856 38

    Feb 897 41

    Mar 817 -80

    Apr 872 55

    Mei 895 23

    Jun 825 -70

    Jul 922 97

    Agu 915 -7

    Sep 902 -13

    Okt 908 6

    Nov 911 3

    Des 919 8

    Jan 1983 861 -58

    Feb 827 -34

    Mar 855 28

    Apr 867 12

    Mei 836 -31

    Jun 916 80

    Jul 828 -88

    Agu 835 7

    Sep 792 -43

    Okt 771 -21

    Nov 757 -14

    Des 756 -1

    Jan 1984 712 -44

    Feb 733 21 Mar 746 13

    Apr 728 -18

    Mei 707 -21

    Jun 666 -41

    Jul 636 -30

    Agu 676 40

    Sep 696 20

    Okt 654 -42

    Nov 613 -41

    Des 677 64

    Jan 1985 705 28

    Feb 680 -25

    Mar 699 19

    Apr 650 -49

    Mei 687 37

    Jun 638 -49

    Jul 670 32

    Agu 555 -115

    Sep 631 76

    Okt 676 45

    Nov 659 -17

    Des 689 30

    Setelah di dapatkan tabel difference =1 , selanjutnya yaitu uji kestasioneran dengan cara

    menplot data yang telah di difference =1

    Plot d=1

  • Klik StatTime Series Time Series Plot Pilih Simpleselect C2 d=1 lalu OK, maka

    akan tampil Gambar 4 seperti berikut;

    3002702402101801501209060301

    400

    300

    200

    100

    0

    -100

    -200

    -300

    -400

    Index

    Data

    Time Series Plot of Data "differncing=1"

    Gambar 4.

    Diagram Deret Waktu untuk Jumlah Pengangguran Wanita Usia 16 s.d. 19 Tahun di Amerika Serikat

    (Januari 1961 Desember 1985) hasil differencing d = 1

    Pada Gambar 4. di atas data penggangguran Wanita telah dilakukan proses differencing sebesar

    1. Dari grafik sequence di atas terlihat bahwa grafik tidak menunjukkan trend dan bergerak di

    sekitar rata-rata. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa data tersebut sudah stasioner,

    sehingga kita dapat menggunakan data tersebut untuk membentuk model ARIMA. Adapun untuk

    menentukan model ARIMA yaitu dengan melihat fungsi Autokorelasi dan Parsial Autokorelasi.

  • Identifikasi Model ARIMA

    Apabila data sudah stasioner maka asumsi metode ARIMA telah terpenuhi. Langkah selanjutnya

    adalah membuat plot ACF (autocorrelation function) dan PACF (partial autocorrelation

    function) untuk mengindentifkasi model ARIMA yang cocok untuk digunakan. Di bawah ini

    adalah gambar plot ACF dan PACF;

    Fak d=1

    Klik StatTime Series Autocorelation select C2 d=1 lalu OK, maka akan tampil

    Gambar 5. seperti berikut;

    605550454035302520151051

    1,0

    0,8

    0,6

    0,4

    0,2

    0,0

    -0,2

    -0,4

    -0,6

    -0,8

    -1,0

    Lag

    Aut

    ocor

    relatio

    n

    Autocorrelation Function for d=1(with 5% significance limits for the autocorrelations)

    Gambar 5.

    Diagram ACF Jumlah Pengangguran Wanita Usia 16 s.d. 19 Tahun

    di Amerika Serikat (Januari 1961 Desember 1985) hasil differencing d = 1

  • Autocorrelation Function: d=1 Lag ACF T LBQ

    1 -0,451445 -7,81 61,55

    2 0,005753 0,08 61,56

    3 0,000065 0,00 61,56

    4 0,017825 0,26 61,66

    5 -0,165982 -2,42 70,09

    6 0,192035 2,74 81,42

    7 -0,063384 -0,88 82,66

    8 0,071177 0,99 84,22

    9 -0,090647 -1,26 86,77

    10 0,086879 1,20 89,12

    11 -0,030580 -0,42 89,42

    12 -0,059353 -0,81 90,52

    13 0,101261 1,39 93,75

    14 -0,063640 -0,87 95,03

    15 0,053947 0,73 95,95

    16 -0,092741 -1,26 98,68

    17 0,074498 1,00 100,46

    18 -0,021384 -0,29 100,60

    19 0,001618 0,02 100,60

    20 -0,044286 -0,59 101,24

    21 0,068472 0,92 102,75

    22 -0,070719 -0,95 104,38

    23 0,116488 1,55 108,80

    24 -0,130326 -1,72 114,36

    25 0,064760 0,85 115,74

    26 -0,038965 -0,51 116,24

    27 0,008574 0,11 116,26

    28 -0,049715 -0,65 117,08

    29 0,060134 0,78 118,29

    30 -0,000940 -0,01 118,29

    31 -0,019037 -0,25 118,41

    Lag ACF T LBQ

    32 0,042185 0,55 119,01

    33 -0,070664 -0,92 120,70

    34 0,005959 0,08 120,71

    35 0,051907 0,67 121,63

    36 -0,057762 -0,75 122,77

    37 -0,017350 -0,22 122,88

    38 0,090901 1,17 125,73

    39 -0,105238 -1,35 129,56

    40 0,020774 0,27 129,71

    41 0,034784 0,44 130,13

    42 0,049158 0,63 130,98

    43 -0,067995 -0,87 132,60

    44 0,018792 0,24 132,73

    45 0,006313 0,08 132,74

    46 -0,004975 -0,06 132,75

    47 -0,022799 -0,29 132,94

    48 0,007818 0,10 132,96

    49 0,004915 0,06 132,97

    50 -0,071016 -0,90 134,79

    51 0,102188 1,29 138,58

    52 -0,031199 -0,39 138,93

    53 0,006738 0,08 138,95

    54 0,005019 0,06 138,96

    55 0,012029 0,15 139,01

    56 -0,044454 -0,56 139,75

    57 0,023755 0,30 139,96

    58 0,008308 0,10 139,98

    59 0,029670 0,37 140,31

    60 -0,020888 -0,26 140,48

    61 0,021409 0,27 140,65

    62 -0,055128 -0,69 141,80

  • Fakp d=1

    Klik StatTime Series Partial Autocorelation select C2 d=1 lalu OK, maka akan tampil

    Gambar 6. seperti berikut;

    605550454035302520151051

    1,0

    0,8

    0,6

    0,4

    0,2

    0,0

    -0,2

    -0,4

    -0,6

    -0,8

    -1,0

    Lag

    Part

    ial A

    utoc

    orre

    lation

    autocorelation partial for differencing

    Gambar 6.

    Diagram PACF Jumlah Pengangguran Wanita Usia 16 -. 19 Tahun

    di Amerika Serikat (Januari 1961 Desember 1985) hasil differencing d = 1

  • Partial Autocorrelation Function: d=1 Lag PACF T

    1 -0,451445 -7,81

    2 -0,248744 -4,30

    3 -0,145911 -2,52

    4 -0,063065 -1,09

    5 -0,250661 -4,33

    6 -0,024207 -0,42

    7 -0,019832 -0,34

    8 0,085074 1,47

    9 -0,020738 -0,36

    10 0,047336 0,82

    11 0,088004 1,52

    12 -0,037893 -0,66

    13 0,096190 1,66

    14 -0,014846 -0,26

    15 0,091959 1,59

    16 -0,074117 -1,28

    17 -0,008346 -0,14

    18 0,020655 0,36

    19 -0,022068 -0,38

    20 -0,047981 -0,83

    21 -0,046519 -0,80

    22 -0,021189 -0,37

    23 0,079727 1,38

    24 -0,054374 -0,94

    25 -0,019034 -0,33

    26 -0,032057 -0,55

    27 -0,021214 -0,37

    28 -0,093135 -1,61

    29 -0,058230 -1,01

    30 0,016562 0,29

    31 -0,034830 -0,60

    32 0,054712 0,95

    Lag PACF T

    33 -0,065622 -1,13

    34 -0,016724 -0,29

    35 0,059822 1,03

    36 -0,058117 -1,00

    37 -0,040154 -0,69

    38 0,014217 0,25

    39 -0,027114 -0,47

    40 -0,086299 -1,49

    41 -0,013914 -0,24

    42 0,096453 1,67

    43 0,033000 0,57

    44 -0,008918 -0,15

    45 0,007187 0,12

    46 0,059042 1,02

    47 0,035396 0,61

    48 -0,074830 -1,29

    49 -0,021969 -0,38

    50 -0,122289 -2,11

    51 0,020548 0,36

    52 -0,050944 -0,88

    53 -0,028033 -0,48

    54 0,056750 0,98

    55 -0,007417 -0,13

    56 0,027956 0,48

    57 -0,008421 -0,15

    58 0,076764 1,33

    59 0,065602 1,13

    60 0,030034 0,52

    61 0,050773 0,88

    62 -0,027795 -0,48

    Secara umum, ciri teoretik proses AR (p) terdiri dari :

    Fak turun secara eksponensial menuju nol.

    Fakp terputus setelah lag ke-p.

    Secara umum, ciri teoretik proses MA (q) terdiri dari :

    Fakp turun secara eksponensial menuju nol.

    Fak teputus setelah lag ke-q.

    Dari diagram deret waktu hasil differencing pada Gambar 4, terlihat bahwa data berfluktuasi di

    sekitar rata-rata yang konstan yang mana mengindikasikan bahwa data telah stasioner. Begitupun

  • dengan diagram ACF dan PACF dari hasil differencing d = 1 pada Gambar 5 dan Gambar 6

    menunjukkan bahwa data telah stasioner. Oleh karena itu, data tersebut sudah dapat digunakan

    untuk pembentukan model ARIMA. Berdasarkan diagram Autokorelasi (ACF) terlihat bahwa

    nilai autokorelasi cut off setelah lag 1 dan dies down pada PACF sehingga dugaan model

    pertama MA(1) yaitu ARIMA (0,1,1). Sedangkan, untuk model kedua yaitu AR(3) atau

    ARIMA(3,1,0) yang mana pada PACF, nilai autokorelasi parsial signifikan pada lag 1, lag 2 dan

    lag 3 atau terputus setelah lag ke-3. Jadi, dugaan awal model yang sesuai untuk data itu adalah

    ARIMA(0,1,1) , ARIMA(3,1,0) atau gabungan dari keduanya yaitu ARIMA(3,1,1). Walaupun

    tidak menutup kemungkinan terdapat model ARIMA lain yang terbentuk. Didapatkan model-

    model ARIMA yang mungkin adalah sebagai berikut :

    o Model 1 : ARIMA (3,1,0)

    o Model 2 : ARIMA (3,1,1)

    o Model 3 : ARIMA (0,1,1)

    yang selanjutnya kita melakukan pemilihan model terbaik, diamana sebelum melakukan

    pemilihan model terbaik terlebih dahulu kita menguji diagnostik .

    2.2 Uji Diagnostik

    Uji diagnostik dapat dibagi dalam dua bagian, yaitu uji kesignifikanan parameter dan uji

    kesesuaian model yang meliputi uji asumsi white noise dan distribusi normal. Pengujian kesignifikanan

    parameter dengan uji t, pengujian tentang asumsi residual (sisa), pengujian white noise dengan uji Ljung

    Box, sedangkan pengujian residual berdistribusi normal dengan uji Kolmogorov Smirnov.

    2.2.1. Uji Estimasi Parameter dan Uji White Noise

    Model 1 ARIMA (3,1,0)

    ARIMA Model: Data Estimates at each iteration

  • Iteration SSE Parameters

    0 1062444 0,100 0,100 0,100 0,805

    1 925849 -0,050 0,008 0,047 1,042

    2 821967 -0,200 -0,084 -0,005 1,313

    3 750815 -0,350 -0,177 -0,058 1,597

    4 712398 -0,500 -0,269 -0,111 1,888

    5 704999 -0,596 -0,329 -0,145 2,081

    6 704980 -0,601 -0,332 -0,147 2,093

    7 704980 -0,601 -0,332 -0,147 2,094

    Relative change in each estimate less than 0,0010

    Final Estimates of Parameters

    Type Coef SE Coef T P

    AR 1 -0,6009 0,0576 -10,43 0,000

    AR 2 -0,3319 0,0646 -5,14 0,000

    AR 3 -0,1472 0,0577 -2,55 0,011

    Constant 2,094 2,827 0,74 0,460

    Differencing: 1 regular difference

    Number of observations: Original series 300, after differencing 299

    Residuals: SS = 704956 (backforecasts excluded)

    MS = 2390 DF = 295

    o Uji Estimasi Parameter Hasil output di atas terlihat bahwa :

    Hipotesis (Parameter AR tidak cukup signifikan dalam model)

    (Parameter AR cukup signifikan dalam model)

    Statistik Uji

    ( )

    Daerah penolakan

    Tolak jika || = banyaknya parameter ( ) atau

    dengan menggunakan nilai-p (p-value), yakni tolak jika nilai-p < (0,05)

    a. Nilai koefisien AR(1) sebesar -0.6009, nilai statistik t-nya sudah signifikan karena

    | | berarti tolak , atau menguji dengan nilai probabilitas yang

    mendekati nol atau lebih kecil dari = 0.05.

    b. Nilai koefisien AR(2) sebesar -0.3319, nilai statistik t-nya sudah signifikan karena

    | | berarti tolak , atau menguji dengan nilai probabilitas yang mendekati

    nol atau lebih kecil dari = 0.05.

  • c. Nilai koefisien AR(3) sebesar -0.1472, nilai statistik t-nya sudah signifikan karena

    | | berarti tolak , atau menguji dengan nilai probabilitas yang mendekati

    nol atau lebih kecil dari = 0.05.

    Berdasarkan analisa di atas diketahui parameter AR(1), AR(2) dan parameter AR(3) adalah

    signifikan dalam model. Maka model ARIMA (3,1,0) layak untuk digunakan pada model yang

    mungkin.

    o Uji White Noise

    Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

    Lag 12 24 36 48

    Chi-Square 26,4 36,1 43,6 51,6

    DF 8 20 32 44

    P-Value 0,001 0,015 0,084 0,202

    Hasil output terlihat bahwa ;

    Hipotesis

    , j = 0,1,2,...,k

    Statistik Uji: Ljung-Box satistic

    ( )

    Lag (K) Df (K-m) Statistik Ljung-Box( ) p-value

    12 12 4 = 8 26,4 15,5073 0,001

    24 24 4 = 20 36,1 31,4104 0,015

    36 36 4 = 32 43,6 46,1942 0,084

    48 48 4 = 44 51,6 60,4809 0,202

    Pada uji Ljung Box p-value untuk time lag 12 dimana , dan

    time lag 24 , yang artinya tolak , berarti ada korelasi antara sisa

    pada lag t sampai pada lag 12 dan lag 24, atau bisa dilihat dari nilai p-value dimana p-value lag

    12 dan lag 24 memiliki p-value lebih kecil dari = 0.05. Sedangkan time lag 36 dimana

    , dan time lag 48

    , yang artinya terima ,

    berarti tidak ada korelasi antara sisa pada lag t sampai pada lag 36 dan lag 48, atau bisa dilihat

    dari nilai untuk p-value untuk time lag 36 dan time lag 48 adalah lebih besar dari = 0,05.

    Karena p-value untuk time lag 36 dan time lag 48 lebih besar dari = 0,05 dapat disimpulkan

  • bahwa sisaan memenuhi syarat white noise yaitu sisaannya saling bebas satu sama lain walaupun

    time lag 12 dan time lag 24 lebih kecil dari = 0,05. karena untuk melakukan peramalan harus

    memenuhi nilai kebaikan dari hasil uji test Ljung-Box, maka model ARIMA (3,1,0) layak untuk

    dipake acuan pada tahap peramalan.

    Model 2 ARIMA (3,1,1)

    ARIMA Model: Data Estimates at each iteration

    Iteration SSE Parameters

    0 974433 0,100 0,100 0,100 0,100 0,805

    1 916539 -0,050 0,055 0,078 0,019 0,998

    2 874432 -0,200 0,006 0,055 -0,074 1,206

    3 834014 -0,350 -0,055 0,026 -0,162 1,436

    4 782844 -0,500 -0,149 -0,023 -0,219 1,714

    5 771726 -0,650 -0,206 -0,046 -0,346 1,947

    6 764530 -0,800 -0,263 -0,068 -0,481 2,179

    7 756328 -0,950 -0,325 -0,091 -0,615 2,420

    8 740762 -1,100 -0,410 -0,128 -0,731 2,696

    9 708445 -1,078 -0,547 -0,218 -0,581 2,896

    10 702930 -1,228 -0,638 -0,257 -0,701 3,184

    11 700838 -1,255 -0,690 -0,286 -0,681 3,292

    12 700832 -1,280 -0,704 -0,290 -0,706 3,338

    13 700832 -1,256 -0,692 -0,288 -0,680 3,298

    14 700828 -1,279 -0,703 -0,290 -0,705 3,336

    15 700828 -1,258 -0,693 -0,288 -0,682 3,300

    16 700825 -1,278 -0,703 -0,290 -0,704 3,335

    17 700825 -1,259 -0,693 -0,288 -0,683 3,302

    18 700822 -1,277 -0,702 -0,290 -0,703 3,333

    19 700822 -1,259 -0,694 -0,288 -0,684 3,303

    20 700819 -1,277 -0,702 -0,290 -0,702 3,332

    21 700817 -1,261 -0,695 -0,289 -0,686 3,307

    22 700815 -1,275 -0,701 -0,290 -0,700 3,329

    23 700814 -1,263 -0,695 -0,289 -0,687 3,309

    24 700813 -1,274 -0,701 -0,290 -0,699 3,327

    25 700812 -1,264 -0,696 -0,289 -0,688 3,311

    ** Convergence criterion not met after 25 iterations **

  • Final Estimates of Parameters

    Type Coef SE Coef T P

    AR 1 -1,2639 0,1903 -6,64 0,000

    AR 2 -0,6958 0,1231 -5,65 0,000

    AR 3 -0,2889 0,0592 -4,88 0,000

    MA 1 -0,6883 0,1944 -3,54 0,000

    Constant 3,311 4,767 0,69 0,488

    Differencing: 1 regular difference

    Number of observations: Original series 300, after differencing 299

    Residuals: SS = 700751 (backforecasts excluded)

    MS = 2384 DF = 294

    o Uji Estimasi Parameter

    Hasil output di atas terlihat bahwa :

    Hipotesis (Parameter AR dan MA tidak cukup signifikan dalam model)

    (Parameter AR dan MA cukup signifikan dalam model)

    Statistik Uji

    ( )

    Daerah penolakan

    Tolak jika || = banyaknya parameter ( ) atau

    dengan menggunakan nilai-p (p-value), yakni tolak jika nilai-p < (0,05)

    a. Nilai koefisien AR(1) sebesar -1,2639, nilai statistik t-nya sudah signifikan karena

    | | berarti tolak , atau menguji dengan nilai probabilitas yang mendekati

    nol atau lebih kecil dari = 0.05.

    b. Nilai koefisien AR(2) sebesar -0.6958, nilai statistik t-nya sudah signifikan karena

    | | berarti tolak , atau menguji dengan nilai probabilitas yang mendekati

    nol atau lebih kecil dari = 0.05.

    c. Nilai koefisien AR(3) sebesar -0.2889, nilai statistik t-nya sudah signifikan karena

    | | berarti tolak , atau menguji dengan nilai probabilitas yang mendekati

    nol atau lebih kecil dari = 0.05.

    d. Nilai koefisien MA(1) sebesar -0.6883, nilai statistik t-nya sudah signifikan karena

    | | berarti tolak , atau menguji dengan nilai probabilitas yang mendekati

    nol atau lebih kecil dari = 0.05.

  • Berdasarkan analisa di atas diketahui parameter AR(1), AR(2), AR(3) dan parameter MA(1)

    adalah signifikan dalam model. Maka model ARIMA (3,1,1) layak untuk digunakan pada model

    yang mungkin.

    o Uji White Noise

    Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

    Lag 12 24 36 48

    Chi-Square 25,5 36,4 43,3 51,2

    DF 7 19 31 43

    P-Value 0,001 0,009 0,070 0,182

    Hasil output terlihat bahwa ;

    Hipotesis

    , j = 0,1,2,...,k

    Statistik Uji: Ljung-Box satistic

    ( )

    Lag (K) Df (K-m) Statistik Ljung-Box( ) p-value

    12 12 5 = 7 25,5 14,0671 0,001

    24 24 5 = 19 36,4 30,1435 0,009

    36 36 5 = 31 43,3 44,9853 0,070

    48 48 5 = 43 51,2 59,3035 0,182

    Pada uji Ljung Box p-value untuk time lag 12 dimana ,07, dan

    time lag 24 , yang artinya tolak , berarti ada korelasi antara sisa

    pada lag t sampai pada lag 12 dan lag 24, atau bisa dilihat dari nilai p-value dimana p-value lag

    12 dan lag 24 memiliki p-value adalah lebih kecil dari = 0.05 sedangkan time lag 36 dimana

    , dan time lag 48

    , yang artinya terima

    , berarti tidak ada korelasi antara sisa pada lag t sampai pada lag 36 dan lag 48, atau bisa

    dilihat dari nilai untuk p-value untuk p-value time lag 36 dan time lag 48 adalah lebih besar dari

    = 0,05. Karena p-value untuk time lag 36 dan time lag 48 lebih besar dari = 0,05 dapat

    disimpulkan bahwa sisaan memenuhi syarat white noise yaitu sisaannya saling bebas satu sama

    lain walaupun time lag 12 dan time lag 24 lebih kecil dari = 0,05. karena untuk melakukan

  • peramalan harus memenuhi nilai kebaikan dari hasil uji test Ljung-Box, maka model ARIMA

    (3,1,1) untuk dipake acuan pada tahap peramalan.

    Model 5 ARIMA (0,1,1)

    ARIMA Model: Data Estimates at each iteration

    Iteration SSE Parameters

    0 886308 0,100 1,150

    1 797297 0,250 1,079

    2 734569 0,400 1,028

    3 695304 0,550 0,991

    4 686082 0,647 0,977

    5 686081 0,646 0,981

    6 686081 0,646 0,981

    Relative change in each estimate less than 0,0010

    Final Estimates of Parameters

    Type Coef SE Coef T P

    MA 1 0,6459 0,0443 14,59 0,000

    Constant 0,9810 0,9865 0,99 0,321

    Differencing: 1 regular difference

    Number of observations: Original series 300, after differencing 299

    Residuals: SS = 686074 (backforecasts excluded)

    MS = 2310 DF = 297

  • o Uji Estimasi Parameter

    Hasil output di atas terlihat bahwa :

    Hipotesis (Parameter MA tidak cukup signifikan dalam model)

    (Parameter MA cukup signifikan dalam model)

    Statistik Uji

    ( )

    Daerah penolakan

    Tolak jika || = banyaknya parameter ( ) atau

    dengan menggunakan nilai-p (p-value), yakni tolak jika nilai-p < (0,05)

    a. Nilai koefisien MA(1) sebesar 0.6459, nilai statistik t-nya sudah signifikan karena

    | | berarti tolak , atau menguji dengan nilai probabilitas yang mendekati

    nol atau lebih kecil dari = 0.05.

    Berdasarkan analisa di atas diketahui parameter MA(1) adalah signifikan dalam model. Maka

    model ARIMA (0,1,1) layak untuk digunakan pada model yang mungkin.

    o Uji White Noise

    Modified Box-Pierce (Ljung-Box) Chi-Square statistic

    Lag 12 24 36 48

    Chi-Square 17,9 28,3 36,1 44,3

    DF 10 22 34 46

    P-Value 0,056 0,166 0,369 0,543

    Hasil output terlihat bahwa ;

    Hipotesis

    , j = 0,1,2,...,k

    Statistik Uji: Ljung-Box satistic

    ( )

    Lag (K) Df (K-m) Statistik Ljung-Box( ) p-value

    12 12 2 = 7 17,9 14,0671 0,056

    24 24 2 = 22 28,3 33,9245 0,166

    36 36 2 = 34 36,1 48,6024 0,369

    48 48 2 = 46 44,3 62,8296 0,543

  • Pada uji Ljung Box p-value terlihat bahwa nilai p-value untuk time lag 12 dimana

    ,07, time lag 24 dimana

    , time lag 36

    dimana , dan time lag 48 dimana

    yang artinya tolak , berarti ada korelasi antara sisa pada lag t sampai pada lag 12 , lag 24, lag 36

    dan lag 48, atau bisa dilihat dari nilai p-value dimana p-value lag 12, lag 24, lag 36, dan lag 48

    memiliki p-value lebih besar dari = 0,05, dapat disimpulkan bahwa sisaan memenuhi syarat

    white noise yaitu sisaannya saling bebas satu sama lain. karena untuk melakukan peramalan

    harus memenuhi nilai kebaikan dari hasil uji test Ljung-Box. Berdasarkan analisa data diatas

    dapat disimpulkan bahwa model ARIMA (0,1,1) memenuhi asumsi indenpendensi, sehingga

    model ARIMA (0,1,1) layak untuk dipake acuan pada tahap peramalan.

    2.2.2. Uji Residual

    Uji normalitas residu dilakukan untuk mengetahui apakah galat berdistribusi normal atau tidak.

    Pengujian dapat dilakukan dengan analisis grafik normal probability plot. Jika residu berada

    disekitar garis diagonal maka galat berdistribusi normal. Sebaliknya, jika residu tidak

    berdistribusi normal, maka residu akan menyebar.

    Model ARIMA (3,1,0)

    4003002001000-100-200-300

    99,9

    99

    95

    90

    80

    7060504030

    20

    10

    5

    1

    0,1

    RESI(3,1,0)

    Perc

    ent

    Mean 0,005168

    StDev 48,65

    N 299

    KS 0,065

    P-Value

  • Model ARIMA (3,1,1)

    4003002001000-100-200-300

    99,9

    99

    95

    90

    80

    7060504030

    20

    10

    5

    1

    0,1

    RESI(3,1,1)

    Pe

    rce

    nt

    Mean 0,009395

    StDev 48,51

    N 299

    KS 0,055

    P-Value 0,034

    Probability Plot of RESI(3,1,1)Normal

    Model ARIMA (0,1,1)

    4003002001000-100-200-300

    99,9

    99

    95

    90

    80

    7060504030

    20

    10

    5

    1

    0,1

    RESI(0,1,1)

    Pe

    rce

    nt

    Mean -0,008984

    StDev 47,98

    N 299

    KS 0,067

    P-Value

  • 2.3. Pemilihan Model Terbaik

    Setelah melakukan estimasi parameter untuk masing-masing model, maka dapat melakukan

    pemilihan model terbaik dari semua kemungkinan model dengan cara melihat ukuran-ukuran

    standar ketepatan peramalan. Untuk memilih model terbaik, dapat dilakukan dengan

    membandingkan nilai Mean Square Error (MSE). Mean Square Error adalah suatu kriteria

    pemilihan model terbaik berdasarkan pada hasil sisa peramalannya. Semakin kecil nilai Mean

    Square Error yang dihasilkan berarti model yang dipilih semakin baik.

    Model Mean Square

    ARIMA(3,1,0) 2390

    ARIMA(3,1,1) 2384

    ARIMA(0,1,1) 2310

    Dari tabel dapat disimpulkan bahwa model ARIMA (0,1,1) yang mana mempunyai nilai MSE

    terkecil dan pada model ARIMA (0,1,1), terlihat angka p-value untuk koefisien regresi MA (1) =

    (0,000), dimana itu di bawah angka = 0.05. Hal ini menunjukan model (regresi) di atas dapat

    digunakan untuk prediksi serta asumsi-asumsi yang mendukung dari uji Ljung-Box dan uji

    asumsi residual yang bersifat random, dapat dikatakan bahwa model tersebut merupakan

    model terbaik yang akan digunakan untuk peramalan.

    Sehingga secara matematis, model ARIMA(0,1,1) atau model IMA(1) dapat dituliskan dalam

    bentuk sebagai berikut;

    Ket: Data Pengangguran pada pengamatan ke-t

    Sisa pada pengamatan ke-t

    konstanta

    2.4. Peramalan (forecasting)

    Tujuan dalam analisis time series adalah untuk meramalkan nilai masa depan (Wei, 2006: 88).

    Tujuan peramalan adalah untuk menghasilkan ramalan optimum yang tidak memiliki galat atau

    sebisa mungkin galat yang kecil yang mengacu pada Mean Square Deviation (MSD) ramalannya.

    Oleh karena itu, setiap model peramalan pasti mnghasilkan kesalahan. Jika tingkat kesalahan

    yang dihasilkan semakin kecil, maka hasil peramalan akan semakin mendekati tepat. Setelah

  • semua tahap dilakukan dan diperoleh model, maka model ini selanjutnya dapat digunakan untuk

    melakukan peramalan untuk data periode selanjutnya.

    Klik StatTime Series ARIMA select Datamasukkan orde (p,d,q), karena model terbaik

    yaitu(0,1,1)aktifkan includde constant lalu klik forecast, lalu kolom lead sesuai yang ingin

    kita ramalkankemudian isi kolom origin sesuai banyaknya data (300) OK, maka akan tampil

    seperti berikut

    Forecasts from period 300

    95% Limits

    Period Forecast Lower Upper Actual

    301 666,605 572,383 760,827

    302 667,586 567,632 767,540

    303 668,567 563,192 773,941

    304 669,548 559,018 780,078

    305 670,529 555,074 785,984

    306 671,510 551,331 791,688

  • 307 672,491 547,767 797,214

    308 673,472 544,364 802,580

    309 674,453 541,104 807,802

    310 675,434 537,975 812,893

    311 676,415 534,965 817,865

    312 677,396 532,065 822,727

  • BAB III

    PENUTUP

    3.1. Kesimpulan

    Dari proses diatas dengan metode ARIMA pada data Pengangguran Wanita Usia 16 - 19 Tahun

    di Amerika Serikat (Januari 1961 Desember 1985) disimpulkan bahwa;

    1) Model yang optimum untuk meramalkan Pengangguran Wanita Usia 16 - 19 Tahun untuk 1

    tahun kemudian di Amerika Serikat periode(Januari 1986 Desember 1986) adalah

    ARIMA(0,1,1), dimana modelnya;

    2) Tingkat pengangguran yang paling tinggi terjadi pada bulan Desember, sedangkan

    tingkat pengangguran yang paling rendah pada bulan Januari.

    Period Peramalan

    301 666,605

    302 667,586

    303 668,567

    304 669,548

    305 670,529

    306 671,510

    307 672,491

    308 673,472

    309 674,453

    310 675,434

    311 676,415

    312 677,396

  • DAFTAR PUSTAKA

    E.Hanke,John,W. Wichern Dean. 2005. Business Forecasting. Pearson Education,Inc

    Istiqomah. 2006. Aplikasi Model ARIMA Untuk Forecasting Produksi Gula pada PT.

    Perkebunan Nusantara IX (Persero) [Skripsi]. Universitas Negeri Semarang: Semarang.

    Soejoeti, Zanzawi. 1987. Analisis Runtun Waktu. Jakarta: Penerbit Kanunika Universitas

    Terbuka.

    Sukarna , Aswi.2006. Analisis Deret Waktu. Makassar: Andira Publisher.